Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM MESIN-MESIN LISTRIK (MELI)


UNIT-03
GDC

Disusun oleh :
Nama : Dovandra Kadi Wano
NIM : 221044010
Jurusan : Teknik Elektro (S-1)

LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK


INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2023
PERCOBAAN UNIT
3 GDC

3.1 Judul Percobaan


a. Pembangkit Arus Searah Shunt

Watak luar (external characteristhic) Pembangkit DC Shunt


U = U (I) | Rf = K, N = K
b. Pembangkit Arus Searah Seri

Watak luar (external characteristhic) Pembangkit DC Seri


U = U (Ia) | Rf = K, N = K
c. Pembangkit Arus Searah Majemuk

Watak luar (external characteristhic) Pembangkit DC Majemuk


o Kumulatif
o Diferensial
o
U = U (Ia) | Rf = K, N = K
3.2 Maksud Percobaan
d. Pembangkit Arus Searah Shunt

Menentukan besar tegangan terminal (U) sebagai fungsi arus beban (I) pada suatu
generator arus searah shunt dengan kecepatan putar (N) dan tahanan untai medan
(Rf) yang tetap.
e. Pembangkit Arus Searah Seri

Menentukan besar tegangan terminal (U) sebagai fungsi arus beban (Ia) pada suatu
pembangkit arus searah seri dengan kecepatan putar (N) dan tahanan untai medan
(Rse) yang tetap.
f. Pembangkit Arus Searah Majemuk
Menentukan besar tegangan terminal (U) sebagai fungsi arus beban (Ia) pada suatu
pembangkit arus searah kumulatif dan diferensial pada kecepatan putar (N) dan
tahanan untai medan yang tetap.

3.3 Ciri – Ciri Mesin


Pembangkit Arus Searah Shunt, Seri, dan Majemuk
g. Pembangkit DC yang kita
selidiki : AMP-MAX : 1.55
VOLT : 230

h. Motor DC sebagai penggerak


Mesin DC Seri : AMP-MAX :
5 VOLT : 180
3.4Teori dan Skema Untai
a.)Pembangkit Arus Searah Shunt
Gambar 3.1. Untai pembangkit arus searah shunt

Keterangan :
RL : Tahanan beban
Rf : Tahanan untai beban (dalam mesin)
Ra : Tahanan dalam jangkar
Hubungannya U = E – IaRa - ∆Eb – eRA
Dimana :
∆Eb : Rugi tegangan pada sikat
eRA : Rugi tegangan akibat reaksi jangkar
apabila mesin dilengkapi dengan kutub bantu atau belitan kompensasi maka eRA = 0
Sehingga :

U = E – Rugi-rugi (Ia.Ra) dan Ia = I +


If Maka dapat ditulis :
U = U(I) | N = k1

| Rf = k2

a) Pembangkit Arus Searah Seri

Gambar 3.2. Untai pembangkit arus searah seri


Keterangan :
Rse : Tahanan medan seri Ra
: Tahanan dalam jangkar RL :
Tahanan beban

Pada pembangkit seri : Ia = If = I


U = E – I (Ra + Rf + Rl)
E = cNΦ
Jadi, bila Φ tetap, maka besar E juga tetap, sehingga dapat kita buat relasi :

U = U (I), N : konstan

Tetapi untuk pembangkit DC seri, pada pengubahan beban (I) putaran N juga
berubah. Dengan demikian, sebetulnya tidak dapat dibuat hubungan tersebut diatas
dengan percobaan yaitu N harus tetap, untuk itu pembuatan relasi tersebut melalui
suatu koreksi. Juga, karena pada pembangkit seri If = I, maka hubungan U = U (I) N
= k yang merupakan hubungan :

U = U (If), N=
kI I >
0
Yang jelas pada pembangkit seri, pada keadaan tak bebrbeban (I = 0), timbul
tegangan kecil, sebagai akibat adanya remanensi magnet.
Jadi, pada keadaan I = 0 pada mesin yang telah dipakai, terdapat U ≠ 0.
b) Pembangkit Arus Searah Majemuk

Gambar 3.3. Untai pembangkit arus searah majemuk

Keterangan :
Rfse : Tahanan medan seri Ra
: Tahanan dalam jangkar
Rf : Tahanan untai medan “shunt”
RL : Tahanan beban
Pada pembangkit majemuk terdapat 2 kumparan pemacu, yaitu shunt dan seri. Untuk
kedua untai medan shunt dan seri tersebut dapat disusun short shunt (seperti pada
gambar) atau long shunt (digambarkan oleh hubungan titik-titik).
Untai medanserinya dihubungkan sedemikian rupa sehingga memperkuat untai
medan parallel/shunt, maka hubungan seperti ini disebut majemuk kumulatif.
Bila untai medan serinya memperlemah untai medan parallel, maka kita sebut
majemuk diferensial. Pembangkit macam ini dipakai untuk hal-hal yang khusus,
seperti las listrik dan sebagainya.

Relasi : Untuk “long shunt” : Ia = Ise – IL +


If Untuk “short shunt” : Ia = If + Ise Ea = VT + Ia Ra
Ise = Il
Juga : Untuk “long shunt” : U = VT – Ia Rfse
Untuk “short shunt” : U = VT + Ifse
Rfse

3.5 Alat yang Digunakan


c) Papan unit Generator DC
d) Voltmeter
e) Amperemeter
f) Tacometer

3.6 Langkah Percobaa


a.Pembangkit Arus Searah Shunt
1. Untai panel sesuai dengan maksud percobaan, satu sebagai generator DC
shunt dan yang lain sebagai moltor DC seri penggeraknya.
2. Sumber motor DC seri diambil dari terminal “DC Supply”.

3. Alat-alat ukur yang dipasang disesuaikan dengan batas ukurnya.

4. Pada setiap penambahan beban, harap diperiksa putaran motor DC seri,


karena putaran motor DC tergantung juga pada perubahan beban, sedang
pada percobaan ini putaran dibuat konstan.
5. Setiap penambahan beban U (volt), I (amp) dicatat.

6. Pada percobaan harga-harga maksimum untuk I dan U jangan dilampaui,


percobaan dimulai dari I = 0 sampai 1.5 amp (1 nominal).
7. Setelah semua terpasang sesuai dengan maksud percobaan, motor DC seri
dijalankan dengan memutar Reostat “DC supply” pelan-pelan dan lihat jarum
pada semua alat ukur arahnya ada yang terbalik atau tidak, kalua ada yang
terbalik Reostat dikecilkan kembali, dan kabel yang masuk pada alat ukur
dibalik polaritasnya.
8. Catat data yang diperoleh dari percobaan tersebut pada lembar pengamatan.

9. Buat grafik U = U (I) Rf =


k N
=k

g) Pembangkit Arus Searah Seri


1. Untai panel sesuai dengan maksud percobaan, satu sebagai pembangkit seri
dan yang lain sebagai motor DC seri sebagai penggeraknya.
2. Sumber pemacu diambil dari terminal “DC supply”.
3. Alat-alat ukur yang dipasang disesuakain dengan batas ukurnya.

4. Pada setiap pengubhan beban (dipakai beban resistifbagian bawah), harap


diperiksa putaran motornya (bila yang digunakan motor DC), Karena putaran
motor DC tergantung juga pada perubahan beban, sedang pada percobaan ini
putaran dibuat konstan.
5. Percobaan dimulai dari arus beban maksimum (lihat di data mesin) sampai
tanpa beban.
6. Pada percobaan ini harga-harga maksimum untuk I dan U jangan dilampaui
(I = 1.5 amd dan U = 220 volt).
7. Setelah semua terpasang sesuai dengan maksud percobaan, motor DC seri
dijalankan dengan memutar Reostat “DC supply” pelan-pelan dan lihat jarum
pada semau alat ukur arahnya ada yang terbalik atau tidak, kalua ada yang
terbalik Reostat dikecilkan kembali, dan kabel yang masuk pada alat ukur
dibalik polaritasnya.
8. Catat data yang diperoleh dari percobaan dalam lembar pengamatan.

9. Buat grafik U = U (I) Rse = k


N =k
h) Pembangkit Arus Searah Majemuk
1. Pada percobaan pembangkit arus searah majemuk dilakukan dua kali
pengamatan.
2. Untai panel sesuai dengan maksud percobaan, satu sebagai pembangkit
majemuk dan yang lain sebagai motor DC seri sebagai penggeraknya.
3. Sumber pemacu diambil dari terminal DC supply.

4. Alat-alat ukur yang dipasang disesuaikan dengan batas ukurnya.

5. Pada setiap pengubahan beban, harap diperiksa putaran motornya (bila yang
digunakan motor DC), karena putaran motor DC tergantung juga pada
perubahan beban, sedang pada percobaan ini putaran dibuat konstan.
6. Percobaan dimulai dari arus beban minimum sampai beban hampir batas
maksimum.
7. Pada prcobaan ini harga-harga maksimum untuk I dan U jangan dilampaui.

8. Setelah seua terpasang sesuai dengan maksud percobaan, motor DC seri


dijalankan dengan memutar Reostat DC supply pelan-pelan dan lihat jarum
pada semua alat ukur arahnya ada yang terbalik atau tidak, kalua ada yang
terbalik Reostat dikecilkan kembali kabel yang ,asuk pada alat ukur dibalik
polaritasnya.
9. Setelah percobaan diatas selesai dilanjutkan dengan percobaan yang kedua
yaitu polaritas pada medan seri dibalik, percobaan dilakukan seperti yang
pertama.
10. Catat data yang diperoleh dari percobaan tersebut dalam lembar pengamatan.
11. Buat grafik U = U (I) If =
k N
=k

3.7 Pertanyaan
1. Apa sebabnya penurunan akibat pembebanan untuk generator arus searah shunt
lebih besar daripada untuk generator arus searah berpenguatan bebas ?
2. Apa sebab hubung singkat pada terminal generator shunt tidak mengakibatkan arus
yang sangat besar ?
3. Sebutkan hal-hal yang menyebabkan kegagalan dalam pembentukan tegangan pada
generator shunt ?
4. Apa kesamaan dan perbedaan antara watak pembangkit seri dan pembangkit lebih

?
5. Carilah watak U sebagai fungsi untuk pembangkit seri (dijabarkan lewat watak tak
bebrbebannya dan berdasarkan pengukuran) !
6. Apa sebab hubung singkat pada terminal pembangkit majemuk diferensial tidak
mengakibatkan arus yang amat besar ?
7. Bagaimana cara supaya pembangkit majemuk kumulatif dapat diatur sehingga
berwatak majemuk kurang, majemuk rata, dan majemuk lebih ?
Gambar 3.1 Skema Generator DC Shunt
14
Gambar 3.2 Skema Generator DC Seri
15
Gambar 3.2 Skema Generator DC Majemuk Panjang
(Long Compound)
16
3.8 Data Hasil Analisis

3.9 Pembahasan

3.10 Kesimpulan
Daftar Pustaka
Modul Praktikum Mesin-mesin Listrik

Catatan :

Nilai Paraf

Anda mungkin juga menyukai