Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN AKHIR STASE

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”I” G1 P0 A0 USIA KEHAMILAN 13 MINGGU


DENGAN MASALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI PUSKESMAS HAMPANG

DISUSUN OLEH:
SARIFAH WILDA EROS TINA
NIM. 11194992210209

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Pada Ny. I


G1P0A0 Usia Kehamilan 13 Minggu Dengan Masalah
Hiperemesis Gravidarum Tingkat I Di Puskesmas
Hampang
NAMA MAHASISWA : Sarifah Wilda Eros Tina
NIM : 11194992210209

Banjarmasin, 9 Juni 2023

Menyetujui,

Puskesmas Hampang Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Preseptor Klinik (PK) Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Preseptor Pendidikan (PP)

Rasmiaty, Am.Keb Siti Noor Hasanah, S.ST., Bdn., M.Keb


NIP.19770525 200604 2 025 NIK.1166072021197

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Pada Ny. I


G1P0A0 Usia Kehamilan 13 Minggu Dengan Masalah
Hiperemesis Gravidarum Tingkat I Di Puskesmas
Hampang
NAMA MAHASISWA : Sarifah Wilda Eros Tina
NIM : 11194992210209

Banjarmasin, 9 Juni 2023

Menyetujui,

Puskesmas Hampang Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Preseptor Klinik (PK) Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Preseptor Pendidikan (PP)

Rasmiaty, Am.Keb Siti Noor Hasanah, S.ST., Bdn., M.Keb


NIP.19770525 200604 2 025 NIK.1166072021197

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Penguji, Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia

Ika Mardiatul Ulfa, SST.M.Kes Ika Mardiatul Ulfa, SST.M.Kes


NIK. 1166122009027 NIK. 1166122009027

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas penyusunan laporan kasus yang berjudul “Laporan Kasus

Asuhan Kebidanan Pada Ny. I G1 P0 A0 Usia Kehamilan 13 Minggu Dengan

Hiperemesis Gravidarum Di Puskesmas Hampang”.

Atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan dari berbagai pihak

tersebut maka penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Dr. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, SKG., M.Pd selaku Rektor Yayasan Indah

Banjarmasin.

2. Dr. Dede Mahdiyah, M.Si selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan

Sumber Daya

3. Hariadi Widodo, S.Ked., MPH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan

dan sistem informasi

4. Dr. Adriana Palimbo, S.Si.T.,M.Kes selaku Wakil Rektor III bidang

Kemahasiswaan dan Kemitraan.

5. Apt. Noval, M.Farm., selaku Dekan Fakultas Kesehatan

6. Ika Mardiatul Ulfa, SST., M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Fakultas Kesehatan dan Penguji yang bersedia memberikan bimbingan,

saran, dan arahan dalam proses Laporan Kasus Akhir Stase

7. Siti Noor Hasanah, S.ST., Bdn., M.Keb selaku Preceptor Pendidik (PP)

yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan

dan perbaikan penulisan laporan akhir stase

8. Rasmiaty, AM.Keb selaku Preceptor Klinik (PK) yang telah membimbing

v
penulisan laporan akhir stase

Penulis menyadari adanya ketidaksempurnaan dari laporan akhir stase

ini, karenanya penulis mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya

membangun untuk menyempurnakan laporan kasus akhir stase ini. Semoga

hasil-hasil yang dituangkan lewat laporan kasus akhir stase ini bermanfaat

bagi pengembangan ilmu kesehatan umumnya dan khususnya dalam

kebidanan.

Banjarmasin, Mei 2023

Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………. ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………... iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………… iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………. vi
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………… 1
A. Latar Belakang…………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………..... 4
C. Tujuan…………………………………………....... 4
1) Umum ………………………………………….. 4
2) Khusus…………………………………………. 4
D. Manfaat…………………………………………….. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………….. 6
A. Pengertian…………………………………………. 6
B. Etiologi/ Penyebab………………………………… 6
C. Patofisiologi/ Mekanisme………………………….. 9
D. Clinical Pathway…………………………………... 10
E. Manisfestasi Klinik/Tanda dan Gejala…………….. 11
F. Komplikasi………………………………………… 11
G. Penatalaksanaan Medis……………………………. 13
H. Penatalaksanaan Kebidanan……………………….. 13
BAB 3 TINJAUAN KASUS………………………………….. 15
A. Subjektif Data…………………………………….. 15
B. Objektif Data……………………………………… 20
C. Analisa Data……………………………………… 22
D. Penatalaksanaan…………………………………… 22
BAB 4 PEMBAHASAN……………………………………… 26
BAB 5 PENUTUP……………………………………………… 28
A. Kesimpulan……………………………………….. 28
B. Saran ………………………………………………. 28
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 29

vi
i
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kejadian Mual dan muntah merupakan hal normal yang sering

terjadi pada usia kehamilan muda dan terbanyak pada usia kehamilan 6-

12 minggu dan akan berakhir dalam 20 minggu pertama kehamilan.

Keluhan ini terjadi 70% - 80% dari seluruh wanita yang hamil (Cathy,

2015). Sekitar 50% - 90% dari seluruh kehamilan disertai dengan mual

dan muntah. Menurut sebuah penelitian terhadap lebih dari 360 wanita

hamil, hanya 2% mengalami mual di pagi hari sedangkan, 80% keluhan

persisten sepanjang hari. Puncaknya pada sekitar 9 minggu kehamilan.

Pada usia kehamilan 20 minggu gejala hiperemesis biasanya berhenti.

Namun, hingga 20% dari kasus, mual dan muntah dapat terus sampai

melahirkan (Grooten et al, 2016)

Sedangkan menurut (Tharpe, Farley & Jordan, 2014) Mual adalah

perasaan yang tidak menyenangkan terkait merasa sakit atau mendorong

untuk muntah, sedangkan muntah adalah pengeluaran isi lambung

melalui mulut akibat spasme otot tidak sadar (dalam Agnes Widdya

Andriani, 2017).“Morning sickness dengan gejala mual muntah terus

menerus, makan sangat kurang sehingga menyebabkan gangguan

suasana kehidupan sehari-hari, dalam situasi demikian disebut

hiperemesis gravidarum (Nugroho, 2014).

Sebuah studi prospektif lebih dari 9000 wanita hamil

menunjukkan bahwa mual muntah terjadi secara signifikan lebih sering

pada primigravida dan pada wanita yang kurang berpendidikan, terlalu

muda, perokok dan kelebihan berat badan atau obesitas. Insiden mual
1
muntah juga lebih tinggi pada wanita dengan riwayat mual dan muntah

pada kehamilan sebelumnya (Grooten et al, 2016). Apabila tidak

tertangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi bahkan kematian

pada ibu dan janin.

Menurut World Health Organization (WHO) jumlah kejadian

hiperemesis gravidarum mencapai 12,5 % dari jumlah seluruh kehamilan

di dunia. (WHO, 2013). Diseluruh dunia diperkirakan setiap tahun terjadi

210 juta kehamilan. Dari jumlah ini 20 juta wanita mengalami kesakitan

sebagai akibat kehamilan. Sekitar 8 juta mengalami komplikasi yang

mengancam jiwa, dan lebih dari 500.000 meninggal, insidensi

terjadinya kasus hiperemesis gravidarum sebesar 0,8 sampai 3,2% dari

seluruh kehamilan atau sekitar 8 sampai 32 kasus per 1.000 kehamilan

di dunia, hampir 50% terjadi di negara-negara Asia Selatan dan

Tenggara, termasuk Indonesia (Yusniar, 2020).

Data dari Puskesmas Hampang pada bulan Februari 2023 terdapat

3 kasus, pada bulan Maret 2023 ada 4 kasus dan pada bulan April 2023

ada 6 kasus ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum, dari sini terlihat

peningkatan kasus setiap bulannya dengan prevalensi hiperemesis

gravidarum sebanyak 29% (12 kasus dari 41 kunjungan K1) selama

priode februari – April 2023.

Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengetahui dan

memahami lebih lanjut tentang penanganan / asuhan kebidanan pada ibu

hamil tersusun sebagai laporan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada

Ny.I G1 P0 A0 Usia Kehamilan 13 Minggu Dengan Hiperemesis

Gravidarum Di Puskesmas Hampang”.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka didapatkan

rumusan masalah pada laporan kasus ini adalah bagaimana

melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum ?

C. Tujuan

1) Umum

Mengidentifikasi asuhan kebidanan pada pasien ibu hamil sesuai

teori yang didapat di perkuliahan dan di aplikasikan di dalam praktik.

2) Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif

Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum Di

Puskesmas Hampang

b. Mengidentifikasi data dan diagnosa, serta masalah dan

kebutuhan pada Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis

Gravidarum Di Puskesmas Hampang

c. Mengidentifikasi penatalaksanaan asuhan kebidanan Pada Ibu

Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Puskesmas

Hampang

d. Mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan Pada Ibu Hamil

Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Puskesmas Hampang

e. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah

dilaksanakan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum

Di Puskesmas Hampang

3
D. Manfaat

1) Manfaat Teoritis

Dapat memberikan asuhan kebidanan sejak kehamilan sesuai standar

asuhan kebidanan.

2) Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Puskesmas

Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan referensi

atau informasi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

khususnya bidan sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada

ibu hamil dengan hiperemesis Gravidarum dan sebagai bahan

evaluasi untuk pencegahan atau penurunan angka kematian ibu

dan angka kematian bayi.

b. Bagi Pendidikan

Memberikan manfaat bagi lembaga pendidik, serta dapat

merencanakan kegiatan pendidikan dalam konteks asuhan

kebidanan secara menyeluruh, khususnya pada ibu hamil

dengan Hiperemesis Gravidarum

c. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menerapkan teori yang telah di dapatkan di

bangku kuliah dengan penerapan di lahan.

4
5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hiperemesis gravidarum (HEG)

Berdasarkan Kemenkes RI (2023) Hiperemesis Gravidarum adalah

mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu

dan keadaan umum ibu hamil menjadi buruk

Sedangkan menurut Morgan (2014) Hiperemesis gravidarum ialah

mual dan muntah yang menetap selama kehamilan yang menganggu asupan

cairan dan nutrisi, biasanya terjadi sebelum 20 minggu kehamilan, cukup

berat sehinggah mengakibatkan penurunan berat badan dan

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

Prawirahardjo (2016) mengatakan bahwa Hiperemesis gravidarum

adalah mual dan muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur

kehamilan 20 minggu, keluhan begitu hebat sampai segala yang dimakan dan

diminum dimuntahkan sehinggah mempengaruhi keadaan umum ibu dan

menganggu pekerjaan sehari-hari , berat badan menurun , dehidrasi dan

terdapat aseton dalam urin

Joseph HK, M. Nugroho S. (2010) juga menyebutkan bahwa

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan

20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan

diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan

pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton

dalam urin bukan karena penyakit seperti appendicitis, pielititis, dan

sebagainya

Hiperemesis gravidarum merupakan keluhan mual dan muntah hebat


6
lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan

kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga

menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan

(Kadir et al, 2019).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum adalah

mual dan muntah menetap lebih dari 10 kali dalam sehari dan terjadi sebelum

kehamilan 20 minggu yang berpengaruh pada kesehatan ibu hamil sehingga

dapat membahayakan janin dan ibu hamil.

B. Etiologi / Penyebab Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.

Beberapa teori menyebutkan penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum

namun tidak ada satupun yang dapat menjelaskan proses terjadinya secara

tepat. Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa faktor predisposisi dan

faktor lain, yaitu :

1) Faktor Predisposisi

a. Primigravida

Dikarenakan faktor adaptasi dan hormonal yang menyebakan

primigravida beresiko terhadap hiperenesis gravidarum. Karena sebagian

kecil primigravda belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen

dan gonadrotopin korionik (Manuaba 2009)

b. Molahidatidosa

Menurut Manuaba (2009;48) menyebutkan bahwa pada mola jumlah

hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi sehingga menyebabkan

hiperemesis gravidarum.

7
c. Kehamilan kembar (Heidi Murkoff,dkk 2006)

Ini merupakan gejala kehamilan yang berebihan. Biasanya jika ada janin

kembar maka ibu akan mengalami mual di pagi hari yang dapat berlipat

ganda. Akan tetapi semua ini juga bisa terjadi pada kehamilan janin

tunggal.

2) Faktor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal

dan perubahan metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari

pihak ibu dan alergi.

3) Faktor psikologis : keretakan rumah tangga, hamil yang tidak

diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan dan sebagainya.

4) Faktor endokrin lainnya yaitu

a. Diabetes

Gejala mual muntah juga disebakan oleh gangguan traktus

digestivus seperti pada penderita diebetes melitus (gastroparesis

diabeticorm). Hal ini disebbkan oleh gangguan mortilitas usus

pada penderita atau pada setelah operasi vagotomi (sastrawinarta,

2005)

b. Grastitis (Muntah tanpa isi)

Vomitus yang terjadi pada saat makan atau segera sesudahnya

dapat menunjukkan vomitus psikogenetik atau ulkus peptikdengan

pilorospasme. Muntah yang terjadi 4-6 jam atau lebih setelah

makan dan mengenai eliminasi jumlah besar makanan yang tidak

ditelan sering menunjukan retensi lambung atau gangguan

esofagus tertentu. Vomitus yang bersifat proyektif atau tanpa

8
didahului nausea menunjukan kemungkinan lesi pada sistem saraf

pusat (Horison. 2000; 243).

C. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya

kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.

Pengaruh fisologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari

sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian

terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah

dapat berlangsung berbulanbulan. Hiperemesis gravidarum yang merupakan

komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus

dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan

alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejalagejala ini hanya terjadi

pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama,

disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan

sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka makan dan

mual,akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat (Prawirohardjo,

2016).

9
D. Clinical Pathway Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Gambar 2.1. Patway Hiperemesis Gravidarum


Sumber : (Paji, 2017)

10
E. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum (HEG)

(Runiari, 2010) menyatakan bahwa tidak ada batasan yang jelas antara

mual yang bersifat fisiologis dengan hiperemesis gravidarum, tetapi bila

keadaan umum ibu hamil terpengaruh sebaiknya dianggap sebagai hiperemesis

gravidarum. Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dapat

dibagi kedalam tiga tingkatan sebagai berikut ;

1) Tingkat I

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini

ibu hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan

merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit,

tekanan darah sistolik menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor

kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.

2) Tingkat II

Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah

kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu

kadang-kadang naik, mata cekung dan sedikit ikterus, berat badan turun,

hemokonsentrasi, oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa

pernapasan karena mempunyai aroma yang khas, dan dapat pula ditemukan

dalam urine.

3) Tingkat III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari

somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta

suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal

sebagai wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus,

diplopia, dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan

11
zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan

terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esofagus,

lambung, dan retina.

F. Manifestasi Klinik Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Manifestasi yang sering dijumpai pada traktus gastrointestinal adalah

morning sickness, emesis gravidarum dan hiperemesis gravidarum. Dibawah

ini dijabarkan perubahan dan berbagai keluhan yang meyertainya.

1) Morning Sickness Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia

relatif akibat turunnya alirandarah menuju otak sehingga glukosa kearah

sistem saraf pusat berkurang. Cara mengatasi jangan terlalu cepat berjalan

dari tempat tidur, duduk dengan tenang sambilberadaptasi pada posisi

duduk sehingga pusing berkurang, minum teh hangat agak manis, setelah

pusing hilang baru kemudiaan diikuti dengan aktivitas biasa.

2) Hiperemesis Gravidarum Mual dan muntah beberapa kali terutama pada

pagi hari, tidak menyebabkan gangguan semua aktivitas sehari-hari. Cara

mengatasinya sama dengan morning sickness, obat yang diperlukan adalah

anti mual, mengganti cairan yang keluar dengan minuman elektrolit.

G. Penatalaksanaan Medis Pada Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum :

1) Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah memberikan

tablet vitamin B6 1,5 mg/hari untuk meningkatkan metabolisme serta

mencegah terjadinya enchepalopaty.

2) Ondansentron 10 mg pada 50 ml intravena memiliki efektifitas yang

hampir sama untuk mengurangi hiperemesis gravidarum dengan

12
pemberian antiistamin Promethazine 50 mg dalam 50 ml intravena. Studi

Ferreira (2010) menunjukkan bahwa tidak terjadi efek teratogenik akibat

penggunaan Ondansentron. (Irianti, 2014).

3) Bila perlu berikan 10 mg doksilamin dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4

tablet/hari(misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi dan 1 tablet

saat siang).

4) Bila belum teratasi tambahkan demenhidrinat 50-100 mg per oral atau

supositoriaberikan 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4

tablet doksilamin/piridoksin) atau prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per

oral atau supositoria (Kemenkes., 2016).

H. Penatalaksanaan Kebidanan Pada Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Penatalaksanaan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis gravidarum

antara lain :

1) Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi jumlah dan

ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan minum cairan yang

mengandung elektrolit atau suplemen lebih sering. Mengkonsumsi

makanan yang tinggi protein dapat mengurangi mual dan melambatkan

aktivitas gelombang dysrhytmic pada lambung terutama pada trimester

pertama dibandingkan dengan makanan yang didominasi oleh karbohidrat

atau lemak.

2) Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan

mengganggu istirahat tidur.

13
3) Meminum air jahe dapat mengurangi mual dan muntah secara signifikan

karena dapat meningkatkan mortilitas saluran cerna, yaitu dengan

menggunakan 1gr jahe sebagai minuman selama 4 hari.

4) Melakukan terapi inhalasi menggunakan parutan kulit jeruk lemon atau

essensial lemon oil. Jeruk lemon cocok sebagai salah satu terapi terutama

saat mual karena bau kulit jeruk lemon yang segar dan kandungan sitrat

dapat membantu meredakan mual. Aroma kulit jeruk lemon dihirup,

molekul masuk ke rongga hidung dan merangsang sistem limbik di otak.

Sistem limbik adalah daerah yang mempengaruhi emosi dan memori serta

secara langsung terikat dengan adrenal, kelenjar hipofisis, hipotalamus,

bagian-bagian tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, stres,

keseimbangan hormon, dan pernafasan. (Berliana, 2019).

5) Melakukan akupuntur atau hypnosis atau akupressur pada titik Nei Guan

(P6) yang dapat menurunkan mual dan muntah secara signifikan.

(kusumaningsih, 2022)

6) Menghindari mengkonsumsi kopi/kafein, tembakau dan rokok, karena

selain dapatmenimbulkan mual dan muntah juga dapat memiliki efek yang

merugikan untuk embrio, serta menghambat sintesis protein

(Irianti, dkk, 2014).

14
BAB 3 TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. I G1 P0 A0 USIA KEHAMILAN 13 MINGGU


DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS HAMPANG

Hari/ Tanggal : Selasa 09 Mei 2023


Tempat : Ruang Poli Kebidanan
Jam Pengkajian : 11.10 WITA

A. DATA SUBJEKTIF
1) Identitas
Istri Suami
Nama Ny. I Tn. W
Umur 19 Tahun 25 Tahun
Agama Islam Islam
Suku/ Jawa/ Jawa /Indonesia
Bangsa Indonesia
Pendidikan SMK SMK
Pekerjaan IRT Petani
Alamat Lalapin Lalapin

2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan keluhannya mual muntah lebih dari 10 kali dalam sehari, nyeri ulu
hati, badan lemas, 4 hari susah makan hanya minum air sirup hangat saja

3) Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 18 tahun, dengan suami sekarang.

4) Riwayat Haid
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Teratur/tidak :Teratur
d. Lamanya : 5-6 hari

15
e. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari
f. Dismenorhoe : Tidak ada
g. HPHT : 06-02-2023
h. Taksiran partus : 13-11-2023
i. Usia kehamilan : 13 minggu

5) Riwayat Obstetri
Penyulit
Tahun Kehamilan Persalinan Bayi KET
Nifas
No
Tempat / BB PB Keadaan
UK Penyulit Cara Penyulit Sex
Penolong gr cm Lahir

Hamil
1 2023
ini

6) Riwayat keluarga berencana


a. Jenis : ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kb
b. Lama : -
c. Masalah : Tidak ada masalah

7) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti kencing
manis, darah tinggi, dan asma.
Ibu juga tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis,
TBC,HIV/AIDS dan penyakit kronis seperti jantung.
b. Riwayat kesehatan keluarga :
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit keturunan
seperti kencing manis, darah tinggi, asma, penyakit menular seperti hepatitis,
TBC, HIV/AIDS dan tidak menderita penyakit kronis seperti jantung.

