Ruang Bersalin
Ruang Bersalin
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi pada angka 359 per 100.000
kelahiran hidup.
Penanganan yang kurang tepat atau memadai terutama pada kasus patologi ibu
bersalin dengan ketuban pecah dini, seperti terkenanya virus atau infeksi air
ketuban. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan cara penanganan dan
melahirkan atau sebelum inpartu pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal ini
dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktu melahirkan.
1
meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.
Penatalaksanaan ketuban pecah dini masih dilema bagi sebagian besar ahli
bedah cesar dan kalau menunggu persalinan spontan akan menaikkan insidensi
chorioamnionitis.
Dari beberapa data yang ada dirumah sakit masih banyak kasus
persalinan dengan ketuban pecah dini. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
menyusun Laporan Kasus ini dengan Judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. S
GllPlA0 Dengan Sectio Cecarea Atas Indikasi Ketuban Pecah Dini Di Ruang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
Indikasi Ketuban Pecah Dini Di Ruang Operasi Rumah Sakit TK II
Banda Aceh
Banda Aceh
3
h. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan pada Ny. S GIIPIA0
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
2. Bagi Profesi
ketuban pecah dini sesuai teori yang telah diterapkan pada institusi
dengan kebijaksanaan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap
2. Kantung Ketuban
cairan dan janin selama masa kehamilan. Dinding kantung ini terdiri dari
dua bagian, yaitu bagian pertama disebut amnion terdapat disebelah dalam.
Cairan ketuban ini terdiri dari 98% air dan sisanya garam anorganik
serta bahan organik. Cairan ini dihasilkan oleh selaput ketuban dan diduga
dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing janin, serta cairan otak
pada anensefalus. Pada ibu hamil jumlah cairan ketuban ini beragam.
Normalnya antara 1 liter sampai 1,5 liter. Diperkirakan janin menelan lebih
kurang 8 – 10 cc air ketuban atau 1% dari seluruh volume dalam tiap jam.
5
3. Fungsi Air Ketuban
seimbang.
4. Etiologi
lintang.
disproporsi.
6
5. Patofisiologi
independen dari ketuban pecah dini dan selaput ketuban yang tidak kuat
akibat dari kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi atau mudah pecah
sebagai berikut :
1) Desvakularisasi
berkurang
kolagenase.
7
Cara menentukan tanda dan gejalanya, yaitu :
a. Adanya cairan yang berisi meconium, vernic caseosa, lanugo atau bila
c. Cairan dapat keluar saat tidur, duduk atau pada saat seperti berdiri atau
berjalan.
e. Apabila ketuban telah lama pecah dan terjadi infeksi, maka pasien akan
demam.
ketuban)
8
7. Komplikasi Ketuban Pecah Dini
a. Infeksi intrapartum
b. Inersia uteri
Adalah his yang sifatnya lebih lama, lebih singkat dan lebih
a. Terhadap Ibu
Apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu dapat juga
labour. Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus
akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah
b. Terhadap Janin
mungkin sudah terkena infeksi karena infeksi intra uterin yang lebih
9
dahulu terjadi (amnionitis, khorio amnionitis) sebelum gejala pada ibu
a. Konservatif
hari.
lagi.
intrauterine).
10
8) Pada usia kehamilan 32 – 34 minggu berikan steroid, untuk
b. Aktif
seksio sesarea.
c. Tindakan segera
Sp.A
2) Pemberian antibiotik
3) Oksitosin drip
1. Pengertian
rangkaian yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada
klien.
11
2. Proses Manajemen Kebidanan
yang secara periodik disaring ulang, proses menejemen ini terdiri dari
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien,
1) Identitas pasien
terjadi perdarahan.
12
d) Agama : untuk mempermudah bidan dalam melakukan
seseorang.
tinggal pasien.
2) Anamnesa
merasakan kenceng-kenceng.
b) Riwayat kesehatan
13
untuk mengetahui adakah riwayat penyakit menurun atau
c) Riwayat menstruasi
d) Riwayat perkawinan
dengan psikologisnya.
berat badan lahir, panjang badan lahir, riwayat nifas yang lalu,
f) Riwayat laktasi
ada keluhan.
umur kehamilan.
