Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN OTOF

KELUARGA Tn. K DI RW XVI KELURAHAN


MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

15 JULI- 09 AGUSTUS 2019

Disusun Oleh:
Khanif Anisa Rahmah/P27228015091/Okupasi Terapi
Cindy Ayu V/P27229016015/Terapi Wicara

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan KKN OTOF-CIPIPEC
(One Team Student One Family Community Internship Program Inter Professional
Education and Collaboration) di RW 16 Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota
Surakarta tanggal 15 Juli s.d. 09 Agustus 2019.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapat bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Satino, S.KM., M.ScN, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Surakarta.
2. Keluarga Tn. K yang telah bersedia untuk menjadi keluarga binaan dan memberikan
informasi yang penulis butuhkan.
3. Seluruh masyarakat Mojosongo umumnya dan masyarakat RW 16 khususnya yang
telah membantu dan memberikan dukungan dalam pelaksanaan proses KKN OTOF-
CIPIPEC Poltekkes Kemenkes Surakarta.
4. Sugiyarto, SST., M.Kes., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya laporan ini.
5. Nurul Fithriati Haritsah, Ftr. M.Kes., selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan
nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya laporan ini.
6. Andreany Kusumowardani, MCEP., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya laporan ini.
7. Anisyah Dewi Syah Fitri, Amd.TW., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan
nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya laporan ini.
8. Pradea Indah L, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya laporan ini.
9. Teman - teman satu angkatan dan teman – teman kelompok 15 KKN OTOF
CIPIPEC RW 16 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

iii
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu
saran maupun kritik yang membangun sangat diharapkan demi kemampuan laporan
OTOF ini.
Semoga laporan OTOF ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri
dalam menambah pengetahuan, pengalaman, serta wawasan.
.

Surakarta, Agustus 2019

Khanif Anisa Rahmah

iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ..... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................. ............................ v
DAFTAR TABEL.................................................................. ................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan Kegiatan............................................................................. 2
C. Manfaat Kegiatan .......................................................................... 2
D. Gambaran Review Literatur ......................................................... 3
BAB II DESKRIPSI KASUS
A. Data Demografi Keluarga ............................................................. 11
B. Gambaran Kasus ........................................................................... 12
C. Riwayat Masalah Keluarga ........................................................... 12
D. Persepsi Klien Tentang Masalah .................................................. 12
E. Perumusan Masalah ....................................................................... 12
F. Prioritas Masalah.............................................. ............................. 13
BAB III RENCANA TINDAKAN DAN IMPLEMENTASI.................. 14
BAB IV PEMBAHASAN............................................................... .......... 17
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 19
B. Saran .............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Susunan Anggota Keluarga....................................................... 11


Tabel 2.2 Hasil Pemeriksaan Fisik............................................................ 12
Tabel 3. 1 Rencana Tindakan.................................................................... 14
Tabel 3. 2 Implementasi............................................................................ 15

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1................................................................................................. 9

Gambar1.2.................................................................................................. 10

Gambar 1.3................................................................................................. 10

vii
LAPORAN KEGIATAN ONE TEAM ONE FAMILY (OTOF)
DI KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES
KOTA SURAKARTA

ABSTRAK

Khanif Anisa Rahmah 1). Cindy Ayu 2)


Poltekkes Kemenkes Surakarta 2019

Kata kunci: OTOF-CIPIPEC, Intervensi, Penyuluhan Kesehatan

Pendahuluan: Hipertensi termasuk dalam masalah global yang melanda dunia baik di
negara maju maupun berkembang. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas
normal. Penyakit ini disebabkan gangguan keturunan atau pola hidup. Tujuan:
Memberikan gambaran tentang pelaksanaan metode OTOF pada keluarga Tn. K dengan
anggota keluarga yang memiliki Hipertensi yaitu Ny.S di Dusun Malabar RT 04/ RW
16, Mojosongo, Jebres, Surakarta. Metode: Pengumpulan data melalui Survey Mawas
diri (SMD) dengan cara memilih satu keluarga sebagai KK binaan. Hasil: Ditemukan
permasalahan pada keluarga Tn.K dimana keluarga belum mampu mengambil
keputusan yang tepat dalam merawat anggota keluarga dengan Hipertensi. Tindakan
yang telah dilakukan adalah dengan penyuluhan kesehatan, memberikan edukasi dan
mengajarkan Energy Conservation dan Work Simplification. Kesimpulan: Dari hasil
kegiatan OTOF selama 3 hari keluarga mampu mengetahui tentang penyakit Hipertensi
dan bagaimana cara merawat anggota keluarga yang memiliki penyakit hipertensi.

