Anda di halaman 1dari 26

EJAAN BAHASA INDONESIA YANG

DISEMPURNAKAN EDISI V
• Kelompok 2
• 1.YANTRIFNA ENDRI PAMUNGKAS :237310349
• 2.RISKI ADITIYA :237310082
• 3.MUHAMMAD RIFFA’I :237310540

.
Penggunaan Tanda Penulisan Unsur
Baca Serapan

Pengertian Tanda Baca Pengertian Unsur Serapan

Jenis-jenis Tanda Baca Jenis-jenis Serapan


Penggunaan Tanda Baca
Pengertian Tanda Baca

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan


fonem (suara) atau kata dan frase pada suatu bahasa , melainkan
berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu
tulisan , dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati selama
pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi,
waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah
suatu gaya spesifik yang karenanya bergantung pada pilihan
penulis.
Jenis-jenis Tanda Baca

A..Tanda
A. Tanda Titik(.)
Titik (.)
1. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
•Mereka duduk di sana.
•Dia akan datang pada pertemuan itu.
2. Tanda titik digunakan untuk mengakhiri pernyataan lengkap yang diikuti perincian berupa
kalimat baru, paragraf baru, atau subjudul baru.
Misalnya:
Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar dan nonstandar, ratusan
bahasa daerah, dan ditambah beberapa bahasa asing membutuhkan penanganan yang tepat
dalam perencanaan bahasa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan secara
terpisah seperti tampak pada paparan berikut.
1. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap yang beragam terhadap
penggunaan bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga terhadap bahasa asing, (2)
sangat bangga terhadap bahasa daerah, dan (3) sangat bangga terhadap bahasa Indonesia.
3. Tanda titik digunakan di belakang angka d. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Bagan
atau huruf dalam suatu daftar, perincian,
tabel, atau bagan.
A. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam
Daftar

I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia


A. Bahasa Indonesia
1. Kedudukan
2. Fungsi

b. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam 4.anda titik tidak digunakan di belakang
Perincian angka terakhir pada deret
I. Patokan Umum nomor dalam perincian.
II. Patokan Khusus Misalnya:
c. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam
Tabel
contoh
5.Tanda titik tidak digunakan pada angka atau Misalnya:
huruf yang sudah pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik
bertanda kurung dalam perincian. atau pukul 1, 35 menit,
Misalnya: 20 detik)
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai 7.Tanda titik digunakan untuk memisahkan
1) bahasa nasional yang berfungsi sebagai, antara bilangan ribuan atau
lain, kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
a) lambang kebanggaan nasional, Misalnya:
6.Tanda titik tidak digunakan di belakang angka Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
terakhir, baik satu Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
digit maupun lebih, dalam judul tabel, bagan, 8.Tanda titik tidak digunakan untuk
grafik, atau gambar. memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
Misalnya: yang tidak menunjukkan jumlah.
Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia Misalnya:
Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia Dia lahir pada tahun 1998 di Bandung.
7.Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka 9.Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul
jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu dan subjudul.
atau jangka waktu. Misalnya:
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I, UUD 1945)
Gambar 3 Alat Ucap Manusia
•Tanda titik tidak digunakan di belakang Sedangkan,dalam kalimat majemuk
alamat penerima surat serta pertentangan
tanggal surat. Misalnya:
Misalnya: Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya
Yth. Kepala Badan Pengembangan dan belum cukup.
PembinaanBahasa 3. Tanda koma digunakan untuk memisahkan
Jalan Daksinapati Barat IV anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Rawamangun Misalnya:
Jakarta Timur Kalau diundang, saya akan datang.
12 Oktober 2021 4. Tanda koma tidak digunakan jika induk
kalimat mendahului anak kalimat.
B.Tanda
B.TandaKoma(,)
Koma(,) Misalnya:
1. Tanda koma digunakan di antara unsur- Saya akan datang kalau diundang.
unsur dalam perincian berupa kata, frasa, 5. Tanda koma digunakan di belakang kata
atau bilangan. atau ungkapan penghubung antarkalimat,
Misalnya: seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
Telepon seluler, komputer, atau internet sehubungan denganitu,meskipun demikian.
bukan barang mewah lagi. Misalnya:
2. Tanda koma digunakan sebelum kata Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena
penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar
negeri.
9. Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan
6. Tanda koma digunakan sebelum dan/atau
alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan
sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh,
atau hai, dan kata yang digunakan sebagai tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah yang
ditulis berurutan.
sapaan, seperti Bu, Dik,dan Nak.
Misalnya:
Misalnya:
Sdr. Rahmat Hidayat, Jalan Sumbawa I/18,
O, begitu?
Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumurbandung,
Wah, bukan main!
7. Tanda koma digunakan untuk memisahkan Bandung 40113
10. Tanda koma digunakan sesudah salam pembuka
petikan langsung dari bagian lain dalam
(seperti dengan hormat atau salam sejahtera),
kalimat.
salam penutup (seperti salam takzim atau hormat
Misalnya:
kami), dan nama jabatan penanda tangan surat.
Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam
hidup ini.” Misalnya:
Dengan hormat,
8. Tanda koma tidak digunakan untuk
Salam sejahtera,
memisahkan petikan langsung
11. Tanda koma digunakan di antara nama orang
yang diakhiri tanda tanya atau tanda seru dari
dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya
bagian kalimat yang mengikutinya.
Misalnya: untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
nama keluarga, atau nama marga.
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
12.Tanda koma digunakan sebelum angka C.Tanda Titik
C.Tanda Titik Koma(;)
Koma(;)
desimal atau di antara rupiah dan sen yang 1. Tanda titik koma dapat digunakan sebagai
dinyatakan dengan angka. pengganti kata penghubung untuk
Misalnya: memisahkan kalimat setara di dalam kalimat
12,5 m majemuk.
13. Tanda koma digunakan untuk mengapit Misalnya:
keterangan tambahan atau keterangan Hari sudah malam; anak-anak masih
