LP Ca Mamae
LP Ca Mamae
Disusun Oleh:
Muhamad Jailani, S. Kep
NIM: 11194692310182
Menyetujui,
Indra Budi, S.Kep., Ns., M.Kep M. Sobirin Mohtar, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 198007031999031001 NIK. 1166052018124
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Indra Budi, S.Kep., Ns., M.Kep M. Sobirin Mohtar, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 198007031999031001 NIK. 1166052018124
Mengetahui,
Ketua Jurusan Program Studi Profesi Ners
A. Tinjauan Pustaka
Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan fungsi nomal, seingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat, serta tidak terkendali. Sel-sel
tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang
kemudian membentuk benjolan atau massa (Putra, 2015)
B. Anatomi dan Fisiologi Ca Mamae
1. Anatomi
Gambar 1. 1
Payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak,
kelenjar fibrosa, dan jaringan ikat. Jaringan ikat memisahkan payudara
dari otot–otot dinding dada, otot pektoralis dan otot serratus anterior.
Payudara terletak di fascia superficialis yang meliputi dinding anterior
dada dan meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris
media,dan pinggir lateral atas payudara meluas sampai sekitar pinggir
bawah musculus pectoralis major dan masuk ke axilla. Pada wanita
dewasa muda payudara terletak di atas costa II–IV.
Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola dan puting.
Korpus adalah bagian yang membesar. Di dalamnya terdapat alveolus
(penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Areola merupakan bagian yang
kecokelatan atau kehitaman di sekitar puting. Tuberkel–tuberkel
Montgomery adalah kelenjar sebasea pada permukaan areola.
Puting (papilla mammaria) merupakan bagian yang menonjol dan
berpigmen di puncak payudara dan tempat keluarnya ASI. Puting
mempunyai perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil,
yaitu apertura duktus laktiferosa. Suplai arteri ke payudara berasal dari
arteri mammaria internal, yang merupakan cabang arteri subklavia.
Konstribusi tambahan berasal dari cabang arteri aksilari toraks. Darah
dialirkan dari payudara melalui vena dalam dan vena supervisial yang
menuju vena kava superior sedangkan aliran limfatik dari bagian
sentral kelenjar mammae, kulit, puting, dan aerola adalah melalui sisi
lateral menuju aksila. Dengan demikian, limfe dari payudara mengalir
melalui nodus limfe aksilar (NoTitle, 2012).
2. Fisiologi
Kelenjar payudara mencapai potensi penuh pada perempuan saat
menarke; pada bayi, anak–anak, dan laki–laki, kelenjar ini hanya
berbentuk rudimenter. Fungsi utama payudara wanita adalah
menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini diperantarai oleh hormon
estrogen dan progesteron.
Payudara wanita mengalami tiga tahap perubahan perkembangan
yang dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama terjadi sejak masa
pubertas, dimana estrogen dan progesteron menyebabkan
berkembangnya duktus dan timbulnya asinus. Selain itu yang
menyebabkan pembesaran payudara terutama karena bertambahnya
jaringan kelenjar dan deposit lemak.
Perubahan kedua sesuai dengan siklus menstruasi, yaitu selama
menstruasi terjadi pembesaran vaskular, dan pembesaran kelenjar
sehingga menyebabkan payudara mengalami pembesaran maksimal,
tegang, dan nyeri saat menstruasi. Perubahan ketiga terjadi pada masa
hamil dan menyusui. Payudara akan membesar akibat proliferasi dari
epitel duktus lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru.
Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara
menyekresikan kolostrum karena adanya sekresi hormon prolaktin
dimana alveolus menghasilkan ASI, dan disalurkan ke sinus kemudian
melalui duktus ke puting susu. Setelah menyapih, kelenjar lambat laun
beregresi dengan hilangnya jaringan kelenjar. Pada saat menopause,
jaringan lemak beregresi lebih lambat bila dibandingkan dengan
jaringan kelenjar, namun akhirnya akan menghilang meninggalkan
payudara yang kecil dan menggantung (No Title, 2012)
C. Pengertian Ca Mamae
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel
normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Nurarif & Kusuma, 2015).
D. Etiologi/Penyebab
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah
faktor risiko yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu
asap rokok, konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur
saat melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan sejarah keluarga
tentang ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini.
Terdapat banyak factor yang akan menyebabkan terjadinya kanker
payudara.
a) Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi
terjadinya kanker payudara.
b) Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii riwayat penyakit yang
sama yaitu kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah
melakukan pengangkatan kanker, maka akan beresiko pula pada
payudara yang sehat.
c) Riwayat keluarga : Penderita memiliki riwayat keluarga yang mana
ibu, atau saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama
akan
beresiko tiga kali lipat untuk menderita kanker payudara.
d) Faktor genetik dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan
menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan
kanker payudara.
e) Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang
mengalami menarce pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause
yang lambat, dan kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko
besar terjadinya kanker payudara.
f) Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami
obesitas itu akan meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan
beresiko terkena kanker.
g) Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko terkena
kanker.
h) Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan sinar
pada dadanya, dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara
E. Klasifikasi
Berdasarkan WHO Histological Classification of Breast Tumor, kanker
payudara diklasifikasi menjadi 2 :
1. Non-invasif
Kanker payudara yang bersifat non invasif dibatasi dengan
saluran-saluran (ductus karsinoma in situ-DKIS) dari payudara.
Ketika terdapat kelainan pertumbuhan sel-sel pada lobular
payudara dan barsifat non invasif maka kondisi ini disebut lobular
karsinoma in situ (LKIS), memiliki DKIS atau LKIS meningkatkan
risiko untuk berkembang ke arah kanker payudara invasif
2. Invasif
Kanker yang bersifat invasif dapat tumbuh dan menyerang ke
dalam jaringan di sekitarnya dan sel-sel ganas dapat terpisah dari
tumor induk untuk menyebar ke bagian-bagian lain di dalam tubuh.
Sel-sel ini dapat tumbuh dan membentuk himpunan tumor baru
yang disebut metastase atau tumor sekunder
F. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala
G. Patofisiologi
Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara
abnormal, mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel
mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada jaringan
sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan
memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui
pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam
tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran kanker) pada bagian
tubuh yang lain. Neoplasma adalah suatu proses pertumbuhan sel
yang tidak terkontrol yang tidak mengikuti tuntutan fisiologik, yang
dapat disebut benigna atau maligna.
Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker
biasanya disebut dengan karsinogenesis. Transformasi maligna
diduga mempunyai sedikitnya tiga tahapan proses seluler,
diantaranya yaitu inisiasi dimana inisiator atau karsinogen
melepaskan mekanisme enzimatik normal dan menyebabkan
perubahan dalam struktur genetic asam deoksiribonukleat seluler
(DNA), promosi dimana terjadi pemajanan berulang terhadap agens
yang mempromosikan dan menyebabkan eskpresi informal abnormal
atau genetik mutan bahkan setelah periode laten yang lama, progresi
dimana sel-sel yang telah mengalami perubahan bentuk selama
insiasi dan promosi mulai menginvasi jaringan yang berdekatan dan
bermetastase menunjukkan perilaku maligna.
H. Pathway
Sumber : (Lodia Kristin, 2017dan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2017),
I. Komplikasi
Gangguan Neurovaskuler, Metastasis (otak, paru, hati, tulang
tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang), Fraktur patologi, Fibrosis
payudara, hinga kematian (Nurarif & Kusuma, 2018)
J. Penatalaksanaan Medis
a) Pembedahan
2. Mastektomi total
3. Lumpektomi/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara
tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3
cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar
tumor tersebut.