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan
pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk
Indonesia. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal,
hipertensi termasuk dalam masalah global yang melanda dunia. Menurut
data WHO (World Health Organization) pada tahun 2012 jumlah kasus
hipertensi ada 839 juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi
pada tahun 2025 dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total
penduduk dunia (WHO, 2012).
Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2013, kasus tertinggi
penyakit tidak menular di Jawa Tengah tahun 2013 pada kelompok penyakit
jantung dan pembuluh darah adalah penyakit hipertensi esensial, yaitu
sebanyak 554.771 kasus (67,57%) lebih rendah dibanding tahun 2012
(634.860 kasus/72,13%) (Riskesdes, 2013). Menurut data Dinas Kesehatan
Kota Surakarta tahun 2014 dilaporkan bahwa prevalensi hipertensi kedua
terbanyak adalah di Kecamatan Jebres yaitu sebanyak 22,54%.
Pada umumnya, tekanan darah yang dianggap turun adalah kurang dari
120 mmHg untuk tekanan sistolik dan untuk tekanan darah diastole kurang
dari 80 mmHg (Corwin, 2009). Pelayanan kesehatan pada keluarga
merupakan pelayanan yang menggunakan metode kolaborasi dari berbagai
tenaga kesehatan yaitu dari 8 jurusan yang berada di Poltekkes Kemenkes
Surakarta bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam
sebuah keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan kesehatan.
Misalnya di dusun Malabar RT 04/RW 16, Mojosongo, Jebres, Surakarta
adalah keluarga Tn.K di dalam keluarga ini terdapat masalah kesehatan yaitu
penyakit hipertensi yang diderita Ny.S.
Masalah tersebut perlu ditindaklanjuti dengan One Team One Family dan
dilakukan intervensi Okupasi terapi dengan melakukan kolaborasi dengan

1
2

jurusan Terapi Wicara sesuai dengan kompetensi jurusan masing-masing


agar masalah yang terjadi pada keluarga Tn. K dapat teratasi.

B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Untuk menggambarkan tentang pelaksanaan OTOF keluarga Ny. S
dengan anggota keluarga yang menderita hipertensi yaitu dusun Malabar
RT 04/RW 16, Mojosongo, Jebres, Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik dan melakukan pengkajian keluarga
Ny.S dengan anggota keluarga yang menderita hipertensi.
b. Mendeskripsikan masalah keluarga Ny.S dengan anggota keluarga
yang menderita hipertensi .
c. Merumuskan POA atau merencanakan tindakan kesehatan keluarga
Ny.S dengan anggota keluarga yang menderita hipertensi .
d. Melakukan tindakan kesehatan berbasis OTOF kepada keluarga Ny.S
dengan anggota keluarga yang menderita hipertensi.

C. MANFAAT KEGIATAN
1. Manfaat teoritis
a. Bagi penulis
1) Menambah pengetahuan tentang penanganan pada keluarga
dengan masalah kesehatan kompleks.
2) Menambah pengetahuan mahasiswa dalam penulisan laporan
kasus kelolaan keluarga.
3) Dapat digunakan sebagai acuan atau bahan pertimbangan
pembuatan laporan kasus kelolaan pada keluarga selanjutnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
1.) Mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
pemberian pelayanan kesehatan pada keluarga dengan masalah
kesehatan yang kompleks.
3

2.) Mampu menerapkan ilmu kesehatan yang sudah dipelajari


3.) Meningkatkan keterampilan penulis mengenai penatalaksanaan
pada klien hipertensi.
b. Bagi institusi
1) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelayanan
masalah kesehatan pada keluarga.
2) Membantu menerapkan pelayanan kesehatan pada keluarga.
c. Bagi klien dan keluarga klien
Memberikan informasi kepada keluarga tentang penyakit
yang diderita pasien dan bagaimana cara perawatan dasarnya.

D. GAMBARAN REVIEW LITERATUR


1. Konsep Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah yang bersifat abnormal.
Seseorang dikatakan hipertensi dimana tekanan sistoliknya diatas
140mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Corwin, 2009).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
meningkat melebihi batas normal. Penyebab tekanan darah meningkat
adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi
(tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran
darah darah.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit kelainan
jantung atau pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan
tekanan pembuluh darah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg dan
tekanan darah sama atau diatas 160/95 dinyatakan sebagai hipertensi.
Setiap usia dan jenis kelamin memilki batasan masing – masing :
1) Pada pria usia < 45 tahun, dinyatakan menderita hipertensi bila
tekanan darah waktu berbaring > 130/90 mmHg.
2) Pada pria usia > 45 tahun, dinyatakan hipertensi bila tekan
darahnya > 145/90 mmHg
4

3) Pada wanita tekanan darah > 160/90 mmHg, dinyatakan hipertensi.


b. Klasifikasi Hipertensi
Berikut ini merupakan klasifikasi hipertensi menurut Nurarif (2013):

