Httpetheses - Iainponorogo.ac - Id235491201190309 Afifah20Aris20Minanti Pendidikan20Agama20Islam PDF
Httpetheses - Iainponorogo.ac - Id235491201190309 Afifah20Aris20Minanti Pendidikan20Agama20Islam PDF
SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Minanti, Afifah Aris. 2023. Implementasi Metode Pembelajaran Mind Mapping untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI dan Budi Pakerti
pada Siswa Kelas X di Smk PGRI 2 Ponorogo Tahun Pelajaran 2022/2023.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing: Dr. M. Miftahul Ulum,
M.Ag.
Kata Kunci: Mind mapping; keaktifan belajar; hasil belajar.
Pemahaman dan partisipasi aktif dari siswa dalam pembelajaran menunjukkan bahwa
materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima oleh siswa, semakin aktif kegiatan
pembelajaran di dalam kelas maka semakin tinggi pula hasil belajar yang diraih oleh siswa. Bukan
hanya itu semakin tinggi pemahaman siswa terkait materi yang disampaikan, maka akan semakin
efektif suasana belajar yang dibangun di dalam kelas. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum
maksimalnya keaktifan dan hasil belajar siswa selama pembelajaran PAI dan Budi Pakerti di SMK
PGRI 2 Ponorogo. Dalam upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dapat diperoleh
dengan implementasi metode pembelajaran mind mapping.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui implementasi pembelajaran dengan metode
mind mapping dalam meningkatkan keaktifan siswa kelas X TKR 5 pada mata pelajaran PAI dan
Budi SMK PGRI 2 Ponorogo tahun pelajaran 2022/2023; dan (2) mengetahui implementasi
pembelajaran dengan metode mind mapping dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TKR
5 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pakerti di SMK PGRI 2 Ponorogo tahun pelajaran 2022/2023.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING DAN KETUA JURUSAN.......................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................................. vi
ABSTRAK............................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. xi
PEDOMAN TRANSLITERASI............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah .................................................. 6
C. Rumusan Masalah ............................................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 8
F. Definisi Operasional ........................................................................................... 9
viii
D. Data dan Sumber Data ........................................................................................ 35
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 36
F. Instrumen Penelitian ........................................................................................... 38
G. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan .............................................. 42
H. Prosedur Penelitian ............................................................................................. 45
I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 48
ix
DAFTAR TABEL
Tabel : 4.3 Penilaian dan Persentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ...................................... 55
Tabel : 4.6 Penilaian dan Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I .......................................... 64
Tabel : 4.9 Penilaian dan Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II ......................................... 75
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar : 4.1 Grafik Perbandingan Persentase Keaktifan Siswa Tiap Siklus .......................... 81
Gambar : 4.2 Grafik Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus ..................... 83
xi
TRANSLITERASI
Pedoman translitrasi Arab-Indonesia yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
ء = ′ ز = Z ق = Q
ب = B س = S ك = K
ت = T ش = Sh ل = L
ث = Th ص = ṣ م = M
ج = J ض = ḍ ن = N
ح = Ḥ ط = ṭ و = W
خ = Kh ظ = ẓ ه = H
د = D ع = ´ ي = Y
ذ = Dh غ = Gh
ر = R ف = F
Tā′ marbūṭa tidak ditampakkan kecuali dalam susunan idāfaˏ huruf tersebut ditulis t. Misalnya:
= فطانةfaṭāna; =فطانة النبيfaṭānat al-nabī
Diftong dan Konsonan Rangkap
او = Aw او = Ū
أي = Ay أي = Ī
Konsonan rangkap ditulis rangkap, kecuali huruf waw yang di dahului ḍamma dan huruf yā′ yang
di dahului kasra seperti tersebut dalam tabel.
BacaanPanjang
ا = Ā اي = Ī او = Ū
Kata Sandang
ال = al- الش = al-sh وال = wa′l-
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Keaktifan siswa berperan penting pada proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal
ini dikarenakan proses kegiatan di kelas bukan hanya sebatas transfer knowledge atau
memindahkan pengetahuan guru kepada siswa, namun menciptakan situasi yang dapat
membawa siswa secara aktif belajar guna mencapai pemahaman yang maksimal. Bukan
hanya itu keaktifan juga merupakan salah satu implikasi suksesnya proses pembelajaran
yang berlangsung di dalam kelas.1 Keaktifan siswa dapat didefinisikan sebagai suatu usaha
yang dilakukan siswa untuk mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di mana
memiliki tujuan untuk melibatkan siswa secara menyeluruh agar siswa dapat
mengembangkan kapasitas belajar serta potensi diri.2 Dari penjelasan di atas maka kita dapat
mengetahui bahwa keaktifan memberikan dampak besar terhadap pemahaman siswa pada
Pemahaman dan partisipasi aktif dari siswa dalam pembelajaran menunjukkan bahwa
materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima oleh siswa sehingga hasil belajar yang
diperoleh juga maksimal.3 Bukan hanya itu semakin tinggi pemahaman siswa terkait materi
yang disampaikan, maka semakin efektif suasana belajar yang dibangun di dalam kelas. Hal
ini menunjukkan keselarasan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alya dan Defi bahwa
hasil belajar memiliki peranan penting sebagai alat ukur dalam proses kegiatan belajar
1
Zahratul Mufidah etc, “Penerapan Metode Pembelajaran Fishbowl dalam Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih,” Ma’alim: Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol.3 No. 1, (2022): 76.
2
Fathiya Eka Putri et all, “Hubungan antara Gaya Belajar dan Keaktifan Belajar Matematika terhadap Hasil
Belajar Siswa,” Edumatika: Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Vol.2 No. 2, (2019): 84.
3
Diza Alif Pangastutik dan Mukhlison Efendi, “Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual dalam
Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS Kelas 4 MI Ma’arif Polorejo Babadan Ponorogo,”
Jurnal Ilmiah AL-Thifl, Vol. 2 No. 1, (2022): 76.
1
2
mengajar yang telah dilaksanakan di dalam kelas.4 Selama proses kegiatan belajar mengajar
maka salah satu cara untuk memperoleh hasil belajar adalah melalui proses penilaian.5
Sehubungan antara keaktifan dan hasil belajar siswa, menurut Isjoni siswa yang telibat
aktif selama proses pembelajaran dapat memberikan dampak positif terhadap terjadinya
interaksi dan komunikasi yang berkualitas, sehingga dapat memotivasi siswa untuk
meningkatkan belajarnya.6 Secara garis besar dapat dikatakan bahwa semakin aktif kegiatan
pembelajaran di dalam kelas maka semakin tinggi pula hasil belajar yang diraih oleh siswa.
partisipasi siswa selama proses pembelajaran. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
menunjukkan bagaimana minat siswa selama proses pembelajaran. Jika partisipasi siswa
meningkat maka keaktifan dan hasil belajar siswa juga akan meningkat, sebaliknya jika
partisipasi aktif siswa menurun maka kaktifan dan hasil belajar siswa juga akan menurun.
Kedua, kepercayaan diri siswa. Kepercayaan diri siswa mempengaruhi siswa dalam
merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru sebagai pendidik. Respon siswa dalam
pembelajaran ini dapat berupa pertanyaan, tanggapan ataupun penyampaian ide dan gagasan
yang ada dalam pikirannya. Ketiga, pemahaman siswa. Pemahaman siswa dalam hal ini
dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Keempat, pemenuhan hasil belajar
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada penilaian belajar. Adanya KKM dalam
pembelajaran menjadi batas standart dalam pembelajaran agar siswa dikatakan lulus dalam
suatu pembahasan sub materi pokok. Kaitannya dengan faktor-faktor yang ada di atas maka
4
Alya Putri S. dan Defi Firmansyah, “Implementasi Strategi Pembelajaran The Power Of Two dalam
Meningkatkan Nilai Belajar Fiqih Kelas 5H Gontor Putri 2 Mantingan Ngawi,” Ma’alim: Jurnal Pendidikan Islam,
Vol. 3 No. 2, (2022): 145.
5
Muhammad Yogi Andrian Syah dan Risma Dwi Arisona, “Model Penilaian Portofolio sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Terpadu,” JIIPSI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia, Vol.1 No. 1,
(2021), 95.
6
Isjoni, Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok, (Bandung: Alfabeta,
2007), 13.
3
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pakerti pokok bahasan Su’abul Iman menunjukkan
bahwa keaktifan siswa pada saat pembelajaran belum optimal. Hal ini dilihat dari jumlah
siswa sebanyak 38 orang, hanya 6 orang yang berani menjawab pertanyaan guru ketika
pembelajaran berlangsung.7 Sehingga dari total siswa dikelas hanya 20% siswa yang turut
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Selanjutnya berdasarkan pernyataan dari guru mata
pelajaran PAI dan Budi Pakerti di SMK PGRI 2 Ponorogo yaitu Ibu Ria Dwi Prasetyani,
M.Pd.I. serta hasil assessment atau penilaian harian, saat ini masih banyak siswa SMK PGRI
2 Ponorogo yang belum memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni
sebanyak 36 % dari total keseluruhan siswa. Maka guru harus melaksanakan remedial pada
siswa diantaranya: (1) perbedaan latar belakang siswa; (2) rendahnya kepercayaan diri dalam
diri siswa untuk bertanya atau menanggapi materi yang disampaikan oleh guru; (3) belum
maksimalnya keterlibatan secara aktif siswa dalam proses pembelajaran PAI dan Budi
Pakerti; dan (4) pemilihan metode pembelajaran yang belum melibatkan partisipasi aktif
peserta didik. Berdasarkan faktor-faktor yang diuraikan di atas di mana menjadi penyebab
adanya masalah-masalah di dalam kelas, maka diperlukan suatu upaya atau tindakan untuk
7
Laporan Magang II SMK PGRI 2 Ponorogo, Fakultas Tarbuyah dan Ilmu Keguruan: IAIN Ponorogo, 2022,
7.
8
Wawancara dengan Ria Dwi Prasetyani, tanggal 10 Januari 2023 di Kantor Guru SMK PGRI 2 Ponorogo.
4
Salah satu alternatif dari permasalahan di atas yang dapat dilaksanakan oleh guru untuk
mapping dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pakerti. Metode
belajar.9 Dalam bahasa Indonesia mind mapping disebut juga peta pemikiran yang dapat
memudahkan siswa mengingat konsep dalam pembelajaran. Peta pemikiran membuat siswa
lebih mudah mengingat kembali pengetahuan yang dipelajarinya melalui gambar dan tulisan
Penerapan mind mapping diharapkan menjadi salah satu upaya untuk mempermudah
siswa dalam memahami dan menyerap materi yang disampaikan oleh guru di kelas.11
Adanya mind mapping ini membantu siswa untuk membangun cara berfikir yang terkonsep.
Hal ini dikarenakan dalam metode mind mapping siswa secara bertahap mampu untuk
mencari hubungan antar poin penting dalam materi yang ada. Penggunaan mind mapping ini
juga tidak hanya pada waktu pembelajaran saja, namun dapat digunakan untuk mengulas
materi ketika dilaksanakan assement. Sehingga siswa dalam belajar atau mengulas materi
tidak lagi harus membolak-balikkan buku, tapi secara sederhana dapat belajar melalui mind
mapping yang telah dibuatnya bersamaan dengan mengingat materi yang telah dipelajari.
Melalui poin-poin yang ada dalam mind mapping maka siswa mudah mengingat dan
memahami pokok bahasan yang ada di setiap maetri. Dengan penerapan metode
pembelajaran ini secara berkelanjutan maka kemampuan pemahaman siswa pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pakerti akan meningkat sehingga berdampak pada keaktifan dan
9
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Maps, (Jakarta: Gramedia, 2005), 12.
10
Anif Istiningsih et al, “Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Mind Mapping,” Unimma Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Vol.11 No.1, (2019): 5.
11
Rexy Diah Ayu P.M. dan Siti Maryam Yusuf, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran berbasis Mind
Mapiing dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu,” JIIPSI: Jurnal Ilmiah
Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia, Vol.2 No.2, (2022): 218.
5
hasil belajar siswa. Keaktifan dan hasil belajar siswa yang diperoleh melalui penerapan
metode pembelajaran mind mapping ini juga dapat mensukseskan tujuan pembelajaran yang
dengan mudah dilaksanakan dikelas. Siswa baik secara mandiri atau berkelompok dipandu
oleh guru untuk mengontruksikan materi berupa narasi menjadi tatanan konsep yang saling
berkaitan satu sama lain. Dalam hal ini siswa bertukar pikiran dengan teman sebayanya
untuk membuat suatu peta konsep yang mudah dipahami. Setelah itu siswa juga dapat
mempresentasikan hasil pekerjaanya di depan kelas yang diawasi oleh guru. Dalam proses
presentasi inilah setiap siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan atas mind
mapping yang dibuat oleh temannya. Kegiatan pembelajaran mind mapping ini juga
meningkatkan daya tarik peserta didik yang mana pembelajaran dapat awalnya monoton
dengan berbagai tulisan panjang dapat divariasikan dengan berbagai bentuk dan warna.
Sehinggga dengan penerapan metode mind mapping ini siswa tidak lagi jenuh dengan
pembelajaran yang monoton dengan ceramah. Maka dari itu, peneliti merasa perlu untuk
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas yang berisikan berbagai problem dalam
pembelajaran di mana dikaikan dengan teori atau penelitian yang telah dilakukan dan
disampaikan sebelumnya, maka penting bagi peneliti untuk melakukan penelitian dengan
Keaktifan dan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI dan Budi Pakerti pada Siswa Kelas
X di SMK PGRI 2 Ponorogo Tahun Pelajaran 2022/2023” sebagai salah satu upaya
dan hasil belajar siswa kelas X di SMK PGRI 2 Ponorogo Tahun Pelajaran 2022/2023.
6
wawancara dan observasi yang telah dipaparkan di atas, maka diidentifikasi bentuk-bentuk
3. Pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pakerti yang belum optimal
4. Belum tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada penilaian belajar siswa
dengan waktu, tenaga, faktor logistik, dan faktor-faktor lainnya, serta untuk memfokuskan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan yang telah dijabarkan di atas, maka dalam penelitian ini fokus
meningkatkan keaktifan siswa kelas X TKR 5 pada mata pelajaran PAI dan Budi
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TKR 5 pada mata pelajaran PAI dan Budi
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka dalam penelitian ini tujuan
meningkatkan keaktifan siswa kelas X TKR 5 pada mata pelajaran PAI dan Budi
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TKR 5 pada mata pelajaran PAI dan Budi
E. Manfaat Penelitian
sebagaimana berikut:
1. Manfaat Teoritis
salah satu solusi dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Penelitian ini
pembelajaran. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau pijakan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Bagi sekolah penelitian ini memiliki manfaat untuk menjadi salah satu
Bukan hanya itu penelitian ini juga bermanfaat untuk membantu peningkatan
b. Bagi Guru
Selain itu penelitian ini juga bermanfaat untuk mengembangkan inovasi guru
c. Bagi Siswa
Bagi siswa penelitian ini bisa membantu dalam peningkatan keaktifan dan
hasil belajar siswa terkhusus dalam mata pelajaran PAI dan Budi Pakerti. Selain
itu penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan motivasi belajar dan
d. Bagi Peneliti
Bagi peneliti, maka penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas yang harus diselesaikan guna mendapatkan gelar starta
satu Sarjana Pendidikan Agama Islam. Bukan hanya itu penelitian ini juga
pendidikan.
ini juga bermanfaat sebagai acuan serta telaah terdahulu bagi peneliti yang
F. Definisi Operasional
Dalam rangka agar variabel yang diibahas di penelitian tindakan kelas ini tidak keluar
atau menyimpang dari tujuan penelitian serta menghindari kesalahan penafsiran terhadap
istilah varaibel, maka dirasa perlu untuk dipaparkan definisi beberapa hal berikut ini:
1. Mind Mapping
Mind mapping adalah satah satu dari beberapa metode pembelajaran yang
menjadikan siswa sebagai pusat dari pembelajaran, karena dalam hal ini peserta didik
keterkaitan konsep dan prinsip yang ditampilkan dalam bentuk jejaring konsep.
10
2. Keaktifan
Keaktifan yang dibahas, diteliti, dan dimaksud dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah suatu kondisi atau keadaan yang mana siswa secara aktif mengikuti proses
pembelajaran. Keaktifan ini diketahui, dipahami, dan diukur dari lembar observasi
yang tersusun sesuai dengan indikator keaktifan siswa saat proses pembelajaran.
Adapun indikator keaktifan yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu: visual activities;
3. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dibahas, diteliti, dan dimaksud dalam penelitian tindakan
kelas ini yaitu adanya perubahan perilaku sebagai tanda kemajuan setelah
diterapkannya perlakuan pada saat kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini
hasil belajar diketahui, dipahami, dan diukur dari perolehan nilai dari proses
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Mind Mapping
untuk belajar. Dalam prosesnya mind mapping melibatkan otak kanan dan otak
saling keterkaitan antara konsep dan prinsip yang ditampilkan seperti jejaring
inilah yang disebut dengan mind mapping.13 Hal tersebut sejalan dengan
dapat melatih otak siswa untuk melihat secara menyeluruh dan terperinci serta
terintergrasi antara logika dan daya khayal siswa.14 Dari berbagai uraian tersebut
maka secara garis besar mind mapping dapat diartikan sebagai pemetaan
pemikiran dari kedua belah otak melalui jejaring konsep yang dapat membangun
kemampuan siswa.
12
Martin Davies, “Concept Mapping, Mind Mapping and Argument Mapping,” Journal Higher Education,
(2011): 279.
13
Nur Alfin Hidayati, “Penerapan Metode Mind Map Berbasis Drill untuk Meningkatkan Kemampuan
Berbicara Mahasiswa di Prodi PBSI IKIP PGRI Bojonrgoro,” Jurnal Educatio FKIP UNMA, Vol. 6 No. 2, (2020):
463.
14
Zahro et al, “Pengaruh Model Student Team Achievent Division (STAD) dan Mind Mapping terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar,” Journal Pramire Education Universitas PGRI Madiun, Vol. 8 No. 2, (2018):
196-205.
11
12
menyeimbangkan kedua sisi otak manusia, yang mana otak kanan digunakan
ringkas, menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Teori mind mapping yang
ditemukan oleh Buzan didukung oleh Syam bahwa mind mapping ini dirancang
penyusunan poin-poin penting dalam bentuk peta, grafik atau silbol lainnya di
mana dapat membantu memepermudah daya ingat dan daya pemahaman siswa.15
Melalui penerapan mind mapping ini maka siswa tidak lagi dituntut untuk
materi yang ada di buku maupun yang disampaikan secara lisan oleh guru. Hal
ini juga mempermudah siswa untuk meningkatkan kreativitas dan potensi yang
berpengaruh pesar pula pada hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik.
15
Rexy Diah Ayu P.M. dan Siti Maryam Yusuf, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran berbasis Mind
Mapiing dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu,” 218.
13
dalam pembuatan mind mapping lebih mudah dibuat dan dipahami. Komponen
1) Pusat. Komponen ini adalah komponen utama dalam mind mapping, yaitu
16
Djohan Yoga, Mind Map Cara Mudah Meraih Prestasi (Langkah Tepat, Cepat, dan Mudah Memaksimalkan
Belajar), (Jakarta: Kompas Gramedia, 2022), 20-21.
17
Ibid, 27-29.
14
diperhatikan dan dipahami agar segala bentuk peta pemikiran yang dibuat dapat
dimengerti dengan mudah. Terdapat dua prisip yang harus diketahui, yaitu:
1) Mind mapping dimulai dengan konsep yang disebar lalu dikaitkan atau
dihubungkan dengan garis atau tanda berwarna agar mudah untuk diingat.
mengingat.18
Penggunaan dua prinsip yang dijelaskan oleh Buzan ini merancang suatu
mapping di kelas:
4) Guru memberikan tugas untuk mengetahui daya serap siswa baik berupa
18
Buzan, Buku Pintar Mind Maps, 97.
15
siswa untuk membuat peta pemikiran dari penjelasan guru dan berbagai
kesimpulan
7) Guru melakukan evaluasi pembelajaran baik berupa tes dan non tes
ceramah
19
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi,
(Yogyakarta: CTSD Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2022), 200-201.
16
2. Keaktifan Belajar
berkelanjutan terlibat aktif baik secara mental dan fisik saat kegiatan belajar
yang dalam pelaksanaanya berfokus pada siswa bukan guru. Dalam hal ini maka
kita tahu bahwa keaktifam belajar adalah suatu kondisi di mana saat proses
pembelajaran siswa terlibat secara aktif baik fisik ataupun mentalnya untuk
pembelajaran berlangsung
maka guru bisa mengukur sejauh mana materi diterima siswa melalui keaktifan
20
Kezia Rikawati dan Debora Sitinjak, “Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dengan Penggunaan Metode
Ceramah Interaktif,” Journal of Educatinal Chemistry, Vol.2 No. 2, (2020): 43.
21
Ibid.,
17
Menurut Nana Sudjana keaktifan siswa dilihat dari beberapa hal berikut,
yaitu:22
3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
masalah
tubuh yang dimiliki oleh manusia sebagai mahkluk hidup untuk melakukan
sesuatu.23 Indikator keaktifan siswa juga diamati dari berbagai kegiatan siswa
diantaranya:
22
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengaja, (Bandung: Remaja Rosdi Karya, 2005), 61.
23
Endang Sri Wahyuningsih, Model Pembelajaran Mistery Learning (Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa), (Sleman: Deepublish Budi Utama), 50.
18
lainnya.
lainnya.
Haryanto ada enam faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa yaitu: siswa,
guru, materi, tempat, waktu dan fasilitas. Selain hal-hal tersebut terdapat
24
Ibid, 20.
19
belajar;
7) Memberikan feedback;
pembelajaran.25
2) Terlibat dalam proses pemecahan masalah yang mana dalam hal ini adalah
dalam kelas;
3) Memiliki keberanian untuk bertanya baik kepada sesame teman atau guru
25
Nugroho Wibowo, “Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa melalui Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajardi
SMK Negeri 1 Septosari,” Jurnal Electronics, Informatics, and Vocatioal Education (ELINVO), Vol. 1 No.2, (2016):
131.
26
Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengaja, 62.
20
3. Hasil Belajar
Belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan perilaku di mana hal ini
Belajar ini adalah sebuah kegiatan yang dilakukan setiap orang dalam seluruh
untuk menambah ilmu baik dalam bidang pengetahuan, sikap dan keterampilan
dalam proses belajar. Hasil belajar merupakan suatu perubahan perilaku yang
dapat juga dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki peserta didik
untuk mengetahui keberhasilan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat
(sikap dan nilai atau yang termasuk kecerdasan interpersonal dan kecerdasan
dan spasial, dan kecerdasan musikal). Penilaian hasil belajar ini dapat digunakan
27
Teni Nurrita, “Pengembangan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,” Jurnal
Misykat, Vol. 3 No. 1, (2018): 174.
28
Zulkifli Matondang et al, Evaluasi Hasil Belajar, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2019), 2.
29
Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 22.
21
untuk mengetahui sejauh mana materi yang telah diberikan oleh guru dapat
diterima, dipahami, atau diserap oleh siswa saat proses bembelajaran di kelas.
yaitu:
1) Ranah Kognitif
yang mana terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan,
dalam mengolah arti atau makna mengenai hal yang telah dipelajari.
30
Dimyati dan Mudijono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 26-27.
22
2) Ranah Afektif
belajar. Kategori atau tingkatan ini dimulai dari tingkatan yang paling
stimulasi atau ransangan dari luar yang dating kepada siswa dalam
31
Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 30.
23
nilai yang telah diraih serta berpengaruh besar pada perilaku dan
kepribadiannya.
3) Ranah Psikomotorik
keterampilan yang mana terdiri dari beberapa aspek atau tingkatan, yaitu:32
yaitu:
1) Faktor Internal
hasil belajar yang dipicu atau dipengaruhi oleh diri individu. Faktor
32
Ibid, 30-31.
24
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal dalam hasil belajar adalah faktor yang memicu atau
mempengaruhi hasil belajar yang berasal dari faktor diluar bilogis. Faktor
eksternal dibagi menjadi dua yaitu faktor lingkungan sosial dan non sosial.
bagi siswa, sebagai contoh apabila terdapat siswa yang terdampak faktor
masyarakat yang kurang baik seperti berjudi tentu hal ini juga
33
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media), 2015,
23-31.
34
Ibid, 32-34.
25
Budi Pakerti adalah sebuah bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar ia
dapat berkembang dengan maksimal sesuai ketentuan ajaran Islam.35 PAI dan
Budi Pakerti sebagai mata pelajaran merupakan sebuah usaha atau upaya yang
bertakwa. PAI dan Budi Pakerti memegang peran penting di sekolah untuk
moralitas. Sehingga penyelenggaraan mata pelajaran PAI dan Budi Pakerti tidak
Lebih dari itu, PAI diberikan kepada siswa agar pembelajaran agama Islam
pendidikan, namun juga menjadi way of life atau pandangan dan sikap dalam
menjalani kehidupan. Dengan demikian mata pelajaran PAI dan Budi Pakerti
menselaraskan, serta menyeimbangkan antara iman, islam, dan ihsan dalam diri
setiap siswa.
35
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), 32.
26
b. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pakerti di Tingkat
SMA/SMK/Sederajat
keimanan melalui pemberian pengetahuan nilai Islam pada peserta didik. Hal ini
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
pelajaran PAI dan Budi Pakerti juga turut andil dalam mensukseskan tujuan
pendidikan nasional.
36
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN).
Diakses dari https://pusdiklat.perpusnas.go.id/regulasi/download/6 pada 25 Februari 2023 pukul 16.08 WIB.
27
Alen Putri Sonita, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, 2020
siswa kelas V di MIN 3 Aceh Besar pada mata pelajaran IPS. Ditunjukkan dengan adanya
peningkatan dari pra tindakan ke siklus I sebesar 58,53% dan meningkat kembali siklus II
sebesar 85,35%. Persamaan antara penelitian Alen dengan peneliti ini adalah penggunaan
metode mind mapping, sedangkan perbedaannya adalah variabel yang diteliti dan lokasi
penelitian. Variabel yang digunakan peneliti adalah keaktifan dan hasil belajar siswa dengan
berjudul “Penerapan Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Pembelajaran IPS kelas IV SDN Binangun 03. Penelitian dilatarbelakangi dari belum
optimalnya hasil belajar siswa. Metode yag digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode mind mapping mampu
meningkatkan hasil belajar siswa, ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar
siswa pada akhir siklus II mencapai 77,33% dengan prosentase keberhasilan siswa mencapai
95%. Persamaan penelitian Endang dengan peneliti ini adalah penggunakan metode
pembelajaran yang sama yaitu mind mapping dan variable yang diteliti yaitu hasil belajar
siswa. Sedangkan perbedaanya adalah adanya penambahan variabel dalam penelitian ini
sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika (PTK pada Siswa Kelas
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan
pada ketuntasan belajar siswa. Hal ini dilihat dari: 1) keaktifan siswa dalam mengajukan
pertanyaan, sebelum tindakan sebesar 16,7%, sesudah tindakan naik menjadi 60%, 2)
keaktifan siswa dalm mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas, sebelum tindakan
sebesar 16,7%, sesudah tindakan naik menjadi 66,7%, 3) keaktifan siswa mengerjakan soal-
soal latihan, sebelum tindakan 30%, sesudah tindakan naik menjadi 73,3%, 4) keaktifan
menjawab pertanyaan, sebelum tindakan sebesar 20%, sesudah tindakan naik menjadi 70%.
Hasil tes tertulis yang dilakukan sebelum dan sesudah penelitian menunjukkan adanya
peningkatan pada ketuntasan belajar siswa. Sebelum tindakan kelas prestasi belajar siswa
hanya 46,7%, sesudah tindakan prestasi belajar siswa naik menjadi 70%. Persamaan
penelitian Tri Margono dengan peneliti ini adalah penggunakan metode pembelajaran yang
sama yaitu mind mapping dan variable yang diteliti yaitu keaktifan belajar siswa. Sedangkan
perbedaanya adalah adanya penambahan variabel dalam penelitian ini yaitu hasil belajar
Mirza Fathayati Martu, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2014 dalam
dilatarbelakangi oleh permasalaham prestasi belajar siswa yang rendah. Metode yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
29
penerapan mind mapping meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukan dengan
adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Pada pra tindakan rata-rata nilai 60,00 dengan
presentase ketuntasan 22,22%. Pada siklus I telah meningkat, rata-rata kelas yang diperoleh
seluruhnya presentase 100%, rata-rata yang diperoleh 79,44. Nilai rata-rata dari pra siklus,
siklus I ke siklus II sebesar 68,89. Persamaan penelitian Mirza dengan peneliti ini adalah
perbedaanya adalah variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu keaktifan dan hasil
Kemampuan Bernalar Siswa (PTK di Kelas VII Semester genap SMP Negeri 2
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan mind mapping meningkatkan kemampuan bernalar siswa. Hasil penelitian
ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan bernalar. Hal ini ditunjukkan dengan: (1)
Banyaknya siswa yang mampu menjawab pertanyaan langsung dari guru meningkat dari
18,75% menjadi 63,33%; (2) Kemampuan siswa mengerjakan soal uraian secara tepat
mengalami peningkatan, dilihat dari nilai rata-rata siswa yang telah memenuhi nilai KKM
7,00 yaitu pada siklus I sebesar 5,05% dan naik pada putaran II menjadi 7,43%. Persamaan
penelitian Kustono dengan peneliti ini adalah penggunakan metode pembelajaran yang sama
yaitu mind mapping. Sedangkan perbedaanya adalah variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu keaktifan dan hasil belajar siswa serta perbedaan lokasi penelitian yang
dilakukan.
30
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini yaitu, jika metode pembelajaran mind mapping
diterapkap maka keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X TKR 5 di SMK PGRI 2 Ponorogo
tahun pelajaran 2022/2023 meningkat. Hal ini selaras dengan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilakukan oleh Ni Luh Supadmi, jika dalam suatu proses pembelajaran
menerapkan metode mind mapping maka dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa kelas X MIA 6 SMA Negeri 4 Singaraja.37 Menurut Sudjana, siswa yang aktif mudah
untuk memahami materi pelajaran sehingga memungkinkan siswa untuk menguasai bahan
pelajaran yang diajarkan oleh gurunya secara maksimal, sehingga memungkinkan untuk
siswa memperoleh hasil belajar yang baik pula selama evaluasi hasil belajar.38
Keaktifan ini sangat penting karena pembelajaran bukan hanya sebatas memindahkan
pengetahuan guru kepada siswa, namun menciptakan situasi yang membawa siswa secara
aktif belajar guna mencapai pemahaman yang maksimal. Dari uraian penjelasan di atas, hasil
observasi, wawancara dan assessment yang dilakukan pada saat Magang II (29 Agustus – 29
September 2022) di kelas X TKR 5 SMK PGRI 2 Ponorogo pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) dan Budi Pakerti pokok bahasan Su’abul Iman menunjukkan bahwa
Metode pembelajaran mind mapping merupakan salah satu metode pembelajaran yang
Metode pembelajaran mind mapping ini menjadi motivasi bagi siswa untuk meningkatkan
keaktifan mereka.40 Dengan adanya metode pembelajaran mind mapping ini pula siswa
37
Ni Luh Supadmi et al, “Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Kimia Siswa Kelas X MIA,” Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, Vol.1 No. 2, (2017): 48.
38
Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 54.
39
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Maps, 12.
40
Brett D. Jones et al, “The Effects of Mind Mapping Activities on Students' Motivation,” International
Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, Vol.6 No. 1, (2012): 3.
31
terlibat secara aktif dalam mengembangkan potensi belajar yang ada dalam diri mereka
sehingga terus mengalami peningkatan.41 Berdasarkan penjelasan di atas kita memahami jika
metode pembelajaran mind mapping diterapkan maka bisa meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa.
Untuk lebih jelasnya, kerangka pikir dalam implementasi pembelajaran degan metode
mind maping melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dijelaskan dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1
Kerangka Pikir Penelitian Tindakan Kelas
41
Ni Luh Supadmi et al, “Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Kimia Siswa Kelas X MIA,” 50.
32
Berdasarkan pemaparan yang telah dijabarkan di atas, maka hipotesis tindakan dalam
keaktifan siswa kelas X TKR 5 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pakerti di SMK
belajar siswa kelas X TKR 5 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pakerti di SMK PGRI
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif,
Pendekatan penelitian kualitatif adalah sebuah pendekatan yang menekankan pada proses
eskplorasi dan memahami makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah
sosial atau masalah kemanusian.42 Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan wujud dari penelitian kualitatif yang
keberhasilan, meskipun dalam pelaksanaannya juga didukung dengan data kuantitatif untuk
PTK (classroom action research) adalah suatu kegiatan dalam proses pembelajaram
pembelajaran menuju lebih baik dari sebelumnya agar tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat tercapai secara maksimal.43 Dalam hal ini penelitian tindakan kelas tidak
berfokus pada input dan output kelas saja, melainkan juga berfokus pada proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.44 Beberapa kompenen penting dalam penelitian
tindakan kelas sesuai dengan model PTK yang diperkenalkan oleh Kemmis dan Mc Taggart
adalah: plan (rencana), act (tindakan), observe (observasi), dan reflect (refleksi). Jenis
penelitian tindakan kelas ini dirasa tepat dan sesuai untuk dilakukan pada penelitian kali ini.
Hal ini dikarenakan melalui PTK, permasalahan yang ada dalam pendidikan khususnya saat
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2021), 4.
43
Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN- Malang Press: 2008), 8.
44
Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah beserta Contoh-Contohnya,
(Yogyakarta: Gava Media; 2014), 4.
33
34
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 2 Ponorogo yang berlokasi di Jl. Raya
Timur (63491). Pemilihan lokasi ini dikarenakan rasa kepedulian peneliti untuk
siswa di SMK PGRI 2 Ponorogo. Dari jajaran lembaga sekolah juga terbuka terkait
penelitian ini sehingga diharapkan merumuskan salah satu solusi untuk meningkatkan
mutu pendidikan di SMK PGRI 2 Ponorogo ini. Selain itu antusias dari para siswa juga
menjadi dorongan tersendiri bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian ini. Berbagai
hal di atas menjadi alasan besar bagi peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah
ini.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2022/2023, yakni dibulan Januari sampai dengan Februari tahun 2023. Penelitian ini
dilakukan dengan lima kali pertemuan. Lima kali pertemuan dilakukan dengan rincian
satu kali pra siklus dengan satu kali pertemuan, siklus I selama dua pertemuan dan
dilanjutkan dengan siklus II dengan dua pertemuan. Penentuan hari dan waktu
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menyesuaikan kalender akademik yang ada
di sekolah serta menyesuaikan jadwal mata pelajaran dengan konsultasi dengan guru
C. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mengambil subjek dari kelas X TKR 5 SMK PGRI 2
Ponorogo yang berjumlah 38 siswa, yang seluruh siswanya adalah laki-laki. Alasan
pemilihan kelas X TKR 5 ini adalah karena kelas ini merupakan peralihan dari sekolah
35
menengah pertama menuju ke sekolah menengah kejuruan yang tentu dalam pelaksanakan
pembelajaran. Selain itu kelas X juga memiliki waktu pembelajaran yang lebih efektif jika
dibandingkan dengan kelas XI dan XII yang mana kelas XI harus melaksakan PPL di luar
sekolah dan kelas XII yang telah dipadatkan untuk jadwal ujian-ujian kelulusan.
Data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dan bersifat
terbaru (up to date). Adapun data primer dalam penelitian tindakan kelas ini berupa kata-
kata, tindakan, dan angka. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung atau telah melewati beberapa perantara. Data sekunder dalam penelitian ini
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas menunjukkan dari mana data tersebut
diperoleh. Sumber data utama diperoleh dari orang yang terlibat dalam penelitian, baik
sebagai subjek maupun objek. Dalam hal ini subjek penelitian adalah guru dan peneliti,
sedangkan objek penelitian adalah siswa SMK PGRI 2 Ponorogo kelas X TKR 5. Terdapat
Sumber data primer adalah data yang sumbernya diperoleh secara langsung oleh
peneliti. Sumber data primer ini juga disebut dengan data asli atau sebenarnya. Adapun
sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.
Sumber data sekunder adalah data yang sumbernya diperoleh secara tidak
langsung atau telah melewati beberapa perantara. Data sekunder dalam penelitian ini
36
Teknik penumpulan data merupakan cara atau metode yang digunakan untuk
pengumpulan data yang dibutuhkan oleh peneliti selama penelitian berlangsung. Dalam
penelitian tindakan kelas ini maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Observasi
memotret sejauh mana dampak tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran.
Jenis obsevasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisipan. Observasi ini
langsung di kelas. Dalam kegiatan observasi ini pula kegiatan dan aktivitas siswa
diamati dan direkam untuk menjadi data dalam sebuah catatan yang selanjutnya
dianalisis oleh peneliti.45 Dalam penelitian tindakan kelas ini observasi dimaksudkan
untuk memperoleh data yang berkaitan dengan keaktifan siswa saat proses
2. Wawancara
45
Happy Fitria et al, “Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas,”
Adimas Unwahas, Vol. 04 No. 1, (2019): 16.
37
Dalam penelitian ini narasumber yang diwawancara adalah perwakilan siswa yang
telah mengikuti pembelajaran PAI dan Budi Pakerti dengan penerapan metode mind
mapping. Siswa tersebut adalah Dipta Aditya S.S.; Hengky Akbar Junior; Choirul
Annam; Rivano Angga; dan Novenda Adip B.S. yang merupakan anggota kelas X
TKR 5 SMK PGRI 2 Ponorogo. Wawancara ini dilakukan untuk mendukung dan
3. Tes
Pengumpulan data melalui tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
yang diperoleh selama proses pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas ini, tes
dilaksanakan selama tiga kali: yaitu satu kali ketika pra siklus; satu kali pada siklus I;
dan satu kali ketika siklus II. Melalui tes tersebut maka peneliti mengetahui
4. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari arsip tulisan,
catatan harian, daftar hadir siswa, gambar elektronik lainnya selama proses penelitian
berlangsung. Dokumentasi dalam penelitian ini juga diperoleh dari data tertulis
lainnya.46
46
Sri Wilujeng, “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Teams Games Tournament
(TGT),” Journal of Elementary Education, Vol. 2 No.1, (2013): 48.
38
F. Instumen Penelitian
Insturmen dalam penelitian tindakan kelas merupakan segala hal atau alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data saat proses pembelajaran. Instrument ini dibuat
sebelum pelaksanaan penelitian.47 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
Observasi ini memuat delapan (8) indikator capaian keaktifan siswa selama proses
pembelajaran yang diamati secara berkelanjutan dimulai dari pra siklus, siklus I dan
siklus II.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa
No
No Indikator Keaktifan Kegiatan Siswa
Item
1 Visual Activities Siswa membaca materi dan memperhatikan penjelasan A
dari guru maupun presentasi dari kelompok lain
4 Writing Activities Siswa mencatat materi yang telah disampaikan baik oleh D
guru maupun hasil presentasi kelompok lain
47
Suharsimi Arikunto et al, Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 85.
39
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Wawancara Responden Siswa
No. Pertanyaan
1. Apakah kamu senang dengan pembelajaran PAI dan Budi Pakerti yang baru kamu ikuti?
Mengapa?
2. Apakah kamu dapat memahami materi PAI dan Budi Pakerti yang baru kamu ikuti?
3. Apakah dengan menggunakan metode mind mapping pada mata pelajaran PAI dan Budi
Pakerti yang baru kamu ikuti membantu memahami pelajaran?
4. Apakah dengan menggunakan metode mind mapping pada mata pelajaran PAI dan Budi
Pakerti yang baru kamu ikuti mendorong diri untuk mengikuti pembelajaran secara aktif?
5. Apakah terdapat perbedaan antara pembelajaran dengan menggunakan metode biasa dengan
metode pembelajaran mind mapping?
6. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran PAI dan Budi Pakerti dengan metode
pembelajaran mind mapping?
40
Lembar tes diberikan sebagai instumen untuk mengukur hasil belajar siswa
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I Tindakan I
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I Tindakan II
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II Tindakan I
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II Tindakan II
Dalam teknik analisis data ini, maka data yang dikumpulkan oleh peneliti
berdasarkan bahasan yang diteliti agar tidak keluar dari fokus penelitian yang
telah ditentukan. Pada tahapan ini, data yang dikumpulkan berupa data primer
keaktifan siswa; lembar wawancara responden siswa; penilaian tes tertulis setiap
Dalam tahapan ini, data yang telah dikumpulkan dan diseleksi selanjutnya
dianalisis untuk dibuat suatu kesimpulan berupa uraian singkat yang menjawa
43
Adapaun untuk mengukur, menghitung, dan mengolah data yang telah diperoleh
dalam setiap siklusnya maka penelitian ini menggunakan percentage correction atau
sebagaiamana berikut:48
NP = SP X 100
SM
Keterangan:
NP : Nilai persentase yang dicari
SP : Nilai perolehan siswa
SM : Nilai maksimum yang dicapai
Adapun untuk mengukur mean atau rata-rata dari hasil observasi dan tes siswa,
X = ∑X
N
Keterangan:
X : Rata-rata atau mean yang dicari
∑X : Jumlah seluruh skor
N : Banyaknya subjek
48
Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 2017, 133.
49
Ibid.,
44
2. Indikator Keberhasilan
adalah suatu alat ukur guna mengetahui kondisi atau perkembangan pencapaian siswa
meliputi:
dalam persentase 100% dari keseluruhan jumlah siswa yang ada di dalam kelas,
maka keaktifan siswa minimal memperoleh sebanyak 70% siswa dari kelas
apabila dalam persentase 100% dari keseluruhan jumlah siswa yang ada di kelas,
maka hasil belajar minimal memperoleh sebanyak 70% siswa yang lulus dari
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan. Nilai minimal untuk
dinyatakan lulus dari KKM pada mata pelajaran PAI bagi kelas X di SMK PGRI
50
Nurhayati dan Syahrizal, “Teori Belajar Al-Mawardi: Studi Analisis Tujuan dan Indikator Keberhasilan
Belajar,” Ulumuna: Jurnal Studi Keislamana, Vol. 18 No.1, (2014): 49.
45
H. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi pra siklus (studi pendahuluan),
siklus I dan siklus II. Data yang didapatkan dalam pra siklus dijadikan acuan, dasar, dan
pedoman perencanaan tindakan siklus I dan siklus II. Pada tahapan pra siklus peneliti
mengikuti pembelajaran guru pamong di kelas dan bertindak sebagai observer untuk
mengambil data sebelum tindakan diterapkan. Adapun materi yang disampaikan dalam pra
siklus ini adalah Mahabbah, Khauf, Raja’ dan Tawakal. Setelah direfleksi maka peneliti
merasa bahwa keaktifan dan hasil belajar di kelas belum maksimal, sehingga perlu sebuah
metode mind mapping ini diimplementasikan di siklus I untuk melihat apakah ada
peningkatan dalam keaktifan dan hasil belajar melalui materi Sumber Hukum Islam.
Begitupun selanjutnya di Siklus II dengan penyampaian materi Ghodob, Kontrol Diri dan
Syaja’ah. Untuk mempermudah observasi pada setiap poin indikator keaktifan siswa, maka
Kurikulum 2013 atau K 13 dengan Kurikulum Merdeka atau KurMer. Hal ini diterapkan
oleh SMK PGRI 2 Ponorogo untuk pelatihan dalam penyesuaian Kurikulum Merdeka
dengan kondisi dan situasi serta keadaan sekolah. Maka dalam penelitian perangkat
pembelajaran yeng digunakan disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Contohnya untuk
siklus I materinya adalah Sumber Hukum Islam yang merupakan materi Kurikulum 2013
maka perangkat pembelajaran yang digunakan juga berkaitan dengan Kurikulum 2013
seperti penggunaan RPP, KI, KD, Indikator dan sebagainya. Berbeda dengan materi Siklus
II yaitu Ghodob, Kontrol Diri dan Syaja’ah yang merupakan materi dari Kurikulum Merdeka
maka perangkat yang digunakan adalah Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Capaian
Pembelajaran (CP), Modul Ajar, dan lain-lainnya. Bapak Nadiem Makarim selaku Menteri
merupakan terobosan yang membantu guru dan kepala sekolah mengubah proses
Tahapan di setiap prosedur PTK meliputi: (1) planning atau perencanaan; (2) action
atau pelaksanaan; (3) observing atau pengamatan; dan reflecting atau refleksi.52 Tahapan-
tahapan tersebut disebut dengan siklus kegiatan untuk memecahkan problem di kelas atau
masalah. Sehingga tahapan tersebut harus ada dalam setiap siklusnya. Jumlah siklus yang
digunakan bergantung pada peneliti dalam penunjukkan arah perubahan yang lebih baik.
Re- Acting
Re- Observing
Acting Observing
Planning Reflecting
Siklus I
Revised Re- Reflecting
Planning
Siklus II
Kesimpulan dan
Analisis Penelitian
Saran
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
51
Nadiem Makarim, “Sistem Informasi Kurikulum Nasional (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran), diakses
dari https://kurikulum.kemendikbud.go.id/kurikulum-merdeka/ pada tanggal 28 Januari 2023 pukul 06.42 WIB.
52
Arikunto et al, Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi, 210.
47
1. Perencanaan (Planning)
Ponorogo yaitu: rendahnya respon siswa menanggapi materi yang disampaikan oleh
guru; sedikitnya siswa yang terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan ketercapaian
KKM pada hasil belajar yang rendah, maka diperlukan sebuah upaya untuk mengatasi
hal tersebut. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah dengan penerapan metode mind
mapping untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Sebelum penerapan
(RPP) atau modul ajar; penyusunan instrumen dan rubrik penelitian; dan menyiapkan
alat serta bahan belajar yang mengacu pada ketentuan lokasi penelitian yaitu SMK
PGRI 2 Ponorogo.
2. Pelaksanaan (Acting)
Acting atau pelaksanaan adalah langkah dalam setiap siklus yang dilakukan
penelitian dilakukan berdasarkan RPP atau Modul Ajar yang telah dibuat sebelumnya.
RPP dan Modul Ajar memuat tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran
mind mapping.
3. Pengamatan (Observing)
5 yang berkaitan dengan topik penelitian. Data yang dikumpulkan berupa kualitatif
maupun kuantitatif. Data diperoleh melalui instrument yang telah disiapkan yaitu:
53
Ibid, 211.
48
lembar observasi keaktifan siswa, lembar wawancara; lembar penilaian tes tertulis, dan
4. Refleksi (Reflecting)
perubahan yang terjadi. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti mencoba untuk
memberikan solusi terbaik atas permasalahan yang ditemukan. Refleksi pada pra
siklus menjadi acuan untuk perencanaan siklus I. Begitupun selanjutnya refleksi pada
Tabel 3.7
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
1. Persiapan
a. Penyusuanan Judul PTK 15 Oktober 2022
b. Pembuatan Proposal PTK 16 Oktober 2022
c. Seminar Proposal PTK 16 Desember 2022
d. Izin Penelitian 30 Desember 2022
e. Pembuatan Instrumen 03 Januari 2023
2. Pelaksanaan
a. Pra Siklus 12 Januari 2023
b. Siklus I 1). Perencanaan 16 Januari 2023
2). Pelaksanaan 17 Januari 2023
3). Observasi 17 Januari 2023
4). Refleksi 19 Januari 2023
c. Siklus II 1). Perencanaan 30 Januari 2023
2). Pelaksanaan 31 Januari 2023
3). Observasi 31 Januari 2023
4). Refleksi 02 Februari 2023
3. Penyusunan Laporan
a. Pengolahan Data 17 Januari – 10 Februari 2023
b. Penyusunan Laporan 10 februari – 7 Maret 2023
BAB IV
HASIL PENELITIAN
SMK PGRI 2 Ponorogo adalah salah satu sekolah menengah kejuruan populer di
Daerah Ponorogo. SMK PGRI 2 Ponorogo juga merupakan sekolah industri berbasis
pondok pesantren serta perduli dan berbudaya lingkungan. Sekolah ini mengajarkan
kedisiplinan yang sangat ketat kepada siswa-siswanya, sehingga dapat melatih mental,
sifat, dan perilaku mereka apabila suatu saat nanti mereka terjun ke dunia kerja.
SMK PGRI 2 Ponorogo didirikan pada tahun 1984 oleh Bapak H.S. Pirngadi, B.A
yang sebelumnya dikenal dengan nama STM PGRI Ponorogo dan bertempat di SD
Keniten 1 dan SD Keniten 2 yang digunakan untuk mempelajari teori, sedangkan untuk
awal berdiri, sekolah swasta ini membuka 3 Program Keahlian yaitu Teknik Mesin,
Teknik Kelistrikan, dan Teknik Bangunan. Pada tahun 1987 STM PGRI Ponorogo
melakukan Akreditasi dengan jenjang "Diakui". Pada tahun 1990 lokasi Sekolah
dipindahkan dari SD Keniten ke Sekolah Teknik Negeri Ponorogo, kemudian pindah lagi
tepatnya di Selatan Pabrik ES Salju Buana. Pada tahun 1991/1992 Sekolah membuka
Pada tahun 1992 mendapatkan dana bantuan dari Industri Pesawat Terbang
Nurtanio (IPTN) yang sekarang dikenal sebagai PT. Dirgantara Indonesia yang pada kala
itu dipimpin oleh Bapak Presiden B.J. Habibie. Pada tahun 2000/2001 mengubah
namanya menjadi SMK PGRI Ponorogo dan Terakreditasi dengan status "Disamakan".
Pada tahun 2002 mendapatkan bantuan peralatan praktik dari Austria dengan nilai
nominal 2,4 Milyar Rupiah. Pada tahun 2005 mendapatkan tenaga pengajar sukarelawan
49
50
dari Korea. Pada tahun 2006/2007 mendapatkan Akreditasi A. Pada tahun 2011/2012
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, terampil,
1) Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
pengetahuan dan teknologi masa sekarang dan masa yang akan datang;
keahlian;
profesi;
52
5) Menghasilkan lulusan yang sehat jasmani dan rohani, berdisiplin tinggi dan
berakhlak mulia;
mengembangkan diri;
Paparan data pra penelitian diperoleh melalui tahapan pra siklus. Tahapan pra siklus
ini dilakukan untuk mendapatkan data awal atau permulaan dari kondisi lapangan yang
diteliti berkaitan dengan keaktifan dan hasil belajar siswa. Dengan adanya tahapan pra
siklus ini maka peneliti mengetahui bagaimana penerapan sebelum dan sesudah metode
pembelajaran mind mapping di kelas X TKR 5. Dalam pelaksanaan tahapan pra siklus ini
diampu oleh Ibu Ria selaku Guru PAI dan Budi Pakerti materi “Mahabbah, Khauf, Raja’,
dan Tawakkal” pada Kamis, 12 Januari 2023 pukul 08.11-09.37 WIB. Adapun hasil dari
Tabel 4.1
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pra Siklus
Indikator Ket.
No Nama Siswa (∑)
Kategori
A B C D E F G H
1 Angga Agustino P. v v v 3 Rendah
6 Ardiyansyah W. P. v v v 3 Rendah
21 Khoirulyahya v v v 3 Rendah
25 Muh.Fathkul M. v v v v v 5 Sedang
Keterangan Kategori:
Tinggi : 6,1 - 8
Sedang : 3,1 - 6
Rendah :1-3
55
Tabel 4.2
Persentase Keaktifan Siswa Pra Siklus
Tabel 4.3
Penilaian dan Persentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
KKM 70
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1 Angga Agustino Pratama 90 √
2 Angga Reza Maulana 50 √
3 Angga Saputra 80 √
4 Ardan Sahit Maulana 40 √
5 Ardana Regan Syahiran 30 √
6 Ardiyansyah Wahyu Putra 90 √
7 Arfan -
8 Bagas Ridho Purnomo 50 √
9 Choirul Annam 70 √
10 Dimas Oky Arvidianto 90 √
11 Dipta Aditya Sukma Setya 60 √
12 Erwin Syahrul Pratama 60 √
13 Febri Catur Irsyad Achmadi 60 √
14 Febrian Yuda Sugiharto 50 √
15 Febriyan Hadi Hidayat 50 √
16 Hendry Setyawan 70 √
17 Hengky Akbar Junior 70 √
18 Gigih Dwi Atmonugroho 30 √
19 Indra Maulana Afrelyan 70 √
20 Juan Rangga D 50 √
21 Khoirulyahya 90 √
22 Muhammad Adzani Assidiq 20 √
23 Muhammad Alfian Dwi S. 60 √
24 Muhammad Eka Ramadani 50 √
25 Muhammad Fathkul M. 60 √
26 Muhammad Fauza Nur I. 40 √
56
Dari pemaparan data tabel 4.1 dan tabel 4.2 maka diketahui bahwa persentase siswa
yang turut serta aktif dalam pembelajaran adalah 40,88 % dan hasil belajar siswa yang
telah memenuhi KKM adalah 37,84 %. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah
dari jumlah siswa yang ada di kelas belum terlibat secara aktif dalam pembelajaran serta
belum memenuhi KKM yang telah ditentukan. Maka dari itu, diperlukan suatu
perencanaan untuk sebuah tindakan dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
a. Siklus I
1) Planning (Perencanaan)
ditemukan bahwa perlu adanya peningatan dalam keaktifan dan hasil belajar
siswa yang mana dalam hal ini peneliti merumuskan sebuah solusi dengan
2) Acting (Pelaksanaan)
Islam”. Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan pada Selasa,
17 Januari 2023 dan Kamis, 19 Januari 2023. Kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan mengacu pada RPP yang telah dibuat sebelumnya, terdiri dari
tiga tahapan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
b) Kegiatan inti. Pada kegiatan ini masuk dalam kegiatan belajar mengajar
disediakan.
berlangsung.
(6) Siswa secara acak dari setiap kelompok ditunjuk oleh guru
diskusi.
besar penguatan materi yang telah dibahas. Dibantu oleh guru maka
dan penilaian hasil belajar berupa tes tertulis. Adapun perincian kegiatan
b) Kegiatan inti. Pada kegiatan ini guru mereview atau mengulas materi
Hukum Islam.
kelompok.
(3) Guru memberikan umpan baik pada mind mapping yang dibuat
dibahas.
pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa. Setiap siswa terdapat delapan (8)
pada lembar observasi ini dilakukan dengan mengisi checklist (√) pada kolom
tuntas apabila telah memenuhi KKM yang telah ditentukan yaitu 70, begitu
pun sebaliknya siswa dikatakan tidak tuntas hasil belajarnya apabila belum
Tabel 4.4
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
Indikator
Nama Tindakan I Tindakan II Ket.
No (X) Kategori
Siswa
A B C D E F G H A B C D E F G H
Angga v v v v v v 3 Rendah
1
A. P.
Angga v v v v v v v v 4 Sedang
2
Reza M.
Angga v v v v v v v v v v 5 Sedang
3
Saputra
Ardan v v v v v v v v v v v v 6 Sedang
4
Sahit M.
Ardana v v v v v v v v 4 Sedang
5
Regan S.
Ardiyans v v v v v v v v 4 Sedang
6
yah W.P.
7 Arfan Tidak Masuk - -
Bagas v v v v v v v v 4 Sedang
8
Ridho P.
Choirul v v v v v v v v v v v 5,5 Sedang
9
Annam
Dimas v v v v v v v v v v v v 6 Sedang
10
Oky A.
Dipta v v v v v v v v 4 Sedang
11
A.S.S.
Erwin v v v v v v 3 Rendah
12
S. P.
Febri C. v v v v v v 3 Rendah
13
I.A.
Febrian v v v v v v v v 4 Sedang
14
Yuda S.
Febriyan v v v v v v 3 Rendah
15
Hadi H.
Hendry v v v v v v v v v v 5 Sedang
16
S.
Hengky v v v v v v v v v v v v v v 7 Tinggi
17
Akbar J.
Gigih v v v v v v v v 4 Sedang
18
Dwi A.
Indra v v v v v v v v 4 Sedang
19
Maulana
Juan v v v v v v v v v v v v v v 7 Tinggi
20
Rangga
Khoiruly v v v v v v 3 Rendah
21
ahya
Muh. v v v v v v v v 4 Sedang
22
Adzani
Muh. v v v v v v v v v 4,5 Sedang
23
Alfian
62
Muh. v v v v v v 3 Rendah
24
Eka R.
Muh. v v v v v v v v v v v v 6 Sedang
25
Fathkul
Muh. v v v v v v v v 4 Sedang
26
Fauza N.
Noval v v v v v v v v 4 Sedang
27
Bagus
Novenda v v v v v v v v v v v v v v 7 Tinggi
28
Adip
Prasetyo v v v v v v 3 Rendah
29
Utomo
Rifai v v v v v v v v 4 Sedang
30
Frizky A.
Riko v v v v v v 3 Rendah
31
Andre F.
Rio v v v v v v 3 Rendah
32
Febrian
33 Risqi A. v v v v v v 3 Rendah
Jumlah Total 37 10 37 37 3 6 10 12 37 15 37 37 4 7 13 13
per Indikator
Bentuk persen 27, 8, 16, 27, 32, 40, 10, 18, 35, 35,
100 100 100 100 100 100
(%) 03 11 22 03 43 54 81 92 14 14
63
Keterangan Kategori:
Tinggi : 6,1 - 8
Sedang : 3,1 - 6
Rendah :1-3
Tabel 4.5
Persentase Keaktifan Siswa Siklus I
Tabel 4.6
Penilaian Hasil belajar Siswa Siklus I
KKM 70
Nilai Nilai
No Nama Siswa (X) Tidak
Tindakan I Tindakan II Tuntas
Tuntas
1 Angga Agustino P. 71 53 62 √
2 Angga Reza M. 57 63 60 √
3 Angga Saputra 57 36 46,5 √
4 Ardan Sahit M. 28 56 42 √
5 Ardana Regan S. 86 54 70 √
6 Ardiyansyah W.P. 50 90 70 √
7 Arfan - - - - -
8 Bagas Ridho P. 43 73 58 √
9 Choirul Annam 86 86 86 √
10 Dimas Oky A. 28 73 50,5 √
11 Dipta Aditya S.S. 100 76 88 √
12 Erwin Syahrul P. 28 63 45,5 √
13 Febri Catur I.A. 86 83 84,5 √
14 Febrian Yuda S. 71 76 73,5 √
15 Febriyan Hadi H. 70 70 70 √
16 Hendry Setyawan 57 86 71,5 √
17 Hengky Akbar J. 70 83 76,5 √
18 Gigih Dwi A. 12 86 49 √
19 Indra Maulana A. 100 76 88 √
20 Juan Rangga D. 71 86 78,5 √
21 Khoirul Yahya 57 46 51,5 √
22 Muh. Adzani A. 100 63 81,5 √
23 Muh. Alfian D.S. 71 70 70,5 √
24 Muh. Eka R. 100 43 71,5 √
25 Muh. Fathkul M. 57 70 63,5 √
26 Muh. Fauza Nur I. 28 70 49 √
27 Noval Bagus M. 57 40 48,5 √
28 Novenda Adip B.S. 100 93 96,5 √
29 Prasetyo Utomo 57 30 43,5 √
30 Rifai Frizky Adrian 57 43 50 √
31 Riko Andre F. 86 43 64,5 √
32 Rio Febrian P. 71 40 55,5 √
33 Risqi Andriansah 57 76 66,5 √
34 Rivano Angga R. 71 93 82 √
35 Syahrizal R. K. Z. 71 80 75,5 √
36 Syahrul Hidayanto 100 56 82,5 √
37 Yoga Praditya 86 70 78 √
38 Yoga Pratama 86 93 89,5 √
Jumlah Total 20 17
pada siklus I ini persentase siswa yang telah memenuhi KKM adalah
adanya perubahan keaktifan dan hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus
I. Adapun data keaktifan belajar siswa kelas X TKR 5 dari pra siklus ke siklus
(a) Kategori keaktifan siswa tinggi yang awalnya di tahapan pra siklus
(b) Kategori keaktifan siswa sedang yang awalnya di tahapan pra siklus
(c) Kategori keaktifan siswa rendah yang awalnya di tahapan pra siklus
siklus ke siklus I terdapat peningkatan keaktifan belajar siswa. Hal ini juga
yang awalnya 40,88% di pra siklus menjadi 53,21% pada siklus I dengan
kenaikan sebanyak 12,33%. Sedangkan untuk hasil belajar siswa yang telah
dan hasil belajar siswa di kelas X TKR 5 dari tahapan pra siklus ke siklus I
karena adanya sosialisasi BPJS pada saat jam pembelajaran PAI dan
kekurangan ini dijadikan bahan refleksi untuk perencanaan pada siklus II.
67
b. Siklus II
1) Planning (Perencanaan)
oleh moderator agar segala bentuk umpan balik siswa baik berupa
maksimal.
68
2) Acting (Pelaksanaan)
pada Selasa, 31 Januari 2023 dan Kamis, 02 Februari 2023. Kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan mengacu pada modul ajar yang telah dibuat
b) Kegiatan inti. Pada kegiatan ini masuk dalam kegiatan belajar mengajar
dan Syaja’ah.
besar penguatan materi yang telah dibahas. Dibantu oleh guru maka
dan penilaian hasil belajar berupa tes tertulis. Adapun perincian kegiatan
b) Kegiatan inti. Pada kegiatan ini guru mereview atau mengulas materi
setiap kelompok.
(3) Guru memberikan umpan baik pada mind mapping yang dibuat
sedang dibahas.
salam.
3) Observing (Pengamatan)
siswa yang telah dibuat sebelumnya dan pelaksanaan penilaian hasil belajar
siswa. Setiap siswa terdapat delapan (8) indikator keaktifan yang diamati
dengan mengisi checklist (√) pada kolom indikator keaktifan yang telah
keaktifan siswa. Adapun untuk penilaian hasil belajar siswa dikatakan tuntas
72
apabila telah memenuhi KKTP yang telah ditentukan yaitu 70, begitu pun
Indikator
Nama Tindakan I Tindakan II Ket.
No (X)
Siswa Kategori
A B C D E F G H A B C D E F G H
Angga
1 v v v v v v v v v v v v v v 7 Tinggi
A. P.
Angga
2 v v v v v v v v v v v v 6 Sedang
Reza M.
Angga
3 v v v v v v v v v v v v 6 Sedang
Saputra
Ardan
4 v v v v v v v v v v v v v v v v 8 Tinggi
Sahit M.
Ardana
5 v v v v v v v v v v v v 6 Sedang
Regan S.
Ardiyans
6 v v v v v v v v v v v v 6 Sedang
yah W.P.
7 Arfan Tidak Masuk - -
Bagas
8 v v v v v v v v v v 5 Sedang
Ridho P.
Choirul
9 v v v v v v v v v v v v v v v v 8 Tinggi
Annam
Dimas
10 v v v v v v v v v v v v v v v v 8 Tinggi
Oky A.
Dipta
11 v v v v v v v v v v v v v v v v 8 Tinggi
A.S.S.
Erwin
12 v v v v v v v v 4 Sedang
S. P.
Febri C.
13 v v v v v v v v v v v v v v 7 Tinggi
I.A.
Febrian
14 v v v v v v v v v v v v 6 Sedang
Yuda S.
Febriyan
15 v v v v v v v v v v v v v v 7 Tinggi
Hadi H.
Hendry
16 v v v v v v v v v v v v v v v v 8 Tinggi
S.
Hengky
17 v v v v v v v v v v v v v v v v 8 Tinggi
Akbar J.
Gigih
18 v v v v v v v v v v v 5,5 Sedang
Dwi A.
Indra
19 v v v v v v v v v v v v 6 Sedang
Maulana
Juan
20 v v v v v v v v v v v v v v v 7,5 Tinggi
Rangga
73
Khoirul
21 v v v v v v v v v v v v 6 Sedang
yahya
Muh.
22 v v v v v v v v v v 5 Sedang
Adzani
Muh.
23 v v v v v v v v v v v v v v 7 Tinggi
Alfian
Muh.
24 v v v v v v v v v v 5 Sedang
Eka R.
Muh.
25 v v v v v v v v v v v v v v 7 Tinggi
Fathkul
Muh.
26 v v v v v v v v v v v v v v v 7,5 Tinggi
Fauza N.
Noval
27 v v v v v v v v v v v v v 6,5 Tinggi
Bagus
Novenda
28 v v v v v v v v v v v v v v v v 8 Tinggi
Adip
Prasetyo
29 v v v v v v v v v v v 5,5 Sedang
Utomo
Rifai
30 v v v v v v v v v v v v v v v 7,5 Tinggi
Frizky A.
Riko
31 v v v v v v v v v v v v 6 Sedang
Andre F.
Rio
32 v v v v v v v v v v 5 Sedang
Febrian
33 Risqi A. v v v v v v v v v v v 5,5 Sedang
Rivano
34 v v v v v v v v v v v v v v v v 8 Tinggi
Angga R.
Syahrizal
35 v v v v v v v v v v v v v v 7 Tinggi
Rizky K.
Syahrul
36 v v v v v v v v v v v v v 6,5 Tinggi
H.
Yoga
37 v v v v v v v v v v v v v v 7 Tinggi
Praditya
Yoga
38 v v v v v v v v v v v v 6 Sedang
Pratama
Jumlah Total
37 25 37 37 34 18 16 35 37 28 37 37 34 18 20 36
per Indikator
Bentuk persen 67, 91, 48, 43, 94, 75, 91, 48, 54, 97,
100 100 100 100 100 100
(%) 57 89 65 24 59 68 89 65 05 30
74
Keterangan Kategori:
Tinggi : 6,1 - 8
Sedang : 3,1 - 6
Rendah :1-3
Tabel 4.8
Persentase Keaktifan Siswa Siklus II
1. 0 Rendah 0%
2. 17 Sedang 45,95 %
3. 20 Tinggi 54, 05 %
NP = ( SP : SM ) x 100
Persentase Keaktifan Siswa Siklus I = ( 486 : 592 ) x 100
= 82, 09 %
75
Tabel 4.9
Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus II
pada siklus II ini persentase siswa yang telah memenuhi KKTP adalah
4) Reflecting (Refleksi)
adanya perubahan keaktifan dan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II.
Adapun data keaktifan belajar siswa kelas X TKR 5 dari siklus I ke siklus II
(a) Kategori hasil belajar siswa tuntas atau memenuhi KKTP yang awalnya
78,38 %.
(b) Kategori hasil belajar siswa belum tuntas atau belum memenuhi KKTP
mapping pada mata pelajaran PAI dan Budi Pakerti dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X TKR 5. Peningkatan keaktifan dan
hasil belajar ini juga dipengaruhi oleh upaya perbaikan pada refleksi dari
pembelajaran di kelas.
78
C. Pembahasan
Hasil penelitian tindakan kelas dalam implementasi metode pembelajaran mind mapping
untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X TKR 5 SMK PGRI 2 Ponorogo
menunjukkan hasil yang memuaskan dan telah memenuhi indikator keberhasilan yang
diharapkan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan dalam setiap indikator keaktifan
siswa dan peningkatan hasil belajar siswa setiap sikllusnya. Untuk lebih jelasnya dapat
1. Keaktifan Belajar
umum dilihat dari tabel perbandingan persentase keaktifan siswa setiap siklus.
Tabel 4.10
Tabel Perbandingan Persentase Keaktifan Siswa Setiap Siklus
Dari penjabaran tabel 4.10 diketahui bahwa keaktifan siswa meningkat di setiap
siklusnya. Dengan persentase kenaikan dari pra siklus ke siklus I sebesar 12,33% dan
siklus I ke siklus II sebesar 28,88%. Lebih detail peningkatan keaktifan siswa juga dilihat
a. Visual activities. Dalam indikator keaktifan ini menunjukkan keaktifan siswa dalam
berlangsung. Persentase pada pra siklus, siklus I dan siklus II adalah 100%. Jadi
dari total keseluruhan semua siswa dapat membaca materi dan mendengarkan
b. Oral activities. Indikator ini berkaitan dengan keaktifan siswa memberikan respon
atau feedback baik berupa pertanyaan maupun sanggahan. Persentase pada pra
siklus 18, 92%, naik pada siklus I menjadi 40,54%, dan naik kembali pada siklus II
sebesar 75,68%. Jadi diketahui dari total keseluruhan semua siswa terdapat 28 siswa
mind mapping.
untuk memperhatikan penjelasan guru dan siswa lainnya. Persentase pada pra siklus
89,19%, naik pada siklus I dan siklus II menjadi 100%. Jadi diketahui bahwa
d. Writing activities. Indikator ini berkaitan dengan keaktifan siswa untuk menulis
materi selama pembelajaran berlangsung. Persentase pada pra siklus, siklus I dan
siklus II adalah 100%. Jadi dari total keseluruhan semua siswa telah menulis materi
e. Drawing activities. Indikator ini berkiatan dengan keaktifan siswa dalam membuat
mind mapping atau peta pemikiran mengenai materi yang disampaikan. Persentase
pada pra siklus adalah 0%, naik pada siklus I menjadi 10,81% dan naik kembali
pada siklus II sebesar 91,89%. Jadi diketahui dari total keseluruhan semua siswa
80
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Persentase pada pra siklus adalah
0%, naik pada siklus I menjadi 18,92% dan naik kembali pada siklus II sebesar
48,65%. Jadi diketahui dari total keseluruhan semua siswa terdapat 18 siswa berani
mapping.
g. Mental activities. Indikator ini berkaitan dengan keaktifan siswa untuk berani
memberikan solusi atas persoalan di mana berkaitan dengan materi yang dibahas.
Persentase pada pra siklus adalah 5,41%, naik pada siklus I menjadi 35,14% dan
naik kembali pada siklus II sebesar 54,05%. Jadi diketahui dari total keseluruhan
semua siswa terdapat 20 siswa berani memberikan solusi atas permasalahan yang
mapping.
h. Emotional activities. Indikator ini berkaitan dengan kondisi emosional siswa yang
merasa senang dan antusias mengikuti pembelajaran. Persentase pada pra siklus
adalah 13.51%, naik pada siklus I menjadi 35,14% dan naik kembali pada siklus II
sebesar 97,30%. Jadi diketahui dari total keseluruhan semua siswa sebanyak 36
siswa merasa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran PAI dan Budi
Dari penjelasan delapan indikator keaktifan siswa di atas dilihat secara keseluruhan
pada siklus II juga telah mencapai 82,09%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk keaktifan
81
siswa melalui penerapan metode mind mapping di kelas X TKR 5 SMK PGRI 2 Ponorogo
80
75,68
70
59,46
60
54,05
50
45,95
40
32,43
30
24,32
20
10 8,11
0 0
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Gambar 4.1
Grafik Perbandingan Persentase Keaktifan Siswa Tiap Siklus
82
hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Peningkatan hasil belajar siswa
secara umum dilihat dari tabel perbandingan persentase hasil belajar siswa setiap siklus.
Tabel 4.11
Tabel Perbandingan Persentase Hasil Belajar Setiap Siklus
Dari penjabaran tabel 4.11 diketahui bahwa hasil belajar siswa meningkat di setiap
siklusnya. Dengan persentase kenaikan dari pra siklus ke siklus I sebesar 16,21% dan
siklus I ke siklus II sebesar 24,33%. Persentase hasil belajar siswa yang telah memenuhi
KKTP (tuntas) pada siklus II telah mencapai 78,38%, angka ini menunjukkan bahwa
untuk hasil belajar siswa melalui penerapan metode mind mapping di kelas X TKR 5
90
80 78,38
70
62,16
60
54,05
50
45,95
40 37,84
30
21,62
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Gambar 4.2
Grafik Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus
84
Lebih detail peningkatan hasil belajar ini juga dilihat dari tiga ranah hasil belajar,
yaitu:
intelektual. Dalam hal ini diamati melalui adanya peningkatan hasil belajar siswa
b. Ranah afektif. Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai siswa selama
keterampilan siswa. Dalam hal ini diamati dengan kemampuan siswa dalam
Peningkatan keaktifan dan hasil belajar ini juga didukung dengan pendapat
beberapa siswa yang diwawancarai oleh peneliti pada tanggal 02 Februari 2023 pukul
09.00 WIB. Siswa tersebut merupakan siswa kelas TKR 5 yang terdiri dari lima orang
yaitu: Novenda Adip Bagus Saputra; Choirul Annam; Dipta Aditya; Hengky Akbar
Junior; dan Rivano Angga Riyantama. Dari hasil wawancara mereka menyatakan bahwa
mind mapping; dan 3) Mereka merasa terdorong untuk mengikuti pembelajaran secara
aktif. Secara garis besar keseluruhan jawaban dari ke-lima siswa tersebut menyatakan
Berdasarkan seluruh tahapan dan tindakan pada siklus II yang menunjukkan adanya
peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran
mind mapping telah mencapai indikator keberhasilan. Maka penelitian tindakan kelas
keaktifan dan hasil belajar siswa keas X TKR 5 SMK PGRI 2 Ponorogo dicukupkan pada
siklus II.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMK PGRI 2 Ponorogo
pada mata pelajaran PAI dan Budi Pakerti kelas X TKR 5, disimpulkan bahwa:
siswa. Hal ini diketahui dari hasil penelitian tindakan kelas yang mengalami
sebelumnya. Pada tahap pra siklus presentase keaktifan siswa sebesar 40,88% naik
sebanyak 12,33% menjadi 53,21% di siklus I, dan selanjutnya naik sebesar 28,88%
siswa. Hal ini diketahui dari hasil penelitian tindakan kelas yang mengalami
sebelumnya. Pada tahap prai siklus presentase hasil belajari siswa tuntas sebesar
37,84% naik sebanyak 16,21% menjadi 54,05% di siklus I, dan selanjutnya naik
B. Saran
penelitian ini menjadi sumbangan ilmiah dan rujukan atau referensi dalam
2. Bagi Lembaga Sekolah, peneliti berharap bahwa dengan adanya penelitian ini menjadi
salah satu solusi dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Selain itu
86
87
3. Bagi Guru, peneliti berharap guru mempertimbangkan penelitian ini menjadi salah
satu sumber penyusunan pembelajaran yang efektif. Dengan harapan siswa selama
4. Bagi Siswa, tetap semangat dan optimis serta jadikan suatu proses pembelajaran adalah
hal yang menyenangkan, karena kita adalah orang yang beruntung dari sekian manusia
di bumi yang belum bahkan tidak mampu mengenyam dunia pendidikan. Selain itu
semoga para siswa dapat mengimplementasikan apa yang telah dipelajari dan
5. Bagi peneliti, adanya penelitian ini semoga menjadi motivasi dalam meningkatkan
6. Bagi peneliti selanjutnya, dalam penelitian ini tentu ditemukan banyak pembahasan
sebelumnya. Sehingga hadirnya penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber
Arikunto, Suharsimi et al. Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
Ayu, Rexy Diah P.M. dan Yusuf, Siti Maryam. “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
berbasis Mind Mapiing dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPS Terpadu,” JIIPSI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia, Vol.2
No.2, 2022.
Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media. 2015.
Daryanto. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah beserta Contoh-
Contohnya. Yogyakarta: Gava Media; 2014.
Davies, Martin. “Concept Mapping, Mind Mapping and Argument Mapping.” Journal Higher
Education, 2011.
Dimyati dan Mudijono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.
Fitria, Happy et al. “Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan Penelitian
Tindakan Kelas.” Adimas Unwahas, Vol. 04 No. 1, 2019.
Hidayati, Nur Alfin. “Penerapan Metode Mind Map Berbasis Drill untuk Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Mahasiswa di Prodi PBSI IKIP PGRI Bojonrgoro.” Jurnal
Educatio FKIP UNMA, Vol. 6 No. 2, 2020.
Istiningsih, Anif et al. “Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Mind Mapping.” Unimma Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Vol.11 No.1,
2019.
Jones, Brett D. et al. “The Effects of Mind Mapping Activities on Students' Motivation.”
International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, Vol.6 No. 1, 2012.
Makarim, Nadiem. “Sistem Informasi Kurikulum Nasional (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran),
diakses dari https://kurikulum.kemendikbud.go.id/kurikulum-merdeka/ pada tanggal 28
Januari 2023 pukul 06.42 WIB.
Matondang, Zulkifli et al. Evaluasi Hasil Belajar. Medan: Yayasan Kita Menulis, 2019.
88
89
Nurhayati dan Syahrizal. “Teori Belajar Al-Mawardi: Studi Analisis Tujuan dan Indikator
Keberhasilan Belajar.” Ulumuna: Jurnal Studi Keislamana, Vol. 18 No.1, 2014.
Nurrita, Teni. “Pengembangan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.”
Jurnal Misykat, Vol. 3 No. 1, 2018.
Pangastutik, Diza Alif dan Efendi, Mukhlison. “Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual
dalam Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS Kelas 4 MI
Ma’arif Polorejo Babadan Ponorogo.” Jurnal Ilmiah AL-Thifl, Vol. 2 No. 1, 2022.
Putri, Alya S. dan Firmansyah, Defi. “Implementasi Strategi Pembelajaran The Power Of Two
dalam Meningkatkan Nilai Belajar Fiqih Kelas 5H Gontor Putri 2 Mantingan Ngawi.”
Ma’alim: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 3 No. 2, 2022.
Putri, Fathiya Eka et all. “Hubungan antara Gaya Belajar dan Keaktifan Belajar Matematika
terhadap Hasil Belajar Siswa.” Edumatika: Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Vol.2
No. 2, 2019.
Rikawati, Kezia dan Sitinjak, Debora. “Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dengan Penggunaan
Metode Ceramah Interaktif.” Journal of Educatinal Chemistry, Vol.2 No. 2, 2020.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengaja. Bandung: Remaja Rosdi Karya, 2005.
Supadmi, Ni Luh et al. “Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X MIA.” Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, Vol.1
No. 2, 2017.
Syah, Muhammad Yogi Andrian dan Arisona, Risma Dwi. “Model Penilaian Portofolio sebagai
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Terpadu.” JIIPSI: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pengetahuan Sosial Indonesia, Vol.1 No. 1, 2021.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN). Diakses dari https://pusdiklat.perpusnas.go.id/regulasi/download/6 pada 25
Februari 2023 pukul 16.08 WIB.
Wilujeng, Sri. “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Teams Games
Tournament (TGT).” Journal of Elementary Education, Vol. 2 No.1, 2013.
90
Yoga, Djohan. Mind Map Cara Mudah Meraih Prestasi (Langkah Tepat, Cepat, dan Mudah
Memaksimalkan Belajar). Jakarta: Kompas Gramedia, 2022.
Zahro et al. “Pengaruh Model Student Team Achievent Division (STAD) dan Mind Mapping
terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.” Journal Pramire Education
Universitas PGRI Madiun, Vol. 8 No. 2, 2018.
Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani. Strategi Pembelajaran Aktif di
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2022.