Kerangka Acuan Program p3 2023
Kerangka Acuan Program p3 2023
TB PARU
UPT PUSKESMAS LENDIWACU
2023
1. PENDAHULUAN
Sejak tahun 1995 program pemberantasan tuberkulosis paru telah dilaksanakan dengan
srategi DOTS (Direcly Observed Treatment, Shortcourse Chemoteraphy) yang direkomendasikan
oleh WHO. Kemudian berkembang seiring dengan pembentukan GERDUNAS-TBC ( Gerakan
Terpadu Nasional), maka pemberantasan penyakit tuberkulosis paru berubah menjadi program
penanggulangan tuberkulosis (TB). Penanggulangan dengan strategi DOTS dapat memberikan
angka kesembuhan yang tinggi. Rangk Dunia menyatakan strategi DOTS merupakan strategi
yang paling cost-effectiv.
Cara penularan :
Pada waktu bersin
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahag berada dalam waktu
yang lama.
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahag selama 2-3 minggu atau lebih.
Dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahag bercampur darah, batuk darah, sesak
napas, badan lemas, nafsu makan menurun, BB menurun, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisisk, demam meriang > 1 bulan.
2. LATAR BELAKANG
Penanggulanagan TB di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda
namun terbatas pada kelompok tertentu, setelah perang kemerdekaan TB 1969
penanggulangan dilakukan secara nasional melalui puskesmas dengan penyediaan obat gratis.
Pada tahun 1994, Indonesia telah melakukan uji coba implementasi Strategi DOTS dengan
demostrasi area di Propinsi Jambi (Kabupaten Bunga Tebo) dan Jawa Timur ( Kabupaten
Siduarjo). Hasil uji coba lapangan ini memberikan angka kesembuhan yang tinggi lebih dari 85%.
Angka kesembuhan ini sangat Tinggi, obat penting untuk memutuskan mata rantai penularan
dan mencegah resistensi atau obat ganda atau Multi Drug Resistance (MDR) yang merupakan
ancaman berat bagi Masyarakat Indonesia.
Tuberkulosis merupakan maslah yang sangat kompleks terutama di Negara yang sedang
berkembang. Morbiditas anak merupakan parameter dari berhasil atau tidaknya pemberantasan
tuberkulosis disuatu daerah ataupun satu Negara secara klinik menyatakan diagnosis anak
karena gabaran klinik radiologi tidak khas tidak khas terutama dalam stadium dini.
3. TUJUAN
Tujuan Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit TBC
Dengan memutuskan mata rantai penularan, penyakit TBC tidak lagi merupakan masalah
kesehatan kesehatan masyarakat.
Tujuan Khusus :
Tercapainya angka kesembuhan miniman 85% dari semua kasus penderita positif BTA yang
ditemukan
Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua kasus penderita BTA positif yang
ditemukan.
Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga tahun 2005 dapat
mencapai 70% dari perkiraan semua penderita baru BTA positif.
5. SASARAN
Seluruh masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Lendiwacu
6. PENCAPAIAN LAPORAN
Setia Pasien TB harus di catat di Formulir TB , Regiter POLI (DOTS dan Umum), UGD, RRI,
Farmasi dan Laboratorium. Seluruh laporan di rekap setiap bulan baik dalam bentuk fisik
( Dokumen Laporan Bulanan) dan Laporan Elektronik yaitu Aplikasi SITB (Sistem Informasi
Tuberkulosis).
7. EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi Kegiatan dilalkukan setiap bulan dengan patokan target yang talah ditetapakan melalui
kegiatan Minilok dan Rapat Evaluasi Akir Tahun Puskesmas Lendiwacu.