Tekanan Darah Tekanan Darah


Kategori
Sistolik Diastolik

Normal 120-129 mmHg 80-84 mmHg

Normal-Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg


(Hipertensi Ringan)
Stadium 2 160-179 mmHg 100-109 mmHg
(Hipertensi Sedang)
Stadium 3 180-209 mmHg 110-119 mmHg
( Hipertensi Berat)
Stadium 4 210 mmHg atau 120 mmHg atau
(Hipertensi lebih lebih
Sangat Berat)

c. Etiologi
Menurut Elizabeth J. Corwin (2009), hipertensi berdasarkan
penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi essensial (hipertensi primer)
Yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya, namun data-
data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya krisis hipertensi, faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Faktor keturunan
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
5

b) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan mempengeruhi timbulnya hipertensi adalah
umur, jenis kelamin, dan ras.
c) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang menyebabkan timbulnya hipertensi
ialah mengkonsumsi garam yang tinggi, makan berlebihan,
kegemukan, strees, merokok, minum alkohol, dan obat-
obatan.
2) Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain
atau obat-obatan tertentu yang dapat meningkatkan tekanan
darah. Pada kebanyakan kasus disfungsi renal akibat penyakit
ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab
sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara
langsung maupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau
memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah.
d. Patofisiologis
Pengaturan tekanan arteri meliputi control sistem saraf yang
kompleks dan hormonal yang saling berhubungan satu sama lain
dalam memengaruhi curah jantung dan tahanan vascular perifer. Hal
lain yang ikut dalam pengaturan tekanan darah adalah reflex
baroreseptor dengan mekanisme di bawah ini. Curah jantung
ditentukan oleh volume sekuncup dan frekuensi jantung. Tahanan
perifer ditentukan oleh diameter arteriol. Bila diameternya menurun
(vasokonstriksi), tahanan perifer meningkat. Bila diameternya
meningkat (vasodilatasi), tahanan perifer akan menurun.
Pengaturan primer tekanan arteri dipengaruhi oleh baroreseptor
pada sinus karotikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan impuls
ke pusat saraf simpatis di medulla oblongata. Impuls tersebut akan
menghambat stimulasi sistem saraf simpatis. Bila tekanan arteri
meningkat, maka ujung-ujung baroreseptor akan teregang dan
memberikan respon terhadap penghambatan pusat simpatis, dengan
6

respons terjadinya pusat akselerasi gerak jantung dihambat.


Sebaliknya, hal ini akan menstimulasi pusat penghambat penggerak
jantung yang bermanifestasi pda penurunan curah jantung. Hal lain
dari pengaruh stimulasi baroreseptor adalah dihambatnya pusat
vasomotor sehingga terjadinya vasodilatasi. Gabungan vasodilatasi
dan penurunan curah jantung akan menyebabkan terjadinya penurunan
tekanan darah. Sebaliknya, pada saat tekanan darah turun, maka
respon reaksi cepat untuk melakukan proses homeostasis tekanan
darah supaya berada dalam kisaran normal.
Mekanisme lain mempunyai rekasi jangka panjang dari adanya
peningkatan tekanan darah oleh factor ginjal. Rennin yang dilepaskan
oleh ginjal ketika aliran darah ke ginjal menurun akan mengakibatkan
terbentuknya angiotensin I, yang akan berubah menjadi angiotensin II.
Angiotensin II meningkatkan tekanan darah dengan mengakibatkan
kontraksi langsung arteriol sehingga terjadi peningkatan resistensi
perifer (TPR) yang secara tidak langsung juga merangsang pelepasan
aldosteron, sehingga terjadi retensi natrium dan air dalam ginjal serta
menstimulasi perasaaan haus. Pengaruh ginjal lainnya adalah
pelepasan eritropoetin yang menyebabkan peningkatan produksi sel
darah merah. Menifestasi dari ginjal secara keseluruhan akan
menyebabkanpeningkatan volume darah dan peningkatan tekanan
darah secara simultan.
Bila terdapat gangguan menetap yang menyebabkan konstriksi
arteriol, tahanan perifer total meningkat dan tekanan arteri rata-rata
juga meningkat.Dalam menghadapi gangguan menetap, curah jantung
harus ditingkatkan untuk mempertahankan keseimbangan sistem. Hal
tersebut diperlukan untuk mengatasi tahanan sehingga pemberian
oksigen dan nutrient ke sel serta pembuangan produk sampah sel tetap
terpelihara. Untuk meningkatkan curah jantung , sistem saraf simpatis
akan merangsang jantung untuk berdenyut lebih cepat, juga
meningkatkan volume sekuncup dengan cara membuat vasokonstriksi
selektif pada organ perifer, sehingga darah yang kembali kejantung
7

lebih banyak. Dengan adanya hipertensi kronis, baroreseptor akan


terpasang dengan level yang lebih tinggi dan akan merespons
meskipun respon yang baru tersebut sebenarnya normal.
Pada mulanya, mekanisme tersebut bersifat kompensasi. Namun,
proses adaptif tersebut membuka jalan dengan memberikan
pembebanan pada jantung. Pada saat yang sama, terjadilah perubahan
degenerative pada arteriol yang menanggung tekanan tinggi terus
menerus. Perubahan tersebut terjadi dalam seluruh organ tubuh,
termasuk jantung akibat berkurangnya pasokan darah ke miokardium.
Untuk memompa darah jantung harus bekerja keras guna mengatasi
tekanan balik muarta aorta. Akibat beban kerja ini, otot ventrikel kiri
mengalami hipertrofi atau membesar. Terjadilah dilatasi dan
pembesaran jantung.kedua perubahan structural tersebut bersifat
adaptif, keduanya mengisis isi sekuncup jantung. Pada saat istirahat,
respon kompensasi tersebut mungkin memadai, namun dalam keadaan
pembebanan jantung tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh, orang
tersebut menjadi cepat lelah dan nafasnya pendek (Mutaqqin, 2009).
e. Manifestasi Klinis
Menurut Elizabeth J. Corwin (2009), ialah:
1) Sakit kepala akibat peningkatan tekanan darah intrakranium.
Apabila tekanan darah melampaui tonus pembuluh darah sehingga
tidak mampu lagi menahan kenaikan tekanan darah maka akan
terjadi udem otak.
2) Sesak nafas dikarenakan peningkatan kebutuhan oksigen pada
miokard akibat hipertrofi ventrikel dan peningkatan beban kerja
jantung.
3) Edema karena penimbunan cairan dalam ruang interstisial, terjadi
pada daerah yang menggantung atau ekstremitas bawah.
4) Penglihatan kabur terjadi karena kerusakan hipertensif pada retina.
5) Nyeri dada yang disebabkan oleh akumulasi metabolit yang
berasal dari otot-otot yang iskemik setelah terjadinya obstruksi
pada arteri koroner akibat stimulasi saraf-saraf simpatis jantung.
8

6) Nokturia yang disebabkan karena peningkatan aliran darah ginjal


dan filtrasi glumerolus.

f. Diet Hipertensi
1) Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
a) Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung,
mie, tapioca, nasi
b) Sumber protein nabati seperti tahu, tempe dan kacang-
kacangan
c) Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk,
pisang, melon, tomat.
2) Makanan yang dibatasi
a) Garam dapur
b) Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin,
asinan
c) Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol
g. Penatalaksanaan
1) Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan
terdekat
2) Diet hipertensi
3) Menjaga keseimbangan berat badan
4) Hindari minum-minuman keras (alkohol) dan kurangi/hentikan
merokok
5) Istirahat yang cukup
6) Hindari stress
7) Olahraga yang teratur

2. Tinjauan Profesi
Menurut bidang profesi Okupasi Terapi, diberikan edukasi mengenai
hipertensi dan akibat yang akan di timbulkan dari hipertensi tersebut.
Melalui penerapan Energy Consevation dan Work Simplification yang
9

diberikan kepada klien jika klien mengalami manifestasi klinis akibat


hipertensi.
Energy Conservation berhubungan dengan cara menghemat energi saat
melakukan aktivitas yang berdampak pada mengurangi ketegangan jantung,
kelelahan, sesak napas dan stress yang berhubungan dengan rasa sakit.
Energy Conservation adalah cara menemukan keseimbangan yang baik
antara kerja dan istirahat .
Energy Conservation meliputi :
1. Prioritize
Memilih aktivitas yang lebih penting untuk dilakukan.
2. Plan
Merencanakan kegiatan sebelum melakukan aktivitas, seperti alat apa
yang akan dibawa, hindari melakukan banyak kegiatan dalam satu
waktu dan minta bantuan dalam menyelesaikan tugas yang
membutuhkan terlalu banyak energi.
3. Pace
Jangan terburu-buru dalam melakukan aktivitas. Istirahat saat merasa
lelah, berlatih dalam mengontrol napas.
4. Position
Duduk dapat mengurangi kelelahan, terlalu banyak menekuk dan
membungkuk dapat menyebabkan kelelahan.

Gambar 1.1 Latihan mengontrol napas


10

Work Simplification atau penyederhaan kerja dapat dilakukan dengan :


1. Tinggalkan pekerjaan yang tidak perlu dilakukan
2. Sederhanakan metode kerja anda
3. Sesuaikan ketinggian permukaan kerja untuk postur yang baik
4. Gunakan peralatan atau alat bantu saat diperlukan untuk menghemat
energi.

Gambar 1.2 Posisi postur yang baik

Gambar 1.3 Penggunaan alat bantu untuk menghemat energi

Menurut bidang Terapi Wicara, tindakan medis terhadap pasien


hipertensi meliputi Edukasi mengenai hipertensi, definisi, penyebab,
klasifikasi dan penanganan hipertensi.
11

BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Data Demografi Keluarga


1. Data Umum
Nama : Ny. S
Umur : 43 tahun
Status : Menikah
Alamat : Malabar RT 04/RW 16, Mojosongo, Jebres, Surakarta
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SLTA
Tabel 2.1 Susunan Anggota Keluarga
No Nama Umur Sex Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan
1. Tn.K 47 th L 01-06-1972 SLTA PNS
2. Ny.S 43 th P 17-01-1976 SLTA IRT
3. Sdr.F 17 th L 06-02-2002 SLTP -
4. Sdr.M 10 th L 20-05-2009 SD -

2. Kondisi Tempat Tinggal dan Lingkungan


Rumah yang ditempati oleh keluarga Ny. S adalah rumah milik sendiri
dengan luas bangunan ± 8x10 m2 . Rumah terdiri atas 2 lantai dengan tipe
permanen, lantai berupa ubin dengan keadaan bersih. Rumah Ny. S
memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik. Terdapat 1 kamar mandi,
keadaan kamar mandi bersih, sumber air berasal dari PDAM digunakan
untuk mandi dan mencuci. Jarak antara jamban dan sumber air ±10 m.
Untuk limbah rumah tangga dibuang di belakang rumah dengan cara di
tampung di tempat sampah dan diangkut oleh petugas kebersihan setiap
harinya. Rumah Ny. S dengan rumah tetangga saling berdampingan. Jarak
rumah ke fasilitas kesehatan terdekat yaitu ±3 km. Untuk kegiatan sehari-
hari keluarga Ny. S menggunakan transportasi sepeda motor.

11
12

B. Gambaran Kasus
Dalam keluarga Ny. S terdapat anggota keluarga yang mengalami sakit
Hipertensi yaitu Ny.S sendiri ± sejak 3 tahun yang lalu. Setelah dilakukan
pengkajian didapatkan data bahwa Ny. S sering merasa letih, sakit kepala dan
pandangan kabur ketika terlalu lelah melakukan aktivitas. Ny. S rajin
mengkonsumi obat dan konsultasi dengan dokter dan mengatur pola makannya.
Hasil dari pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Hasil Pemeriksaan Fisik
Nama TTV dan BB/TB
Ny.S TD: 150/100 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
BB: 60 Kg
TB : 162 cm

C. Riwayat Masalah Keluarga


Ny.S mengatakan bahwa keluarganya kebanyakan memiliki riwayat
penyakit hipertensi dan diabetes meilitus.

D. Persepsi Klien Tentang Masalah


Ny.S mengatakan masalah kesehatan yang di deritanya merupakan penyakit
keturunan dari keluarganya, saat Ny. S merasa sakit dirinya segera
memeriksakan ke pelayanan kesehatan terdekat. Ny. S mengatakan takut jika
penyakitnya bertambah parah.

E. Perumusan Masalah
Dari hasil pengkajian yang di lakukan pada tanggal 04 Agustus 2019, dapat
dirumuskan masalah Okupasi Terapi sebagai berikut
1. Ketidakmampuan klien melakukan productivitynya sebagai ibu rumah
tangga secara maksimal.
a. Data Obyektif : TD : 150/100 mmHg, N : 90 x/menit, RR : 20
x/menitBB: 60 Kg, TB : 160 cm, merasa letih, sakit kepala dan
pandangan kabur ketika terlalu lelah setelah melakukan aktivitas.
13

F. Prioritas Masalah (Berdasarkan Skoring)


1. Kurangnya pengetahuan klien tentang cara perawatan pada hipertensi
ketika timbul manifestasi klinik
2. Dampak dari hipertensi belum begitu dirasakan sehingga masalah dapat
dicegah agar tidak bertambah parah
3. Masalah dapat dicegah dengan memberikan penyuluhan dan pendidikan
kesehatan tentang cara perawatan pada klien hipertensi
BAB III
RENCANA TINDAKAN DAN IMPLEMENTASI

A. Rencana Tindakan
Tabel 3. 1 Rencana Tindakan
No Hari, Tanggal Rencana Tindakan Penanggung Jawab
1 Minggu Okupasi Terapi Khanif
04 Agustus 2019 a. Observasi keadaan umum dan tanda-
tanda vital
b. Kaji keluhan utama, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga,
persepsi keluarga tentang masalah
masalah kesehatan

2 Senin Okupasi Terapi


05 Agustus 2019 a. Observasi tanda-tanda vital
b. Assessment atau pemeriksaan terkait Khanif
permasalahan ADL (activity of daily
living), produktifitas dan leisure (jika
dapat dilakukan).

3 Rabu Okupasi Terapi


07 Agustus 2019 a. Memberikan penyuluhan mengenai
Energy Conservation dan Work Khanif
Simplification guna menyederhanakan
kerja dan menghemat energi dalam
melakukan ADL (Activty of Daily Living)
dan Productivity.
b. Memberikan cara menangani hipertensi
ketika manifestasi klinik muncul.

