Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Beriman kepada Qada dan Qadar

Dalam bahasa Indonesia, terjemahan bebas qada dan qadar adalah takdir. Jika merujuk pada
makna spesifik, sebenarnya qada dan qadar memiliki sejumlah perbedaan tertentu,
sebagaimana dilansir NU Online.

Dalam bahasa Arab, qada artinya ketetapan, ketentuan, ukuran, atau takaran. Sementara itu,
qadar adalah ketetapan yang telah terjadi dan diwujudkan. Penjelasan dan perbedaan
keduanya adalah sebagai berikut.
Pertama, qada merupakan takdir atau ketetapan yang tertulis di lauh al-mahfuz sejak zaman
azali.

Takdir dan ketetapan ini sudah diatur oleh Allah SWT bahkan sebelum Dia menciptakan
semesta berdasarkan firman-Nya dalam surah Al-Hadid ayat 22:

“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah
tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya,” (QS. Al-Hadid [57]: 22).

Artinya, qada merupakan ketetapan Allah SWT terhadap segala sesuatu sebelum sesuatu itu
terjadi. Hal ini juga tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
"Allah SWT telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum
penciptaan langit dan bumi," (H.R. Muslim).

Kedua, qadar adalah realisasi dari qada itu sendiri. Artinya, adalah ketetapan atau keputusan
Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa (qudrah dan qadirun) atas segala ciptaan-Nya, baik
berupa takdir yang baik, maupun takdir yang buruk.
Jika qada itu ketetapan yang belum terjadi, maka qadar adalah terwujudnya ketetapan yang
sudah ditentukan sebelumnya itu.Macam-Macam Qadar atau Takdir
Secara umum qadar terbagi menjadi dua, yaitu takdir mubham dan muallaq.

Pertama, takdir mubham adalah ketetapan Allah SWT yang tak dapat diubah, pasti, dan tak bisa
diganggu gugat.

Contoh sederhana dari takdir mubham adalah semua makhluk di semesta pasti akan mati,
sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 185:

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu,” (QS. Ali Imran [3]: 185).
Takdir mubham lainnya adalah ketentuan hukum alam (sunnatullah) yang terjadi di dunia,
misalnya gravitasi bumi (semua benda jatuh ke bawah), kayu memiliki kemampuan berbeda
dari besi, air mengalir dari hulu ke hilir, dan sebagainya.
Kedua, takdir muallaq adalah takdir yang dapat diubah melalui upaya dan kerja keras.
Bagaimanapun juga, Allah SWT memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk berubah dan
memperbaiki diri.

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri," (QS. Ar-Ra'ad [13]: 11).

Fungsi Beriman kepada Qada dan Qadar


Iman kepada qada dan qadar bermanfaat bagi yang meyakininya. Jika dianut dengan benar,
iman kepada takdir dapat mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan dan kemakmuran.
Berikut ini fungsi-fungsi iman kepada qada dan qadar, sebagaimana dikutip dari Pendidikan
Agama Islam (2017) yang diterbitkan Kemenag.

1. Mendorong kemajuan dan kemakmuaran


Dengan meyakini takdir mubham bahwa Allah SWT telah mengatur hukum alam secara teratur,
manusia dapat merencanakan usahanya dengan logis dan rasional. Sebab, takdir pasti dilatari
dengan kausalitas atau sebab akibat.
Dengan mengimani qada dan qadar, manusia bisa memanfaatkan hukum yang pasti sehingga
ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berkembang maksimal.

2. Menghindari sifat sombong


Orang yang mengimani qada dan qadar akan terhindar dari sifat sombong. Bagaimanapun juga,
segala pencapaian yang ia raih berasal dari ketetapan Allah SWT. Tidak ada kesuksesan dari
hasil usahanya sendiri, melainkan juga takdir dari Allah SWT.
Iman kepada qada dan qadar akan membuat seorang muslim rendah hati. Ia sadar bahwa
keberhasilannya merupakan campur tangan dan pertolongan dari Allah SWT.

3. Melatih husnuzan atau berbaik sangka


Allah SWT selalu menetapkan hal baik kepada hamba-hamba-Nya. Biarpun seseorang
mengalami musibah atau bencana, peristiwa buruk itu dimaksukan sebagai ujian atau teguran
kepadanya.

Seseorang yang mengimani qada dan qadar akan selalu berhusnuzan bahwa Allah SWT adalah
Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tak ada takdir yang ditetapkan dengan maksud buruk
Allah kepada seorang muslim.

Anda mungkin juga menyukai