aposisi. membaca buku.
Misalnya: 2. Tanda titik koma digunakan pada bagian
Di daerah kami, misalnya, masih banyak perincian yang berupa frasa verbal.
bahan tambang yang belum diolah. Misalnya:
14. Tanda koma dapat digunakan di belakang Syarat mengikuti ujian penerimaan pegawai
keterangan yang di lembaga ini adalah
terdapat pada awal kalimat untuk (1) berkewarganegaraan Indonesia;
menghindari salah pengertian. (2) berijazah sarjana S-1;
Misalnya:
Dalam pengembangan bahasa Indonesia, kita 3. Tanda titik koma digunakan untuk
dapat memanfaatkan memisahkan bagian-bagian
bahasa daerah. perincian dalam kalimat yang sudah
menggunakan tanda koma.
Misalnya: 2. Tanda titik dua tidak digunakan jika
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, perincian atau penjelasan itu merupakan
celana, dan kaus; serta pisang, apel, dan jeruk. bagian dari kalimat lengkap.
4. Tanda titik koma digunakan untuk Misalnya:
memisahkan sumber-sumber kutipan. Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Misalnya: 3. Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau
Kasus perencanaan bahasa di Indonesia frasa yang
dianggap sebagai salah satu yang paling memerlukan pemerian.
berhasil (Fishman, 1974; Moeliono, 1985; Misalnya:
Samuel, 2008; a. Ketua : Ahmad Wijaya
Wardhaugh dan Fuller, 2015). Wakil Ketua. : Deni Simanjuntak
Sekretaris. : Siti Aryani
D.TandaTitik
D.Tanda TitikDua(:)
Dua(:) Bendahara : Aulia Arimbi
1. Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu 4. Tanda titik dua digunakan dalam naskah
pernyataan lengkap yang langsung diikuti drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
perincian atau penjelasan. dalam percakapan.
Misalnya: Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”
kursi, meja, dan lemari. Amir : “Baik, Bu.”
E.Tanda Hubung(-)
5. Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid E.Tanda Hubung(-)
atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat 1. Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian
dalam kitab suci, serta (c) judul dan anak kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
judul suatu karangan. Misalnya:
Misalnya: Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
Ultimart 5 (2): 98–105 ra baru ….
Surah Ibrahim: 2–5. 2. Tanda hubung digunakan untuk menyambung
6. Tanda titik dua dapat digunakan untuk unsur bentuk ulang.
memisahkan angka jam, menit, dan detik Misalnya: anak-anak.
yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. 3. Tanda hubung digunakan untuk (a) menyambung
Misalnya: tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan
pukul 01:35:20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 angka, (b) menyambung huruf dalam kata yang
detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik). dieja satu demi satu, dan (c) menyatakan skor
7. Tanda titik dua digunakan untuk pertandingan.
menuliskan rasio dan hal lain yang Misalnya:
menyatakan perbandingan dalam bentuk 11-11-2022
angka. p-a-n-i-t-i-a
Misalnya: 4.Tanda hubung digunakanuntuk memperjelas
Skala peta ini 1:10.000. hubungan bagian kata atau ungkapan.
Misalnya:
ber-evolusi.
5. Tanda hubung digunakan untuk
merangkaikan unsur yang berbeda, yaitu di 9. Tanda hubung digunakan untuk menandai
antara huruf kapital dan nonkapital serta di dua unsur yang merupakan satu kesatuan.
antara huruf dan angka. Misalnya:
Misalnya: se-Indonesia, peringkat ke-2. suami-istri, Soekarno-Hatta
6. Tanda hubung tidak digunakan di antara
F.Tanda
F.Tanda Pisah(—)
Pisah(—)
huruf dan angka jika angka tersebut
melambangkan jumlah huruf. 1. Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit
Misalnya: keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran utama kalimat.
Indonesia). Misalnya:
7. Tanda hubung digunakan untuk merangkai Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan
unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu
daerah, bahasa asing, atau slang. sendiri.
Misalnya: 2. Tanda pisah dapat digunakan untuk
di-slepet ‘dijepret’ (bahasa Betawi) mengapit keterangan atau penjelasan yang
8. Tanda hubung digunakan untuk menandai merupakan bagian utama kalimat dan dapat
imbuhan atau bentuk terikat yang menjadi saling menggantikan dengan bagian yang
objek bahasan. dijelaskan.
Misalnya: Misalnya:
Imbuhan pe- pada pekerja bermakna ‘orang Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan
yang’ atau ‘pelaku’. RI—diabadikan menjadi nama
jalan di beberapa kota di Indonesia.
3. Tanda pisah digunakan di antara dua H.Tanda
H.Tanda Seru(!)
Seru(!)
bilangan, tanggal (hari, bulan, tahun), Tanda seru digunakan untuk mengakhiri
atau tempat yang berarti ‘sampai dengan’ atau ungkapan yang menggambarkan kekaguman,
