Anda di halaman 1dari 3

Setiap kegiatan yang berkaitan dengan penanganan limbah berbahaya oleh semua personil.

SOP PEMANTAUAN KEBIJAKAN


PENGELOLAAN B3

No. Dokumen :…../SOP/UKP/I/2019


No. Revisi :1
SOP
Tanggal Terbit : 2 Januari 2019
Halaman :½

UPTD
PUSKESMAS ROFINGI
TALIWANG Nip. 196801101990031013

1. Pengertian
Untuk memastikan pelaksanaan dan penanganan limbah berbahaya tidak menimbulkan
2. Tujuan pencemaran dan membahayakan lingkungan sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan akan dapat ditelusuri penyebabnya
SK Kepala UPTD Puskesmas Taliwang tentang Pedoman Penyelenggaraan Laboratorium
3. Kebijakan
No……./SK/ UKP/I/2019
4. Referensi Modul pelatihan tekhnis petugas laboratorium puskesmas Tahun 2015
Alat dan Bahan :
5. Prosedur/
- Masker
Langkah-
- Sarung tangan
langkah
- Jas laboratorium
Mengidentifikasi Limbah Berbahaya
A. Sanitarian dan Petugas terkait

1. Masing-masing penghasil Limbah berbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah


limbah berbahaya yang secara periodik dihasilkan oleh unit tersebut.
2. Identifikasi tersebut ditulis dalam buku inventaris oleh masing- masing unit
penanggung jawab.Pengumpulan Limbah Berbahaya

B. Petugas Laboratorium
1. Masing-masing penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenisdan jumlah
limbah berbahaya yang secara periodik dihasilkan oleh unit tersebut.
2. Masing-masing unit melaporkan hasil limbah berbahaya kepada sanitarian
tentang jenis dan jumlah limbah yang akan diserahkan dengan mengisi laporan
bulanan limbah berbahaya.
3. Penghasil limbah berbahaya mengangkut limbah berbahaya ke gudang
penyimpanan sementara limbah berbahaya.
4. Limbah dari masing-masing unit di tempat sampah dan jerigen berwarna BIRU,
apabila sudah penuh maka sanitarian mengkoordinir penganggkutannya.
5. Petugas sanitarian memverifikasi jenis dan jumlah limbah berbahaya yang
dihasilkan.
6. Limbah berbahaya lainnya disimpan di dalam gudang penyimpanan sementara
limbah berbahaya, dipisahkan menurut sifat/karakteristik limbah berbahaya
(mudah terbakar, mudah meledak, korosif dan reaktif, beracun
7. Petugas sanitarian bersama petugas terkait memberikan simbol dan label.
8. Masa Simpan dalam gudang TPS limbah berbahaya maksimal 90 hari sesuai
persyaratan yang ditetapkan atau apabila limbah berbahaya lebih dari 50 Kg/
hari.
9. Petugas terkait mengisi inventori limbah berbahaya yang ada di tempat
penampungan/penyimpanan serta penimbunan menggunakan ceklist inventory
limbah berbahaya.
10. Petugas terkait mengisi neraca limbah berdasarkan inventarisasi Gudang limbah
berbahaya sementara.
C. Pengelolaan limbah berbahaya oleh Pihak Ketiga. Setelah limbah mencukupi di
tempat penampungan mencukupi, limbah berbahaya tersebut selanjutnya diserahkan
kepada pihak ketiga :
1. Pihak ketiga sebagai pengumpul/pengelola limbah berbahaya harus mempunyai
ijin dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
2. Pihak transportir harus mempunyai ijin dari Dirjen Perhubungan Darat
Kementrian Perhubungan RI dan mendapat rekomendasi dari Kementerian
LHRI. Ijin sesuai dengan jalur transportasi yang akan dilalui limbah berbahaya.
3. Sanitarian mengusulkan surat penunjukan pengelola limbah berbahaya kepada
Kepala Puskesmas.
4. Pihak ketiga yang ditunjuk(pengumpul/ pengelola/ transportir) mengisi Berita
acara pemeriksaan Limbah berbahaya bersama petugas terkait. Berita acara serah
terima limbah berbahaya diisi oleh pihak ke 3 yang ditunjuk dan kepala
puskesmas.
5. Pihak ketiga yang ditunjuk berkewajiban memberikan Dokumen limbah
berbahaya yang sudah ditandatangani oleh penghasil dan transportir/pengangkut.
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
Sanitarian
8. Unit terkait
9. Dokumen - LPLPO
Terkait
10. Rekaman No yang diubah Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
2/2

Anda mungkin juga menyukai