Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SUSUNAN NEGARA
Dosen Pengampu Mata Kuliah ilmu negara Iskandar sukmana, S.H, M,h

Nama Kelompok:
M.aldi Alfiansyah (D1A022612)
Rizka Maulidina lestari (D1A022570)
Rofih Arif Widadi (D1A022572)
Rosi Fathul Hambali (D1A022573)
Sandy Rizki Hendrianto (D1A022578)
Syach Deedat (D1A022588)
Yogi Surya Wardani (D1A022603)
Zahira Salsabila (D1A022607)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh…
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami karunianya berupa nikmat
kesehatan sehingga penulis dan teman-teman yang ikut serta dalam menyelesaikan makalah
yang berjudul “Susunan Negara" ini dapat selesai pada waktunya. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Ibu dosen yaitu Iskandar sukmana, s.h, m,h selaku dosen pengampu mata
kuliah susunan negara yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami dapat
menambah wawasan, kemandirian, serta kerja sama dalam tim.
Semoga pembuatan makalah sederhana ini bisa bermanfaat bagi pembaca atau teman-
teman sekalian dan khususnya kepada kami selaku pembuat makalah ini, saya juga sebagai
penulis sangat berterima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dan mendukung
pembuatan makalah ini sehingga pembuatan makah ini berjalan dengan baik.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantua banyak pihak
dengan memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga terselesaikannya makalah ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan masih kurangnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dan bahkan kritik dari
teman-teman dan Ibu dosen yang membangun serta mendukung demi kesempurnaan makalah
ini dan agar kami lebih semangat dalam pembuatan makalah ini, mencaritahu kembali materi-
materi yang kurang dalam makalah ini, dan menambah pengalaman kami dalam membuat
makalah.
Apabila banyak kesalahan kata dan penulisan dalam makalah ini kami mohon maaf
sebesar-besarnya dan mohon dimaklumi. Sekian kata pengantar dari saya (penulis) dan
terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullai wanbarakatuh…
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan.............................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bentuk negara diklasifikasikan menjadi dua yaitu negara kesatuan (unitary state,
eenheidsstaat) dan negara serikat (federal, bonds-staat).1Sejarah mencatat berdasarkan
perjuangan yang panjang untuk melahirkan negara Indonesia, merupakan suatu proses
pengorbanan dari seluruh elemen bangsa yang bersatu dan memiliki rasa nasionalisme tinggi
untuk menentang, mengakhiri penjajahan kolonialisme, dan imperealisme. Bangsa ini terlahir
dari perbedaan dan perdebatan yang panjang dari para pendiri, namun menghasilkan
kesepakatan untuk merdeka dan mendirikan negara Indonesia. Kemerdekaan Indonesia pada
tahun 1945 yang menghasilkan kesepakatan menjadi Negara Kesatuan nyatanya tidak mudah,
pemerintah kolonial kembali mengganggu dengan merubah bentuk negara menjadi Negara
Republik Indonesia Serikat pada tahun 1949.Diketahui Negara Republik Indonesia Serikat
berdiri dari 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950 yang merupakan hasil Konferensi
Meja Bundar (KMB) di Deen Haag yang terdiri dari : Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara
Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan, dan Sembilan satuan kenegaraan yaitu : Jawa
Tengah, Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat, Dayak Besar, Daerah Banjar, Kalimantan
Tenggara, dan Kalimantan Timur.

Berdirinya Negara Republik Indonesia Serikat merupakan cara Belanda untuk


menunjukan kepada dunia bahwa negara Indonesia sudah runtuh, namun faktanya berhubung
pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat bukan merupakan kehendak seluruh bangsa
Indonesia pada akhirnya para pendiri bangsa bersepakat untuk kembali, dengan cara
membubarkan Negara Republik Indonesia Serikat dan kembali ke Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang dan berkedudukan di Yogyakarta sebagai Ibukota.2 Bubarnya Negara
Republik Indonesia Serikat dan kembali pada bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) ini didasari atas pertimbangan bahwa negara kesatuan adalah bentuk negara yang
paling representatif dan dipandang paling terbaik untuk mewadahi persatuan bangsa yang
begitu majemuk.

