Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

KOROSI DAN TEKNIK PELAPISAN KELAS B


“ANALISIS LAJU KOROSI PADA BESI BEHEL DAN CLIP”

Oleh :

Nama : 1. M.Fadil Aryatul ( 06121382025063 )


2. Akbar Al Barokah ( 06121382025062 )
3. Fuji Nugraha Aru J ( 06121382025060 )
4. Erlan Rahmatullah ( 06121382025059 )
5. Putra ( 06121382025064 )

Kelompok :5

Dosen Pengampu : 1. Edi Setiyo, S.Pd., M.Pd.T.

2. Rudi Hermawan, S.Pd., M.Pd.

Tgl. Praktikum : 06 Oktober 2022

LABORATORIUM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................


KATA PENGHANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I : ANALISIS LAJU KOROSI PADA BESI BEHEL ....................
A. TUJUAN PRAKTIKUM ......................................................
B. KAJIAN TEORI ...................................................................
C. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ..................
D. ALAT DAN BAHAN ...........................................................
E. GAMBAR KERJA ...............................................................
F. LANGKAH KERJA .............................................................
G. DOKUMENTASI HASIL PRAKTIKUM .............................
H. KESULITAN YANG DIHADAPI ........................................
I. CARA MENGATASI KESULITAN ....................................
J. PENUTUTP ........................................................................
1) Kesimpulan ..............................................................
2) Saran ........................................................................
K. REFRENSI ..........................................................................
L. LAMPIRAN ........................................................................

BAB II : ANALISIS LAJU KOROSI PADA CLIP ................................


A. TUJUAN PRAKTIKUM ......................................................
B. KAJIAN TEORI ...................................................................
C. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ..................
D. ALAT DAN BAHAN ...........................................................
E. GAMBAR KERJA ...............................................................
F. LANGKAH KERJA .............................................................
G. DOKUMENTASI HASIL PRAKTIKUM .............................
H. KESULITAN YANG DIHADAPI ........................................
I. CARA MENGATASI KESULITAN ....................................
J. PENUTUTP ........................................................................
1) Kesimpulan ..............................................................
2) Saran ........................................................................
K. REFRENSI ..........................................................................
L. LAMPIRAN ........................................................................

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


BAB I
ANALISIS LAJU KOROSI PADA BESI BEHEL

A. TUJUAN

1) Menganalisis perubahan fisik benda yang terjadi setelah direndam dalam


larutan.
2) Menganalisis keadaan yang terlihat setelah benda dicelupkan ke dalam
larutan.
3) Mahasiswa mampu menghitung perubahan korosi dari data eksperimen.
4) Mahasiswa mampu mengetahui reaksi kimia yang telah terjadi selama
proses korosi.
5) Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil dari praktikum yang telah
dilaksanakan.

B. KAJIAN TEORI
Korosi adalah kerusakan suatu bahan akibat interaksinya dengan
lingkungannya dan dapat terjadi kapan saja atau kapan saja selama proses
pengolahan minyak dan gas bumi. Definisi ini termasuk juga pada semua
jenis jenis material, yang sering digunakan untuk campuran logam. Selain itu,
proses pada corrosion juga tidak hanya melibatkan sifat kimia dari logam atau
campuran logam, tetapi juga mendapatkan perubahan sifat fisik dan mekanik
1) Definisi Korosi
Korosi umumnya dianggap sebagai pemborosan logam oleh
oksigen korosif. Namun, definisi yang lebih luas adalah degradasi suatu
material melalui kontak dengan lingkungannya. Dengan demikian korosi
dapat mencakup bahan non-logam seperti beton dan plastik dan
mekanisme seperti retak selain pemborosan (yaitu kehilangan material).
Intinya, korosi logam adalah reaksi transfer elektron. Atom logam yang
tidak terisi kehilangan satu atau lebih elektron dan menjadi ion logam
bermuatan:

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


Dalam pelarut pengion, ion logam awalnya masuk ke dalam larutan
tetapi kemudian dapat mengalami reaksi sekunder, bergabung dengan ion
lain yang ada di lingkungan untuk membentuk spesies molekul yang
tidak larut seperti karat atau aluminium oksida. Dalam oksidasi suhu
tinggi ion logam menjadi bagian dari kisi oksida yang terbentuk.

2) Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Korosi


 Posisi logam dalam Elektrokimia
Dalam korosi, elektrokimia sangat penting. Logam reaktif
kehilangan elektron lebih cepat dan berkarat lebih cepat. Besi,
misalnya, cepat teroksidasi, tetapi emas bukan, karena emas kurang
reaktif daripada besi.
 Kotoran dalam logam
Secara umum, keberadaan kontaminan dalam logam mempercepat
korosi karena kotoran ini beroperasi sebagai sel elektrokimia
mikroskopis yang menyebabkan korosi.
 Kehadiran elektrolit
Karena mereka membawa ion, garam terlarut dalam air bertindak
sebagai elektrolit. Korosi dipercepat ketika elektrolit ada dalam air.
 Konsentrasi Oksigen
Korosi dipercepat oleh peningkatan kandungan oksigen. Anoda
adalah lokasi dengan konsentrasi oksigen yang lebih sedikit,
sedangkan katoda adalah daerah dengan konsentrasi oksigen yang
lebih tinggi. Akibatnya, korosi terjadi.
 Kelembaban dalam cuaca
Ketika cuaca lembab, keberadaan kelembaban dengan suhu tinggi
mempercepat korosi karena ion mendapatkan energi dan mulai

