Laporan Korosi Dan Teknik Pelapisan Kelompok 5
Laporan Korosi Dan Teknik Pelapisan Kelompok 5
Oleh :
Kelompok :5
LABORATORIUM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
A. TUJUAN
B. KAJIAN TEORI
Korosi adalah kerusakan suatu bahan akibat interaksinya dengan
lingkungannya dan dapat terjadi kapan saja atau kapan saja selama proses
pengolahan minyak dan gas bumi. Definisi ini termasuk juga pada semua
jenis jenis material, yang sering digunakan untuk campuran logam. Selain itu,
proses pada corrosion juga tidak hanya melibatkan sifat kimia dari logam atau
campuran logam, tetapi juga mendapatkan perubahan sifat fisik dan mekanik
1) Definisi Korosi
Korosi umumnya dianggap sebagai pemborosan logam oleh
oksigen korosif. Namun, definisi yang lebih luas adalah degradasi suatu
material melalui kontak dengan lingkungannya. Dengan demikian korosi
dapat mencakup bahan non-logam seperti beton dan plastik dan
mekanisme seperti retak selain pemborosan (yaitu kehilangan material).
Intinya, korosi logam adalah reaksi transfer elektron. Atom logam yang
tidak terisi kehilangan satu atau lebih elektron dan menjadi ion logam
bermuatan:
Beberapa alat yang digunakan dalam Praktik ini yaitu sebagai berikut:
Bahan yang akan digunakan dalam Praktik ini adalah sebagai berikut.
Bahan yang digunakan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah KET
1. Baja AISI 1045 5 x 5 x 5 mm 30 Bengkel
2. Besi Behel Ø ±5 mm L=20mm 30 Bengkel
3. Klip Kertas Sedang 30 Kelompok
4. Bayclin 6 Bengkel
5. Air (H2O) 6 Bengkel
6. Air garam 6 Bengkel
7. Asam Klorida (HCL) 6 Bengkel
E. GAMBAR KERJA
Terlampir
F. LANGKAH KERJA
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan di meja kerja.
2) Pakai Alat Pelindung Diri untuk Keselamatan Kerja.
3) Memahami Instruksi Dosen sebelum melaksanakan Praktek.
4) Periksa kabel gerinda sebelum melakukan pemotongan.
5) Jika tidak ada masalah dengan kabel gerinda maka gunakan
gerinda/gergaji untuk memotong besi.
6) Setelah dipotong, gunakan amplas untuk membersihkannya dan
memasukkan ke dalam loyang plastik.
7) Setelah semuanya telah dimasukkan ke dalam loyang plastik, kemudian
beri keterangan larutan/zat pada Loyang plastik sesuai dengan jobsheet.
8) Kemudian timbang berat potongan besi tersebut dengan menggunakan
Timbangan Digital, setelah itu masukkan kembali ke dalam plastik dan
catat berat timbangan tersebut.
9) Masukan Larutan/Zat sebanyak 30ml kedalam Loyang plastik yang telah
disiapkan sesuai dengan specimen.
Waktu
Spesimen Hari Visual Gambar/ Perubahan Warna
Ke Berat Spesimen
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada
1Tanpa 0,122 g spesimen maupun warna spesimen .
Perlakuan
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada
0,114 g
2 (H2O) spesimen maupun warna spesimen .
1
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada
0,097 g
3 (NaCl) spesimen maupun warna spesimen .
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada
0,100 g
4 (HCL) spesimen maupun warna spesimen
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada
5 0,100 g spesimen maupun warna spesimen
(Bayclin)
Spesimen Spesimen mengalami penjamuran dan
1 Tanpa berkarat bewarna kuning yang sudah
Perlakuan 3,82 g merata serta meluas pada spesimen dan
juga ada beberapa permukaan yang
menjadi bolong-bolong.
Spesimen mengalami penjamuran karat
dibeberapa bagian di permukaanya,
Spesimen
3,06 g pada bagian lainnya ada semacam karat
2 (H2O)
yang menonjol menutupi permukaan
spesimen.
Spesimen mengalami penjamuran karat
Spesimen bewarna hitam ke coklatan dan
7 3,58 g
3 (NaCl) dibagian permukaan ada semacam karat
tapi kecil yang berwarna kuning.
Spesimen mulai mengalami
penjamuran karat bewarna kuning
Spesimen berukuran besar besar yang belum
4 (HCL) merata pada spesimen dan permukaan
masih belum mengalami perubahan
3,11 g warna.
Spesimen mengalami penjamuran karat
Spesimen
yang begitu banyak bewarna kuning
5
yang menutupi seluruh bagian
(Bayclin)
3,28 g spesimen.
Spesimen Spesimen terus mengalami penjamuran
1 Tanpa 3,84 g karat bewarna kuning yang sudah
Perlakuan merata serta meluas pada specimen
Praktik ini menggunakan teknik analisis data dengan tabel pengolahan data
sehingga diperoleh data bersifat kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka.
Analisis data juga berupa visual gambar dan grafik perbandingan.
𝑾𝒐 − 𝑾𝑨
𝝁= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑾𝒐
Dimana
µ = Persentase kerusakan (%)
WO = Berat sebelum pengujian (mg)
WA = berat setelah pengujian (mg)
I. CARA MENGATASI
J. PENUTUP
1) Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan pada saat melakukan praktikum
mata kuliah korosi ini adalah terdapat pengurangan berat pada besi behel
yang terjadi akibat dari reaksi kimia yang terjadi pada besi behel tersebut,
pengurangan pada berat tersebut berbeda beda tergantung sedang di reaksikan
pada cairan apa besi behel tersebut sesuai dengan data yang kami dapat pada
saat melakukan penimbangan berulang selama satu minggu terakhir ini.
2) Saran
K. REFRENSI
Utomo, B., 2009. Jenis Korosi dan Penanggulangannya. Kapal, 2(6): 138-141.
A. TUJUAN
B. KAJIAN TEORI
Korosi adalah kerusakan suatu bahan akibat interaksinya dengan
lingkungannya dan dapat terjadi kapan saja atau kapan saja selama proses
pengolahan minyak dan gas bumi. Definisi ini termasuk juga pada semua jenis
jenis material, yang sering digunakan untuk campuran logam. Selain itu,
proses pada corrosion juga tidak hanya melibatkan sifat kimia dari logam atau
campuran logam, tetapi juga mendapatkan perubahan sifat fisik dan mekanik.
1) Definisi Korosi
Korosi umumnya dianggap sebagai pemborosan logam oleh oksigen
korosif. Namun, definisi yang lebih luas adalah degradasi suatu material
melalui kontak dengan lingkungannya. Dengan demikian korosi dapat
mencakup bahan non-logam seperti beton dan plastik dan mekanisme seperti
retak selain pemborosan (yaitu kehilangan material). Intinya, korosi logam
adalah reaksi transfer elektron. Atom logam yang tidak terisi kehilangan satu
atau lebih elektron dan menjadi ion logam bermuatan.
Korosi Seragam
Uniform Corrosion Jenis korosi ini cukup umum. Jenis korosi ini
menyebabkan hilangnya logam secara homogen di seluruh permukaan.
Karat, menodai perak, dll.
Korosi Celah
Korosi celah disebabkan oleh larutan stagnan di celah di sekitar
tepi permukaan logam, seperti mur dan kepala paku keling. Itu bisa terjadi
ketika dua logam bertabrakan atau ketika logam bertumbukan dengan non-
logam. Korosi gasket logam atau non-logam, kopling dan sambungan.
Korosi Galvanic
Ketika dua bahan yang berbeda dihubungkan dan dibawa ke dalam
kontak listrik dengan elektrolit korosif, terjadi korosi galvanik. Pada besi
galvanis misalnya, lembaran besi atau baja dilapisi seng.
Korosi Tegangan
Ini adalah bentuk korosi di mana retakan muncul pada permukaan
logam sebagai akibat dari kombinasi efek gaya tarik dan lingkungan
korosif..
Korosi Erosi
Erosi Korosi merupakan kerusakan mekanis yang disebabkan oleh
permukaan logam. Dalam lingkungan korosif, hal ini disebabkan oleh
mobilitas relatif partikel fluida dan permukaan padat. Duri yang tertinggal
di ujung pipa yang dipotong dari pipa, misalnya, dapat mengganggu
kelancaran aliran air sehingga menyebabkan turbulensi lokal dan laju
aliran yang tinggi.
1) Pakailah Alat Pelindung Diri untuk melindungi diri dan lingkungan kerja
dari bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
1) Alat
Beberapa alat yang digunakan dalam Praktik ini yaitu sebagai berikut:
Alat yang digunakan
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah KET
1. Gergaji Besi 6 Bengkel
2. Vernier Caliper Ketelitian 0,05 6 Bengkel
3. Kikir Baja 6 Bengkel
4. Stopwatch 6 Bengkel
5. Amplas Grit 60 6 Bengkel
6. Gelas Ukur 100 ml 6 Bengkel
7. Loyang Platik 30 Kelompok
8. Neraca Digital UNIWɛIGH 500g x 0,01g 1 Bengkel
9. Digital Microscope Magnification 1600x 1 Bengkel
2) Bahan
Bahan yang akan digunakan dalam Praktik ini adalah sebagai berikut.
Bahan yang digunakan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah KET
1. Baja AISI 1045 5 x 5 x 5 mm 30 Bengkel
2. Besi Behel Ø ±5 mm L=20mm 30 Bengkel
3. Klip Kertas Sedang 30 Kelompok
4. Air Aki/ Asam Sulfat 6 Bengkel
(H2SO4)
5. Air (H2O) 6 Bengkel
E. GAMBAR KERJA
Terlampir
F. LANGKAH KERJA
Waktu
Spesimen Hari Berat Visual Gambar/ Perubahan Warna
Ke Spesimen
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada spesimen
1Tanpa 0,33 g maupun warna spesimen .
Perlakuan
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada spesimen
0,33 g
2 (H2O) maupun warna spesimen .
1
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada spesimen
0,33 g
3 (NaCl) maupun warna spesimen .
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada spesimen
0,33 g
4 (HCL) maupun warna spesimen
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada spesimen
5 (Asam 0,33 g maupun warna spesimen
Sulfat)
Spesimen Spesimen mengalami perubahan warna yang
1 Tanpa tidak semngkilat di hari pertama dan juga
0,31 g
Perlakuan terdapat beberapa korosi akan tetapi hanya
setitik saja dan itu tersebar.
Spesimen mengalami penjamuran karat
Spesimen dibeberapa bagian di permukaanya, pada
0,33 g
2 (H2O) bagian lainnya ada semacam karat yang
menonjol menutupi permukaan spesimen.
Spesimen mengalami penjamuran karat
Spesimen bewarna hitam ke coklatan dan dibagian
3 0,31 g
3 (NaCl) permukaan ada semacam karat tapi kecil
yang berwarna kuning.
Spesimen mulai mengalami penjamuran
karat bewarna kuning berukuran besar besar
Spesimen
yang belum merata pada spesimen dan
4 (HCL)
permukaan masih belum mengalami
0,33 g perubahan warna.
Spesimen Spesimen mengalami penjamuran karat yang
5 (Asam begitu banyak bewarna kuning yang
Sulfat) 0,35 g menutupi seluruh bagian spesimen.
Spesimen Spesimen mengalami perubahan warna yang
1 Tanpa tidak semngkilat di hari pertama dan juga
0,33 g
Perlakuan terdapat beberapa korosi akan tetapi hanya
7 setitik saja dan itu tersebar
Pada spesimen mengalami karat yang cukup
Spesimen
0,32 g pesat, terlihat beberapa korosi nampak
2 (H2O)
dengan jelas dibeberapa bagian spesimen
Praktik ini menggunakan teknik analisis data dengan tabel pengolahan data
sehingga diperoleh data bersifat kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka.
Analisis data juga berupa visual gambar dan grafik perbandingan.
𝑾𝒐 − 𝑾𝑨
𝝁= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑾𝒐
Dimana
µ = Persentase kerusakan (%)
WO = Berat sebelum pengujian (mg)
WA = berat setelah pengujian (mg)
1) Bahan atau Spesimen yang di uji terlalu kecil sehingga sulit untuk di
amati karena bendanya kecil
2) Terbatasnya leptop saat pengujian microscope.
3) Tidak stabilnya neraca digital saat penimbangan berlangsung.
4) Alat-alat yang minim sehingga memperlambat proses praktikum.
I. CARA MENGATASI
1) Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan pada saat melakukan praktikum
mata kuliah korosi ini adalah terdapat pengurangan dan juga penambahan
berat pada clip yang terjadi akibat dari reaksi kimia yang terjadi pada clip
tersebut, pengurangan pada berat tersebut berbeda beda tergantung sedang di
reaksikan pada cairan apa besi behel tersebut sesuai dengan data yang kami
dapat pada saat melakukan penimbangan berulang selama satu minggu
terakhir ini. Dan juga untuk penambahan dari berat tersebut mungkin terjadi akibat adanya
jamur yang mengakibatkan jadi bertambah berat dan juga karena waktu laju korosi yang
terlalu cepat memungkinkan jamur belum hilang dan laju korosi betul terjadi dengan
semestinya.
2) Saran
K. REFRENSI
Utomo, B., 2009. Jenis Korosi dan Penanggulangannya. Kapal, 2(6): 138-141.