Negara Indonesia sebagai negara yang berdaulat tentu memiliki suatukonstitusi, dalam
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (1) menyatakanbahwa “Negara Indonesia ialah
Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”,sebagai negara kesatuan dan memiliki konstitusi
yang jelas tentu kewajibannegara adalah memperkuat bentuk negara, cara memperkuat bentuk
negara tersebut dinyatakan pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 37 ayat (5)
bahwa“Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapatdilakukan
perubahan”. Hal ini jelas dimaksudkan untuk mengaktualisasikan tujuan nasional yang
tertuang pada pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejateraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Negara kesatuan (unitary state) memiliki dua sistem yaitu: sistem sentralisasi
(unitary state by centralization) dan sistem desentralisasi (unitary state by decentralization).
Dijelaskan untuk negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, semua urusan pemerintahan
menjadi kewenangan pemerintah pusat dan dilaksanakan sendiri oleh pemerintah pusat. Pada
negara kesatuan dengan sistem desentralisasi diketahui sebagian urusan pemerintah yang
bersifat tidak pokok diserahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah otonom,
serta urusan pemerintahan yang bersifat pokok tetap menjadi wewenang pemerintah pusat.

BAB II
PEMBAHASAN
Maksud pembicaraan mengenai SUSUNAN NEGARA ini ialah akan membicarakan
bentuk-bentuk negara ditinjau dari segi susunannya. Negara,apabila ditinjau dari segi
susunannya akan menghasilkan dua kemungkinan bentuk susunan negara yaitu:
1. Negara yang bersusunan tunggal, yang di sebut negara kesatuan.
2. Negara yang bersusunan jamak, yang disebut negara federasi.

Negara kesatuan
Bentuk negara berdasarkan susunannya dapat dibedakan menjadi negara federasi, konfederasi,
dan negara kesatuan. Contoh negara yang berbentuk kesatuan adalah Indonesia, Filipina,
Thailand, dan Jepang. Lantas, apa pengertian negara kesatuan dan bagaimana ciri-cirinya?
Negara kesatuan disebut juga sebagai negara tunggal. Singkatnya, tak ada negara dalam
negara. Hal itu berkebalikan dengan negara federasi yang di dalamnya terdiri atas beberapa
negara bagian, atau konfederasi yang merupakan gabungan beberapa negara berdaulat.Dalam
negara kesatuan, kekuasaan tertinggi dipegang oleh pemerintah pusat. Akan tetapi, terkait
pembagian wewenang, ada dua jenis sistem yang digunakan: sentralisasi dan
desentralisasi.Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi melimpahkan semua urusan negara
untuk diatur dan dikendalikan pemerintah pusat. Adapun pemerintah daerah hanya
menjalankan wewenang dari pemerintah pusat.Sebaliknya, dalam negara kesatuan yang
menganut sistem desentralisasi, pemerintah pusat memberikan wewenang pada pemerintah
daerah untuk mengatur urusan daerahnya sendiri, atau lebih dikenal dengan otonomi
daerah.Kendati pembagian sistem wewenang antara sentralisasi dan desentralisasi berbeda,
kekuasan tertinggi dalam negara kesatuan tetap dipegang oleh pemerintah pusat.
Ciri-ciri Negara Kesatuan
Seperti dijelaskan dalam buku Maju dalam Keragaman (2020) yang ditulis Abdurrakhim
Abubakar dan Euis Laelasari, ciri-ciri negara kesatuan antara lain sebagai berikut:
1. Kekuasaan tertinggi berada di tangan pemerintah pusat.
2. Konstitusi atau undang-undang dasar yang berlaku di negara hanya satu.
3. Tidak ada istilah negara bagian.
4. Hanya ada satu kebijakan yang menyangkut persoalan politik, ekonomi, sosial budaya,
serta pertahanan dan keamanan.
Contoh Negara Kesatuan
Contoh negara yang berbentuk kesatuan adalah Indonesia, Filipina, Thailand, Jepang, dan lain
sebagainya.Indonesia menerapkan bentuk negara kesatuan sejak proklamasi kemerdekaan
pada 1945. Hal ini bisa dilihat pada pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945, di antaranya
sebagai berikut:
Pasal 1 ayat 1: “Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk republik”
Pasal 18 ayat 1: ”Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah itu dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.”Hingga kini, produk
hukum tersebut jadi landasan NKRI dalam menggunakan bentuk negara kesatuan. Indonesia
terdiri atas daerah-daerah provinsi, kemudian dibagi lagi menjadi daerah kabupaten atau kota.
Negara federasi
Negara federasi merupakan Negara yang didalamnya terdapat Negara Negara bagian, Bisa
dikatakan Negara federasi adalah Negara yang tersusun dari negara yang berdiri sendiri
dengan mengadakan ikatan yang efektif, sehingga terbentuk negara baru.Untuk mencapai
pemerintahan yang seimbang, Negara federasi harus mempunyai satu asas utama. Menurut
Seto Cahyono dalam jurnal pusat pengkajian hukum dan pembangunan ( 1998 ) menyatakan
bahwa asas itu asas federasi.Menurut Cahyono, asas federasi adalah keseimbangan kekuasaan
yang memosisikan pemerintah pusat dan pemerintah Negara bagian dalam susunan tertentu.
Keduanya memiliki derajat yang sama dan masing -- masing memiliki kebebasan untuk
mengatur sendiri.Asas itu juga mewujudkan dalam system utama federasi, yaitu desentralisasi
atau pembagian kekuasaan. Jadi bisa dikatakan Negara bagian memiliki kewenangan untuk
membuat regulasinya sendiri asalkan tidak bertentangan dengan konstitusi federal.
Ciri -- Ciri Negara federasi
Negara federasi mempunyai bebebrapa ciri ciri, dikutip dari pendidikan pancasila dan
kewaranegaran (2020) yang ditulis oleh Waryanto dan Heri Prasetya :Di Negara federasi,
kepala Negara yang berada di pusat dipilih langsung oleh rakyat yang dilakukan melalui
pemilihan umum ( pemilu )Setiap Negara bagian memiliki daerah otonom terhadap daerahnya
sendiri. Kendati demikian, mereka tidak memiliki kedaulatan sebab kedaulatan negara
federasi dipegang oleh kepala negaranya.Setiap Negara bagian berhak mengatur UU masing
masing, naun UU tersebut harus sejalan dan tidak terbentur dengan Negara pusat.
1. Perbedaan antara Negara Serikat dengan Perserikatan Negara menurut George
Jellinek
George Jellinek mengemukakan kesimpulan bahwa negara itu pada hakikatnya adalah
merupakan suatu organisme yang memiliki kehendak dan kemudian bentuk konkretnya
menjelma sebagai undang-undang atau produk hukum. Kriteria pembedanya menurut Jellinek
dilihat dari segi ada pada siapakah letak kedaulatan itu? Dan akhirnya beliau membedakan
seperti ini:
 Negara Serikat
 Kedaulatan ada di tangan pemerintah federal
 Federal
 Perserikatan Negara
 Kedaulatan masih tetap ada di negara-negara bagian
 Konfederasi
Jadi seakan-akan sudah jelas,tinggal melihat dimanakah letak kedaulatan itu,ada pada negara
federalnya atau ada pada negara-negara bagian. Namun Kranenburg berkeberatan menerima
pendapat Jellinek. Ia pun menjelaskan kelemahan pendapat Jellinek adalah:
a. Hanya menitikberatkan kepada kedaulatan saja,padahal belum ada kesatuan pendapat
mengenai itu
b. Tiap zaman pengertian kedaulatan senantiasa berubah
Didalam sejarah ketatanegaraan pengertian kedaulatan atau souvereiniteit telah mengalami 3
fase,demikian menurut Mac Iver dalam bukunya The Web of Government:
 Comparative ➡️zaman feodal,abad-abad pertengahan
 Absolute ➡️zaman raja-raja yang memiliki kekuasaan absolut
 Relative ➡️bzaman modern,kedaulatan suatu negara relative apabila dihadapkan
dengan kedaulatan negara-negara lain dalam dunia mancanegara
4. Perbedaan Negara serikat dengan Perserikatan Negara menurut Kranenburg
Menurut Kranenburg pembedanya terletak pada persoalan :dapat atau tidaknya pemerintah
federal atau pemerintah gabungan itu menetapkan peraturan hukum yang langsung mengikat
atau berlaku terhadap warga negara dari negara-negara bagian.

 Negara Serikat

 Bila peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah federal dapat secara langsung mengikat
warga negara dari negara bagian.

 Federal

 Perserikatan Negara

 Bila untuk berlakunya peraturan pemerintah federal,pemerintah negara bagian perlu lebih
dulu melakukan tindakan,misalnya: membuat peraturan .

 Konfederasi
Demikianlah menurut pendapat saya (Soehino,Red.) terhadap pendapat Jellinek dan
Kranenburg tentang perbedaan antara negara serikat dengan Perserikatan negara-negara. Dari
jenis-jenis negara tersebut diatas ada yang perlu mendapatkan perhatian perihal negara
kesatuan yang didesentralisir dengan negara federasi yang dimana terdapat persamaan
maupun perbedaannya.Persamaannya antara lain:

 Pembagian wilayah,hanya saja istilahnya yang berbeda. Contohnya didalam negara


kesatuan itu yang didesentralisir namanya "daerah" entah daerah tingkat I
(Provinsi),daerah tingkat II (Kabupaten/Kota),daerah tingkat III (Distrik
/Kecamatan),dst.Sedangkan pada negara serikat daerah - daerah itu namanya negara-
negara,contohnya Negara Bagian San Fransisco,Wilayah Persekutuan Negeri
Sembilan,dsb.
 Adanya 2 macam pemerintah pada dua kedua jenis negara tersebut.Contohnya kalau
pada negara kesatuan ada pemerintah pusat dan daerah,sedangkan pada negara
serikat,pemerintah negara federal dan pemerintah negara bagian.
Dan sungguh pun memiliki 2 persamaan,kedua jenis negara ini sudha barang tentu memiliki
banyak perbedaan yang berarti perihal hukum positifnya yaitu:

