JURNAL Awal Praktikum Anfisman Reza Dwi Putra 201951167
JURNAL Awal Praktikum Anfisman Reza Dwi Putra 201951167
MANUSIA
2
Terminologi Anatomi Dasar
Kegiatan Praktikum 1
Posisi anatomi adalah deskripsi mengenai regia atau bagian tubuh manusia yang memiliki cara
berdiri spesifik
1. Standar
Pada posisi ini, tubuh berdiri tegak lurus dengan mata melihat ke depan. kaki dirapatkan,
lengan di sisi tubuh, telapak tangan membuka ke depan donar dengan ibu jari mengarah ke
luar tubuh dan kelingking mengarah ke tubuh.
2. Pronasi
Pada posisi ini, tubuh merebah dengan muka menghadap ke bawah.
3. Supinasi
Pada posisi ini, tubuh merebah dengan muka menghadap ke atas.
Tubuh manusia dibagi menjadi beberapa regia yang dapat diidentifikasi secara eksternal.
1. Kepala yang terdiri dari tengkorak (menutupi dan melindungi otak); dan muka (bagian
depan kepala yang terdiri dari mata, hidung, mulut, pipi, dan dagu).
2. Leher yang menyokong kepala dan melekat pada bagian trunk.
3. Trunkus yang meliputi abdomen, dada, dan pelvis
4. Ekstremitas atas (Upper limb) yang melekat pd bagian trunk dan terdiri dari pundak, ketiak,
lengan atas (pundak-siku), lengan bawah (siku - pergelangan tangan), dan tangan.
5. Ekstremitas bawah (Lower limb) yang melekat pd bagian trunkus dan terdiri dari pantat,
paha (pantat-lutut), lutut-pergelangan kaki, dan kaki bagian bawah (feet).
3
Untuk lebih memahami penjelasan di atas, maka dapat dilihat Gambar 1 dibawah ini.
Alat
1. Torso manusia
2. Tikar / alas
Prosedur Kerja
1. Praktek kan tiga posisi anatomis tubuh bersama teman – teman kelompok anda
2. Tunjukan tregia tubuh manusia pada torso
4
Kegiatan Praktikum 2
Directional terms atau terminologi arah menunjukan arah lokasi bagian tubuh tertentu terhadap
lainnya.
Berikut ini dapat dilihat gambar terminology arah (Gambar 2) dan tabel mengenai terminology
arah, definisi, dan contoh – contohnya (Tabel 1).
5
Judul Percobaan : Terminologi Arah
Alat
1. Torso
Prosedur Kerja
6
Kegiatan Praktikum 3
Bidang/Seksio Tubuh
Bidang latar imajiner yang menembus tubuh digunakan untuk membagi tubuh menjadi dua bagian.
Tubuh dapat dibagi menjadi beberapa bidang/seksio antara lain (Gambar 3):
1. Bidang Sagital menjadi tubuh atau organ secara vertikal menjadi dua bagian yaiti bagian
kiri dan kanan.
2. Midsagittal membagi tubuh menjadi dua bagian yang sama besar/seimbang.
3. Parasagittal membagi tubuh menjadi dua bagian yang tidak seimbang
4. Bidang Frontal (Coronal) membagi tubuh atau organ secara vertical menjadi bagian depan
dan belakang
5. Bidang Transversal membagi tubuh atau organ secara horizontal menjadi bagian atas dan
bawah.
6. Bidang Oblikus membagi tubuh ayau organ pada sudut di antara bidang transversal dan
sagital, atau transversal dan frontal.
7
Judul Percobaan : Bidang/Seksio Tubuh
Alat
1. Torso
Prosedur Kerja
8
Kegiatan Praktikum 4
Rongga Tubuh
Rongga tubuh meruoakan ruangan di dalam tubuh yang membantu melindungi, memisahkan, dan
menyokong organ internal. Terdapat dua macam rongga tubuh yaitu dorsal yang terdiri dari kranial
dan vertebral; dan ventral yang terdiri dari toraks dan abdominopelvis.
Keterangan lebih jelas mengenai kedua macam rongga tubuh ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut
ini.
Rongga Uraian
Kranial Dibentuk oleh tulang kranial dan mengandung otal
Vertebral Dibentuk oleh koluma vertebralis dan mengandung medula
spinalis dan merupakan permukaan syaraf spinalis.
Toraks Disebut rongga dada ; mengandung rongga pleural dan
perikardinal, mediastinum
Pleural Masing – masing rongga ini mengelilingi paru – paru; merupakan
membran mukosa dari masing – masing rongga pleural disebut
pleura.
Perikardial Mengelilingi jantung; membran mukosa serosa dari masing –
masing rongga perikardial.
Mediastinum Merupakan regio amatomis di bagian sentral dari rongga torak
yang terdapat diantara dinding medial rongga pleural;
membentang dari sternum ke kolom vertebral dan dari tulang
rusuk pertama ke diafragma; berisi semua organ di dalam rongga
dada (jantung, esophagus, trakea, kelenjar timus, dan pembuluh
darah besar) kecuali paru – paru
Abdminopelvis Dibagi menjadi rongga abdominal dan pelvis
9
Abdomen (perut) Mengandung perut, limpa, hati, kandung empedu, usus halus, dan
sebagian besar usus besar ; membrane serosa didalam rongga
abdominal disebut peritoneum.
Pelvis Mengandung kandung kemih, beberapa bagian usus besar, dan
organ reproduksi internal.
Berikut ini dapat dilihat gambar rongga tubuh secara keseluruhan (Gambar 4) dan gambar rongga
toraks (Gambar 5)
10
Gambar 5. Rongga Toraks
Alat
1. Torso
Prosedur Kerja
1. Tunjukanlah pada torso rongga tubuh yang terdapat pada manusia dan menjelaskan organ
apa saja yang dibungkus oleh rongga tersebut.
11
Kegiatan Praktikum 5
Untuk mendeskripsikan lokasi dari organ-organ abdominal dan pelvis, para anatomisi dan kinisi
menggunakan dua metode, yaitu dengan membagi rongga abdominopelvis menjadi area-area yang
lebih kecil.
12
Gambar 6. Regia Abdominopelvis
Alat
1. Torso
Prosedur Kerja
13
JURNAL 2
Kegiatan Praktikum 2
Identifikasi Jaringan
14
Tahukah Anda apa satuan terkecil penyusun tubuh kita? Ya, itu adalah sel. Sel merupakan
kumpulan kompartemen atau ruangan kompleks, di mana tiap ruangan tersebut melaksanakan
reaksi biokimianya sendiri sehingga membuat hidup itu mungkin. Meskipun tubuh manusia terdiri
dari trilyunan sel, namun diferensiasi menghasilkan hanya sekitar 200 tipe sel. Seperti halnya
huruf-huruf yang bersatu menyusun kata-kata, sel-sel ini juga bergabung supaya bisa bekerja
secara efisien, sehingga sejumlah tipe sel yang berbeda dapat mengkoordinasikan kerjanya. Sel-
sel biasanya bekerja sama dalam suatu kelompok yang disebut jaringan.
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang biasanya memiliki kesamaan asal embrionik (yang
berkenaan dengan janin) dan fungsi umum yang bergabung bersama-sama melaksanakan aktivitas
khusus. Nantinya akan Anda pelajari, struktur dan sifat-sifat jaringan spesifik dipengaruhi oleh r-
faktor seperti sifat bahan ekstraseluler yang mengelilingi sel jaringan dan sambungan di antara sel-
sel yang menyusun jaringan. Jaringan dapat bersifat keras (misalnya tulang), semipadat (lemak),
atau bahkan cair (darah). Jadi jaringan sangat bervariasi tergantung pada tipe sel yang ada,
pengaturan, dan kandungannya.
Ilmu yang mempelajari tentang jaringan adalah histologi (histo= jaringan, -logi = ilmu
tentang). Berikut ini akan Anda pelajari lebih jauh lagi mengenai bagaimanakah jaringan itu.
1. Jaringan epitel, sel yang menyelimuti permukaan tubuh dan rongga tubuh, duktus (saluran)
dan kelenjar
2. Jaringan ikat (penyambung/konektif), melindungi dan memberi kekuatan struktur serta
menyatukan organ-organ
3. Jaringan otot, bertanggung jawab pada pergerakan organ
4. Jaringan saraf, mentransmisikan impuls
15
Berikut ini merupakan karakterisik utama dari jaringan dasar
1. JARINGAN EPITEL
Epitel pipih satu lapis
16
Gambar 3. Epitel kubus satu lapis
17
Epitel silindris banyak lapis semu
18
Epitel kubus banyak lapis
19
Epitel transisional
20
Epitel kelenjar , kelenjar eksokrin
JARINGAN KONEKTIF
21
Jaringan konektif embrionik, masenkim
22
Jaringan konektif areolar
Jaringan lemak
23
Jaringan konektif retikuler
24
Jaringan konektif ireguler padat
25
Jaringan tulang rawan hyalin
Jaringan fibrokartilage
26
Jaringan tulang rawan elastik
27
Jaringan konektif cair, darah
JARINGAN OTOT
28
Jaringan otot jantung
29
JARINGAN SARAF
Prosedur kerja
30
JURNAL 3
31
Kegiatan Praktikum 1
Tulang rangka (skeleton) aksial terdiri dari tulang yang terletak sekitar sumbu longitudinal tubuh
yang merupakan garis vertikal imajiner yang melalui bagian tengah tubuh, dari kepala hingga
ruang diantara kedua kaki. Berikut ini dapat dilihat tabel yang berisi bagian – bagian dari struktur
tulang rangka aksial beserta dengan jumlah tulang yang dimilikinya.
32
Hyoid 1
Vertebrae 26 (total)
Cervikal 7
Thoracic 12
Lumbar 5
Sacrum 1 (Lemburan dari 5)
Coccyx 1 (Lemburan dari 35)
Sternum 1
Manubrium 1
Gladiolus / body 1
Xiphoid process 1
Ribs 12 pasang
(7 pasang sejati, 5 semu)
33
Gambar 1.1 Tulang Kranial dan Tulang wajah
34
Gambar 1.1 Tulang Kranial dan Tulang Wajah
Lateral view
medial view
35
posterior view
inferior view
36
gambar 1.2 Tulang Hyoid
37
Gambar 1.4 Kolumna Vertebralis
1. Membentuk rongga kranial yang besar dan beberapa rongga krania! yang kecil termasuk
rongga nasal dan orbit (kantung mata), yang membuka pada bagian eksterior..
2. Tulang kranial berfungsi melindungi otak dan menstabilisir posisi otak, pembuluh darah,
pembuluh limfatik, dan syaraf melalui perlekatan permukaan dalam mereka ke meninges
(membran).
3. Permukaan luar dari tulang kranial menyediakan perlekatan yang luas bagi otot-otot yang
dapat menggerakkan berbagai bagian dari kepala.
4. Tulang menyediakan perekatan “bagi beberapa otot yang menghasilkan ekspresi wajah seperti
wajah yang berkerut ketika sedang belajar
38
Klasifikasi tulang
1. Tulang panjang
2. Tulang pipih
3. Tulang pendek
4. Tulang irregular
5. Tulangsesamoid
6. Tulang sutura
a. Sinus pranasal
39
Right lateral view
40
Judul Percobaan : Anatomi Tulang Rangka Aksial
Alat :
Prosedur Kerja
1. Carilah lokasi tulang-tulang aksial yang terdapat pada torso dan deskripsikan
karakteristik tulang-tulang (minimal 20 tulang) yang terdapat pada torso tersebut.
41
Kegiatan Praktikum 2
42
Gambar 1.5 Tulang Apendikular, Pectoral Girdle
43
Gambar 1.6 Tulang apendikular, pelvic girdle
44
Gambar 1.7 Tulang Apendikular, upper limb
45
Gambar 1.8 Tulang Apendikular, lower limb
46
Judul Percobaan : Anatomi Tulang Rangka Apendikular
Alat :
prosedur kerja
47
JURNAL 4
48
Kegiatan Praktikum 1
Indera Peraba
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, indera umum mempunyai reseptor
yang tersebar luas di seluruh tubuh, dan terdiri dari indera somatik dan viseral. Indera
somatik, yang memberikan sensasi somatik, meliputi sensasi taktil (sentuhan,
tekanan, getaran, rasa gatal, dan geli), sensasi termal panas dan dingin), rasa sakit,
dan propriosepsi (posisi dan pergerakan anggota tubuh).
49
Reseptor untuk rasa sakit (atau lebih dikenal dengan reseptor) Adalah ujung-
ujung saraf bebas yang terdapat dihanoir seluruh jaringan tubuh
Berikut ini adalah gambar berbagai reseptor yang ada dalam kulit
50
judul percobaan : Indera Peraba
Tujuan :
Alat :
a. Peraga kulit
b. Baskom
c. Pensil + jangka + ampelas + manik-manik + macam-macam kain
Bahan :
a. Es
b. Air panas, air dingin
c. Alkohol
Prosedur Kerja :
A. Anatomi Kulit
Tunjukkan bagian-bagian kulit yang terdapat pada peraga dan jelaskanlah fungsi
bagian-bagian tersebut di depan teman-teman kelompok Anda.
51
4. Tempatkanlah punggung tangan kanan di depan mulut pada jarak t 10cm dan
tiuplah kulit punggung tangan itu perlahan-lahan.
5. Basahilah sekarang kulit punggung tangan itu dengan air dan tiuplah sekali
lagi seperti di atas. Bandingkan hasil tiupan pada nomor 4 dan 5.
6. Pada kulit punggung tangan yang lain basahilah dengan alkohol dan tiuplah
sekali lagi seperti di atas. Bandingkan hasil tiupan pada nomor 5 dan 6.
C. Penempatan Tekanan (Lokajisasi Taktil)
1. Tutuplah mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pada kulit ujung
jarinya.
2. Suruhlah sekarang orang percobaan menunjukkan tempat yang baru
dirangsang tadi dengan ujung sebuah pensil pula.
3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dengan titik yang ditunjuk.
4. Ulangilah percobaan ini sampai 5 kali dan tentukaniah jarak rata-rata untuk
kulit ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, dan tengkuk.
D. Pembedaan Tekanan (Diskriminasi Taktil)
1. Tentukanlah secara kasar ambang membedakan dua itik untuk ujung jaridengan
menempatkan kedua ujung sebuah jargka secara serentak (simultan) pada kulit
ujung jari.
2. Dekatkanlah kedua ujung jangka itu sampai dibawah ambang dan kemudian
jauhkanlah. berangsur-angsur 2 mm. sehingga kadua ujung jangka itu tepat
dapat dibedakan sebagai 2 titik.
3. Ulangilah percobaan Ini dari suatu jarak permulaan diatas ambang.
4. Lakukanlah percobaan diatas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan
kedua ujung jangka secara berturut-turut (succesif).
5. Tentukaniah dengan cara demikian ambang membedakan dua titik - untuk
ujung jari, tengkuk, bibir, pipi dan lidah.
6. Berilah sekarang jarak pada kedua ujung jangka yang sebesar-besarnya yang
masih dirasakan oleh kulit pipi dengan telinga sebagai satu titik.
7. Dengan jarak ini, gerakkanlah jangka itu dengan: ujungnya pada kulit ke arah
Pipi muka, bibir-atas dan bibir bawah. (Arah gerakan harus tegak lurus |
terhadap garis yang menghubungkan kedua ujung jangka).
8. Catat apa yang saudara alami.
52
E. Perasaan Iringan (After Image)
1. Letakkanlah sebuah pensil diantara kepala dan daun telinga dan biarkanlah di
tempat itu selama saudara melakukan percobaan F.
2. Apakah yang saudara rasakan setelah pensil itu diambil ?
F. Daya Pembedaan
Pembedaan kekasaran :
1. Dengan mata tertutup, suruhlah orang percobaan meraba-raba dengan ujung
jarinya permukaan ampelas yang mempunyai derajat kekasaran yang berbeda-
beda
2. Tentukanlah daya pembedaannya.
Perbedaan bentuk :
53
supaya mistar karton itu jangan disentuh oleh ibu jari atau jari telunjuk orang
percobaan).
3. Sekarang dengan tiba-tiba si pemeriksa melepaskan mistar karton itu dan:
orang percobaan disuruh menangkapnya selekas mungkin.
4. Bacalah waktu reaksinya.
54
Kegiatan Praktikum 2
Indera Penghidu
Dari Kegiatan Praktikum 1 Anda telah mengetahui tentang indera umum. Pada
Kegiatan Praktikurn 2 ini kita akan mulai mempelajari mengenai indera khusus
dengan organ-organ sensoriknya yang memiliki reseptor khusus, sehingga kita bisa
mencium suatu bau. Indera penghidu (penciuman) merupakan indera kimia, karena
sensasi yang dihasilkan timbul dari interaksi antarz moleku-molekul dengan reseptor
penghidu. Berikut ini dapat Anda lihat anatomi dan histologi reseptor penghidu.
55
Judul Percobaan : Indera Penghidu
Tujuan :
Bahan :
1. Apel
2. Kentang
3. Bawang
Prosedur Kerja :
A. Anatomi
Tunjukkan bagian-bagian organ sensorik pada indera penghidu dan
jelaskanlah fungsi bagian-bagian tersebut di depan teman-teman kelompok
Anda.
B. Pemeriksaan Indera Penghidu
1. Tutuplah mata dan mulut, letakkan secara bergantian apel, kentang, dan
bawang di depan hidung.
2. Bedakan baunya. (Ingat, catatiah sesuai dengan APA yang Anda rasakan,
bukan yang SEHARUSNYA Anda rasakani)
56
Kegiatan Praktikum 3
Indera Pengecap
Gambar 5. Hubungan antara sel reseptor pengeceap dalam taste buds dan
papila lidah
57
Gambar 6. Papila filiformis Gambar 7. Papila sirkumvalata
58
Judul Percobaan : Indera Pengecap
Tujuan :
Alat :
Bahan :
2. Larutan glukosa
3. Larutan kopi
4. Larutan cuka
Prosedur Kerja :
1. Anatomi
Tunjukkan bagian-bagian organ sensorik pada indera pengecap dan jelaskanlah fungsi bagian-
bagian tersebut di depan teman-teman kelompok Anda.
a. Tutuplah mata dan hidung, letakkan secara bergantian apei, kentang, dan | bawang di atas
lidah.
b. Bedakan rasanya. (Ingat, catatlah sesuai dengan APA -yang Anda rasakan, bukan yang |
SEHARUSNYA Anda rasakan!)
c. Dengan cotton buds, oleskan larutan NaCI 1056 di seluruh. permukaan lidah. Di bagian
lidah manakah dapat dirasakan larutan tersebut. Setelah itu berkumuriah dengan bersih,
dan lakukan setiap pergantian percobaan.
d. Lakukan secara bergantian dengan mempergunakan larutan yang tersedia: Kemudian
buatlah peta pengecapan pada gambar lidah.
59
Kegiatan Praktikum 4
Indera Penglihatan
Coba pejamkan mata Anda sejenak dan bayangkan, jika tanpa mata, akankah
sama dunia ini di hadapan Anda? Tanpa mata, akankah bisa Anda berkegiatan seperti
Anda melakukannya dengan mata? Renungkan sejenak kemudian perlahan bukalah
mata Anda. Syukurilah karunia itu, karena mungkin di sebelah Anda duduksekarang,
ada yang tidak memilikinya. |
Anatomi mata meliputi struktur aksesoris mata dan bola mata (lihat
gambargambar berikut ini). |
Struktur aksesoris mata meliputi kelopak mata, bulu mata, alis, lacrimal apparatus
(memproduksi dan mengalirkan air mata), dan otot-otot mata ekstrinsik,
60
gambar 7. Struktur aksesoris mata
Dinding bola mata tersusun atas 3 lapisan : fibrus tunis (sklera dan kornea), vaskular
tunic (koroid, badan siliaris, iris) dan retina
61
Gambar 9. Struktur mikroskopik retina
Pada retina, sinyal visual berjalan melalui fotoreseptor ke sel-sel bipolar kemudian ke
sel-sel ganglion.
Struktur Fungsi
Kornea Menerima dan membiaskan cahaya
Sklera Memberi bentuk dan melindungi bagian dalam
Iris Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam bola mata
Badan Siliaris Mensekresikan agueous humor dan mengubah bentuk lensa
untuk penglihatan dekat atau jauh (akomodasi)
Koroid Menyediakan pasokan darah dan menyerap cahaya yang
berpendar
Retina Menerima cahaya dan mengubahnya menjadi potensial — etina -
reseptor dan Impuls saraf. Luaran ke otak yaitu melalui akson sel
ganglion, yang membentuk saraf optik (II).
Lensa Membiaskan cahaya
62
Rongga anterior Mengandung agueous humor yang membantu menjaga Rongga
anterior bentuk bola mata dan mensuplai oksigen dan nutrisi ke
lensa dan kornea.
Vitreous Mengandung vitreous body yang membantu menjaga bentuk bola
chamber mata dan menjaga retina terlekat pada koroid
Pembentukan bayangan dalam retina melibatkan refraksi cahaya dari komea dan
lensa, yang memfokuskan bayangan terbalik pada fovea centralis di retina. Saat melihat
obyek dekat, maka lensa akan meningkatkan lengkungannya . (melakukan akomodasi)
dan pupil berkonstriksi untuk mencegah sinar masuk ke dalam mata melalui lensa.
Mata normal (mata emetrop) dapat merefraksikan cahaya dengan cukup pada
jarak 6 m (20 feet) sehingga fokus pada retina. Pada sejumlah orang terjadi abnormalitas
refraksi karena ketidakmampuannya merefraksi cahaya dengan cukup. Kondisi ini bisa
berupa miopi (rabun jauh), hipermetropi (hiperopia, rabun dekat), atau astigmatisme,
di mana terjadi lengkungan yang tidak biasa pada komea atau lensa matanya (Gambar
11).
63
Gambar 11. abnormalitas refraksi pada bola mata dan koreksinya
Setelah ini, anda akan melakukan praktek anatomi dan funsi mata, berikut
sebagai pemerikasaannya.
64
Judul Percobaan : Indra Pengelihatan
Tujuan :
Alat :
1. Peraga mata
2. Lampu senter
3. Bilndspof test paper
4. Buku Ishihara
5. Color blindhess
6. Optotypi Snellen
Prosedur Kerja :
A. Anatomi
Tunjukkan bagian-bagian organ sensorik pada Indera penglihatan Jan Jelaskarilah
fungsi bagian-bagian tersebut di depan teman-teman kelompokAnda.
65
4. Gerakanlah kertas tersebut menjauhi mata sehingga titik bulat itu tampak
kembali dari penglihatan.
5. Catatlah titik menghilang dan titik timbul dari titik bulat.
6. Ulangilah dari beberapa jurusan dan catat tiap kali titik menghilang dan titik
timbul, hubungkan semua titik-titik itu, maka ini merupakan bercak buta dari
mata kanan.
7. Lakukanlah juga pemeriksaan bercak mata dari mata kiri.
Fungsionil :
1. Suruhlah orang percobaan melihat melalui kaca merah atau hijau untuk
beberapa waktu ke awan putih.
E. Pemeriksaan Visus
1. Suruhlah orang percobaan duduk pada jarak 6 meter (20 feet) dari
Optotypi Snellen yang telah dipasang.
2. Pasanglah gagang kaca mata khusus pada orang percobaan dan tutuplah
salah satu matanya dengan penutup hitam khusus dari kontak kaca mata.
3. Periksalah visus dari mata yang lain dengan menyuruh orang. percobaan
membaca baris huruf-huruf dari yang besar sampai sampai baris huruf-
huruf yang terkecil yang seluruhnya masih dapat dibacanya dengan
lancar tanpa kesalahan.
66
5. Ulangilah pemeriksaan ini untuk kedua mata bersama.
Catatan:
- Visus dinyatakan dengan rumus :
V = d /D
F. Refraksi
Refraksi mata dapat diperiksa dengan menggunakan Optotypi dari Snellen dan
lensa-lensa dari kotak kaca mata. Dari pemeriksaan visus di atas telah diketahui
visus tanpa menggunakan lensa-lensa.
Pemeriksaan refraksi mata dilakukan untuk masing-masing mata sebagai berikut
:
I. Jika visus tanpa lensa sekurang-kurangnya sudah 6/6, maka dalam
prakteknya mata itu tidak mungkin M (myop); mata itu mungkin E
(emetrop) | tanpa akomodasi atau H (hypermetrop) dengan akomodasi,
dan untuk membedakannya dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
1. Pasangkanlah gagang kaca mata khusus pada orang percobaan dan
tutuplah salah satu matanya dengan penutup hitam khusus dari kotak
kaca mata.
2. Pasangiah didepan mata yang lain lensa sferik + 0,25 D dan suruhlah
orang percobaan membaca huruf-huruf dari optotypi Snellen.
Maka :
o Seorang yang E akan menjadi M dan oleh karena itu visusnya menjadi
lebih kecil (orang itu akan melihat huruf-huruf optotypi kabur).
o Seorang yang H tidak akan berubah visusnya, bahkan akan merasa lebih
enak karena akomodasinya berkurang.
1. Jika orang percobaan E, pemeriksaan tidak perlu diteruskan.
67
2. Jika orang percobaan H, teruskanlah pemasangan lensa-lensa
dengan tiap kali memberikan lensa positif yang 0,25 D lebih kuat.
Lensa positif yang terkuat dimana visus tetap maksimal atau
sebesar-besarnya merupakan ukuran bagi derajat H yang
dinyatakan dalam dioptri.
II. Jika visus tanpa lensa tadi kurang dari 6/6, maka mata itu biasanya M dan
pemeriksaan derajat M dilakukan sebagai berikut :
Catatan :
Pada orang tua, jika visus tanpa lensa kurang 6/6, maka kemungkinan
adanya H belum dapat disingkirkan sama sekali, oleh karena pada orang
tua gaya akomodasinya sudah berkurang (presbyopi). Berhubung dengan
itu, pada orang tua pemeriksaan lebih baik dimulai dengan lensa-lensa
yang positif dan dilihat apakah visusnya bertambah baik.
III. Jika setelah mata diberi lensa-lensa sferik visus tidak dapat menjadi
sekurang-kurangnya 6/6, maka harus diingat adanya astigmatisma.
1. Pasanglah gagang kaca mata khusus pada orang percobaan dan tutuplah
salah satu matanya dengan penutup hitam khusus dari kotak kaca mata.
68
3. Tambahkanlah sekarang di depan lensa-lensa itu lensa silindrik positif
atau negatif dengan cara seperti pada lensa-lensa sferik, akan tetapi
dengan tiap kali memutar lensanya sehingga terdapat penglihatan yang
sebaik-baiknya (menyesuaikan sumbu lensa).
Catatan :
- Adanya astigmatisma dapat pula diketahui dengan jalan menyuruh
percobaan melihat dengan tiap mata sebelah kepada lukisan kipas dari
Snellen atau huruf-huruf yang terdiri dari garis-garis sejajar yang arahnya
pada masing-masing berlainan. Orang percobaan yang astigmat akan
melihat beberapa jari-jari lukisan kipas dari Snellen tegas dan hitam
sedangkan yang lainnya kabur, atau huruf-huruf tertentu hitam dannyata
sedangkan yang lainnya kabur dan kurang hitam. Dengan cara demikian
dapat ditentukan »u!a arah sumbunya.
- Yang kita pelajari di praktikum hanya astigmatisma teratur saja.
69
Kegiatan Praktikum 5
Indera Pendengaran
70
Tabel 2. Struktur Telinga
Strukture Fungsi
Aurikel (pinna): mengumpulkan gelombang suara. Kanal auditori
71
Pada gambar-gambar di bawah ini Anda bisa mempelajari bagian-bagian telinga
secara: lebih rinci serta perjalanan suara dalam merangsang reseptor auditori dalam
telinga.
Pada bagian luar, area yang berwarna biru merupakan bagian dari bony labyrinth (yang
mengandung perilymph), sementara yang dalam, bagian yang “berwarna merah muda,
merupakan membranous labyrinth (yang mengandung endoiymph).
72
Seperti telah diutarakan di awal, pada telinga juga terdapat reseptor untuk
keseimbangan selain reseptor untuk gelombang suara. Secara kolektif, organ. reseptor
untuk ekuilibrium (keseimbangan) disebut dengan vestibular apparatus, ini meliputi
saccule, utricule (keduanya merupakan orgam otolitik), dan saluran semisirkular (lihat
Gambar 15).
Saluran-saluran yang terdapat dalam kokhlea adalah skala vestibuli, skala timpani, . dan
saluran kokhlear. Sel-sel rambut dalam organ spiral (organ Corti) mengubah getaran
mekanik (stimulus) menjadi sinyal elektrik (potensial reseptor).
73
Berikut ini merupakan jalannya suara hingga kita dengar.
74
1. Tekan gagang penala di dahi “orang percobaan" pada garis median
(fortex tengkorak).
2. tanyakan apakah ia mendengar dengungan suara sama.kuatnya di kedua.
telinga.
3. Bila sama kuatnya, maka sumbat!ah salah satu telinga dengan kapas.
4. Ulangi pada telinga sisi lainnya.
1) Cara Schwabach
1. Getarkanlah penala frekuensi
2. Tekanlah gagang penala yang bergetar itu pada processus mastoideus
telinga kiri.
3. Suruhlah memberikan isyarat bila suara itu menghilang.
4. Pindahkan segera penala itu ke processus mastoideus si pemeriksa.
5. Apakah si pemeriksa itu masih mendengar ataukah tidak.
6. Bila tidak terdengar oleh si pemeriksa, maka ulangi percobaan: itu mulai
dai si pemeriksa ke "orang percobaan”.
7. Tanyakan kepada "orang percobaan” apakah suara dengungan itu
terdengar atau tidak.
2) Cara Bing
1. Getarkaniah penala frekuensi
2. Tekanlah gagang penala yang bergetar pada salah satu processus mastoideus
(kiri).
3. Tanyakan telinga mana yang mendengar dengungan paling keras.
4. Tutup telinga lain dengan ibu jari dan tanyakan mana yang terdengar paling
keras.
75
JURNAL 5
76
JURNAL 5
Sistem Respirasi
Kegiatan Praktikum 1
Anatomi Sistem Pernafasan
77
Gambar 4. Laring
78
Gambar 5. Percabangan Trakea
79
Gambar 7. Gambaran Medial Paru-Paru Kiri dan Kanan
80
Judul Percobaan : Anatomi Sistem Respirasi
Alat
Prosedur Kerja
81
Kegiatan Praktikum 2
Spirometer
Spirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah udara yang dihirup dan
dihembuskan. Alai ini terdiri dari sebuah.tong berisi udara yang terapung pada sebuah
wadah yang berisi air. Sewaktu seseorang menghirup dan'menyhembuskan udara
keluar-masuk tong melalui sebuah selang penghubung, tong akan naik dan turun yang
kemudian dicatat sebagai suatu spirogram. Pencatatan tersebut dikalibrasi ke besarnya
perubahan volume.
Gambar 1. Spirometer
Volume Respirasi
• Volume Tidal (VT): volume udara yang masuk atau keluar paru selama satu kali
bernafas. Nilai rata-rata pada keadaan istirahat = 500ml
• Volume Cadangan Inspirasi(Inspiratory Reserve Volume/ VCI) : volume
tambahan yang dapat secara maksimal dihirup melebihi volume tidal istirahat.
Nilai rata-ratanya = 3000ml.
• Volume Cadangan Ekspirasi (Expiratory Reserve Volume/ VCE) : volume
tambahan udara yang dapat secara aktif dikeluarkan oleh kontraksi maksimum
melebihi udara yang dikeluarkan secara pasif pada akhir VT normal. Nilai rata-
ratanya - 1000ml.
82
• Volume Residual : volume minimum udara yang tersisa di paru bahkan setelah
ekspirasi maksimum. Nilai rata-ratanya - 1200ml. Volume ini tidak dapat diukur
langsung dengan spirometer karena udara ini tidak keluar masuk.
Kapasitas Respirasi
• Kapasitas Inspirasi (KI) : volume udara yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi
normal tenang (KI – VCI + VT). Nilai rata-ratanya 3500ml.
• Kapasitas Residual Fungsional (KRF) : volume udara di paru pada akhir ekspirasi
pasir normal (KRF - - VCE + VR). Nilai rata-ratanya - 2200ml.
• Kapasitas Vital (KV) : volume maksimal udara yang dapat dikeluarkan selama satu
kali bernafas setelah inspirasi maksimum (KV - VCI 4 VT + VCE) Nilai rata-ratanya
= 4500ml.
• Kapasitas Paru Total.(KPT) : volume udara maksimum yang dapat ditampung
oleh paru (KPT - KV + VR) Nilai rata-ratanya = 5700ml.
83
peak Flow Meter
Peak flow meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur volume. udara yang
dihembuskan. Biasanya digunakan Untuk memonitor penyakit asma.
(a) (b)
Gambar 2. Peak flow meter (a) dan Peak flow chart (b)
84
Judul Percobaan : Pengukuran Volume Respirasi Menggunakan
Peak Flow Meter
b. Prosedur Kerja
1. Gesermarker hingga skala bagian bawah.
2. Berdiri tegak dengan kepala menghadap ke dapan, dan mengambil nafas
dalam-dalam.
3. Pasanglah bagian depan alat (mouthpiece) ke dalam mulut (di antara gigi atas
dan bawah). Jangan sampai Idah anda berada di dalam lubang alat atau
jangan sampai lidah menghalangi pengeluaran udara dari dalam mulut.
4. Tiuplah udara sekeras dan secepat mungkin ke dalam alat.
Tujuan dari langkah ini adalah agar udara yang ditiupkan dapat
menggerakkan marker sejauh mungkin.
5. Ulangi langkah 1 — 3 bebrapa kali.
Jangan mencatat hasil jika anda batuk atau melakukan kesalahan.
6. Catatlah tiga hasil tertinggi.
85
Kegiatan Praktikum 3
Pernafasan Buatan
Pada setiap keadaan darurat seperti tenggelam, shock krn aliran listrik, keracunan CO,
dan pd setiap peristiwa kekurangan oksigen, diperlukan tindakan yang segera baik
berupa pernafasan buatan yang dilakukan dengan tangan atau dengan alat pemafasan
buatan (resuscitator). Tujuan utama dari pemberian pernafasan buatan ini adalah untuk
mengusahakan agar ventilasi paru-paru dapat pulih kembali seperti sedia | kala. Perlu
diperhatikan bahwa sebeium memberikan pernafasan buatan, mulut orang yang akan
diberikan pemafasan buatan tersebut harus diperiksa terlebih dahulu bahwa tidak ada
benda yang menghalangi jalannya pernafasan seperti lidah maupun makanan.
86
4. selanjutnya angkatlah mulut Anda untuk memberi jalan bagi arus hawa yang keluar
dari mulut: korban. Ulangi lagi langkah 3-4. Hembusan dilakukan 12 kali per menit untuk
orang dewasa dan 20 kali per menit untuk anak-anak.
Cara Hclger-Nielsen
1. Berlututiah di dekat kepala korban. Pegang kedua lengan atas korban untuk diangkat
ke atas. Korban dalam kedudukan tengkurap.
2. Angkat siku korban ke atas “dan. ke depan untuk mengembangkan paruparnunya
(inhalasi). Dengan demikian 'udara akan terhisap ke dalam. Kemudian kembalikan lagi
ke sikap semula.
3. Bentangkan kedua telapak tangan Anda di punggung korban. Sedemikian rupa
sehingga ibu jari tangan kiri bertemu dengan ibu jari tangan kanan.
4. Kemudian tekanlah punggung korban ke bawah untuk mengempiskan paruparunya
(ekshalasi). Dan ulangi lagi dari no. 1 dengan frekuensi 12-15 kali per menit.
87
Cara Silvester
1. Baringkan korban Secara terlentang
2. Rentangkan kedua tangannya Untu mengempiskan paru-parunya.
3. Lipat kedua tangan korban ke depan dan tekan dada korban untu mengenpiskan
paruparunya.
4. Ulangi lagi dari no. 2 denga frekuensi 12-15 kali per menit.
88