Sistem Bilangan Real
Sistem Bilangan Real
1. Tujuan Belajar
Mahasiswa memahami konsep dasar bilangan real
2. Uraian Materi
Sistem Bilangan
Real
Sebelum membahas lebih dalam beberapa bilangan, akan duraikan beberara sistem bilangan
dimana bilangan kompleks terdiri dari bilangan imajiner dan bilangan real. Bilangan real
dibagi menjadi dua bagian yaitu bilangan irrasional dan bilangan rasional. Selanjutnya
bilangan rasional terdiri dari bilangan pecahan dan bilangan bulat. Bilangan bulat termuat
bilangan bulat negative dan bilangan cacah. Bilangan cacah memuat bilangan nol daan
bilangaan asli, serta bilangan asli terbagi menjadi dua bagian yakni bilangan prima dan
bilangan komposit. Berikut diberikan susunan atau tingkatan bilangan
Bilangan
Kompleks
Bilangan Bulat
Negative
Bilangan Cacah
Bilangan Prima
Bilangan Komposit
Bilangan Komposit merupakan bilangan asli yang memiliki lebih dari dua factor. Sebagai
contoh 4 merupakan bilangan komposit karena bilangan 6 memiliki factor-faktor yaitu 1, 2, 3,
dan 6 yang artinya lebih dari 2 faktor. Dengan kata lain bilangan komposit merupakan
bilangan yang dapat dibagi habis oleh bilangan lain selain 1 dan bilangan itu sendiri. Contoh
lain bilangan komposit yaitu bilangan 4,8,9,10, dan seterusnya.
Bilangan Prima merupakan bilangan asli yang hanya dapat dibagi habis oleh baingan 1 dan
bilangan itu sendiri, atau dengan kata lain bilangan prima memiliki tepat dua factor. Contoh
bilangan prima antara lain 2, 3, 5, 7, 11, 13 dan seterusnya.
Bilangan Asli (Bilangan Natural) dinotasikan dengan N dan beranggotakan bilangan-
bilangan 1, 2, 3, 4, 5, … dan seterusnya serta dinotasikan dengan
N 1, 2, 3, 4, dimana
5,...
terhadap operasi penjumlahan dan operasi Perkalian , N bersifat tertutup artinya jika
diberikan sebaraang
a,b N maka a b N dan a b N . Selanjutnya N dilengkapi dengan
operasi penjumlahan dan perkalian sebagaimana telah disebutkan membentuk suatu sistem
atau struktur. Oleh karena itu, N juga disebut sistem bilangan asli.
Sistem bilangan asli N ternyata belum mampu memberikan jawaban atas persamaan
x5
Oleh karena itu, timbul pemikiran untuk membangun atau mendefenisikan
2
himpunan atau sistem bilangan yang lebih besar dari N agar mampu menjawab persamaan
tersebut.
Bilangan Bulat dinotasikan dengan Z merupakan gabungan bilangan asli dengan
negativenya dan bilangan nol serta dinotasikan
dengan Z ..., 3, 2, 1, 0,1, 2, 3,...
Seperti halnya Z ternyata Z juga belum mampu memenuhi seluruh keinginan manusia
dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait dengan system bilangan. Sebagai
contoh, tidak ada bilangan bulat x sehingga 5x 2 . Selanjutnya sistem bilangan bulat
diperluas menjadi sistem bilangan rasional.
x
Bilangan Rasional Q merupakan bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk dimana
y
x, y
Z dan y 0 .
2 3 7
Beberapa contoh bilangan rasional: , 16 dan . Selain bilangan dari contoh
8 ,
5 ,
3 4 9 2 1 7
yang diberikan 1, 2345151515151,… merupakan bilangan rasional. Han ini menunjukan
bahwa decimal berulang termasuk dalam bilangan rasional. Bilangan rasional termasuk
dalam kategori decimal berulang hal ini karena setiap bilangan rasional dapat dinyatakan
dalam bentuk decimal. Hal ini sesuai dengan defenisi bilangan rasional selalu dapat
dinyatakan dalam bentuk pecahan dimana jika membagi pembilang dan penyebut hasil yang
1 3 4
diperoleh decimal. Sebagai contoh 0, 25 , 0,375, 0,57142857143
4 8 7
Bilangan Irrasional merupakan kebalikan dari bilangan rasional atau bilangan yang tidak
x
dapat dinyatakan dalam bentuk
y dimana x, y Z . Sebagai 2, 3, 3 7, dan
contoh ,
lainnya. Bilangan irrasional termasuk dalam kategori bilangan decimal tak berulang didalam
siklus-siklus. Bilangan irrasional dapat dinyatakan dalam bentuk decimal, contonya
3 1, 73205080757 , 3,1415927 .
Bilangan rill adalah himpunan semua bilangan, yaitu gabungan bilangan rasional dan
bilangan irrasional bersama-sama dengan negative dan nol. Bilangan real dinotasikan dengan
R
Sifat Bilangan Rill
a. Sifat Aljabar
Jika a, b, c bilangan rill maka berlaku sifat:
Komutatif : a b b a dan ab ba
Assosiatif : a b c a b dan a bc ab c
c
Distributif : a b c ab ac
Elemen Identitas: terdapat dua bilangan riil yang berlainan yang memenuhi
a00a
dan a 1 1 a a
a
Invers :
karena
a a maka a merupakan invers pada penjumlahan bilangan rill
0
a
serta 1 dimana a 0 maka a1 adalah invers pada perkalian baingan rill
karena a
b. Sifat Urutan
Diberikan x, y dan z bilangan rill maka
Trikotomi : salah satu pasti berlaku
xy atau xy atau x y
Ketransitifan
xy dan y z x z
Penjumlahan
xy xzyz
Perkalian
Jika z positif, maka x y xz yz
Jika z negative, maka x y xz yz
Garis Bilangan
Diperhatikan suatu garis lurus. Diambil suatu titik, kemidian dipasangkan dengan bilangan 0.
Diambil titik yang lain, dipasangkan dengan bilangan 1. Salah satu titik diantara 0 dan 1,
1
tepatnya titik tengah antara 0 dan 1, dipasangkan dengan bilangan rael , dan seterusnya.
2
Dengan demikian sitiap titik pada garis lurus tersebut dapat dipasangkan dengan tepat satu
bilangan real. Sebaliknya apabila sebarang bilangan real dipasangkan dengan suatu titik pada
garis lurus tersebut, maka akan diperoleh pula bahwa setiap bilangan real menentukan tepat
satu titik ppada suatu garis lurus. Jadi, ada korespondensi satu-satu antara R dan garus lurus.
Oleh karena itu dalam praktek seringkali R digambarkan dengan suatu garis lurus. Ggaris
lurus demikian disebut garis bilangan real.
Sistem bilangan real terbagi menjadi 3 himpunan bagian yaitu himpunan bilangan real
negatif, {0} dan himpunan semua bilangan real positif. Himpunan semua bilangaan real
possitif dinotasikan dengan P. Berikut adalah sifat-sifat P
Dari defenisi relasi " < " berturut-turut didefenisikan relasi-relasi >, ≤′′, " ≥ " yaitu
sebagai berikut:
𝑎>𝑏⟺𝑏<𝑎
𝑎 ≤ 𝑏 ⟺ 𝑎 < 𝑏 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎 = 𝑏
𝑎≥𝑏⟺𝑏≤𝑎
Dapat ditunjukan bahwa 𝑎 ∈ 𝑃 jika dan hanya jika 𝑎 > 0. Dengan demikian
diperoleh:
Seringkali kita berurusan dengan suatu penggal garis di dalam R, yang selanjutnya
lebih dikenal dengan nama interval atau selang. Untuk sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 dengan
𝑎 < 𝑏 berturut-turut didefenisikan
{𝑥: 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏} [a,b]
{𝑥: 𝑥 ≤ 𝑏} (-∞,b]
{𝑥: 𝑥 ≥ 𝑎} [a,∞)
R (-∞,∞)
Berturut-turut [𝑎, 𝑏] disebut selang atau interval tertutup dan (𝑎, 𝑏) disebut selang atau
interval terbuka, [𝑎, 𝑏) dianamakan selang tertutup kiri dan terbuka kanan a, b
dianamakan selang terbuka kiri dan tertutup kanan.
3. Latihan Soal
Sederhanakanlah bentuk berikut ini
a. 20 5 x 6 2
i. 3x 4 x 1
b. 22 8 5x 2 4
j. 3x 9 2x 1
c. 4 2(8 11) 6
2x 3
2
k.
d. 3[2 4(7 12)]
5 1
e. l. 4x 113x 7
2
7 13 x 4
1 m. x 2
f. 1 x2 x 6
1
1 n.
2 x3
g.
5 3 5 3 t 2 4t
21
3 2
2 8
o.
t3
2x 2x2
h. p.
x3 2x2 x
Kegiatan Belajar 2
1. Tujuan Belajar
Mahasiswa memahami konsep pertidaksamaan
2. Uraian Materi
Pertidaksamaan Linear
Pertidaksamaan linear merupakan kalimat terbuka yang dihubungkan dengan relasi urutan.
