Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF OLEH PERAWAT


DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
BALADHIKA HUSADA JEMBER

Triwahyu Novitasari1, Sri Utami2, Resti Utami3


1)
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
2) Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
3) Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jl. Karimata 49 Jember Telp: (0331) 332240 Fax: (0331) 337957


Email: triwahyunvtsr.tn@gmail.com

ABSTRAK
Komunikasi merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh pemberian jasa
pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan karena sumber daya
manusia yang terbanyak di rumah sakit adalah perawat dan selama 24 jam
berkesinambungan selalu mendampingi pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan penerapan komunikasi
efektif oleh perawat di ruang rawat inap RS Baladhika Husada. Desain penelitian
yang digunakan yaitu Cross Sectional dengan jumlah populasi 87, sampel yang
diambil 71 responden yang diperoleh dengan tehnik pengambilan sampel
menggunakan Proportional Stratified Random Sampling dan menggunakan
analisis Regresi logistik. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan skala
ordinal. Hasil analisa data menunjukkan bahwa komunikasi efektif kurang 57,7%
dan faktor determinan yang berhubungan baik 85,9%. Hasil uji statistik
menggunakan Spearman Rho dengan α=0,05 didapatkan nilai p value 0,009,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor
determinan dengan penerapan komunikasi efektif oleh perawat. Kekuatan korelasi
dapat dilihat melalui nilai r yaitu 0,264 yang berarti kekuatan hubungan antar
variabel adalah lemah. Penelitian ini direkomendasikan kepada perawat agar dapat
melakukan komunikasi efektif.

Kata kunci : Komunikasi Efektif, Komunikasi Efektif Perawat, SBAR, TBaK


Daftar Pustaka 31 (2008-2017)

1
ABSTRACT

Communication is an important aspect that must be possessed by the provision of


health services, especially nursing services because the most human resources in
the hospital is a nurse and for 24 hours continuous always accompany patients.
The purpose of this research is to know the determinant factors that connect the
effective application of communication by nurses in the hospital ward of
Baladhika Husada Hospital. The research design used is Cross Sectional with the
number of population 87, the samples taken 71 respondents obtained with
sampling technique using Proportional Stratified Random Sampling and using
logistic regression analysis. Data collection using questionnaires with ordinal
scales. The result of data analysis shows that effective communication is less
57,7% and determinant factor have good 85,9%. The result of statistical test using
Spearman Rho with α = 0,05 got p value 0,009, so it can be concluded that there
is significant correlation between determinant factor with the application of
effective communication nurse. Correlation strength can be seen through the
value of r is 0.264 which means the strength of the relationship between variables
is moderate. This research is recommended to nurses in order to make effective
communication.

Keywords: Effective Communication, Effective Communication Of Nurse, SBAR,


TBaK
Reference 31 (2008-2017)

PENDAHULUAN perawatan khusus (Eviana, 2015).


Salah satu upaya peningkatan
Rumah sakit adalah
kualitas pelayanan dapat dilakukan
organisasi dalam bidang jasa
dengan meningkatkan komunikasi
pelayanan kesehatan.
oleh petugas kesehatan.
Penyelenggaraan upaya pelayanan
pada pasien rumah sakit didukung Komunikasi merupakan
oleh banyak jenis ketrampilan aspek penting yang harus dimiliki
Sumber Daya Manusia (SDM) baik oleh pemberian jasa pelayanan
yang berbentuk profesi maupun non kesehatan terutama pelayanan
profesi. Rumah Sakit yang bermutu keperawatan karena sumber daya
adalah rumah sakit yang memberikan manusia yang terbanyak di rumah
pelayanan melalui penyelenggaraan sakit adalah perawat dan selama 24
pelayanan secara paripurna pada jam berkesinambungan selalu
unit-unit gawat darurat, rawat jalan, mendampingi pasien.Praktik
rawat inap, ruang tindakan dan ruang keperawatan profesional dalam

2
komunikasi efektif merupakan unsur adalah SBAR (Situation-Background
utama bagi perawat dalam Assessment-Recommendation).
melaksanakan asuhan keperawatan
Salah satu kegiatan
dalam mencapai hasil yang optimal
keperawatan yang memerlukan
(Hilda dkk, 2017). Komunikasi
komunikasi efektif adalah saat
efektif sebagai standar praktik
timbang terima (handover) dan
keperawatan profesional dalam
komunikasi lewat telepon. Perawat
praktek keperawatan tidak hanya
menerima instruksi verbal per telpon
psikomotor dan keterampilan
dari dokter menggunakan
diagnostik klinis, tetapi juga
komunikasi verbal dengan TBAK
kemampuan dalam keterampilan
(tulis, baca, konfirmasi kembali)
interpersonal dan komunikasi.
sedangkan saat perawat melaporkan
Perawatdiharapkan dapat
kondisi pasien kepada dokter
berkomunikasi dalam melaksanakan
menggunakan komunikasi verbal
asuhan keperawatan untuk
dengan SBAR (Situation,
mencapaihasil yang optimal dan di
background, assestment,
semua bidang praktek menurut
recommendation) menurut teori
(Anggorowati, 2017; ANA,2010).
KARS (2013).
Hal ini sejalan dengan
Rumah Sakit Baladhika
penelitian yang dilakukan oleh
Husada Jember merupakan rumah
Anggorowati, dkk tahun 2017
sakit tipe C yang berlokasi di Jalan
dengan judul Komunikasi Efektif
PB. Sudirman No. 45, Patrang
Dalam Praktek Kolaborasi
dengan akreditasi Paripurna.
Interprofesi Sebagai Upaya
Berdasarkan studi pendahuluan yang
Meningkatkan Kualitas pelayanan.
telah dilakukan oleh peneliti pada
Hasil penelusuran literatur bahwa
bulan April 2018, menurut kabid
kualitas layanan yang baik
keperawatan sudah ada SOP timbang
tergantung pada profesional yang
terima dan SOP TBaK. Peneliti juga
bekerja sama dalam tim
mewawancarai 10 perawat rawat
interprofessional. Komunikasi
inap di Rumah Sakit Baladhika
interprofesional yang digunakan
Husada yang mengatakan

3
bahwaperawat telah melakukan 87 perawat dan pengambilan sampel
komunikasi dengan sistem SBAR diperoleh sebanyak 71 perawat
dan TBaK. Namun demikian, hasil menggunakan probability sampling.
observasi yang dilakukan oleh Alat yang digunakan untuk
peneliti di ruang rawat inap RS pengumpulan data variabel
Baladhika Husada pelaksanaan independent dan variabel dependent
teknik SBAR belum berjalan secara menggunakan kuisioner. Penelitian
penuh. Hal ini dikarenakan ini dilakukan pada bulan Juni-Juli
diruangan perawat pada saat timbang 2018 di Ruang Rawat Inap RS
terima tidak menyebutkan tanggal Baladhika Husada Kecamatan
pasien masuk ruangan dan hari Patrang Kabupaten Jember dengan
perawatannya, perawat juga tidak menggunakan tehnik kuantitatif.
menyebutkan riwayat alergi pasien, Penelitian dilakukan setelah
dan riwayat pembedahan. Dari uraian mendapatkan perijinanan dari pihak
diatas, maka peneliti tertarik untuk terkait dan responden diberikan
meneliti, tentang faktor determinan informed consent sebelum responden
yang berhubungan dengan penerapan memutuskan bersedia sebagai subjek
komunikasi efektif oleh perawat di penelitian. Jenis uji statistik yang
ruang rawat inap Rumah Sakit digunakan untuk mengukur adanya
Baladhika Husada Jember. hubungan adalah Spearman Rho
dengan ketetapan taraf signifikan
yaitu α (0,05).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
observasional analitik dengan
Hasil penelitian yang
pendekatan cross sectional dengan
dilaksanakan pada bulan Mei-Juni
populasi semua perawatruang rawat
2018 di Ruang Rawat Inap RS
inap kelas I, II, III dan paviliun,
Baladhika Husada Kecamatan
ruang icu, ruang anggrek, ruang
Patrang Kabupaten Jember. Setelah
teratai, ruang nusa indah, ruang
data terkumpul dilakukan tabulasi
mawar, kelas paviliun ruang melati,
data kemudian dilakukan uji statistik
ruang dahlia, dan ruang flamboyan di
untuk mengetahui faktor determinan
RS Baladhika Husada dengan jumlah

4
yang berhubungan dengan penerapan Total 71 100%
komunikasi efektif oleh perawat di Berdasarkan tabel 3 menggambarkan

ruang rawat inap Rumah Sakit bahwa etika mayoritas perawat

Baladhika Husada Jember. (88,7%) baik berkomunikasi secara


efektif.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tabel 4. Distribusi Frekuensi


