Anda di halaman 1dari 27

Kegiatan Belajar 1

1. Tujuan Belajar
Mahasiswa memahami konsep dasar bilangan real
2. Uraian Materi

Sistem Bilangan

Real

Sebelum membahas lebih dalam beberapa bilangan, akan duraikan beberara sistem bilangan
dimana bilangan kompleks terdiri dari bilangan imajiner dan bilangan real. Bilangan real
dibagi menjadi dua bagian yaitu bilangan irrasional dan bilangan rasional. Selanjutnya
bilangan rasional terdiri dari bilangan pecahan dan bilangan bulat. Bilangan bulat termuat
bilangan bulat negative dan bilangan cacah. Bilangan cacah memuat bilangan nol daan
bilangaan asli, serta bilangan asli terbagi menjadi dua bagian yakni bilangan prima dan
bilangan komposit. Berikut diberikan susunan atau tingkatan bilangan

Bilangan
Kompleks

Bilangan Imajiner Bilangan Real

Bilangan Irrasional Bilangan Rasional


Bilangan Bilangan
Pecahan Bulat

Bilangan Bulat
Negative
Bilangan Cacah

Nol Bilangan Asli

Bilangan Prima
Bilangan Komposit

Bilangan Komposit merupakan bilangan asli yang memiliki lebih dari dua factor. Sebagai
contoh 4 merupakan bilangan komposit karena bilangan 6 memiliki factor-faktor yaitu 1, 2, 3,
dan 6 yang artinya lebih dari 2 faktor. Dengan kata lain bilangan komposit merupakan
bilangan yang dapat dibagi habis oleh bilangan lain selain 1 dan bilangan itu sendiri. Contoh
lain bilangan komposit yaitu bilangan 4,8,9,10, dan seterusnya.
Bilangan Prima merupakan bilangan asli yang hanya dapat dibagi habis oleh baingan 1 dan
bilangan itu sendiri, atau dengan kata lain bilangan prima memiliki tepat dua factor. Contoh
bilangan prima antara lain 2, 3, 5, 7, 11, 13 dan seterusnya.
Bilangan Asli (Bilangan Natural) dinotasikan dengan N dan beranggotakan bilangan-
bilangan 1, 2, 3, 4, 5, … dan seterusnya serta dinotasikan dengan
N  1, 2, 3, 4, dimana
5,...

terhadap operasi penjumlahan  dan operasi Perkalian  , N bersifat tertutup artinya jika
diberikan sebaraang
a,b  N maka a  b  N dan a b  N . Selanjutnya N dilengkapi dengan
operasi penjumlahan dan perkalian sebagaimana telah disebutkan membentuk suatu sistem
atau struktur. Oleh karena itu, N juga disebut sistem bilangan asli.
Sistem bilangan asli N ternyata belum mampu memberikan jawaban atas persamaan
x5
Oleh karena itu, timbul pemikiran untuk membangun atau mendefenisikan
2
himpunan atau sistem bilangan yang lebih besar dari N agar mampu menjawab persamaan
tersebut.
Bilangan Bulat dinotasikan dengan Z merupakan gabungan bilangan asli dengan
negativenya dan bilangan nol serta dinotasikan
dengan Z  ..., 3, 2, 1, 0,1, 2, 3,...

Seperti halnya Z ternyata Z juga belum mampu memenuhi seluruh keinginan manusia
dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait dengan system bilangan. Sebagai
contoh, tidak ada bilangan bulat x sehingga 5x  2 . Selanjutnya sistem bilangan bulat
diperluas menjadi sistem bilangan rasional.
x
Bilangan Rasional Q merupakan bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk dimana
y
x, y 
Z dan y  0 .