8) Keadaan kehamilan sekarang


a. Selama hamil ibu diperiksa : di Bidan Desa
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 7 minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan :
16
Trimester I : 1 kali
Trimester II : -
Trimester III : -
d. Status Imunisasi TT
TT 1 = 10-06-2022
TT 2 = 10-07-2022
e. Keluhan/masalah yang dirasakan ibu:
Mual muntah lebih dari 10 kali dalam sehari, nyeri ulu hati, badan lemas, 4
hari susah makan hanya minum air sirup hangat saja

9) Data kebutuhan sehari-hari


a. Nutrisi
Sebelum hamil Saat hamil

Jenis yang Nasi, lauk, sayur Roti dan air sirup hangat
dikonsumsi danair putih
Frekuensi 3 x sehari Sesuai keinginan

Porsi makan 1 piring Sesuai keinginan

Pantangan Tidak ada Tidak ada

b. Eliminasi
BAB
Sebelum hamil Saat hamil

Frekuensi 1 x sehari 1 x sehari

Konsistensi Lembek Lembek

Warna Kecoklatan Kecoklatan

BAK
Sebelum hamil Saat hamil

Frekuensi 3-4 x sehari 5-7 x sehari

Warna Jernih Jernih

Bau Khas urine Khas urine

17
c. Personal hygiene
Frekuensi mandi : 2 x sehari
Frekuensi gosok gigi : 2 x sehari
Frekuensi ganti pakaian/jenis : Sesuai kebutuhan
d. Aktifitas
Sebelum hamil Saat hamil

Ibu biasa mengerjakan pekerjaan Ibu biasa mengerjakan pekerjaan


rumah tangga seperti mencuci, rumah tangga seperti mencuci,
menyapu dan memasak. menyapu dan memasak namum
ibu sedikit cepat lelah.

e. Tidur dan istirahat

Sebelum hamil Saat hamil

Siang hari 1-2 jam 1-2 jam

Malam hari 7 -8 jam 5-6 jam

Masalah Tidak ada Tidak ada

f. Data seksual

Sebelum hamil Saat hamil


Masalah Tidak ada Tidak ada

18
10) Data psikososial dan spiritual

a. Tanggapan ibu terhadap : Ibu mengatakan


keadaan dirinya keadaannya baik
b. Tanggapan ibu terhadap : Ibu mengatakan
kehamilannya senang dengan
kehamilannya
c. Ketaatan beribadah : Ibu mengatakan
bahwa ia menjalankan
sholat 5 waktu
d. Pemecahan masalah dari ibu : Suami
e. Pengetahuan ibu terhadap : Ibu mengatakan
kehamilannya memperoleh
pengetahuan tentang
kehamilannya dari
tenaga kesehatan
f. Lingkungan yang berpengaruh Ibu
tinggal bersama : Suami
Hewan Piaraan : Tidak ada
g. Hubungan sosial ibu dengan mertua : Ibu mengatakan
,orang tua dan keluarga hubungan dengan
keluarganya baik
h. Penentu pengambil keputusan : Suami
i. Jumlah penghasilan keluarga : Mencukupi
j. Yang menanggung biaya ANC : Suami
dan persalinan

19
B. OBJECTIVE DATA
1) Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan :
Sebelum hamil : 55 kg
Selama hamil : 52 kg
d. Tinggi badan : 150 cm
e. LILA : 25 Cm
f. IMT : 52 kg/1.50 x 1.50 = 23.15
g. Tanda Vital : TD : 107/76 mmHg N : 102x/menit
T : 37 °C R : 20 x/menit
2) Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi & palpasi
Kepala : Rambut bersih, tidak rontok, tidak berketombe, tidak teraba ada
benjolan yang abnormal.
Muka : Tampak pucat, tidak tampak oedema, tidak tampak cloasma
gravidarum.
Mata : Tampak simetris, tampak cekung, konjungtiva tidak tampak
pucat, sclera tidak tampak kuning
Telinga : Tampak simetris, tampak bersih, tidak ada pengeluaran serumen.
Hidung : Tampak Bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak ada
pergerakan cuping hidung, dan tidak ada nyeri tekan.
Mulut : Bibir tampak pucat, lidak tampak kering, tidak ada caries gigi,
tidak ada sariawan.
Leher : Tidak terlihat dan tidak teraba pembesaran vena jugularis dan
Pembengkakan kelenjar tiroid, kelenjar limfe
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dada saat inspirasi dan
ekspirasi.
Payudara : Tampak simetris, tampak hyperpigmentasi kulit pada areola,
putting susu menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
abnormal, kolostrum belum keluar
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas operasi, TFU 1 jari di atas sympisis
pubis,
20
Tungkai : tidak tampak varises, tidak tampak oedem da tidak teraba oedem
pada pretibia
Genetalia : Tidak ada pengeluaran lender bercampur darah dan cairan
sesuai kehamilan, tampak Linea nigra, tidak tampak striae
gravidarum, tidak terdapat luka bekas operasi.
b. Perkusi
Refleks Patella : Kanan (+) / Kiri (+)
Cek Ginjal : Kanan (-) / Kiri (-)

3) Pemeriksaan penunjang Laboratorium


HB : 12,1 gr/dl
Keton :(-)
Albumin :(-)
Reduksi :(-)
HIV : Non reaktif
HbsAg : Non reaktif
Sars Covid : Negative
Golongan darah : B

C. ANALISA DATA
1) Diagnosa Kebidanan : G1 P1 A0 Usia Kehamilan 13 Minggu Dengan Masalah
Hiperemesis Gravidarum Tingkat I
2) Masalah : kecemasan
3) Kebutuhan : Pemberian Terapi Farmakologi dan Non Farmakologi
serta dukungan psikologis
4) Potensian Masalah : Hiperemesis Gravidarum Tingkat II, BBLR, IUGR

