Anda di halaman 1dari 9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Sistem Pusat Tenaga Listrik
Perkembangan energi listrik secara komersial dimulai sejak Januari 1882,
yaitu mulai beroperasinya pembangkit tenaga listrik pertama di London,
kemudian disusul pada bulan September 1882 di New York City.
Di Indonesia di awali dengan beroperasinya pembangkit listrik di Gambir,
Jakarta (1892), yang kemudian disusul di kota-kota besar seperti Medan (1899),
Surakarta (1902), Bandung (1906), Surabaya (1912), dan Banjarmasin (1922).
Mula-mula dipergunakan pusat listrik tenaga termis, yang kemudian disusul
dengan pembangunan pusat-pusat listrik tenaga air. (Abdul Kadir, Pembangkit
Listrik, UI-Press, 1996).
Perkembangan pusat tenaga listrik di Indonesia berlangsung sangat cepat.
Pada tahun 1968-1969 daya yang terpasang di seluruh pusat tenaga listrik PLN
berjumlah 540 MW, maka pada tahun 1983 angka itu menjadi lebih dari 12.000
MW, naik lebih dari 20 kali lipat dalam kurun waktu 24 tahun, atau peningkatan
setiap tahunnya ± 16%.
Kebutuhan akan energi listrik diperkirakan tiap tahunnya akan terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan industri dan pertumbuhan jumlah
penduduk.
Di dalam penyediaan tenaga listrik dapat dengan jelas terlihat tiga fungsi
yaitu: (1). Pembangkitan, (2).Transmisi, (3). Distribusi, yang dapat dianggap
sebagai produksi, pengangkutan, dan penjualan eceran.
4
PT PLN Sektor Belawan adalah salah satu unit kerja di lingkungan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, yang dibentuk sesuai
dengan SK Direksi No. 125/Dir/1983 pada tanggal 24 Juli 1983 dengan tugas
pokok mengoperasikan dan memelihara mesin pembangkit. Terletak 24 Km
sebelah utara kota Medan, di kawasan pantai yang mengarah ke Selat Malaka.
Alasan pemilihan lokasi ini untuk kemudahan transportasi bahan bakar minyak
dan juga untuk mendapatkan air pendingin pembangkit dari air laut.
Pasokan listrik di Sumatera Bagian Utara sebagian besar berasal dari PT.
PLN Sektor Belawan yang jumlahnya mencapai 96 % dari pasokan total. Pasokan
lainnya berasal dari PLTA Inalum, PLTG Paya Pasir, PLTG Glugur, PLTD Titi
Kuning dan PLTA Sektor Pandan. Adapun jenis jenis sumber listrik di Sumatera
Bagian Utara seperti pada kebanyakan di Indonesia, yaitu berasal dari
pembakaran bahan bakar, tenaga air dan geothermal.
Energi sebagai suatu arus panas dapat berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil, radiasi surya, atau reaksi nuklir. Energi berupa panas dapat
dikonversikan menjadi energi mekanikal yang menggerakkan generator sehingga
menghasilkan listrik. Pusat tenaga listrik mengubah energi panas, energi air,
energi angin, energi ombak, energi pasang surut, dan energi nuklir menjadi energi
mekanikal dan energi listrik melalui siklus konversi energi.
Kerja atau energi yang bermanfaat, yang diperoleh dan suatu arus energi
akan tergantung dari jumlah panas, pola suhu dan suhu lingkungan atau suhu
penerima panas yang tersedia. Suatu siklus penerima panas menerima sejumlah
energi
panas
itu
menjadi
kerja
atau
energi
bermanfaat,
dan
5
membuang/meneruskan yang selebihnya kepada lingkungan atau penerima panas
itu sebagai energi kerugian pada suhu yang lebih rendah.
Secara umum dapat dikatakan, bahwa daya guna atau efisiensi yang terjadi
jalam proses konversi energi dapat dirumuskan : Energi yang bermanfaat dibagi
energi yang dipakai.
