Anda di halaman 1dari 1

Kabinet Burhanudin Harahap

Burhanuddin Harahap dikenal sebagai seorang politisi handal pada masa pemerintahan Ir. Soekarno &
Moh. Hatta. Kecakapan pria kelahiran Medan, 12 Januari 1917 ini dibuktikan lewat pengangkatannya
sebagai perdana menteri pada masa demokrasi liberal.

Kabinet Burhanuddin Harahap dibentuk pada 12 Agustus 1955 dan berakhir pada 3 Maret 1956. Salah
satu program kerja sekaligus prestasi dari kepemimpinan Perdana Menteri Burhanuddin adalah
diselenggarakannya pemilihan umum (pemilu) pertama di Tanah Air.

Semasa muda, Burhanuddin Harahap turut aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tercatat
ia pernah menjadi bagian dari Jong Islamieten Bond (JIB), Student Islam Studi Club (SIS), dan
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Islam (PPPI). Setelah kemerdekaan, Burhanuddin kemudian aktif berkarir di
Badan Pekerja Komite Nasional Pusat bersama Mr. Assaat. Karir politiknya dimulai sejak tahun 1946,
ketika ia diajak oleh Prawoto Mangkusasmito untuk masuk ke Partai Masyumi

Susunan Kabinet Burhanuddin Harahap :


Kabinet Burhanuddin Harahap dilantik oleh Presiden Soekarno pada 12 Agustus 1955 dan berakhir
pada 1956. Anggota kabinet tersebut terdiri dari 20 orang.
 Perdana Menteri: Mr. Burhanuddin Harahap
 Wakil Perdana Menteri I: R. Djanu Ismadi
 Wakil Perdana Menteri II: Harsono Tjokroaminoto

Dan 20 menteri lainnya,seperti Menteri Luar Negeri,Dalam Negeri,Pertahanan,Kehakiman,DLL.

Program Kerja Kabinet Burhanuddin Harahap


 Mengembalikan kewibawaan (Gezag) moril pemerintah, kepercayaan Angkatan Darat dan
masyarakat kepada Pemerintah.
 Melaksanakan pemilu menurut rencana yang sudah ditetapkan dan menyegerakan terbentuknya
Parlemen yang baru.
 Menyelesaikan perundang-undangan desentralisasi sedapat-dapatnya dalam tahun 1955 ini juga.
 Menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan inflasi.
 Memberantas korupsi.

Kejatuhan Kabinet Burhanuddin Harahap

kejatuhan kabinet Burhanuddin Harahap mulai tampak saat ia memilih jalan berunding untuk dapat
menyelesaikan masalah Irian Barat. Keputusan tersebut berakibat banyaknya gelombang protes dari
Soekarno maupun dari partai-partai. Pada akhirnya, 2 Maret 1956 saat pelaksanaan sidang keputusan
DPR, Burhanuddin Harahap menyatakan akan menyerahkan mandatnya pada 3 Maret 1956. Pada tanggal
3 Maret 1956 mandat yang diberikan Burhanuddin Harahap diterima oleh Presiden Soekarno dan Kabinet
Burhanuddin Harahap dinyatakan demisioner.

Anda mungkin juga menyukai