D. PELAKSANAAN
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum, tanda tanda vital TD
: 107/76 mmHg, N : 80 x /menit , R : 20 x/menit, suhu : 36,5oC, dan kondisi
ibu dalam keadaan lemas dan kurang baik.
“Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan”
Rasional tindakan : Pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang berkaitan
21
dengan keadaan penyakit yaitu tentang diagnosis, tindakkan medik yang akan
dilakukan, segala resiko dari tindakkan medik tersebut Hal ini dimaksudkan
sebagai upaya untuk menanggulangi masalah dan mencegah terjadinya mal
praktik medik di bidang kesehatan sehingga dapat meningkatkan sikap tindak
yang hati-hati dari tenaga kesehatan itu sendiri. (Valery M.P. Siringoringo et al,
2017).
2) Mengurangi kecemasan ibu terhadap keluhanan muntahnya dengan cara
menjelaskan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya selama
masa kehamilan yaitu mual muntah yang dialami sebagian besar wanita hamil
disebabkan oleh factor social, psikososial dan factor bilogis yakni adanya
perubahan pada system endokrin, salah satunya penyebabnya dipicu oleh
peningkatan estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh Human Chorionic
Gonadotropine (HCG) dalam serum dan menyebabkan perubahan metabolisme
karbohidrat.
“ibu mendengarkan dengan baik penjelasan bidan dan mengatakan sudah
paham ”
Rasional Tindakan : Ibu hamil perlu mengetahui perubahan yang terjadi pada
tubuhnya, Agar mampu beradaptasi dan menerima perubahan-perubahan
tersebut sehingga dapat menjalankan kehamilan yang sehat dan lancer. (Irianti
et al., 2015).
3) Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan cara
mengatur pola makan yaitu makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering,
menghindari makanan yang digoreng, berminyak, bersantan, rasa pedas,
banyak mengandung gas, berbau menyengat dan mengkonsumsi apa saja yang
ingin ibu makan dan ibu suka
“ibu mendengarkan dengan baik penjelasan bidan dan sudah mulai bisa
mengkonsumsi roti, biscuit, beberapa potong buah serta menghindari makanan
yang membuat mual dan muntah”
Rasional tindakan: Agar ibu dapat mengerti apa saja yang harus dihindari dan
menerapkan diet hiperemesis III
(Paji, 2017)
4) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi rebusan air jahe dan air tebu dengan
cara takaran 100ml air tebu dikombinasi dengan 10ml air jahe diminum 3kali
sehari selama 4hari.
22
“ibu mengerti dan mau menuruti arahan dari bidan”
Rasional tindakan: Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum dapat
menerapkan pengobatan herbal untuk mengurangi mual muntah salah satunya
mengkonsumsi air tebu kombinasi dengan air jahe sehingga bisa mengurangi
penggunaan obat farmakologi, karena zat-zat aktif seperti kandungan minyak
Atsiri Zingiberena, Zingiberol, Bisabilena, Kurkuman, Gingerol, Flandrena, vit
A dan resin pahit yang terkandung didalamnya dapat memblok serotonin yaitu
suatu neurotransmitter sistem saraf pusat dan sel-sel enterokromafin dalam
saluran pencernaan dengan menghambat induksi HCG ke lambung, sehingga
otot-otot pencernaan mengendur dan melemah kemudian menimbulkan
perasaan nyaman dalam perut dan mual muntah dapat berkurang.
(Wardani, 2020)
5) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur siang 1-2 jam dan
tidur malam sekurang kurangnya 6-7 jam, mengurangi pekerjaan rumah
tangga, menghindari minun air putih sebelum tidur serta menghirup aroma
terapi kulit jeruk lemon dengan cara mencampurkan 1sendok the parutan kulit
jeruk lemon ke dalam 150cc air hangat, kemudian hirup aromanya selama 3-5
menit, dilakukan 3x sehari. Atau dengan cara yang lebih praktis dengan
menambahkan 2-3 tetes lemon essential oil ke dalam diffuser dan nyalakan. Isi
diffuser dengan air sampai garis pada alat tercapai. Kemudian, dengan
menggunakan penutup yang disertakan, kencangkan diffuser pada tempatnya.
Kemudian nyalakan diffuser hingga uap air dari campuran minyak atsiri lemon
mulai keluar, dan tarik napas dalam-dalam untuk menikmati aroma yang keluar
dari uapnya, dilakukan selama 15-20 menit.
“Ibu bersedia untuk melakukan anjuran bidan”
Rasional Tindakan : Kelelahan sering terjadi pada ibu hamil trimester I, diduga
hal ini berkaitan dengan faktor metabolisme yang rata-rata menurun pada ibu
hamil, sehingga ibu hamil harus mengatur aktifitas sehari-hari untuk
mendapatkan istirahat ekstra (Lestari, 2022) dan Setiap kulit jeruk memiliki
efek farmakologis yang unik, seperti antibakteri, antivirus, diuretik,
vasodilator, penenang, dan merangsang adrenal. Aromaterapi lemon dapat
mengurangi mual muntah karena memiliki kandungan limonene. Limonene
merupakan komponen utama dalam senyawa kimia aromaterapi lemon yang
dapat menghambat kerja prostaglandin sehingga dapat mengurangi rasa nyeri,
23
mengontrol siklooksigenase I dan II, mencegah aktivitas prostaglandin dan
mengurangi rasa sakit termasuk mual muntah. (Fatikhah, 2022)
6) Mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan akupresur pada titik Neiguan
(P6) yang terletak di tiga lebar jari proksimal pada pergelangan tangan kanan
atau kiri, di lengan bawah bagian dalam, di antara dua tendon, dilakukan
dengan penekanan langsung maupun menggunakan gelang tangan (Wrist Band)
selama 5-30 menit.
“Ibu dan pendamping mampu mempraktikkan kembali apa yang diajarkan”
Rasional tindakan : Intervensi non farmakologi lain nya yang dapat digunakan
adalah akupresur, karena akupresur adalah cara yang cepat dan murah untuk
mengatasi mual, tanpa efek samping berbahaya, dan sangat efektif menurunkan
mual muntah. Penekanan atau stimulasi pada titik pericardium 6 dapat
meningkatkan pelepasan beta-endorphin di hipofisis dan adrenocortikotropic
(ACTH) sepanjang chemoreceptor tringger zone (CTZ) yang dapat menghambat
pusat muntah dan mengontrol fungsi usus dan sirkulasi dinamis dengan
merangsang jalur meridian dalam tubuh.
(Fatikhah, 2022)
7) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologi
“ Kolaborasi dilakukan, ibu mendapat terapi obat vitamin B6 3x1 dan Vitamin
B12 1x1”
Rasional tindakan: Salah satu tugas bidan sebagai pelaksana adalah tugas
kolaborasi. Bidan bersama dokter bertanggung jawab atas asuhan pada ibu
hamil yang mempunyai komplikasi medis. (Astuti, Sri dkk, 2017)
8) Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 x dalam sebulan atau
jika keluhan mual muntah belum teratasi dan semakin sering. Karena selama
hamil diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan minimal sebanyak
6 kali, yaitu 2x pada trimester 1, 2x pada trimester 2, dan 3kali pada trimester
3, dengan pemeriksaan oleh dokter diwajibkan 1x di trimester 1 dan 1x di
trimester 3. Selain itu, ibu juga dapat mengikuti kelas ibu hamil dan melakukan
prenatal yoga
“Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang”
Rasional Tindakan : Agar kesehatan ibu hamil terpantau, ibu hamil harus
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat dan mengikuti kelas ibu
hamil. Karena dalam kegiatan kelas ibu hamil, Ibu akan mendapatkan
24
pengetahuan baru seputar kehamilan, persiapan menghadapi persalinan sampai
dengan pengetahuan tentang kesehatan nifas dan perawatan bayi serta balita.
Selain itu adanya interaksi dengan orang lain yang mengikuti kelas ibu hamil
akan membuat ibu lebih terbuka untuk menceritakan keluhan atau apa yang
sedang dirasakan, sehingga akan terjadi sharing informasi dan pengalaman
menghadapi keluhan tesebut dari orang lain yang pernah mengalami hal yang
sama, dalam kelas ibu hamil juga terdapat senam hamil atau prenatal yoga
yang dapat membuat rileksasi selama masa kehamilan dan juga memperlancar
proses persaliann nantinya. Sedangkan kunjungan ulang yang dilakukan untuk
mengetahui, memantau dan mengevaluasi kesehatan ibu dan bayinya.
(Buku KIA, 2023)

25
BAB 4
PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan ini, penulis akan membahas beberapa hal yang berkaitan

dengan pelaksanaan “Asuhan Kebidanan pada Ny. I G1P0A0 usia kehamilan 13 minggu

dengan hyperemesis gravidarum (HEG). Datang pada tanggal 09 Mei 2023 Pukul

11.00 Wita di Ruang Poli KIA Puskesmas Hampang. Dalam penatalaksanaan asuhan

kebidanan menggunakan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP.

Sebelum melakukan anamnesa dan pemeriksaan, peneliti melakukan informed

consent kepada Ny. I, klien bersedia dan setuju untuk dilakukan Asuhan kebidanan

Kehamilan.

1. Data Subjektif

Dari pengkajian data subjektif pada Ny. I, peneliti menerapkan

penatalaksanaan asuhan kehamilan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan

dengan 14 T dimulai dari anamnesa yang meliputi identitas, keluhan yang

dirasakan, riwayat kehamilan yang sekarang dan yang lalu, riwayat kesehatan,

riwayat psiko-sosial dan aktifitas sehari-hari serta dilakukan pemeriksaan tanda-

tanda vital, pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, dan auskultasi serta

pemeriksaan penunjang. (Ummi,dkk, 2012)

Pemeriksaan subjektif ibu mengatakan keluhannya mual dan muntah, nyeri

ulu hati, badan lemas, 4 hari susah makan hanya minum air sirup hangat saja. Dari

pola istirahat malam hari, ibu hanya tidur sekitar 5-6 jam saja, sering terbangun

karena mual dan ingin kencing. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan

praktik lapangan karena dari ini terlihat bahwa hal ini merupakan gejala yang biasa

terjadi di trimester awal kehamilan, seperti sering kencing dan mual muntah, yang

sering dialami pada ibu hamil yang merupakan salah satu gejala paling awal pada
26
kehamilannya, lalu berlanjut ke muntah yang terus-menerus disertai dengan

penurunan nafsu makan dan minum, bahkan sampai memuntahkan semua yang

dimakan dan diminum, berat badan cepat menurun, dan ada rasa haus yang hebat

(Rahma, 2016)

Ny. I mengatakan ini adalah kehamilan Pertama dan sebelumnya tidak

pernah keguguran, usianya saat ini 19 tahun, pendidikan terakhirnya adalah SMK,

sukunya Jawa. Dilihat dari riwayat obstetrik yang merupakan primigravida, sejalan

dengan teori etiologi hyperemesis gravidarum yang menyebutkan bahwa

primigravida merupakan salah satu factor predisposisi dari etilogi hyperemesis

gravidarum. Sehingga dari data subyektif tidak terdapat perbedaan antara teori

dengan kenyataan yang ada,

2. Data Objektif

Pada pemeriksaan fisik pada Ny. I didapatkan hasil secara umum kedaan

lemas kesadaran compos mentis. Pada saat pemeriksaan tanda-tanda vital, terdapat

penurunan tekanan darah sistolik yaitu 107/76 mmHg yang turun dari hasil

pemeriksaan sebelumnya yaitu 114/88mmHg, frekuensi denyut nadi meningkat

menjadi 102 x/menit, berat badan turun perlahan menjadi 52kg sedangkan Ny. I

mengatakan berat badan sebelum sekarang 55 Kg. Pada inspeksi mata terlihat

cekung, namun konjungtiva tidak pucat, sedangkan bibir telihat pucat dan lidah

tampak kering, diperkuat dengan hasil pemeriksaan penunjang / laboratorium yakni

hasil pemeriksaan Keton (-).

Dari hasil data objektif sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa

Hiperemesis gravidarum tingkat I ditandai oleh muntah yang terus-menerus disertai

dengan penurunan nafsu makan dan minum. Terdapat penurunan berat badan dan

27
nyeri epigastrium. Pertama-tama isi muntahan adalah makanan, kemudian lendir beserta

sedikit cairan empedu, dan dapat keluar darah jika keluhan muntah terus berlanjut.

Frekuensi nadi meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan darah sistolik

menurun. Pada pemeriksaan fisik ditemukan mata cekung, lidah kering, penurunan

turgor kulit dan penurunan jumlah urin. Hal ini berarti tidak terdapat kesenjangan

antara teori dengan praktik lapangan tentang klasifikasi tingkatan hyperemesis

gravidarum berdasarkan berat dan ringannya gejala (Yusniar 2022).

3. Analisis Data

Bidan perlu mengidentifikasi dengan menggunakan pendekatan asuhan

yaitu diagnosa/masalah yang telah diperoleh dari hasil pengkajian data subjektif

dan objektif (Nurhidayanti, 2023). Analisa data terdiri dari penentuan diagnosis,

menentukan masalah, dan kebutuhan pada ibu hamil. Analisa data ini ditentukan

berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif. Pada kasus ini penulis

dapat menegakkan diagnosa kebidanan yaitu dan masalah yaitu G1 P0 A0 Usia

Kehamilan 13 Minggu dengan masalah Hiperemesis Gravidarum Tingkat I

Dalam penegakkan diagnosa ini sesuai dengan teori bahwa diagnosa

potensial yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi. Pada langkah ini penting sekali untuk memberikan atau melakukan

asuhan yang aman pada ibu hamil dengan Hieremesis gravidarum (Walyani, 2015)

4. Penatalaksanan

Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny.I Menganjurkan ibu untuk

memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan cara mengatur pola makan yaitu makan

dengan porsi kecil, tetapi lebih sering, menghindari makanan yang digoreng,

28
berminyak, bersantan, rasa pedas, banyak mengandung gas, berbau menyengat dan

mengkonsumsi apa saja yang ingin ibu makan dan ibu suka. Mengatur pola

istirahat. Menganjurkan terapi nonfarmakologi seperti menghirup aromaterapi kulit

jeruk lemon, minum air jahe dan air tebu, serta akupresur pada tiik Neiguan (P6).

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologi, yaitu obat vitamin

B6 3x1 dan Vitamin B12 1x1, serta mengikuti kelas ibu hamil dan prenatal yoga.