 Wewenang mengadakan membuat Undang-Undang Dasar

 Sistem pembagian kekuasaan di dalam Undang-Undang Dasar

 Tentang asal kekuatan asli

 Tentang Kedaulatan.
5. Perserikatan Bangsa-bangsa
Liga Bangsa-bangsa dulu, dan Perserikatan Bangsa-bangsa sekarang pun merupakan
subyek hukum, sepertinya negara, daripada hukum antar bangsa-bangsa. Perserikatan Bangsa-
bangsa yang ada di New York itn sesungguhnya bukanlah merupakan suatu negara, bukan
pula merupakan perserikatan negara, melainkan adalah merupakan suatu organisasi interna
sional, organisasi antar bangsa-bangsa di mana tergabung negara-negara. Organisasi ini
dikatakan berdasarkan atas: The principle of the souvereign equality of all its members, dan
atas cooperatif.
Masalahnya yang sering timbul ialah, bagaimanakah sifat hukumnya daripada
Perserikatan Bangsa-bangsa tersebut. Dalam hubungan ini, Sir John Fisher Williams, dalam
suatu ceramahnya di depan Internasional Law Association, dengan judul : The Status of the
League of Nations in Interna tional Law, antara lain menyatakan bahwa apabila masalah sifat
hukum daripada Perserikatan Bangsa-bangsa itu dikemukakan, secara tidak salah puls, maka
disambutlah kita dengan suara banyak yang serupa, dari pelbagai pihak yang berkuasa, yang
secara dulu mendahului menyatakan hal-hal ten tang "ketidakan": organisasi itu.
Perserikatan, bukanlah merupakan negara, bukan pula merupaka negara besar.
Pernyataan ini adalah betul, akan tetapi hal ini hanya merupakan penyangkalan belaka.
Komentator Inggris yang resmi telah menyatakan tentang "perserikatan" itu sebagai: a living
organism. Pernya taan ini betul pula, dan dari pernyataan ini dapatlah disimpulkan bahwa
organisasi itu, yaitu Perserikatan Bangsa-bangsa, mempunyai badan, men jadi pendukung
hak-hak dan kewajiban, dan pula mempunyai kekayaan."
Memang demikianlah keadaannya, bahwa Perserikatan Bangsa-bangsa itu mempunyai
pengurus, yang disebut dewan; rapat, yang terdiri atas utusan-utusan anggauta-anggautanya;
pegawai-pegawai sendiri; kantor; sekretariat; dan alat-alat perlengkapannya tidak dapat
diganggu-gugat seper tinya para diplomat. Semuanya itu disebutkan dengan tegas di dalam
Piagamnya. Piagam daripada Perserikatan Bangsa-bangsa tersebut lahir pada masa perang
dunia kedua tanggal 26 Juni 1945, dalam suatu konperensi internasional di San Fransisco.
Dan dalam piagain itu pulalah ditetapkan sebagai badan-badan utama daripada Perserikatan
Bangsa-bangsa ini adalah:
1) General Assembly, atau Majelis Umum. Ini terdiri daripada wakil-waki negara anggauta,
dan dalam majelis ini setiap negara anggauta me punyai satu suara.
2) Security Council, atau Dewan Kesmanan. Ini terdiri daripada lima ang
3) gauta letap, yang masing-masing mempunyai hak veto, yaitu Amerita Serikat, Inggris,
Perancis, Unie Soviet, dan Tiongkok Nasionalis. Economic and Social Council, atau
Dewan Ekonomi dan Sosial. Ini terdiri daripada 18 anggauta yang dipilih oleh majelis
umum, untuk jangka waktu 3 tahun, adapun tugasnya ialah, mengkoordinir aktivitas-
aktivitas badan-badan khusus untuk memajukan pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi, sosial, kesejahteraan umurh, dan mengawasi pelaksanaan hak
4) hak azasi serta kebebasan fundamentil mamusia. Trusteeship Council, atau Dewan
Perwakilan. Ini anggautanya terdiri daripada negara-negara besar, dan mengurus daerah-
daerah perwakilan.
5) International Court of Justice, atau Mahkamah Internasional. Mahkamah ini
berkedudukan di Den Haag, Nederland, yang anggauta anggautanya dipilih oleh Majelis
Umum dan Dewan Keamanan.
Secretariat, atau Sekretariat. Sekretariat ini dikepalai oleh seorang Sekretaris Jenderal,
yang diangkat oleh Majelis Umum atas usul Dewan Keamanan. Dalam menjalankan tugasnya
Sekretaris Jenderal tadi diban tu oleh suatu staf. Sekretariat ini berfungsi sebagai international
civil ser vice, sebagai pamong praja internasional.
Dalam pasal 1 dari Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa disebutkan ten tang maksud dan
tujuan daripada organisasi itu sendiri, yang mana hal itulah yang sesungguhnya mendorong
untuk berdirinya Perserikatan Bangsa bangsa. Tujuan tersebut adalah:
1) Membebaskan manusia dari ancaman perang. Jadi memelihara perdamai an dan
keamanan internasional, dan mengadakan perhubungan per sahabatan antar bangsa-
bangsa.
2) Mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap hak asasi manusia, martabat dan harga
diri manusia, hak yang sama antara laki-laki dan perempuan, serta antara negara-negara
besar dan kecil.
3) Menetapkan syarat-syarat dengan mana dapat dipertahankan hak-hak serta ditaatinya
kewajiban-kewajiban yang timbul dari traktat-traktat serta dari sumber-sumber lain dari
hukum antar bangsa-bangsa.
4) Mendorong kemajuan-kemajuan sosial dan tingkat hidup ke arah yang lebih tinggi di
alam kebebasan yang lebih besar.
Negara-negara yang mengadakan perjanjian serta melahirkan plagam tersebut, disebut
original members. Dengan piagam itulah para origina members itu secara suka rela menerima
kewajiban-kewajiban mereka sebaga anggauta, dan dalam piagam itu pulalah ditentukan
bahwa : membership i open to all other peace loving which accept the obligations contains in
the chapter, and in the judgment of the organisation, are able and willing to carry out these
obligations (pasal 4). Ketentuan ini sebenarnya mempunyai arti yang penting. Dia menjamin
dengan kalimatnya yang terakhir itu, sampai pada suatu tingkat tertentu, akan ada
homogenitet dalam organisasi bangsa-bangsa ini. Permohonan untuk menjadi anggauta
diputuskan oleh general assembly, sidang umum atau majelis umum, atas usul dari Security
Council, Dewan Keamanan. Jadi penerimaan itu berdasarkann atas persetujuan organisasi ini,
karenanya ini adalah merupakan suatu perbuatan hukum.
Pada Dewan Keamanan dibebankan tanggung-jawab untuk menjaga dan
mempertahankan perdamaian dan keamanan. Anggauta-anggautanya ada sebelas, masing-
masing dan satu suara. Lima dari anggauta-anggauta ini adalah angauta-anggauta tetap.
Seperti tadi telah disebutkan ialah: Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Unie Soviet, dan
Tiongkok Nasionalis. Anggauta anggauta yang lain berganti-ganti setiap dua tahun, dan ini
dipilih oleh General Assembly dengan dua pertiga suara. Dan untuk putusan-putusan Dewan
Keamanan diperlukan tujuh suara, dan diantaranya itu haruslah ada suara dari anggauta-
anggauta tetap semuanya. Jadi dengan demikian tiap tiap anggauta tetap ini mempunyai hak
veto.
Sidang umum, harus diadakan sekurang-kurangnya satu kali setahun. Dan yang dapat
diselesaikannya adalah segala masalah yang termasuk bidang piagam. Dan dapat pula
menentukan pula usul. Tetapi Sidang Umum tidak dapat membicarakan masalah-masalah
yang secara essensiel adalah ter masuk dalam yurisdiksi dalam negeri dari suatu negara
anggauta. Sidang Umum terbagi atas enam komisi, yaitu:
1) Komisi politik dan keamanan.
2) Komisi ekonomi dan keuangan.
3) Komisi sosial, dan kulturil.
4) Komisi trustee..
5) Komisi administrasi dan anggaran.
6) Komisi masalah-masalah hukum.
Adapun azas yang dianut oleh Perserikatan Bangsa-bangsa sebagai mana tercantum
dalam pasal 1 dari Piagamnya ialah bahwa :
1. Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan atas dasar kedaulatan yang sederajad dari semua
anggauta.
2. Semua anggauta harus melaksanakan dengan etikad baik semua kewajiban-kewajiban
yang telah disetujui sesuai dengan ketentuan Piagam.
3. Sengketa-sengketa internasional akan diselesaikan dengan cara-cara damai sedemikian
rupa sehingga perdamaian, keamanan dan keadilan in ternasional tidak terganggu.
4. Segenap anggauta tidak akan mengancam atau menggunakan kekerasan terhadap
keutuhan territorial atau kemerdekaan setiap negara, atau dengan cara lainnya yang tidak
sesuai dengan Piagam.
5. Segenap anggauta harus membantu Perserikatan Bangsa-bangsa dalam tindakan yang
dilakukan berdasarkan ketentuan Piagam. Dan tidak akan membantu negara mana
melawan siapa
6. Perserikatan Bangsa-bangsa harus menjamin agar negara-negara yang bukan anggauta
Perserikatan Bangsa-bangsa bertindak sesuai dengan azas-azas yang ditetapkan oleh
Perserikatan Bangsa-bangsa.
7. Perserikatan Bangsa-bangsa tidak akan mengadakan campur tangan dalam masalah-
masalah dalam negeri dari setiap negara atau mengharuskan penyelesaian masalah itu
menurut ketentuan-ketentuan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa.
Dilihat dari sejarah dan kegiatannya, PBB lebih baik dan lebih maju dari Liga
Bangsa-Bangsa sebelumnya, terutama dalam memecahkan masalah internasional. Jadi
mungkin benar jika organisasi internasional ini sudah ada sebelum pecahnya Perang
Dunia Pertama, maka Perang
Dunia Pertama tidak akan terjadi. Semoga demikian pula dalam menghadapi
situasi internasional saat ini, agar Perang Dunia Ketiga dapat dihindari. Semoga!

Anda mungkin juga menyukai