Responden Berdasarakan
Responden Berdasarakan
Hambatan Bahasa Berdeterminasi
Kolaborasi Berdeterminasi di
di ruang Rawat Inap RS
ruang Rawat Inap RS Baladhika
Baladhika Husada pada bulan
Husada, Juni-Juli 2018 (n=71)
juni-juli 2018 (n=71)
Kolaborasi f (%)
Hambatan F (%)
Kurang 17 23,9%
Bahasa
Baik 54 76,1%
Kurang 32 45,1%
Total 71 100%
Baik 39 54,9%
Berdasarkan tabel 1
Total 71 100%
menggambarkan bahwa kolaborasi Berdasarkan tabel 4 menggambarkan
mayoritas perawat (76,1%) baik bahwa hambatan bahasa mayoritas
berkomunikasi secara efektif. perawat (54,9%) baik berkomunikasi
secara efektif.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarakan Logistik Tabel 5. Distribusi Frekuensi
Berdeterminasi di ruang Rawat Responden Berdasarakan
Inap RS Baladhika Husada pada Persiapan Komunikasi
bulan juni-juli 2018 (n=71) Berdeterminasi di ruang Rawat
Inap RS Baladhika Husada pada
Logistik F (%)
bulan juni-juli 2018 (n=71)
Kurang 12 16,9%
Persiapan F (%)
Baik 59 83,1%
Komunikasi
Total 71 100%
Kurang 60 82,1%
Berdasarkan tabel 2.
Baik 11 17,9%
menggambarkan bahwa logistik Total 71 100%
mayoritas perawat (83,1%) baik Berdasarkan tabel 5.10
berkomunikasi secara efektif. menggambarkan bahwa persiapan

Tabel 3. Distribusi Frekuensi komunikasi mayoritas perawat


Responden Berdasarakan Etika (82,1%) kurang berkomunikasi
Berdeterminasi di ruang Rawat
Inap RS Baladhika Husada pada secara efektif.
bulan juni-juli 2018 (n=71)
Etika f (%)
Kurang 8 11,3%
Baik 63 88,7%

5
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tabel 7. Distribusi Frekuensi
Responden Bedasarkan Faktor Responden Bedasarkan
Determinan di ruang Rawat Inap Komunikasi Efektif Perawat di
RS Baladhika Husada Jember ruang Rawat Inap RS Baladhika
pada bulan Juni-Juli 2018 (n=71) Husada Jember pada bulan Juni-
Faktor f (%) Juli 2018 (n=71)
Determinan Komunikasi F (%)
Kurang 10 14,1% Efektif Perawat
Baik 61 85,9% Kurang 41 57,7%
Total 71 100% Baik 30 42,3%
Berdasarkan tabel 6. Total 71 100%
Berdasarkan tabel 7
menggambarkan bahwa sebagian
menggambarkan bahwa sebagian
besar perawat (85,9%) melakukan
besarperawat (57,7%) kurang
faktor determinan dengan baik.
berkomunikasi secara efektif.

Tabel 8. Faktor determinan yang berhubungan dengan penerapan


komunikasi efektif oleh perawat di ruang rawat inap RS Baladhika Husada
Jember, Juni-Juli 2018 (n=71)

Faktor Komunikasi
determinan efektif
Spearman's Faktor Correlation
1,000 ,264
rho determinan Coefficient
Sig. (2-tailed) . ,009
N 71 71

Berdasarkan tabel 5.13 dengan penerapan komunikasi oleh


menunjukkan bahwa terdapat perawat di ruang rawat inap RS
hubungan dalam kategori sangat Baladhika Husada Jember (p value =
rendah antara faktor determinan 0,009 ; α = 0,05 ; r = 0,264)

Tabel 9. Analisis Regresi Logistik Bedasarkan Faktor Determinan


Komunikasi Efektif Perawat di ruang Rawat Inap RS Baladhika Husada
Jember Juni-Juli 2018 (n=71)

95,0% C.I.for
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) EXP(B)
Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper
Ste Kolabora
p si -,234 ,625 ,141 1 ,708 ,791 ,232 2,694
1(a)
Logistik -1,473 ,918 2,574 1 ,109 ,229 ,038 1,386
Etika ,242 ,844 ,082 1 ,474 ,774 ,244 6,665

6
Hambata
-,025 ,599 ,002 1 ,966 ,975 ,301 3,154
n Bahasa
Persiapa
n
-1,091 ,662 2,721 1 ,009 1,136 ,092 1,228
Komunik
asi
Constant ,168 ,424 ,157 1 ,691 1,183
Berdasarkan tabel 9 berhubungan dengan komunikasi
menunjukkan bahwa terjadi efektif perawat adalah persiapan
hubungan yang signifikan jika nilai komunikasi (sig 0,009).
sig < 0,05. Tampak variabel yang

Tabel 10. Hosmer and Lameshow Test Analisis Regresi Logistik Bedasarkan
Faktor Determinan Komunikasi Efektif Perawat di ruang Rawat Inap RS
Baladhika Husada Jember Juni-Juli 2018 (n=71).

