Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROSES PEMBENTUKAN TANAH

DI SUSUN OLEH :

1.SALSABILA (228720210015)

2.ALIYA (22872021002002)

3.SYABARDY (228720210027)

FAKULTAS FKIP PENDIDIKAN GEOGRAFI

UNIVERSITAS ALMUSLIM

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapattersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Matang Glumpang dua, 13 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... .

DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................

C. Tujuan Masalah ...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Tingkat perkembangan tanah berdasarkan waktu…………..........................

B. Proses pembentukan tanah………...............................................................

C. Penyebab terjadi lapisan tanah .....................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Definisi dan pengertian dari Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian
besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk
hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah
dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka
waktu tertentu. Istilah tubuh alam bebas adalah hasil pelapukan batuan yang menduduki sebagian
besar daratan permukaan bumi, dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkan tanaman, serta
menjadi tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya.
Menurut pandangan dan pengertian yang diberikan oleh para ahli tanah adalah sebagai berikut :
1. Tanah adalah bentukan alam, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, yang
mempunyai sifat tersendiri dan mencerminkan hasil pengaruh berbagai faktor yang
membentuknya di alam.
2. Tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman.
Seorang Pedolog, melihat tanah sebagai lapisan kulit bumi yang lunak dan gembur yang berasal
dari batuan induk. Tanah mempunyai lapisan-lapisan yang berbeda warna sampai ke dalam
terdapat bagian keras yang sulit ditembus disebut batuan induk.
Tanah mempunyai beberapa sifat yang menentukan kualitas tanah seperti sifat biologi, sifat fisik
dan sifat kimia. Tanah bagian paling atas sering disebut top soil, selanjutnya ada lapisan-lapisan
dibawahnya sehingga terbentuk profil tanah.

Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai
kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan
induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama
kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan induk asalnya baik
secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya.
Dalam pandangan Ilmu Tanah, tanah jauh lebih kompleks dari sekedar bahan di alam yang
merupakan hasil pelapukan dari batuan (rock). Tanah tersusun dari komponen organik dan
komponen anorganik dalam berbagai tahapan dekomposisi dan disintegrasi, berbagai macam gas,
dan juga air. Tanah juga mengandung berbagai macam organisme baik mikro, meso maupun
makro dalam jumlah yang banyak.
Tanah merupakan bahan alam yang terbentuk melalui proses pembentukan tanah (pedogenesis)
dalam waktu yang sangat lama. Proses pembentukan tanah tersebut dikendalikan oleh lima faktor
pembenrtukan tanah, yaitu Bahan Induk (parent material), Iklim (Climate), Organisme
(Organism), Topografi (Topograpi), dan Waktu (Time). Dalam kenyataannya kelima faktor
tersebut bersifat saling mempengaruhi satu sama lain atau ada interdependensi antar faktor,
misalnya antara organisme dan iklim.

A. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas antara lain:

1. Apa itu tingkat perkembangan tanah berdasarkan waktu?

2. Bagaimana proses pembentukan tanah?

3. Bgaimana penyebab terjadinya lapisan tanah?

B. Tujuan Masalah

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat perkembangan tanah berdasarkan waktu

2. Untuk mengetahui proses pembentukan tanah

3. Untuk menganalisis penyebab terjadinya lapisan tanah


BAB II

PEMBAHASAN

A.Tingkat perkembangan tanah berdasarkan waktu

Proses perkembangan tanah atau pedogenesis diawali dengan melapukkan batuan induk menjadi
bahan induk.

Faktor-faktor pembentuk tanah menurut Jenny (1941), antara lain: iklim, organism, bahan induk,
relief, waktu dan faktor lokal yang tidak terdefinisikan secara khusus.

Dari kelima faktor tersebut bahan induklah yang menjadi bahan dasar terbentuknya tanah dan
dilanjutkan oleh faktor iklim dan organism sebagi faktor aktif, sedangkan relief dan waktu
merupakan faktor pasif.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam penentuan perkembangan tanah, yaitu:

1. Berdasarkan morfologi tanah, yaitu dinilai dari kelengkapan susunan horizon.


2. Berdasarkan senyawa SiO2-R2O3 (Al2O3+Fe2O:).
3. Berdasarkan mineral primer penyusun bahan induk yaitu dari kemudahan lapukannya.
Berdasarkan mineral lempung yaitu jenis dan jumlah mineral lempungnya.
4. Berdasarkan mineral indeks Van Wambeke.

Oleh karena tanah yang bersifat dinamis maka tanah dapat dibedakan tingkat perkembangnnya.
Menurut Hardjowigeno (1993), tingkat dan ciri perkembangan tanah dibedakan menjadi:

Tanah Muda (perkembangan awal). Terjadi proses pembentukan tanah terutama proses
pelapukan bahan organik dan bahan mineral, pencampuran bahan organik dan bahan mineral di
permukaan tanah. Terjadi pembentukan struktur tanah karena pengaruh dari bahan organik
(sebagai perekat). Hasilnya adalah pembentukan horizon A dan C.

Tanah Dewasa (perkembangan sedang). Telah tedadi proses lanjut yaitu terbentuknya horizon B
akibat adalnya kumulasi lempung (illuviasi) dari lapisan atas ke lapisan bawah.

Terbentuk struktur pada lapisan bawah. Perubahan wama (Bw) menjadi lebih cerah daripada
horizon C di bawahnya.

Tanah Tua (perkembangan lanju). Hara yang terus meningkat maka pembentukan profil tanah
berjalan lebih lanjut sehingga terjadi perubahan pada horizon A dan B. tanah menjadi sangat
masam, sangat lapuk dan kandungan bahan organik lebih rendah daripada tanah dewasa.

Akumulasi lempung atau seskuioksida di horizon B sangat nyata sehingga membentuk horizon
argilik (Bt).

B.Proses pembentukan tanah

Proses proses pembentukan tanah.


Proses pembentukan tanah sangat erat katanya dengan pelapukan baik itu pelapukan fisika atau
pelapukan kimia atau batuan atau bahan organik.pelapukan tanah terdiri dari:
a. Dekomposisi atau pelapukan kimia berlangsung dengan kondisi tanah yang cukup air,dengan
kata lain air indikator pendukung dekomposisi .Oleh Karen itu didaerah humus yang biasanya di
tumbuhi vegetasi proses dekomposisi dapat dilakukan oleh tumbuh-Tumbuan .dekomposisi oleh
mikgroorganisme dan dekomposisi pedokemik.
b. Desintegrasi atau pelapukan fisika dapat disebabkan oleh pengaruh temperatur,air
dingin,cuaca dan glacier. Desintegrasi adalah suatu proses mekanik dimana batuan batuan massif
(tidak lepas) pecah menjadi fragmen fragemen disentgrasi dapat disebabkan oleh temperatur
air,angin,cuaca yang membekukan,makhluk hidup.
Adapun pembentukan tanah di pengaruhi oleh lima faktor yang bekerja sama dalam berbagai
proses, baik reaksi fisik (disintregrasi) maupun kimia (dekomposisi). Semula dianggap sebagai
faktor pembentukan tanah hanyalah Bahan induk, iklim, organisme, Tofografi (relief) dan
Waktu. yang dirumuskan dalam fungsi sebagai berikut:

F= (B.I.O.T.W)

Keterangan:

B= Bahan induk
I= Iklim
O= Organisme
T= Topograpi
W= Waktu

1. Faktor Bahan Induk

Gambar a. faktor bahan induk

Dalam proses pembentukan tanah juga terdapat bahan induk yang menyusun pembentukan tanah,
bahan induk tersebut bersumber dari batuan dan bahan organik. Batuan dapat didefinisikan
sebagai bahan padat yang terjadi didalam membentuk kerak bumi, batuan pada umumnya
tersusun atas dua mineral atau lebih. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan
menjadi 4 jenis batuan, adalah sebagai berikut:

1. Batuan Beku

Batuan beku atau batuan vulkanik terbentuk oleh magma yang berasal dari letusan gunung
berapi, batuan beku atau batuan vulkanik terdiri dari meneral yang tinggi dan banyak
mengandung unsur hara tanaman. Di Indonesia batuan vulkanik memegang peranan yang lebih
penting, hal ini di sebabkan karena gunung berapi tersebar mana-mana, dan karena letesan
gunung berapi yang menghasilkan batuan vulkanik yang menyebabkan kesuburan tanah.

Selain atas dasar terjadinya batuan vulkanik juga dapat dibagi atas dasar kandungan kadar SiO2
nya menjadi tiga golongan, yaitu, batuan asam yang berkadar SiO2 lebih dari 65%, batuan
intermedier yang kadar SiO2 antar 52% s/d 65% dan batuan basis yang berkadar SiO2 kurang
dari 52%.

2. Batuan Vulkanik

Di Indonesia kebanyakan termasuk basis, kemudian intermedier dan yang paling sedikit batuan
asam. Batuan asam biasanya berwarna lebih muda dari pada batuan basis, batuan asam juga
biasanya lebih banyak mengandung alkali dan Al, sedangkan kadar unsur-unsur seperti Fe, Mg
dan Ca lebih rendah, sehingga berat jenisnya juga lebih kecil.

Perbedaan lain adalah mengenai daya tahannya terhadap proses pelapukan, batuan asam lebih
tahan terhadap proses pelapukan karena warnanya kebih muda. Akibatnya tanah yang berasal
dari batuan asam tektunya lebih kasar daripada tanah yang berasal dari bari batuan basis, maka
dapat dikatakan tanah yang berasal dari batuan asam mempunyai kandungan unsur hara yang
sedikit dibandingkan dengan tanah yang berasal dari batuan basis.

3. Batuan Endapan

Batuan endapan terjadi karena proses pengendapan bahan yang diangkut oleh air atau udara
dalam waktu yang lama. Ciri untuk membedakan batuan endapan dan batuan lainnya yaitu,
batuan endapan biasanya berlapis, mengandung jasad (fosil) atau bekas-bekasnya dan adanya
keseragaman yangnyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusun. Adanya lapisan
dalam batuan ini disebabkan karena timbunan lapisan pengendapan yang masing-masing berbeda
bahan, tekstur, warna dan tebalnya.

Perbedaan ini terutama di sebabkan oleh karena perbedaan waktu pengendapan dan bahan yang
diendapkannya.jika bahan yang diendapkannya seragam maka ciri akan terlihat kurang jelas.
Batuan endapan dari bahan-bahan yang diendapkan dari hasil pecahan batuan yang telah ada
sebelumnya. Proses pelapukan batuan endapan dapat terjadi melalui gerakan bumi, seperti
gempa bumi, patahan,timbulan,bahkan lipatan, dan tekanan akibat temperartur, juga bisa
diakibatkan oleh tenaga mahkluk hidup saeperti akar dan hewan, maupun gaya kimia yang di
sebabkan oleh gaya kimia seperti karbon dioksida, oksingen, asam organik dan sebagainya.

4. Batuan Malihan

Batuan malihan terbentuk dari batuan beku atau batuan endapan atau juga dapat terbentuk dari
batuan malihan lainnya yang mengalami proses perubahan susunan dan sentuknya yang
akibatkan oleh pengaruh panas, tekanan atau gaya kimia. Batuan malihan adalah batuan yanga
memiliki sifat-sifat akibat telah malihnya batuan semula baik batuan beku maupun endapan.

Yang di namakan proses malihan adalah jumlah proses yang bekerja dalam zone pelapukan dan
menyebabkan pengkristalan kembali bahan induk. Adapun sarat tejadinya proses malihan yaitu
di sebabkan oleh temperatur tinggi, tekanan kuat, dan waktu lama.Temperatur tinggi saling
mempercepat reaksi kimia juga penting untuk dapat melampaui temperatur mineralnya.

Secara teori dapat di terapkan atom-atom yang menyusun mineral setelah mencapai temperatur
kritik amplitudo getarannya akan sedemikian besarnya, sehingga atom-atom dapat bergerak lebih
besar dan mampu bertukar tempat. Temperatur yang tinggi juga dapat mempertinggi plasitisitas
mineral. Sumber panasnya berasal dari bagian dalam bumi, energi mekanik menghasilkan yang
merupakan hasil proses geologi dan magma yang meleleh.

Tekanan yang mempengaruhi proses malihan ada macam, yaitu tekanan hidrostastik dan tekanan
yang berarah berupa desakan. Yang pertama menyebabkan perubahan volume dan menghasilkan
stuktur butir yang tidak teratur, sedangkan desakan menyebabkan bentuk dan menghasilkan
struktur sejajar.

Tekanan yang seragam mempengaruhi keseimbangan kimia dengan memacu pengeluaran


volume dan pembentukan mioniral-mineral yang rapat jenisnyalebih tinggi, sedangkan desakan
mewujudkan berbagai pengaruh terhadap susunan mineral batuan. Waktu yang lama lambat laun
membentuk batuan malihan.
Bahan organik brperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga ketahanan agregat tahan.
Juga bahan organik mempunyai pengaruh terhadap warna tanah yang menjadikan warna tanah
coklat kehitaman.serta terhadap ketersediaan hara dalam tanah.

Tumbuhan menjadi sumber utama bagi bahan organik, pada keadaan alami tumbuhan
menyediakan bahan organik yang sangat besar, akibat pencernaan oleh mikro organisme bahan
organik tercampur tercampur dalam tanah secara proses infiltrasi. Beberapa bentuk kehidupan
seperti cacing, rayap, dan semut berperan penting dalam pengangkutan tanah.

Faktor yang mempengaruhi bahon organiuk tanah yaitu, kedalaman tanah yang mentukan kadar
bahan bahan organik yang ditentukan pada kedalaman 20 cm dan makin kebawah makin
berkurang, faktor iklim menyebabkan bilamana semakin rendahnya susu maka makin tinggi pula
bahan organik yang terkandung dalam tanah remah dan sisa-sisa vegetasi dan hewan tanah
adalah medium bagi tanaman.

2.Faktor iklim

Gambar a. faktor iklim

Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa
penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari
menyebabkan terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan
transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi).

Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan
secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Komponen iklim yang utama adalah curah
hujan dan suhu (temperatur). Faktor pembentukan tanah melalui iklim meliputi curah hujan dan
suhu adalah sebagai berikut:
1. Curah Hujan

Pada umumnya makin banyak curah hujan maka keasaman tanah makin tinggi atau pH tanah
makin rendah, karena banyak unsur-unsur logam alkali tanah yang terlindi misalnya, Na, Ca,
Mg, dan K, dan sebaliknya makin rendah curah hujan maka makin rendah tingkat keasaman
tanah dan makin tinggi pH tanah. Semakin lembab suatu tanah maka makin jelek aerasinya dan
juga sebaliknya, hal ini disebabkan karena adanya pergantian antara air dan udara dalam tanah.

2. Suhu (temperatur)

Suhu sangat berpengaruh bagi proses pembentukan tanah meliputi evapotranspirasi yang
meliputi gerak air di dalam tanah, juga meliputi reaksi kimia bilamana suhu makin besar maka
makin cepat pula reaksi kimia berlangsung.

3. Faktor Organisme

Gambar a. faktor hewan

Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh terhadap
pembentukan tanah. Di antara makhluk yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena
jumlahnya banyak dan berkedudukan tepet untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan
manusia berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.

Jasad remik (mikro organisme) dalam tanah mempunyai peranan dalam prose peruraian bahan
organik menjadi unsur hara dapat di serap oleh akar tanaman dan pembentukan humus (bunga
tanah). Cacing tanah sangat aktif dalam peruraian (dekomposisi) serasah. Pada waktui malam
hari cacing-cacing membawa guguran dedaunan dan rerumputan kedalam lubang-lubangmnya
dan mencampur dengan mineral-mineral tanah.

Semut-semut menyusup kedalam tanah dan mengangkut bahan-bahan dari dalam tanah
kepermukaan tanah sambil membangun sarang-sarangnya berupa berupa bukit-bukit kecil di
pertmukaan tanah dan sering pada batang-batang pohon. Rayap-rayap makan sisa-sisa bahan
organik.

Tikus dan binatang lai menggunakan tanah sebagai tempat tinggal dan tempat perlindungan.
Manusia mempengaruhi pembentukan tanah melalui cara penggunaan tanahnya, terutama cara
bercocok tanam, menentukan jenis tanaman yang di tanam, cara pengolahan atau penggarapan,
permukaan, cara pemanenan, menentukan rotasi tanaman dan lain sebagainya.

4. Topografi

Gambar a. topografi

Topogarfi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar
kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring mepergiat
berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya genangan air
didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak
dalam perkembangan tanah.

Di daerah beriklim humid tropika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang datar
membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng pegunungan akan terbentuk
latosol merah. Di daerah semi arid (agak kering) dengan bahan induk naval pada topografi datar
akan membentuk tanah jenis grumosol, kelabu, sedangkan dilereng pegunungan terbentuk tanah
jenis grumosol berwarna kuning coklat.

Di lereng pegunungan yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya pengaliran air
menyebabkan tertimbunnya garam-garam di kaki lereng, sehingga di kaki gunung berapi di
daerah sub humid terbentuk tanah berwarna kecoklat-coklatan yang bersifat seperti grumosol,
baik secara fisik maupun kimianya. Di lereng cekung seringkali bergabung membentuk
cekungan pengendapan yang mampu menampung airdan bahan-bahan tertentu sehingga
terbentuk tanah rawang atau merawang.

5. Faktor Waktu

Pelapukan dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang lama. Tahap
awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan mineralogi pada bahan induk,
selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga membentuk horison yang
jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan tanah yang tidak berubah
dalam waktu yang lama.

Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah, memainkan peranan
penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk. Gunung berapi mengendapkan lava dan
abu gunung disaat terjadi letusan gunung berapi tersebut, seringkali pengendapan lava ataupun
terjadinya letusan gunung tidak terjadi pada waktu yang sama.

C.Penyebab terjadinya lapisan tanah

Penyebab pembentukan lapisan tanah melibatkan berbagai faktor geologis, iklim, dan aktivitas

biologis. Berikut adalah beberapa faktor penyebabnya:

1. Pelapukan Fisik: Proses fisik seperti pemecahan batuan oleh gempa bumi, angin, air, dan

perubahan temperatur.

2. Pelapukan Kimia: Reaksi kimia antara batuan dan air atau zat-zat kimia seperti asam

yang memecah batuan.

3. Organisme Tanah: Aktivitas organisme seperti mikroorganisme, cacing tanah, dan akar

tanaman yang menciptakan lapisan tanah.


4. Cuaca dan Iklim: Curah hujan, suhu, dan pola angin memengaruhi pembentukan lapisan

tanah.

5. Waktu: Proses pembentukan lapisan tanah memerlukan waktu yang panjang.

6. Jenis Batuan Induk: Jenis batuan asal juga mempengaruhi karakteristik lapisan tanah.

7. Aktivitas Manusia: Kegiatan pertanian, konstruksi, dan deforestasi dapat memengaruhi

lapisan tanah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanah terbentuk melalui proses yang panjang hingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-
hari, misalnya untuk pertanian. Jenis tanaman yang tumbuh pada satu tempat berbeda dengan
tanaman yang tumbuh pada tempat lain karena bergantung pada struktur tanahnya dan asal bahan
pembentuk tanah tersebut.

Faktor-faktor pembentuk tanah menurut Jenny (1941), antara lain: iklim, organism, bahan induk,
relief, waktu dan faktor lokal yang tidak terdefinisikan secara khusus dan Setiap dari jenis tanah
pada umumnya memiliki tiga sampai empat lapisan yang berbeda-beda, yang bisa dikelompokan
penampakan warna, fisik, dan tekstur tanah. Melalui tekstur tanah bisa dilihat dari ukuran
partikel tanah, apakah itu liat, berpasir, lempung, mengandung kadar organik tinggi ataupun
berbentuk endapan.
DAFTAR PUSTAKA

Sartohadi Junun. 2015. Geografi Tanah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hardjowigeno Sarwono, Prof Dr. Ir. H. M.Sc. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta : CV.
AKADEMIKA PRESSINDO

Prijono, Sugeng. 2014. Dasar Ilmu Tanah Pembentukan Tanah. http://


sugengprijono.files.wordpress

Sartohadi,Junun.2012.Pengantar Geografi Tanah Yogyakarta:Pustaka Pelajar

“Pembentukan Lapisan Tanah dan Pengaruhnya terhadap Pertanian” - Oleh B. Soenarjo,

Penerbit Kanisius, 2008.

Anda mungkin juga menyukai