Anda di halaman 1dari 208

Industri Halal

Akuntansi
Berbasis
Syariah
Industri Halal

Akuntansi
Berbasis
Syariah
Diproduksi Oleh:
Penyusun:
Amelia Rizky Alamanda M.Ak, SAS, BKP, CPA

Editor:
Dr. Erman Sumirat, MBuss, CSA, CRP, CIB, Ak
Apta Hadyan Sulistijo, ST., MBA., QWP

Desain Grafis:
Muhsinul Fajri, S.I.Kom

Cetakan Pertama, Tahun 2021


Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
All right reserved

Diterbitkan Oleh:
Daftar Isi
Daftar Isi............................................................................................ 3
Kata Pengantar................................................................................... 4
Akuntansi Berbasis Syariah................................................................ 5
A Definisi UMKM........................................................................... 6
B Definisi Akuntansi....................................................................... 7
C Siklus Akuntansi.......................................................................... 8
D Persamaan Dasar Akuntansi....................................................... 9
E Analisis Transaksi...................................................................... 10
F Pengertian Akun....................................................................... 12
G Aturan Pencatatan.................................................................... 13
H Saldo Normal............................................................................ 13
I Kelompok Akun........................................................................ 14
J Jurnal........................................................................................ 14
K Buku Besar................................................................................ 17
L Neraca Saldo............................................................................. 18
M Jurnal Penyesuaian................................................................... 19
N Neraca Lajur............................................................................. 21
O Laporan Keuangan.................................................................... 22
P Simulasi Penyusunan Laporan Keuangan................................. 23
Q Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Syariah...................................................................................... 43
R Akuntansi Akad Jual Beli........................................................... 47
S Akuntansi Akad Sewa............................................................... 80
T Akuntansi Akad Kerjasama....................................................... 94
U Tes Formatif ........................................................................... 112

Daftar Pustaka............................................................................... 208

Akuntansi Berbasis Syariah 3


Kata Pengantar

Pecatatan sebuah transaksi usaha bertujuan untuk dapat mengetahui


dengan detail dan pasti perihal pendataan keluar masuknya aliran dana,
transaksi bisnis, dan pendataan nilai kekayaan sebuah bisnis. Pendataan yang
baik ini akan memberikan kemudahan bagi pemilik bisnis untuk bisa menyusun
rencana dalam hal pengembangan bisnis yang sedang dijalani.
Selain menunjang dalam hal pengembangan bisnis, kegiatan pencatatan
transaksi merupakan kegiatan yang sangat mulia untuk bisa memberikan
keterangan data keuangan sebuah bisnis dengan terperinci dan detail. Meskipun
begitu pada saat ini, konsep pencatatan keuangan dari sudut pandang Syariah
masih belum banyak yang memahami dengan baik. Padahal ketentuan berbisnis
Syariah harus mengutamakan sistem transaksi bisnis dengan menggunakan
metode dan prinsip Syariah. Hal ini tentu dalam pencatatannya akan sangat
berbeda dengan sistem model bisnis konvensional dikarenakan terdapat
keunikaan dan kekhususan ketika melakukan pencatatan transaksi bisnis konsep
Syariah.
Modul dasar akuntansi berbasis Syraiah ini adalah salah satu dari rangkaian
kegiatan pengembangan unit skala kecil dan menengah dengan basis Syariah.
Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru kepada
para peserta pencatatan keuangan transaksi bisnis dengan menggunakan
pendekatan konsep bisnis Syariah untuk kemajuan bisnis yang dibangun oleh
para pelaku usaha.
Bandung, Mei 2021

Penyusun

4 Akuntansi Berbasis Syariah


Akuntansi
Berbasis
Syariah
A Definisi UMKM

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, UMKM


merupakan usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1 Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik perorangan atau
badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni:

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,-


(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.

Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak


Rp300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).
2 Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria yakni:

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,-


(lima puluh juta rupiah) sampai paling banyak
Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

6 Akuntansi Berbasis Syariah


Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp2.500.000.000,- (dua miliar
lima ratus juta rupiah).
3 Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian,
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar yang memenuhi kriteria:
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak
Rp10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta rupiah)
sampai paling banyak sebesar Rp50.000.000.000,-
(lima puluh miliar rupiah).

B Definisi Akuntansi
Definisi akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu:

1. Fungsi dan Kegunaan

Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan


informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi
terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan.

Akuntansi Berbasis Syariah 7


2. Proses Kegiatan

Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi, dan


mengikhtisarkan transaksi-transaksi kejadian yang sekurang-
kurangnya atau sebagian bersifat keuangan dengan cara
menginterpretasikan hasil-hasilnya.

C Siklus Akuntansi

Bukti Jurnal Buku Neraca


Transaksi Besar Saldo

Laporan Jurnal Jurnal


Keuangan Penutup Penyesuaian

Berdasarkan gambar di atas dapat diuraikan siklus akuntansi


adalah sebagai berikut:
a Pencatatan data ke dalam dokumen sumber atau bukti
transaksi;
b Penjurnalan yaitu menganalisa dan mencatat transaksi
dalam jurnal (buku harian);
c Melakukan posting ke buku besar yaitu memindahkan
debit dan kredit dari jurnal ke akun buku besar;
d Penyusunan neraca saldo yaitu menyiapkan neraca saldo
untuk mengecek keseimbangan buku besar;

8 Akuntansi Berbasis Syariah


e Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan
jumlahnya ke neraca saldo;
f Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan
memindahbukukan ayat-ayat penutup;
g Penyusunan laporan keuangan yaitu laporan rugi laba,
laporan perubahan modal dan neraca.

D Persamaan Dasar Akuntansi


AKTIVA = LIABILITAS + EKUITAS

Aktiva = harta yang dimiliki perusahaan yang merupakan


sumber ekonomi.

Contoh: kas, piutang, gedung, dan sebagainya.

Liabilitas = kewajiban yang menjadi beban perusahaan.

Contoh: utang atas pembelian kredit, utang


kepada pemasok.

Ekuitas = hak atau klaim pemilik atas aktiva perusahaan.

Contoh: setoran modal oleh pemilik.

Akuntansi Berbasis Syariah 9


E Analisis Transaksi
1 Transaksi yang mempengaruhi aktiva.

a) Pembelian aktiva secara tunai

Contoh: perusahaan produsen makanan membeli


kendaraan seharga Rp300.000.000,- secara tunai.

Analisis: transaksi tersebut akan mempengaruhi


aktiva yaitu kas perusahaan berkurang sebesar
Rp300.000.000,- dan kendaraan bertambah senilai
Rp300.000.000,-

b) Pembelian aktiva secara kredit

Contoh: perusahaan jasa percetakan membeli mesin


cetak seharga Rp70.000.000, secara kredit.

Analisis: transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva


yaitu peralatan bertambah senilai Rp70.000.000,- dan
liabilitas bertambah senilai Rp70.000.000,-.

c) Penjualan aktiva secara tunai

Contoh: perusahaan makanan menjual kendaraannya


seharga Rp150.000.000,- secara tunai.

Analisis: transaksi tersebut akan mempengaruhi


aktiva yaitu kas perusahaan bertambah sebesar
Rp150.000.000,- dan kendaraan perusahaan berkurang
senilai Rp150.000.000,-.

10 Akuntansi Berbasis Syariah


d) Penjualan aktiva secara kredit

Contoh: perusahaan minuman menjual kendaraan


seharga Rp200.000.000,- secara kredit.

Analisis: transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva


yaitu kendaraan berkurang senilai Rp200.000.000,-
dan piutang perusahaan bertambah sebesar
Rp200.000.000,-

2 Transaksi yang Mempengaruhi Liabilitas

a) Pembelian aktiva secara kredit

Contoh: perusahaan membeli mesin secara kredit


seharga Rp250.000.000,-

Analisis: transaksi tersebut akan mempengaruhi


liabilitas yaitu utang perusahaan bertambah sebesar
Rp250.000.000,- dan peralatan bertambah sebesar
Rp250.000.000,-.

b) Pembayaran utang

Contoh: perusahaan membayar utang sebesar


Rp10.000.000,-

Analisis: transaksi tersebut mempengaruhi liabilitas yaitu


utang perusahaan berkurang sebesar Rp10.000.000,-
dan kas berkurang sebesar Rp10.000.000,-.

Akuntansi Berbasis Syariah 11


3 Transaksi yang Mempengaruhi Ekuitas

a) Penambahan investasi pemilik

Contoh: Tuan Ahmad melakukan penyetoran uang


sebesar Rp100.000.000,- ke kas perusahaan sebagai
tambahan modal.

Analisis: transaksi tersebut akan mempengaruhi


ekuitas yaitu modal perusahaan bertambah sebesar
Rp100.000.000,- dan kas perusahaan bertambah
sebsesar Rp100.000.000,-.

b) Pengurangan investasi pemilik

Contoh: Tuan Anwar melakukan penarikan uang


perusahaan untuk keperluan pribadi sebesar
Rp20.000.000,-

Analisis: transaksi tersebut akan mempengaruhi


ekuitas yaitu modal perusahaan berkurang sebesar Rp
20.000.000,- dan kas berkurang sebesar Rp 20.000.000,.

F Pengertian Akun
Akun atau perkiraan adalah media untuk mengklasifikasikan
dan mencatat penambahan dan pengurangan dari setiap unsur-
unsur laporan keuangan. Bentuk akun atau perkiraan yang paling
sederhana adalah akun atau perkiraan bentuk “T”, di mana sisi
kiri adalah debet dan sisi kanan adalah kredit. Dasar pencatatan
untuk mendebit dan mengkredit adalah persamaan akuntansi
dengan tambahan biaya dan pendapatan.

12 Akuntansi Berbasis Syariah


Bentuk perkiraan “T” adalah sebagai berikut:
D K

G Aturan Pencatatan
Pendebitan adalah memasukkan sejumlah angka dalam sisi
debit. Mendebit tidak selalu berarti menambah.

Pengkreditan adalah memasukkan sejumlah angka dalam


sisi kredit. Mengkredit tidak selalu berarti mengurangi.

H Saldo Normal
Saldo normal tiap-tiap akun atau perkiraan adalah sebagai
berikut:
Perkiraan Saldo Normal Menambah Mengurangi
Aktiva Debet Debet Kredit
Utang Kredit Kredit Debet
Modal Kredit Kredit Debet
Pendapatan Kredit Kredit Debet
Beban Debet Debet Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 13


I Kelompok Akun
Terdapat 2 (dua) kelompok akun atau perkiraan dalam akuntansi
yaitu akun riil atau permanen dan akun nominal atau sementara.
1 Akun Riil atau Permanen

Akun-akun yang terdapat dalam neraca yaitu aktiva, utang, dan


modal. Akun ini menyatakan posisi saldo keuangan pada neraca.
2 Akun Nominal atau Sementara

Adalah akun-akun yang terdapat dalam perhitungan rugi-laba


yaitu akun pendapatan dan akun beban. Akun-akun pada akhir
periode akuntansi harus ditutup sehingga saldonya nol pada
awal periode akuntansi.

J Jurnal
Jurnal adalah catatan sistematis dan kronologis dari transaksi-
transaksi keuangan berdasarkan bukti transaksi dengan
menyebutkan akun yang akan didebit atau dikredit disertai
jumlahnya masing-masing dan mencantumkan pula referensinya.

Jurnal bagi perusahaan mempunyai fungsi sebagai berikut:


1 Fungsi Analisis yaitu untuk menentukan perkiraan yang
didebit dan perkiraan yang dikredit serta jumlahnya masing-
masing;
2 Fungsi Pencatatan yaitu untuk mencatat transaksi keuangan
dalam kolom debit dan kredit serta keterangan yang perlu;

14 Akuntansi Berbasis Syariah


3 Fungsi Historis yaitu untuk mencatat aktivitas perusahaan
secara kronologis.

Bentuk jurnal adalah sebagai berikut:

Hal:....................

Tgl Akun & Keterangan Referensi Debet Kredit

CONTOH

1. Pada tanggal 1 Januari 2020 Tuan Tomi menyetorkan uang ke


dalam perusahaan sebesar Rp300.000.000,- sebagai setoran
modal.
Tgl Akun Ref Debit Kredit
1 Jan Kas - 300.000.000
2020
Modal, Tuan Tomi 300.000.000

2. Pada tanggal 6 Januari 2020 membeli mesin seharga


Rp30.000.000,- secara kredit
Tgl Akun Ref Debit Kredit
6 Jan Mesin - 30.000.000
2020
Utang 30.000.000

Akuntansi Berbasis Syariah 15


3. Pada tanggal 5 Januari 2020 perusahaan membeli mobil
seharga Rp100.000.000,- secara tunai
Tgl Akun Ref Debit Kredit
5 Jan Kendaraan - 100.000.000
2020
Kas 100.000.000

4. Pada tanggal 15 Januari 2020 dibayar beban telepon sebesar

Rp1.000.000,-
Tgl Akun Ref Debit Kredit
15 Beban Telepon - 1.000.000
Jan
2020 Kas 1.000.000

5. Pada tanggal 18 Januari 2020 diterima pendapatan sebesar


Rp5.000.000,-
Tgl Akun Ref Debit Kredit
18 Kas - 5.000.000
Jan
2020 Pendapatan 5.000.000

6. Pada tanggal 26 Januari 2020 dibayar asuransi sebesar


Rp500.000,-
Tgl Akun Ref Debit Kredit
26 Beban Asuransi - 500.000
Jan
2020 Kas 500.000

16 Akuntansi Berbasis Syariah


7. Pada tanggal 27 Januari 2020 perusahaan telah
menyelesaikan jasa sebesar Rp3.000.000,- tetapi uangnya
belum diterima
Tgl Akun Ref Debit Kredit
27 Piutang - 3.000.000
Jan
2020 Pendapatan 3.000.000

K Buku Besar
Buku Besar adalah buku yang berisi semua akun-akun (kumpulan
akun) yang terdapat dalam laporan keuangan. Buku ini mencatat
perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing akun
dan pada akhir periode akan tampak saldo dari akun-akun
tersebut. Setiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal akan
diposting atau dipindahkan ke buku besar secara berkala.

Bentuk Buku Besar T yang cukup lengkap adalah sebagai berikut:

Nama Akun No. .........


Debet Kredit
Tgl Keterangan Ref Jumlah Tgl Keterangan Ref Jumlah

Bagian referensi mengacu pada pencatatan dalam jurnal yaitu


halaman jurnal pada saat transaksi dicatat. Proses posting
mengacu ke pencatatan debit atau kredit pada jurnal, yaitu

Akuntansi Berbasis Syariah 17


bila dalam jurnal dicatat dalam sisi debit dari suatu perkiraan
tertentu maka dalam perkiraan buku besar untuk perkiraan yang
sama juga harus dicatat pada debit.

L Neraca Saldo
Neraca Saldo merupakan daftar yang berisi kumpulan seluruh
akun atau perkiraan yang terdapat pada buku besar. Untuk
menyiapkan neraca saldo, saldo tiap perkiraan harus ditentukan
terlebih dahulu. Neraca saldo biasanya disiapkan pada akhir
periode atau dapat juga disiapkan kapan saja untuk memastikan
keseimbangan buku besar.

Neraca saldo disusun untuk memastikan bahwa buku besar


secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa
jumlah saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-saldo kredit.

18 Akuntansi Berbasis Syariah


M Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan
saldo akun- akun ke saldo yang sebenarnya sampai dengan
periode akuntansi, atau untuk memisahkan antara pendapatan
dan beban dari suatu periode dengan periode yang lain.

Saldo akun yang perlu disesuaikan adalah:


1 Penyusutan/depresiasi aset tetap

Seluruh aset tetap kecuali tanah yang dimiliki perusahaan harus


disusutkan atau didepresiasi. Terdapat beberapa metode untuk
menyusutkan aset tetap, salah satunya adalah metode garis
lurus.

Contoh :

Sebuah mobil seharga Rp 70.000.000,- diperkirakan umur


ekonomisnya adalah 10 tahun, apabila disusutkan menggunakan
metode garis lurus maka beban depresiasinya per tahun adalah
Rp 7.000.000,-

Jurnal yang mencatat beban depresiasi tersebut adalah :


Tgl Akun Ref Debit Kredit
31 Des Beban Depresiasi - 7.000.000
2020
Akumulasi Depresiasi 7.000.000

Akuntansi Berbasis Syariah 19


2 Beban Dibayar Dimuka
Perusahaan membayar asuransi sebesar Rp 12.000.000,-
untuk masa 3 tahun yaitu tahun 2020 sampai dengan 2022.
Asumsi pecatatan awal dengan pendekatan beban.

Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:


Tgl Akun Ref Debit Kredit
31 Des Asuransi Dibayar Dimuka - 12.000.000
2020
Kas 12.000.000

3 Beban yang Masih Harus Dibayar


Suatu perusahaan membayar gaji karyawan setiap awal
bulan sebesar Rp 2.000.000,- (gaji dibayar di muka).

Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:


Tgl Akun Ref Debit Kredit
31 Des Beban Gaji - 2.000.000
2020
Utang Gaji 2.000.000

4 Pendapatan Diterima Dimuka


Tanggal 31 Desember 2020, sebuah hotel menerima
pembayaran dari tamu hotel sebesar Rp 10.000.000,- untuk
5 hari.

20 Akuntansi Berbasis Syariah


Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Tgl Akun Ref Debit Kredit
31 Des Kas - 10.000.000
2020
Pendapatan Diterima Dimuka 10.000.000

5 Pendapatan yang Masih Harus Dibayar


Tanggal 31 Desember 2020, sebuah hotel belum menerima
pembayaran sewa kamar sebesar Rp 2.000.000,- karena
pembayaran baru dilakukan pada saat check out.

Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:


Tgl Akun Ref Debit Kredit
31 Des Piutang - 2.000.000
2020
Pendapatan 2.000.000

N Neraca Lajur
Neraca Lajur adalah kertas kerja berkolom-kolom untuk
memudahkan dalam membuat penyesuaian dan penyusunan
laporan keuangan. Neraca Lajur disusun dengan memindahkan
data-data neraca saldo dan jurnal penyesuaian.

Akuntansi Berbasis Syariah 21


Berikut ini adalah bentuk neraca lajur 10 (sepuluh) kolom.
NERACA LAJUR
Neraca Saldo
Neraca
Perkiraan Penyesuaian Setelah Rugi-Laba Neraca
Saldo
Penyesuaian
D K D K D K D K D K

O Laporan Keuangan
Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi
pengambilan keputusan pemakaiannya. Laporan keuangan juga
digunakan sebagai alat untuk mempertanggungjawabkan sumber
daya keuangan yang digunakan dan dihasilkan perusahaan.

Laporan keuangan UMKM terdiri atas:


1 Laporan Laba Rugi yaitu laporan mengenai pendapatan,
beban, dan laba atau rugi perusahaan dalam periode
tertentu.

22 Akuntansi Berbasis Syariah


2 Laporan Perubahan Modal yaitu laporan yang menyajikan
perubahan modal karena penambahan dan pengurangan
dari laba atau rugi dan transaksi pemilik.
3 Neraca yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan
dari perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pada saat tertentu.

P Simulasi Penyusunan Laporan


Keuangan
Kasus

Berikut adalah saldo Oma Servis Mesin Jahit per tanggal 1


November 2017 (dalam ribuan rupiah)
No Debit No Kredit
101 Kas 2.400 154 Akumulasi Penyusutan - Peralatan 2.000
112 Piutang 4.250 201 Hutang Usaha 2.600
126 Perlengkapan 1.800 209 Pendapatan Diterima Dimuka 1.200
153 Peralatan 12.000 212 Hutang Gaji 700
301 Modal 13.950
20.450 20.450

Berikut adalah transaksi yang terjadi selama bulan November:


• Nov 8 Membayar 1.700 untuk gaji karyawan, dimana 700-
nya merupakan gaji bulan Oktober.
• Nov 10 Menerima pembayaran atas jasa servis mesin jahit
yang sudah dilakukan sebesar 3.620.
• Nov 12 Menerima tunai 3.100 atas jasa servis mesin jahit.
• Nov 15 Membeli peralatan 2.000 secara kredit.

Akuntansi Berbasis Syariah 23


• Nov 17 Membeli perlengkapan 700 secara kredit.
• Nov 20 Membayar hutang 2.700.
• Nov 22 Membayar sewa tempat 400.
• Nov 25 Membayar gaji karyawan 1.700.
• Nov 27 Memberikan jasa servis mesin jahit 2.200 yang akan
dibayar belakangan.
• Nov 29 Menerima DP 600 untuk servis mesin jahit.

Data penyesuaian adalah sebagai berikut:


1. Perlengkapan yang tersisa setelah stock opname 1.400.
2. Hutang gaji yang belum terealisasi 350.
3. Penyusutan selama bulan November 200.
4. Memberikan jasa servis mesin jahit atas DP yang sudah
diberikan pelanggan 1220.

Akun tambahan
407 Pendapatan Jasa
615 Beban Penyusutan
631 Beban Perlengkapan
726 Beban Gaji
729 Beban Sewa

24 Akuntansi Berbasis Syariah


Penyelesaian
a. Mencatat Transaksi dalam Jurnal Umum
Jurnal Umum
OMA SERVIS MESIN JAHIT
Nov-17

Tgl Akun dan Penjelasan Ref Debit Kredit


8-Nov Beban Gaji 212
1,000
Hutang Gaji 726
700
Kas 101
1,700

10-Nov Kas 101


3,620
Piutang 112
3,620

12-Nov Kas 101


3,100
Pendapatan Jasa 407
3,100

15-Nov Peralatan 153


2,000
Hutang Usaha 201
2,000

17-Nov Perlengkapan 126


700
Hutang Usaha 201
700

Akuntansi Berbasis Syariah 25


20-Nov Hutang Usaha 201
2,700
Kas 101
2,700

22-Nov Beban Sewa 729


400
Kas 101
400

25-Nov Beban Gaji 726


1,700
Kas 101
1,700

27-Nov Piutang 112


2,200
Pendapatan Jasa 407
2,200

29-Nov Kas 101


600
Pendapatan Diterima 209
Dimuka 600

b. Posting Transaksi pada Jurnal Umum ke Buku Besar

26 Akuntansi Berbasis Syariah


BUKU BESAR
OMA SERVIS MESIN JAHIT
Nov-17

Kas No. 101


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 2,400
8-Nov 1,700 700
10-Nov 4,320
3,620
12-Nov 7,420
3,100
20-Nov 2,700 4,720
22-Nov 400 4,320
25-Nov 1,700 2,620
29-Nov 3,220
600

Piutang No. 112


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 4,250
10-Nov 3,620 630
27-Nov 2,200 2,830

Perlengkapan No. 126


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 1,800
17-Nov 700 2,500

Peralatan No. 153

Akuntansi Berbasis Syariah 27


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 12,000
15-Nov 2,000 14,000

Akumulasi Penyusutan No. 154

Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo


1-Nov Saldo Awal √
2,000

Hutang Usaha No. 201


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 2,600
15-Nov 2,000
4,600
17-Nov 700 5,300
20-Nov 2,700 2,600

Pendapatan Diterima Dimuka No. 209

Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo


1-Nov Saldo Awal √ 1,200
29-Nov 600 1,800

Hutang Gaji No. 212


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 700
8-Nov 700 -

Modal No. 301

28 Akuntansi Berbasis Syariah


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 13,950

Pendapatan Jasa No. 407

Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo


12-Nov 3,100 3,100
27-Nov 2,200 5,300

Beban Gaji No. 726


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
8-Nov 1,000 1,000
25-Nov 1,700 2,700

Beban Sewa No. 729


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
22-Nov 400 400

Akuntansi Berbasis Syariah 29


c. Menyusun Neraca Saldo
NERACA SALDO
OMA SERVIS MESIN JAHIT
November 30, 2017

Debit Kredit

Kas 3,220

Piutang 2,830

Perlengkapan 2,500

Peralatan 14,000

Akumulasi Penyusutan - Peralatan 2,000

Hutang Usaha 2,600

Pendapatan Diterima Dimuka 1,800

Modal 13,950

Pendapatan Jasa 5,300

Beban Gaji 2,700

Beban Sewa 400

Total 25,650 25,650

30 Akuntansi Berbasis Syariah


d. Menyusun Jurnal Penyesuaian
JURNAL PENYESUAIAN
OMA SERVIS MESIN JAHIT
November 30, 2017

Tgl Akun dan Penjelasan Ref Debit Kredit

30-Nov Beban Perlengkapan 631 1,100

Perlengkapan 126 1,100

30-Nov Beban Gaji 726 350

Hutang Gaji 212 350

30-Nov Beban Penyusutan 615 200

Akumulasi Penyusutan – Peralatan 154 200

30-Nov Pendapatan Diterima Dimuka 209 1,220

Pendapatan Jasa 407 1,220

Akuntansi Berbasis Syariah 31


e. Menyusun Buku Besar Setelah Penyesuaian
BUKU BESAR
OMA SERVIS MESIN JAHIT
Nov-17

Kas No. 101


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 2,400
8-Nov 1,700 700
10-Nov 3,620 4,320
12-Nov 3,100 7,420
20-Nov 2,700 4,720
22-Nov 400 4,320
25-Nov 1,700 2,620
29-Nov 600 3,220

Piutang No. 112


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 4,250
10-Nov 3,620 630
27-Nov 2,200 2,830

Perlengkapan No. 126


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 1,800
17-Nov 700 2,500
30-Nov Penyesuaian 1,100 1,400

32 Akuntansi Berbasis Syariah


Peralatan No. 153
Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 12,000
15-Nov 2,000 14,000

Akumulasi Penyusutan No. 154

Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo


1-Nov Saldo Awal √ 2,000
30-Nov Penyesuaian 200 2,200

Hutang Usaha No. 201


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 2,600
15-Nov 2,000 4,600
17-Nov 700 5,300
20-Nov 2,700 2,600

Pendapatan Diterima Dimuka No. 209

Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo


1-Nov Saldo Awal √ 1,200
29-Nov 600 1,800
30-Nov Penyesuaian 1,220 580

Hutang Gaji No. 212


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 700
8-Nov 700 -
30-Nov Penyesuaian 350 350

Akuntansi Berbasis Syariah 33


Modal No. 301
Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 13,950

Pendapatan Jasa No. 407

Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo


12-Nov 3,100 3,100
27-Nov 2,200 5,300
30-Nov Penyesuaian 1,220 6,520

Beban Penyusutan No. 615


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
30-Nov Penyesuaian 200 200

Beban Perlengkapan No. 631

Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo


30-Nov Penyesuaian 1,100 1,100

Beban Gaji No. 726


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
8-Nov 1,000 1,000
25-Nov 1,700 2,700
30-Nov Penyesuaian 350 3,050

Beban Sewa No. 729


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
22-Nov 400 400

34 Akuntansi Berbasis Syariah


f. Menyusun Neraca Lajur
OMA SERVIS MESIN JAHIT

NERACA LAJUR

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 NOVEMBER 2017

Akun Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Laba Rugi Neraca


Saldo setelah
Penyesuaian

Dr Cr Dr Cr Dr Cr Dr Cr Dr Cr

Kas 3,220 3,220 3,220

Piutang 2,830 2,830 2,830

Perlengkapan 2,500 1,100 1,400 1,400

Peralatan 14,000 14,000 14,000

Akumulasi 2,000 200 2,200 2,200


Penyusutan -
Peralatan
Hutang Usaha 2,600 2,600 2,600

Pendapatan 1,800 1,220 580 580


Diterima
Dimuka
Modal 13,950 13,950 13,950

Pendapatan 5,300 1,220 6,520 6,520


Jasa
Beban Gaji 2,700 350 3,050 3,050

Beban Sewa 400 400 400

Totals 25,650 25,650

Beban 1,100 1,100 1,100


Perlengkapan
Beban 200 200 200
Penyusutan
Hutang Gaji 350 350 350

Totals 2,870 2,870 26,200 26,200 4,750 6,520 21,450 19,680

Laba Bersih 1,770 - - 1,770

Totals 6,520 6,520 21,450 21,450

Akuntansi Berbasis Syariah 35


g. Menyusun Neraca Saldo setelah Penyesuaian

NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN


OMA SERVIS MESIN JAHIT
November 30, 2017

Debit Kredit

Kas 3,220

Piutang 2,830

Perlengkapan 1,400

Peralatan 14,000

Akumulasi Penyusutan - 2,200


Peralatan
Hutang Usaha 2,600

Hutang Gaji 350

Pendapatan Diterima 580


Dimuka
Modal 13,950

Pendapatan Jasa 6,520

Beban Penyusutan 200

Beban Perlengkapan 1,100

Beban Gaji 3,050

Beban Sewa 400

26,200 26,200

36 Akuntansi Berbasis Syariah


h. Menyusun Laporan Keuangan
OMA SERVIS MESIN JAHIT
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 NOVEMBER 2017

Pendapatan
Pendapatan Jasa 6,520

Beban
Beban Gaji 3,050
Beban Perlengkapan 1,100
Beban Sewa 400
Beban Penyusutan 200
Total Beban 4,750

Laba Bersih 1,770

OMA SERVIS MESIN JAHIT


LAPORAN PERUBAHAN MODAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 NOVEMBER 2017
Modal awal 1 November 2017 13,950
Tambah: Laba bersih 1,770

Modal per 30 November 2017 15,720

Akuntansi Berbasis Syariah 37


OMA SERVIS MESIN JAHIT
NERACA
30-Nov-17
Aset
Kas 3,220
Piutang 2,830
Perlengkapan 1,400
Peralatan 14,000
Akumulasi Penyusutan - Peralatan (2,200)
Total Aset 19,250

Liabilitas
Hutang Usaha 2,600
Pendapatan Diterima Dimuka 580
Hutang Gaji 350
Total Liabilitas 3,530

Modal
Modal 15,720

Total Modal 15,720

Total Liabilitas dan Modal 19,250

38 Akuntansi Berbasis Syariah


i. Menyusun Jurnal Penutup
JURNAL PENUTUP
OMA SERVIS MESIN JAHIT
November 30, 2017

Tgl Akun dan Penjelasan Ref Debit Kredit


30-Nov Pendapatan Jasa 407 6,520
Ikhtisar Laba Rugi 600 6,520

30-Nov Ikhtisar Laba Rugi 600 4,750


Beban Gaji 726 3,050
Beban Perlengkapan 631 1,100
Beban Sewa 729 400
Beban Penyusutan 615 200

30-Nov Ikhtisar Laba Rugi 600 1,770


Modal 301 1,770

j. Posting ke Buku Besar Setelah Penutup


Kas No. 101
Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 2,400
8-Nov 1,700 700
10-Nov 3,620 4,320
12-Nov 3,100 7,420
20-Nov 2,700 4,720
22-Nov 400 4,320
25-Nov 1,700 2,620
29-Nov 600 3,220

Akuntansi Berbasis Syariah 39


Piutang No. 112
Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 4,250
10-Nov 3,620 630
27-Nov 2,200 2,830

Perlengkapan No. 126


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 1,800
17-Nov 700 2,500
30-Nov Penyesuaian 1,100 1,400

Peralatan No. 153


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 12,000
15-Nov 2,000 14,000

Akumulasi Penyusutan No. 154

Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo


1-Nov Saldo Awal √ 2,000
30-Nov Penyesuaian 200 2,200

Hutang Usaha No. 201


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 2,600
15-Nov 2,000 4,600
17-Nov 700 5,300
20-Nov 2,700 2,600

40 Akuntansi Berbasis Syariah


Pendapatan Diterima Dimuka No. 209

Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo


1-Nov Saldo Awal √ 1,200
29-Nov 600 1,800
30-Nov Penyesuaian 1,220 580

Hutang Gaji No. 212


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 700
8-Nov 700 -
30-Nov Penyesuaian 350 350

Modal No. 301


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
1-Nov Saldo Awal √ 13,950
30-Nov Penutupan 1,770 15,720

Pendapatan Jasa No. 407


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
12-Nov 3,100 3,100
27-Nov 2,200 5,300
30-Nov Penyesuaian 1,220 6,520
30-Nov Penutupan 6,520 -

Beban Penyusutan No. 615

Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo


30-Nov Penyesuaian 200 200
30-Nov Penutupan 200 -

Akuntansi Berbasis Syariah 41


Beban Perlengkapan No. 631

Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo


30-Nov Penyesuaian 1,100 1,100
30-Nov Penutupan 1,100 -

Beban Gaji No. 726


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
8-Nov 1,000 1,000
25-Nov 1,700 2,700
30-Nov Penyesuaian 350 3,050
30-Nov Penutupan 3,050 -

Beban Sewa No. 729


Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo
22-Nov 400 400
30-Nov Penutupan 400 -

Ikhtisar Laba Rugi No.600

Tgl Penjelasan Ref Debit Kredit Saldo


30-Nov Penutupan 6,520 6,520
30-Nov Penutupan 4,750 1,770
30-Nov Penutupan 1,770 -

42 Akuntansi Berbasis Syariah


Q Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan Syariah
KDPPLKS atau Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah merupakan kerangka dasar atau kerangka
konseptual untuk entitas syariah.
a Tujuan Kerangka Dasar menjadi acuan bagi:
1. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam
melaksanakan tugasnya;
2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi
masalah akuntansi syariah yang belum diatur dalam
standar akuntansi keuangan syariah;
3. Auditor, dalam memberikan pendapat tentang laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
syariah yang berlaku umum atau tidak;
4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang
disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

b Paradigma Transaksi Syariah


Alam semesta diciptakan oleh Tuhan sebagai Amanah
(kepercayaan Illahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi
seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki
secara material dan spiritual (al-falah).

Akuntansi Berbasis Syariah 43


c Asas Transaksi Syariah
1. Persaudaraan (ukhuwah);
2. Keadilan (‘adalah);
3. Kemaslahatan (maslahah);
4. Keseimbangan (tawazun);
5. Universalisme (syumuliyah);

d Karakteristik Transaksi Syariah


1. Dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling
rida;
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang
objeknya halal dan baik (thayyib);
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan
pengukur nilai, bukan sebagai komoditas;
4. Tidak mengandung unsur riba, kezaliman, maysir, gharar,
dan haram;
5. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value
of money);
6. Dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas
dan benar serta untuk keuntungan semua pihak tanpa
merugikan pihak lain. Sehingga, tidak diperkenankan
menggunakan standar ganda harga untuk satu akad
serta tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang
berkaitan (ta’alluq) dalam suatu akad;
7. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan
(najasy) maupun melalui rekayasa penawaran (ihtikar);
8. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap
(risywah).

44 Akuntansi Berbasis Syariah


e Tujuan Laporan Keuangan
Menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja
perusahaan, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas
syariah bagi pengguna laporan keuangan dalam mengambil
keputusan ekonomi. Tujuan lain laporan keuangan,
diantaranya:
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah
dalam semua transaksi dan kegiatan usaha;
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip
syariah, serta informasi aset, kewajiban, pendapatan
dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah (jika
ada), serta bagaimana perolehan dan penggunaannya;
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan
tanggung jawab entitas syariah terhadap amanah dalam
mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat
keuntungan yang layak;
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang
diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah
temporer, informasi pemenuhan kewajiban (obligation)
fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan
penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf.

f Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


1. Dapat dipahami;
2. Relevan;
3. Keandalan;
4. Dapat dibandingkan.

Akuntansi Berbasis Syariah 45


g Komponen Laporan Keuangan Bank Syariah (Lampiran A
PSAK 101)
1. Laporan posisi keuangan;
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya;
3. Laporan perubahan ekuitas;
4. Laporan arus kas;
5. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil;
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;
7. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan;
8. Catatan atas laporan keuangan.

h Komponen Laporan Keuangan Entitas Asuransi Syariah

(Lampiran B PSAK)
1. Laporan posisi keuangan;
2. Laporan surflus defisit dana tabarru’;
3. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya;
4. Laporan perubahan ekuitas;
5. Laporan arus kas;
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;
7. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan;
8. Catatan atas laporan keuangan.

i Komponen Laporan Keuangan Amil Menurut PSAK 101


1. Laporan posisi keuangan;
2. Laporan perubahan dana;
3. Laporan aset kelolaan;

46 Akuntansi Berbasis Syariah


4. Laporan arus kas;
5. Catatan atas laporan keuangan;

j Komponen Laporan Keuangan Lembaga Wakaf Menurut


PSAK 101
1. Laporan posisi keuangan;
2. Laporan rincian aset wakaf;
3. Laporan aktivitas;
4. Laporan arus kas;
5. Catatan atas laporan keuangan.

R AKUNTANSI AKAD JUAL BELI


I Akuntansi Murabahah
1. Definisi Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga
jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang
disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya
perolehan barang tersebut kepada pembeli.

2. Rukun Murabahah
a) Pelaku yang terdiri dari penjual (al-bai’) dianalogkan
sebagai bank dan pembeli (al-musytari) dianalogikan
sebagai aminah.
b) Objek atau barang yang akan diperjualbelikan (al-
mabi’).

Akuntansi Berbasis Syariah 47


c) Harga (al-saman) dianalogikan sebagai pricing atau
plafond pembiayaan.
d) Ijab dan qabul dianalogkan sebagai akad atau
perjanjian.

3. Karakteristik Murabahah
a) Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan
dan tanpa pesanan;
b) Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat
mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk barang
yang dipesan. Berdasarkan PSAK 102, murabahah
berdasarkan pesanan bersifat mengikat, tidak dapat
dibatalkan;
c) Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau
tangguh (cicilan);
d) Murabahah memperkenankan penawaran harga
berbeda dengan cara pembayaran yang berbeda
sebelum akad dilakukan;
e) Harga yang disepakati adalah harga jual dan biaya
perolehannya harus diberitahukan;
f) Diskon terkait dengan pembelian barang meliputi:
a. Diskon dari pemasok dalam bentuk apapun atas
pembelian barang;
b. Diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi
dalam rangka pembelian barang;
c. Komisi dalam bentuk apapun yang diterima
terkait dengan pembelian barang.

48 Akuntansi Berbasis Syariah


g) Diskon pembelian barang yang diterima setelah akad disepakati
diberlakukan sesuai dengan kesepakatan dalam akad tersebut
Jika tidak diatur dalam akad, maka diskon menjadi hak penjual;
h) Penjual dapat meminta uang muka pada pembeli sebagai bukti
komitmen sebelum akad disepakati. Uang muka tersebut menjadi
bagian pelunasan piutang murabahah jika akad disepakati. Bila
akad batal, maka uang muka dikembalikan setelah dikurangi
dengan kerugian riil yang ditanggung penjual (hamish jiddiyah).
Bila kerugian lebih besar dari uang muka, maka penjual dapat
meminta tambahan dari pembeli;
Uang muka dari pembeli dapat diakui sebagai:
a. Pengurang biaya perolehan persediaan murabahah;
b. Pengurang tagihan kepada pembeli.
i) Bila pembeli tidak dapat melunasi piutang sesuai dengan
perjanjian, maka penjual dapat mengenakan denda kecuali jika
dapat dibuktikan pembeli tidak atau belum mampu melunasi
karena force majeur;
j) Penjual boleh memberikan potongan saat pelunasan piutang bila:
a. Membayar pelunasan tepat waktu; atau
b. Membayar pelunasan lebih cepat dari waktu dalam
kesepakatan.
k) Penjual boleh memberikan potongan dari total piutang yang
belum dilunasi bila:
a. Membayar cicilan tepat waktu;
b. Mengalami penurunan kemampuan pembayaran; atau
c. Meminta potongan dengan alasan yang diterima penjual.

Akuntansi Berbasis Syariah 49


4. Jenis – Jenis Murabahah
a) Murabahah berdasarkan pesanan.
b) Murabahah tanpa pesanan.

5. Perlakuan Akuntansi Murabahah


Akuntansi Penjual
Pada saat perolehan, pengukuran persediaan
murabahah menggunakan biaya perolehan;
Setelah pengakuan awal, persediaan murabahah
diukur dengan biaya perolehan atau nilai realisasi
neto mana yang lebih rendah;
Diskon pembelian persediaan murabahah yang
terjadi setelah akad murabahah diakui sebagai:
− Liabilitas kepada pembeli, jika diskon
tersebut merupakan hak pembeli sesuai yang
diperjanjikan atau tidak.
− Penghasilan periode berjalan, jika diskon
tersebut merupakan hak penjual sesuai yang
diperjanjikan.
Pada saat akad murabahah, piutang murabahah
diakui sebesar jumlah tagihan kepada pembeli.
Pendapatan murabahah terdiri atas marjin dan
pendapatan lain yang tercantum dalam akad. Marjin
murabahah merupakan selisih antara harga jual dan
biaya perolehan persediaan murabahah.

50 Akuntansi Berbasis Syariah


Uang muka dari pembeli dapat diakui sebagai:
− Pengurang biaya perolehan persediaan
murabahah, atau
− Pengurang tagihan kepada pembeli.
Pendapatan murabahah diakui:
− Pada saat penjual mengalihkan pengendalian
atas persediaan kepada pembeli jika murabahah
dilakukan secara tunai atau tangguh yang tidak
mengandung unsur pembiayaan signifikan.
− Selama periode akad secara proporsional jika
murabahah dilakukan secara tangguh yang
mengandung unsur pembiayaan signifikan dan
penjual memiliki risiko yang signifikan terkait
dengan kepemilikan persediaan.
Pendapatan murabahah dari murabahah tangguh
yang mengandung unsur pembiayaan signifikan dan
penjual tidak memiliki risiko signifikan;
Biaya transaksi yang terkait dengan akad murabahah
diakui selaras dengan pengakuan pendapatan
murabahah;
Potongan pelunasan piutang murabahah diakui
sebagai pengurang pendapatan murabahah periode
berjalan;
Potongan atas piutang murabahah yang belum
dilunasi akan mengubah besaran pengakuan
pendapatan murabahah;
Denda yang diterima dari pembeli diakui sebagai
liabilitas.

Akuntansi Berbasis Syariah 51


Akuntansi Pembeli
Utang yang timbul diakui sebagai utang murabahah
sebesar jumlah yang wajib dibayarkan.
Biaya perolehan dari aset yang diperoleh melalui
transaksi murabahah diukur pada:
− Harga beli ditambah biaya transaksi, jika
murabahah secara tunai.
− Biaya perolehan tunai, jika melalui murabahah
tangguh. Selisih antara harga beli dan biaya
transaksi dengan biaya perolehan tunai diakui
sebagai beban murabahah tangguhan.
Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara
proporsional selama masa akad.
Diskon pembelian yang diterima setelah akad
murabahah, potongan pelunasan, dan potongan
utang murabahah diakui sebagai pengurang beban
murabahah tangguhan.
Denda yang dibayarkan kepada penjual diakui
sebagai beban.
Potongan uang muka akibat pembeli batal membeli
barang diakui sebagai beban

52 Akuntansi Berbasis Syariah


Penyajian
Piutang murabahah disajikan sebesar nilai neto yang
dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah
dikurangi penyisihan kerugian piutang.
Pendapatan murabahah tangguhan dan biaya
transaksi disajikan sebagai pengurang (contra
account) piutang murabahah.
Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai
pengurang (contra account) utang murabahah.

Pengungkapan
Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan
transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada:
a. Harga perolehan aset murabahah.
b. Janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan
pesanan sebagai kewajiban atau bukan.
c. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK
101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan
transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada:
a. Nilai tunai aset yang diperoleh dari transaksi
murabahah.
b. Jangka waktu murabahah tangguh.
c. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK
101.

Akuntansi Berbasis Syariah 53


II Akuntansi Salam
1. Definisi Salam
Salam adalah akad jual beli barang pesanan (muslam
fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual
(muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh
pembeli pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-
syarat tertentu.
2. Rukun Salam
a) Muslam/pembeli;
b) Muslam ilaih/penjual;
c) Muslam fiihi/barang atau hasil produksi;
d) Modal atau uang;
e) Shighat/Ijab Qabul.
3. Syarat – syarat Salam
a) Pihak yang berakad;
b) Rida dua belah pihak dan tidak ingkar janji;
c) Cakap hukum.
4. Karakteristik Salam
a) Ketentuan tentang Pembayaran
a. Alat bayar harus diketahui jumlah dan
bentuknya, baik berupa uang, barang, atau
manfaat.
b. Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak
disepakati.
c. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk
pembebasan hutang.

54 Akuntansi Berbasis Syariah


b) Ketentuan tentang Barang
a. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai
hutang;
b. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya;
c. Penyerahannya dilakukan kemudian;
d. Waktu dan tempat penyerahan barang harus
ditetapkan berdasarkan kesepakatan;
e. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum
menerimanya.
f. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan
barang sejenis sesuai kesepakatan.
c) Ketentuan tentang Salam Paralel: Dibolehkan
melakukan salam paralel dengan syarat akad kedua
terpisah dari dan tidak berkaitan dengan akad
pertama.
d) Penyerahan Barang Sebelum atau pada Waktunya
a. Penjual harus menyerahkan barang tepat pada
waktunya dengan kualitas dan jumlah yang
telah disepakati;
b. Jika penjual menyerahkan barang dengan
kualitas yang lebih tinggi, penjual tidak boleh
meminta tambahan harga;
c. Jika penjual menyerahkan barang dengan
kualitas yang lebih rendah, dan pembeli rela
menerimanya, maka ia tidak boleh menuntut
pengurangan harga (diskon);

Akuntansi Berbasis Syariah 55


d. Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat
dari waktu yang disepakati dengan syarat
kualitas dan jumlah barang sesuai dengan
kesepakatan dan ia tidak boleh menuntut
tambahan harga.
Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia
pada waktu penyerahan atau kualitasnya lebih
rendah dan pembeli tidak rela menerimanya,
maka ia memiliki dua pilihan:
1) Membatalkan kontrak dan meminta
kembali uangnya.
2) Menunggu sampai barang tersedia.
e) Pembatalan Kontrak. Pada dasarnya pembatalan
salam boleh dilakukan, selama tidak merugikan
kedua belah pihak.
a. Entitas dapat bertindak sebagai pembeli dan
atau penjual dalam suatu transaksi salam. Jika
entitas bertindak sebagai penjual kemudian
memesan kepada pihak lain untuk menyediakan
barang pesanan dengan cara salam, maka hal
ini disebut salam paralel.
b. Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat:
1) Akad antara lembaga keuangan syariah
(pembeli) dan produsen (penjual) terpisah
dari akad antara lembaga keuangan syariah
(penjual) dan pembeli akhir.
2) Kedua akad tidak saling bergantung
(ta’alluq).

56 Akuntansi Berbasis Syariah


c. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati
oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan
harga barang pesanan tidak dapat berubah selama
jangka waktu akad. Dalam hal bertindak sebagai
pembeli, lembaga keuangan syariah dapat meminta
jaminan kepada penjual untuk menghindari risiko
yang merugikan.
d. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya
secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis,
kualitas, dan kuantitasnya. Barang pesanan harus
sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati
antara pembeli dan penjual. Jika barang pesanan
yang dikirimkan salah atau cacat maka penjual
harus bertanggungjawab atas kelalaiannya.
e. Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan
bentuknya, baik berupa kas, barang, atau
manfaat. Pelunasan harus dilakukan pada saat
akad disepakati dan tidak boleh dalam bentuk
pembebasan hutang penjual atau penyerahan
piutang pembeli dari pihak lain.
f. Transaksi salam dilakukan karena pembeli
berniat memberikan modal kerja terlebih dahulu
untuk memungkinkan penjual (produsen)
memproduksi barangnya, barang yang dipesan
memiliki spesifikasi khusus, atau pembeli ingin
mendapatkan kepastian dari penjual. Transaksi
salam diselesaikan pada saat penjual menyerahkan
barang kepada pembeli.

Akuntansi Berbasis Syariah 57


5. Perlakuan Akuntansi Salam
Akuntansi Penjual
Pengakuan kewajiban salam, kewajiban salam diakui
pada saat penjual menerima modal usaha salam.
Modal usaha salam yang diterima disajikan sebagai
kewajiban salam.
Pengukuran kewajiban salam:
− Jika modal usaha salam dalam bentuk kas
diukur sebesar jumlah yang diterima.
− Jika modal usaha salam dalam bentuk asset
non-kas diukur sebagai nilai wajar.
Kewajiban salam dihentikan pengakuannya pada
saat penyerahan barang kepada pembeli.
Jika penjual melakukan transaksi salam paralel,
maka selisih antara jumlah yang dibayar oleh
pembeli akhir dan biaya perolehan barang pesanan
diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada
saat penyerahan barang pesanan oleh penjual ke
pembeli akhir.
Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan
yang diperoleh melalui transaksi salam diukur
sebesar nilai terendah biaya perolehan atau nilai
bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih
yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya
perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
Penyajian, penjual menyajikan modal usaha salam
yang diterima sebagai kewajiban salam.

58 Akuntansi Berbasis Syariah


Pengungkapan
Piutang salam kepada produsen (dalam salam
paralel) yang memiliki hubungan istimewa.
Jenis dan kuantitas barang pesanan.
Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK No. 101
tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

Akuntansi Pembeli
Pengakuan piutang salam, piutang salam diakui
pada saat modal usaha salam dibayarkan atau
dialihkan kepada penjual. Modal usaha salam
disajikan sebagai piutang salam.
Pengukuran modal usaha salam:
− Modal salam dalam bentuk kas diukur sebesar
jumlah yang dibayarkan.
− Modal usaha dalam bentuk asset non-kas
diukur sebesar nilai wajar, selisih antara nilai
wajar dan nilai tercatat modal usaha non-kas
yang diserahkan diakui sebagai keuntungan
atau keruhian pada saat penyerahan modal
usaha tersebut.
Penerimaan barang pesanan:
− Jika barang pesanan sesuai dengan akad, maka
dinilai sesuai nilai yang disepakati.
− Jika barang pesanan berbeda kualitasnya:

Akuntansi Berbasis Syariah 59


a. Nilai wajar dari barang pesanan yang
diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari
nilai barang pesanan yang tercantum dalam
akad, maka barang pesanan yang diterima
diukur sesuai dengan nilai akad.
b. Jika nilai wajar dari barang pesanan yang
diterima lebih rendah dari nilai barang
pesanan yang tercantum dalam akad; maka
barang pesanan yang diterima diukur sesuai
dengan nilai wajar pada saat diterima dan
selisihnya diakui sebagai kerugian.
− Jika pembeli tidak menerima sebagian atau
seluruh barang pesanan pada tanggal jatuh
tempo pengiriman, maka:
a. Jika tanggal pengiriman diperpanjang,
maka nilai tercatat piutang salam sebesar
bagian yang belum dipenuhi sesuai dengan
nilai yang tercantum dalam akad;
b. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau
seluruhnya, maka piutang salam berubah
menjadi piutang yang harus dilunasi oleh
penjual sebesar bagian yang tidak dapat
dipenuhi;
c. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau
seluruhnya dan pembeli mempunyai
jaminan atas barang pesanan serta hasil
penjualan jaminan tersebut lebih kecil dari

60 Akuntansi Berbasis Syariah


nilai piutang salam, maka selisih antara nilai
tercatat piutang salam dan hasil penjualan
jaminan tersebut diakui sebagai piutang
kepada penjual (asumsi yang menjual
barang jaminan adalah pembeli). Jika hasil
penjualan jaminan tersebut lebih besar dari
nilai tercatat piutang salam maka selisihnya
menjadi hak penjual.
Denda yang diterima dan diberlakukan oleh pembeli
diakui sebagai dana kebajikan. Denda hanya
boleh dikenakan kepada penjual yang mampu
menyelesaikan kewajibannya, tetapi sengaja
tidak melakukannya (lalai). Hal ini tidak berlaku
bagi penjual yang tidak mampu menunaikan
kewajibannya karena force majeur.

Penyajian
Pembeli menyajikan modal usaha salam yang
diberikan sebagai piutang salam.
Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak
dapat memenuhi kewajibannya dalam transaksi
salam disajikan secara terpisah dari piutang salam.
Persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam
diukur sebesar nilai terendah biaya perolehan atau
nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai
bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya
perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

Akuntansi Berbasis Syariah 61


Pengungkapan
Besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai
sendiri maupun yang dibiayai secara bersama-sama
dengan pihak lain
Jenis dan kuantitas barang pesanan
Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK No. 101
tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah

III Akuntansi Istishna’


1. Definisi Istishna’
Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan
(pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shan i’).

2. Rukun Istishna’
a) Pelaku, pihak pemesan (mustashni’) dan pihak
yang dimintakan kepadanya pengadaaan atau
pembuatan barang yang dipesan, yang diistilahkan
dengan sebutan shani’.
b) Objek yang diakadkan (al-mahal), yang menjadi
objek dari akad ini bukan atas suatu barang, namun
akadnya adalah akad yang mewajibkan pihak kedua
untuk mengerjakan sesuatu sesuai pesanan.
c) Shighat (ijab qabul)

62 Akuntansi Berbasis Syariah


3. Karakteristik Istishna’
a) Memerlukan proses pembuatan.
b) Sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized),
bukan produk massal.
c) Diketahui karakteristiknya secara umum yang
meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan
kuantitasnya.
4. Syarat akad Istishna’
a) Modal transaksi bai’ al istishna:
a. Mashnu’ menjelaskan jenis, bentuk, kadar, sifat,
kualitas, kuantitas.
b. Tsaman diketahui semua pihak, bisa dibayar saat
akad, dicicil, atau tangguh. Harga tidak berubah
kecuali disepakati.
b) Syarat barang yang dipesan:
a. Harus spesifik dan dapat diakui sebagai utang;
b. Harus bisa diidentifikasi secara jelas;
c. Penyerahan barang dilakukan di kemudian hari;
d. Boleh menentukan tanggal waktu di masa yang
akan datang untuk penyerahan barang;
e. Menjelaskan tempat penyerahan;
f. Barang pesanan yang belum diterima tidak
boleh dijual;
g. Dalam hal pemesanan sudah dikerjakan sesuai
dengan kesepakatan, hukumnya mengikat,
tidak boleh dibatalkan sehingga penjual
tidak dirugikan karena ia telah menjalakan
kewajibannya sesuai dengan kesepakatan;

Akuntansi Berbasis Syariah 63


h. Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak
sesuai dengan kesepakatan, pemesan memiliki
hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan
atau membatalkan akad.

5. Jenis – jenis Istishna’


a) Istishna;
b) Istishna pararel
Istishna’ paralel adalah suatu bentuk akad istishna‘
antara pemesan (pembeli, mustashni’) dengan
penjual (pembuat, shani’), kemudian untuk
memenuhi kewajibannya kepada mustashni’,
penjual memerlukan pihak lain sebagai shani’.
Ketentuan dalam akad istishna’ paralel antara lain:
1. Akad antara entitas (pembeli) dan produsen
(penjual) terpisah dari akad antara entitas
(penjual) dan pembeli akhir.
2. Kedua akad tidak saling bergantung (ta’alluq).

6. Perlakuan Akuntansi Istishna


Akuntansi penjual
Biaya perolehan istishna terdiri atas:
− Biaya langsung yaitu bahan baku dan tenaga
kerja langsung untuk membuat barang pesanan,
atau tagihan produsen/kontraktor pada entitas
untuk istishna paralel;
− Biaya tidak langsung adalah biaya overhead
termasuk biaya akad dan praakad;

64 Akuntansi Berbasis Syariah


− Khusus untuk istishna paralel: seluruh biaya
akibat proodusen/kontraktor tidak dapat
memenuhi kewajiban jika ada.
Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum
tanggal jatuh tempo dan penjual memberikan
potongan, maka potongan tersebut sebagai
pengurang pendapatan istishna.
Pengakuan pendapatan dapat diakui dengan dua
metode berikut:
− Metode persentase penyelesaian adalah sistem
pengakuan pendapatan yang dilakukan seiring
dengan proses penyelesaian berdasarkan akad
istishna.
− Metode akad selesai adalah sistem pengakuan
pendapatan yang dilakukan ketika proses
penyelesaian pekerjaan telah dilakukan.
Jika akad istishna dilakukan dengan pembayaran
tangguh, maka pengakuan pendapatan dibagi
menjadi dua bagian sebagai berikut:
− Marjin keuntungan pembuatan barang pesanan
yang dihitung apabila istishna dilakukan tunai,
akan diakui sesuai persentase penyelesaian.
− Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat
penyerahan diakui selama periode pelunasan
secara proporsional sesuai dengan jumlah
pembayaran.

Akuntansi Berbasis Syariah 65


Untuk metode persentase penyelesaian, pengakuan
pendapatan dilakukan sejumlah bagian nilai akad
yang sebanding dengan pekerjaan yang telah
diselesaikan tersebut diakui sebagai pendapatan
istishna pada periode yang bersangkutan.
Untuk metode persentase penyelesaian, bagian
margin keuntungan istishna yang diakui selama
periode pelaporan ditambahkan kepada aset
istishna dalam penyelesaian.
Untuk metode persentase penyelesaian, pada akhir
periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya
istishna yang telah dikeluarkan sampai periode
tersebut.
Untuk metode akad selesai tidak ada pengakuan
pendapatan, harga pokok, dan keuntungan sampai
dengan pekerjaan telah dilakukan. Sehingga
pendapatan diakui pada periode dimana pekerjaan
telah selesai dilakukan.
Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya
perolehan istishna akan melebihi pendapatan
istishna maka taksiran kerugian harus segera diakui.
Pada saat penagihan baik metode persentase
penyelesaian atau akad selesai, terdapat akun termin
istishna yang akan disajikan sebagai akun pengurang
dari akun aset istishna dalam penyelesaian.

66 Akuntansi Berbasis Syariah


Penyajian. Penjual menyajikan dalam laporan
keuangan hal-hal sebagai berikut:
− Piutang istishna’ yang berasal dari transaksi
istishna’ sebesar jumlah yang belum dilunasi
pembeli akhir.
− Termin istishna’ yang berasal dari transaksi
istishna’ sebesar jumlah tagihan termin penjual
kepada pembeli akhir.
Pengungkapan. Penjual mengungkapkan transaksi
istishna’ dalam laporan keuangan, tetapi tidak
terbatas, pada:
− Metode akuntansi yang digunakan dalam
pengukuran pendapatan kontrak istishna’.
− Metode yang digunakan dalam penentuan
persentase penyelesaian kontrak yang sedang
berjalan.
− Rincian piutang istishna’ berdasarkan jumlah,
jangka waktu, dan kualitas piutang.
− Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No.
101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

Akuntansi Berbasis Syariah 67


Akuntansi pembeli
Pembeli mengakui aset istishna dalam penyelesaian
sebesar jumlah termin yang ditagih penjual dan
sekaligus mengakui utang istishna kepada penjual.
Aset istishna yang diperoleh melalui transaksi
istishna dengan pembayaran tangguh lebih dari
satu tahun diakui sebesar biaya perolehan tunai.
Selisih antara harga beli yang disepakati dalam akad
istishna tangguh dan biaya perolehan tunai diakui
sebagai beban istishna tangguh.
Beban istishna tangguhan diamortisasi secara
proporsional seusai dengan porsi pelunasan utang
istishna.
Jika barang pesanan terlambat diserahkan
karena kelalaian atau kesalahan penjual, dan
mengakibatkan kerugian pembeli, maka kerugian
tersebut dikurangkan dari garansi penyelesaian
proyek yang telah diserahkan penjual. Jika kerugian
itu lebih besar dari garansi, maka selisihnya diakui
sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika
diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang.
Jika pembeli menolak menerima barang pesanan
karena tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak
memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang
telah dibayarkan kepada penjual, maka jumlah yang
belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang
jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan
dibentuk penyisihan kerugian piutang.

68 Akuntansi Berbasis Syariah


Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak
sesuai dengan spesifikasi, maka barang pesanan
tersebut dikurangi dengan nilai yang lebih rendah
antara nilai wajar dan biaya perolehan. Selisih
yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode
berjalan.

Penyajian
Pembeli menyajikan dalam laporan keuangan hal-
hal sebagai berikut:
− Utang ishtisna’ sebesar tagihan dari produsen
atau kontraktor yang belum dilunasi.
− Aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:
● Persentase penyelesaian dari nilai kontrak
penjualan kepada pembeli akhir, jika
istishna’ paralel.
● kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna

Pengungkapan
Pembeli mengungkapkan transaksi istishna’ dalam
laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada:
− Rincian utang istishna’ berdasarkan jumlah dan
jangka waktu.
Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK
No. 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

Akuntansi Berbasis Syariah 69


CONTOH TRANSAKSI
IV AKUNTANSI MURABAHAH
Ilustrasi Umum
LKS Ridho Gusti sebagai penjual menerima pesanan dari
Aminah berupa mobil kijang. Sebagai tanda keseriusannya
untuk membeli barang, telah terjadi kesepakatan harga
sebesar Rp200.000.000,- dengan uang muka Rp20.000.000,-
dicicil selama 12 bulan. Keuntungan yang disepakati
adalah Rp60.000.000,-. Atas pesanan aminah ini, LKS
Ridho Gusti memesan barang kepada PT Barakah sebesar
Rp200.000.000,.

1. Akuntansi Penjual (LKS Ridho Gusti).


a) Uang muka dari pembeli.
Kas Rp20.000.000,-
Piutang Uang Muka Rp20.000.000,-
b) Pesanan dibatalkan.
a. Uang muka > biaya yang dikeluarkan.
Apabila Aminah membatalkan pesanan
dan LKS Ridho hanya mengeluarkan biaya
Rp10.000.000,-
Utang uang muka Rp20.000.000,-
Pendapatan operasional Rp10.000.000,-
Kas Rp10.000.000,-
b. Uang muka < biaya yang dikeluarkan.
Apabila Aminah membatalkan pesanan dan LKS
Ridho mengeluarkan biaya Rp25.000.000,-

70 Akuntansi Berbasis Syariah


Kas Rp5.000.000,-
Utang uang muka Rp20.000.000,-
Pendapatan operasional Rp25.000.000,-
c. Uang muka = biaya yang dikeluarkan.
Apabila Aminah membatalkan pesanan dan LKS
Ridho mengeluarkan biaya Rp20.000.000,-
Utang uang muka Rp20.000.000,-
Pendapatan operasional Rp20.000.000,-
c) Pada saat pembelian aset murabahah.
LKS Ridho Gusti melakukan pembelian pada PT
Barakah
Aset murabahah Rp200.000.000,-
Kas Rp200.000.000,-
d) Penyerahan barang.
LKS Ridho menyerahkan aset murabahah kepada
Aminah.
Piutang murabahah Rp260.000.000,-
Aset murabahah Rp200.000.000,-
Margin murabahah Rp60.000.000,-
Utang uang muka Rp20.000.000,-
Piutang murabahah Rp20.000.000,-
e) Pembayaran cicilan tepat waktu.
LKS Ridho Gusti menerima pembayaran cicilan ke-1
dari Aminah
Kas Rp20.000.000,-
Margin murabahah tangguhan Rp 5.000.000,-
Piutang murabahah Rp20.000.000,-
Pendapatan margin murabahah Rp5.000.000,-

Akuntansi Berbasis Syariah 71


f) Pembayaran cicilan terlambat.
Aminah belum membayar cicilan pada tanggal jatuh
tempo.
Piutang murabahah jatuh tempo Rp20.000.000,-
Margin murabahah tangguhan Rp5.000.000,-
Piutang murabahah Rp20.000.000,-
Pend. marjin murabahah - akrual Rp5.000.000,-
g) Penerimaan pembayaran cicilan yang terlambat.
Saat LKS Ridho Gusti menerima pembayaran cicilan
Aminah yang terlambat.
Kas Rp20.000.000,-
Pendapatan marjin murabahah-akrual Rp5.000.000,-
Piutang murabahah jatuh tempo Rp20.000.000,-
Pendapatan marjin murabahah Rp5.000.000,-
h) Denda.
LKS Ridho Gusti menerima denda dari Aminah
karena kelalaian Aminah sebesar Rp100.000,-
Dana Kebajikan-kas Rp100.000,-
Dana kebajikan-denda Rp100.000,-
i) Pelunasan lebih cepat.
Aminah melakukan pelunasan lebih cepat sebesar
Rp100.000.000,- dan LKS Ridho Gusti memberikan
potongan setelah pelunasan sebesar Rp3.000.000,-
a. Saat pelunasan
Kas Rp100.000.000,-
Margin murabahah tangguhan Rp25.000.000,-
Piutang murabahah Rp100.000.000,-
Pendapatan margin murabahah Rp25.000.000,-

72 Akuntansi Berbasis Syariah


b. Saat memberikan potongan
Pendapatan margin murabahah Rp3.000.000,-
Kas Rp3.000.000,-
2. Akuntansi Pembeli (Aminah)
a) Penyerahan uang muka.
Aminah menyerahkan uang muka kepada LKS Ridho
Gusti.
Uang muka Rp20.000.000,-
Kas Rp20.000.000,-
b) Saat menerima barang murabahah (mobil Honda
Jazz).
Aset Rp200.000.000,-
Beban murabahah tangguh Rp60.000.000,-
Utang murabahah Rp240.000.000,-
Uang muka Rp20.000.000,-
c) Melakukan pembayaran cicilan ke-1 tepat waktu.
Utang murabahah Rp20.000.000,-
Kas Rp20.000.000,-
Beban murabahah Rp5.000.000,-
Beban murabahah tangguh Rp5.000.000,-
d) Cicilan terlambat namun belum dibayar.
No entry
e) Membayar cicilan yang terlambat.
Utang murabahah Rp20.000.000,-
Kas Rp20.000.000,-
Beban murabahah Rp5.000.000,-
Beban murabahah tangguh Rp5.000.000,-