Berbagai terapi non farmakologi dapat diterapkan dalam penanganan

hiperemesis gravidarum, seperti meminum rebusan air tebu dan jahe. Tebu dan jahe

sebagai salah satu tanaman herbal yang dapat mengurangi mual muntah. Tebu

mengandung glukosa untuk penekanan asam didalam lambung dan dapat

mengurangi mual muntah. Jahe mengandung gingerol dapat memperlancar

peredaran darah (Waradani, 2020). Publikasi dalam University of Mayland Medical

Center, menjelaskan pada saat hamil mengkonsumsi 1 gram ekstrak jahe setiap hari

sangat efektif dan aman untuk mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari yang

sering dirasakan. Selama 4 hari diberikan 1 gram jahe pada wanita hiperemesis

setelah pengobatan, penurunan yang signifikan terjadi dalam mual dan muntah

(Fitria, 2013).

Beberapa literature review juga menyebutkan bahwa pemberian seduhan

jahe lebih efektif menurunkan mual dan muntah dibandingkan seduhan daun mint.

Dalam beberapa jurnal lain juga disebutkan bahwa terapi jahe juga berkaitan

dengan penurunan mual muntah pada hiperemsesis gravidarum tingkat I baik terapi

jahe tunggal dalam bentuk serbuk, jahe segar, sirup, ekstrak, permen, maupun

dikombinasi dengan air gula, air tebu, dan madu.

Selain minuman, terapi inhalasi juga terbukti efektif untuk menurunkan

frekuensi mual muntah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Berliana, 2019)

29
menunjukkan bahwa memberikan terapi aroma kulit jeruk lemon selama 6 hari

dapat mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual muntah dan didapatkan data bahwa mual muntah pada

klien menurun dari 12 kali menjadi 3 kali. Terapi aroma kulit jeruk lemon

bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi

lebih baik. Setiap kulit jeruk memiliki efek farmakologis yang unik, seperti

antibakteri, antivirus, diuretik, vasodilator, penenang, dan merangsang adrenal.

Aroma kulit jeruk lemon dihirup, molekul masuk ke rongga hidung dan

merangsang sistem limbik di otak. Sistem limbik adalah daerah yang

mempengaruhi emosi dan memori serta secara langsung

terikat dengan adrenal, kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang

mengatur denyut jantung, tekanan darah, stres, keseimbangan hormon, dan

pernafasan

Terapi non farmakologi yang lebih murah, mudah dan praktis dari minuman

dan aromaterapi adalah dengan menggunakan terapi akupresur. Hasil penelitian

(Retno, 2023) menyebutkan bahwa terapi akupresur dapat diterapkan sebagai terapi

non farmakologi untuk mengurangi frekuensi mual muntah pada kehamilan. Titik

akupresur pada perikardium 6 dianggap sebagai titik utama untuk mengurangi mual

dan muntah. Titik Neiguan (P6) terletak tiga lebar jari proksimal pada pergelangan

tangan di lengan bawah bagian dalam, di antara dua tendon. Penekanan di titik ini

dapat dilakukan dengan penekanan langsung maupun menggunakan gelang tangan

(Wrist Band). Penekanan atau stimulasi pada titik pericardium 6 dapat

meningkatkan pelepasan beta-endorphin di hipofisis dan adrenocortikotropic

(ACTH) sepanjang chemoreceptor tringger zone (CTZ) yang dapat menghambat

pusat muntah dan mengontrol fungsi usus dan sirkulasi dinamis dengan merangsang

30
jalur meridian dalam tubuh (Kusumaningsih, 2022).

Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, akupresur titik P6 atau Nei-Guan

membawa keseimbangan kekuatan hidup energi atau Chi ke median perikardial.

Median perikardial mengontrol fungsi jantung dan pernapasan. Titik Nei-Guan

yang terletak di pergelangan tangan kanan adalah tempat energi negatif dari jantung

keluar dari tubuh, dan titik Nei-Guan di pergelangan tangan kiri adalah tempat

energi positif masuk dari luar ke dalam tubuh. Ketika ada keseimbangan antara Yin

dan Yang, mual akan terkontrol. Melalui peningkatan aliran darah ke organ-organ

internal yang terhubung ke setiap titik saraf, fungsi lambung dan usus dapat

ditingkatkan. Selain itu, muntah karena kehamilan dapat dihentikan melalui

peningkatan fungsi lambung. Dengan melakukan akupresur (P6) menghilangkan

ketidaknyamanan dada, menstabilkan janin dan menghentikan muntah.

Asuhan kebidanan yang di berikan kepada Ny.I di ruang Poli Kebidanan

Puskesmas Hampang sudah sesuai dengan teori. maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. Menurut MNH (Maternal Neonatal

Health) asuhan antenatal atau yang dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin

yang dilakukan oleh bidan dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan

pada ibu hamil hingga persiapan persalinannya. Dengan memberikan asuhan

antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe

motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan

perinatal (Tyastuti, Wahyuningsih, 2016)

31
BAB 5

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mual dan muntah berlebihan disebut hiperemesis gravidarum,

biasanya terjadi pada awal-awal kehamilan hingga kehamilan memasuki

minggu ke 20. Pada usia kehamilan memasuki 14 minggu (trimester pertama)

mual muntah ibu menjadi lebih berat. Keadaan ini dapat mempengaruhi

aktivitas sehari-hari dan keadaan umum ibu, karena semua makanan dan

diminum yang dikonsumsi ibu akan kembali dimuntahkan. Mual biasanya

terjadi pada pagi hari, namun bisa juga terjadi kapan saja bahkan malam hari.

Sekitar 50-90% dari seluruh kehamilan disertai mual dan muntah. Sebuah

penelitian terhadap lebih dari360 ibu hamil menemukan bahwa hanya 2%

yang mengalami mual muntah di pagi hari, dan 80% yang mengeluh mual

muntah di sepanjang hari. Puncaknya biasanya terjadi pada sekitar minggu ke

9 (trimester I). Namun pada minggu ke 20 mgejala hiperemesis gravidarum

biasanya berhenti. (Nurhidayanti, 2023)

Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus

memberikan pelayanan secara komprehensif/menyeluruh. Karena dapat

dikatakan bahwa setiap wanita hamil mempunyai risiko untuk mengalami

komplikasi dan harus mempunyai akses terhadap asuhan yang berkualitas.

Dalam melakukan diagnosa didasarkan pada data-data yang terkumpul

saat pengkajian. Penetapan rencana yang diberikan pada kepada Ny.I di

ruang Poli Kebidanan Puskesmas Hampang sudah sesuai dengan teori yakni

sesuai dengan kebutuhan ibu. Teori yang digunakan diterapkan sehingga tidak

32
ada kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan. Menerapkan teori

dalam kenyataan sangat diperlukan agar pekerjaan lebih efektif dan terarah

ketika kita hendak melakukan suatu tindakan, diharapkan seluruh petugas

kesehatan juga dapat menerapkan teori dalam lahan praktiknya.