14
(2) Hari perkiraan lahir (HPL) : Untuk mengetahui perkiraan
lahir.
kali.
periksa.
penggunaannya.
15
l) Riwayat psikososial
ini.
3) Pemeriksaan Fisik
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan dapat diukur
pemeriksaan diagnostik.
a) Status generalis
tingkat kesadaran.
b) Tanda vital
x/menit.
16
(6) Tinggi Badan : Untukmengetahui faktor resiko kesempitan
c) Pemeriksaan sistematis
adakah oedema.
pengeluaran sekret.
serumen.
apa tidak, ada caries dan karang gigi tidak, serta ada
(8) Dada dan axilla : Mammae ada pembesaran atau tidak, ada
17
(9) Perut : Bagaimana status lokasinya danbagaimana status
obstetrinya.
a) Abdomen
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
janin.
(3) Auskultasi
frekuensinya.
18
b) Genetalia
5) Data penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
19
dan malposisi janin. Pada ketuban pecah dini sering terdapat
kelainan kongenital.
20
Data subjektif :
pukul...dari vagina
Data objektif :
Masalah yang sering timbul pada ibu bersalin yaitu ibu merasa
21
Langkah-langkah ini membutuhkan antisipasi sambil mengamati
terjadi infeksi, partus lama, atonia uteri, pendarahan post partum, atau
infeksi nifas pada ibu sedangkan pada janin dapat terjadi prematuritas,
adalah :
2) Pemberian antibiotik
3) Oksitosin drip
rangsangan taktil pada bayi serta potong tali pusat dengan teknik
e. Langkah V : Perencanaan
22
Semua keputusan yang dikembangkan rasional dan benar-benar
3) Rawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban
24 jam.
intrauterine)
f. Langkah VI : Implementasi
23
oleh bidan atau sebagian oleh bidan, pasien dan tim kesehatan lainnya.
sesudah 24 jam.
intrauterine)
tiap minggu.
24
g. Langkah VII : Evaluasi
Sectio Cecarea
S : Subyektif
Data subjektif ini diperoleh dari keluhan pasien atau menanyakan kepada
pasien langsung.
O : Obyektif
Data yang diperoleh dari observasi dan pemeriksaan fisik pasien hasil
laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus, untuk
mendukung analisa.
25
A : Assessment (Penilaian)
P : Planning
26
BAB III
STUDI KASUS
Laporan kasus ini merupakan laporan dengan metode studi kasus yaitu
suatu pendekatan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan
rinci. Adapun jenis studi kasus yang digunakan adalah studi kasus observasi yaitu
organisasi tertentu.
1. Lokasi
2. Waktu
Laporan kasus ini telah dilaksanakan pada pukul 12.00 WIB tanggal 15
Subjek dalam laporan kasus ini adalah ibu sectio cecarea pada Ny. S
dengan Ketuban Pecah Dini sesuai dengan data yang telah dikumpulkan
dari Ruang Operasi Rumah Sakit TK II Iskandar Muda Kota Banda Aceh.
27
D. Intrumen Laporan Kasus
Instrumen yang digunakan dalam laporan kasus ini adalah format asuhan
Sebagai alat untuk pengumpulan data dalam laporan kasus ini penulis
2. Alat tulis
1. Spygmomanometer
2. Stetoskop
3. Termometer
4. Doppler
5. Sepasang handscone
6. Jam tangan
28
7. Reflek hammer
1. .