Terapi Wicara
a. Berikan penyuluhan kesehatan mengenai Cindy
pengertian hipertensi, penyebab,
klasifikasi, tanda dan gejala.

14
15

B. Implementasi
Tabel 3. 2 Implementasi
No Hari/ Tgl Tindakan Respon PJ TTD
1 Minggu Okupasi Terapi S : klien mengatakan Khanif
04 Agustus 1. Mengobservasi keadaan bersedia di cek tanda-tanda
2019 umum dan tanda-tanda vital dan dilakukan
vital pemeriksaan.
2. Mengkaji keluhan utama, O: keadaan umum baik,
riwayat penyakit dahulu, klien dan keluarga
riwayat penyakit keluarga, kooperatif. Klien
persepsi keluarga tentang menceritakan dan
masalah masalah menjawab semua
kesehatan pertanyaan yang diajukan.
Hasil TTV :
TD: 150/100 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit

2 Senin 05 Okupasi Terapi S: Klien mengatakan Khanif


Agustus 1. Mengobservasi tanda- mengerti dengan apa yang
2019 tanda vital dijelaskan
2. Assessment atau O: Klien tampak
pemeriksaan terkait memperhatikan saat di beri
permasalahan ADL penjelasan.
(activity of daily living), Hasil TTV:
produktifitas dan leisure TD : 140/90 mmHg,
(jika dapat dilakukan). N : 90 x /menit
RR : 20 x/menit
Skor ADL berdasarkan
FIM : 123 (Klien mandiri
penuh).
Leisure berdasarkan
Interest Checklist :
Membaca, menonton tv,
menjahit, memasak

3 Rabu Okupasi Terapi


07 Agustus 1. Memberikan penyuluhan
2019 mengenai Energy S: klien mengatakan Khanif
Conservation dan Work bersedia
O: klien tampak kooperatif
Simplification guna
menyederhanakan kerja
dan menghemat energi
dalam melakukan ADL
(Activty of Daily Living)
dan Productivity.
2. Memberikan cara
menangani hipertensi
ketika manifestasi klinik
muncul.
16

Terapi Wicara S: klien mengatakan Cindy


1. Berikan penyuluhan bersedia dan paham
kesehatan mengenai O: klien tampak kooperatif
pengertian hipertensi,
penyebab, klasifikasi,
tanda dan gejala.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Perbedaan Kasus Dengan Literature


Menurut Corwin (2009) hipertensi adalah tekanan darah yang bersifat abnormal.
Seseorang dikatakan hipertensi dimana tekanan sistoliknya diatas 140mmHg dan
tekanan diastolik diatas 90 mmHg dan ditandai dengan sakit kepala akibat
peningkatan tekanan darah, sesak nafas dikarenakan peningkatan kebutuhan
oksigen, edema, penglihatan kabur dan nyeri dada.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, bahwa tanda dan gejala yang
ditemukan dalarn kasus Ny. S sesuai dengan literatur. Kemudian untuk pencetus
hipertensi adalah dari keturunan keluarga Ny. S. Penegakan diagnosis pada Ny. S
yaitu hipertensi yang terjadi berdasarkan pemeriksaan tanda dan gejala yang ada
dan keterangan dari pasien.

B. Keterbatasan Pelayanan Kesehatan


Dalam pemberian tindakan terhadap Ny. S terdapat keterbatasan pelayanan yang
diberikan oleh okupasi terapi saat klien menanyakan obat apa yang harus
dikonsumsi agar tekanan darah kembali normal, karena okupasi terapi tidak punya
wewenang dalam memberikan obat sehingga okupasi terapi memberikan edukasi
untuk melakukan tindakan preventif dan promotif tidak untuk tindakan invasif.
Oleh karena itu penulis menghendaki beberapa treatment yang sifatnya sebagai
edukasi dan pendidikan kesehatan mengenai hipertensi, Energy Conservation dan
edukasi Work Simplification yang dapat dilakukan di rumah.

C. Keakuratan Pasien
Pasien dengan kasus hipertensi, berdasarkan hasil assessment diperoleh bahwa
pasien bernama Ny. S dengan usia 43 tahun dengan diagnosis hipertensi yang
diperoleh hasil pemeriksaan Tekanan darah : 150/90 mmHg, N : 90 x/menit, RR :
20 x/menit, BB: 60 Kg, TB : 160 cm.

17
18

D. Hubungan Kerjasama Inter Profesi


Kerjasama antar profesi untuk menemukan kasus yang mampu diatasi oleh 2
profesi diantaranya: okupasi terapi dan terapi wicara adalah dengan kasus
Hipertensi. Kerjasama mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
profesinya masing-masing seperti Okupasi terapi mampu memberikan edukasi
mengenai Energy Conservation dan Work Simplification, mengukur tanda-tanda
vital dan Terapi Wicara mampu memberikan penyuluhan mengenai, penyebab,
klasifikasi, tanda dan gejala hipertensi.

E. Keunikan Kasus
Pada kasus Ny. S terdapat keunikan dikarenakan dapat ditangani oleh beberapa
profesi kesehatan dengan menggunakan pendekatan secara promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif sehingga dapat mempertahankan dan mengoptimalkan
kualitas hidup pasien. Karena dengan peranan promotif dapat memberikan
pengetahuan yang lebih mengenai penyakit yang diderita pasien berkaitan dengan
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta komplikasi yang terjadi. Kemudian
melalui peranan preventif profesi kesehatan dapat mengoptimalkan kondisi pasien
agar tidak terjadi kondisi yang lebih buruk. Sedangkan melalui peranan kuratif dan
rehabilitif dapat memelihara dan mengoptimalkan kondisi pasien agar dapat
beraktifitas sesuai dengan kemampuan yang ada.

F. Rekomendasi
Rekomendasi dari beberapa profesi kesehatan adalah:
1. Okupasi Terapi
Untuk penderita hipertensi bisa melaukan energy conservation dan work
simplification untuk menghemat tenaga dan menyederhanakan aktivitas saat
melakukan ADL dan Productivity.
2. Terapi Wicara
Diharapkan kontrol rutin di pelayanan kesehatan terdekat agar kesehatannya bisa
terkontrol dan mencegah terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan akibat
ketidaktahuan cara perawatan pada penderita hipertensi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan pelayanan kesehatan pada Ny. S dengan Hipertensi di Dusun
Malabar RT 04/RW 16, Mojosongo, Jebres, Surakarta pada tanggal 04 Agustus-07
Agustus 2019, penulis membuat beberapa kesimpulan diantaranya:
1. Pada pengkajian Ny. S, dalam kasus ini meliputi semua data seperti data
demografi pasien, keluhan utama, riwayat penyakit pasien, riwayat penyakit
keluarga, riwayat pengobatan, riwayat kehidupan sosial, riwayat diet, riwayat
alergi, pemeriksaan fisik, persepsi pasien tentang masalah kesehatan,
2. Dalam menegakan diagnosis pada Ny. S yaitu hipertensi yang terjadi
berdasarkan pemeriksaan tanda dan gejala yang ada dan keterangan dari
pasien.
3. Dalam intervensi untuk menangani kasus pada Ny. S yaitu hipertensi, penulis
menggunakan intervensi dan beberapa sumber berdasarkan profesi masing-
masing. Semua intervensi yang penulis tentukan telah penulis sesuaikan
dengan kondisi Ny. S
4. Dalam implementasi yang dilakukan pada Ny. S, semua intervensi yang dibuat
bisa dilaksanakan oleh masing-masing profesi secara maksimal dan sesuai
prosedur yang ada. Namun secara keseluruhan keberhasilan penulis dalam
menerapkan intervensi yang ditetapkan dapat berjalan lancar karena kerja sama
dari pihak keluarga yang mendukung dalam pelayanan kesehatan ini.
5. Okupasi mampu memberikan edukasi mengenai Work Simpification dan
Energy Conservation dan mengukur tanda-tanda vital.
6. Terapi Wicara mampu memberikan penyuluhan mengenai hipertensi,
penyebab, klasifikasi, tanda dan gejala dan perawatan pada penderita
hipertensi.
7. Dalam proses pendokumentasian pelayanan kesehatan pada Ny. S telah
dilakukan sesuai dengan yang dilaksanakan.
8. Hubungan kerjasama Interprofesi dapat berjalan dengan lancar karena masing-
masing profesi mampu berkomunikasi, bekerjasama, membina hubungan baik,

19
20

dan melaksanakan peran profesinya masing-masing dalam berkolaborasi


dengan profesi lain

B. Saran
Berdasarkan kasus pada Ny. S dengan Hipertensi maka penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1. Pasien
Sebagai penderita hipertensi, pasien seharusnya mengatur pola makan, kontrol
secara rutin di pelayanan kesehatan terdekat dan sering berolahraga.
2. Keluarga
Keluarga diminta untuk terus mengingatkan, membimbing. dan menjalankan
program latihan yang telah diberikan, agar kemampuan pasien mengalami
peningkatan. Selain itu keluarga diminta untuk memberikan dorongan dan
motivasi kepada pasien supaya proses pemulihan dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.


Dinkes, Jateng. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang : Dinkes
Jateng.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasat, RISKESDAS. Jakarta : Balitbang
Kemenkes RI.
Mutaqqin. 2009. Buku Ajaran Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan
Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan
NANDA NIC-NOC. Jakarta : EGC.
WHO. 2012. Hipertention Report. Geneva : WHO Technical Report Series.
Lampiran 1

INFORM CONSENT

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : L/P

Alamat :

Umur :

Bersedia menjadi subjek dalam laporan OTOF keluarga Tn.K di RW 16

Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta yang dilakukan oleh Khanif

Anisa Rahmah (P27228015091) dan Cindy Ayu (P27229016015).

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan atau

tekanan dari pihak manapun

Surakarta,….............................

Yang Membuat Pernyataan

(….........................................)
Lampiran 2

SAP ( SATUAN ACARA PENYULUHAN)

A. Pokok Bahasan : Hipertensi


B. Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian hipertensi
b. Tanda dan gejala hipertensi
c. Etiologi hipertensi
d. Pengobatan hipertensi
e. Energy Conservation
f. Work Simplification
C. Sasaran : Ny. S
D. Hari / Tanggal : Rabu, 07 Agustus 2019
E. Tempat : Rumah Ny. S
F. Waktu : 15.00
G.Tujuan : setelah dilakukan penyulihan diharapkan Ny. S lebih mengerti mengenai
hipertensi, cara penanganan hipertensi, Energy Conservation dan Work Simplification
H. Materi Penyuluhan : PPT
I. Proses Penyuluhan Kegiatan

TAHAP KEGIATAN
PENYULUH PESERTA
PEMBUKAAN Memberi salam Peserta menjawab salam

PELAKSANAAN Menjelaskan mengenai Peserta mendengarkan


hipertensi, cara dengan seksama
penanganan, energy Peserta memperhatikan
conservation dan work Peserta menjawab
simplification beberapa pertanyaan yang
dilontarkan penyuluh
PENUTUP Menyimpulkan hasil Peserta memperhatikan
kegiatan Peserta menjawab salam
Mengakhiri kegiatan
dengan mengucapkan
salam

J. Metode : ceramah dan tanya jawab


K. Alat / Bahan / Media : PPT dan materi SAP
L. Evaluasi :
1. Apakah yang dimaksud dengan hipertensi?
2. Bagaimana cara menghemat energi saat melakukan aktivitas dengan energy
conservation?
3. Bagaimana positioning yang baik saat melakukan aktivitas ?
APAKAH TEKANAN DARAH BAGAIMANA TANDA DAN
TINGGI ITU? GEJALANYA?  Kegemukan

• Sakit kepala  Stres / banyak pikira


Adalah gangguan pada
• Mudah marah
system pembuluh
• Telinga berdengung
darah yang ditandai
• Mata terasa berat atau AKIBAT LANJUT DARI
dengan meningkatnya tekanan darah ≥ DARAH TINGGI?
pandangan kabur
140/90 mmHg.
• Mudah lelah

PEMBAGIAN TEKANAN • Susah tidur


1. Penebalan dan pengerasan dinding
DARAH TINGGI • Terasa sakit di tengkuk
pembuluh darah
• Tekanan darah lebih dari normal
Tekanan darah normal : 2. Penyakit jantung
130/80 mm Hg 3. Serangan otak /stroke
APA YANG MENYEBABKAN
➢ Tekanan darah tinggi ringan: 4. Pengelihatan menurun
TEKANAN DARAH TINGGI
140-159/90-99 mm Hg 5. Gangguan gerak dan keseimbangan
➢ Tekanan darah tinggi sedang: 6. Kerusakan ginjal
 Gaya hidup tak sehat
160-179/100-109 mm Hg o Konsumsi garam berlebih 7. Kematian
➢ Tekanan darah tinggi berat:
o Merokok
180-209/110-119 mm Hg
➢ Tekanan darah tinggi sangat berat: o Minum-minuman beralkohol
≥210/≥120 mm Hg
o Kurang olahraga
CARA MENCEGAH
KOMPLIKASI DARAH TINGGI
PENGOBATAN
TRADISIONAL

1. Berat badan ideal


2. Makan makanan yang bergizi
3. Olahraga teratur 1. Dua buah timun dimakan pagi dan sore
4. Mengubah kebiasaan hidup (kurangi atau diparut, diperas, diambil airnya
merokok, minum kopi) diminum pagi dan sore.
5. Kurangi makan berlemak tinggi dan tinggi 2. Dua buah belimbing dimakan pagi dan
bergaram sore atau diparut, diperas dan diambil
6. Kontrol teratur ke puskesmas/ Fasilitas airnya diminum pagi dan sore
kesehatan 3. Sepuluh lembar daun salam direbus
7. Hindari stress dalam 2 gelas air sampai rebusannya
8. Dekatkan diri pada Allah tinggal 1 gelas, diminum pagi dan sore
hari

KONSUMSI GARAM 4. Sepuluh lembar daun alpukat direbus

PERHARI ADALAH: dalam 2 gelas air sampai airnya tinggal


satu gelas
 Hipertensi ringan : ½ sendok teh per 5. Satu genggam daun seledri ditumbuk
hari dengan sedikit air diperas lalu diminum
 Hipertensi sedang : ¼ sendok teh per pagi dan sor
hari
 Hipertensi berat : tanpa garam

Anda mungkin juga menyukai