2 3 7
Beberapa contoh bilangan rasional: , 16 dan . Selain bilangan dari contoh
8 , 
5 ,
3 4 9 2 1 7
yang diberikan 1, 2345151515151,… merupakan bilangan rasional. Han ini menunjukan
bahwa decimal berulang termasuk dalam bilangan rasional. Bilangan rasional termasuk
dalam kategori decimal berulang hal ini karena setiap bilangan rasional dapat dinyatakan
dalam bentuk decimal. Hal ini sesuai dengan defenisi bilangan rasional selalu dapat
dinyatakan dalam bentuk pecahan dimana jika membagi pembilang dan penyebut hasil yang
1 3 4
diperoleh decimal. Sebagai contoh  0, 25 ,  0,375,  0,57142857143
4 8 7
Bilangan Irrasional merupakan kebalikan dari bilangan rasional atau bilangan yang tidak
x
dapat dinyatakan dalam bentuk
y dimana x, y  Z . Sebagai 2, 3, 3 7, dan
contoh ,
lainnya. Bilangan irrasional termasuk dalam kategori bilangan decimal tak berulang didalam
siklus-siklus. Bilangan irrasional dapat dinyatakan dalam bentuk decimal, contonya
3 1, 73205080757 ,   3,1415927 .
Bilangan rill adalah himpunan semua bilangan, yaitu gabungan bilangan rasional dan
bilangan irrasional bersama-sama dengan negative dan nol. Bilangan real dinotasikan dengan
R
Sifat Bilangan Rill
a. Sifat Aljabar
Jika a, b, c bilangan rill maka berlaku sifat:
 Komutatif : a  b  b  a dan ab  ba
 Assosiatif : a  b  c   a  b  dan a bc   ab  c
c

 Distributif : a b  c  ab  ac
 Elemen Identitas: terdapat dua bilangan riil yang berlainan yang memenuhi
a00a
dan a 1  1 a  a
a
 Invers :
karena
a  a  maka a merupakan invers pada penjumlahan bilangan rill
0
a
serta  1 dimana a  0 maka a1 adalah invers pada perkalian baingan rill
karena a

b. Sifat Urutan
Diberikan x, y dan z bilangan rill maka
 Trikotomi : salah satu pasti berlaku
xy atau xy atau x  y
 Ketransitifan
xy dan y  z  x  z
 Penjumlahan
xy xzyz

 Perkalian
Jika z positif, maka x  y  xz  yz
Jika z negative, maka x  y  xz  yz
Garis Bilangan

Diperhatikan suatu garis lurus. Diambil suatu titik, kemidian dipasangkan dengan bilangan 0.
Diambil titik yang lain, dipasangkan dengan bilangan 1. Salah satu titik diantara 0 dan 1,
1
tepatnya titik tengah antara 0 dan 1, dipasangkan dengan bilangan rael , dan seterusnya.
2
Dengan demikian sitiap titik pada garis lurus tersebut dapat dipasangkan dengan tepat satu
bilangan real. Sebaliknya apabila sebarang bilangan real dipasangkan dengan suatu titik pada
garis lurus tersebut, maka akan diperoleh pula bahwa setiap bilangan real menentukan tepat
satu titik ppada suatu garis lurus. Jadi, ada korespondensi satu-satu antara R dan garus lurus.
Oleh karena itu dalam praktek seringkali R digambarkan dengan suatu garis lurus. Ggaris
lurus demikian disebut garis bilangan real.

Relasi Urutan dan Interval

Sistem bilangan real terbagi menjadi 3 himpunan bagian yaitu himpunan bilangan real
negatif, {0} dan himpunan semua bilangan real positif. Himpunan semua bilangaan real
possitif dinotasikan dengan P. Berikut adalah sifat-sifat P

a. Untuk sebarang a,b  P berlaku a  b  P dan ab  P


b. Jika a  P maka a  P

Selanjutnya didefenisikan relasi  pada R yaitu sebagai berikut:


Untuk sebarang a,b 
didefenisikan
R
a  b artinya b  a  P

Dari defenisi relasi " < " berturut-turut didefenisikan relasi-relasi >, ≤′′, " ≥ " yaitu
sebagai berikut:

𝑎>𝑏⟺𝑏<𝑎
𝑎 ≤ 𝑏 ⟺ 𝑎 < 𝑏 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎 = 𝑏
𝑎≥𝑏⟺𝑏≤𝑎

Dapat ditunjukan bahwa 𝑎 ∈ 𝑃 jika dan hanya jika 𝑎 > 0. Dengan demikian
diperoleh:

𝑎 <𝑏 ⟺𝑏−𝑎 >0

Seringkali kita berurusan dengan suatu penggal garis di dalam R, yang selanjutnya
lebih dikenal dengan nama interval atau selang. Untuk sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 dengan
𝑎 < 𝑏 berturut-turut didefenisikan

Penulisan Himpunan Selang atau Interval Grafik


{𝑥: 𝑎 < 𝑥 < 𝑏} (a,b)

{𝑥: 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏} [a,b]

{𝑥: 𝑎 ≤ 𝑥 < 𝑏} [a,b)

{𝑥: 𝑎 < 𝑥 ≤ 𝑏} (a,b]

{𝑥: 𝑥 ≤ 𝑏} (-∞,b]

{𝑥: 𝑥 < 𝑏} (-∞,b)

{𝑥: 𝑥 ≥ 𝑎} [a,∞)

{𝑥: 𝑥 > 𝑎} (a,∞)

R (-∞,∞)
Berturut-turut [𝑎, 𝑏] disebut selang atau interval tertutup dan (𝑎, 𝑏) disebut selang atau

interval terbuka, [𝑎, 𝑏) dianamakan selang tertutup kiri dan terbuka kanan a, b
dianamakan selang terbuka kiri dan tertutup kanan.

3. Latihan Soal
Sederhanakanlah bentuk berikut ini
a. 20  5 x 6  2
i. 3x  4  x 1
b.  22  8   5x  2  4 
j. 3x  9  2x 1
c. 4  2(8 11)  6
 2x  3
2
k.
d. 3[2  4(7 12)]
5 1
e.  l.  4x 113x  7
2
7 13 x 4
1 m. x  2
f. 1 x2  x  6
1
1 n.
2 x3
g.
5  3 5  3   t 2  4t 
21
 3 2
2  8 
o.
t3
 2x  2x2
h. p.
x3  2x2  x
Kegiatan Belajar 2

1. Tujuan Belajar
Mahasiswa memahami konsep pertidaksamaan
2. Uraian Materi

Pertidaksamaan Linear

Pertidaksamaan linear merupakan kalimat terbuka yang dihubungkan dengan relasi urutan.
Pada relasi urutan dan interval pada materi kegiatan 1, terdapar beberapa istilah yang
disebutkan sebagai selang atau interval yang akan digunakan dalam pertidaksamaan dimana
selang atau interval terdiri dari dua bagian yaitu interval berhingga dan interval tak
berhingga yang terdiri dari :

a) Interval terbuka
Pertidaksamaan a  x  b
menggambarkan interval terbuka yang terdiri dari semua
bilangan antara a dan b serta tidak termasuk dengan titik-titik ujung a dan b .

Notasi Himpunan x a  x  b 
Notasi selang a, b
Grafik

b) Interval tertutup
Pertidaksamaan a  x  menandakan interval tertutup yang terdiri dari semua bilangan
b
antara a dan b serta mencakup titik-titik ujungnya

Notasi Himpunan x a  x  b 
Notasi selang a, b
Grafik

c) Interval setengah terbuka


Pertidaksamaan a  x  atau a  x  b menandakan interval setengah terbuka dan
b
setengah tertutup yang terdiri dari semua bilangan antara a dan b serta mencakup salah
satu titik ujungnya
Notasi x a  x  b  Notasi x a  x  b 
Himpunan Himpunan
Notasi a, b Notasi a, b
selang selang
Grafik Grafik

d) Interval tak berhingga


Notasi Himpunan Notasi selang Grafik

x x  a a, 

x x  a a, 

x x  b  , b

x x  b  , b

R , 

Penyelesaian suatu pertidaksamaan adalah semua bilangan yang memenuhi


pertidaksamaan tersebut yang merupakan interval atau gabungan interval-interval. Cara
yang dapat digunakan dalam menetukan penyelesaian suatu pertidaksamaan yaitu :
1. Menambahkan bilangan yang sama pada kedua ruas pertidaksamaan
2. Mengalikan kedua ruas pertidaksamaan dengan suatu bilangan positif
3. Mengalikan kedua ruas pertidaksamaan dengan suatu bilangan negative, kemudian
membalikkan arah tanda pertidaksamaan.

Contoh 1. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 4x  7  3x 


kemudian
5
nyatakan dalam notasi interval

Penyelesaian

4x  7  3x  5
4x  7  7  3x  5 Kedua ruas ditambahkan 7
7
4x  3x  2
Kurangkan dengan 3x
4x  3x  3x  3x 
2
x2

HP : x x  2
Notasi Selang :  ,2 

Grafik Penyelesaian

Contoh 2. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 5  2x  6  4


Penyelesaian

5  2x  6  4

5  6  2x  6  6  4
6 Kedua ruas 6

11  2x  2
1
11 Kedua ruas di x
  x  1
2 2
 11 
HP : x  x
 1
 2 
Notasi
: Selang
11 
, 1
 2 
 
Grafik Penyelesaian

Contoh 3. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 2x  4  6  7x  3x  6

Penyelesaian

2x  4  6  7x  3x  6

Langkah pengerjaan dilakukan sebagai berikut

2x  4  6  7x
dan 6  7x  3x  6
2x  4  7x  6  7x 
7x dan 6  7x  7x  3x  6  7x

9x  4  6 dan 6  10x  6

9x  4  6  6  6 dan 6  6 10x  6  6

9x 10  0 dan 0  10x

9x  10 dan 10x  0

10
x 9 da x  0
n
 10 
HP : x x   x  0
 9 
 10 
Notasi Selang :  ,  0, 
9
 

Jadi dari gambar diperoleh bahwa Himpunan Penyelesaiannya


adalah  10 
0,
 9 

2x 5 
Contoh 4. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 
1
x2
Penyelesaian

2x  5
x2 1

2x  5
x  2 1  0

2x  5   x  2
x2 0

x3
x20

 x  3 x  2  0 dengan
syarat x2

HP : x 2  x  3

Notasi selang : 2, 3

Contoh 5. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan x 1 x



2x 3x
Penyelesaian

x 1
2  x x
3x
x 1 x
 0
2x 3x

 x 13  x  x 2  x
0
2  x  3  x
2x2  2x  3
0
2  x  3  x
Untuk pembilang 2
2x  2x  mempunyai nilai diskriminan D  0 , sehingga nilainya selalu
positif. 3
Jadi titik Pemecah : 2, 3 sedangkan pembilang tidak menghasilkan titik Pemecah

HP= , 3   2, 


1 2
Contoh 6. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 
x 1 3x 1
Penyelesaian

1 2

x 1 3x 1
1 2
 0
x 1 3x 1

3x 1   2 x  2
 x 13x 1  0
x3
0
 x 13x 1
1
Diperoleh titik pemecah yaitu 
yang membagi garis riil memjadi empat bagian yakni
1, ,3
 1 1  3
, 1 , 1, ,3 dan 3, dengan melakukan titik uji dati titik-titik pemecah
, 
   
 3  3 
diperoleh
 1 
Sehingga diperoleh Himpunan Penyelesaian : , 1    , 3
3
 

Pertidaksamaan Kuadrat
Pertidaksamaan linear yang telah dipelajari apakah kalian merasa kesulitan dalam
menyelesaikannya? Selanjutnya kita akan mencoba mempelajari materi yang sedikit lebih
rumit yang perlu melakukan sedikit manipulasi aljabar yakni pertidaksamaan kuadrat. Untuk
menyelesaiakn persamaan kuadrat maka terlebih dahulu bisa dilakukan dengan mengubah
tanda pertidaksamaan menjadi persamaan. Selanjutnya penyelesaian mengikuti prosedur
persamaan kuadrat dimana nilai akar-akar kuadratnya menjadi titik pemecah yang membagi
pertidaksamaan tersebut menjadi beberapa bagian dalam garis rill. Selanjutnya menguji titik
pemecah tadi apakah memenuhi pertidaksamaan atau tidak.

Contoh 7. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 2x2  5x  3  0

Penyelesaian

2x2  5x  3  0

 2x 1 x  3  0
1
Diperoleh titik pemecah yaitu x   dan x  3 yang membagi garis rill menjadi tiga bagian
2
yakni  1  1 
,  ,  ,3 , dan 3, dengan melakukan titik uji dati titik-titik pemecah

   
2  2 


diperoleh

 1 
Sehingga diperoleh Himpunan Penyelesaian :  ,3
 
 2 

Contoh 8. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 3x2  x  2  0

Penyelesaian

3x2  x  2  0

 x 13x  2  0
Diperoleh titik pemecah yaitu 2
x  dan x 1 yang membagi garis rill menjadi tiga bagian
3
yakni  2  2 
,  ,  ,1 , dan 1, dengan melakukan titik uji dati titik-titik pemecah

   
3  3 


diperoleh

 2
Sehingga diperoleh Himpunan Penyelesaian : ,  1, 
 
 3

Rumus Kuadrat

Jika terdapat suatu pertidaksamaan kuadrat yang sulit untuk difaktorkan, maka cara
lain untuk memperoleh titik pemecah yaitu dengan menggunakan rumus kuadrat.
Rumus kuadrat diberikan sebagai berikut. Misalkan suatu persamaan kuadrat
ax2  bx  c  0 . Penyelesaian untuk persamaan kuadrat tersebut adalah

b  b2  4ac
x
2a

di mana d  b2  4ac dinamakan diskriminan dari persamaan kuadrat tersebut. Ada tiga
hal yang dapat disimpulkan berdasarkan nilai diskriminan yang diperoleh, yaitu :

a. Jika
d  0 , maka persamaan kuadrat memiliki dua akar rill yang berbeda.
b. Jika
d  0 , maka persamaan kuadrat memiliki dua akar rill yang sama.
c. Jika d  0 , maka persamaan kuadrat tidak memiliki jawaban rill.

Contoh 9. Tentukan himpunan penyelesaian x2  4x  6  0


pertidaksamaan

Penyelesaian

Ubah x2  4x  6  0 menjadi suatu x2  4x  6  0


pertidaksamaan persamaan

Penyelesaian dari persamaan tersebut adalah

b  b2  4ac
x
2a
x    4   2412  4 1  6 
4 40
x = 2 10
2

Sehingga diperoleh dua titik pemecah yaitu

x1  2  10 dan x2  2  10

Titik pemecah ini membagi garis rill menjadi 3 bagian yakni , 2  
10 , dan
10
2  10, 2 
dan 2  10,  
 
Jika dilakukan pengujian pada masing-masing interval dengan menggunakan titik uji, maka
diperoleh:

Interval Titik Uji Hasil Tanda

, 2  10  2 6 

2  10, 2  10 0 6 

2  10,  6 6 

Pertidaksamaan x2  4x  6  0 menunjukan bahwa daerah yang bertanda positif merupakan


daerah penyelesaiannya. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa himpunan penyelesaiannya


adalah x x  2 10  x  2 10 
3. Latihan Soal
1. Tentukan Himpunan penyelesaian pertidaksamaan dan gambarkan grafik
penyelesainnya pada garis bilangan.
a. 4x  5  3x  3x  2
6
l. 0
b. 2x  5  4x  x 1
3
c. 2x 16  x  25 2x 1
d. 7x 1 10x  4 m. x  3  1

e. 6x 10  5x x5
n. 0
16 2x 1
2x  3
f. 10x 1  8x  5
g. 3  4x  9  o. 0
11 x 1
h. 6  2x  3 
p. x2  x 12  0
1
i. 3x  2  5x 1  16
q. x2  5x  6  0
j. 2x  4  6  7x  3x 
6 r. 3x2 11x  4  0
x2
k. 2 s. 2x2  7x 15  0
x4
2. Tentukan semua nilai yang memenuhi kedua ketaksamaan berikut
a. 3x  7  1 dan 2x 1  3
b. 5x  2  1 dan 2x 1  4
3. Selesaikan pertidaksamaan berikut dan nyatakan jawabannya dalam notasi selang
a.  x  2  2x 13x  7  0
b. x3  5x2  6x  0

 x  5 x  2   2x 1  0
2
c.

d.  x 1   x 2  2x  7   x 2 1 
x 1  7  x2 1 10  0
2
2
e.
Kegiatan Belajar 3

1. Tujuan Belajar
Mahasiswa memahami konsep nilai mutlak
2. Uraian Materi

Nilai Mutlak

Konsep nilai mutlak sangat diperlukan untuk mempelajari kalkulus, oleh karena itu
diharapkan dipahami betul konsep-konsep dalam kalkulus disarankan mempunyai
keterampilan dalam bekerja menggunakan nilai mutlak.
Nilai mutlak suatu bilangan rill x , dinotasikan dengan x didefenisikan sebagai berikut

 x, jika x  0
x  
 x, jika x 

Contoh 3.1
5  5 5    5   5 0  0
, ,

Sifat-sifat nilai mutlak

1. ab  a b

a a
2. b
b

3. ab  a  (ketaksamaan Segitiga)


b

4. ab  a 
b

Pertidaksamaan yang memuat nilai mutlak

Untuk menyelesaikan pertidaksamaan yang memuat nilai mutlak dapat digunakan teorema
berikut

Teorema 3.1

1. x  x2

2. x  a  a  x  a

3. x  a  x  a atau x  a

4. x  y  x2  y2
x x
5. y
y

6. xy xy

x y
7. xy

Untuk
dapat menyatakan jaran antara x terhadap titik asalnya, sehingga x  a
x

menyatakan x yang jaraknya ke 0 kurang dari a

Untuk x  xca
dapat menyatakan jarak x terhadap c , sehingga x yang
c memenuhi

menyatakan x yang jaraknya ke c kurang dari a

Contoh 3.2 Tentukan penyelesaian dari 3x  4  8

Penyelesaian
3x  4  8
8  3x  4  8 (gunakan sifat nilai mutlak)
8  4  3x  4  4  8 (ditambahkan dengan 8 )
4
12  3x  4 1
4 (dkalikan dengan )
4  x  3
3
4
Jadi, diperoleh penyelesaian adalah x yang memenuhi 4  x 
3
Gambarkan pada garis bilangan penyelesaian pertidaksamaan

ini. Contoh 3.3 Tentukan penyelesaian dari 4x  2  10


Penyelesaian

4x  2  10
10

4x  2 
 4x  2  10 atau 4x  2  10

 4x  12 atau 4x  8
 x  3 atau x  2

Jadi, himpunan penyelesaian dari


pertidaksamaan 4x  2  10 adalah x x  3 x  2
atau

Contoh 3.4 diberikan   0 (epsilon) tunjukan x2   5x 10  
bahwa 5

Penyelesaian

x2  5x2 
5
 5 x2 

 5  x  2  

 5x 10  

Contoh 3.5 diberikan   0 carilah bilangan   sedemikian sehingga


0
x  3    6x 18  

Penyelesaian

6x 18    6  x  3  

 6 x3 

6 x3 

 x3 
6

Dipilih   . Terlihat bahwa
6 6x 18    6  x  3  

Contoh 3.6 Tentukan penyelesaian dari


2x  3  4x  5
Penyelesaian

Gunakan sifat 4

2x  3  4x  5   2x  3   4x 
2

5
2

 4x2 12x  9  16x2  40x  25


 12x2  28x 16  0
 3x2  7x  4  0
 3x  4  x 1  0
Diperoleh titik-titik pemecah 4
x  dan x  1 dan membagi garis real menjadi tiga
yaitu
3
 4  4
 yakni , 
bagian ,  ,
dan 1,   . Dengan melakukan uji titik pada pada
1
   
3  3

 
interval-interval tersebut diperoleh

Interval Titik Uji Tanda


 4
,  2 
 
 3


4
, 1
 1, 3 
 
 3 
1,   0 
Jika di gambarkan pada garis rill

 4
Sehingga diperoleh himpunan penyelesaiannya adalah ,  1, 
 
 3

Contoh 3.7 Tentukan penyelesaian dari 2x  4 x3


Penyelesaian 

Gunakan sifat 4

2x  4  x  3

  2x  4    x  3
2 2

 4x2 16x 16  x2 12x  36


 3x2  28x  20  0
Tampak bahwa pertidaksamaan tersebut tidak dapat dicari dengan faktorkan akar-akarnya
sehingga dapat dicari dengan akar kuadrat. Asumsikan bahwa 3x2  28x  20  0 maka

b  b2  4  a  c
x
2a

  28   282   4    3   20 



23
28 784  240

 6

28  32
 6
Diperoleh titik pemecah

28  32 4
x2    dan x1  28  32  60  10
1
6 6 6 6
3
Selanjutnya akan dilakukan pengujian terhadap setiap interval yang telah dibagi oleh titik
pemecah.
Interval Titik Uji Hasil 3x2  28x  20  Tanda
0
 2
,  1 11 
 
 3
 2 
 ,10 0 20 
 
 3 
10,   11 35 
Pertidaksamaan 3x2  28x  20  0 menunjukan daerah penyelesaian adalah daerah yang
bertanda negative. Jadi himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan tersebut adalah
 2 
x   x  10
 3 

x
Contoh 3.8 Tentukan penyelesaian dari 3 2
2

Penyelesaian

Gunakan sifat 4

x
32
2
x x
  7  2 72
2 atau
2
x x
  9  5
2 atau
2
 x  18
atau x  10
Hp  , 1810, 
3. Latihan Soal
1. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan berikut dan
gambarkan penyelesaiannya pada garis bilangan.
a. x 1  4 d. 4x  2  10

b. 3x  4  8 3x
e. 1  4
5
x
c. 2 6
3 x
f. 7 2
2

2. Selesaikan pertidaksamaan yang diberikan


a. 2x 1  x 1

b. 2 2x  3  x 10

c. 2x  3  4x  5

3. Buktikan bahwa implikasi yang ditunjukan adalah benar



a. x  2   6x 12  
6

b. x  4   2x  8  
2
4. Diberikan   0 , Carilah   sedemikian sehingga implikasi yang diberikan benar
0
a. x  5    3x  5  

b. x  2     4x  5  3  
Kegiatan Belajar 4

1. Tujuan Belajar
Mahasiswa memahami tentang sistem koordinat, garis lurus dan grafik persamaan
2. Uraian Materi

Sistem Koordinat

Dua garis rill yang saling tegak lurus dan berpotongan di titik nol disebut sebagai sumbu-
sumbu koordinat. Biasanya garis mendatar dinamakan sumbu 𝒙 dan garis tegak dinamakan
sumbu 𝒚. Titik nol yang merupakan perpotongan kedua garis tersebut dinamakan titik asal.
Sumbu-sumbu koordinat membagi bidang menjadi empat bagian, yang disebut dengan
kuadran, yaitu kuadran 𝐼, kuadran 𝐼𝐼, kuadran 𝐼𝐼𝐼, dan kuadran 𝐼𝑉. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar berikut

Pasangan bilangan terurut a, b merupakan titik koordinat yang diperoleh dari perpotongan
garis yang tegak lurus terhadap sumbu 𝑥 di 𝑎 dan tegak lurus terhadap sumbu 𝑦 di 𝑏.

Contoh 4.1. Plotlah titik (3,4) pada koordinat Cartesius.


Penyelesaian.
Berdasarkan Teorema Pythagoras, dapat ditentukan suatu rumus untuk menghitung jarak

dua buah titik pada koordinat Cartesius. Misalkan titik 𝑃 dengan koordinat  x1, y1  dan titik 𝑄

dengan koordinat  x2 , y2  . Dengan menggunakan Teorema Pythagoras, diperoleh rumus


jarak antara titik 𝑃 dan 𝑄 adalah

𝑑  P,Q   x21 x2 y  21y 2


Lingkaran merupakan himpunan titik yang terletak pada suatu jarak tetap (jari-jari) dari

suatu titik tetap (pusat). Secara umum, lingkaran dengan jari-jari 𝑟 dan titik pusat h, k 
 x  h  yk r2
2 2
mempunyai persamaan

Garis Lurus
Misalkan sebuah garis melalui titik 𝐴  x1, y1
dan  x2 , y2  , x1  x2 , maka
 dengan

didefinisikan kemiringan dari garis tersebut (dinotasikan dengan 𝑚) adalah


y2  y1
m
x2  x1

Garis yang melalui titik tetap  x1, y1  dengan kemiringan 𝑚 mempunyai persamaan
y  y1  m  x  x1 

Misalkan terdapat suatu garis memotong sumbu 𝑦 di 0, b , maka persamaan garis tersebut
adalah
ybm x
0

y  mx  b
Persamaan ini disebut sebagai bentuk kemiringan intersep.
m1 dan
Misalkan terdapat dua buah garis dengan masing-masing kemiringan garisnya adalah
m2 . Jika kedua garis tersebut saling sejajar, maka berlaku m1  m2 . Sedangkan, jika kedua

garis tersebut saling tegak lurus, maka berlaku m1  m2  1

Contoh Carilah persamaan garis yang melalui titik potong dua garis 2x  5y  9 dan
3x  8y  11 yang tegak lurus dengan garis 2x  5y  9
Penyelesaian.
Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu menentukan titik potong kedua garis tersebut
yaitu dengan melakukan eliminasi dan subtitusi terhadap kedua persamaan garis tersebut.
dengan mengalikan persamaan pertama dengan 3 dan persamaan kedua dengan 2, diperoleh
6x 15 y  27
6x 16 y  22 
y5
Substitusikan
y  5 ke dalam salah satu persamaan garis tersebut, sehingga diperoleh x 17

Jadi, titik potongnya adalah 17, 5 .

Langkah selanjutnya adalah menentukan kemiringan garis 2x  5y 


9 yaitu dengan

mengubah persamaan tersebut ke dalam bentuk kemiringan intersep. Perhatikan bahwa


2x  5y  9
5y  2x  9
2 9
y x
5 5
2
Dari persamaan di atas, diperoleh bahwa kemiringan garis tersebut adalah . Karena garis
5
yang akan dicari tegak lurus terhadap garis 2x  5y  9 , maka diperoleh kemiringan
garis
5
tersebut adalah  . Akibatnya, diperoleh persamaan garis yang diminta yaitu
2
5
y5  x 17 .
2

Anda mungkin juga menyukai