29
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. Pengumpulan Data
1. Data Subjektif
a. Identitas
Telp :- Telp :-
Telp :- Telp :-
30
b. Anamnesa
Banda Aceh.
keguguran
3) Tanda-Tanda Bersalin
Kontraksi : Ada
Kekuatan : Lemah
31
5) Masalah-Masalah Khusus : Tidak Ada
HPHT : ? – 02 – 2016
Siklus : 28 Hari
ANC : Teratur
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Fisik
32
2) Keadaan Emosional : Stabil
3) Tanda Vital
b) Nadi : 80 x/menit
c) Pernafasan : 24 x/menit
d) Suhu : 36 °C
Simetris : Iya
33
13) Pinggang : Tidak nyeri
16) Abdomen
Konsistensi : Tegang
b. Pemeriksaan Kebidanan
1) Palpasi Uterus
Presentasi : Kepala
34
Pergerakan : Ada
Penurunan : Hodge I
2) Auskultasi
Ano-genital Sinspeksi
Warna : Kemerahan
Warna : Jernih
Jumlah : Banyak
Konsistensi : Lunak
c. Pemeriksaan Dalam
35
Penurunan Bagian Terendah : 5/5
Konsistensi : Lunak
d. Uji Diagnostik
pemeriksaan
B. Interpretasi Data
DS :
Banda Aceh.
36
d) Ibu mengatakan ini hamil anak kedua dan belum pernah
keguguran
DO :
Data Dasar :
a) K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
b) Tanda-Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
Temp : 36 oC
f) VT : Pembukaan 1 cm
g) Pemeriksaan Leopold
L2 : Punggung Kanan
L4 : Konvergen
37
i) Ketuban merembes, cairan berwarna jernih, jumlah banyak
1. Infeksi
2. Partus lama
3. Atonia uteri
7. Asfiksia
E. Rencana Manajemen
a. Pre Operasi
38
7. Beri dukungan pada pasien agar pasien tidak cemas dalam
menghadapi operasi
b. Intra operasi
ekstremitas bawah
dioperasi
c. Post operasi
4. Lakukan pendokumentasian
39
F. Implementasi/Pelaksanaan
a. Pre Operasi
mengalir
menghadapi operasi
b. Intra operasi
anastesi
ekstremitas bawah
dioperasi
40
6. Memasang duk steril bolong dibagian yang sudah didesinfektan
c. Post operasi
8. Melakukan pendokumentasian
G. Evaluasi
a. Pre Operasi
sudah dilakukan
b. Intra operasi
41
2. Desinfektan dibagian punggung pasien kemudian lab dengan
sudah dilakukan
dikeluarkan
c. Post operasi
42
BAB V
PEMBAHASAN
pada Ny. S GIIPIA0 Dengan Sectio Cecarea Atas Indikasi Ketuban Pecah Dini Di
Ruang Operasi Rumah Sakit TK II Iskandar Muda Kota Banda Aceh didapatkan
data bahwa semua prosedur asuhan dilakukan berdasarkan standar teori dan
instruksi dari dokter Sp.OG sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan
kehamilan >37 minggu, lakukan pemasangan infuse RL, induksi dengan drip
oksitosin 5 UI, injeksi Cetocid 1 vial melalui intra vena (bolus) bila gagal maka
Pada asuhan yang dilakukan terhadap Ny. S pun sudah sesuai dengan
teori yaitu sudah dilakukan pemasangan infuse RL, drip oksitosin 5 UI, injeksi
Untuk mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, petugas
memberikan instruksi untuk hentikan induksi dan langsung antar pasien ke Ruang
Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk saat ini tidak ada kesenjangan
antara teori dengan praktik baik dalam pelayanan maupun pelaksanaan yang
43
dilakukan diruang OK. Semuanya dilaksanakan berdasarkan keahlian dan
keterampilan yang ada serta tidak bergeser dari teori dan standar pelayanan yang
44
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
menyimpulkan bahwa :
waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tidak
dengan drip oksitosin 5 UI, injeksi Cetocid 1 vial melalui intra vena
3. Setiap asuhan yang dilakukan sesuai dengan teori dan tidak ditemukan
B. Saran
Dengan Sectio Cecarea Atas Indikasi Ketuban Pecah Dini Di Ruang Operasi
45
1. Bagi Penulis
yang nyata bagi penulis dalam memberi asuhan kebidanan pada ibu SC
2. Bagi Profesi
kasus pada ibu SC, dari sarana dan tenaga kesehatan yang ada di Rumah
Sakit.
pada mata kuliah asuhan kebidanan pada ibu SC dengan Ketuban Pecah
Dini.
46
DAFTAR PUSTAKA
47