Akuntansi Berbasis Syariah 73


f) Membayar denda karena lalai.
Kerugian Rp100.000,-
Kas Rp100.000,-
g) Melakukan pelunasan lebih cepat.
a. Saat melakukan pelunasan
Utang murabahah Rp100.000.000,-
Beban murabahah Rp25.000.000,-
Kas Rp100.000.000,-
Beban murabahah tangguhan Rp25.000.000,-
b. Saat diberikan potongan
Kas Rp3.000.000,-
Beban murabahah Rp3.000.000,-

V AKUNTANSI SALAM
Ilustrasi Umum
Pak Adi dan Petani “Ngudi Rejeki” menandatangani kontrak
salam pada tanggal 1 Januari 2021. Dalam kontrak tersebut
Pak Adi berperan sebagai pembeli. Isi kontrak salam tersebut
adalah sebagai berikut:
Barang pesanan: beras IR64 10 ton
Harga yang disepakati: Rp15.000/kg
Modal salam dari Pak Adi Rp150.000.000,-
Barang pesanan diserahkan 6 bulan kemudian

74 Akuntansi Berbasis Syariah


1. Akuntansi Penjual.
a) Saat menerima modal dari pembeli berupa uang
tunai.
Kas Rp150.000.000,-
Utang salam Rp150.000.000,-
b) Saat menyerahkan barang pesanan.
a. Sesuai akad.
Utang salam Rp150.000.000,-
Aset salam/penjualan Rp150.000.000,-
b. Barang tidak sesuai akad, nilai barang lebih tinggi
dari nilai akad salam.
Utang salam Rp150.000.000,-
Aset salam/penjualan Rp150.000.000,-
c. Barang tidak sesuai akad, nilai barang lebih
rendah dari nilai akad salam.
Utang salam Rp150.000.000,-
Aset salam/penjualan Rp150.000.000,-
c) Pembeli tidak menerima seluruh barang pesanan
pada tanggal jatuh tempo pengiriman.
a. Pembeli membatalkan akad salam.
1) Saat pembatalan
Utang salam Rp150.000.000,-
Utang lain-lain Rp150.000.000,-
2) Saat pelunasan utang
Utang lain-lain Rp150.000.000,-
Kas Rp150.000.000,-

Akuntansi Berbasis Syariah 75


b. Pembeli memiliki jaminan dari penjual dan
pembeli menjual jaminan tersebut.
1) Saat jaminan dijual pembeli seharga
Rp160.000.000,-
Utang salam Rp150.000.000,-
Piutang lain-lain Rp10.000.000,-
Aset(jaminan) Rp160.000.000,-
2) Saat menerima kelebihan dari penjualan
jaminan.
Kas Rp10.000.000,-
Piutang lain-lain Rp10.000.000,-
3) Saat jaminan dijual pembeli seharga
Rp120.000.000,-
Utang salam Rp150.000.000,-
Aset(jaminan) Rp120.000.000,-
Utang lain-lain Rp30.000.000,-
4) Saat melakukan pembayaran atas kekurangan
penjualan jaminan.
Utang lain-lain Rp30.000.000,-
Kas Rp30.000.000,-
d) Membayar denda secara tunai karena lalai.
Denda-Kerugian Rp100.000,-
Kas Rp100.000,-

76 Akuntansi Berbasis Syariah


2. Akuntansi untuk Pembeli
a) Saat menyerahkan modal berupa uang tunai kepada
penjual.
Piutang salam Rp150.000.000,-
Kas Rp150.000.000,-
b) Saat menerima barang pesanan.
a. Sesuai akad
Aset salam Rp150.000.000,-
Piutang salam Rp150.000.000,-
b. Barang tidak sesuai akad, nilai barang lebih
tinggi dari nilai akad salam.
Aset salam Rp150.000.000,-
Piutang salam Rp150.000.000,-
c. Barang tidak sesuai akad, nilai barang lebih
rendah dari nilai akad salam.
Aset salam Rp130.000.000,-
Kerugian salam Rp20.000.000,-
Piutang salam Rp150.000.000,-
c) Pembeli tidak menerima seluruh barang pesanan
pada tanggal jatuh tempo pengiriman.
a. Pembeli membatalkan akad salam.
1) Saat pembatalan
Piutang lain-lain penjual Rp150.000.000,-
Piutang salam Rp150.000.000,-
2) Saat pelunasan utang
Kas Rp150.000.000,-
Piutang lain-lain penjual Rp150.000.000,-

Akuntansi Berbasis Syariah 77


b. Pembeli memiliki jaminan dari penjual dan
pembeli menjual jaminan tersebut.
1) Saat jaminan dijual seharga Rp160.000.000
Kas Rp160.000.000,-
Utang penjual Rp10.000.000,-
Piutang salam Rp150.000.000,-
2) Saat menyerahkan kelebihan dari penjualan
jaminan.
Utang penjual Rp10.000.000,-
Kas Rp10.000.000,-
3) Saat jaminan dijual seharga Rp120.000.000
Kas Rp120.000.000,-
Piutang lain-lain Rp30.000.000,-
Piutang salam Rp30.000.000,-
4) Saat menerima pembayaran atas
kekurangan penjualan jaminan.
Kas Rp30.000.000,-
Piutang lain-lain Rp30.000.000,-
d) Menerima pembayaran denda karena penjual lalai
secara tunai.
Dana kebajikan-kas Rp100.000,-
Dana kebajikan-pendapatan denda Rp100.000,-

78 Akuntansi Berbasis Syariah


VI AKUNTANSI ISTISHNA
Ilustrasi Umum
Perusahaan Abubakar membutuhkan gedung untuk
melakukan beberapa kegiatan operasionalnya sehingga
menghubungi kontraktor Amanah Gusti, dengan kesepakatan
sebagai berikut:
Nama barang : Gedung
Harga kontrak : Rp3.500.000.000,-
Nilai Jual : Rp4.200.000.000,-
Cara pembayaran : Tunai setelah pembangunan
gedung selesai
Jangka waktu penyelesaian : 12 bulan
1. Akuntansi untuk Penjual (Kontraktor Amanah Gusti)
a) Saat mengakui biaya perolehan aset istishna.
Aset istishna dalam penyelesaian Rp3.500.000.000,-
Kas Rp3.500.000.000,-
b) Saat mengakui pendapatan dan margin keuntungan.
Aset istishna dalam penyelesaian Rp700.000.000
Beban istishna Rp3.500.000.000,-
Pendapatan istishna Rp4.200.000.000,-
c) Saat mengirimkan tagihan kepada pembeli.
Piutang istishna Rp4.200.000.000,-
Termin istishna Rp4.200.000.000,-
d) Saat menyerahkan aset istishna.
Termin istishna Rp4.200.000.000,-
Aset istishna dalam penyelesaian Rp4.200.000.000,-

Akuntansi Berbasis Syariah 79


e) Saat menerima pembayaran tagihan.
Kas Rp4.200.000.000,-
Piutang istishna Rp4.200.000.000,-

2. Akuntansi untuk Pembeli.


a) Saat menerima aset istishna.
Aset istishna Rp4.200.000.000,-
Utang istishna Rp4.200.000.000,-
b) Saat melakukan pembayaran.
Utang istishna Rp4.200.000.000,-
Kas Rp4.200.000.000,-

S AKUNTANSI AKAD SEWA


Akuntansi Ijarah
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu
aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah)
tanpa diikuti dengan pemindahan. Aset ijarah adalah aset
baik berwujud maupun tidak berwujud, yang atas manfaatnya
disewakan.
Pengakuan dan Pengukuran
Ijarah atas aset
- Akuntansi Mu’jir
• Aset Ijarah
» Mu’jir mengakui aset ijarah pada saat aset
ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan;
» Aset ijarah disusutkan atau diamortisasi,
jika berupa aset yang dapat disusutkan

80 Akuntansi Berbasis Syariah


atau diamortisasi, sesuai dengan kebijakan
penyusutan atau amortisasi untuk aset
sejenis selama umur manfaatnya.
• Pendapatan dan beban
» Mu’jir mengakui pendapatan ijarah secara
garis lurus sejak aset ijarah tersedia untuk
musta’jir sampai akhir akad;
» Mu’jir mengakui hak untuk menerima
kompensasi atas penghentian akad ijarah
sebagai pendapatan;
» Pada saat perpindahan kepemilikan objek
ijarah dari mu’jir kepada musta’jir dalam
ijarah muntahiyah bittamlik dengan cara:
 Hibah, maka mu’jir mengakui jumlah
tercatat objek ijarah yang dihibahkan
sebagai beban.
 Penjualan, maka mu’jir mengakui selisih
antara harga jual dan jumlah tercatat
objek ijarah sebagai keuntungan atau
kerugian
 Akuntansi Musta’jir
• Beban
» Musta’jir mengakui beban ijarah secara
garis lurus sejak aset ijarah tersedia untuk
musta’jir sampai akhir akad;
» Musta’jir mengakui kewajiban untuk
memberikan kompensasi atas penghentian
akad ijarah sebagai beban.

Akuntansi Berbasis Syariah 81


• Perpindahan kepemilikan
» Pada saat perpindahan kepemilikan objek
ijarah dari mu’jir kepada musta’jir dalam
ijarah muntahiyah bittamlik dengan cara:
» Hibah, maka musta’jir mengakui aset dan
pendapatan sebesar nilai wajar objek ijarah
yang diterima
» Pembelian, maka musta’jir mengakui aset
sebesar nilai wajar objek ijarah yang dibeli.
Ijarah atas jasa
- Ijarah atas jasa yang dilakukan entitas dapat
dikelompokan menjadi:
• Ijarah atas jasa secara langsung yaitu ijarah atas
jasa yang mana entitas sendiri yang memberikan
jasa kepada musta’jir.
• Ijarah atas jasa secara tidak langsung yaitu
ijarah atas jasa yang mana entitas lain yang
memberikan jasa kepada musta’jir.
- Akuntansi A’jir
• A’jir mengakui pendapatan ijarah selama masa
pemberian jasa berdasarkan kemajuan jasa yang
diberikan.
• Ijarah atas jasa secara tidak langsung
» A’jir mengakui pendapatan ijarah secara garis
lurus setelah musta’jir menerima jasa dari
entitas lain sampai akhir akad.

82 Akuntansi Berbasis Syariah


- Penghentian akad
• A’jir mengakui hak untuk menerima kompensasi
atas penghentian akad ijarah sebagai
pendapatan.
- Akuntasi Musta’jir
• Musta’jir mengakui beban ijarah secara garis
lurus sejak musta’jir mulai menerima jasa
sampai selesainya jasa.
• Musta’jir mengakui kewajiban untuk
memberikan kompensasi atas penghentian
akad ijarah sebagai beban.

Penyajian
Ijarah atas aset
- Mu’jir menyajikan pendapatan ijarah atas aset secara
bruto di laba rugi. Untuk mu’jir yang merupakan
entitas keuangan syariah, pendapatan ijarah atas
aset disajikan secara neto setelah beban terkait di
laba rugi.
Ijarah atas jasa
- Dalam ijarah atas jasa secara langsung, a’jir
menyajikan pendapatan ijarah secara bruto di laba
rugi.

Akuntansi Berbasis Syariah 83


- Dalam ijarah atas jasa secara tidak langsung, a’jir
menyajikan:
• Selisih antara jumlah yang ditagihkan kepada
musta’jir dan biaya atas jasa yang disediakan
oleh entitas lain sebagai pendapatan tangguhan
di liabilitas;
• Pendapatan ijarah secara neto setelah beban
terkait di laba rugi.
Pengungkapan
Mu’jir mengungkapkan dalam laporan keuangan hal-
hal berikut terkait transaksi ijarah atas aset, tetapi tidak
terbatas pada:
- Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang
meliputi tetapi tidak terbatas pada:
• Jumlah dan tahun pembayaran sampai akhir
akad;
• Keberadaan wa’d pengalihan kepemilikan dan
mekanisme yang digunakan (jika ada wa’d
pengalihan kepemilikan ke musta’jir);
• Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah-
lanjut;
• Agunan yang digunakan (jika ada).
- Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan atau
amortisasi untuk setiap kelompok aset ijarah;
- Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada).

84 Akuntansi Berbasis Syariah


Musta’jir mengungkapkan dalam laporan keuangan hal-
hal berikut terkait transaksi ijarah atas aset, tetapi tidak
terbatas pada:
- Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang
meliputi tetapi tidak terbatas pada:
• Jumlah dan tahun pembayaran sampai akhir
akad;
• Keberadaan wa’d dari mu’jir untuk pengalihan
kepemilikan dan mekanisme yang digunakan
(jika ada wa’d dari mu’jir untuk pengalihan
kepemilikan);
• Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah-
lanjut;
• Agunan yang digunakan (jika ada).
- Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah dan
keuntungan atau kerugian yang diakui (jika ada
transaksi jual-dan-ijarah).

IMBT (Ijarah Muntahiya Bit Tamlik)


IMBT adalah akad ijarah yang disertai pemindahan kepemilikan
barang sewa (mahal al-manfa’ah) pada akhir sewa, baik dipindahkan
dengan akad hibah maupun dengan akad jual-beli.
Ketentuan Umum IBMT
Akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik boleh dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
• Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad Ijarah
(Fatwa DSN nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000) berlaku pula
dalam akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik;

Akuntansi Berbasis Syariah 85


• Perjanjian untuk melakukan akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi
al-Tamlik harus disepakati ketika akad Ijarah ditandatangani;
• Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalam
akad.

Ketentuan tentang al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik


• Pihak yang melakukan al-Ijarah al-Muntahiah bi al-Tamlik
harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Akad
pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau
pemberian, hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah
selesai;
• Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal
akad ijarah adalah wa’d, yang hukumnya tidak mengikat.
Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus ada akad
pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa
ijarah selesai.

Rahn (Gadai)
Rahn adalah menukarkan suatu benda dengan uang, tetapi ada
perbedaannya bagi umat Islam, uang tersebut adalah pinjaman
dan barang yang diterima adalah sebagai tanggungan. Gadai adalah
suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu
barang yang bergerak, yang diserahkan padanya oleh seseorang
atau oleh orang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan
kepada orang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari
barang tersebut didahulukan dari pada orang-orang berpiutang
lainnya; dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut

86 Akuntansi Berbasis Syariah


dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah
barang itu digadaikan.
Berikut ini adalah skema rahn:

1
Penerima Peminjam/pemilik
barang/pegadaian barang
2

4

1 Pihak pegadaian menyepakati akad rahn dengan peminjam.


2 Pihak pegadaian menerima barang gadai dari peminjam.
3 Peminjam mendapatkan pinjaman dari pegadaian.
4 Peminjam mengembalikan pinjaman dan menerima kembali barang
yang digadaikan ketika akad selesai.

CONTOH TRANSAKSI
• Akuntansi untuk Pemberi Sewa (Mu’jir)
1 Pembelian Aset Ijarah
Pemberi sewa membeli mobil yang disewakan sebesar
Rp200.000.000,- dari PT.Amanah, mobil tersebut memiliki
manfaat selama 5 tahun.
Aset ijarah Rp200.000.000,-
Kas Rp200.000.000,-

Akuntansi Berbasis Syariah 87


2 Penerimaan Pendapatan Sewa
Disepakati akad ijarah selama 2 tahun dan pembayaran
dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulannya sebesar
Rp7.500.000,-
a. Jika pembayaran tepat waktu.
10/1 Kas Rp7.500.000,-
Pendapatan Sewa Rp7.500.000,-

b. Jika terlambat membayar.


10/1 Piutang Ijarah Rp7.500.000,-
Pendapatan Ijarah-Akrual Rp7.500.000,-
15/1 Kas Rp7.500.000,-
Piutang Ijarah Rp7.500.000,-
Pendapatan Ijarah-Akrual Rp7.500.000,-
Pendapatan ijarah Rp7.500.000,-

3 Biaya Perbaikan Objek Ijarah


a. Jika ditanggung oleh pemberi sewa
Beban perbaikan Rp500.000,-
Kas Rp500.000,-
b. Beban perbaikan dibayar dulu oleh penyewa
Beban perbaikan Rp500.000,-
Utang Rp500.000,-
Ketika membayar utang perbaikan kepada penyewa
Utang Rp500.000,-
Kas Rp500.000,-

88 Akuntansi Berbasis Syariah


4 Penyusutan Aset Ijarah
Beban Penyusutan xxx
Akumulasi Penyusutan xxx

*Menghitung beban penyusutan =


Harga Perolehan – Nilai residu/sisa
Umur ekonomis aset

5 Perpindahan Kepemilikan (IMBT)


a. Hibah
Aset ijarah dengan perolehan Rp200.000.000,- dan
akumulasi penyusutan Rp150.000.000,- di akhir masa
sewa dilakukan hibah atas aset.
Beban Ijarah Rp50.000.000,-
Akumulasi Penyusutan Rp150.000.000,-
Aset Ijarah Rp200.000.000,-

b. Penjualan Sebelum Berakhirnya Akad


Aset ijarah dengan perolehan Rp200.000,- dan akumulasi
penyusutan Rp150.000,- dijual seharga Rp100.000,-. Masa
sewa masih 1 tahun yang akan datang. Keuntungan diakui
sebesar harga jual dikurangi nilai tercatat (Rp100.000,- –
(Rp200.000,- – Rp150.000,-) = Rp50.000,-).
Kas Rp100.000,-
Akumulasi Penyusutan Rp150.000,-
Keuntungan Rp50.000,-
Aset Ijarah Rp200.000,-

Akuntansi Berbasis Syariah 89


c. Penjualan Setelah Berakhirnya Akad
Aset ijarah dengan perolehan Rp200.000,- dan akumulasi
penyusutan Rp150.000,- dijual seharga Rp70.000,- pada
akhir akad. Keuntungan diakui sebesar Rp70.000,- –
(Rp200.000,- – Rp150.000,-) = Rp20.000,-
Kas Rp70.000,-
Akumulasi Penyusutan Rp150.000,-
Keuntungan Rp20.000,-
Aset ijarah Rp200.000,-

• Akuntansi untuk Penyewa (Musta’jir)


1 Membayar beban sewa
a. Jika tepat waktu
10/1 Beban Sewa Rp7.500.000,-
Kas Rp7.500.000,-
b. Jika terlambat membayar
10/1 Beban sewa Rp7.500.000,-
Utang sewa Rp7.500.000,-
15/1 Utang Sewa Rp7.500.000,-
Kas Rp7.500.000,-

2 Biaya Perbaikan Objek Ijarah


a. Jika ditanggung oleh pemberi sewa
no entry (Tidak ada entry di penyewa karena biaya
perbaikan ditanggung oleh penyewa).
b. Jika ditanggung oleh penyewa karena lalai
Beban Perbaikan Rp500.000,-
Kas Rp500.000,-

90 Akuntansi Berbasis Syariah


c. Beban perbaikan dibayarkan dulu oleh penyewa
Piutang Rp500.000,-
Kas Rp500.000,-
Ketika dibayarkan oleh pemberi sewa
Kas Rp500.000,-
Piutang Rp500.000,-

3 Perpindahan kepemilikan (IMBT)


a. Hibah
Aset yang disewa dihibahkan dengan nilai wajar Rp50.000,-
kepada penyewa.
Aset non kas Rp50.000,-
Keuntungan Rp50.000,-
b. Pembelian sebelum berakhirnya akad.
Aset ijarah dibeli seharga Rp70.000,- sebelum akad berakhir.
Aset non kas Rp70.000,-
Kas Rp70.000,-
c. Penjualan setelah berakhirnya akad
Aset ijarah dibeli seharga Rp60.000,- setelah akad berakhir.
Aset non kas Rp60.000,-
Kas Rp60.000,-

Akuntansi Berbasis Syariah 91


AKUNTANSI RAHN
Akuntansi untuk Penerima Gadai
1. Pada saat menyerahkan uang pinjaman
Piutang xxx
Kas xxx
2. Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan
penyimpanan
Kas xxx
Pendapatan xxx
3. Pada saat mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan dan
penyimpanan
Beban xxx
Kas xxx
4. Pada saat pelunasan barang uang pinjaman
Kas xxx
Piutang xxx
5. Jika pada jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi maka barang
gadai akan dijual oleh pihak yang menggadaikan
Kas xxx
Piutang xxx

Akuntansi untuk Pihak yang Menggadaikan Barang


1. Pada saat menerima uang pinjaman
Kas xxx
Utang xxx
2. Pada saat membayar biaya pemeliharaan dan penyimpanan
Beban xxx
Kas xxx

92 Akuntansi Berbasis Syariah


3. Saat pelunasan utang
Utang xxx
Kas xxx
4. Jika pada jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi maka barang
gadai akan dijual oleh pihak yang menggadaikan
Kas xxx
Akumulasi Penyusutan (apabila aset tetap) xxx
Kerugian* xxx
Kerugian** xxx
Aset xxx

*Nilai buku > Nilai jual


** Nilai buku < nilai jual
Pelunasan utang saat atas barang yang dijual pihak yang
menggadai
Utang xxx
Kas xxx

Akuntansi Berbasis Syariah 93


T AKUNTANSI AKAD KERJASAMA
Akuntansi Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh
dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku
pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai
kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung
oleh pemilik dana.
Prinsip Pembagian Hasil Usaha
1 Prinsip bagi hasil, dasar pembagian hasil usaha adalah
laba bruto (gross profit) bukan total pendapatan usaha
(omset).
2 Prinsip bagi laba, dasar pembagiannya adalah laba
neto (net profit) yaitu laba bruto dikurangi beban yang
berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah.
Pengakuan dan pengukuran
1 Akuntansi untuk pemilik dana
a) Dana mudharabah yang disalurkan pemilik dana
diakui sebagai investasi mudharabah pada saat
pembayaran kas atau penyerahan aset non-kas
kepada pengelola dana.
b) Pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai
berikut:
a. Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur
sebesar jumlah yang dibayarkan.

94 Akuntansi Berbasis Syariah


b. Investasi mudharabah dalam bentuk aset non-
kas diukur sebesar nilai wajar aset non-kas
pada saat penyerahan:
1) Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai
tercatatnya diakui, maka selisihnya diakui
sebagai keuntungan tangguhan dan
diamortisasi sesuai jangka waktu akad
mudharabah.
2) Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai
tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai
kerugian.
c) Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum
usaha dimulai, disebabkan rusak, hilang atau faktor
lain yang bukan kelalaian atau kesalahan pihak
pengelola dana, maka penurunan nilai tersebut
diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo
investasi mudharabah;
d) Jika sebagian investasi mudharabah hilang setelah
dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau
kesalahan pengelola dana, maka kerugian tersebut
diperhitungkan pada saat bagi hasil;
e) Usaha mudharabah dianggap mulai berjalan sejak
dana atau modal usaha mudharabah diterima
pengelola dana;
f) Dalam investasi mudharabah yang diberikan
dalam aset non-kas dan aset non-kas tersebut
mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah

Akuntansi Berbasis Syariah 95


barang digunakan secara efektif dalam kegiatan
usaha mudharabah, maka kerugian tersebut tidak
langsung mengurangi jumlah investasi, namun
diperhitungan pada saat pembagian bagi hasil.
g) Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara
lain, ditunjukkan oleh:
a. Persyaratan yang ditentukan di dalam akad
tidak dipenuhi;
b. Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan
(force majeur) yang lazim dan/atau yang telah
ditentukan dalam akad;
c. Hasil keputusan dari institusi yang berwenang.
h) Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat
akad jatuh tempo dan belum dibayar pengelola
dana, maka investasi mudharabah diakui sebagai
piutang.
i) Penghasilan Usaha
a. Jika investasi mudharabah melebihi satu
periode pelaporan, penghasilan usaha diakui
dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai
nisbah yang disepakati.
b. Kerugian yang terjadi dalam suatu periode
sebelum akad mudharabah berakhir diakui
sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan

96 Akuntansi Berbasis Syariah


kerugian investasi. Pada saat akad mudharabah
berakhir, selisih antara:
1) Investasi mudharabah setelah dikurangi
penyisihan kerugian investasi.
2) Pengembalian investasi mudharabah
diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
c. Pengakuan penghasilan usaha mudharabah
dalam praktik dapat diketahui berdasarkan
laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan
usaha dari pengelola dana. Tidak
diperkenankan mengakui pendapatan dari
proyeksi hasil usaha;
d. Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan
pengelola dana dibebankan pada pengelola
dana dan tidak mengurangi investasi
mudharabah;
e. Bagian hasil usaha yang belum dibayar
pengelola dana diakui sebagai piutang.

2 Akuntansi Untuk Pengelola Dana


a) Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad
mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer
sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset non-kas
yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana
syirkah temporer diukur sebesar nilai tercatatnya;
b) Jika pengelola dana menyalurkan dana syirkah
temporer yang diterima maka pengelola dana
mengakui sebagai aset sesuai ketentuan;

Akuntansi Berbasis Syariah 97


c) Pengelola dana mengakui pendapatan atas
penyaluran dana syirkah temporer secara bruto
sebelum dikurangi dengan bagian hak pemilik
dana;
d) Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan
menggunakan dua prinsip, seperti yang dijelaskan
diatas;
e) Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah
temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum
dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai
kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi
hak pemilik dana;
f) Kerugian yang diakibatkan kesalahan atau
kelalaian pengelola dana diakui sebagai beban
pengelola dana.
g) Mudharabah Musytarakah
a. Jika pengelola dana juga menyertakan dana
dalam mudharabah musytarakah, maka
penyaluran dana milik pengelola dana tersebut
diakui sebagai investasi mudharabah;
b. Akad mudharabah Musytarakah merupakan
perpaduan antara akad mudharabah dan
akad Musytarakah;
c. Dalam mudharabah Musytarakah, pengelola
dana (berdasarkan akad mudharabah)
menyertakan juga dananya dalam investasi
bersama (berdasarkan akad/ musyarakah).

98 Akuntansi Berbasis Syariah


Pemilik dana Musytarakah (musytarik)
memperoleh bagian hasil usaha sesuai porsi
dana yang disetorkan. Pembagian hasil usaha
antara pengelola dana dan pemilik dana dalam
mudharabah adalah sebesar hasil usaha
musytarakah setelah dikurangi porsi pemilik
dana sebagai pemilik dana Musytarakah.
d. Pembagian hasil investasi mudharabah
Musytarakah dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Hasil investasi dibagi antara pengelola
dana (sebagai mudharib) dan pemilik
dana sesuai dengan nisbah yang
disepakati, selanjutnya bagian hasil
investasi setelah dikurangi untuk
pengelola dana (sebagai mudharib)
tersebut dibagi antara pengelola dana
(sebagai musytarik) dengan pemilik
dana sesuai dengan porsi modal masing-
masing
2) Hasil investasi dibagi antara pengelola
dana (sebagai musytarik) dan pemilik
dana sesuai dengan porsi modal
masing-masing, selanjutnya bagian
hasil investasi setelah dikurangi untuk
pengelola dana (sebagai musytarik)
tersebut dibagi antara pengelola dana
(sebagai mudharib) dengan pemilik dana

Akuntansi Berbasis Syariah 99


sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Jika terjadi kerugian atas investasi, maka
kerugian dibagi sesuai dengan porsi
modal para musytarik.

Penyajian
1. Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam
laporan keuangan sebesar nilai tercatat.
2. Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah
dalam laporan keuangan:
a) Dana syirkah temporer dari pemilik dana
disajikan sebesar nilai tercatatnya untuk setiap
jenis mudharabah;
b) Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah
diperhitungkan tetapi belum diserahkan kepada
pemilik dana disajikan sebagai pos bagi hasil yang
belum dibagikan di kewajiban.
Pengungkapan
1. Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi
mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada:
a) Isi kesepakatan utama usaha mudharabah,
seperti porsi dana, pembagian hasil usaha,
aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain;
b) Rincian jumlah investasi mudharabah
berdasarkan jenisnya;
c) Penyisihan kerugian investasi mudharabah
selama periode berjalan;

100 Akuntansi Berbasis Syariah


d) Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
2. Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait
transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada:
a) Isi kesepakatan utama usaha mudharabah,
seperti porsi dana, pembagian hasil usaha,
aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain;
b) Rincian dana syirkah temporer yang diterima
berdasarkan jenisnya;
c) Penyaluran dana yang berasal dari mudharabah
muqayadah;
d) Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

Akuntansi Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi
kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau aset non-kas
yang diperkenankan syariah.

Akuntansi Berbasis Syariah 101


Pengakuan dan Pengukuran
Untuk pertanggungjawaban pengelolaan usaha musyarakah
dan sebagai dasar penentuan bagi hasil, maka mitra aktif
atau pihak yang mengelola usaha musyarakah harus
membuat catatan akuntansi yang terpisah untuk usaha
musyarakah tersebut.
- Akuntansi untuk Mitra Aktif
• Pada Saat Akad
o Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah
(misalnya, biaya studi kelayakan) tidak dapat
diakui sebagai bagian investasi musyarakah
kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra
musyarakah.
o Penerimaan dana musyarakah dari mitra
pasif (misalnya, bank syariah) diakui sebagai
investasi musyarakah dan di sisi lain sebagai
dana syirkah temporer sebesar:
 Dana dalam bentuk kas dinilai sebesar
jumlah yang diterima.
 Dana dalam bentuk aset non-kas dinilai
sebesar nilai wajar dan disusutkan selama
masa akad atau selama umur ekonomis
jika aset tersebut tidak akan dikembalikan
kepada mitra pasif.

102 Akuntansi Berbasis Syariah


• Selama akad
o Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah
dengan pengembalian dana mitra pasif di
akhir akad dinilai sebesar:
 Jumlah kas yang diserahkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad dikurangi
dengan kerugian (jika ada)
 Nilai wajar aset musyarakah non-kas pada
saat penyerahan untuk usaha musyarakah
setelah dikurangi penyusutan dan
kerugian (jika ada).
o Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah
menurun (dengan pengembalian dana
mitra pasif secara bertahap) dinilai sebesar
jumlah kas atau nilai wajar aset non-kas yang
diserahkan untuk usaha musyarakah pada
awal akad ditambah dengan jumlah dana
syirkah temporer yang telah dikembalikan
kepada mitra pasif, dan dikurangi kerugian
(jika ada).
• Pengakuan Hasil Usaha
o Pendapatan usaha musyarakah yang menjadi
hak mitra aktif diakui sebesar haknya sesuai
dengan kesepakatan atas pendapatan usaha
musyarakah. Sedangkan pendapatan usaha
untuk mitra pasif diakui sebagai hak pihak
mitra pasif atas bagi hasil dan kewajiban;

Akuntansi Berbasis Syariah 103


o Kerugian investasi musyarakah diakui sesuai
dengan porsi dana masing-masing mitra dan
mengurangi nilai aset musyarakah;
o Jika kerugian akibat kelalaian atau kesalahan
mitra aktif atau pengelola usaha, maka
kerugian tersebut ditanggung mitra aktif atau
pengelola usaha musyarakah;
o Pengakuan pendapatan usaha musyarakah
dalam praktik dapat diketahui berdasarkan
laporan bagi hasil atas realisasi pendapatan
usaha dari catatan akuntansi mitra aktif
atau pengelola usaha yang dilakukan secara
terpisah.
- Akuntansi untuk Mitra Pasif
• Pada saat Akad
o Investasi musyarakah diakui pada saat
pembayaran kas atau penyerahan aset non-
kas kepada mitra aktif.
o Pengukuran investasi musyarakah:
 Dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah
yang dibayarkan.
 Dalam bentuk aset non-kas dinilai sebesar
nilai wajar dan jika terdapat selisih antara
nilai wajar dan nilai tercatat aset non-kas,
maka selisih tersebut diakui sebagai:
- Keuntungan tangguhan dan
diamortisasi selama masa akad.
- Kerugian pada saat terjadinya.

104 Akuntansi Berbasis Syariah


o Investasi musyarakah non-kas yang diukur
dengan nilai wajar aset yang diserahkan akan
berkurang nilainya sebesar beban penyusutan
atas aset yang diserahkan, dikurangi dengan
amortisasi keuntungan tangguhan (jika ada).
o Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah
(misalnya, biaya studi kelayakan) tidak dapat
diakui sebagai bagian investasi musyarakah
kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra.
• Selama Akad
o Bagian mitra pasif atas investasi musyarakah
dengan pengembalian dana mitra pasif di
akhir akad dinilai sebesar:
 Jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad dikurangi
dengan kerugian (jika ada);
 Nilai wajar aset musyarakah non-kas
pada saat penyerahan untuk usaha
musyarakah setelah dikurangi penyusutan
dan kerugian (jika ada).
o Bagian mitra pasif atas investasi musyarakah
menurun (dengan pengembalian dana
mitra pasif secara bertahap) dinilai sebesar
jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad dikurangi jumlah
pengembalian dari mitra aktif dan kerugian
(jika ada).

Akuntansi Berbasis Syariah 105


•Akhir akad
o Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah
yang belum dikembalikan oleh mitra aktif
diakui sebagai piutang.
• Pengakuan Hasil Usaha
o Pendapatan usaha investasi musyarakah
diakui sebesar bagian mitra pasif sesuai
kesepakatan. Sedangkan kerugian investasi
musyarakah diakui sesuai dengan porsi dana.
Penyajian
Mitra aktif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang
terkait dengan usaha musyarakah dalam laporan
keuangan, diantaranya:
- Kas atau aset non-kas yang disisihkan oleh mitra
aktif dan yang diterima dari mitra pasif disajikan
sebagai investasi musyarakah.
- Aset musyarakah yang diterima dari mitra pasif
disajikan sebagai unsur dana syirkah temporer
untuk:
- Selisih penilaian aset musyarakah, bila ada, disajikan
sebagai unsur ekuitas.
Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang
terkait dengan usaha musyarakah dalam laporan
keuangan, diantaranya:
- Kas atau aset non-kas yang diserahkan kepada mitra
aktif disajikan sebagai investasi musyarakah.

106 Akuntansi Berbasis Syariah


- Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset
non-kas yang diserahkan pada nilai wajar disajikan
sebagai pos lawan (contra account) dari investasi
musyarakah.
Pengungkapan
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi
musyarakah, tetapi tidak terbatas, pada:
- Isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti
porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha
musyarakah, dan lain-lain.
- Pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif.
- Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah

CONTOH TRANSAKSI
AKUNTANSI MUDHARABAH
Akuntansi untuk pemilik dana
1. Pemilik dana menyetorkan modal berupa uang tunai senilai
Rp100.000.000,-
Dr. Investasi Mudharabah Rp100.000.000,-
Cr. Kas Rp100.000.000,-

2. Pemilik dana mendapatkan uang bagi hasil dari pengelola dana


sesuai dengan nisbah
Dr. Kas Rp7.500.000,-
Cr. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Rp7.500.000,-

Akuntansi Berbasis Syariah 107


3. Akad mudharabah berakhir dan pemilik dana mendapatkan dana
investasi mudharabah dari pengelola dana
Dr. Kas/aset non kas Rp100.000.000,-
Cr. Investasi Mudharabah Rp100.000.000,-

Akuntansi untuk pengelola dana


1. Pengelola dana mendapatkan modal berupa uang tunai dari pemilik
dana sebesar Rp100.000.000,-
Dr. Kas/Aset non kas Rp100.000.000,-
Cr. Dana Syirkah Temporer Rp100.000.000,-

2. Pendapatan usaha didapatkan sebesar Rp100.000.000,- dan


menanggung beban sebesar Rp75.000.000,-
Dr. Kas Rp100.000.000,-
Cr. Pendapatan Rp100.000.000,-
Dr. Beban Rp75.000.000,-
Cr. Kas Rp75.000.000,-
Dr. Pendapatan Rp100.000.000,-
Cr. Beban Rp75.000.000,-
Cr. Pendapatan yang belum dibagikan Rp25.000.000,-

3. Pengelola dana membagikan laba sesuai nisbah yang telah


disepakati kepada pemilik dana sesuai nisbah.
Dr. Pendapatan yang belum dibagikan Rp25.000.000,-
Cr. Kas Rp25.000.000,-
Dr. Kas Rp17.500.000,-
Cr. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Rp17.500.000,-

108 Akuntansi Berbasis Syariah


4. Akad mudharabah berakhir dan pengelola dana mengembalikan
dana investasi mudharabah kepada pemilik dana.
Dr. Dana Syirkah Temporer Rp100.000.000,-
Cr. Kas/Aset non kas Rp100.000.000,-

AKUNTANSI MUSYARAKAH
Perusahaan Anugrah Gusti dan Perusahaan Amirullah melakukan
akad musyarakah. Perusahaan Anugrah Gusti sebagai mitra pasif
dan perusahaan Amirullah sebagai mitra aktif. Mereka bersepakat
melakukan usaha selama 5 tahun. Modal yang dibutuhkan sebesar
Rp1.200.000.000,-
Data:
a. Jumlah setoran diberikan perusahaan A sebsar 75% dari
seluruh modal yang dibutuhkan. Setoran dalam bentuk
peralatan konveksi telah diperoleh dengan harga sebesar
Rp320.000.000,- Pada saat penyerahan lebih rendah sebesar
Rp20.000.000,- sisanya tunai.
b. Bagi hasil dibagikan dengan metode Net Profit Sharing. Bagi
hasil dilakukan dengan nisbah sama rata antara mitra pasif
dengan mitra aktif. Realisasi laba/rugi bersih dalam lima tahun
usaha konveksi sebagai berikut:
Tahun 1 rugi = Rp180.000.000,-
Tahun 2 laba = Rp200.000.000,-
Tahun 3 laba = Rp240.000.000,-
Tahun 4 laba = Rp220.000.000,-
Tahun 5 laba = Rp280.000.000,-

Akuntansi Berbasis Syariah 109


• Pencatatan akuntansi pada mitra pasif:
1. Pada saat akad:
Dr.Investasi musyarakah Rp900.000.000,-
Dr.Kerugian penurunan nilai aset Rp20.000.000,-
Cr.Kas Rp600.000.000,-
Cr.Peralatan konveksi Rp320.000.000,-

2. Selama akad:
Tahun 1
Dr.Kerugian investasi musyarakah Rp135.000.000,-
Cr.Investasi musyarakah Rp135.000.000,-
Tahun 2
Dr.Kas Rp100.000.000,-
Cr.Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp100.000.000,-
Tahun 3
Dr.Kas Rp120.000.000,-
Cr.Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp120.000.000,-
Tahun 4
Dr.Kas Rp110.000.000,-
Cr.Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp110.000.000,-
Tahun 5
Dr.Kas Rp140.000.000,-
Cr.Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp140.000.000,-

110 Akuntansi Berbasis Syariah


3. Pada akhir akad :
Dr.Kas Rp750.000.000,-
Dr.Kerugian investasi musyarakah Rp15.000.000,-
Cr.Investasi musyarakah Rp765.000.000,-

• Pencatatan akuntansi pada mitra aktif :


1. Pada saat akad:
Dr.Kas Rp600.000.000,-
Dr.Peralatan konveksi Rp300.000.000,-
Dr.Investasi musyarakah Rp300.000.000,-
Cr.Dana syirkah temporer Rp1.200.000.000,-

2. Selama akad :
Tahun 1
Dr.Kerugian investasi musyarakah Rp45.000.000,-
Dr.Dana syirkah temporer Rp135.000.000,-
Cr.Kerugian yang belum dialokasikan Rp180.000.000,-
Tahun 2
Dr.Pendapatan yang belum dialokasikan Rp200.000.000,-
Cr.Kas Rp100.000.000,-
Cr.Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp100.000.000,-
Tahun 3
Dr.Pendapatan yang belum dialokasikan Rp240.000.000,-
Cr.Kas Rp120.000.000,-
Cr.Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp120.000.000,-
Tahun 4
Dr.Pendapatan yang belum dialokasikan Rp220.000.000,-
Cr.Kas Rp110.000.000,-

Akuntansi Berbasis Syariah 111


Cr.Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp110.000.000,-
Tahun 5
Dr. Pendapatan yang belum dialokasikan Rp280.000.000,-
Cr.Kas Rp140.000.000,-
Cr.Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp140.000.000,-

3. Pada akhir akad :


Dr.Dana syirkah temporer Rp750.000.000,-
Cr.Kas Rp750.000.000,-

U TES FORMATIF
Pilihan Ganda
1. Identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan
kegiatan pencatatan, penggolongan, serta pengikhtisaran
transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan
keuangan adalah pengertian dari:
a. Akuntansi Syariah
b. Akuntansi
c. PSAK

2. Berikut ini yang merupakan sumber hukum Islam :


1. Al-Qur’an
2. As-Sunnah
3. Ijmak
4. Qiyas

112 Akuntansi Berbasis Syariah


Jawaban yang benar adalah..
a. 1,2, dan 3
b. 1,3, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. Semua benar

3. KDPPLKS singkatan dari…


a. Kerangka Dasar Pelaporan dan Pengkajian Laporan
Keuangan Syariah.
b. Kerangka Dasar Penyusunan dan Pengembangan
Laporan Keuangan Syariah.
c. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
d. Kerangka Dasar Penerbitan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.

4. Berikut ini yang bukan merupakan asas transaksi syariah


adalah:
a. Persaudaraan
b. Keadilan
c. Kesucian
d. Universalisme

5. Berikut ini yang merupakan karakteristik kualitatif


laporan keuangan,kecuali:
a. Relevan
b. Dapat dipahami
c. Dapat dimanipulasi
d. Dapat dibandingkan

Akuntansi Berbasis Syariah 113


KASUS
Soal 1 - Murabahah
PT. Syariah Umat adalah perusahaan yang bergerak di bidang
penjualan kendaraan bermotor roda dua. Berikut adalah transaksi
selama bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2020.

1 Januari: Mendirikan toko yang terletak di daerah Lengkong Bandung.


Terdiri dari dua pemegang saham yaitu Bapak Kasim dan Ibu Aisyah
yang masing-masing menyetorkan dana sebesar Rp1.000.000.000,-
Keduanya memperoleh masing-masing 500 lembar saham.

2 Januari: PT. Syariah Umat membeli dua motor premium merk


Camari secara tunai dari PT. Bekas Mobil seharga Rp200.000.000,-
per unit.

2 Januari: PT. Syariah Umat menjual satu motor premium merk


Camari kepada PT. Citra Sejahtera. Akad yang digunakan adalah akad
murabahah.

Harga beli motor tersebut adalah Rp200.000.000,-

PT. Syariah Umat menetapkan margin keuntungan Rp20.000.000,-

PT. Citra Sejahtera akan mencicil selama 20 bulan.

Pembayaran akan dilakukan pada tanggal 3 setiap bulannya.

Keterlambatan pembayaran akan diberikan denda Rp50.000,- per


bulan.

PT. Citra Sejahtera juga membayar biaya administrasi sebesar


Rp125.000,- secara tunai kepada PT Syariah Umat. Kemudian,
memberikan uang muka senilai Rp5.000.000,-

114 Akuntansi Berbasis Syariah


3 Februari: PT. Citra Sejahtera membayar cicilan pertama kepada PT.
Syariah Umat.

7 Februari: PT. Syariah Umat memperoleh potongan pembelian dari


PT. Bekas Mobil senilai Rp500.000,- Potongan tersebut untuk motor
yang dijual kepada PT Citra Sejahtera, sehingga menjadi milik PT
Citra Sejahtera.

2 Maret: PT. Syariah Umat memberikan potongan pembelian dalam


bentuk kas sebesar Rp500.000,- kepada PT Citra Sejahtera.

3 Maret: PT. Citra Sejahtera membayar cicilan kedua kepada PT


Syariah Umat.

3 Maret: PT. Syariah Umat menjual motor premium merk Camari


kepada PT. Syariah Berjaya dengan menggunakan akad murabahah.

Harga beli motor tersebut adalah Rp200.000.000,-

Margin keuntungan yang disepakati Rp48.000.000,- dan dicicil


selama 48 bulan.

Pembayaran dilakukan setiap tanggal 8, dengan denda keterlambatan


Rp100.000,- setiap bulannya.

PT. Syariah Berjaya juga membayar administrasi senilai Rp200.000,-


kepada PT. Syariah Umat.

9 Maret: PT. Syariah Umat membeli premi asuransi sebesar


Rp3.600.000,- secara tunai untuk pertanggungan 9 Maret 2020
sampai dengan 9 Maret 2021.

4 April: PT. Citra Sejahtera membayar cicilan ketiga kepada PT.


Syariah Umat.

Akuntansi Berbasis Syariah 115


8 April: PT. Syariah Berjaya membayar cicilan pertama kepada PT.
Syariah Umat.

2 Mei: Motor PT. Citra Sejahtera mengalami kerusakan dan PT. Citra
Sejahtera membayar Rp1.000.000,- untuk biaya perbaikan.

3 Mei: PT. Citra Sejahtera membayar cicilan keempat kepada PT


Syariah Umat.

8 Mei: PT. Syariah Berjaya membayar cicilan kedua kepada PT


Syariah Umat.

1 Juni: Motor PT. Syariah Berjaya mengalami kerusakan dan PT. Citra
Sejahtera membayar Rp1.000.000,- untuk biaya perbaikan.

5 Juni: PT. Citra Sejahtera membayar cicilan kelima kepada PT Syariah


Umat.

10 Juni: PT. Syariah Berjaya membayar cicilan ketiga kepada PT


Syariah Umat.

Instruksi

Buatlah jurnal yang diperlukan dalam transaksi di atas, posting ke


dalam buku besar dan buat laporan laba rugi, laporan perubahan
modal, dan laporan posisi keuangan per 30 Juni 2020.

116 Akuntansi Berbasis Syariah


Kertas Kerja
Jurnal Pembukaan Usaha PT. Syariah Umat
Tanggal Keterangan Debit Kredit

Jurnal Pembelian Persediaan Motor oleh PT. Syariah Umat


Tanggal Keterangan Debit Kredit

Perhitungan Harga Jual Motor dari PT Syariah Umat kepada PT


Citra Sejahtera
Harga beli motor:
………………………………………….
Margin keuntungan:
………………………………………….
Harga jual motor:
………………………………………….
Uang muka pembelian:
………………………………………….
Jumlah piutang murabahah:
………………………………………….
Jangka waktu pelunasan:
………………………………………….
Cicilan per bulan:
………………………………………….

Akuntansi Berbasis Syariah 117


Jurnal atas Penjualan Motor ke PT. Citra Sejahtera
Tanggal Keterangan Debit Kredit

Perhitungan Pembelian Motor PT. Citra Sejahtera dari PT. Syariah Umat
Uang muka pembelian:
…………………………………………
Biaya administrasi pembelian:
………………………………………….
Total pengeluaran PT. Citra Sejahtera:
………………………………………….
Harga beli motor:
………………………………………….

118 Akuntansi Berbasis Syariah


Beban murabahah tangguhan :
………………………………………….
Total utang murabahah:
………………………………………….
Uang muka pembelian:
………………………………………….
Jumlah utang murabahah (net):
………………………………………….
Periode cicilan :
………………………………………….
Cicilan per bulan:
………………………………………….

Jurnal atas Pembelian Motor oleh PT. Citra Sejahtera


Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 119


Penerimaan Pembayaran Cicilan dari PT Citra Sejahtera
1. Penerimaan Cicilan Pertama
Tanggal Keterangan Debit Kredit

2. Penerimaan Cicilan Kedua


Tanggal Keterangan Debit Kredit

120 Akuntansi Berbasis Syariah


3. Penerimaan Cicilan Ketiga
Tanggal Keterangan Debit Kredit

4. Penerimaan Cicilan Keempat


Tanggal Keterangan Debit Kredit

5. Penerimaan Cicilan Kelima


Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 121


Pencatatan atas Pembayaran Cicilan oleh PT. Citra Sejahtera
1. Pembayaran Cicilan Pertama
Tanggal Keterangan Debit Kredit

2. Pembayaran Cicilan Kedua


Tanggal Keterangan Debit Kredit

3. Pembayaran Cicilan Ketiga


Tanggal Keterangan Debit Kredit

122 Akuntansi Berbasis Syariah


4. Pembayaran Cicilan Keempat
Tanggal Keterangan Debit Kredit

5. Pembayaran Cicilan Kelima


Tanggal Keterangan Debit Kredit

Jurnal untuk Mencatat Penerimaan Diskon dari PT. Bekas Mobil


Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 123


Jurnal untuk Mencatat Pembayaran Diskon ke PT. Citra Sejahtera
Tanggal Keterangan Debit Kredit

Jurnal untuk Mencatat Penerimaan Diskon oleh PT. Citra Sejahtera


Tanggal Keterangan Debit Kredit

Perhitungan Harga Jual Motor ke PT. Syariah Berjaya


Harga beli motor:
…………………………………
Margin keuntungan:
…………………………………
Harga jual motor:
…………………………………
Uang muka pembelian:
…………………………………
Jumlah piutang murabahah:
…………………………………

124 Akuntansi Berbasis Syariah


Periode cicilan :
…………………………………
Cicilan per bulan:
…………………………………

Jurnal atas Pembelian Motor ke PT. Syariah Berjaya


Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 125


Perhitungan Pembelian Motor PT. Syariah Berjaya dari PT. Syariah Umat
Uang muka pembelian:
…………………………………………
Biaya administrasi pembelian:
………………………………………….
Total pengeluaran PT. Citra Sejahtera:
………………………………………….
Harga beli motor:
………………………………………….
Beban murabahah tangguhan :
………………………………………….
Total utang murabahah:
………………………………………….
Uang muka pembelian:
………………………………………….
Jumlah utang murabahah (net):
………………………………………….
Periode cicilan :
………………………………………….
Cicilan per bulan:
………………………………………….

126 Akuntansi Berbasis Syariah


Jurnal atas Pembelian Motor oleh PT. Syariah Berjaya
Tanggal Keterangan Debit Kredit

Penerimaan Pembayaran Cicilan dari PT Syariah Berjaya


1. Penerimaan Cicilan Pertama
Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 127


2. Penerimaan Cicilan Kedua
Tanggal Keterangan Debit Kredit

3. Penerimaan Cicilan Ketiga


Tanggal Keterangan Debit Kredit

Pencatatan atas Pembayaran Cicilan oleh PT Syariah Berjaya


1. Pembayaran Cicilan Pertama
Tanggal Keterangan Debit Kredit

128 Akuntansi Berbasis Syariah


2. Pembayaran Cicilan Kedua
Tanggal Keterangan Debit Kredit

3. Pembayaran Cicilan Ketiga


Tanggal Keterangan Debit Kredit

Jurnal Lainnya
Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 129


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

130 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 131


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

132 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 133


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

134 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 135


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

136 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 137


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

138 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 139


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

140 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 141


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

142 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 143


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

144 Akuntansi Berbasis Syariah


Laporan Laba Rugi
…………………………….
…………………………………………………………………

Akuntansi Berbasis Syariah 145


Laporan Perubahan Modal
…………………………….
…………………………………………………………………

146 Akuntansi Berbasis Syariah


Laporan Posisi Keuangan
…………………………….
…………………………………………………………………

Akuntansi Berbasis Syariah 147


Soal 2 – Salam
PT. Indonesia Beternak adalah perusahaan startup yang bergerak di
bidang pengelolaan dan distribusi sapi limosin. PT. Indonesia Beternak
memberdayakan peternak-peternak di Lembang, Bandung untuk
menyediakan sapi limosin yang berkualitas.
Berikut adalah neraca saldo PT. Indonesia Beternak per 31 Desember
2020.

Berikut adalah transaksi salam PT. Indonesia Beternak selama tahun


2021.
Pada tanggal 2 Januari, PT. Indonesia Beternak mendapat order
untuk menyediakan sapi limosin untuk Kementerian Perdagangan
menggunakan akad salam dengan ketentuan sebagai berikut:
- PT. Indonesia Beternak akan mengirim 5 ekor sapi limosin
seberat 650kg.
- Harga per ekor sapi adalah Rp95.000.000,-
- Waktu pengiriman adalah 3 bulan sejak akad salam disepakati.
PT. Indonesia Beternak mengirimkan sapi limosin tersebut tepat waktu.
Pada tanggal 3 Januari, PT. Sapi Berjaya mendapat order dari PT.
Indonesia Beternak untuk menyediakan sapi limosin dengan ketentuan

148 Akuntansi Berbasis Syariah


sebagai berikut:
- PT. Sapi Berjaya akan mengirim 5 ekor sapi limosin seberat
650kg.
- Harga per ekor sapi adalah Rp80.000.000,-
- Waktu pengiriman adalah 2 bulan sejak akad disepakati.
PT Sapi Berjaya mengirimkan 5 ekor sapi limosin tepat waktu.
Pada tanggal 3 Mei, PT. Indonesia Beternak mendapat order untuk
menyediakan sapi limosin untuk acara peresmian Pusat Penelitian Sapi
Indonesia menggunakan akad salam dengan ketentuan sebagai berikut:
- PT. Indonesia Beternak akan mengirimkan 10 ekor sapi limosin
dengan berat 1 ton.
- Harga per ekor sapi adalah Rp110.000.000,-
- Waktu pengiriman adalah 2 bulan sejak akad salam disepakati.
PT. Indonesia Beternak mengirimkan sapi tepat waktu dengan harga
pasar Rp115.000.000,- per ekor.
Pada tanggal 7 Mei, PT. Sapi Indonesia mendapat order dari PT. Indonesia
Beternak untuk menyediakan sapi limosin dengan ketentuan sebagai
berikut:
- PT. Sapi Indonesia akan mengirimkan 10 ekor sapi limosin berat
1 ton.
- Harga per ekor sapi adalah Rp95.000.000,-
- Waktu pengiriman adalah 1 bulan sejak akad salam disepakati.
PT Sapi Indonesia tepat waktu dalam mengirimkan sapi limosin
tersebut dengan harga pasar Rp90.000.000,-, namun dua ekor sapi yang
dikirimkan beratnya hanya 800kg dan PT. Indonesia Beternak tidak mau
menerimanya.

Akuntansi Berbasis Syariah 149


Instruksi
1. Buatlah jurnal yang dilakukan oleh PT. Indonesia Beternak dan
posting ke dalam buku besar yang telah disediakan.
2. Buatlah jurnal yang dilakukan oleh PT. Sapi Berjaya dan PT.
Cinta Sapi Indonesia
3. Buatlah laporan keuangan PT. Indonesia Beternak per 31
Desember 2021.

150 Akuntansi Berbasis Syariah


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 151


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

152 Akuntansi Berbasis Syariah


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 153


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

154 Akuntansi Berbasis Syariah


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 155


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

156 Akuntansi Berbasis Syariah


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 157


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

158 Akuntansi Berbasis Syariah


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 159


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

160 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 161


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

162 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 163


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

164 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 165


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

166 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 167


Laporan Laba Rugi
…………………………….
…………………………………………………………………

168 Akuntansi Berbasis Syariah


Laporan Perubahan Modal
…………………………….
…………………………………………………………………

Akuntansi Berbasis Syariah 169


Laporan Posisi Keuangan
…………………………….
…………………………………………………………………

170 Akuntansi Berbasis Syariah


Soal 3 – Istishna’
Hutama Cinta adalah developer bangunan dan konstruksi menengah.
Berikut adalah beberapa transaksi yang dilakukan oleh Hutama Cinta
dengan klien.

6 Januari 2020: PT. Cinta Menawan (CM) akan membangun gedung


kantor baru dan meminta jasa Hutama Cinta (HC) melalui akad istishna’
dengan metode presentase penyelesaian dan pembayaran tunai.
Bangunan tersebut harus selesai dalam 1 tahun dengan nilai kontrak
Rp7.200.000.000,- Pada saat penandatanganan akad, PT.HC menagihkan
uang muka kepada PT. CM sebesar Rp600.000.000,- dari nilai kontraknya.
Pembayaran dilakukan secara tunai setelah tagihan diterima perusahaan.

8 Februari 2020: PT Citra Ramayana akan membangun perumahan


karyawan dan meminta jasa PT.HC melalui akad istishna’ dengan metode
presentase penyelesaian dan pembayaran tangguh, yang akan selesai
dalam 3 tahun dengan nilai tunai sebesar Rp15.000.000.000,- dan nilai
jualnya Rp 18.000.000.000,- Pembayaran dilakukan setiap akhir tahun
dengan pembayaran masing-masing tahun Rp6.000.000.000,-

6 April 2020: PT. HC menyerahkan aset istishna’ tahap I kepada PT. CM


dengan nilai tagihan Rp1.400.000.000,- dan atas pengeluaran yang
sudah dilakukan oleh PT. HC sebesar Rp1.000.000.000,-

10 April 2020: PT. HC menerima pembayaran kas dari PT.CM atas tagihan
tertanggal 6 April 2020.

8 Juni 2020: PT. HC menyerahkan aset istishna’ tahap I kepada PT.


CR dengan pengeluaran yang sudah dilakukan oleh PT. HC sebesar
Rp2.000.000.000,-

Akuntansi Berbasis Syariah 171


6 Juli 2020: PT. HC menyerahkan aset istishna’ tahap II kepada PT. CM
dengan nilai tagihan Rp1.800.000.000,- atas pengeluaran yang sudah
dilakukan oleh PT. HC Rp1.400.000.000,-

10 Juli 2020: PT. HC menerima pembayaran kas dari PT.CM atas tagihan
tertanggal 6 Juli 2020.

6 Oktober 2020: PT. HC menyerahkan aset istishna’ tahap III kepada


PT. CM dengan nilai Rp2.000.0000.000,- atas pengeluaran yang sudah
dilakukan PT.HC sebesar Rp1.600.000.000,-

10 Oktober 2020: PT. HC menerima pembayaran kas dari PT. CM atas


tagihan tertanggal 6 Oktober 2020.

8 November 2020: PT. HC menyerahkan aset istishna’ tahap II kepada


PT. CR dengan pengeluaran yang sudah dilakukan PT. HC sebesar
Rp5.000.000.000,-

28 Desember 2020: PT. HC menyerahkan aset istishna’ tahap IV kepada


PT. CM dengan nilai tagihan Rp1.400.000.000,- atas pengeluaran yang
sudah dilakukan PT. HC sebesar Rp1.000.000.000,-

31 Desember 2020: PT. HC mengakui pendapatan istishna’ dan menerima


pembayaran sebesar Rp6.000.000.000,-

Instruksi
Buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi selama tahun 2020 untuk
PT. HC, PT. CM, dan PT. CR. Posting ke dalam buku besar dan buatlah
laporan keuangan parsial.

172 Akuntansi Berbasis Syariah


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 173


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

174 Akuntansi Berbasis Syariah


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 175


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

176 Akuntansi Berbasis Syariah


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 177


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

178 Akuntansi Berbasis Syariah


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 179


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

180 Akuntansi Berbasis Syariah


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 181


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

182 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 183


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

184 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 185


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

186 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 187


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

188 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 189


Laporan Laba Rugi
…………………………….
…………………………………………………………………

190 Akuntansi Berbasis Syariah


Laporan Perubahan Modal
…………………………….
…………………………………………………………………

Akuntansi Berbasis Syariah 191


Laporan Posisi Keuangan
…………………………….
…………………………………………………………………

192 Akuntansi Berbasis Syariah


Soal 4 – Akuntansi Akad Sewa

PT. Mobil Indonesia adalah perusahaan baru yang bergerak dibidang


sewa mobil untuk perjalanan wisata. Berikut adalah transaksi ditahun
pertama (tahun 2021) PT. Mobil Indonesia menjalankan usaha.

2 Jan: Menginvestasikan sejumlah uang tunai sebagai modal awal


perusahaan sebesar Rp3.000.000.000,-

3 Jan: Membeli 3 unit kijang Inova baru senilai Rp1.800.000.000,- untuk


dijadikan mobil rental. Masing-masing unit diestimasi memiliki umur
ekonomis 5 tahun. Penyusutan menggunakan metode garis lurus.

4 Jan: Melakukan transaksi ijarah dengan Bapak Ahmad dengan masa


sewa selama 1 tahun berakhir pada tanggal 31 Desember dengan tingkat
keuntungan 20%. PT. Mobil Indonesia menerima uang muka 6 bulan
sewa senilai Rp72.000.000.

5 Jan: Melakukan transaksi IMBT dengan Bapak Komar dengan selama


1 tahun berakhir pada tanggal 31 Desember dengan tingkat keuntungan
20%. PT. Mobil Indonesia menerima uang muka 6 bulan sewa senilai
Rp360.000.000,- Opsi pengalihan sewa dilakukan diakhir masa sewa.
Penyusutan untuk aset IMBT diasumsikan sama dengan masa sewa.

31 Jan: PT. Mobil Indonesia melakukan perbaikan aset ijarah senilai


Rp2.000.000,- masing-masing.

4 Juli: PT. Mobil Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak


Ahmad.

5 Juli: PT. Mobil Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak


Komar.

Akuntansi Berbasis Syariah 193


4 Agustus: PT. Mobil Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak
Ahmad.

5 Agustus: PT. Mobil Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak


Komar.

4 September: PT. Mobil Indonesia menerima pembayaran sewa dari


Bapak Ahmad.

5 September: PT. Mobil Indonesia menerima pembayaran sewa dari


Bapak Komar.

4 Oktober: PT. Mobil Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak


Ahmad.

5 Oktober: PT. Mobil Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak


Komar.

4 November: PT. Mobil Indonesia menerima pembayaran sewa dari


Bapak Ahmad.

5 November: PT. Mobil Indonesia menerima pembayaran sewa dari


Bapak Komar.

4 Desember: PT. Mobil Indonesia menerima pembayaran sewa dari


Bapak Ahmad.

5 Desember: PT. Mobil Indonesia menerima pembayaran sewa dari


Bapak Komar.

31 Desember: PT. Mobil Indonesia menjual mobil Inova kepada Bapak


Komar senilai Rp45.000.000,- secara tunai.

Keterangan lain :

194 Akuntansi Berbasis Syariah


PT. Mobil Indonesia melakukan penyusutan selama tahun 2021 dengan
metode garis lurus.

Instruksi
1. Buatlah perhitungan harga sewa aset ijarah dan aset IMBT;
2. Buatlah tabel perhitungan penyusutan untuk aset ijarah dan aset
IMBT di PT.Mobil Indonesia selama tahun 2021;
3. Buatlah jurnal untuk mencatat seluruh transaksi pada PT. Mobil
Indonesia;
4. Posting akun yang terkait dalam buku besar yang telah disediakan;
5. Buatlah laporan keuangan sesuai dengan akun yang relevan.

Akuntansi Berbasis Syariah 195


Kertas Kerja
Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Nama Akun : No. Akun

196 Akuntansi Berbasis Syariah


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 197


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

198 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 199


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

200 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 201


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

202 Akuntansi Berbasis Syariah


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Akuntansi Berbasis Syariah 203


Nama Akun : No. Akun
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

204 Akuntansi Berbasis Syariah


Soal 5 – Akuntansi Akad Kerjasama
Tanggal 6 Maret 2020, PT. Sentosa menerima modal usaha dari Bank
Amanah Umat sebesar Rp500.000.000,- dengan nisbah 30:70 dari
laba usaha yang disepakati selama 6 bulan. Pada tanggal 31 Desember
2020, PT.Sentosa mencatat hasil usahanya sebesar Rp150.000.000,-
dan biaya operasional usahanya sebesar Rp90.000.000,- dan membagi
hasil usahanya sesuai nisbah. Pada tanggal tersebut, PT. Sentosa juga
mengembalikan investasinya sebesar Rp480.000.000,-
Ditahun yang sama, PT. Sentosa juga bekerja sama dengan PT. Ramayana
untuk mengerjakan sebuah projek dengan membentuk PT. Ramayana
Sentosa. PT.Sentosa menyetorkan modal kas senilai Rp100.000.000,- dan
aset non-kas (harga perolehan Rp280.000.000,-, akumulasi penyusutan
Rp70.000.000,- masa manfaat 4 tahun, nilai pasar Rp300.000.000,-). PT
Ramayana menyetorkan modal sebesar Rp200.000.000,- secara tunai.
Nisbah yang disepakati adalah 3:1. Sementara jika rugi, maka dibagi
sesuai dengan proporsi modal.
Pada tanggal 31 Desember 2020, PT. Sentosa memperoleh pendapatan
Rp1.600.000.000,- dan beban yang dikeluarkan Rp1.400.000.000,- Pada
tanggal tersebut, akad musyarakah telah berakhir.

Instruksi:
Buatlah jurnal umum untuk PT. Sentosa dan PT. Ramayana.

Akuntansi Berbasis Syariah 205


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

206 Akuntansi Berbasis Syariah


Jurnal Umum
………………………………………………………….
……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Akuntansi Berbasis Syariah 207


Daftar Pustaka

Khaddafi, Muammar dkk. 2016 Akuntansi Syariah: Meletakan Nilai –


Nilai Syariah Islam dalam Ilmu Akuntansi, Medan: Madenatera

Nurhayati, Sri. Wasilah Abdullah. 2019. Akuntansi Syariah di Indonesia


Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat

208 Akuntansi Berbasis Syariah

Anda mungkin juga menyukai