Step Chi-square Df Sig.


1 2,980 6 ,811
Berdasarkan tabel 10 dimana Kesimpulannya dengan tingkat
Hipotesanya Ho: Mode layak dan keyakinan 95%, dapat diyakini
H1: Model tidak layak. Hasil uji bahwa model regresi logistik yang
menunjukan nilai sig 0,811 yang digunakan telah cukup mampu
berarti lebih dari 0,05, jadi Ho: menjelaskan data atau sesuai.
model layak atau tepat.
Tabel 11. Model Summary Analisis Regresi Logistik Bedasarkan Faktor
Determinan Komunikasi Efektif Perawat di ruang Rawat Inap RS Baladhika
Husada Jember pada bulan Juni-Juli 2018 (n=71)

Cox & Snell R


Step -2 Log likelihood Square Nagelkerke R Square
1 89,381(a) ,098 ,132

Berdasarkan tabel 11 dimana independen terhadap dependen yang


nilai Negelkerke R Square sebesar berhubungan signifikan hanya
0,098 yang menunjukkan nilai variabel persiapan komunikasi. Dan
koefisien determinasi. Didapat terdapat 86,8% dipengaruhi oleh
nilainya 0,132 yang artinya 13,2% faktor lain yang menjelaskan variabel
hubungan seluruh variabel dependen.

7
Kolaborasi mayoritas perawat bertujuan berbagi untuk mencapai
(76,1%) baik berkomunikasi secara kebersamaan (Fajar, 2014).
efektif. Logistik mayoritas perawat
Keterampilan berkomunikasi
(83,1%) baik berkomunikasi secara
merupakan critical skill yang harus
efektif. Etika mayoritas perawat
dimiliki oleh seorang perawat dan
(88,7%) baik berkomunikasi secara
merupakan bagian integral dari
efektif. Hambatan bahasa
asuhan keperawatan. Komunikasi
mayoritas perawat (54,9%) baik
dalam keperawatan disebut dengan
berkomunikasi secara efektif.
komunikasi, yang merupakan
Persiapan komunikasi mayoritas
komunikasi yang dilakukan oleh
perawat (82,1%) kurang
seorang perawat pada saat
berkomunikasi secara efektif.
melakukan intervensi keperawatan
Sebagian besar perawat (85,9%)
sehingga memberikan khasiat terapi
melakukan faktor determinan dengan
bagi proses penyembuhan pasien
baik.
(Nurhasanah, 2013).
Komunikasi merupakan unsur
yang penting dalam aktivitas manajer Hal ini sejalan dengan
keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
penelitian Kuntoro (2013), bahwa Anggorowati, dkk tahun 2017
lebih dari 80% waktu yang dengan judul Komunikasi Efektif
digunakan manajer untuk Dalam Praktek Kolaborasi
berkomunikasi, 11% untuk Interprofesi Sebagai Upaya
membaca, 9% untuk menulis. Istilah Meningkatkan Kualitas pelayanan.
komunikasi atau communication Dengan hasil penelusuran literatur
berasal dari bahasa latin, yaitu bahwa kualitas layanan yang baik
communicatus yang berarti berbagi tergantung pada profesional yang
atau menjadi milik bersama. Kata bekerja sama dalam tim
sifatnya communis yang bermakna interprofessional. Komunikasi
umum atau bersama-sama. Dengan interprofesional yang digunakan
demikian komunikasi menurut adalah SBAR (Situation-Background
Lexicographer (ahli kamus bahasa), Assessment-Recommendation).
menunjuk pada suatu upaya yang