b) Radioterapi
1. Pengkajian
a. Pengkajian Identitas
1) Identitas Pasien :
b. Status Kesehatan
1) Keluhan Utama :
3) Alergi :
1) Pola Bernapas
2) Pola makan-minum
3) Pola Eliminasi
6) Pola Berpakaian
8) Pola Aman
d. Pengkajian Fisik
e. Pemeriksaan Penunjang
Edukasi
• Jelaskan prosedur,
temasuk sensasi yang
mungkin dialami
• Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pangobatan,
dan prognosis
• Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien,
jlka perlu
• Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitir, sasual
kebutuhan
• Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
• Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
• Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
• Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, Jika
perlu
8 Ganguan citra setelah dilakukan Promosi citra tubuh
tubuh tindakan asuhan (I.09305)
berhubungan keperawatan Observasi
dengan diharapkan ekspektasi • Identifikasi harapan citra
perubahan citra tubuh meningkat : tubuh berdasarkan tahap
struktur/fungsi • verbalisasi kecacatan perkembangan
tubuh (D.0083). bagian tubuh • Identifikasi budaya,
meningkat agama, jenis kelamin,
• verbalisasi dan umur terkalt
kehilangan bagian citra tubuh
tubuh meningkat • Identifikasi perubahan
• verbalisasi perasaan citra tubuh yang
negatif tentang mengakibatkan isolasi
perubahan tubuh sosial
menurun • Monitor frekuensi
• verbalisasi pernyataan kritik
kekhawatiran terhadap diri sendiri
terhadap • Monitor apakah pasien
penolakan/reaksi bisa melihat bagian
orang lain tubuh yang berubah
menurun Terapeutik
• Diskusikan perubahan
tubuh dan fungsinya
• Diskusikan perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga diri
• Diskusikan perubahan
akibat pubertas,
kehamilan dan penuaan
• Diskusikan kondisi stres
yang mempengaruhi
citra tubuh (mis,
luka, penyakit.
pembedahan)
• Diskusikan cara
mengembangken
harapan citra tubah
secara realistis
• Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan
citra tubuh
Edukasi
• Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan perubahan
citra tubuh
• Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh
• Anjurkan menggunakan
alat bantu (mis, pakalan,
wig,kosmetik)
• Anjurkan mengikuti
kelompok pendukung
(mis. kelompok
sebaya)
• Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
• Latih peningkatan
penapilan diri (mis.
berdandan)
• Latih pengungkapan
kemampuan diri kepada
orang lain
maupun kelompok
9 Harga diri setelah dilakukan Promosi Harga diri (I.
rendah kronis tindakan asuhan 09331)
berhubungan keperawatan Observasi
dengan terpapar diharapkan ekspektasi • Identifikasi budaya,
situasi traumatis harga diri meningkat : agama, ras, jenis
(D.0086) • percaya diri kelamin, dan usia
berbicara terhadap harga diri
meningkat • Monitor verballsasi
• perilaku esertif yang merendahkan diri
meningkat sendiri
• kemampuan • Monitor tingkat harga
membuat keputusan diri setiap waktu,
meningkat sesuai kebutuhan
• perasaan malu Terapeutik
menurun • Memotivasi terlibat
• perasaan bersalah dalam verbalisasi
menurun positif untuk diri
sendiri
• Memotivasi menerima
tantangan atau hal baru
• Diskusikan pernyataan
tentang harga diri
• Diskusikan
kepercayaan terhadap
penilaian diri
• Diskusikan pengalaman
yang meningkatkan
harga diri
• Diskusikan persepsi
negatif diri
• Diskusikan alasan
mengkritik diri atau
rasa bersalah
• Disukusikan penetapan
tujuan realistis untuk
mencapai harga
diri yang lebih tinggi
• Diskusikan bersama
keluarga untuk
menetapkan harapan
dan batasan yang jelas
• Berikan umpan balik
positif atas peningkatan
mencapai tujuan
• Falisitasi lingkungan
dan aktivitas yang
meningkatkan harga
diri
Edukasi
• Jelaskan kepada
keluarga pentingnya
dukungan dalam
perkembangan konsep
positif diri pasien
• Anjurkan
mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki
• Anjurkan
mempertahankan
kontak mata saat
berkomunikasi
dengan orang lain
• Aniurkan membuka diri
terhadap kritik negatif
• Anjurkan mengevaluasi
perilaku
• Ajarkan cara mengatasi
bullying
• Latih peningkatan
tanggung jawab untuk
diri sendiri
• Latih
pernyataan/kemampuan
pasitif diri
• Latih cara berfikir dan
berperilaku positif
• Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi
DAFTAR PUSTAKA
Desmawati. (2019). Teori Model Konseptual Keperawatan.
Fayzun., F., Muna., A., Y., D. A. R., Novitasari., E., & Baihaqi., I. (2018).
Kanker Payudara.Globocan. (2018). angka kejadian kanker
di dunia. https://gco.iarc.fr/