Pada relasi urutan dan interval pada materi kegiatan 1, terdapar beberapa istilah yang
disebutkan sebagai selang atau interval yang akan digunakan dalam pertidaksamaan dimana
selang atau interval terdiri dari dua bagian yaitu interval berhingga dan interval tak
berhingga yang terdiri dari :
a) Interval terbuka
Pertidaksamaan a x b
menggambarkan interval terbuka yang terdiri dari semua
bilangan antara a dan b serta tidak termasuk dengan titik-titik ujung a dan b .
Notasi Himpunan x a x b
Notasi selang a, b
Grafik
b) Interval tertutup
Pertidaksamaan a x menandakan interval tertutup yang terdiri dari semua bilangan
b
antara a dan b serta mencakup titik-titik ujungnya
Notasi Himpunan x a x b
Notasi selang a, b
Grafik
x x a a,
x x a a,
x x b , b
x x b , b
R ,
Penyelesaian
4x 7 3x 5
4x 7 7 3x 5 Kedua ruas ditambahkan 7
7
4x 3x 2
Kurangkan dengan 3x
4x 3x 3x 3x
2
x2
HP : x x 2
Notasi Selang : ,2
Grafik Penyelesaian
5 2x 6 4
5 6 2x 6 6 4
6 Kedua ruas 6
11 2x 2
1
11 Kedua ruas di x
x 1
2 2
11
HP : x x
1
2
Notasi
: Selang
11
, 1
2
Grafik Penyelesaian
Penyelesaian
2x 4 6 7x 3x 6
2x 4 6 7x
dan 6 7x 3x 6
2x 4 7x 6 7x
7x dan 6 7x 7x 3x 6 7x
9x 4 6 dan 6 10x 6
9x 4 6 6 6 dan 6 6 10x 6 6
9x 10 dan 10x 0
10
x 9 da x 0
n
10
HP : x x x 0
9
10
Notasi Selang : , 0,
9
2x 5
x2 1
2x 5
x 2 1 0
2x 5 x 2
x2 0
x3
x20
x 3 x 2 0 dengan
syarat x2
HP : x 2 x 3
x 1
2 x x
3x
x 1 x
0
2x 3x
x 13 x x 2 x
0
2 x 3 x
2x2 2x 3
0
2 x 3 x
Untuk pembilang 2
2x 2x mempunyai nilai diskriminan D 0 , sehingga nilainya selalu
positif. 3
Jadi titik Pemecah : 2, 3 sedangkan pembilang tidak menghasilkan titik Pemecah
1 2
x 1 3x 1
1 2
0
x 1 3x 1
3x 1 2 x 2
x 13x 1 0
x3
0
x 13x 1
1
Diperoleh titik pemecah yaitu
yang membagi garis riil memjadi empat bagian yakni
1, ,3
1 1 3
, 1 , 1, ,3 dan 3, dengan melakukan titik uji dati titik-titik pemecah
,
3 3
diperoleh
1
Sehingga diperoleh Himpunan Penyelesaian : , 1 , 3
3
Pertidaksamaan Kuadrat
Pertidaksamaan linear yang telah dipelajari apakah kalian merasa kesulitan dalam
menyelesaikannya? Selanjutnya kita akan mencoba mempelajari materi yang sedikit lebih
rumit yang perlu melakukan sedikit manipulasi aljabar yakni pertidaksamaan kuadrat. Untuk
menyelesaiakn persamaan kuadrat maka terlebih dahulu bisa dilakukan dengan mengubah
tanda pertidaksamaan menjadi persamaan. Selanjutnya penyelesaian mengikuti prosedur
persamaan kuadrat dimana nilai akar-akar kuadratnya menjadi titik pemecah yang membagi
pertidaksamaan tersebut menjadi beberapa bagian dalam garis rill. Selanjutnya menguji titik
pemecah tadi apakah memenuhi pertidaksamaan atau tidak.
Penyelesaian
2x2 5x 3 0
2x 1 x 3 0
1
Diperoleh titik pemecah yaitu x dan x 3 yang membagi garis rill menjadi tiga bagian
2
yakni 1 1
, , ,3 , dan 3, dengan melakukan titik uji dati titik-titik pemecah
2 2
diperoleh
1
Sehingga diperoleh Himpunan Penyelesaian : ,3
2
Penyelesaian
3x2 x 2 0
x 13x 2 0
Diperoleh titik pemecah yaitu 2
x dan x 1 yang membagi garis rill menjadi tiga bagian
3
yakni 2 2
, , ,1 , dan 1, dengan melakukan titik uji dati titik-titik pemecah
3 3
diperoleh
2
Sehingga diperoleh Himpunan Penyelesaian : , 1,
3
Rumus Kuadrat
Jika terdapat suatu pertidaksamaan kuadrat yang sulit untuk difaktorkan, maka cara
lain untuk memperoleh titik pemecah yaitu dengan menggunakan rumus kuadrat.
Rumus kuadrat diberikan sebagai berikut. Misalkan suatu persamaan kuadrat
ax2 bx c 0 . Penyelesaian untuk persamaan kuadrat tersebut adalah
b b2 4ac
x
2a
di mana d b2 4ac dinamakan diskriminan dari persamaan kuadrat tersebut. Ada tiga
hal yang dapat disimpulkan berdasarkan nilai diskriminan yang diperoleh, yaitu :
a. Jika
d 0 , maka persamaan kuadrat memiliki dua akar rill yang berbeda.
b. Jika
d 0 , maka persamaan kuadrat memiliki dua akar rill yang sama.
c. Jika d 0 , maka persamaan kuadrat tidak memiliki jawaban rill.
Penyelesaian
b b2 4ac
x
2a
x 4 2412 4 1 6
4 40
x = 2 10
2
x1 2 10 dan x2 2 10
Titik pemecah ini membagi garis rill menjadi 3 bagian yakni , 2
10 , dan
10
2 10, 2
dan 2 10,
Jika dilakukan pengujian pada masing-masing interval dengan menggunakan titik uji, maka
diperoleh:
, 2 10 2 6
2 10, 2 10 0 6
2 10, 6 6
adalah x x 2 10 x 2 10
3. Latihan Soal
1. Tentukan Himpunan penyelesaian pertidaksamaan dan gambarkan grafik
penyelesainnya pada garis bilangan.
a. 4x 5 3x 3x 2
6
l. 0
b. 2x 5 4x x 1
3
c. 2x 16 x 25 2x 1
d. 7x 1 10x 4 m. x 3 1
e. 6x 10 5x x5
n. 0
16 2x 1
2x 3
f. 10x 1 8x 5
g. 3 4x 9 o. 0
11 x 1
h. 6 2x 3
p. x2 x 12 0
1
i. 3x 2 5x 1 16
q. x2 5x 6 0
j. 2x 4 6 7x 3x
6 r. 3x2 11x 4 0
x2
k. 2 s. 2x2 7x 15 0
x4
2. Tentukan semua nilai yang memenuhi kedua ketaksamaan berikut
a. 3x 7 1 dan 2x 1 3
b. 5x 2 1 dan 2x 1 4
3. Selesaikan pertidaksamaan berikut dan nyatakan jawabannya dalam notasi selang
a. x 2 2x 13x 7 0
b. x3 5x2 6x 0
x 5 x 2 2x 1 0
2
c.
d. x 1 x 2 2x 7 x 2 1
x 1 7 x2 1 10 0
2
2
e.
Kegiatan Belajar 3
1. Tujuan Belajar
Mahasiswa memahami konsep nilai mutlak
2. Uraian Materi
Nilai Mutlak
Konsep nilai mutlak sangat diperlukan untuk mempelajari kalkulus, oleh karena itu
diharapkan dipahami betul konsep-konsep dalam kalkulus disarankan mempunyai
keterampilan dalam bekerja menggunakan nilai mutlak.
Nilai mutlak suatu bilangan rill x , dinotasikan dengan x didefenisikan sebagai berikut
x, jika x 0
x
x, jika x
Contoh 3.1
5 5 5 5 5 0 0
, ,
1. ab a b
a a
2. b
b
4. ab a
b
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan yang memuat nilai mutlak dapat digunakan teorema
berikut
Teorema 3.1
1. x x2
2. x a a x a
3. x a x a atau x a
4. x y x2 y2
x x
5. y
y
6. xy xy
x y
7. xy
Untuk
dapat menyatakan jaran antara x terhadap titik asalnya, sehingga x a
x
Untuk x xca
dapat menyatakan jarak x terhadap c , sehingga x yang
c memenuhi
Penyelesaian
3x 4 8
8 3x 4 8 (gunakan sifat nilai mutlak)
8 4 3x 4 4 8 (ditambahkan dengan 8 )
4
12 3x 4 1
4 (dkalikan dengan )
4 x 3
3
4
Jadi, diperoleh penyelesaian adalah x yang memenuhi 4 x
3
Gambarkan pada garis bilangan penyelesaian pertidaksamaan
4x 2 10
10
4x 2
4x 2 10 atau 4x 2 10
4x 12 atau 4x 8
x 3 atau x 2
Penyelesaian
x2 5x2
5
5 x2
5 x 2
5x 10
Penyelesaian
6x 18 6 x 3
6 x3
6 x3
x3
6
Dipilih . Terlihat bahwa
6 6x 18 6 x 3
Gunakan sifat 4
2x 3 4x 5 2x 3 4x
2
5
2
interval-interval tersebut diperoleh
4
Sehingga diperoleh himpunan penyelesaiannya adalah , 1,
3
Gunakan sifat 4
2x 4 x 3
2x 4 x 3
2 2
b b2 4 a c
x
2a
28 32
6
Diperoleh titik pemecah
28 32 4
x2 dan x1 28 32 60 10
1
6 6 6 6
3
Selanjutnya akan dilakukan pengujian terhadap setiap interval yang telah dibagi oleh titik
pemecah.
Interval Titik Uji Hasil 3x2 28x 20 Tanda
0
2
, 1 11
3
2
,10 0 20
3
10, 11 35
Pertidaksamaan 3x2 28x 20 0 menunjukan daerah penyelesaian adalah daerah yang
bertanda negative. Jadi himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan tersebut adalah
2
x x 10
3
x
Contoh 3.8 Tentukan penyelesaian dari 3 2
2
Penyelesaian
Gunakan sifat 4
x
32
2
x x
7 2 72
2 atau
2
x x
9 5
2 atau
2
x 18
atau x 10
Hp , 1810,
3. Latihan Soal
1. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan berikut dan
gambarkan penyelesaiannya pada garis bilangan.
a. x 1 4 d. 4x 2 10
b. 3x 4 8 3x
e. 1 4
5
x
c. 2 6
3 x
f. 7 2
2
b. 2 2x 3 x 10
c. 2x 3 4x 5
b. x 2 4x 5 3
Kegiatan Belajar 4
1. Tujuan Belajar
Mahasiswa memahami tentang sistem koordinat, garis lurus dan grafik persamaan
2. Uraian Materi
Sistem Koordinat
Dua garis rill yang saling tegak lurus dan berpotongan di titik nol disebut sebagai sumbu-
sumbu koordinat. Biasanya garis mendatar dinamakan sumbu 𝒙 dan garis tegak dinamakan
sumbu 𝒚. Titik nol yang merupakan perpotongan kedua garis tersebut dinamakan titik asal.
Sumbu-sumbu koordinat membagi bidang menjadi empat bagian, yang disebut dengan
kuadran, yaitu kuadran 𝐼, kuadran 𝐼𝐼, kuadran 𝐼𝐼𝐼, dan kuadran 𝐼𝑉. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar berikut
Pasangan bilangan terurut a, b merupakan titik koordinat yang diperoleh dari perpotongan
garis yang tegak lurus terhadap sumbu 𝑥 di 𝑎 dan tegak lurus terhadap sumbu 𝑦 di 𝑏.
dua buah titik pada koordinat Cartesius. Misalkan titik 𝑃 dengan koordinat x1, y1 dan titik 𝑄
suatu titik tetap (pusat). Secara umum, lingkaran dengan jari-jari 𝑟 dan titik pusat h, k
x h yk r2
2 2
mempunyai persamaan
Garis Lurus
Misalkan sebuah garis melalui titik 𝐴 x1, y1
dan x2 , y2 , x1 x2 , maka
dengan
Garis yang melalui titik tetap x1, y1 dengan kemiringan 𝑚 mempunyai persamaan
y y1 m x x1
Misalkan terdapat suatu garis memotong sumbu 𝑦 di 0, b , maka persamaan garis tersebut
adalah
ybm x
0
y mx b
Persamaan ini disebut sebagai bentuk kemiringan intersep.
m1 dan
Misalkan terdapat dua buah garis dengan masing-masing kemiringan garisnya adalah
m2 . Jika kedua garis tersebut saling sejajar, maka berlaku m1 m2 . Sedangkan, jika kedua
Contoh Carilah persamaan garis yang melalui titik potong dua garis 2x 5y 9 dan
3x 8y 11 yang tegak lurus dengan garis 2x 5y 9
Penyelesaian.
Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu menentukan titik potong kedua garis tersebut
yaitu dengan melakukan eliminasi dan subtitusi terhadap kedua persamaan garis tersebut.
dengan mengalikan persamaan pertama dengan 3 dan persamaan kedua dengan 2, diperoleh
6x 15 y 27
6x 16 y 22
y5
Substitusikan
y 5 ke dalam salah satu persamaan garis tersebut, sehingga diperoleh x 17