‘sampai ke’. kesungguhan, emosi yang kuat, seruan, atau
Misalnya: perintah.
Tahun 2019—2022 Misalnya:
Alangkah indahnya Taman Laut Bunaken!
G.Tanda
G.Tanda Tanya(?)
Tanya(?) Saya tidak melakukannya!
1. Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat
tanya. I.Tanda
H.TandaElipsis(...)
Elipsis(...)
Misalnya: 1. Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan
Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati? bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada
bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan.
2. Tanda tanya digunakan di dalam tanda Misalnya:
kurung untuk menyatakan bagian Penyebab kemerosotan ... Akan diteliti lebih
kalimat yang diragukan atau yang kurang lanjut.
dapat dibuktikan kebenarannya. 2. Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran
Misalnya: yang tidak selesai dalam dialog.
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun Misalnya:
1961 (?). “Menurut saya, ..., seperti .... Bagaimana, Bu?”
3. Tanda elipsis digunakan untuk menandai jeda
2. Tanda petik digunakan untuk mengapit judul
panjang dalam tuturan yang dituliskan.
puisi, judul lagu, judul artikel, judul naskah, judul
Misalnya:
bab buku, judul pidato/khotbah, atau
Maju ... Jalan!, Kamera ... Siap!
tema/subtema yang terdapat di dalam kalimat.
4. Tanda elipsis di akhir kalimat diikuti dengan
Misalnya:
tanda baca akhir kalimat berupa tanda titik,
Puisi “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125
tanda tanya, atau tanda seru.
buku itu.
Misalnya:
3. Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa bahasa
mempunyai arti khusus.
negara ialah ....
Misalnya:
J.TandaPetik(“...”)
Petik(“...”) “Peladen” komputer ini sudah tidak berfungsi.
J.Tanda
1. Tanda petik digunakan untuk mengapit K.Tanda Petik
K.Tanda Petik Tunggal(‘...’)
Tunggal(‘...’)
petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
1. Tanda petik tunggal digunakan untuk
naskah, atau bahan tertulis lain.
mengapit petikan yang terdapat dalam petikan
Misalnya:
lain.
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam
Misalnya:
pidatonya.
Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
2. Tanda petik tunggal digunakan untuk
3. Tanda kurung digunakan untuk mengapit kata
mengapit makna, padanan, atau penjelasan
yang keberadaannya di dalam teks dapat
kata atau ungkapan.
dimunculkan atau dihilangkan.
Misalnya: tergugat ‘yang digugat’
Misalnya:
L.Tanda Kurung((...)) Dia berangkat ke kantor dengan (bus)
L.Tanda Kurung((...))
Transjakarta.
1. Tanda kurung digunakan untuk mengapit
4. Tanda kurung digunakan untuk mengapit
keterangan tambahan, seperti singkatan atau
huruf atau angka sebagai penanda perincian
padanan kata asing.
yang ditulis ke samping atau ke bawah di dalam
Misalnya:
kalimat.
Bahasa Indonesia mempunyai tes standar yang
Misalnya:
disebut Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b)
(UKBI).
2. Tanda kurung digunakan untuk mengapit M.Tanda
M.Tanda Kurung
Kurung Siku([...])
Siku([...])
keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
1. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit
utama kalimat.
huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi
Misalnya:
atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan
Puisi Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama
di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada
Misalnya:
tahun 1962.
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku digunakan untuk 3. Tanda garis miring digunakan untuk
mengapit keterangan dalam kalimat penjelas mengapit huruf, kata, atau kelompok
yang terdapat dalam tanda kurung. kata sebagai koreksi atau pengurangan atas
Misalnya: kesalahan atau kelebihan di
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35– Misalnya:
38]) perlu dibentangkan di sini. Asmara/n/dana merupakan salah satu
N.Tanda Garis tembang macapat budaya Jawa.
N.TandaMiring(/)
Garis Miring(/)
1. Tanda garis miring digunakan dalam nomor N.TandaAposrof(‘)
O.Tanda Aspostrof (‘)
surat, nomor pada alamat, dan penandaan Tanda apostrof dapat digunakan untuk
masa 1 tahun yang terbagi dalam 2 tahun menunjukkan penghilangan bagian
takwim. kata atau bagian angka tahun dalam konteks
Misalnya:Nomor: 7/PK/II/2022 tertentu.
2. Tanda garis miring digunakan sebagai Misalnya:
pengganti kata dan, atau, serta setiap. Dia ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
Misalnya: Catatan:Penggunaan tanda apostrof ini lazim
Dalam susunan kepanitiaan dia tercatat sebagai dalam ragam nonstandar.
ketua/anggota. ‘Dalam susunan kepanitiaan
dia tercatat sebagai ketua dan anggota.’
Pengertian Unsur serapan

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan
ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa,
baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa
asing, seperti bahasa Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi
menjadi dua kelompok besar.
Kelompok pertama merupakan unsur bahasa sumber yang tidak diserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti force majeure, de facto, de jure, dan l’exploitation de
l’homme par l’homme. Unsur-unsur itu digunakan dalam konteks bahasa Indonesia,
tetapi penulisan dan pelafalannya masih mengikuti cara asing.
Kelompok kedua merupakan unsur bahasa sumber yang penulisan dan
pelafalannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.Dalam hal ini,
penyerapan diupayakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Unsur bahasa sumber diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan
memprioritaskan bentuk. Penyerapan bentuk tersebut meliputi huruf,
gabungan huruf, dan imbuhan. Kaidah yang berkaitan dengan
imbuhan dijelaskan dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah
(PUPI).
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan dijelaskan di bawah ini.
Di dalam kaidah ini ada asal bahasa yang dicantumkan di dalam tanda
kurung, misalnya (Wolio), yang berarti berasal dari bahasa Wolio.
Jenis-jenis Serapan 7. Gabungan huruf ae yang tidak bervariasi
dengan e tetap ae.
A.SerapanUmum
A.Serapan Umum Misalnya: aerobe aerob
1. Harakat fatah atau bunyi /a/ (Arab) yang 8. Gabungan huruf ai tetap ai.
dilafalkan pendek atau panjang menjadi a. Misalnya: detail detail
Misalnya: ‘umrah (ٌ‫ ) ع ْ َمرة‬umrah 9. Gabungan huruf au tetap au.
2.Huruf ‘ain (‫ ﻉ‬Arab)pada awal suku kata Misalnya: aura aura
menjadi a, i, atau u. 10. Gabungan huruf bl tetap bl.
Misalnya: ‘ajā’ib (ٌ‫ ) َع َجا ِئب‬ajaib Misalnya:bleganjur (Bali)bleganjur
3. Huruf ‘ain (‫ ﻉ‬Arab) pada akhir suku kata 11. Huruf c (Inggris) yang diikuti a, o, u, atau
menjadi k. konsonan menjadi k.
Misalnya: i’tiqād (ٌ‫ ) اِعتِقَاد‬iktikad Misalnya: calomel kalomel
4. Huruf hamzah ( ‫ء‬Arab) yang dibaca vokal 12. Huruf c yang diikuti e, i, oe, atau y menjadi
menjadi a, i, atau u. s.
Misalnya: amr (ٌ‫ ) أَمر‬amar Misalnya: cent sen
ufuq (ٌ‫ )أفق‬ufuk 13. Gabungan huruf cc yang diikuti o, u, atau
5. Gabungan huruf aa (Belanda) menjadi a. konsonan menjadi k.
Misalnya: baal bal Misalnya: accomodation akomodasi
6. Gabungan huruf ae yang bervariasi dengan e 14. Gabungan huruf cc yang diikuti e dan i
menjadi e. menjadi ks.
Misalnya: aesthetics, estheticestetika Misalnya: accent aksen
15. Gabungan huruf cch menjadi k. Misalnya: çabda sabda
Misalnya: ecchymosis ekimosis 23. Huruf dal dan ḍad ( ‫د‬dan ‫ض‬Arab) menjadi
16. Gabungan huruf ch yang diikuti a, o, atau d.
konsonan menjadi k. Misalnya: da’wah (ٌ‫) َدع َوة‬ dakwah
Misalnya: charisma karisma 24. Gabungan huruf dh menjadi d.
17. Gabungan huruf ch yang dilafalkan /s/ atau Misalnya: dhandhang (Jawa) dandang
/sy/ menjadi s. 25. Huruf e tetap e.
Misalnya: attaché [ətaʃeɪ] atase Misalnya: effect efek
18. Gabungan huruf ch yang dilafalkan /c/ 26. Gabungan huruf ea yang dilafalkan /i/
menjadi c. menjadi i.