B. Saran

1. Bagi Institusi Puskesmas

Laporan Studi kasus dapat di jadikan sebagai bahan masukan bagi

tempat peraktek terutama bagi bidan serta tenaga kesehatan untuk

meningkatkan tatalaksana kasus dan melakukan tindakan promotif seperti

penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan atau KIE

(Komunikasi Informasi Edukasi) sehingga dapat mencegah terjadinya

komplikasi.

2. Bagi Pendidikan

Di harapkan agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi

mahasiswa dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang lebih

luas dalam mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga

dapat menghasilkan bidan yang terampil, profesional dan mandiri

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Studi Kasus Komprehensif ini dapat menambah pengetahuan serta dapat

mengaplikasikan pendidikan yang di peroleh peneliti.

33
9
7

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Jakarta: Erlangga
Berliana. 2019. Aplikasi Terapi Aroma Kulit Jeruk Lemon Untuk
Mengatasi Ketidakseimbangan Nutrisi Pada Ibu Hamil
Trimester 1 Dengan Hiperemesis Gravidarum. Program Studi D3
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
Fatikhah. 2022. Literatur Review: Intervensi Non Farmakologi Terhadap
Penurunan Frekuensi Mual Dan Mutah Pada Ibu Emisis Gravidarum. Stikes
Muhammadiyah Kendal. Jurnal Surya Muda, 4 (1), Morgan Geri. 2016.
Obstetri & Ginekologi. Jakarta: EGC. Edisi kedua
Fitria, F, dan Sitohang, N A, 2013. Efektifitas jahe untuk mual muntah pada
kehamilan trimester I di Puskesmas Dolok Masihul Kec. Dolok Masihul,
Kab.Serdang Bedagai Tahun 2013.
Hani, Ummi dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika
Iris J. Grooten., Ben W. Mol, Joris A. M. van der Post, Carrie Ris-Stalpers.,
Marjolein Kok., Joke M. J. Bais., Caroline J. Bax., Johannes J. Duvekot.,
Henk A. Bremer., Martina M. Porath., Wieteke M. Heidema., Kitty W. M.
Bloemenkamp., Hubertina C. J. Scheepers., Maureen T. M. Franssen.,
Martijn A. Oudijk., Tessa J. Roseboom and Rebecca C. Painter. (2016) Early
nasogastric tube feeding in optimizing treatment for hyperemesis gravidarum: the
MOTHER randomised controlled trial (Maternal and Offspring outcomes after Treatment
of HyperEmesis byRefeeding). BMC Pregnancy and Childbirth. Diakses tanggal
28 Mei 2016
Joseph, H K. 2010. Ginekologi dan Obstetri (Obsgyn). Yogyakarta: Nuha Medika
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2023. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Kusumaningsih, M R. 2022. Akupressure Sebagai Terapi Mual Muntah
Pada Ibu Hamil. https://doi.org/10.55116/SPICM.V1I1.3
Nurhidayanti. 2023. Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Care Patologi pada
Ny “K”dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I Gestasi 12 Minggu 2 Hari
di RS Al-Jala Ammari Makassar. UIN Alauddin Makassar. Jurnal midwifery
Vol. 5 No. 1 (2023) 10.24252/jmw.v5i1.33340
34
9
7

Paji, L H L. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Ny M. U Dengan Hiperemesis


Gravidarum Di Ruangan Flamboyan Rsud Prof. Dr. W.Z Johannes Kupang.
Program Studi Diploma Iii Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Citra
Husada Mandiri Kupang
Prawiroharjo, S. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Edisi keempat, Cetakan kelima
Putri, dkk. 2017. “Efektifitas Pemberian Jahe Hangat Dalam Mengurangi Frekuensi
Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I.” Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Parepare.
Rahma, Marliana. 2016. Asuhan Pada Ibu Hamil Trimester I Dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat I. Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2 No. 02,
Juli 2016
Retno, Sri Nowo. 2023. Pengaruh Tindakan Akupresur Terhadap Mual Muntah Di
Titik Pericardium 6 Pada Ibu Hamil Trimester 1 Di Penawar Jaya Kec.
Banjar Margo Kab. Tulang Bawang. Universitas Aisyah Pringsewu.
Tyastuti, Siti. Wahyuningsih, Heni P. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Valery M.P. Siringoringo et al, 2017. Pengaturan Perlindungan Hukum Hak-Hak
Pasien Dalam Peraturan Perundang-Undangan Tentang Kesehatan Di
Indonesia. Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. http://www.ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
Wardani. 2020. Efektifitas Konsumsi Air Tebu Kombinasi Dengan Air Jahe
Terhadap Hiperemesis Gravidarum Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Sidomulyo Pekanbaru. STIKes Al Insyirah Pekanbaru.
http://jurnal.alinsyirah.ac.id/index.php/kebidanan
Yusniar, S R. 2020. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis
Gravidarum Yang Di Rawat Di Rumah Sakit. Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Jurusan Keperawatan Prodi DIII Keperawatan Samarinda

35
9
7

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Sarifah Wilda Eros Tina


Judul : Laporan Kasus Asuhan Kebidanan G1P0A0 Usia Kehamilan 13
Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Puskesmas Hampang
Pembimbing : Siti Noor Hasanah, S.ST., Bdn, M.Keb

Paraf
No Hari/Tanggal Pembahasan Saran
Pembimbing

1 15/ 05/ 2023 Bimbingan kasus 1. Kasus tidak boleh


yang diambil, sama di satu lahan
ujian jurnal dan praktek
ujian akhir stase 2. Ujian jurnal tugas
kelompok
3. Ujian akhir stase
tugas individu

2 31/ 05/ 2023 Konsultasi 1. Kata pengantar


Laporan akhir disesuaikan
stase kehamilan 2. BAB. II sebaiknya
tidak menggunakan
refrensi yang lama

3 28/ 05/ 2023 Konsultasi ACC, persiapan ujian


Perbaikan BAB II akhir stase

4 09/05/2023 Konsultasi
perbaikan laporan
9
7

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Sarifah Wilda Eros Tina


Judul : Laporan Kasus Asuhan Kebidanan G1P0A0 Usia Kehamilan 13
Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Puskesmas Hampang
Pembimbing : Rasmiaty, AM. Keb

Paraf
No Hari/Tanggal Pembahasan Saran
Pembimbing

1 10/ 05/ 2023 Konsultasi kasus Pilih kasus sesuai temuan


yang mau diambil di lahan praktik

2 25/ 05/ 2023 Konsultasi Perbaikan BAB III


Laporan akhir
stase kehamilan

3 28/ 05/ 2023 Konsultasi BAB. IV lebih diperjelas


Perbaikan BAB III

4 30/ 05/ 2023 Konsultasi ACC


Perbaikan BAB.
IV

5 09/06/2023 Konsultasi
perbaikan laporan

Anda mungkin juga menyukai