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


bergerak lebih cepat dalam suhu yang lebih tinggi, menyebabkan
mereka bertabrakan lebih sering.
3) Jenis-Jenis Korosi
 Korosi Seragam
Uniform Corrosion Jenis korosi ini cukup umum. Jenis korosi ini
menyebabkan hilangnya logam secara homogen di seluruh
permukaan. Karat, menodai perak, dll.
 Korosi Sumur
Korosi ini jenis korosi lokal yang merusak permukaan logam,
mengakibatkan bercak atau lubang. Dalam larutan netral atau asam
yang mengandung halida, seperti air garam yang mengandung NaCl,
korosi lubang dapat diamati pada baja tahan karat.
 Korosi Celah
Korosi celah disebabkan oleh larutan stagnan di celah di sekitar tepi
permukaan logam, seperti mur dan kepala paku keling. Itu bisa
terjadi ketika dua logam bertabrakan atau ketika logam bertumbukan
dengan non-logam. Korosi gasket logam atau non-logam, kopling
dan sambungan.
 Korosi Galvanic
Ketika dua bahan yang berbeda dihubungkan dan dibawa ke dalam
kontak listrik dengan elektrolit korosif, terjadi korosi galvanik. Pada
besi galvanis misalnya, lembaran besi atau baja dilapisi seng.
 Korosi Tegangan
Ini adalah bentuk korosi di mana retakan muncul pada permukaan
logam sebagai akibat dari kombinasi efek gaya tarik dan lingkungan
korosif..
 Korosi Erosi
Erosi Korosi merupakan kerusakan mekanis yang disebabkan oleh
permukaan logam. Dalam lingkungan korosif, hal ini disebabkan
oleh mobilitas relatif partikel fluida dan permukaan padat. Duri yang

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


tertinggal di ujung pipa yang dipotong dari pipa, misalnya, dapat
mengganggu kelancaran aliran air sehingga menyebabkan turbulensi
lokal dan laju aliran yang tinggi.

C. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


1) Pakailah Alat Pelindung Diri untuk melindungi diri dan lingkungan
kerja dari bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
2) Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan tempat.
3) Jaga kebersihan alat dan bahan sebelum dan setelah proses praktikum.
4) Mengecek peralatan sebelum memulai praktikum.
5) Periksa kabel pada gerinda jika ada kabel yang terkelupas atau
tergigit.
6) Mengatur jarak dengan praktikum lain ketika melakukan praktikum.
7) Menghindari lingkungan kerja yang basah.
8) Kembalikan alat/benda kerja setelah praktikum selesai.
9) Membersihkan meja kerja setelah selesai mengerjakan praktikum.

D. ALAT DAN BAHAN


1) Alat

Beberapa alat yang digunakan dalam Praktik ini yaitu sebagai berikut:

Alat yang digunakan

No Nama Alat Spesifikasi Jumlah KET


1. Gergaji Besi 6 Bengkel
2. Vernier Caliper Ketelitian 0,05 6 Bengkel
3. Kikir Baja 6 Bengkel
4. Stopwatch 6 Bengkel
5. Amplas Grit 60 6 Bengkel
6. Gelas Ukur 100 ml 6 Bengkel
7. Loyang Platik 30 Kelompok
8. Neraca Digital UNIWɛIGH 500g x 0,01g 1 Bengkel
9. Digital Microscope Magnification 1600x 1 Bengkel

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


2) Bahan

Bahan yang akan digunakan dalam Praktik ini adalah sebagai berikut.
Bahan yang digunakan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah KET
1. Baja AISI 1045 5 x 5 x 5 mm 30 Bengkel
2. Besi Behel Ø ±5 mm L=20mm 30 Bengkel
3. Klip Kertas Sedang 30 Kelompok
4. Bayclin 6 Bengkel
5. Air (H2O) 6 Bengkel
6. Air garam 6 Bengkel
7. Asam Klorida (HCL) 6 Bengkel

E. GAMBAR KERJA
Terlampir

F. LANGKAH KERJA
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan di meja kerja.
2) Pakai Alat Pelindung Diri untuk Keselamatan Kerja.
3) Memahami Instruksi Dosen sebelum melaksanakan Praktek.
4) Periksa kabel gerinda sebelum melakukan pemotongan.
5) Jika tidak ada masalah dengan kabel gerinda maka gunakan
gerinda/gergaji untuk memotong besi.
6) Setelah dipotong, gunakan amplas untuk membersihkannya dan
memasukkan ke dalam loyang plastik.
7) Setelah semuanya telah dimasukkan ke dalam loyang plastik, kemudian
beri keterangan larutan/zat pada Loyang plastik sesuai dengan jobsheet.
8) Kemudian timbang berat potongan besi tersebut dengan menggunakan
Timbangan Digital, setelah itu masukkan kembali ke dalam plastik dan
catat berat timbangan tersebut.
9) Masukan Larutan/Zat sebanyak 30ml kedalam Loyang plastik yang telah
disiapkan sesuai dengan specimen.

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


10) Selanjutnya, Pertama, kita masukkan besi behel berukuran 1cm kedalam
wadah tanpa perlakuan untuk diamati proses korosinya.
11) Setelah itu, kita masukkan besi behel kedua berukuran yang sama
kedalam wadah Loyang plastic (H2O).
12) Lalu dilanjutkan specimen yang ketiga kita masukkan kedalam wadah
yang berisikan larutan NaCI.
13) Kemudian, kita masukkan spesimen yang keempat kedalam wadah yang
berisikan larutan HCL.
14) Setelah itu kita masukkan spesimen kelima kedalam wadah yang
berisikan larutan NaCI.
15) Pada saat kelima masing-masing benda kerja sudah kita masukkan
kedalam masing-masing wadah, lalu kita tunggu selama kurang lebih 5
menit menggunakan stopwatch untuk kita ambil kembali.
16) Setelah 5 menit, kita amati laju korosi yang sudah terjadi selama 5 menit
menggunakan digital microskop
17) Setelah itu kita masukkan kembali benda kerja yang sudah diamati
kedalam masing-masing wadah dan ditutup dengan rapat, untuk kita
lakukan pengamatan secara berkala 10 hari ke depan.
18) Setelah 7 hari pengamatan, kita lakukan analisis tahapan pertama untuk
melihat laju korosi pada benda kerja. menggunakan Timbangan Digital
Scale dan Mikroskop Digital
19) Selanjutnya setelah 1 minggu lebih (10 hari) pengamatan, maka akan kita
lakukan kembali analisis pada benda kerja untuk melihat laju korosi pada
benda kerja dan mengamati berat benda kerja yang terjadi menggunakan
Timbangan Digital Scale dan Mikroskop Digital lagi
20) Setelah semua proses analisis sudah selesai dilakukan, selanjutnya kita
membersihkan meja kerja dan menyusun kembali alat dan bahan pada
tempatnya masing-masing.
21) Kemudian kita tarik kesimpulan dari hasil analisis dan pengamatan yang
sudah dilakukan.

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


G. DOKUMENTASI HASIL PRAKTIKUM
Tabel Pengamatan Laju Korosi Setelah 10 Hari

Spesimen Gambar Keterangan

Mulai dari hari pertama sampai


setelah 10 hari, spesimen terus
Besi Behel
bertahap mengalami karat
Spesimen 1
bewarna kuning yang hampir
Tanpa
sudah merata serta meluas pada
Perlakuan
spesimen. Bila dikaitkan dengan
bagian-bagian korosi maka pada
spesimen 1 ini termasuk korosi

Mulai dari hari pertama sampai


setelah 10 hari,spesimen
Besi Behel mengalami penjamuran karat di
seluruh bagian, pada bagian
Spesimen 2 lainnya ada lempengan menutupi
(H2 O) karat. Bila dikaitkan dengan
bagian-bagian korosi maka pada
spesimen 2 ini termasuk korosi

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


Mulai dari hari pertama sampai
setelah 10 hari,spesimen
mengalami penjamuran karat
bewarna kuning berukuran besar
Besi Behel yang hampir merata menutupi
bagian spesimen. Bila dikaitkan
Spesimen 3
dengan bagian-bagian korosi
(NaCL) maka pada spesimen 3 ini
termasuk korosi

Mulai dari hari pertama sampai


setelah 10 hari,spesimen mulai
mengalami penjamuran karat
bewarna kuning dan terlihat alur
Besi Behel pemunculan karat, terlihat
bewarna kuning. Bila dikaitkan
Spesimen 4
dengan bagian-bagian korosi
(HCL) maka pada spesimen 4 ini
termasuk korosi

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


Mulai dari hari pertama sampai
setelah 10 hari,spesimen
mengalami penjamuran karat
Besi Behel bewarna kuning berukuran besar
Spesimen 5 yang sangat merata pada
spesimen. Bila dikaitkan dengan
(Bayclin)
bagian-bagian korosi maka pada
spesimen 5 ini termasuk korosi

Teknik pengumpulan data adalah suatu proses langkah untuk didapatnya


seluruh data yang diinginkan dan data tersebut bersifat valid dan dapat
dipertanggung jawabkan. Data yang disajikan dalam tabel adalah data hasil
sebelum dilakukan perlakuan dan setelah dilakukan perlakuan.

Teknik pengumpulan data yang dibuat secara sistematis

BERAT SEBELUM DIBERI BERAT SETELAH


SPESIMEN
PERLAKUAN DIBERI PERLAKUAN

Spesimen 1Tanpa Perlakuan 0,122 g 3,84 g


Spesimen 2 (H2O) 0,114 g 3,07 g
Spesimen 3 (NaCl) 0,097 g 3,55 g
Spesimen 4 (HCL) 0,100 g 3,07 g
Spesimen 5 (Bayclin) 0,100 g 3,17 g

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


Teknik pengumpulan data melalui Visual Gambar

Waktu
Spesimen Hari Visual Gambar/ Perubahan Warna
Ke Berat Spesimen
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada
1Tanpa 0,122 g spesimen maupun warna spesimen .
Perlakuan
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada
0,114 g
2 (H2O) spesimen maupun warna spesimen .
1
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada
0,097 g
3 (NaCl) spesimen maupun warna spesimen .
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada
0,100 g
4 (HCL) spesimen maupun warna spesimen
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada
5 0,100 g spesimen maupun warna spesimen
(Bayclin)
Spesimen Spesimen mengalami penjamuran dan
1 Tanpa berkarat bewarna kuning yang sudah
Perlakuan 3,82 g merata serta meluas pada spesimen dan
juga ada beberapa permukaan yang
menjadi bolong-bolong.
Spesimen mengalami penjamuran karat
dibeberapa bagian di permukaanya,
Spesimen
3,06 g pada bagian lainnya ada semacam karat
2 (H2O)
yang menonjol menutupi permukaan
spesimen.
Spesimen mengalami penjamuran karat
Spesimen bewarna hitam ke coklatan dan
7 3,58 g
3 (NaCl) dibagian permukaan ada semacam karat
tapi kecil yang berwarna kuning.
Spesimen mulai mengalami
penjamuran karat bewarna kuning
Spesimen berukuran besar besar yang belum
4 (HCL) merata pada spesimen dan permukaan
masih belum mengalami perubahan
3,11 g warna.
Spesimen mengalami penjamuran karat
Spesimen
yang begitu banyak bewarna kuning
5
yang menutupi seluruh bagian
(Bayclin)
3,28 g spesimen.
Spesimen Spesimen terus mengalami penjamuran
1 Tanpa 3,84 g karat bewarna kuning yang sudah
Perlakuan merata serta meluas pada specimen

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


akan tetapi untuk warna dan
permukaanya tidak berbeda jauh dari
spesimen ke 7.
Pada specimen mengalami karat yang
cukup pesat, terlihat dari hari ke 7
Spesimen sampai hari ke 10 spesimen mengalami
3,07 g
2 (H2O) perubahan yang begitu mencolok
10 dengan bertambahnya karat serta
warnya menjadi berubah.
Spesimen mengalami penjamuran karat
bewarna kuning berukuran besar yang
Spesimen
3,55 g hampir merata menutupi bagian
3 (NaCl)
specimen dan untuk warnya ada karat
yang berwarna hitam pekat.
Spesimen mulai mengalami
penjamuran karat bewarna kuning dan
Spesimen
3,07 g terlihat alur pemunculan karat dibagian
4 (HCL)
lainya juga terlihat karat yang bewarna
kuning ke hitaman
Spesimen Spesimen mengalami penjamuran karat
5 3,17 g bewarna kuning dan secara merata
(Bayclin) keseluruhan permukaan spesimen.

Praktik ini menggunakan teknik analisis data dengan tabel pengolahan data
sehingga diperoleh data bersifat kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka.
Analisis data juga berupa visual gambar dan grafik perbandingan.

Teknik AnalisisData bersifat Kuantitatif

Variasi Waktu Berat awal Berat akhir Kehilangan Persentase


(hari) Berat kerusakan
Wo (gram) Wi (gram) (%)
Spesimen 1 10 hari 0,122 g 3,84 g g %

Spesimen 2 10 hari 0,114 g 3,07 g g %

Spesimen 3 10 hari 0,097 g 3,55 g g %

Spesimen 4 10 hari 0,100 g 3,07 g g %

Spesimen 5 10 hari 0,100 g 3,17 g g %

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


W= Wo – Wi
Keterangan :
W = Selisih berat spesimen
Wo = Berat awal spesimen sebelum diuji (gr)
Wi = Berat akhir spesimen setelah diuji (gr)

𝑾𝒐 − 𝑾𝑨
𝝁= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑾𝒐
Dimana
µ = Persentase kerusakan (%)
WO = Berat sebelum pengujian (mg)
WA = berat setelah pengujian (mg)

H. KESULITAN YANG DIHADAPI

1) Pemotongan spesimen yang kurang pas .


2) Kurangnya gelas ukur dan neraca digital sehingga membuat praktikum
berjalan lambat.
3) Terbatasnya leptop saat pengujian microscope.
4) Tidak stabilnya neraca digital saat penimbangan berlangsung.
5) Alat-alat yang minim sehingga memperlambat proses praktikum.
6) Kurangnya antusias dari teman satu kelompok untuk membantu
mengerjakan spesimen.

I. CARA MENGATASI

1) Ketika melakukan pemotongan harus diperhatikan lebih jelas lagi


ukuranya dan lebih teliti lagi.
2) Menunggu kelompok lain dalam hal itu sambil mengerjakan atau
berdiskusi sesama teman satu kelompok.

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


3) Bergiliran dengan kelompok lain dan sedikit mempercepat saat melakukan
pengujian atau mengamati laju korosi dengan menggunakan Microscope.
4) Dengan mengatur ulang atau mereset ulang dan langsung konsultasi
dengan dosen pengampu MK korosi untuk melakukan persertartan
5) Dengan inisiatfi membawa masing-masing kelompok jika ada alat-alat
yang digunakan.
6) Dengan mengajak teman satu kelompok untuk melakukan bersama-sama
karena ini juga tugas kelompok.

J. PENUTUP

1) Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan pada saat melakukan praktikum
mata kuliah korosi ini adalah terdapat pengurangan berat pada besi behel
yang terjadi akibat dari reaksi kimia yang terjadi pada besi behel tersebut,
pengurangan pada berat tersebut berbeda beda tergantung sedang di reaksikan
pada cairan apa besi behel tersebut sesuai dengan data yang kami dapat pada
saat melakukan penimbangan berulang selama satu minggu terakhir ini.

2) Saran

Kelompok kami sangat menyarankan untuk menggunakan sarung tangan


karet jika perlu karna pada saat pengujian bahan ada yg terkena cairan pada
kulit pergelangan tangan nya dan menyebabkan reaksi gatal pada kulit Pada
saat pemotongan benda kerja diusahakan agar menggunakan Gerindra dari
pada gerjaji tangan untuk mendapatkan benda kerja lebih rata/lurus sama
berat Pada saat penimbangan lakukan penimbangan berulang karna faktor
kotoran yang dapat terjatuh dari benda kerja akibat sudah mengalami korosi.

K. REFRENSI

Utomo, B., 2009. Jenis Korosi dan Penanggulangannya. Kapal, 2(6): 138-141.

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


L. LAMPIRAN

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


BAB II
ANALISIS LAJU KOROSI PADA CLIP KERTAS

A. TUJUAN

1. Menganalsis perubahan fisik benda yang terjadi setelah direndam dalam


larutan.
2. Menganalisis keadaan yang terlihat setelah benda dicelupkan ke dalam
larutan.
3. Mahasiswa mampu menghitung perubahan korosi dari data eksperimen.
4. Mahasiswa mampu mengetahui reaksi kimia yang telah terjadi selama
proses korosi.
5. Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil dari praktikum yang telah
dilaksanakan.

B. KAJIAN TEORI
Korosi adalah kerusakan suatu bahan akibat interaksinya dengan
lingkungannya dan dapat terjadi kapan saja atau kapan saja selama proses
pengolahan minyak dan gas bumi. Definisi ini termasuk juga pada semua jenis
jenis material, yang sering digunakan untuk campuran logam. Selain itu,
proses pada corrosion juga tidak hanya melibatkan sifat kimia dari logam atau
campuran logam, tetapi juga mendapatkan perubahan sifat fisik dan mekanik.

1) Definisi Korosi
Korosi umumnya dianggap sebagai pemborosan logam oleh oksigen
korosif. Namun, definisi yang lebih luas adalah degradasi suatu material
melalui kontak dengan lingkungannya. Dengan demikian korosi dapat
mencakup bahan non-logam seperti beton dan plastik dan mekanisme seperti
retak selain pemborosan (yaitu kehilangan material). Intinya, korosi logam
adalah reaksi transfer elektron. Atom logam yang tidak terisi kehilangan satu
atau lebih elektron dan menjadi ion logam bermuatan.

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


2) Faktor-faktor Yang Memperngaruhi Korosi

 Posisi logam dalam Elektrokimia


Dalam korosi, elektrokimia sangat penting. Logam reaktif
kehilangan elektron lebih cepat dan berkarat lebih cepat. Besi, misalnya,
cepat teroksidasi, tetapi emas bukan, karena emas kurang reaktif daripada
besi.
 Kotoran dalam logam
Secara umum, keberadaan kontaminan dalam logam mempercepat
korosi karena kotoran ini beroperasi sebagai sel elektrokimia mikroskopis
yang menyebabkan korosi.
 Kehadiran elektrolit
Karena mereka membawa ion, garam terlarut dalam air bertindak
sebagai elektrolit. Korosi dipercepat ketika elektrolit ada dalam air.
 Konsentrasi Oksigen
Korosi dipercepat oleh peningkatan kandungan oksigen. Anoda
adalah lokasi dengan konsentrasi oksigen yang lebih sedikit, sedangkan
katoda adalah daerah dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi.
Akibatnya, korosi terjadi.
 Kelembaban dalam cuaca
Ketika cuaca lembab, keberadaan kelembaban dengan suhu tinggi
mempercepat korosi karena ion mendapatkan energi dan mulai bergerak
lebih cepat dalam suhu yang lebih tinggi, menyebabkan mereka
bertabrakan lebih sering.
3) Jenis-jenis Korosi

 Korosi Seragam
Uniform Corrosion Jenis korosi ini cukup umum. Jenis korosi ini
menyebabkan hilangnya logam secara homogen di seluruh permukaan.
Karat, menodai perak, dll.

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


 Korosi Sumur

Korosi ini jenis korosi lokal yang merusak permukaan logam,


mengakibatkan bercak atau lubang. Dalam larutan netral atau asam yang
mengandung halida, seperti air garam yang mengandung NaCl, korosi
lubang dapat diamati pada baja tahan karat.

 Korosi Celah
Korosi celah disebabkan oleh larutan stagnan di celah di sekitar
tepi permukaan logam, seperti mur dan kepala paku keling. Itu bisa terjadi
ketika dua logam bertabrakan atau ketika logam bertumbukan dengan non-
logam. Korosi gasket logam atau non-logam, kopling dan sambungan.
 Korosi Galvanic
Ketika dua bahan yang berbeda dihubungkan dan dibawa ke dalam
kontak listrik dengan elektrolit korosif, terjadi korosi galvanik. Pada besi
galvanis misalnya, lembaran besi atau baja dilapisi seng.
 Korosi Tegangan
Ini adalah bentuk korosi di mana retakan muncul pada permukaan
logam sebagai akibat dari kombinasi efek gaya tarik dan lingkungan
korosif..
 Korosi Erosi
Erosi Korosi merupakan kerusakan mekanis yang disebabkan oleh
permukaan logam. Dalam lingkungan korosif, hal ini disebabkan oleh
mobilitas relatif partikel fluida dan permukaan padat. Duri yang tertinggal
di ujung pipa yang dipotong dari pipa, misalnya, dapat mengganggu
kelancaran aliran air sehingga menyebabkan turbulensi lokal dan laju
aliran yang tinggi.

C. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1) Pakailah Alat Pelindung Diri untuk melindungi diri dan lingkungan kerja
dari bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


2) Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan tempat.
3) Jaga kebersihan alat dan bahan sebelum dan setelah proses praktikum.
4) Mengecek peralatan sebelum memulai praktikum.
5) Periksa kabel pada gerinda jika ada kabel yang terkelupas atau tergigit.
6) Mengatur jarak dengan praktikum lain ketika melakukan praktikum.
7) Menghindari lingkungan kerja yang basah.
8) Kembalikan alat/benda kerja setelah praktikum selesai.
9) Membersihkan meja kerja setelah selesai mengerjakan praktikum.

D. ALAT DAN BAHAN

1) Alat
Beberapa alat yang digunakan dalam Praktik ini yaitu sebagai berikut:
Alat yang digunakan
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah KET
1. Gergaji Besi 6 Bengkel
2. Vernier Caliper Ketelitian 0,05 6 Bengkel
3. Kikir Baja 6 Bengkel
4. Stopwatch 6 Bengkel
5. Amplas Grit 60 6 Bengkel
6. Gelas Ukur 100 ml 6 Bengkel
7. Loyang Platik 30 Kelompok
8. Neraca Digital UNIWɛIGH 500g x 0,01g 1 Bengkel
9. Digital Microscope Magnification 1600x 1 Bengkel

2) Bahan
Bahan yang akan digunakan dalam Praktik ini adalah sebagai berikut.
Bahan yang digunakan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah KET
1. Baja AISI 1045 5 x 5 x 5 mm 30 Bengkel
2. Besi Behel Ø ±5 mm L=20mm 30 Bengkel
3. Klip Kertas Sedang 30 Kelompok
4. Air Aki/ Asam Sulfat 6 Bengkel
(H2SO4)
5. Air (H2O) 6 Bengkel

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


6. Air garam 6 Bengkel
7. Asam Klorida (HCL) 6 Bengkel

E. GAMBAR KERJA

Terlampir

F. LANGKAH KERJA

1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan di meja kerja.


2) Pakai Alat Pelindung Diri untuk Keselamatan Kerja.
3) Memahami Instruksi Dosen sebelum melaksanakan Praktek.
4) Siapkan clip kertas yang ingin diuji laju korosinya
5) Setelah semuanya siap lanjutkan dimasukkan ke dalam loyang plastik,
kemudian beri keterangan larutan/zat pada Loyang plastik sesuai dengan
jobsheet.
6) Kemudian timbang clip tersebut dengan menggunakan Timbangan Digital,
setelah itu masukkan kembali ke dalam loyang plastik dan catat berat
timbangan tersebut.
7) Masukan Larutan/Zat sebanyak 30ml kedalam Loyang plastik yang telah
disiapkan sesuai dengan spesimen.
8) Selanjutnya, Pertama, kita masukkan clip kertas kedalam wadah tanpa
perlakuan untuk diamati proses korosinya.
9) Setelah itu, kita masukkan clip kertas kedua berukuran yang sama kedalam
wadah Loyang plastic (H2O).
10) Lalu dilanjutkan specimen yang ketiga kita masukkan kedalam wadah
yang berisikan larutan NaCI.
11) Kemudian, kita masukkan spesimen yang keempat kedalam wadah yang
berisikan larutan HCL.
12) Setelah itu kita masukkan spesimen kelima kedalam wadah yang berisikan
larutan Asam Sulfat.

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


13) Pada saat kelima masing-masing benda kerja sudah kita masukkan
kedalam masing-masing wadah, lalu kita tunggu selama kurang lebih 5
menit menggunakan stopwatch untuk kita ambil kembali.
14) Setelah 5 menit, kita amati laju korosi yang sudah terjadi selama 5 menit
menggunakan digital microskop
15) Setelah itu kita masukkan kembali benda kerja yang sudah diamati
kedalam masing-masing wadah dan ditutup dengan rapat, untuk kita
lakukan pengamatan secara berkala 1 minggu ke depan.
16) Setelah 3 hari pengamatan, kita lakukan analisis tahapan pertama untuk
melihat laju korosi pada benda kerja. menggunakan Timbangan Digital
Scale dan Mikroskop Digital
17) Selanjutnya setelah 1 minggu (7 hari) pengamatan, maka akan kita lakukan
kembali analisis pada benda kerja untuk melihat laju korosi pada benda
kerja dan mengamati berat benda kerja yang terjadi menggunakan
Timbangan Digital Scale dan Mikroskop Digital lagi
18) Setelah semua proses analisis sudah selesai dilakukan, selanjutnya kita
membersihkan meja kerja dan menyusun kembali alat dan bahan pada
tempatnya masing-masing.
19) Kemudian kita tarik kesimpulan dari hasil analisis dan pengamatan yang
sudah dilakukan.

G. DOKUMENTASI HASIL PRAKTIKUM

Tabel Pengamatan Laju Korosi Setelah 7 Hari

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


Spesimen Gambar Keterangan

Mulai dari hari pertama


sampai setelah 7 hari,
Besi Behel
spesimen terus masih bertahap
Spesimen 1
mengalami karat bewarna
Tanpa
kuning. Bila dikaitkan dengan
Perlakuan
bagian-bagian korosi maka
pada spesimen 1 ini termasuk
korosi

Mulai dari hari pertama


sampai setelah 7
Besi Behel hari,spesimen mengalami
penjamuran karat di beberapa
Spesimen 2 bagian, pada bagian lainnya
(H2 O) ada lempengan menutupi
karat. Bila dikaitkan dengan
bagian-bagian korosi maka
pada spesimen 2 ini termasuk
korosi

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


Mulai dari hari pertama
sampai setelah 7
hari,spesimen mengalami
penjamuran karat bewarna
Besi Behel kuning berukuran besar dan
tebal yang hampir merata
Spesimen 3
menutupi bagian spesimen.
(NaCL) Bila dikaitkan dengan bagian-
bagian korosi maka pada
spesimen 3 ini termasuk
korosi.

Mulai dari hari pertama


sampai setelah 7
hari,spesimen mulai
mengalami penjamuran karat
Besi Behel bewarna kuning dan terlihat
alur pemunculan karat sangat
Spesimen 4
jelas, terlihat bewarna kuning
(HCL) dan warna kehitaman . Bila
dikaitkan dengan bagian-
bagian korosi maka pada
spesimen 4 ini termasuk
korosi.

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


Mulai dari hari pertama
sampai setelah 7
hari,spesimen mengalami
Besi Behel penjamuran karat dan ada
Spesimen 5 seperti serpihan putih dan juga
karat yang bewarna kuning
(Asam
berukuran besar yang sangat
Sulfat)
merata pada spesimen. Bila
dikaitkan dengan bagian-
bagian korosi maka pada
spesimen 5 ini termasuk
korosi

Teknik pengumpulan data adalah suatu proses langkah untuk didapatnya


seluruh data yang diinginkan dan data tersebut bersifat valid dan dapat
dipertanggung jawabkan. Data yang disajikan dalam tabel adalah data hasil
sebelum dilakukan perlakuan dan setelah dilakukan perlakuan.

Teknik pengumpulan data yang dibuat secara sistematis

BERAT SEBELUM DIBERI BERAT SETELAH


SPESIMEN
PERLAKUAN DIBERI PERLAKUAN

Spesimen 1Tanpa Perlakuan 0,33 g 0,33 g


Spesimen 2 (H2O) 0,33 g 0,32 g
Spesimen 3 (NaCl) 0,33 g 0,32 g
Spesimen 4 (HCL) 0,33 g 0,29 g
Spesimen 5 (Asam Sulfat) 0,33 g 0,39 g

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


Teknik pengumpulan data melalui Visual Gambar

Waktu
Spesimen Hari Berat Visual Gambar/ Perubahan Warna
Ke Spesimen
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada spesimen
1Tanpa 0,33 g maupun warna spesimen .
Perlakuan
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada spesimen
0,33 g
2 (H2O) maupun warna spesimen .
1
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada spesimen
0,33 g
3 (NaCl) maupun warna spesimen .
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada spesimen
0,33 g
4 (HCL) maupun warna spesimen
Spesimen Belum terjadi perubahan baik pada spesimen
5 (Asam 0,33 g maupun warna spesimen
Sulfat)
Spesimen Spesimen mengalami perubahan warna yang
1 Tanpa tidak semngkilat di hari pertama dan juga
0,31 g
Perlakuan terdapat beberapa korosi akan tetapi hanya
setitik saja dan itu tersebar.
Spesimen mengalami penjamuran karat
Spesimen dibeberapa bagian di permukaanya, pada
0,33 g
2 (H2O) bagian lainnya ada semacam karat yang
menonjol menutupi permukaan spesimen.
Spesimen mengalami penjamuran karat
Spesimen bewarna hitam ke coklatan dan dibagian
3 0,31 g
3 (NaCl) permukaan ada semacam karat tapi kecil
yang berwarna kuning.
Spesimen mulai mengalami penjamuran
karat bewarna kuning berukuran besar besar
Spesimen
yang belum merata pada spesimen dan
4 (HCL)
permukaan masih belum mengalami
0,33 g perubahan warna.
Spesimen Spesimen mengalami penjamuran karat yang
5 (Asam begitu banyak bewarna kuning yang
Sulfat) 0,35 g menutupi seluruh bagian spesimen.
Spesimen Spesimen mengalami perubahan warna yang
1 Tanpa tidak semngkilat di hari pertama dan juga
0,33 g
Perlakuan terdapat beberapa korosi akan tetapi hanya
7 setitik saja dan itu tersebar
Pada spesimen mengalami karat yang cukup
Spesimen
0,32 g pesat, terlihat beberapa korosi nampak
2 (H2O)
dengan jelas dibeberapa bagian spesimen

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


clip.
Pada spesimen mengalami karat dibeberapa
bagian akan tetapi itu hanya seperti jamur
Spesimen saja dan ada juga karatnya yang berwarna
0,32 g
3 (NaCl) kuning, terlihat beberapa korosi nampak
dengan jelas dibeberapa bagian spesimen
clip.
Spesimen mulai mengalami penjamuran
Spesimen karat bewarna kuning dan terlihat alur
0,29 g
4 (HCL) pemunculan karat dibagian lainya juga
terlihat karat yang cukup tebal.
Spesimen mengalami penjamuran seperti
Spesimen
gbuturan garam dan dibawahnya terdapat
5 (Asam 0,39 g
karat bewarna kuning dan secara merata
Sulfat)
keseluruhan permukaan spesimen.

Praktik ini menggunakan teknik analisis data dengan tabel pengolahan data
sehingga diperoleh data bersifat kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka.
Analisis data juga berupa visual gambar dan grafik perbandingan.

Teknik AnalisisData bersifat Kuantitatif

Waktu Berat awal Berat akhir Kehilangan Persentase


(hari) Berat kerusakan
Variasi Wo (gram) Wi (gram)
(%)
Spesimen 1 7 hari 0,33 g 0,33 g 0,00 g %

Spesimen 2 7 hari 0,33 g 0,32 g 0,01 g %

Spesimen 3 7 hari 0,33 g 0,32 g 0,01 g %

Spesimen 4 7 hari 0,33 g 0,29 g 0,04 g %

Spesimen 5 7 hari 0,33 g 0,39 g + 0,06 g %

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


W= Wo – Wi
Keterangan :
W = Selisih berat spesimen
Wo = Berat awal spesimen sebelum diuji (gr)
Wi = Berat akhir spesimen setelah diuji (gr)

𝑾𝒐 − 𝑾𝑨
𝝁= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑾𝒐
Dimana
µ = Persentase kerusakan (%)
WO = Berat sebelum pengujian (mg)
WA = berat setelah pengujian (mg)

H. KESULITAN YANG DIHADAPI

1) Bahan atau Spesimen yang di uji terlalu kecil sehingga sulit untuk di
amati karena bendanya kecil
2) Terbatasnya leptop saat pengujian microscope.
3) Tidak stabilnya neraca digital saat penimbangan berlangsung.
4) Alat-alat yang minim sehingga memperlambat proses praktikum.

I. CARA MENGATASI

1) Menunggu kelompok lain dalam hal itu sambil mengerjakan atau


berdiskusi sesama teman satu kelompok.
2) Bergiliran dengan kelompok lain dan sedikit mempercepat saat
melakukan pengujian atau mengamati laju korosi dengan menggunakan
Microscope.
3) Dengan mengatur ulang atau mereset ulang dan langsung konsultasi
dengan dosen pengampu MK korosi untuk melakukan persertartan
4) Dengan inisiatfi membawa masing-masing kelompok jika ada alat-alat
yang digunakan.

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


J. PENUTUP

1) Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan pada saat melakukan praktikum
mata kuliah korosi ini adalah terdapat pengurangan dan juga penambahan
berat pada clip yang terjadi akibat dari reaksi kimia yang terjadi pada clip
tersebut, pengurangan pada berat tersebut berbeda beda tergantung sedang di
reaksikan pada cairan apa besi behel tersebut sesuai dengan data yang kami
dapat pada saat melakukan penimbangan berulang selama satu minggu
terakhir ini. Dan juga untuk penambahan dari berat tersebut mungkin terjadi akibat adanya
jamur yang mengakibatkan jadi bertambah berat dan juga karena waktu laju korosi yang
terlalu cepat memungkinkan jamur belum hilang dan laju korosi betul terjadi dengan
semestinya.

2) Saran

Kelompok kami sangat menyarankan untuk menggunakan sarung tangan


karet jika perlu karna pada saat pengujian bahan ada yg terkena cairan pada
kulit pergelangan tangan nya dan menyebabkan reaksi gatal pada kulit Pada
saat pemotongan benda kerja diusahakan agar menggunakan Gerindra dari
pada gerjaji tangan untuk mendapatkan benda kerja lebih rata/lurus sama berat
Pada saat penimbangan lakukan penimbangan berulang karna faktor kotoran
yang dapat terjatuh dari benda kerja akibat sudah mengalami korosi.

K. REFRENSI

Utomo, B., 2009. Jenis Korosi dan Penanggulangannya. Kapal, 2(6): 138-141.

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University


L. LAMPIRAN

Mechanical Engineering Education Of Sriwijaya University

Anda mungkin juga menyukai