Misalnya: charter [tʃɑːtə] carter Misalnya: cream [kriːm] krim
19. Gabungan huruf ck menjadi k. 27. Gabungan huruf ea yang dilafalkan bukan
Misalnya: check cek /i/ tetap ea.
20. Gabungan huruf cr (Belanda, Inggris, Misalnya: alinea [alɪnea] alinea
Prancis) menjadi kr. 28. Gabungan huruf ee menjadi e.
Misalnya: creatief (Belanda) kreatif Misalnya: apotheek (Belanda) apotek
21. Gabungan huruf ct pada akhir kata menjadi 29. Gabungan huruf ei tetap ei.
k. Misalnya: eidetic eidetik
Misalnya: abstract abstrak 30. Gabungan huruf eo tetap eo.
22. Huruf ç (Sanskerta) menjadi s. Misalnya: geometry geometri
31. Gabungan huruf eu tetap eu. 40. Harakat kasrah atau bunyi /i/ (Arab) yang
Misalnya: neutron neutron dilafalkan pendek atau panjang menjadi i.
32.Gabungan huruf eu (Aceh, Sunda, Rejang) Misalnya: i’tikā f (ٌ‫ ) اِعتِ َكاف‬iktikaf
yang dilafalkan /ɘ/ tetap eu. 41.Huruf i pada awal suku kata diikuti a atau o
Misalnya: meunasah (Aceh) meunasah tetap i.
33. Huruf fa (‫ ﻑ‬Arab) menjadi f. Misalnya: iambus iambus
Misalnya: afḍal (ٌ‫ضل‬َ ‫ ) أَف‬afdal 42. Gabungan huruf ie (Belanda) yang dilafalkan
34. Huruf f tetap f. /i/ menjadi i.
Misalnya: factor faktor Misalnya: favoriet [favorit]favorit
35. Gabungan huruf gh menjadi g. 43. Gabungan huruf ie (Latin) tetap ie.
Misalnya: laghu (Sanskerta) lagu Misalnya: caries karies
36. Huruf gain ( ‫غ‬Arab) menjadi g. 44. Huruf jim (‫ ﺝ‬Arab) menjadi j.
Misalnya: gībah (ٌ‫) ِغيبَة‬ gibah Misalnya: ḥijāb (ٌ‫)ح َجاب‬ ِ hijab
37. Huruf ḥa dan ha ( ‫ح‬dan ‫ه‬Arab) menjadi h. 45. Huruf kha (‫ ﺥ‬Arab) menjadi kh.
Misalnya: ḥākim (ٌ‫ ) َحا ِكم‬hakim Misalnya: khuṣūṣ (ٌ‫ )خصوص‬khusus
38. Huruf hamzah ( ‫ء‬Arab) pada tengah kata 46. Gabungan huruf kl tetap kl.
menjadi k. Misalnya: klem (Belanda) klem
Misalnya: ma’mūm (ٌ‫) َمأموم‬ makmum 47. Gabungan huruf kr tetap kr.
39. Huruf hamzah (‫ ﺀ‬Arab) pada akhir kata Misalnya: krans (Belanda) krans
dihilangkan. 48. Huruf n (Jepang, Cina)di depan p menjadi m.
Misalnya: imlā’ (ٌ‫) ِإم ََلء‬ imla Misalnya: kenpo (Jepang) kempo
49. Gabungan huruf ng tetap ng. 57. Gabungan huruf ph menjadi f.
Misalnya: contingent kontingen Misalnya: microphone mikrofon
50. Gabungan huruf oe (oi Yunani) menjadi e. 58. Gabungan huruf pl tetap pl.
Misalnya: amoeba, amoibe ameba Misalnya: amplang amplang
51. Gabungan huruf oi (Belanda, Inggris, Prancis) 59. Gabungan huruf pr tetap pr.
tetap oi. Misalnya: apron apron
Misalnya: croissant (Prancis) kroisan 60. Gabungan huruf ps tetap ps.
52. Gabungan huruf oo (Belanda) menjadi o. Misalnya: pseudonym pseudonim
Misalnya: astroloog astrolog 61. Rangkaian huruf pt tetap pt.
53. Gabungan huruf oo yang dilafalkan /u/ Misalnya: pterodactyl pterodaktil
menjadi u. 62. Huruf q menjadi k.
Misalnya: cartoon [kɑːtuːn] kartun Misalnya: aquarium akuarium
54. Gabungan huruf oo (vokal ganda) tetap oo. 63. Huruf qaf (‫ ﻕ‬Arab) menjadi k.
Misalnya: kamomoose (Wolio) kamomoose Misalnya: maqām (ٌ‫) َمقَام‬makam
55. Gabungan huruf ou yang dilafalkan /u/ 64. Gabungan huruf rh menjadi r.
menjadi u. Misalnya: rhesusresus
Misalnya: contour [kɒntʊə]kontur 65. Huruf śa, sin, dan ṣad ( ‫ث‬, ‫س‬,dan ‫ص‬Arab)
56. Gabungan huruf ou yang dilafalkan bukan menjadi s.
/u/ tetap ou. Misalnya: aśiri (‫ )يﺮﻳﺜﴽ‬asiri
Misalnya: coulrophobia [koʊlrəfoʊbiə] 66. Huruf syin (‫ ﺵ‬Arab) menjadi sy.
koulrofobia Misalnya: ‘arsy (ٌ‫ ) َعرش‬arasy
67. Gabungan huruf sc yang diikuti a, o, u, atau
konsonan menjadi sk. 76. Huruf u tetap u.
Misalnya: scallop skalop Misalnya: bus bus
68. Gabungan huruf sc yang diikuti e, i, atau y 77. Harakat damah atau bunyi /u/ (Arab) yang
menjadi s. dilafalkan pendek atau panjang menjadi u.
Misalnya: adolescence adolesens Misalnya: mubāḥ (ٌ‫)م َباح‬ mubah
69. Gabungan huruf sch yang diikuti vokal menjadi 78. Gabungan huruf ua tetap ua.
sk. Misalnya: aquarium akuarium
Misalnya: schema skema 79. Gabungan huruf ue tetap ue.
70. Gabungan huruf sr tetap sr. Misalnya: consequent konsekuen
Misalnya: asrār (Arab) asrar 80. Gabungan huruf ui tetap ui.
71. Huruf t yang diikuti i dan dilafalkan /s/ menjadi Misalnya: conduite konduite
s. 81. Gabungan huruf uo tetap uo.
Misalnya: garantie [xarɑn(t)si] garansi Misalnya: duodenum duodenum
72. Huruf ṭa (‫ ﻁ‬Arab) menjadi t. 82. Gabungan huruf uu menjadi u.
Misalnya: muṭlaq (ٌ‫)مطلَق‬ mutlak Misalnya: lectuur lektur
73. Gabungan huruf th menjadi t. 83. Huruf v tetap v.
Misalnya: bathok (Jawa) batok Misalnya: evacuation evakuasi
74. Gabungan huruf tr tetap tr. 84. Huruf wau ( ‫و‬Arab) yang tidak terletak pada
Misalnya: putren putren akhir kata tetap w.
75. Gabungan huruf ts (Jepang) tetap ts. Misalnya: jadwal (ٌ‫) َجد َول‬jadwal
Misalnya: jujitsu jujitsu
85. Huruf wau (‫ ﻭ‬Arab) yang terdiri atas dua
konsonan dan didahului u dihilangkan. 92. Huruf ya (‫ ﻱ‬Arab) pada awal suku kata
Misalnya: nubuwwah (ٌ‫)نب َّوة‬nubuat menjadi y.
86. Huruf x pada awal suku kata tetap x. Misalnya: hidāyah (ٌ‫) ِه َدايَة‬ hidayah
Misalnya: macroxenoglossophobia 93. Huruf ya (‫ ﻱ‬Arab) yang didahului i
makroxenoglosofobia dihilangkan.
87. Huruf x pada tengah kata atau akhir suku Misalnya: khiyānah (ٌ‫)خيَانَة‬ِ khianat
kata menjadi ks. 94. Huruf z tetap z.
Misalnya: executive eksekutif Misalnya: zenith zenit
88. Gabungan huruf xc yang diikuti e atau i 95. Huruf zai, żal, dan ẓa ( ‫ز‬, ‫ذ‬,dan ‫ظ‬Arab)
menjadi ks. menjadi z.
Misalnya: exception eksepsi Misalnya: zamān(ٌ‫)زَ َمان‬ zaman
89. Gabungan huruf xc yang diikuti a, o, u,
B.SerapanKhusus
B.Serapan khusus
atau konsonan menjadi ksk.
Misalnya: excalatie ekskalasi 1. Deret konsonan pada akhir kata bahasa
90. Huruf y yang dilafalkan /y/ tetap y. Arab disisipi vokal yang sama dengan vokal
Misalnya: yakitori (Jepang) [yakitɔri] sebelumnya (/a/, /i/, atau /u/) di antara deret
yakitori konsonan tersebut.
91. Huruf y yang dilafalkan /ai/ atau /i/ Misalnya:
menjadi i. ‘aqd (ٌ‫ ) َعقد‬akad
Misalnya: cyber [sʌɪbə] siber fajr (ٌ‫)فَجر‬ fajar
2. Deret konsonan pada akhir kata bahasa Arab dapat
ditambah vokal /u/.
Misalnya: farḍ (ٌ‫ ) فَرض‬fardu

3. Konsonan ganda diserap menjadi konsonan tunggal.


Misalnya:
accu aki

4. Unsur serapan yang sudah lazim digunakan dan tidak


sesuai
dengan kaidah umum penulisan unsur serapan tidak diubah.
Misalnya: alamat, bengkel.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai