Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

CA MAMAE DI RUANG EDELWEIS


RSUD ULIN BANJARMASIN

Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Medikal Bedah


Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
Muhamad Jailani, S. Kep
NIM: 11194692310182

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL PENDAHULUAN : Laporan Pendahuluan Ca Mamae Di Ruang


Edelweis Rsud Ulin Banjarmasin
NAMA MAHASISWA : Muhamad Jailani, S.Kep
NIM : 11194692310182

Banjarmasin, 19 Oktober 2023

Menyetujui,

RSUD Ulin Banjarmasin Program Studi Profesi Ners


Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Indra Budi, S.Kep., Ns., M.Kep M. Sobirin Mohtar, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 198007031999031001 NIK. 1166052018124
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Laporan Pendahuluan Ca Mamae Di Ruang


Edelweis Rsud Ulin Banjarmasin
NAMA MAHASISWA : Muhamad Jailani, S.Kep
NIM : 11194692310182

Banjarmasin, 19 Oktober 2023

Menyetujui,

RSUD Ulin Banjarmasin Program Studi Profesi Ners


Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Indra Budi, S.Kep., Ns., M.Kep M. Sobirin Mohtar, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 198007031999031001 NIK. 1166052018124

Mengetahui,
Ketua Jurusan Program Studi Profesi Ners

Muhammad Arief Wijaksono, S. Kep., Ns., MAN


NIK. 1166012016089
Laporan Pendahuluan

A. Tinjauan Pustaka
Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan fungsi nomal, seingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat, serta tidak terkendali. Sel-sel
tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang
kemudian membentuk benjolan atau massa (Putra, 2015)
B. Anatomi dan Fisiologi Ca Mamae
1. Anatomi

Gambar 1. 1
Payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak,
kelenjar fibrosa, dan jaringan ikat. Jaringan ikat memisahkan payudara
dari otot–otot dinding dada, otot pektoralis dan otot serratus anterior.
Payudara terletak di fascia superficialis yang meliputi dinding anterior
dada dan meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris
media,dan pinggir lateral atas payudara meluas sampai sekitar pinggir
bawah musculus pectoralis major dan masuk ke axilla. Pada wanita
dewasa muda payudara terletak di atas costa II–IV.
Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola dan puting.
Korpus adalah bagian yang membesar. Di dalamnya terdapat alveolus
(penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Areola merupakan bagian yang
kecokelatan atau kehitaman di sekitar puting. Tuberkel–tuberkel
Montgomery adalah kelenjar sebasea pada permukaan areola.
Puting (papilla mammaria) merupakan bagian yang menonjol dan
berpigmen di puncak payudara dan tempat keluarnya ASI. Puting
mempunyai perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil,
yaitu apertura duktus laktiferosa. Suplai arteri ke payudara berasal dari
arteri mammaria internal, yang merupakan cabang arteri subklavia.
Konstribusi tambahan berasal dari cabang arteri aksilari toraks. Darah
dialirkan dari payudara melalui vena dalam dan vena supervisial yang
menuju vena kava superior sedangkan aliran limfatik dari bagian
sentral kelenjar mammae, kulit, puting, dan aerola adalah melalui sisi
lateral menuju aksila. Dengan demikian, limfe dari payudara mengalir
melalui nodus limfe aksilar (NoTitle, 2012).
2. Fisiologi
Kelenjar payudara mencapai potensi penuh pada perempuan saat
menarke; pada bayi, anak–anak, dan laki–laki, kelenjar ini hanya
berbentuk rudimenter. Fungsi utama payudara wanita adalah
menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini diperantarai oleh hormon
estrogen dan progesteron.
Payudara wanita mengalami tiga tahap perubahan perkembangan
yang dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama terjadi sejak masa
pubertas, dimana estrogen dan progesteron menyebabkan
berkembangnya duktus dan timbulnya asinus. Selain itu yang
menyebabkan pembesaran payudara terutama karena bertambahnya
jaringan kelenjar dan deposit lemak.
Perubahan kedua sesuai dengan siklus menstruasi, yaitu selama
menstruasi terjadi pembesaran vaskular, dan pembesaran kelenjar
sehingga menyebabkan payudara mengalami pembesaran maksimal,
tegang, dan nyeri saat menstruasi. Perubahan ketiga terjadi pada masa
hamil dan menyusui. Payudara akan membesar akibat proliferasi dari
epitel duktus lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru.
Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara
menyekresikan kolostrum karena adanya sekresi hormon prolaktin
dimana alveolus menghasilkan ASI, dan disalurkan ke sinus kemudian
melalui duktus ke puting susu. Setelah menyapih, kelenjar lambat laun
beregresi dengan hilangnya jaringan kelenjar. Pada saat menopause,
jaringan lemak beregresi lebih lambat bila dibandingkan dengan
jaringan kelenjar, namun akhirnya akan menghilang meninggalkan
payudara yang kecil dan menggantung (No Title, 2012)
C. Pengertian Ca Mamae
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel
normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Nurarif & Kusuma, 2015).
D. Etiologi/Penyebab
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah
faktor risiko yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu
asap rokok, konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur
saat melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan sejarah keluarga
tentang ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini.
Terdapat banyak factor yang akan menyebabkan terjadinya kanker
payudara.
a) Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi
terjadinya kanker payudara.
b) Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii riwayat penyakit yang
sama yaitu kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah
melakukan pengangkatan kanker, maka akan beresiko pula pada
payudara yang sehat.
c) Riwayat keluarga : Penderita memiliki riwayat keluarga yang mana
ibu, atau saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama
akan
beresiko tiga kali lipat untuk menderita kanker payudara.
d) Faktor genetik dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan
menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan
kanker payudara.
e) Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang
mengalami menarce pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause
yang lambat, dan kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko
besar terjadinya kanker payudara.
f) Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami
obesitas itu akan meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan
beresiko terkena kanker.
g) Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko terkena
kanker.
h) Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan sinar
pada dadanya, dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara
E. Klasifikasi
Berdasarkan WHO Histological Classification of Breast Tumor, kanker
payudara diklasifikasi menjadi 2 :
1. Non-invasif
Kanker payudara yang bersifat non invasif dibatasi dengan
saluran-saluran (ductus karsinoma in situ-DKIS) dari payudara.
Ketika terdapat kelainan pertumbuhan sel-sel pada lobular
payudara dan barsifat non invasif maka kondisi ini disebut lobular
karsinoma in situ (LKIS), memiliki DKIS atau LKIS meningkatkan
risiko untuk berkembang ke arah kanker payudara invasif
2. Invasif
Kanker yang bersifat invasif dapat tumbuh dan menyerang ke
dalam jaringan di sekitarnya dan sel-sel ganas dapat terpisah dari
tumor induk untuk menyebar ke bagian-bagian lain di dalam tubuh.
Sel-sel ini dapat tumbuh dan membentuk himpunan tumor baru
yang disebut metastase atau tumor sekunder
F. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala

Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik


yang khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile,
bentuk bulat dan elips, adanya keluaran dari puting susu, puting
eritema,mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat
badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase (Nurarif &
Kusuma, 2015) Adapun tanda dan gejala kanker payudara :

a) Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa


sakit
b) Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus-
menerus) atau puting mengeluarkan cairan/darah (nipple
discharge)
c) Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut
seperti kulit jeruk (peaud’orange), melekuk ke dalam (dimpling)
dan borok (ulcus)
d) Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara
(nodul satelit)
e) Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).
f) Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.
g) Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
h) Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya
pada awal-awalnya tidak terasa sakit.
i) Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu
payudara
j) Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di
payudara

G. Patofisiologi
Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara
abnormal, mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel
mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada jaringan
sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan
memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui
pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam
tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran kanker) pada bagian
tubuh yang lain. Neoplasma adalah suatu proses pertumbuhan sel
yang tidak terkontrol yang tidak mengikuti tuntutan fisiologik, yang
dapat disebut benigna atau maligna.
Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker
biasanya disebut dengan karsinogenesis. Transformasi maligna
diduga mempunyai sedikitnya tiga tahapan proses seluler,
diantaranya yaitu inisiasi dimana inisiator atau karsinogen
melepaskan mekanisme enzimatik normal dan menyebabkan
perubahan dalam struktur genetic asam deoksiribonukleat seluler
(DNA), promosi dimana terjadi pemajanan berulang terhadap agens
yang mempromosikan dan menyebabkan eskpresi informal abnormal
atau genetik mutan bahkan setelah periode laten yang lama, progresi
dimana sel-sel yang telah mengalami perubahan bentuk selama
insiasi dan promosi mulai menginvasi jaringan yang berdekatan dan
bermetastase menunjukkan perilaku maligna.
H. Pathway

Sumber : (Lodia Kristin, 2017dan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2017),
I. Komplikasi
Gangguan Neurovaskuler, Metastasis (otak, paru, hati, tulang
tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang), Fraktur patologi, Fibrosis
payudara, hinga kematian (Nurarif & Kusuma, 2018)
J. Penatalaksanaan Medis

a) Pembedahan

1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi

Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila


sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis
mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa
jadi diangkat atau tidak diangkat.

2. Mastektomi total

Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola


dan
lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak
disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.

3. Lumpektomi/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara
tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3
cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar
tumor tersebut.

4. Wide excision / mastektomi parsial.

Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara


normal, Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang
ada dan lapisan otot pectoralis mayor.

b) Radioterapi

Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar


dalam aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah,
hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
c) Manipulasi hormonal

d) Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker


yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan
bilateraloophorectomy. Dapat juga digabung dengan
therapi endokrin lainnya
K. Penatalaksanaan Keperawatan

Dalam asuhan keperawatan dalam lima langkah pengkajian,


diagnose keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan
evaluasi yang ada pengkajian menurut model keperawatan Virginia
Henderson berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan
membantu pasien dalam keadaan sehat maupun sakit sehingga
dapat menigkatkan kualitas hidup pasien yang bertjuan
mengembalikan kemandirian, kemampuan dan pengetahuan
terhadap kondisi yang dialami (Desmawati, 2019).

1. Pengkajian

a. Pengkajian Identitas

1) Identitas Pasien :

2) Identitas Penanggung Jawab :

b. Status Kesehatan

1) Keluhan Utama :

2) Penyakit yang pernah dialami:

3) Alergi :

4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) :

5) Riwayat Penyakit Keluarga :

6) Diagnosa Medis dan therapy :

c. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

1) Pola Bernapas
2) Pola makan-minum

3) Pola Eliminasi

4) Pola aktivitas dan Latihan

5) Pola istirahat dan tidur

6) Pola Berpakaian

7) Pola rasa nyaman

8) Pola Aman

9) Pola Kebersihan Diri

10) Pola Komunikasi

11) Pola Beribadah

12) Pola Produktifitas

13) Pola Rekreasi

14) Pola Kebutuhan Belajar

d. Pengkajian Fisik

e. Pemeriksaan Penunjang

f. Data laboratorium yang berhubungan


L. Diagnosa Keperawatan

Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) Diagnosa


keperawatan yang mungkin muncul dalam studi kasus mengenai
Ca Mamae adalah :

a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf


(D.0078).

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan


sirkulasi(D.0129).

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru


menurun(D.0005).

d. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142).


e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme (D.0019).

f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar


informasi(D.0111).

g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi


(D.0080).

h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan


struktur/fungsi tubuh (D.0083).

i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar


situasi traumatis(D.0101)
M. Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
1 Nyeri kronis Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan adanya keperawatan diharapkan • Identifikasi lokasi,
penekanan saraf ekspetasi tingkat nyeri karakteristrik, durasi,
(D.0078) menurun frekuensi, kualiats dan
• keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
• meringis menurun • Identitas skala nyeri
• sikap protektif • Identifikasi faktor yang
menurun memperberat nyeri
• gelisah menurun Terapeutik
• Berikan teknik non
farmakologis dalam
menangani nyeri
• Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
• Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
• Jelaskan strategi
mengurangi nyeri
• Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
• Ajarkan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaboratif pemberian
analgetik sesuai order
2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan luka (I.14564)
integritas kulit keperawatan diharapkan Observasi
berhubungan ekspetasi integritas kulit • monitor karakteristik luka
dengan prubahan dan jaringan meningkat • monitor tanda-tanda
sirkulasi • Elastisitas meningkat infeksi
(D.0129) • Hidrasi meningkat Terapeutik
• Perfusi jaringan • lepaskan balutan dan
meningkat plester secara perlahan
• Kerusakan jaringan • cukur rambut di sekitar
menurun daerah luka, jika perlu
• Kerusakan lapisan kulit • bersihkan dengan cairan
menurun NaCl atau pembersih
nontoksik sesuai
kebutuhan
• bersihkan jaringan
nekrotik
• berikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
• pasang balutan sesuai
jenis luka
• pertahankan teknik steril
saat melakukan
perawatan luka
• ganti balutan sesuai
jumlah eksudat dan
drainase
• jadwalkan perubahan
posisi setiap 2 jam atau
sesuai kondisi
pasien
• berikan diet dengan kalori
30-35 kkal/kgBB/hari dan
protein
1,25-1,5 gram/kgBB/hari
• Berikan suplemen vitamin
dan mineral
• berikan terapi tens, jika
perlu
Edukasi
• Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
• anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
• ajarkan prosedur
perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi
• kolaborasi prosedur
debridement, jika perlu
• kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
3. Pola nafas tidak setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan napas
efektif keperawatan diharapkan (I.01011)
berhubungan ekspektasi pola napas Observasi
dengan ekspansi membaik : • Monitor pola napas
paru menurun • Frekuensi napas (frekuensi, kedalaman,
(D.0005). membaik usaha napas)
• Kedalaman napas • Monitor bunyi napas
membaik tambahan (mis. gurgling,
• Ekskursi dada mengi,
membaik wheezing, ronkhi kering)
• Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)
Terapeutik
• Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-
tilt dan chinlift (jaw-thrust
jika curiga trauma servikal)
• Posisikan semi-Fowler
atau Fowler
• Berikan minum hangat
• Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
• Lakukan penghisapan
lender kurang dari 15 detik
• Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
• Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forsep McGill
• Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
• Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
• Anjurkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
4 Resiko infeksi setelah dilakukan tindakan pencegahan infeksi (I.14539)
berhubungan keperawatan diharapkan observasi
dengn penyakit ekspetasi tingkat infeksi • monitor tanda dan
kronis (D.0142) menurun : gejala infeksi lokal
• demam menurun dan sistemik
• kemerahan menurun terapeutik
• bengkak menurun
• Batasi jumlah
pengunjung
• berikan perawatan
kulit pada area
edema
• cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
• pertahankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
• Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
• ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
• Ajarkan etika batuk
• ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
• Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
• anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
5. Defisit nutrisi setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi (I.03119)
berhubungan keperawatan diarapkan Observasi
dengan ekspetasi status nutrisi • Identifikasi status nutrisi
peningkatan membaik : • Identifikasi alergi dan
kebutuhan • Berat badan membaik intoleransi makanan
metabolisme • Indeks Massa Tubuh • Identifikasi makanan yang
(D.0019) (IMT) membaik disukai
• Frekuensi makan • Identifikasi kebutuhan
membaik kalori dan jenis nutrien
• Nafsu makan • Identifikasi perlunya
membaik penggunaan selang
nasogastrik
• Monitor asupan makanan
• Monitor berat badan
• Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
• Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
b) Fasilitasi
menentukan pedoman
diet (mis. piramida
makanan)
c) Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
d) Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
e) Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
f) Berikan suplemen
makanan, jika perlu
g) Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogastrik jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
a) Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
b) Anjurkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. pereda
nyeri, antiemetik), jika
perlu
• Kolabor asi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
6 Defisit setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan (I.12383)
pengetahuan keperawatan diharapkan Observasi
berhubungan ekspektasi tingkat • Identifikasi kesiapan dan
dengan kurang pengetahuan meningkat : kemampuan menerima
terpapar • perilaku sesuai informasi
informasi anjuran meningkat • Identifikasi faktor-faktor
(D.0111). • verbalisasi minat yang dapat meningkatkan
dalam belajar dan
meningkat menurunkan motivasi
• kemampuan perilaku hidup bersih dan
menjelaskan sehat
pengetahuan tentang Terapeutik
suatu topik • Sediakan materi dan medla
meningkat pendidikan kesehatan
• kemampuan • Jadwalkan pendidikan
menggambarkan kesehatan sosial
pengalaman kesepakatan
sebelumnya yang • Berikan kesempatan untuk
sesuai dengan topik bertanya
meningkat
• perilaku sesuai 40
dengan pengetahuan Edukasi
meningkat • Jekaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
• Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
• Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup bersih dan
sehat
7 Ansietas setelah dilakukan Reduksi Ansietas (I.
berhubungan tindakan asuhan 09314)
dengan kurang keperawatan Observasi
terpapar diharapkan ekspektasi • Identifikasi saat tingkat
informasi tingkat ansietas ansietas berubah (mis.
(D.0080) menurun : kondisi, waktu,
• verbalisasi stresor)
kebingungan • Identifikasi
menurun kermampuan
• verbalisasi khawatir mengambili.keputusan
akibat kondisi yang • Monitor tanda-tanda
dihadapi menurun ansietas (verbal dan
• perilaku gelisah nonverbal)
menurun Terapeutik
• perilaku tegang • Ciptakan suasana
menurun terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
• Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan,
jika memungkinkan
• Pahami situasi yang
mernbuat ansietas
• Dengarkan dengan penuh
perhatian
• Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
• Tempalkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
• Motivasi
mengidentifikasi situasi
yang memicu
kecemasan
• Diskusikan perencanaan
realistis tentang
peristiwa yang akan
datang

Edukasi
• Jelaskan prosedur,
temasuk sensasi yang
mungkin dialami
• Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pangobatan,
dan prognosis
• Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien,
jlka perlu
• Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitir, sasual
kebutuhan
• Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
• Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
• Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
• Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, Jika
perlu
8 Ganguan citra setelah dilakukan Promosi citra tubuh
tubuh tindakan asuhan (I.09305)
berhubungan keperawatan Observasi
dengan diharapkan ekspektasi • Identifikasi harapan citra
perubahan citra tubuh meningkat : tubuh berdasarkan tahap
struktur/fungsi • verbalisasi kecacatan perkembangan
tubuh (D.0083). bagian tubuh • Identifikasi budaya,
meningkat agama, jenis kelamin,
• verbalisasi dan umur terkalt
kehilangan bagian citra tubuh
tubuh meningkat • Identifikasi perubahan
• verbalisasi perasaan citra tubuh yang
negatif tentang mengakibatkan isolasi
perubahan tubuh sosial
menurun • Monitor frekuensi
• verbalisasi pernyataan kritik
kekhawatiran terhadap diri sendiri
terhadap • Monitor apakah pasien
penolakan/reaksi bisa melihat bagian
orang lain tubuh yang berubah
menurun Terapeutik
• Diskusikan perubahan
tubuh dan fungsinya
• Diskusikan perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga diri
• Diskusikan perubahan
akibat pubertas,
kehamilan dan penuaan
• Diskusikan kondisi stres
yang mempengaruhi
citra tubuh (mis,
luka, penyakit.
pembedahan)
• Diskusikan cara
mengembangken
harapan citra tubah
secara realistis
• Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan
citra tubuh
Edukasi
• Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan perubahan
citra tubuh
• Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh
• Anjurkan menggunakan
alat bantu (mis, pakalan,
wig,kosmetik)
• Anjurkan mengikuti
kelompok pendukung
(mis. kelompok
sebaya)
• Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
• Latih peningkatan
penapilan diri (mis.
berdandan)
• Latih pengungkapan
kemampuan diri kepada
orang lain
maupun kelompok
9 Harga diri setelah dilakukan Promosi Harga diri (I.
rendah kronis tindakan asuhan 09331)
berhubungan keperawatan Observasi
dengan terpapar diharapkan ekspektasi • Identifikasi budaya,
situasi traumatis harga diri meningkat : agama, ras, jenis
(D.0086) • percaya diri kelamin, dan usia
berbicara terhadap harga diri
meningkat • Monitor verballsasi
• perilaku esertif yang merendahkan diri
meningkat sendiri
• kemampuan • Monitor tingkat harga
membuat keputusan diri setiap waktu,
meningkat sesuai kebutuhan
• perasaan malu Terapeutik
menurun • Memotivasi terlibat
• perasaan bersalah dalam verbalisasi
menurun positif untuk diri
sendiri
• Memotivasi menerima
tantangan atau hal baru
• Diskusikan pernyataan
tentang harga diri
• Diskusikan
kepercayaan terhadap
penilaian diri
• Diskusikan pengalaman
yang meningkatkan
harga diri
• Diskusikan persepsi
negatif diri
• Diskusikan alasan
mengkritik diri atau
rasa bersalah
• Disukusikan penetapan
tujuan realistis untuk
mencapai harga
diri yang lebih tinggi
• Diskusikan bersama
keluarga untuk
menetapkan harapan
dan batasan yang jelas
• Berikan umpan balik
positif atas peningkatan
mencapai tujuan
• Falisitasi lingkungan
dan aktivitas yang
meningkatkan harga
diri
Edukasi
• Jelaskan kepada
keluarga pentingnya
dukungan dalam
perkembangan konsep
positif diri pasien
• Anjurkan
mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki
• Anjurkan
mempertahankan
kontak mata saat
berkomunikasi
dengan orang lain
• Aniurkan membuka diri
terhadap kritik negatif
• Anjurkan mengevaluasi
perilaku
• Ajarkan cara mengatasi
bullying
• Latih peningkatan
tanggung jawab untuk
diri sendiri
• Latih
pernyataan/kemampuan
pasitif diri
• Latih cara berfikir dan
berperilaku positif
• Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi
DAFTAR PUSTAKA
Desmawati. (2019). Teori Model Konseptual Keperawatan.

Fayzun., F., Muna., A., Y., D. A. R., Novitasari., E., & Baihaqi., I. (2018).
Kanker Payudara.Globocan. (2018). angka kejadian kanker
di dunia. https://gco.iarc.fr/

Haryati, F., & Sari, D. N. A. (2019). Hubungan body image dengan


kualitas hidup pada pasien kanker payudara yang
menjalankan kemoterapi. Health Sciences and Pharmacy
Journal, 3(2), 54. https://doi.org/10.32504/hspj.v3i2.138

Irawan, E. (2018). Faktor-faktor pelaksanaan SEDARI. Jurnal


Keperawatan BSI,6(1). https://doi.org/10.31311/.V6I1.3690

Kemenkes RI. (2019). angka kejadian kanker payudara.


https://www.kemkes.go.id/article/view/19020100003/hari-
kanker-sedunia-2019.html

Anda mungkin juga menyukai