Anda di halaman 1dari 88

JURNAL AWAL PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI

MANUSIA

REZA DWI PUTRA


201951167
JURNAL 1

2
Terminologi Anatomi Dasar

Kegiatan Praktikum 1

Posisi Anatomis Tubuh

Posisi anatomi adalah deskripsi mengenai regia atau bagian tubuh manusia yang memiliki cara
berdiri spesifik

Terdapat tiga posisi anatomi tubuh yaitu:

1. Standar
Pada posisi ini, tubuh berdiri tegak lurus dengan mata melihat ke depan. kaki dirapatkan,
lengan di sisi tubuh, telapak tangan membuka ke depan donar dengan ibu jari mengarah ke
luar tubuh dan kelingking mengarah ke tubuh.
2. Pronasi
Pada posisi ini, tubuh merebah dengan muka menghadap ke bawah.
3. Supinasi
Pada posisi ini, tubuh merebah dengan muka menghadap ke atas.

Tubuh manusia dibagi menjadi beberapa regia yang dapat diidentifikasi secara eksternal.

Regia tubuh yang utama meliputi:

1. Kepala yang terdiri dari tengkorak (menutupi dan melindungi otak); dan muka (bagian
depan kepala yang terdiri dari mata, hidung, mulut, pipi, dan dagu).
2. Leher yang menyokong kepala dan melekat pada bagian trunk.
3. Trunkus yang meliputi abdomen, dada, dan pelvis
4. Ekstremitas atas (Upper limb) yang melekat pd bagian trunk dan terdiri dari pundak, ketiak,
lengan atas (pundak-siku), lengan bawah (siku - pergelangan tangan), dan tangan.
5. Ekstremitas bawah (Lower limb) yang melekat pd bagian trunkus dan terdiri dari pantat,
paha (pantat-lutut), lutut-pergelangan kaki, dan kaki bagian bawah (feet).

3
Untuk lebih memahami penjelasan di atas, maka dapat dilihat Gambar 1 dibawah ini.

Gambar 2. Posisi Anatomis Tubuh dan Regia Tubuh

Judul Percobaan : Posisi Anatomis Tubuh

Alat

1. Torso manusia
2. Tikar / alas

Prosedur Kerja

1. Praktek kan tiga posisi anatomis tubuh bersama teman – teman kelompok anda
2. Tunjukan tregia tubuh manusia pada torso

4
Kegiatan Praktikum 2

Terminologi Arah Tubuh

Directional terms atau terminologi arah menunjukan arah lokasi bagian tubuh tertentu terhadap
lainnya.

Berikut ini dapat dilihat gambar terminology arah (Gambar 2) dan tabel mengenai terminology
arah, definisi, dan contoh – contohnya (Tabel 1).

Gambar 2. Terminologi Arah

5
Judul Percobaan : Terminologi Arah

Alat

1. Torso

Prosedur Kerja

1. Tunjukkanlah terminology arah pada torso


2. Selanjutnya gunakan tubuh teman anda dan tunjukanlah terminology arahnya

6
Kegiatan Praktikum 3

Bidang/Seksio Tubuh

Bidang latar imajiner yang menembus tubuh digunakan untuk membagi tubuh menjadi dua bagian.
Tubuh dapat dibagi menjadi beberapa bidang/seksio antara lain (Gambar 3):

1. Bidang Sagital menjadi tubuh atau organ secara vertikal menjadi dua bagian yaiti bagian
kiri dan kanan.
2. Midsagittal membagi tubuh menjadi dua bagian yang sama besar/seimbang.
3. Parasagittal membagi tubuh menjadi dua bagian yang tidak seimbang
4. Bidang Frontal (Coronal) membagi tubuh atau organ secara vertical menjadi bagian depan
dan belakang
5. Bidang Transversal membagi tubuh atau organ secara horizontal menjadi bagian atas dan
bawah.
6. Bidang Oblikus membagi tubuh ayau organ pada sudut di antara bidang transversal dan
sagital, atau transversal dan frontal.

Gambar 3. Bidang/ Seksio Tubuh

7
Judul Percobaan : Bidang/Seksio Tubuh

Alat

1. Torso

Prosedur Kerja

2. Tunjukkan bidang/seksio tubuh terhadap torso


3. Selanjutnya lakukan hal yang sama tetapi terhadap tubuh anda sendiri

8
Kegiatan Praktikum 4

Rongga Tubuh

Rongga tubuh meruoakan ruangan di dalam tubuh yang membantu melindungi, memisahkan, dan
menyokong organ internal. Terdapat dua macam rongga tubuh yaitu dorsal yang terdiri dari kranial
dan vertebral; dan ventral yang terdiri dari toraks dan abdominopelvis.

Keterangan lebih jelas mengenai kedua macam rongga tubuh ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut
ini.

Tabel 2. Rongga Tubuh

Rongga Uraian
Kranial Dibentuk oleh tulang kranial dan mengandung otal
Vertebral Dibentuk oleh koluma vertebralis dan mengandung medula
spinalis dan merupakan permukaan syaraf spinalis.
Toraks Disebut rongga dada ; mengandung rongga pleural dan
perikardinal, mediastinum
Pleural Masing – masing rongga ini mengelilingi paru – paru; merupakan
membran mukosa dari masing – masing rongga pleural disebut
pleura.
Perikardial Mengelilingi jantung; membran mukosa serosa dari masing –
masing rongga perikardial.
Mediastinum Merupakan regio amatomis di bagian sentral dari rongga torak
yang terdapat diantara dinding medial rongga pleural;
membentang dari sternum ke kolom vertebral dan dari tulang
rusuk pertama ke diafragma; berisi semua organ di dalam rongga
dada (jantung, esophagus, trakea, kelenjar timus, dan pembuluh
darah besar) kecuali paru – paru
Abdminopelvis Dibagi menjadi rongga abdominal dan pelvis

9
Abdomen (perut) Mengandung perut, limpa, hati, kandung empedu, usus halus, dan
sebagian besar usus besar ; membrane serosa didalam rongga
abdominal disebut peritoneum.
Pelvis Mengandung kandung kemih, beberapa bagian usus besar, dan
organ reproduksi internal.

Berikut ini dapat dilihat gambar rongga tubuh secara keseluruhan (Gambar 4) dan gambar rongga
toraks (Gambar 5)

Gambar 4. Rongga Tubuh

10
Gambar 5. Rongga Toraks

Judul Percobaan : Rongga Tubuh

Alat

1. Torso

Prosedur Kerja

1. Tunjukanlah pada torso rongga tubuh yang terdapat pada manusia dan menjelaskan organ
apa saja yang dibungkus oleh rongga tersebut.

11
Kegiatan Praktikum 5

Regia dan Kuadran Abdominopelvis

Untuk mendeskripsikan lokasi dari organ-organ abdominal dan pelvis, para anatomisi dan kinisi
menggunakan dua metode, yaitu dengan membagi rongga abdominopelvis menjadi area-area yang
lebih kecil.

1. Metode pertama : Regia abdominopelvis


Dua garis vertikal dan dua garis horizontal membagi rongga abdominopelvis menjadi bidang
tengah yang lebih luas daripada bidang kanan-kirinya.
Terdapat 9 Regia Abdomen-pelvis (Gambar 6) yaitu :
• Regia umbilikal terletak di pusat abdomen.
• Regia epigastrum berada di bagian superior dari regia umbilikus.
• Regia hipogastrum berada di bagian inferior regia umbilikus.
• Regia hipokondrium kanan dan kiri berposisi lateral terhadap regia
• epigastrum.
• Regia lumbar kanan dan kiri terletak lateral terhadap regia umbilikus.
• Regia inguinalis (iliaka) kanan dan kiri terletak lateral dari regia hipogastrium.
2. Metode kedua : Kuadran abdominopelvis
Metode ini lebih sederhana dan membagi rongga abdominopelvis menjadi empat kuadran
yaitu kuadran kanan atas, kuadran kiri atas, kuadran kanan bawah, dan kuadran kiri bawah.
(Gambar 7)

12
Gambar 6. Regia Abdominopelvis

Gambar 7. Kuadran Abdominopelvis

Judul Percobaan : Regia dan Kuadran Abdominopelvis

Alat

1. Torso

Prosedur Kerja

1. Tunjukkanlah regia dan kuadran abdominopelivs yang terdapat pada torso


2. Selanjutnya tunjukkanlah regia abdominopelvis yang terdapat pada tubuh anda sendiri.

13
JURNAL 2

Kegiatan Praktikum 2

Identifikasi Jaringan
14
Tahukah Anda apa satuan terkecil penyusun tubuh kita? Ya, itu adalah sel. Sel merupakan
kumpulan kompartemen atau ruangan kompleks, di mana tiap ruangan tersebut melaksanakan
reaksi biokimianya sendiri sehingga membuat hidup itu mungkin. Meskipun tubuh manusia terdiri
dari trilyunan sel, namun diferensiasi menghasilkan hanya sekitar 200 tipe sel. Seperti halnya
huruf-huruf yang bersatu menyusun kata-kata, sel-sel ini juga bergabung supaya bisa bekerja
secara efisien, sehingga sejumlah tipe sel yang berbeda dapat mengkoordinasikan kerjanya. Sel-
sel biasanya bekerja sama dalam suatu kelompok yang disebut jaringan.

Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang biasanya memiliki kesamaan asal embrionik (yang
berkenaan dengan janin) dan fungsi umum yang bergabung bersama-sama melaksanakan aktivitas
khusus. Nantinya akan Anda pelajari, struktur dan sifat-sifat jaringan spesifik dipengaruhi oleh r-
faktor seperti sifat bahan ekstraseluler yang mengelilingi sel jaringan dan sambungan di antara sel-
sel yang menyusun jaringan. Jaringan dapat bersifat keras (misalnya tulang), semipadat (lemak),
atau bahkan cair (darah). Jadi jaringan sangat bervariasi tergantung pada tipe sel yang ada,
pengaturan, dan kandungannya.

Ilmu yang mempelajari tentang jaringan adalah histologi (histo= jaringan, -logi = ilmu
tentang). Berikut ini akan Anda pelajari lebih jauh lagi mengenai bagaimanakah jaringan itu.

Macam – macam Jaringan dan Asalnya

1. Jaringan epitel, sel yang menyelimuti permukaan tubuh dan rongga tubuh, duktus (saluran)
dan kelenjar
2. Jaringan ikat (penyambung/konektif), melindungi dan memberi kekuatan struktur serta
menyatukan organ-organ
3. Jaringan otot, bertanggung jawab pada pergerakan organ
4. Jaringan saraf, mentransmisikan impuls

15
Berikut ini merupakan karakterisik utama dari jaringan dasar

Jaringan Sel Matriks ekstraseluler Fungsi utama


Epitel Kumpulan sel – sel Hanya sedikit Melapisi permukaan
polihedral atau rongga tubuh,
sekresi kelenjar
Konektif Beberapa jenis sel yang Sangat banyak Penyokong dan
menetap dan mengembara pelindung
Otot Sel kontraktil panjang Berjumlah sedang Pergerakan
Saraf Juluran panjangn yang Tidak ada Transmisi impuls saraf
berjalinan

1. JARINGAN EPITEL
Epitel pipih satu lapis

Gambar 2. Epitel pipih satu lapis

Epitel kubus satu lapis

16
Gambar 3. Epitel kubus satu lapis

Epitel silindris satu lapis

Gambar 4. Epitel silindris satu lapis

Epitel silindris satu lapis bersila

Gambar 5. Epitel silindris satu lapis bersila

17
Epitel silindris banyak lapis semu

Gambar 6. Epitel silindris banyak lapis semu

Epitel pipih banyak lapis

Gambar 7. Epite pipih banyak lapis

18
Epitel kubus banyak lapis

Gambar 8. Epitel kubus banyak lapis

Epitel silindris banyak lapis

Gambar 9. Epitel silindris banyak lapis

19
Epitel transisional

Gambar 10. Epitel transisional

Epitel kelenjar, kelenjar endokrin

Gambar 11. Epitel kelenjar, kelenjar endokrin

20
Epitel kelenjar , kelenjar eksokrin

Gambar 12. Epitel kelenjar, kelenjar eksokrin

JARINGAN KONEKTIF

Gambar 13. Jaringan konektif

21
Jaringan konektif embrionik, masenkim

Gambar 14. Jaringan konektif embrionik, masenkim

Jaringan konekitif embrionik jaringan konektif mukosa

Gambar 15. Jaringan konektif embrionik jaringan konektif mukosa

22
Jaringan konektif areolar

Gambar 16. Jaringan konektif areolar

Jaringan lemak

Gambar 17. Jaringan lemak

23
Jaringan konektif retikuler

Gambar 18. Jaringan konektif retikuler

Jaringan konektif reguler padat

Gambar 19. Jaringan konektif reguler padat

24
Jaringan konektif ireguler padat

Gambar 20. Jaringan konektif ireguler padat

Jaringan konektif elastik

Gambar 21. Jaringan konektif elastik

25
Jaringan tulang rawan hyalin

Gambar 22. Jaringan tulang rawan hyalin

Jaringan fibrokartilage

Gambar 23. Jaringan fibrokartilage

26
Jaringan tulang rawan elastik

Gambar 24. Jaringan tulang rawan elastik

Jaringan tulang sejati

Gambar 25. Jaringan tulang sejati

27
Jaringan konektif cair, darah

Gambar 26. Jaringan konektif cair, darah

JARINGAN OTOT

Jaringan otot rangka

Gambar 27. Jaringan otot rangka

28
Jaringan otot jantung

Gambar 28. Jaringan otot jantung

Jaringan otot polos

Gambar 29. Jaringan otot polos

29
JARINGAN SARAF

Gambar 30. Jaringan saraf

Prosedur kerja

1. Letakkan preparat di mikroskop


2. Amati karakteristik masing – masing preparat, identifikasi jaringan.

30
JURNAL 3

31
Kegiatan Praktikum 1

Anatomi Tulang Rangka Aksial

Tulang rangka (skeleton) aksial terdiri dari tulang yang terletak sekitar sumbu longitudinal tubuh
yang merupakan garis vertikal imajiner yang melalui bagian tengah tubuh, dari kepala hingga
ruang diantara kedua kaki. Berikut ini dapat dilihat tabel yang berisi bagian – bagian dari struktur
tulang rangka aksial beserta dengan jumlah tulang yang dimilikinya.

Tabel 1. Divisi Skeletal, Nama dan Jumlah Tulang Aksial

Divisi Skeletal Nama Tulang Jumlah Tulang


Skull 28 (total)
Cranium 8 (total)
Frontal 1
Parietal 2
Temporal 2
Occipital 1
Sphenoid 1
Ethmoid 1
Face 14 (total)
Mandible 1
Nasal 2
Lacrimal 2
Vomer 1
Inferior concha / turbinate 2
Zygomatic / malar 2
Palatine 2
Maxilla 2
Ear ossicles 6 (total)
Malleus 2
Incus 2
Stapes 2

32
Hyoid 1
Vertebrae 26 (total)
Cervikal 7
Thoracic 12
Lumbar 5
Sacrum 1 (Lemburan dari 5)
Coccyx 1 (Lemburan dari 35)
Sternum 1
Manubrium 1
Gladiolus / body 1
Xiphoid process 1
Ribs 12 pasang
(7 pasang sejati, 5 semu)

33
Gambar 1.1 Tulang Kranial dan Tulang wajah

34
Gambar 1.1 Tulang Kranial dan Tulang Wajah

Lateral view

medial view

35
posterior view

inferior view
36
gambar 1.2 Tulang Hyoid

Gambar 1.3 Tulang Toraks

37
Gambar 1.4 Kolumna Vertebralis

Fungsi tulang tengkorak

1. Membentuk rongga kranial yang besar dan beberapa rongga krania! yang kecil termasuk
rongga nasal dan orbit (kantung mata), yang membuka pada bagian eksterior..
2. Tulang kranial berfungsi melindungi otak dan menstabilisir posisi otak, pembuluh darah,
pembuluh limfatik, dan syaraf melalui perlekatan permukaan dalam mereka ke meninges
(membran).
3. Permukaan luar dari tulang kranial menyediakan perlekatan yang luas bagi otot-otot yang
dapat menggerakkan berbagai bagian dari kepala.
4. Tulang menyediakan perekatan “bagi beberapa otot yang menghasilkan ekspresi wajah seperti
wajah yang berkerut ketika sedang belajar

38
Klasifikasi tulang

1. Tulang panjang
2. Tulang pipih
3. Tulang pendek
4. Tulang irregular
5. Tulangsesamoid
6. Tulang sutura

fitur unik tulang tengkorak

a. Sinus pranasal

39
Right lateral view

Posterior view superior view

40
Judul Percobaan : Anatomi Tulang Rangka Aksial

Alat :

1. Torso tulang rangka dan tengkorak

Prosedur Kerja

1. Carilah lokasi tulang-tulang aksial yang terdapat pada torso dan deskripsikan
karakteristik tulang-tulang (minimal 20 tulang) yang terdapat pada torso tersebut.

41
Kegiatan Praktikum 2

Anatomi Tulang Rangka Apendikular :

Tulang rangka apendikular berperan dalam pergerakan! karena terdiri dari .


tulang yang berhubungan antara satu dengan lainnya dan juga dengan otot rangka,
sehingga memungkinkan manusia untuk melakukan aktifitas seperti berjalan,
menulis, menggunakan komputer, berdansa, dan bermain musik. Berikut ini dapat
dilihat tabel yang berisi bagian-bagian dari struktur tulang rangka apendikular
beserta dengan jumlah tulang yang dimilikinya
divisi skeletal nama tulang jumlah tulang
divisi atas 64 (total)
clavicle 2
scapula 2
humerus 2
ulna 2
radius 2
carpals 16 ( 8per tangan)
scaphold 1
lunate 1
triquetrum 1
pisiform 1
trapezium
trapezoid 1
capitate 1
hamate 1
metacarpals 10 (5 per tangan)
phalanges 28(14 per tangan)
divisi bawah 62 (total)
os coxa / innominate
illium
ischium
pubis
femur 2
patella 2
tibia 2
fibula 2
tarsals 14 (7 per kaki)
calcaneus 1
talus 1
cuboid 1
navicular 1
cuneiforms 3

42
Gambar 1.5 Tulang Apendikular, Pectoral Girdle

43
Gambar 1.6 Tulang apendikular, pelvic girdle

44
Gambar 1.7 Tulang Apendikular, upper limb

45
Gambar 1.8 Tulang Apendikular, lower limb

46
Judul Percobaan : Anatomi Tulang Rangka Apendikular

Alat :

2. Torso tulang rangka

prosedur kerja

2. Carilah lokasi tulang-tulang apendikular yang terdapat pada torso dandeskripsikan


karakteristik tulang-tulang (minimal 20 tulang) yang terdapat . pada torso tersebut.

47
JURNAL 4

48
Kegiatan Praktikum 1

Indera Peraba

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, indera umum mempunyai reseptor
yang tersebar luas di seluruh tubuh, dan terdiri dari indera somatik dan viseral. Indera
somatik, yang memberikan sensasi somatik, meliputi sensasi taktil (sentuhan,
tekanan, getaran, rasa gatal, dan geli), sensasi termal panas dan dingin), rasa sakit,
dan propriosepsi (posisi dan pergerakan anggota tubuh).

Gambar 1. Anatomi kulit


Reseptor untuk sensasi taktil, termal dan rasa sakit terdapat di kulit dan
membran mukosa mulut, vagina, dan anus. Reseptor untuk sentuhan adalah (a)
badan Meissner dan himpunan akar rambut, yang beradaptasi dengan cepat, dan (b)
Merkel discs, badan Ruffini, yang lambat beradaptasi, sensitif ferhadap - pelenturan.
Reseptor untuk tekanan meliputi badan Meissner, Merkel discs, dan badan pacini.
Reseptor untuk getaran adalah badan Meissner dan badan pacini. Bak untuk gatal
maupun geli, reseptornya adalah ujung-ujung saraf bebas. Temoreseptor adalah
ujung-ujung saraf bebas. Resep'or untuk rasa dingin terdapat disiratum basalis dari
epidermis dan reseptor untuk rasa panas terdapat di dermis.

49
Reseptor untuk rasa sakit (atau lebih dikenal dengan reseptor) Adalah ujung-
ujung saraf bebas yang terdapat dihanoir seluruh jaringan tubuh

Gambar 2. Lapisan-lapisan dalam epidermis

Berikut ini adalah gambar berbagai reseptor yang ada dalam kulit

Gambar 3. Struktur dan lokasi reseptor sensorik dalam kulit

50
judul percobaan : Indera Peraba

Tujuan :

a. mendeskripsikan dan menjelaskan anatomi organ sensoruk pada indera peraba


(kulit)
b. Menjelaskan fungsi organ tersebut dan bagian-bagiannya
c. Menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi selama praktikum

Alat :

a. Peraga kulit
b. Baskom
c. Pensil + jangka + ampelas + manik-manik + macam-macam kain

Bahan :

a. Es
b. Air panas, air dingin
c. Alkohol

Prosedur Kerja :

A. Anatomi Kulit

Tunjukkan bagian-bagian kulit yang terdapat pada peraga dan jelaskanlah fungsi
bagian-bagian tersebut di depan teman-teman kelompok Anda.

B. Perasaan Panas dan Dingin


1. Sediakan 3 buah baskom dan isi masing-masing dengan air 2s, air bersuhu
40”C, dan air hangat bersuhu 30”C.
2. Masukkan jari telunjuk kanan ke dalam air es dan jari telunluk kiri ke dalam
air. panas bersuhu 40”C. Catatlah perasaan yang Anda alami.
3. Kemudian segera masukkan kedua jari tersebut secara serentak ke dalam air
hangat bersuhu 30”C. Terangkan dan catat apa yang Anda alami.

51
4. Tempatkanlah punggung tangan kanan di depan mulut pada jarak t 10cm dan
tiuplah kulit punggung tangan itu perlahan-lahan.
5. Basahilah sekarang kulit punggung tangan itu dengan air dan tiuplah sekali
lagi seperti di atas. Bandingkan hasil tiupan pada nomor 4 dan 5.
6. Pada kulit punggung tangan yang lain basahilah dengan alkohol dan tiuplah
sekali lagi seperti di atas. Bandingkan hasil tiupan pada nomor 5 dan 6.
C. Penempatan Tekanan (Lokajisasi Taktil)
1. Tutuplah mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pada kulit ujung
jarinya.
2. Suruhlah sekarang orang percobaan menunjukkan tempat yang baru
dirangsang tadi dengan ujung sebuah pensil pula.
3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dengan titik yang ditunjuk.
4. Ulangilah percobaan ini sampai 5 kali dan tentukaniah jarak rata-rata untuk
kulit ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, dan tengkuk.
D. Pembedaan Tekanan (Diskriminasi Taktil)
1. Tentukanlah secara kasar ambang membedakan dua itik untuk ujung jaridengan
menempatkan kedua ujung sebuah jargka secara serentak (simultan) pada kulit
ujung jari.
2. Dekatkanlah kedua ujung jangka itu sampai dibawah ambang dan kemudian
jauhkanlah. berangsur-angsur 2 mm. sehingga kadua ujung jangka itu tepat
dapat dibedakan sebagai 2 titik.
3. Ulangilah percobaan Ini dari suatu jarak permulaan diatas ambang.
4. Lakukanlah percobaan diatas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan
kedua ujung jangka secara berturut-turut (succesif).
5. Tentukaniah dengan cara demikian ambang membedakan dua titik - untuk
ujung jari, tengkuk, bibir, pipi dan lidah.
6. Berilah sekarang jarak pada kedua ujung jangka yang sebesar-besarnya yang
masih dirasakan oleh kulit pipi dengan telinga sebagai satu titik.
7. Dengan jarak ini, gerakkanlah jangka itu dengan: ujungnya pada kulit ke arah
Pipi muka, bibir-atas dan bibir bawah. (Arah gerakan harus tegak lurus |
terhadap garis yang menghubungkan kedua ujung jangka).
8. Catat apa yang saudara alami.

52
E. Perasaan Iringan (After Image)
1. Letakkanlah sebuah pensil diantara kepala dan daun telinga dan biarkanlah di
tempat itu selama saudara melakukan percobaan F.
2. Apakah yang saudara rasakan setelah pensil itu diambil ?
F. Daya Pembedaan
Pembedaan kekasaran :
1. Dengan mata tertutup, suruhlah orang percobaan meraba-raba dengan ujung
jarinya permukaan ampelas yang mempunyai derajat kekasaran yang berbeda-
beda
2. Tentukanlah daya pembedaannya.

Perbedaan bentuk :

1. Dengan mata tertutup, suruhlah orang percobaan memegang-megang benda


benda kecil yang tersedia. -
2. Suruhlah orang percobaan menyebutkan nama benda yang dirabanya:

Pembedaan bahan pakaian :

1. Dengan mata tertutup, suruhlah orang percobaan meraba-raba bahan-bahan


pakaian yang telah disediakan dengan jarinya.
2. Suruhlah orang percobaan tiap kali menyebutkan jenis bahan yang dirabanya.
G. Tafsiran Sikap
1. Tutuplah mata orang percobaan.
2. Tempatkan lengannya secara pasif di dekat kepalanya, kemudian di dekat
dadanya, kamudian di dekat lututnya, lalu digantungkan di sisi badannya.
3. Tanyakan tiap kali sikapnya.
4. Sekarang suruhlah orang percobaan mengangkat lurus lengannya dan
perlaha-lahan menyentuh telinga, hidung, dahi.
5. Perhatikanlah adanya kesalahan.
H. Waktu Reaksi
1. Pemeriksa memegang mistar karton antara ibu jari & telunjuk pada titik
hitam.
2. Ibu jari dan jari telunjuk orang percobaan yang jaraknya antara & 1 cm
ditempatkan setinggi garis mendatar dibagian bawah mistar. (Usahakanlah

53
supaya mistar karton itu jangan disentuh oleh ibu jari atau jari telunjuk orang
percobaan).
3. Sekarang dengan tiba-tiba si pemeriksa melepaskan mistar karton itu dan:
orang percobaan disuruh menangkapnya selekas mungkin.
4. Bacalah waktu reaksinya.

54
Kegiatan Praktikum 2
Indera Penghidu
Dari Kegiatan Praktikum 1 Anda telah mengetahui tentang indera umum. Pada
Kegiatan Praktikurn 2 ini kita akan mulai mempelajari mengenai indera khusus
dengan organ-organ sensoriknya yang memiliki reseptor khusus, sehingga kita bisa
mencium suatu bau. Indera penghidu (penciuman) merupakan indera kimia, karena
sensasi yang dihasilkan timbul dari interaksi antarz moleku-molekul dengan reseptor
penghidu. Berikut ini dapat Anda lihat anatomi dan histologi reseptor penghidu.

Gambar 4. Lokasi dan Anatomi Reseptor Penghidu

55
Judul Percobaan : Indera Penghidu

Tujuan :

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan anatomi organ sensorik pada indera


penghidu (hidung) |
2. Menjelaskan fungsi organ tersebut dan bagian-bagiannya
3. Menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi selama praktikum

Bahan :

1. Apel
2. Kentang
3. Bawang

Prosedur Kerja :

A. Anatomi
Tunjukkan bagian-bagian organ sensorik pada indera penghidu dan
jelaskanlah fungsi bagian-bagian tersebut di depan teman-teman kelompok
Anda.
B. Pemeriksaan Indera Penghidu
1. Tutuplah mata dan mulut, letakkan secara bergantian apel, kentang, dan
bawang di depan hidung.
2. Bedakan baunya. (Ingat, catatiah sesuai dengan APA yang Anda rasakan,
bukan yang SEHARUSNYA Anda rasakani)

56
Kegiatan Praktikum 3

Indera Pengecap

Pengecap, seperti halnya penghidu, merupakan indera kimia. Meskipun


demikian, indera ini lebih sederhana daripada indera penghidu karena hanya dapat
membedakan lima jenis rasa, yaitu asam, manis, pahit, asin, dan umami (sedap, guih).
Reseptor untuk indera pengecap terletak pada taste buds. Taste buds dapat ditemukan
pada tonjolan lidah yang disebut papila, yang memberikan tekstur kasar pada lidah.
.Papila yang mengandung taste buds ada tiga macam, yaitu pepila valata
(sirkumvalata), papila fungiformis, dan papila foliata, yang umumnya terdegenerasi
pada masa kanak-kanak. Ada satu lagi jenis papila, namun di dalamnya tidak
terkandung taste buds, yaitu papila filitormis. Pada gambar di bawah ini Anda bisa
melihat hubungan antara sel reseptor pengecap dalam taste buds dan papila lidah.

Gambar 5. Hubungan antara sel reseptor pengeceap dalam taste buds dan
papila lidah

57
Gambar 6. Papila filiformis Gambar 7. Papila sirkumvalata

Gambar 8. Papila fungiformis gambar 9. Papila foliata (pada kelinci)

58
Judul Percobaan : Indera Pengecap

Tujuan :

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan anatomi organ sensorik pada indera.

2. Menjelaskan fungsi organ tersebut dan bagian-bagiannya

3. Menjelasran berbagai fenomena yang terjadi selama praktikum

Alat :

1. Cotton buds steril

Bahan :

1. Larutan NaCl 1074

2. Larutan glukosa

3. Larutan kopi

4. Larutan cuka

Prosedur Kerja :

1. Anatomi

Tunjukkan bagian-bagian organ sensorik pada indera pengecap dan jelaskanlah fungsi bagian-
bagian tersebut di depan teman-teman kelompok Anda.

2. Pemeriksaan Indera Pengecap

a. Tutuplah mata dan hidung, letakkan secara bergantian apei, kentang, dan | bawang di atas
lidah.
b. Bedakan rasanya. (Ingat, catatlah sesuai dengan APA -yang Anda rasakan, bukan yang |
SEHARUSNYA Anda rasakan!)
c. Dengan cotton buds, oleskan larutan NaCI 1056 di seluruh. permukaan lidah. Di bagian
lidah manakah dapat dirasakan larutan tersebut. Setelah itu berkumuriah dengan bersih,
dan lakukan setiap pergantian percobaan.
d. Lakukan secara bergantian dengan mempergunakan larutan yang tersedia: Kemudian
buatlah peta pengecapan pada gambar lidah.

59
Kegiatan Praktikum 4

Indera Penglihatan

Coba pejamkan mata Anda sejenak dan bayangkan, jika tanpa mata, akankah
sama dunia ini di hadapan Anda? Tanpa mata, akankah bisa Anda berkegiatan seperti
Anda melakukannya dengan mata? Renungkan sejenak kemudian perlahan bukalah
mata Anda. Syukurilah karunia itu, karena mungkin di sebelah Anda duduksekarang,
ada yang tidak memilikinya. |

Indera penglihatan sangatlah penting bagi manusia. Lebih dari separuh


reseptor sensorik dalam tubuh manusia terletak di mata, dan sebagian besar korteks
serebral berfungsi untuk memproses informasi visual. Pada Kegiatan Praktikum 4
ini, Anda akan mempelajari tentang anatomi mata, sehingga bisa menyebutkan | .
bagian-bagiannya dan menjelaskan fungsinya masing-masing, serta melakukan
pemeriksaan mata.

Anatomi mata meliputi struktur aksesoris mata dan bola mata (lihat
gambargambar berikut ini). |

Gambar 6. Anatomi permukaan mata

Struktur aksesoris mata meliputi kelopak mata, bulu mata, alis, lacrimal apparatus
(memproduksi dan mengalirkan air mata), dan otot-otot mata ekstrinsik,

60
gambar 7. Struktur aksesoris mata

Gambar 8. Anatomi bola mata

Dinding bola mata tersusun atas 3 lapisan : fibrus tunis (sklera dan kornea), vaskular
tunic (koroid, badan siliaris, iris) dan retina

61
Gambar 9. Struktur mikroskopik retina

Pada retina, sinyal visual berjalan melalui fotoreseptor ke sel-sel bipolar kemudian ke
sel-sel ganglion.

Berikut ini disampaikan ringkasan mengenai struktur bola mata

Tabel 1. Struktur bola mata

Struktur Fungsi
Kornea Menerima dan membiaskan cahaya
Sklera Memberi bentuk dan melindungi bagian dalam
Iris Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam bola mata
Badan Siliaris Mensekresikan agueous humor dan mengubah bentuk lensa
untuk penglihatan dekat atau jauh (akomodasi)
Koroid Menyediakan pasokan darah dan menyerap cahaya yang
berpendar
Retina Menerima cahaya dan mengubahnya menjadi potensial — etina -
reseptor dan Impuls saraf. Luaran ke otak yaitu melalui akson sel
ganglion, yang membentuk saraf optik (II).
Lensa Membiaskan cahaya

62
Rongga anterior Mengandung agueous humor yang membantu menjaga Rongga
anterior bentuk bola mata dan mensuplai oksigen dan nutrisi ke
lensa dan kornea.
Vitreous Mengandung vitreous body yang membantu menjaga bentuk bola
chamber mata dan menjaga retina terlekat pada koroid
Pembentukan bayangan dalam retina melibatkan refraksi cahaya dari komea dan
lensa, yang memfokuskan bayangan terbalik pada fovea centralis di retina. Saat melihat
obyek dekat, maka lensa akan meningkatkan lengkungannya . (melakukan akomodasi)
dan pupil berkonstriksi untuk mencegah sinar masuk ke dalam mata melalui lensa.

Gambar 10. Struktur mikroskopik retina

a). Refraksi adalah pembengkekan cahaya pada persimpangan dari 2 media |


transparan. yang memiliki perbedaan kerapatan. Komea dan lensa merefraksi cahaya
dari obyek yang jauh sehingga bayangan fokus pada retina. (b). Pada 0 akomodasi, lensa
menjadi lebih sferis (bulat), yang meningkatkan refraksi cahaya.

Mata normal (mata emetrop) dapat merefraksikan cahaya dengan cukup pada
jarak 6 m (20 feet) sehingga fokus pada retina. Pada sejumlah orang terjadi abnormalitas
refraksi karena ketidakmampuannya merefraksi cahaya dengan cukup. Kondisi ini bisa
berupa miopi (rabun jauh), hipermetropi (hiperopia, rabun dekat), atau astigmatisme,
di mana terjadi lengkungan yang tidak biasa pada komea atau lensa matanya (Gambar
11).

63
Gambar 11. abnormalitas refraksi pada bola mata dan koreksinya

Setelah ini, anda akan melakukan praktek anatomi dan funsi mata, berikut
sebagai pemerikasaannya.

64
Judul Percobaan : Indra Pengelihatan

Tujuan :

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan anatomi organ sensorik pada indera


penglihatan.
2. Menjelaskan fungsi organ tersebut dan bagian-bagiannya.
3. Menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi selama praktikum.

Alat :

1. Peraga mata
2. Lampu senter
3. Bilndspof test paper
4. Buku Ishihara
5. Color blindhess
6. Optotypi Snellen

Prosedur Kerja :

A. Anatomi
Tunjukkan bagian-bagian organ sensorik pada Indera penglihatan Jan Jelaskarilah
fungsi bagian-bagian tersebut di depan teman-teman kelompokAnda.

B. Refleks Pupil pada Akomodasi


1. Sorotlah mata kanan orang percobaan dengan lampu senter dan perhatikanlah
perubahan pupil pada mata orarg tersebut.
2. Sorotlah mata kanan orang percobaan dengan lampu senter dan perhatikanlah
perubahan pupil pada mata kirinya.
3. Suruhlah sekarang orang percobaan melihat kepada jari si pemeriksa yang
ditempatkan pada jarak +- ½ m didepannya. Sambil memperhatikan pupilnya
dekatkanlah jari itu sehingga orang percobaan berakomodasi.

C. Pemeriksaan Bercak Buta


1. Perhatikanlah gambar palang dan titik bulat pada sehelai kertas.
2. Tutuplah mata kiri dengan tangan, arahkanlah pandangan mata kanan pada
gambar palang.
3. Gerakanlah kertas tersebut mendekati mata sehingga titik bulat itu menghilang
dari penglihatan.

65
4. Gerakanlah kertas tersebut menjauhi mata sehingga titik bulat itu tampak
kembali dari penglihatan.
5. Catatlah titik menghilang dan titik timbul dari titik bulat.
6. Ulangilah dari beberapa jurusan dan catat tiap kali titik menghilang dan titik
timbul, hubungkan semua titik-titik itu, maka ini merupakan bercak buta dari
mata kanan.
7. Lakukanlah juga pemeriksaan bercak mata dari mata kiri.

D. Pemeriksaan Buta Warna


Organik :
1. Suruhlah orang percobaan mengumpulkan benang-benang wol
Holmgren yang sewarmna daiam kelompok-kelompok..

2. Suruhlah orang percoabaan membaca gambaran-gambaran yang


terdapat di' dalam buku Pesudoisokromatik Ishihara.

Catattah kesalahan-kesalahan yang dibuatnya menunut cara itu.

Fungsionil :
1. Suruhlah orang percobaan melihat melalui kaca merah atau hijau untuk
beberapa waktu ke awan putih.

2. Segera setelah itu, periksalah kebutaan wamanya dengan benang-


benang wol Holmgren dan buku pesudoisochromatik Ishihara.

E. Pemeriksaan Visus

1. Suruhlah orang percobaan duduk pada jarak 6 meter (20 feet) dari
Optotypi Snellen yang telah dipasang.

2. Pasanglah gagang kaca mata khusus pada orang percobaan dan tutuplah
salah satu matanya dengan penutup hitam khusus dari kontak kaca mata.

3. Periksalah visus dari mata yang lain dengan menyuruh orang. percobaan
membaca baris huruf-huruf dari yang besar sampai sampai baris huruf-
huruf yang terkecil yang seluruhnya masih dapat dibacanya dengan
lancar tanpa kesalahan.

4. Ulangilah pemeriksaan ini untuk mata yang lain.

66
5. Ulangilah pemeriksaan ini untuk kedua mata bersama.

Catatan:
- Visus dinyatakan dengan rumus :
V = d /D

Pada mana : V = visus

d = jarak dimana mata yang diperiksa berada.

D = zjarak pada mana mata emetrop masih mengenal huruf- huruf


yang terkecil yang dikenal oleh orang percobaan (hal iri tertera pada tiap baris
huruf-huruf).

o Perbandingan d/D sekali-kali tidak boleh disederhanakan sehingga kelak dari


hasilnya selalu dapat diketahui bagaimana pemeriksaan itu dilakukan.
o Pada pemeriksaan ini dan berikutnya hanya kelainan-kelainan daya bias dari
susunan optik mata yang dipelajari.

F. Refraksi
Refraksi mata dapat diperiksa dengan menggunakan Optotypi dari Snellen dan
lensa-lensa dari kotak kaca mata. Dari pemeriksaan visus di atas telah diketahui
visus tanpa menggunakan lensa-lensa.
Pemeriksaan refraksi mata dilakukan untuk masing-masing mata sebagai berikut
:
I. Jika visus tanpa lensa sekurang-kurangnya sudah 6/6, maka dalam
prakteknya mata itu tidak mungkin M (myop); mata itu mungkin E
(emetrop) | tanpa akomodasi atau H (hypermetrop) dengan akomodasi,
dan untuk membedakannya dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
1. Pasangkanlah gagang kaca mata khusus pada orang percobaan dan
tutuplah salah satu matanya dengan penutup hitam khusus dari kotak
kaca mata.
2. Pasangiah didepan mata yang lain lensa sferik + 0,25 D dan suruhlah
orang percobaan membaca huruf-huruf dari optotypi Snellen.
Maka :
o Seorang yang E akan menjadi M dan oleh karena itu visusnya menjadi
lebih kecil (orang itu akan melihat huruf-huruf optotypi kabur).
o Seorang yang H tidak akan berubah visusnya, bahkan akan merasa lebih
enak karena akomodasinya berkurang.
1. Jika orang percobaan E, pemeriksaan tidak perlu diteruskan.

67
2. Jika orang percobaan H, teruskanlah pemasangan lensa-lensa
dengan tiap kali memberikan lensa positif yang 0,25 D lebih kuat.
Lensa positif yang terkuat dimana visus tetap maksimal atau
sebesar-besarnya merupakan ukuran bagi derajat H yang
dinyatakan dalam dioptri.

II. Jika visus tanpa lensa tadi kurang dari 6/6, maka mata itu biasanya M dan
pemeriksaan derajat M dilakukan sebagai berikut :

1. Pasangkanlah gagang kaca mata khusus pada orang percobaan dan


tutuplah salah satu matanya dengan penutup hitam khusus dari kotak
kaca mata.
2. Pasanglah di depan mata yang lain lensa sferik negatif, mulai dari —
0,25 D dengan tiap kali memberikan lensa negatif yang 0,25 D lebih
kuat, dan suruhlah orang percobaan tiap kali membaca huruf-huruf
optotypi dari Snellen.
Lensa negatif yang terlemah, yang memberikan visus maksimal atau
sebesaibesarnya, merupakan ukuran bagi derajat M yang dinyatakan
dalam dioptri.

Catatan :
Pada orang tua, jika visus tanpa lensa kurang 6/6, maka kemungkinan
adanya H belum dapat disingkirkan sama sekali, oleh karena pada orang
tua gaya akomodasinya sudah berkurang (presbyopi). Berhubung dengan
itu, pada orang tua pemeriksaan lebih baik dimulai dengan lensa-lensa
yang positif dan dilihat apakah visusnya bertambah baik.

III. Jika setelah mata diberi lensa-lensa sferik visus tidak dapat menjadi
sekurang-kurangnya 6/6, maka harus diingat adanya astigmatisma.

Cara memperbaiki astigmatisma dilakukan dengan lensa-lensa silindrik sebagai


berikut :

1. Pasanglah gagang kaca mata khusus pada orang percobaan dan tutuplah
salah satu matanya dengan penutup hitam khusus dari kotak kaca mata.

2. Pasanglah di depan mata yang lain lensa-lensa sferik sampai visusnya


hampir menjadi sekurang-kurangnya 6/6 tetapi tidak dapat menjadi
sekurang-kurangnya 6/6.

68
3. Tambahkanlah sekarang di depan lensa-lensa itu lensa silindrik positif
atau negatif dengan cara seperti pada lensa-lensa sferik, akan tetapi
dengan tiap kali memutar lensanya sehingga terdapat penglihatan yang
sebaik-baiknya (menyesuaikan sumbu lensa).

4. Catatlah kekuatan dari lensa-lensa yang dipakai dan perhatikanlah arah


sumbu yang harus dibaca dari garis mendatar (horizontal) dari
pemeriksaan menurut arah berlawanan dengan jarum jam dan
dinyatakan dalam derajat.

Catatan :
- Adanya astigmatisma dapat pula diketahui dengan jalan menyuruh
percobaan melihat dengan tiap mata sebelah kepada lukisan kipas dari
Snellen atau huruf-huruf yang terdiri dari garis-garis sejajar yang arahnya
pada masing-masing berlainan. Orang percobaan yang astigmat akan
melihat beberapa jari-jari lukisan kipas dari Snellen tegas dan hitam
sedangkan yang lainnya kabur, atau huruf-huruf tertentu hitam dannyata
sedangkan yang lainnya kabur dan kurang hitam. Dengan cara demikian
dapat ditentukan »u!a arah sumbunya.
- Yang kita pelajari di praktikum hanya astigmatisma teratur saja.

69
Kegiatan Praktikum 5
Indera Pendengaran

Dengan apakah Anda mendengar suara-suara merdu, bisikan


sayang dari ibu, atau cicit burung kala pagi? Ya, tentu dengan telinga.
Lalu, bagaimanakah - jalannya suara hingga kita bisa mendengar sesuatu?
Mari kita lihat.
Manusia memiliki telinga yang dengan adanya organ tersebut,
getaran suara yang masuk ke dalam lubang telinga akan diubah menjadi
sinyal elektrik yang 1000 kali lebih cepat dibanding fotoreseptor yang
merespon cahaya (masih ingat dengan kegiatan praktikum yang lalu?).
Sinyal tersebut kemudian akan diinterpretasikan menjadi suatu jenis
suara oleh otak kita. Di samping reseptor untuk geiombang Suara, telinga
juga mengandung reseptor untuk keseimbangan (ekuilibrium). Anatomi
telinga dan wilayah-wilayahnya dapat Anda lihat pada gambar-gambar
berikut. Kemudian pada tabel di bawah ini terdapat uraian singkat
mengenai struktur telinga.

Gambar 12. Anatomi Telinga

Telinga memiliki tiga wilayah pokok yaitu telinga bagian luar,


telinga bagian tengah, dan telinga dalam. Berikut ini disampaikan
ringkasan mengenai strukturtelinga.

70
Tabel 2. Struktur Telinga

Strukture Fungsi
Aurikel (pinna): mengumpulkan gelombang suara. Kanal auditori

Telinga bagian ekstemal: mengarahkan gelombang Suara ke gendang telinga.


luar Membran timpani (gendang telinga): digetarkan oleh gelombang
suara, yang menyebabkan maleus bergetar.
Auditory ossicles: menghantarkan dan memperbesar vibrasi

Telinga bagian (getaran) dari membran timpani ke oval window. Auditory


tengah (eustachian) tube: menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi
membran timpani.
Kokhlea: mengandung seri cairan, saluran, dan membran yang
menghantarkan vibrasi ke organ spiral (organ of corti), organ
pendengaran, sel-sel rambut dalam organ spiral menghasilkan
potensial reseptor, yang merangsang impuls saraf di dalam cabang
kokhlea dari saraf vestibulocochlear (VII!).
Vestibular apparatus: meliputi saluran semisirkular, utrikulus, dan
sakulus, yang membangkitkan impuls saraf di sepanjang cabang
vestibular dari saraf | vestibulocochlear (VIII).
Telinga bagian Saluran semisirkular. mengandung krista, tempat sel-sel rambut
dalam
untuk keseimbangan dinamik (menjaga posisi tubuh, terutama
kepala, untuk merespon akselerasi dan deselerasi perputaran).
Utrikulus: mengandung makula, tempat sel-sel rambut untuk
keseimbangan statis (menjaga posisi tubuh, terutama kepala, relatif
terhadap gaya berat).
Sakulus: mengandung makula, tempat sel-sel rambut untuk
keseimbangan statis (menjaga posisi tubuh, terutama kepala, relatif
terhadap gaya berat).

71
Pada gambar-gambar di bawah ini Anda bisa mempelajari bagian-bagian telinga
secara: lebih rinci serta perjalanan suara dalam merangsang reseptor auditori dalam
telinga.

Gambar 13. Bagian Telinga (Luar, Tengah, Dalam)

Gambar 14. Telinga bagian dalam

Pada bagian luar, area yang berwarna biru merupakan bagian dari bony labyrinth (yang
mengandung perilymph), sementara yang dalam, bagian yang “berwarna merah muda,
merupakan membranous labyrinth (yang mengandung endoiymph).

72
Seperti telah diutarakan di awal, pada telinga juga terdapat reseptor untuk
keseimbangan selain reseptor untuk gelombang suara. Secara kolektif, organ. reseptor
untuk ekuilibrium (keseimbangan) disebut dengan vestibular apparatus, ini meliputi
saccule, utricule (keduanya merupakan orgam otolitik), dan saluran semisirkular (lihat
Gambar 15).

Gambar 15. Kanal semisirkular, vestibula, dan kokhlea.

Saluran-saluran yang terdapat dalam kokhlea adalah skala vestibuli, skala timpani, . dan
saluran kokhlear. Sel-sel rambut dalam organ spiral (organ Corti) mengubah getaran
mekanik (stimulus) menjadi sinyal elektrik (potensial reseptor).

73
Berikut ini merupakan jalannya suara hingga kita dengar.

1. Sesuatu bergetar dan membuat gelombang suara.


2. Gelombang suara merambat ke telinga, dikumpulkan oleh telinga bagian luar.
3. Kemudian gelombang suara bergerak ke saluran telinga.
4. Ketika gelombang tersebut mernicapai ujung saluran telinga, gelombang suara
membentur gendang telinga.
5. Gendang telinga bergetar dengan adanya gelombang suara tersebut.
6. Getaran menggerakkan tulang-tulang kecil di dalam telinga bagian tengah.
7. Tulang-tulang.ini membawa getaran ke telinga bagian dalam hingga ke .saluran
yang terisi cairan yang disebut kokhlea.
8. Cairan di dalam kokhlea menggetarkan serangkaian rambut-rambut kecil yang
disebut silia, yang menempel pada saraf auditori.
9. Pergerakan silia-silia ini merangsang sel saraf, dan saraf ini mengirim sinyal ke
otak melalui saraf auditori.
10. Otak memproses sinyal tersebut menjadi suara yang kita dengar.

Gambar 16. Peristiwa saat stimulasi reseptor auditori di dalam telinga.

74
1. Tekan gagang penala di dahi “orang percobaan" pada garis median
(fortex tengkorak).
2. tanyakan apakah ia mendengar dengungan suara sama.kuatnya di kedua.
telinga.
3. Bila sama kuatnya, maka sumbat!ah salah satu telinga dengan kapas.
4. Ulangi pada telinga sisi lainnya.

1) Cara Schwabach
1. Getarkanlah penala frekuensi
2. Tekanlah gagang penala yang bergetar itu pada processus mastoideus
telinga kiri.
3. Suruhlah memberikan isyarat bila suara itu menghilang.
4. Pindahkan segera penala itu ke processus mastoideus si pemeriksa.
5. Apakah si pemeriksa itu masih mendengar ataukah tidak.
6. Bila tidak terdengar oleh si pemeriksa, maka ulangi percobaan: itu mulai
dai si pemeriksa ke "orang percobaan”.
7. Tanyakan kepada "orang percobaan” apakah suara dengungan itu
terdengar atau tidak.
2) Cara Bing
1. Getarkaniah penala frekuensi
2. Tekanlah gagang penala yang bergetar pada salah satu processus mastoideus
(kiri).
3. Tanyakan telinga mana yang mendengar dengungan paling keras.
4. Tutup telinga lain dengan ibu jari dan tanyakan mana yang terdengar paling
keras.

75
JURNAL 5

76
JURNAL 5

Sistem Respirasi

Kegiatan Praktikum 1
Anatomi Sistem Pernafasan

Gambar 1. Gambaran Anterior organ Respirasi

77

Gambar 2. Gambaran Anterolateral Hidung Eksternal


Gambar 3. Seksio Sagital Kepala dan Leher Sebelah Kiri (Struktur Respirasi)

Gambar 4. Laring

78
Gambar 5. Percabangan Trakea

Gambar 6. Gambaran Posterior Paru-Paru Kiri dan Kanan

79
Gambar 7. Gambaran Medial Paru-Paru Kiri dan Kanan

Gambar 8. Loblus Paru-Paru

80
Judul Percobaan : Anatomi Sistem Respirasi

Alat

1. Torso organ – organ sistem respirasi

Prosedur Kerja

1. Tunjukkanlah organ – organ sistem respirasi yang terdapat pada torso


dan jelaskanlah fungsi dari organ – organ tersebut didepan teman –
teman kelompok Anda.

81
Kegiatan Praktikum 2

Pengukuran Volume dan Kapasitas Respirasi

Spirometer

Spirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah udara yang dihirup dan
dihembuskan. Alai ini terdiri dari sebuah.tong berisi udara yang terapung pada sebuah
wadah yang berisi air. Sewaktu seseorang menghirup dan'menyhembuskan udara
keluar-masuk tong melalui sebuah selang penghubung, tong akan naik dan turun yang
kemudian dicatat sebagai suatu spirogram. Pencatatan tersebut dikalibrasi ke besarnya
perubahan volume.

Gambar 1. Spirometer

Volume Respirasi

• Volume Tidal (VT): volume udara yang masuk atau keluar paru selama satu kali
bernafas. Nilai rata-rata pada keadaan istirahat = 500ml
• Volume Cadangan Inspirasi(Inspiratory Reserve Volume/ VCI) : volume
tambahan yang dapat secara maksimal dihirup melebihi volume tidal istirahat.
Nilai rata-ratanya = 3000ml.
• Volume Cadangan Ekspirasi (Expiratory Reserve Volume/ VCE) : volume
tambahan udara yang dapat secara aktif dikeluarkan oleh kontraksi maksimum
melebihi udara yang dikeluarkan secara pasif pada akhir VT normal. Nilai rata-
ratanya - 1000ml.

82
• Volume Residual : volume minimum udara yang tersisa di paru bahkan setelah
ekspirasi maksimum. Nilai rata-ratanya - 1200ml. Volume ini tidak dapat diukur
langsung dengan spirometer karena udara ini tidak keluar masuk.

Kapasitas Respirasi

• Kapasitas Inspirasi (KI) : volume udara yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi
normal tenang (KI – VCI + VT). Nilai rata-ratanya 3500ml.
• Kapasitas Residual Fungsional (KRF) : volume udara di paru pada akhir ekspirasi
pasir normal (KRF - - VCE + VR). Nilai rata-ratanya - 2200ml.
• Kapasitas Vital (KV) : volume maksimal udara yang dapat dikeluarkan selama satu
kali bernafas setelah inspirasi maksimum (KV - VCI 4 VT + VCE) Nilai rata-ratanya
= 4500ml.
• Kapasitas Paru Total.(KPT) : volume udara maksimum yang dapat ditampung
oleh paru (KPT - KV + VR) Nilai rata-ratanya = 5700ml.

Gambar 2. Spirogram volume dan kapasias respirasi

83
peak Flow Meter
Peak flow meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur volume. udara yang
dihembuskan. Biasanya digunakan Untuk memonitor penyakit asma.

(a) (b)

Gambar 2. Peak flow meter (a) dan Peak flow chart (b)

84
Judul Percobaan : Pengukuran Volume Respirasi Menggunakan
Peak Flow Meter

a. Alat dan Bahan


1. Peak Flow Meter
2. Penjepit hidung

b. Prosedur Kerja
1. Gesermarker hingga skala bagian bawah.
2. Berdiri tegak dengan kepala menghadap ke dapan, dan mengambil nafas
dalam-dalam.
3. Pasanglah bagian depan alat (mouthpiece) ke dalam mulut (di antara gigi atas
dan bawah). Jangan sampai Idah anda berada di dalam lubang alat atau
jangan sampai lidah menghalangi pengeluaran udara dari dalam mulut.
4. Tiuplah udara sekeras dan secepat mungkin ke dalam alat.
Tujuan dari langkah ini adalah agar udara yang ditiupkan dapat
menggerakkan marker sejauh mungkin.
5. Ulangi langkah 1 — 3 bebrapa kali.
Jangan mencatat hasil jika anda batuk atau melakukan kesalahan.
6. Catatlah tiga hasil tertinggi.

85
Kegiatan Praktikum 3

Pernafasan Buatan

Pada setiap keadaan darurat seperti tenggelam, shock krn aliran listrik, keracunan CO,
dan pd setiap peristiwa kekurangan oksigen, diperlukan tindakan yang segera baik
berupa pernafasan buatan yang dilakukan dengan tangan atau dengan alat pemafasan
buatan (resuscitator). Tujuan utama dari pemberian pernafasan buatan ini adalah untuk
mengusahakan agar ventilasi paru-paru dapat pulih kembali seperti sedia | kala. Perlu
diperhatikan bahwa sebeium memberikan pernafasan buatan, mulut orang yang akan
diberikan pemafasan buatan tersebut harus diperiksa terlebih dahulu bahwa tidak ada
benda yang menghalangi jalannya pernafasan seperti lidah maupun makanan.

Judul Percobaan : Pemberian Pernafasan Buatan Pada Keadaan


Darurat

a. Alat dan Bahah


1. Alas lantai / tikar
2. Bantal
b. Prosedur Kerja

Cara Mouth to Mouth (mulut ke mulut)


1. Terlentangkan korban dan kemudian dorong kepalanya ke belakang hingga dagunya
tegak ke atas. Pada penderita patah leher, kepala tidak boleh di . dorong menengadah.
Cukup diberi bantal di bawah lehernya.
2. Dorong dagunya hingga muiut korban terbuka sedikit. Bersihkan mulut tersebut dari
kotoran yang menghalangi.
3. Mulut penolong dibuka lebar dan diletakkan ke mulut korban, dan bersamaan dengan
itu hidung korban di pencet rapat-rapat. Kemudian hembuskan udara ke dalam mulut
korban. Bila mulut korban cidera atau terkunci, penolong meletakkan mulutnya di
hidung korban. Dalam hal itu harus dijaga agar mulut korban tetap tertutup rapat.

86
4. selanjutnya angkatlah mulut Anda untuk memberi jalan bagi arus hawa yang keluar
dari mulut: korban. Ulangi lagi langkah 3-4. Hembusan dilakukan 12 kali per menit untuk
orang dewasa dan 20 kali per menit untuk anak-anak.

Gambar 1. Cara Mouth to Mouth

Cara Hclger-Nielsen
1. Berlututiah di dekat kepala korban. Pegang kedua lengan atas korban untuk diangkat
ke atas. Korban dalam kedudukan tengkurap.
2. Angkat siku korban ke atas “dan. ke depan untuk mengembangkan paruparnunya
(inhalasi). Dengan demikian 'udara akan terhisap ke dalam. Kemudian kembalikan lagi
ke sikap semula.
3. Bentangkan kedua telapak tangan Anda di punggung korban. Sedemikian rupa
sehingga ibu jari tangan kiri bertemu dengan ibu jari tangan kanan.
4. Kemudian tekanlah punggung korban ke bawah untuk mengempiskan paruparunya
(ekshalasi). Dan ulangi lagi dari no. 1 dengan frekuensi 12-15 kali per menit.

Gambar 2. Cara Holger-Nielsen

87
Cara Silvester
1. Baringkan korban Secara terlentang
2. Rentangkan kedua tangannya Untu mengempiskan paru-parunya.
3. Lipat kedua tangan korban ke depan dan tekan dada korban untu mengenpiskan
paruparunya.
4. Ulangi lagi dari no. 2 denga frekuensi 12-15 kali per menit.

Gambar 3. Cara Silvester


Cara Schaefer-Emerson
1. Korban dibaringkan tengkurap dengan kedua tangan korban direntangkan ke
depan.
2. Penolong berlutut di belakang korban dan menarik perut korban ke atas agar
udara masuk ke paru-paru.
3. Selanjutnya penolong melepas perut korban dan menekan punggung bawah
korban untuk mengeluarkan udara.
4. Ulangi iagi dari no. 2 dengan frekuensi 12-15 kali per menit.

Gambar 4. Cara Schaefer-Emerson


Keterangan :
A - Inhalasi / Inspirasi
B - Ekshalasi / Ekspirasi

88

Anda mungkin juga menyukai