Anda di halaman 1dari 7

1997 Krisis legitimasi Pemilu 19997 Gokar

Krisi Moneter kepada pemerintah menang soeharto


Asia Tenggara akibat KKN dan dipilih Gokar untuk
Sentralisme lanjut presiden
19998-2003
18-19 Mei 1998 TRAGEDI TRISAKTI
Gedung DPR dIduduki 6 AGENDA REFORMASI
para Mahasiswa

21 Mei 1998
Pukul 09:05 WIB
Pengunduran diri
Presiden Soeharto 12-13 Mei 1998
Terjadi kerusuhan
dan penjarahan di
kota-kota besar di
Indonesia

KEBIJAKAN:
• Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan
• Penetapan UU No. 9 thn 1998 tentang kemerdekaan
menyampaikan pendapat dimuka umum
• Menetapkan 12 ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang
mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi
• MEmbebaskan para tahanan politik masa orde baru
• Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan
melalui pembentukan BPPN
• Menaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di
bawah Rp 10.000,00
• Mengadakan jajak pendapat bagi orang Timor Timur
untuk memilih merdeka atau masih tetap menjadi bagian
dari Indonesia
• Pelaksaan pemilu 7 Juni 1999; diikuti 48 partai dari 141
parpol yang mendafar
Masa Reformasi

Era reformasi atau era pasca-Suharto di Indonesia


dimulai pada tahun 1998, tepatnya saat Presiden
Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan
digantikan oleh wakil presiden saat itu, B.J. Habibie.
Periode ini didirikan oleh lingkungan sosial politik
yang lebih terbuka.

Mundurnya Presiden Soeharto dilatar belakangi


krisis moneter sejak 1997. Kondisi ekonomi Indonesia
pada saat itu tengah sangat melemah dan merosot
sehingga menimbulkan ketidakpuasan masyarakat.
Ketidakpuasan ini kemudian semakin membesar dan
memicu terjadinya demonstrasi besar-besaran yang
dilakukan oleh berbagai aksi mahasiswa di wilayah
Indonesia.
Masa B.J. Habiebie
(21 Mei 1998-20 oktober 1923)

Masa ABDURRAHMAN WAHID


(2O oktober 1999-23 juli 2001)

Masa meGAWATI
(23 JULI 2001-20 oktober 2004)

Masa SBY
(20 oktober 2004-20 OKTOBER 2014)

Masa JOKOWI
(20 OKTOBER 2014- SEKARANG)

Pemberontakan yang dilakukan oleh para mahasiswa ini


membuat Presiden Soeharto tidak memiliki pilihan lain
selain mengundurkan diri. Pada 21 Mei 1998 di Istana
Merdeka, Presiden Soeharto secara resmi menyatakan
dirinya berhenti menjabat sebagai Presiden Indonesia.
Melalui UUD 1985 Pasal 8, Soeharto segera mengatur
agar Wakil Presiden BJ Habibie disumpah untuk menjadi
penggantinya di hadapan Mahkamah Agung. Sejak saat
itu, kepemimpinan beralih dari Soeharto ke BJ Habibie
dan terbentuk Era Reformasi.
KEBIJAKAN:
• Membentuk Kabinet Persatuan Nasional
• Memisahkan TNI denga Polisi
• Penghapusan Departemen Penerangan dan
Departemen Sosial
• Persetujuan nama Papua dan menggani nama Irisan
Jaya dan Persetujuan pengibaran bendera bintang
kejora sebagai bendera Papua (Desember 1999)
• Memberlakukan DEkrit Presiden 23 Juli 2001 yang
berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan
pemilu dalam waku satu tahun, dan (3) membekukan
Partai Golkar
• Menggalakkan toleransi
• Terlibat dalam skandal Bruneigate dan Buloggate

KEBIJAKAN:
• Membentuk Kabinet Gotong Royong
• Pembentukan KPK
• Privatisasi BUMN
• Penundaan pembayaran utang dan mengakhiri
kerjasama dengan IMF
• Otonomi khusus Aceh dan Papua
• Menaikkan Pendapatan Perkapita
• Pelaksanaan Pemilu 2004yang diikuti 24 parpol.
Pemilihan anggoa legislative (5 April 2004) GOLKAR
Pemilihan presiden secara langsung.
KEBIJAKAN:
• Membentuk Kabinet Indonesia Bersatu
• Konversi minyak tanah ke gas
• Dana Pendidikan 20% dari APBN
• Kesepakatan perdamaian antara RI dan GAM
• Pelunasan utang terhadap IMF dengan dua tahap
• Pemberian BLT dan BLM sebagai pengganti subsidi
kenaikan BBM
• Bailout Bank Century

KEBIJAKAN:
• Membentuk Kabinet Kerja
• Membentuk Kabinet Maju
DAMPAK

• Kebebasan Menyampaikan Pendapat


Presiden BJ Habibie memberikan ruang bagi siapapun yang ingin menyampaikan
pendapat, baik dalam bentuk rapat umum maupun unjuk rasa atau demonstrasi.
Namun, bagi mahasiswa yang akan melakukan aksi unjuk rasa, terlebih dulu
diharuskan untuk mendapatkan izin dari pihak kepolisian dan menentukan lokasi di
mana demonstrasi dilakukan

• Masalah Dwifungsi ABRI


Setelah reformasi dilaksanakan, peran ABRI di perwakilan rakyat DPR mulai
dikurangi secara bertahap, yaitu dari yang tadinya berjumlah 75 orang menjadi 38
orang. Dahulu, ABRI terdiri dari empat angkatan, yakni Angkatan Darat, Angkatan
Laut, Angkatan Udara, dan Kepolisian RI. Namun, sejak tanggal 5 Mei 1999, Polri telah
memisahkan diri dari ABRI dan berganti nama menjadi Kepolisian Negara, istilah
ABRI juga berubah menjadi TNI.

• Reformasi Bidang Hukum


Reformasi hukum ini disesuaikan dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat.
Tindakan BJ Habibie ini pun disambut dengan baik oleh masyarakat luas, karena
mengarah kepada tatanan yang diharapkan masyarakat. Selama masa Orde Baru,
karakter hukum yang berlaku di Indonesia cenderung bersifat konservatif, ortodoks,
dan elitis. Hukum ortodoks sendiri merupakan hukum yang bersifat tertutup,
sehingga masyarakat tidak memiliki peran sama sekali di dalamnya. Hukum pada
masa Orde Baru ini pun kemudian dianggap sebagai bentuk hukum yang mengebiri
Hak Asasi Manusia (HAM). Oleh karena itu, hukum di era Orde Baru tidak lagi
diterapkan pada masa reformasi, karena di era ini, BJ Habibie ingin menciptakan
Pascayang
hukum dilantik menjadi
dapat menjamin Presiden,
keamanan Jokowi
perlindungan tidak membuang
HAM.
waktu. Dengan agenda utama reformasi ekonomi,
konektivitas antar wilayah dan produktivitas,
pemerintahan Jokowi dengan semboyannya “Kerja Kerja
Kerja!” segera mengambil langkah-langkah strategis untuk
mencapai targetnya. Jokowi memilih untuk mengeluarkan
kebijakan yang tidak populer di mata publik: Mengurangi
subsidi energi dan mengalihkannya ke sektor-sektor
produktif dan jaring pengaman sosial.

Anda mungkin juga menyukai