8
Berdasarkan hasil penelitian, terbanyak di rumah sakit adalah
beberapa perawat sudah perawat dan selama 24 jam
melaksanakan komunikasi dengan berkesinambungan selalu
baik, tetapi terkadang ada sebagian mendampingi pasien. Komunikasi
dari perawat melaksanakan efektif dalam praktik keperawatan
komunikasi tidak sesuai prosedur. profesional merupakan unsur utama
Peneliti berpendapat bahwa bagi perawat dalam melaksanakan
komunikasi merupakan sesuatu yang asuhan keperawatan dalam mencapai
penting terutama di Rumah Sakit. hasil yang optimal. Salah satu
Komunikasi sendiri terdiri dari kegiatan keperawatan yang
komunikasi lisan dan via telepon. memerlukan komunikasi efektif
Saat berkomunikasi di anjurkan adalah saat serah terima tugas
untuk menkonfirmasi ulang. (handover) dan komunikasi lewat
Konfirmasi dibutuhkan dikarenakan telepon (Hilda dkk, 2017)..
sebagai bahan penanggulangan salah
Komunikasi yang efektif
obat, maupun salah tindakan.
merupakan kunci bagi staf untuk
Komunikasi dibutukan sebagai
mencapai keselamatan pasien
pemberi pesan dirumah sakit,
berdasarkan standar keselamatan
biasanya dilakukan saat sekedar
pasien di rumah sakit, sedangkan
konsul dokter maupun emergency.
komunikasi yang tidak efektif adalah
Berdasarkan komunikasi hal yang paling sering disebutkan
efektif perawat, sebagian perawat sebagai penyebab dalam beberapa
57,7% ( 41 perawat) kurang kasus yang ada di rumah sakit,
berkomunikasi secara efektif dan komunkasi harus tepat pada
42,3% ( 30 perawat) baik dalam waktunya, akurat, komplit tidak
berkomunikasi efektif. rancu dan dimengerti oleh penerima,
komunikasi yang efektif dapat
Komunikasi merupakan aspek
diterapkan menjadi prosedur berupa
pentingyang harus dimiliki oleh
perintah yang disampaikan baik
pemberian jasa pelayanan kesehatan
secara langsung (face to face)
terutama pelayanan keperawatan
maupun melalui telepon yaitu dengan
karena sumber daya manusia yang
menggunakan bahasa verbal maupun

9
non verbal (Sukesih, 2015; Husada Jember (p value = 0,009 ; α
JCI,2007). = 0,05; r = 0,264).

Berdasarkan hasil diatas, Berdasarkan hasil analisis


peneliti berpendapat bahwa beberapa multivariat dengan uji regresi logistik
perawat sudah berkomunikasi secara menunjukkan bahwa terjadi
efektif menggunakan metode TBAK hubungan yang signifikan jika nilai
maupun SBAR. Tetapi ada sebagian sig < 0,05. Tampak variabel yang
perawat yang masih kurang berhubungan dengan komunikasi
berkomunikasi efektif. Perawat yang efektif perawat adalah persiapan
tidak menerapkan komunikasi efektif komunikasi (sig 0,009). Kolom
dengan baik, dipengaruhi kurang Exp(B) menginformasikan jenis
adanya persiapan dalam hubungan pada variabel yang
berkomunikasi. berhubungan signifikan. Jika nilai di
atas “1”, berarti berhubungan besar
Beberapa hambatan bahasa
untuk komunikasi efektif. Nilai
juga dapat mempengaruhi faktor
Exp(B) pada variabel persiapan
tesebut, misal ada beberapa perawat
komunikasi 1,136 yang artinya
maupun dokter masih menggunakan
persiapan komunikasi memiliki
bahasa daerah, sehingga diperlukan
hubungan dalam komunikasi efektif.
komunikasi dahulu dalam bentuk
konfirmasi. Hal ini diperlukan agar Berdasarkan nilai Negelkerke
tidak ada perbedaan persepsi R Square menunjukan nilai koefisien
terutama dalam masalah obat determinasi. Didapat nilainya 0,132
maupun tindakan perawat ke pasien. yang artinya 13,2% hubungan
seluruh variabel independen terhadap
Berdasarkan hasil analisis
dependen yang berhubungan
bivariat dengan menggunakan uji
signifikan hanya variabel persiapan
Spearman Rho menunjukkan bahwa
komunikasi.Dan terdapat 86,8%
terdapat hubungan dalam kategori
dipengaruhi oleh faktor lain yang
sangat rendah antara faktor
menjelaskan variabel dependen.
determinan dengan penerapan
komunikasi efektif oleh perawat di Komunikasi efektif perawat
ruang rawat inap RS Baladhika bermanfaat dan berperan dalam

10
kesembuhan kondisi klien, Hal inilah yang perlu
berhubungan dalam kolaborasi yang diperhatian oleh masing – masing
dilakukan perawat dengan tenaga individu. Dalam hal ini perawat,
kesehatan lainnya, dan juga untuk lebih menyiapkan segalanya
berpengaruh pada kepuasan klien dan saat hendak melaporkan ke petugas
keluarga, komunikasi efektif perawat kesehatan ataupun hanya sekedar
memegang peranan yang cukup handover keadaan pasien ke teman
penting dalam hubungannya dengan sejawat. Mulai dari persiapan hingga
upaya peningkatan kualitas layanan konfirmasi ulang, setelah melaporkan
bagi perawat (Wanto, 2018; semuanya hendaklah menkonfirmasi
Suryani,2014). ulang mengenai yang disampaikan
maupun yang telah didengar
Berdasarkan hasil penelitian
sehingga terlihat mana yang salah,
diatas, peneliti berpendapat bahwa
kurang dan perbedaan dalam
komunikasi yang efektif dapat
komunikasi.
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
lain, misal karena perbedaan bahasa SIMPULAN DAN SARAN
madura dengan indonesia maupun
Hasil penelitian menunjukkan
penggunaan bahasa jawa. Sehingga
ada hubungan yang signifikan antara
terjadi perbedaan penerimaan
faktor determinan dengan
persepsi yang membuat perbedaan
komunikasi efektif perawat di ruang
arti didalamnya yang mengakibatkan
rawat inap RS Baladhika Husada
ada kesalahan. Persiapan dalam
Jember dengan diperoleh hasil p
komunikasi paling mempengaruhi
value 0,009< 0,05. Faktor
komunikasi efektif dalam
determinan yang berhubungan
keperawatan, misal saat perawat mau
dengan penerapan komunikasi efektif
melaporkan kondisi terbaru pasien
oleh perawat di ruang rawat inap RS
pada petugas kesehatan, mereka
Baladhika Husada Jember adalah
belum menyiapkan apa yang yang
adalah persiapan komunikasi (sig
mau dilaporkan maupun yang
0,099).
terburuk tidak mengetahui kondisi
terbaru pasien.

11
Disarankan untuk rumah sakit Hilda, dkk ,(2017) . FAKTOR –
FAKTOR YANG
Hendaknya lebih intensif lagi dalam
MEMPENGARUHI
memberikan pembelajaran pada PENERAPAN
KOMUNIKASI EFEKTIF
perawat, mengenai penerapan
OLEH PERAWAT DI
komunikasi efektif agar tidak terjadi RUANG RAWAT INAP.
Mahakam Nursing Journal
kesalahan yang dapat merugikan
Vol 2, No. 1, Mei 2017 : 09-
rumah sakit. 17. diakses tanggal 20 April
2018
DAFTAR PUSTAKA
KARS. (2013). Pelatihan Patient
Safety FK Unair. KARS.
Anggorowati,(2017) . KOMUNIKASI
Surabaya. Tidak
EFEKTIF DALAM
dipublikasikan.
PRAKTEK KOLABORASI
INTERPROFESI SEBAGAI Nazri F, Juhairiah S, Arif M (2015).
UPAYA MENINGKATKAN Implementasi komunikasi
KUALITAS PELAYANAN. efektif perawat-dokter
Journal of Health Studies, dengan telepon di ruang
Vol. 1, No.1, Maret 2017: 65- ICU rumah sakit Wava
71. Diakses tanggal 19 April Husada, Jurnal Kedokteran
2018 Brawijaya, vol. 28,
Asmuji. (2012). Manajemen Suplemen no.2. diakses
Keperawatan Cetakan ke II. tanggal 22 April 2018
Yogjakarta. Ar-Ruzz Media.
Damaiyanti, Mukhrifah. 2013. Nursalam (2012). Ilmu Komunikasi
Komunikasi Terapeutik dan Teori Praktek. Mandar
dalam Praktik Keperawatan. Maju : Bandung.
Jakarta: EGC.
DEPKES, R. (2016). Komisi Etik
Sukesih. (2015). Dasar-dasar
Penelitian dan
Komunikasi Kesehatan .
Pengembangan Kesehatan Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Nasional.
Suryani. 2013. Ilmu Komunikasi
Eviana. (2015). Hubungan Suatu Pengantar. PT
Karakteristik Pasien Rosdakarya. Yogyakarta
Dengan Penerapan
Komunikasi Perawat Rawat
Jalan diPuskesmas
Sidangkerto Kab Bandung
Barat.Jurnal: Universitas
Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai