Anda di halaman 1dari 13

INDIKATOR EKONOMI

REGIONAL
Click to add title

➢ Pertumbuhan dan proporsi PDRB


➢ Location Quotient (LQ)
➢ Tipologi Klassen
➢ Shift Share
Pertumbuhan dan Kontribusi Sektoral

➢ Pertumbuhan ekonomi merukan indikator utama karena memberikan implikasi


pada kinerja perekonomian makro yang lain.

➢ Pertumbuhan ekonomi merefleksikan perkembangan aktifitas perekonomian suatu


daerah. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu daerah menunjukkan semakin
berkembangnya aktifitas perekonomian baik aktifitas produksi, konsumsi, investasi
maupun perdagangan di daerah tersebut yang kemudian berdampak pada
penyerapan tenaga kerja.

➢ Kontribusi sektoral dapat dihitung dengan rumus:

𝑌𝑖
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟𝑎𝑙 = 𝑥100%
𝑌
i = sector dalam perekonomian
Tipologi Klassen

➢ Tipologi Klassen mendasarkan pengelompokkan suatu sektor dengan


melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor tertentu terhadap total
PDRB suatu daerah.
➢ Analisis tipologi Klassen, dapat dikelompokkan ke dalam 4 kategori,
yaitu:
▪ Sektor prima
▪ Sektor potensial
▪ Sektor berkembang, dan
▪ Sektor terbelakang
Tipologi Klassen
Penentuan kategori suatu sektor ke dalam empat kategori berdasarkan pada laju pertu
mbuhan kontribusi sektoralnya dan rerata besar kontribusi
sektoralnya terhadap PDRB

Dimana:
𝑌𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 = nilai sektor ke i
𝑌𝑃𝐷𝑅𝐵 = rata-rata PDRB
𝑟𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 = laju pertumbuhan sektor ke i
𝑟𝑃𝐷𝑅𝐵 = laju pertumbuhan PDRB
Location Quotient (LQ)

LQ membantu untuk menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah


dan derajat self-sufficiency suatu sektor

LQ membagi kegiatan ekonomi suatu daerah menjadi 2 golongan:


a. Kegiatan industri yang melayani pasar di darah itu sendiri maupun di luar
daerah yang bresangkutan. Industri seperti ini dinamakan industry basic.
b. Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah tersebut, jenis
ini dinamakan industri non basic atau industri lokal.
Location Quotient (LQ)

• Teori basis ekonomi terjadi karena industri basis menghasilkan barang-barang


dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan,
sehingga penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah
tersebut.
• Terjadinya arus pendapatan dari luar daerah menyebabkan terjadinya kenaikan
konsumsi dan investasi di daerah tersebut, dan pada gilirannya akan menaikkan
pendapatan dan menciptakan kesempatan kerja baru.
• Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya menaikan permintaan terhadap
industri basic, tetapi juga menaikkan permintaan industry non basic (local).
• Kenaikan permintaan akan medorong kenaikan investasi pada industri yang
bersangkutan sehingga investasi modal dalam sektor industri lokal merupakan
investasi yang mendorong (induced) sebagi akibat dari kenaikan industri basis.
Location Quotient (LQ)

Location Quotient (LQ), yaitu usaha mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan (industri)
dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian
daerah itu dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional
atau nasional.

𝑉𝑖 ∗ /𝑉𝑡 ∗ 𝑉𝑖 ∗ /𝑉𝑖
𝐿𝑄 = = ∗
𝑉𝑖/𝑉𝑡 𝑉𝑡 /𝑉𝑡

Dimana:
Vi* adalah pendapatan dari industri di suatu daerah.
Vt* adalah pendapatan total daerah tersebut.
Vi adalah pendapatan dari industri sejenis secara regional / nasional.
Vt adalah pendapatan regional / nasional.
Location Quotient (LQ)
Asumsi LQ adalah semua penduduk di semua daerah mempunyai pola permintaan
yang sama dengan pola permintaan pada tingkat nasional (pola pengeluaran secara
geografis sama), produktivitas tenaga kerja sama, dan setiap industri menghasilkan
barang yang homogen pada setiap sektor.

Bagaimana menginterpretasikan angka LQ?


Andai kata penduduk suatu daerah dapat memenuhi kebutuhannya akan suatu barang
dengan hasil industri sendiri, berarti peranan relatif industri yang bersangkutan dalam
daerah adalah sama dengan peran relatif industri sejenis dalam perekonomian
nasional.
Berarti LQ di daerah industri A adalah 1 (satu) berarti daerah tersebut dapat
“megekspor” hasil industri tektil ke daerah lain. Misalnya LQ 1.5 atau 3/2 artinya 1/3
hasill industri dapat “diekspor”, sedang 2/3 dikonsumsi daerah yang bersangkutan.
Location Quotient (LQ)

Kelemahan LQ:

a. Selera atau pola konsumsi dari anggota masyarakat adalah berlainan baik antara
daerah maupun dalam suatu daerah.
b. Tingkat konsumsi rata-rata untuk suatu jenis barang, untuk setiap daerah
berbeda, artinya konsumsi rata-rata bahan pakaian daerah A lebih besar dari 1
(satu) tetapi daerah A “mengimpor” bahan pakaian, sedang daerah B yang LQ
industri bahan pakaian lebih kecil dari 1 (satu) namun dapat “mengekspor”
bahan pakaian.
c. Bahan keperluan industri berbeda antara daerah. Artinya daerah A memakai
benang tenun dari kapas, sedang daerah B lebih banyak memakai bahan tenun
sintetis. Walaupun industri pemintalan kapas daerah A mempunyai LQ lebih besar
dari 1 (satu), daerah itu mungkin harus mengimpor bahan tenun dari daerah B
yang mungkin industri tekstil di daerah B mempunyai LQ kurang dari 1( satu).
Shift Share
Analisis shift share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis
perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah
administratif yang lebih tinggi (nasional) sebagai referensi atau acuan.

Tujuan analisis shift share adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas
kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang
lebih besar (regional atau nasional).
3 Informasi dasar analisis Shift share:
a. Pertumbuhan ekonomi nasional (national growth effect), yang menunjukkan
bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap
perekonomian daerah.
b. Pergeseran proporsional (propotional shift), yang menunjukkan perubahan
relatif (naik/turun) kinerja suatu sektor di daerah tertentu terhadap sektor
yang sama di tingkat nasional. Pergeseran proporsional disebut juga
pengaruh bauran industri (industry mix).
c. Pergeseran diferensial (differential shift) atau keunggulan kompetitif
membantu kita dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri
daerah (lokal) dengan perekonomian yang dijadikan acuan
Shift Share
Formula yang digunakan untuk analisis shift share
• Dampak nyata pertumbuhan ekonomi daerah:

𝐷𝑖𝑗 = 𝑁𝑖𝑗 + 𝑀𝑖𝑗 + 𝐶𝑖𝑗

• Pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional:

𝑁𝑖𝑗 = 𝐸𝑖𝑗 𝑥𝑟𝑛

• Pergeseran proporsional (proportional shift) atau pengaruh bauran industri:

𝑀𝑖𝑗 = 𝐸𝑖𝑗 (𝑟𝑖𝑛 − 𝑟𝑛 )

• Pengaruh keunggulan kompetitif:

𝐶𝑖𝑗 = 𝐸𝑖𝑗 (𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛 )

Di mana:
• 𝐸𝑖𝑗 PDRB di sektor i daerah j
• 𝐸𝑖𝑛 PDRB di sektor i nasional
• 𝑟𝑖𝑗 laju pertumbuhan sektor i di daerah j
• 𝑟𝑖𝑛 laju pertumbuhan sektor i nasional
• 𝑟𝑛 laju pertumbuhan ekonomi nasional
• i sektor-sektor ekonomi yang diteliti
• j variable wilayah yang diteliti
Shift Share

Dengan kriteria berikut:


𝐷𝑖𝑗 > 0 : sektor i di Provinsi j tergolong progresif
𝐷𝑖𝑗 < 0 : sektor i di Provinsi j tergolong konservatif
𝑁𝑖𝑗 > 0 : pertumbuhan sektor i di Provinsi j secara positif dipengaruhi oleh pertumbuhan
nasional
𝑁𝑖𝑗 < 0 : pertumbuhan sektor i di Provinsi j secara negatif dipengaruhi oleh pertumbuhan
nasional
𝑀𝑖𝑗 > 0 : pertumbuhan sektor i di Provinsi j cepat
𝑀𝑖𝑗 < 0 : pertumbuhan sektor i di Provinsi j lambat
𝐶𝑖𝑗 > 0 : sektor i di Provinsi j dapat bersaing dengan baik dibandingkan dengan wilayah
provinsi lainnya
𝐶𝑖𝑗 < 0 : sektor i di Provinsi j tidak dapat bersaing dengan baik dibandingkan dengan
wilayah provinsi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai