Anda di halaman 1dari 3

GEDUG PSSI LAMA BANDA ACEH

1. Latar Belakang Bangunan/Kawasan

-Sejarah bangunan/Kawasan
Tepat di putaran pangkal jalan Teuku Umar, Banda Aceh, berdiri tegak sebuah
bangunan bergaya Eropa. Gedung berwarna putih bersegi delapan ini dahulunya merupakan
pusat komplek kantor telepon pertama Belanda di Aceh. Kantor telepon ini disebut oleh
Belanda kantor cabang kraton, karena berada dalam komplek kraton kerajaan Aceh. Menurut
sejarah, sentral telepon dibangun di area Istana Kerajaan Aceh Darussalam saat Belanda
masih menduduki wilayah Koetaraja (kini Banda Aceh). Mereka menjadikan ujung pulau
Sumatera ini sebagai pusat pemerintah militer.

Waktu itu, Belanda menyebut bangunan tersebut sebagai Kantor Telepon Koetaradja.
Selesai dibangun, Belanda yang dulunya menggunakan telegraf untuk berkomunikasi jarak
jauh, kini beralih ke telepon.

Alat komunikasi ini merupakan yang pertama sekali dididirikan Belanda di Hindia
Belanda (kini Indonesia). Kehadiran telepon ini sangat membantu Gubernur Militer Belanda
dalam memberi perintah perang kepada anak buahnya yang ada di Aceh. Selain itu, juga
digunakan untuk mengetahui rencana penyerangan dari pejuang Aceh.

Meski demikian, Gubernur Militer Belanda kala itu juga kadang kesal dengan telepon
tersebut. Bahkan ia kerap mencabut kabel telepon agar tidak dapat menerima informasi.
Dikutip dari buku Banda Aceh Heritage, hal itu dilakukan karena sang jenderal sewot gara-
gara seringnya mendapat kabar serangan dari pejuang Tanoh Rencong terhadap pasukannya
di lapangan.

Jaringan telepon menembus berbagai kota seperti Ulee Lheu, Sabang, Lamno,
Meulaboh, Seulimum, Sigli, Bireun, Takengon, Lhokseumawe, Lhoksukon, Idi, Peurelak,
Kuala Simpang hingga beberapa kota di Sumatera Utara seperti Medan, Tanjung Pura,
Rantau Prapat, Berastagi dan Asahan.

Usai Belanda angkat kaki karena gagal menaklukkan Aceh, masuklah Jepang. Sentral
telepon yang sudah dibangun lama tetap digunakan pasukan dari Negeri Matahari Terbit
untuk berkomunikasi. Pasca Indonesia merdeka, bangunan ini sempat dijadikan kantor
telepon Kodam I Iskandar Muda. Kini, bangunan dua lantai yang pernah dijadikan sebagai
Kantor PSSI lama di Aceh, juga dijadikan sebagai salah satu situs sejarah dan wisata yang
berada di bawah pengawasan Balai Pelestarian Cagar Budaya.

-Tahun Berdiri
Kemungkinan besar, bangunan dua lantai ini dibangun pada tahun 1903. Pasalnya, di
bagian atas bangunan, di dekat ventilasi jendela, tertulis tahun 1903. Pada beberapa bangunan
Belanda lainnya di nusantara, Belanda acap menorehkan tahun pembuatan di gedung
tersebut.

-Perancangan Bangunan
Berdasarkan саtаtаn ѕеjаrаh уаng ada, Gedung Mеnаrа ini dіbаngun oleh Pеmеrіntаh
Hіndіа Belanda аtаu раdа еrа kереmіmріnаn Sultаn Muhаmmаd Daudsyah (1874 – 1903).

-Fungsi Bangunan (Dulu dan Sekarang)


Gedung putih berbentuk segi delapan yang dicat putih ini, dulunya merupakan komplek
kantor telepon milik Belanda. Kini, bangunan yang diteduhi oleh pohon trembesi itu,
dijadikan kantor Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Aceh

Setelah Belanda hengkang dari Aceh dan digantikan Jepang, bangunan ini tetap
digunakan. Sampai menjelang tahun 1960 setelah Indonesia merdeka, bangunan ini masih
dipakai sebagai Kantor Telepon Militer Kodam I/Iskandarmuda yang disebut Wiserbot (WB)
Taruna. Sebelum dipakai oleh PSSI, gedung ini dipakai KONI dan juga kantor Surat Kabar
Atjeh Post. Sekarang, bangunan ini digunakan oleh PSSI Aceh. Tidak diketahui persis sejak
kapan PSSI berkantor di gedung tersebut. Dalam beberapa informasi yang didapat penulis,
bangunan ini dinyatakan merupakan salah satu cagar budaya di Aceh.
Gedung bekas kantor telepon Belanda di Banda Aceh.
Foto: Raihan Lubis (Juli 2012)

Sumber :
https://travel.detik.com/domestic-destination/d-3117090/inikah-kantor-telepon-pertama-di-
indonesia

Anda mungkin juga menyukai