Jenis - jenis pusat tenaga listrik yang sering digunakan adalah Pusat Listrik
Tenaga Uap (PLTU), Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pusat Listrik Tenaga
Diesel (PLTD), Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), Pusat Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTPB), Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan sebagainya.
Pembangkitan, yaitu produksi tenaga listrik, yang dilakukan dalam pusat
tenaga listrik atau sentral, dengan menggunakan penggerak mula dan generator.
Transmisi atau penyaluran, adalah memindahkan tenaga listrik dari pusat tenaga
ke gardu induk, yang terletak berdekatan dengan pusat pemakaian berupa kota
atau industri besar. Dari gardu induk akan didistribusikan ke gardu distribusi dan
ke para pemakai atau konsumen. Fasilitas pembangkitan dan transmisi biasanya
saling berhubungan secara ekonomi dalam pilihan lokasi, desain dan ekonomi
skala. Sering terjadi bahwa penugasan organisasi dari pembangkitan serta
transmisi dilakukan bersamaan, sedangkan distribusinya tersendiri.
Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan tenaga listrik, lokasi fisik
pusat tenaga listrik, saluran transmisi dan gardu induk perlu ditentukan, agar dapat
diperoleh suatu sistem yang baik, ekonomis dan dapat diterima masyarakat.
Pada PLTU unit 1, 2, menggunakan bahan bakar minyak solar dan minyak
residu (MFO). Pada PLTU unit 3, 4 menggunakan bahan bakar minyak solar,
minyak residu (MFO) dan gas. tetapi minyak akan digunakan apabila pengadaan
6
bahan bakar gas tidak terpenuhi. Untuk air umpan Ketel digunakan air sumur bor
setelah melalui Proses "Water Treatment Plant" sedangkan untuk pendingin
kondensor digunakan air laut.
Untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan pembangkit
listrik, PT PLN melakukan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) pada seluruh pembangkit yang ada di Sektor
Belawan. Komponen yang harus dipantau adalah : Kualitas Udara, kebisingan,
kualitas air, Hidrologi, dan Biota air. Hasil pemantauan lingkungan ini adalah
usaha dan upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan
khususnya di bidang pembangkitan listrik, dan karena operasi dari pembangkit ini
akan menimbulkan akibat terhadap lingkungan. Oleh karena itu diperlukan
pemantauan keseluruhan baik dalam bidang komponen fisik, kimia, biologi, sosial
ekonomi dan budaya.
Pengelolaan energi untuk penyediaan tenaga listrik berpengaruh besar
terhadap lingkungan hidup, dan pada gilirannya berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat tentunya, di lain pihak energi listrik sangat diperlukan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, walaupun pasti akan muncul pencemaran.
Unsur-unsur pencemaran lingkungan yang diproduksi dari bidang fisik adalah
Karbondioksida (C0 2), Sulfurdioksida (SO 2) dan berbagai Nitrogenoksida (NO 2).
Pencemaran Karbon monoksida dan nitrogen oksida sering disebut gas-gas rumah
kaca yang merupakan penyebab pemanasan global.
Dilihat dari segi biaya, mengendalikan tingkat pencemaran secara umum
berarti meningkatkan biaya pengelolaan energi, sehingga menaikkan biaya
pengelolaan yang harus juga melibatkan masyarakat untuk memikul biaya untuk
7

membuang/meneruskan yang selebihnya kepada lingkungan atau penerima panas


itu sebagai energi kerugian pada suhu yang lebih rendah.
Secara umum dapat dikatakan, bahwa daya guna atau efisiensi yang terjadi
jalam proses konversi energi dapat dirumuskan : Energi yang bermanfaat dibagi
energi yang dipakai.
Jenis - jenis pusat tenaga listrik yang sering digunakan adalah Pusat Listrik
Tenaga Uap (PLTU), Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pusat Listrik Tenaga
Diesel (PLTD), Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), Pusat Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTPB), Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan sebagainya.
Pembangkitan, yaitu produksi tenaga listrik, yang dilakukan dalam pusat
tenaga listrik atau sentral, dengan menggunakan penggerak mula dan generator.
Transmisi atau penyaluran, adalah memindahkan tenaga listrik dari pusat tenaga
ke gardu induk, yang terletak berdekatan dengan pusat pemakaian berupa kota
atau industri besar. Dari gardu induk akan didistribusikan ke gardu distribusi dan
ke para pemakai atau konsumen. Fasilitas pembangkitan dan transmisi biasanya
saling berhubungan secara ekonomi dalam pilihan lokasi, desain dan ekonomi
skala. Sering terjadi bahwa penugasan organisasi dari pembangkitan serta
transmisi dilakukan bersamaan, sedangkan distribusinya tersendiri.
Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan tenaga listrik, lokasi fisik
pusat tenaga listrik, saluran transmisi dan gardu induk perlu ditentukan, agar dapat
diperoleh suatu sistem yang baik, ekonomis dan dapat diterima masyarakat.
Pada PLTU unit 1, 2, menggunakan bahan bakar minyak solar dan minyak
residu (MFO). Pada PLTU unit 3, 4 menggunakan bahan bakar minyak solar,
minyak residu (MFO) dan gas. tetapi minyak akan digunakan apabila pengadaan
6
bahan bakar gas tidak terpenuhi. Untuk air umpan Ketel digunakan air sumur bor
setelah melalui Proses "Water Treatment Plant" sedangkan untuk pendingin
kondensor digunakan air laut.
Untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan pembangkit
listrik, PT PLN melakukan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) pada seluruh pembangkit yang ada di Sektor
Belawan. Komponen yang harus dipantau adalah : Kualitas Udara, kebisingan,
kualitas air, Hidrologi, dan Biota air. Hasil pemantauan lingkungan ini adalah
usaha dan upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan
khususnya di bidang pembangkitan listrik, dan karena operasi dari pembangkit ini
akan menimbulkan akibat terhadap lingkungan. Oleh karena itu diperlukan
pemantauan keseluruhan baik dalam bidang komponen fisik, kimia, biologi, sosial
ekonomi dan budaya.
Pengelolaan energi untuk penyediaan tenaga listrik berpengaruh besar
terhadap lingkungan hidup, dan pada gilirannya berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat tentunya, di lain pihak energi listrik sangat diperlukan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, walaupun pasti akan muncul pencemaran.
Unsur-unsur pencemaran lingkungan yang diproduksi dari bidang fisik adalah
Karbondioksida (C0 2), Sulfurdioksida (SO 2) dan berbagai Nitrogenoksida (NO 2).
Pencemaran Karbon monoksida dan nitrogen oksida sering disebut gas-gas rumah
kaca yang merupakan penyebab pemanasan global.
Dilihat dari segi biaya, mengendalikan tingkat pencemaran secara umum
berarti meningkatkan biaya pengelolaan energi, sehingga menaikkan biaya
pengelolaan yang harus juga melibatkan masyarakat untuk memikul biaya untuk
7
mendapatkan listrik. Dan di lain pihak pengendalian, pengelolaan dan pemantauan
lingkungan akan mengurangi gangguan kepada masyarakat seperti gangguan
kesehatan dan dengan kondisi lingkungan yang baik dapat meningkatkan mutu
kehidupan.
Di samping itu, tata letak pabrik sangat perlu diperhatikan untuk
kelancaran dan kemudahan operasional suatu perusahaan dan direncanakan
sebelum pabrik dibangun/ didirikan. Karena sekali pabrik dibangun dalam tata
letak yang salah sangat sulit untuk mengubahnya kembali. Untuk itu perlu
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi tata letak ini adalah :
- Tersedianya sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA)
yang cukup, misalnya sebuah pembangkit listrik tenaga uap sebaiknya
dibangun ditepi pantai karena kebutuhan air yang sangat banyak baik
untuk air pengisi ketel dan pendingin kondensor.
- Tidak terlalu jauh dari lokasi pasar (daerah), hal ini dimaksudkan untuk
menekan Maya pengangkutan (bagi industri yang menghasilkan barang)
atau pemasangan jaringan (instalasi), bagi industri yang menghasilkan jasa
seperti PLTU.
- Transportasi bahan baku atau bahan bakar yang lancar dan mudah,
sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutan dapat ditekan
seminimal mungkin.
- Lokasi pabrik sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk untuk
menghindari kebisingan dan polusi bagi masyarakat.
- Tersedianya tempat pembuangan limbah industri tanpa merusak
Ekosistem. Setelah memperhatikan faktor-faktor diatas, maka lokasi PLTU di PT.
PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara telah memenuhi syarat yang
diinginkan dalam pemilihan tata letak pabrik, yaitu di kawasan pulau Naga Putri
Sicanang Belawan kira-kira 24 km utara kota Medan.

2.2. Sistem Manajemen Perusahaan


Manajemen dimulai dengan defenisi yang kompleks dan mencakup aspek-
aspek penting pengelolaan, sehingga manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan melalui kerja sama dengan orang lain.
Jadi, manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer,
tanpa harus memperdulikan keterampilan para manajer, sehingga harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang mereka inginkan.
Para ahli sepakat (Wickham Skinner, 1969) bahwa terdapat empat fungsi dasar
yang dilaksanakan oleh manejer yaitu :
1. Perencanaan (Planning)
Pemilihan dan penentuan tujuan organisasi dan penyusunan strategi,
kebijaksanaan program yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan organisasi.
9
3. Pengarahan
Motivasi untuk mengarahkan karyawan dalam mengerjakan sesuatu yang
ditugaskan kepadanya.
4. Pengawasan (Controlling)
Penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai yang telah ditetapkan.
Kegiatan-kegiatan demikian mencirikan pihak manejer yang menunjukkan
perbedaan antara seorang anggota manajemen dan anggota Non-manajemen pada
suatu perusahaan. Seluruh aktivitas inilah yang disebut dengan Manajemen.
Adapun tujuan dari manajemen ini adalah :
1. Untuk mewujudkan adanya efisiensi di dalam setiap usaha, baik yang
dilakukan oleh sipil atau militer maupun yang dilakukan oleh Negara
ataupun oleh Swasta.
2. Untuk menjamin adanya kelancaran dan kelanjutan usaha, sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai.
2.3 Jenis-jenis Manajemen
Adapun jenis jenis manajemen perusahaan terdiri dari empat bagian, yang
meliputi :
2.3.1 Manajemen Perkantoran
Perumusan George R. Terry Ph D, dalam bukunya "Office Management
and Control", Manajemenn perkantoran dapat dirumuskan sebagai perencanaan,
pengawasan dan pengorganisasian pekerjaan kantor serta menggerakkan mereka
yang melaksanakan pekerjaan kantor tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu.
10
Manajemen perkantoran mengharuskan adanya kemampuan untuk
membuat keputusan-keputusan, penilaian mengenai suatu situasi atau kondisi
kemudian diikuti oleh pengetahuan mengenai apa yang harus dilakukan
merupakan intisari seorang manejer. Keputusan-keputusan harus didasarkan atas
fakta-fakta yang cukup banyak jumlahnya dan membedakan fakta dan opini dan
hanya menggunakan data yang berhubungan secara pasti dengan problem yang
sedang dihadapi.
2.3.2 Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia ialah semua kegiatan yang mengatur
keikutsertaan manusia pada perusahaan. Manusia adalah sumber unsur yang
terpenting dalam keberhasilan suatu perusahaan. Sumber daya manusia
melakukan dua fungsi utama yaitu fungsi manajerial dan fungsi operatif yang
meliputi :
a.Personel Procurement (memperoleh tenaga kerja) yaitu mendapatkan
tenaga kerja dalam jumlah dan spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
guna mencapai tujuan perusahaan.
b.Personal Development (mengembangkan tenaga kerja) yaitu tenaga kerja
yang ada perlu dilatih untuk menambah keterampilan yang dibutuhkan
dalam menjalankan tugas agar berjalan dengan baik.
c.Compensation (Kompensasi) yaitu sebagai balas jasa atau kontribusi
mereka terhadap pencapaian tujuan perusahaan maka tenaga kerja perlu
dan harus diberi balas jasa yang cukup.
11

3. Pengarahan
Motivasi untuk mengarahkan karyawan dalam mengerjakan sesuatu yang
ditugaskan kepadanya.
4. Pengawasan (Controlling)
Penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai yang telah ditetapkan.
Kegiatan-kegiatan demikian mencirikan pihak manejer yang menunjukkan
perbedaan antara seorang anggota manajemen dan anggota Non-manajemen pada
suatu perusahaan. Seluruh aktivitas inilah yang disebut dengan Manajemen.
Adapun tujuan dari manajemen ini adalah :
1. Untuk mewujudkan adanya efisiensi di dalam setiap usaha, baik yang
dilakukan oleh sipil atau militer maupun yang dilakukan oleh Negara
ataupun oleh Swasta.
2. Untuk menjamin adanya kelancaran dan kelanjutan usaha, sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai.
2.3 Jenis-jenis Manajemen
Adapun jenis jenis manajemen perusahaan terdiri dari empat bagian, yang
meliputi :
2.3.1 Manajemen Perkantoran
Perumusan George R. Terry Ph D, dalam bukunya "Office Management
and Control", Manajemenn perkantoran dapat dirumuskan sebagai perencanaan,
pengawasan dan pengorganisasian pekerjaan kantor serta menggerakkan mereka
yang melaksanakan pekerjaan kantor tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu.
10
Manajemen perkantoran mengharuskan adanya kemampuan untuk
membuat keputusan-keputusan, penilaian mengenai suatu situasi atau kondisi
kemudian diikuti oleh pengetahuan mengenai apa yang harus dilakukan
merupakan intisari seorang manejer. Keputusan-keputusan harus didasarkan atas
fakta-fakta yang cukup banyak jumlahnya dan membedakan fakta dan opini dan
hanya menggunakan data yang berhubungan secara pasti dengan problem yang
sedang dihadapi.
2.3.2 Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia ialah semua kegiatan yang mengatur
keikutsertaan manusia pada perusahaan. Manusia adalah sumber unsur yang
terpenting dalam keberhasilan suatu perusahaan. Sumber daya manusia
melakukan dua fungsi utama yaitu fungsi manajerial dan fungsi operatif yang
meliputi :
a.Personel Procurement (memperoleh tenaga kerja) yaitu mendapatkan
tenaga kerja dalam jumlah dan spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
guna mencapai tujuan perusahaan.
b.Personal Development (mengembangkan tenaga kerja) yaitu tenaga kerja
yang ada perlu dilatih untuk menambah keterampilan yang dibutuhkan
dalam menjalankan tugas agar berjalan dengan baik.
c.Compensation (Kompensasi) yaitu sebagai balas jasa atau kontribusi
mereka terhadap pencapaian tujuan perusahaan maka tenaga kerja perlu
dan harus diberi balas jasa yang cukup.
11
d.Integration (Integerasi) yaitu setelah tenaga kerja diperoleh,
dikembangkan dan diberi balas jasa yang cukup, pengintegrasian antara
kepentingan individu masyarakat dan perusahaan juga perlu dilakukan.
e.Maintenance (Mempertahankan) yaitu jika fungsi sebelumnya telah
dilakukan dengan memuaskan situasi tersebut harus dipertahankan.
f.Seperation (memisahkan diri) yaitu jika fungsi operatif pertama seseorang
sumber daya manusia adalah mendapatkan tenaga kerja, maka fungsi
akhirnya adalah melepaskan tenaga dan mengembalikan tenaga kerja
tersebut ke masyarakat.
2.3.3. Manajemen Produksi
Manajemen industri sama halnya dengan manajemen produksi berkaitan
dengan faktor produksi yakni bahan mentah, tenaga kerja, modal dan teknologi.
Hubungan antara faktor produksi dengan barang dan jasa yang dihasilkan
dinyatakan dalam fungsi produksi.
Tujuan manajemen produksi adalah memproduksi atau mengatur produksi
barang-barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu
sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pertambahan penduduk harus diimbangi
dengan peningkatan produktivitas sehingga hal ini dapat mendorong peningkatan
kemampuan manajemen di bidang industri atau produksi. Untuk pemecahan
masalah produksi maka manajemen produksi memiliki dua fungsi yaitu fungsi
manajemen dan fungsi operatif.
12
2.3.4. Manajemen Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan korektif, pemeliharaan
preventif dan pemeliharaan predektif.
1. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah suatu tindakan atau pekerjaan untuk
mempertahankan atau mengambil kondisi peralatan atau sistem, control listrik,
bangunan dan peralatan sarana lainnya yang mengalami kerusakan sehingga
kembali ke kondisi atau kapasitas semula. Macam-macam kondisi tersebut dapat
dikategorikan empat tingkat yaitu :
a.
Kerusakan mendesak yang harus segera diperbaiki karena dapat
mengakibatkan unit trip atau dapat membahayakan orang atau peralatan
lainnya seperti kebocoran uap pada drum level sensor pengaturan, kerusakan
pada kabel kontrol, power supply untuk sistem instrument.
b.
Kerusakan yang dapat diperbaiki tanpa mengurangi daya yang
dibangkitkan, dimana perbaikannya bisa diprogramkan dan tidak mengancam
unit trip, misalnya pada motor penggerak mula pompa rusak, kerusakan pada
alarm card dan kerusakan pada drum level.
c.
Kerusakan yang hanya dapat diperbaiki dengan mengurangi daya
yang dibangkitkan, dimana perbaikannya bisa diprogramkan pada saat daya
bisa dikurangi atau kalau tidak menunggu unit shutdown untuk mengadakan
Inspeksi atau Overhaul. Misalnya kerusakan dumper, air heater, kebocoran
pada salah satu sisi sistem pendingin utama, main valve, fire detector.
d.
Kerusakan yang hanya dapat diperbaiki saat unit sistem
pembangkit shutdown, dimana perbaikannya bisa diprogramkan pada saat unit
13
yang sedang beroperasi harus di shutdown dan perbaikannya lama. Misalnya
pada kebocoran duct gas bekas, kerusakan sensor turbin, kerusakan pada air
heater dan pembersihan ruang baker.
2. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif adalah suatu tindakan atau pekerjaan untuk
mempertahankan atau menjaga kondisi peralatan atau sistemm mesin, listrik
control, bangunan dan peralatan berada dalam keadaan baik dan mempunyai
keandalan dan daya guna optimal.
3. Pemeliharaan Prediktif
Pemeliharaan prediktif adalah sistem pemeliharaan peralatan dengan cara
memonitor peralatan secara terus-menerus atau berkala pada saat mesin beroperasi
untuk mengantisipasi potensi kerusakan, dan perkiraan gangguan dimasa yang
akan datang.
2.3.5. Manajemen Personalia / Sumber Daya Manusia
Merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-
segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini
terdapat dalam fungsi produksi, pemasaran, keuangan, maupun kepegawaian.
Karena sumber daya manusia (SDM) dianggap semakin penting perannya dalam
pencapaian tujuan perusahaan, maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian
dalam bidang SDM dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut
manajemen sumber daya manusia.
Namun, perlu diingat bahwa sumber daya manusia sendiri sebagai factor
produksi, seperti halnya faktor produksi lainnya, merupakan masukan (input)
14
yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran (output). Karyawan baru
yang belum memiliki keterampilan dan keahlian dilatih, sehingga menjadi
karyawan yang matang. Penolahan sumber daya manusia inilah yang disebut
manajemen SDM.
2.3.6. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan
aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Kegiatan pemasaran agar dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen
atau manajerial. Kegiatan manajerial yang meliputi
- Perencanaan
- Pemetaan pasar
- Pengorganisasian tenaga pemasaran
- Pengawasan
- Peningkatan
Kegiatan Pemasaran yang direncanakan, dipetakan, Pengorganisasian
tenaga pemasaran, pengawasan dan peningkatan pasar akan memperoleh hasil
yang memuaskan. Kegiatan pemasaran yang seperti itulah yang disebut sebagai
kegiatan Manajemen Pemasaran.
15

yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran (output). Karyawan baru
yang belum memiliki keterampilan dan keahlian dilatih, sehingga menjadi
karyawan yang matang. Penolahan sumber daya manusia inilah yang disebut
manajemen SDM.
2.3.6. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan
aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Kegiatan pemasaran agar dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen
atau manajerial. Kegiatan manajerial yang meliputi
- Perencanaan
- Pemetaan pasar
- Pengorganisasian tenaga pemasaran
- Pengawasan
- Peningkatan
Kegiatan Pemasaran yang direncanakan, dipetakan, Pengorganisasian
tenaga pemasaran, pengawasan dan peningkatan pasar akan memperoleh hasil
yang memuaskan. Kegiatan pemasaran yang seperti itulah yang disebut sebagai
kegiatan Manajemen Pemasaran.
15
2.4. Struktur Organisasi
Agar suatu proses berlangsung dengan baik, dibutuhkan suatu wadah
dalam bentuk struktur organisasi, struktur ini akan menggambarkan hubungan
formal, yang umumnya timbul bila ada interaksi sosial. Struktur formal yang
terkenal ada empat bentuk yaitu :
1. Organisasi Fungsional
Dinamakan organisasi fungsional karena organisasi ini dipecah atau
dikelompokkan menjadi unit-unit berdasarkan fungsinya. Mereka yang
mengerjakan pekerjaan sejenis dikelompokkan dalam satu unit yang
dinamakan bidang atau departemen, dengan maksud yang sama dipecah
menjadi menjadi sub unit yang lebih kecil.
2. Organisasi Produk dan Area
Penyusunan struktur organisasi perusahaan-perusahaan besar yang
kegiatan usahanya menangani berbagai macam produk, didasarkan atas
orientasi produk. Suatu contoh suatu penghasil mesin-mesin, divisi X
menghasilkan mesin-mesin ringan berhubungan dengan keperluan rumah
tangga (pendingin, peti es, kipas angin). Sedangkan divisi Y memproduksi
mesin berat (turbin gas, mesin mobil, mesin pesawat terbang) dan lain-
lain.
Keuntungannya adalah pembagian tugas dalam mempercepat hasil
produksi dalam suatu perusahaan sedangkan keterbatasannya tidak dapat
berkomunikasi antara bagian pembuatan suatu produk.
16
3. Organisasi Matriks
Bila struktur organisasi yang tersebut pada butir 1 dan butir 2 mempunyai
jalur laporan vertikal terdapat pula jalur formal horizontal. Keuntungannya
pengambilan keputusan tetap satu (pusat) sehingga dapat terjamin
pimpinan yang teguh dan displin yang baik, keterbatasannya timbul
birokrasi dan hubungan antara pimpinan tertinggi dengan pelaksana sedikit
sekali.
4. Organisai Proyek
Organisasi proyek adalah organisasi yang kegiatannya didukung oleh
berbagai tenaga ahli untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Tenaga-tenaga ahli dalam hal ini tidak mempunyai peranan directive atau
executive. Tenaga ahli tidak langsung berhubungan denga bawahan.
Nasehat kepada bawahan diberikan melalui pimpinan pelaksana yang
langsung dibantunya. Pembentukan organisasi ini harus memperhatikan
berbagai faktor dan persyaratan yang berkaitan dengan upaya mencapai
tujuan. Dalam penyusunan organisasi proyek, disamping harus memenuhi
syarat umum sebagaimana layaknya organisasi formal, penyusunan ini
harus pula memenuhi keinginan agar struktur organisai tersusun
sedemikian rupa sehingga konsep manajemen proyek dapat diterapkan dan
dijalankan sebaik-baiknya.
Berdasarkan keempat tipe organisasi diatas, PT PLN (Persero) KITSU Sektor
Belawan menggunakan tipe Organisasi Fungsional
17

Anda mungkin juga menyukai