Anda di halaman 1dari 8

TASAWUF

Disusun oleh : Mirani


Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Guru Pembimbing : Hilma S.Ag

Yayasan Pendidikan Islam Al – Furqon Pampangan


Madrasah Aliyah
Tahun Pelajaran 2021 – 202
ILMU TASAWUF
A. Memahami Tasawuf
1. Pengertian Tasawuf
Tasawuf adalah salah satu cabang ilmu yang menekankan dimensi atau aspek rohani.
Tasawuf disebut juga disebut sufisme atau mistisme Islam. Tsawuf memiliki banyak
pengertian, diantaranya sbb.
a. Makna Tasawuf Secara Terminologi
1) Berasal dari kata al – suffah (ahlu as – suffah) berati orang yang ikut pindah dengan Nabi
saw. dari Mekah ke Madinah.
2) Berasal dari kata saf berarti barisan. Makna “saf” itu dinisbahkan kepada orang - orang
yang ketika shalat berada di saf atau barisan terdepan.
3) Berasal dari kata safa berarti nama bagi orang – orang yang “bersih” atau “suci”,
maksudnya adalah orang – orang yang menyucikan dirinya di hadapan Tuhan-Nya dengan
cara beribadah.
4) Dinisbahkan dalam bahasa Grik atau Yunani, yaitu saufiatau sophos diartikan dengan
kata hikmah(kebijaksanaan).
5) Berasal dari kata suffah, berarti nama suatu ruang didekat Masjid Madinah tempat Nabi
saw. memberikan pengajaran – pengajarannya.
6) Berasal dari kata saufanah yaitu sebangsa buah – buahan kecil berbulu yang banyak
tumbuh dipadang pasir tanah Arab dan pakaian kaum sufi berbulu seperti buah pula, dalam
kesederhanaannya.
7) Berasal dari kata suf artinya bulu domba yang biasanya menjadi bahan wol dan dipakai
oleh orang – orang sufi diantaranya berasal dari Syiria.
8) Menurut Dr. Zaki Mubarak dalam kitabnya At-Tasawuwuful Islami fil Adab wal
Aklhlaq, bahwa perkataan tasawuf (sufi) itu mungkin berasal dari katasuffiah yang telah
dikenal sebelum Islam sebagai gelar dari seorang anak bangsa Arab yang saleh dan selalu
mengesingkan diri didekat Kakbah guna mendekati Tuhannya diantaranya Ghaus bin Murr.
Dari segi kebahasaan, dapat dipahami bahwa tasawuf adalah sikap mental yang selalu
memelihara kesucian diri dan berupaya mendekatkan diri kepada Allah
b. Makna Tasawuf Secara Terminologi
1) Abdur Qadir Isa berpendapat, tasawuf adalah penjernihan hati dari kotoran materi dan
pondasinya adalah hubungan manusia dengan Sang Pencipta (Allah SWT.). Hati dan
interaksinya murni hanya untuk Allah sehingga Allah memberinya karamah. Orangnya
disebutsufi.
2) Zakaria al-Anshari mengatakan, tasawuf adalah ilmu yang denganya diketahui tentang
pembersihan jiwa, perbaikan budi pekerti, serta membangun lahir batin untuk memperoleh
kebahagian yang abadi.
3) Al-Junaid al-Baghdadi yang dijuluki bapak tasawuf modern berpendapat bahwa
tasawuf sebagai keberadaan bersama Allah SWT. tanpa adanya pengahalang. Tasawuf
berfungsi untuk membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang, menekan sifat
kemanusiaan (basyariyah), menjauhi hawa nafsu, dan memberikan tempat untuk sifat
kerohanian.
4) Ahmad Zarug mengemukakan, tasawuf adalah ilmu untuk memperbaiki hati dan
memfokuskan hanya untuk Allah semata.
5) Abu Hasan asy-Syadzii mengatakan tasawuf adalah melatih jiwa untuk tekun beribadah
dan mengembalikannya kepada hukum – hukum.
6) Abu Hamzah memberikan penjelasan tentang ciri ahli tasawuf, “Tanda sufi yang benar
adalah berpikir setelah dia kaya, merendahkan diri setelah dia bermegah – megah,
menyembunyikan diri setelah dia terkenal dan tanda sufi palsu adalah kaya setelah dia fakir,
bermegah – megah setelah dia hina dan tersohor setelah dia bersembunyi.
2. Asal Usul Tasawuf
Tasawuf sudah muncul semenjak agama Islam dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Fakta
yang menunjukan adalah ketika sebelum beliau diutus menjadi rasul, beliau talah bertahanus
di Gua Hira untuk mencari ketenangan. Perilaku mengasingkan diri dan menyucikan hati dari
godaan serta mencari hakikat kebenaran merupakan tanda ketasawufan.
Menurut Harum Nasution, tasawuf muncul dalam Islam sesudah umat Islam mempunyai
kontak dengan agama Kristen, filsafat Yunani, serta agama Hindu dan Buddha. Itu sebabnya,
muncul anggapan bahwa aliran tasawuf lahir atas pengaruh dari luar. Namun bila ditelusuri,
justru banyak ayat dan hadist serta perilaku Rasulullah saw. yang sama dengan nilai – nilai
yang ada dalam tasawuf. Contohnya, anjuran untuk berbuat baik dan senantiasamenyucikan
diri. Orang yang menjalankan nilai – nilai tersebut secara istiqamah dalam hidupnya disebut
sufi.
Ada yang mengatakan bahwa pengaruh tasawuf datang dari rahib – rahib Kristen yang
mengasingkan diri untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan di gurun pasir
Arabia.
Pengaruh filsafat Yunani dikatakan berasal dari pemikiran mistik Pythagoras. Dalam
filsafatnya, roh manusia adalah suci dan berasal dari tempat yang suci, kemudian turun ke
dunia materi dan masuk ke dalam tubuh manusia yang bernafsu. Roh yang pada mulanya suci
itu menjadi tidak suci dan karena itu tidak dapat kembali ke tempatnya semula yang suci.
Untuk itu ia harus menyucikan diri dengan memusatkan perhatian pada filsafat serta ilmu
pengetahuan dan melakukan beberapa pantangan.
Filsafat sufi juga menjelaskan bahwa roh yang masuk ke dalam janin di kandungan ibu
berasal dari alam rohani yang suci, kemudian dipengaruhi oleh hawa nafsu yang terdapat
dalam tubuh manusia. Untuk dapat bertemu dengan Tuhan Yang Mahasuci, roh yang telah
kotor itu dibersihkan dulu melalui ibadah yang banyak.
Kita perlu mencatat, agama Hindu dan Buddha, filsafat Yunani dan agama Kristen datang
lama sebelum Islam. Bahwa yang kemudian datang dipengaruhi oleh yang datang terdahulu
adalah suatu kemungkinan. Tapi pendapat serupa ini memerlukan bukti – bukti historis.
Hakikat tasawuf kita adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam ajaran Islam, Tuhan
memang dekat sekali dengan manusia. Dekatnya Tuhan kepada manusia disebut dalam Q.S
Al – Baqarah ayat 186 yang mengatakan “ Dan apabila hamba – hamba-Ku bertanya
kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan
permohonan orang yang berdo’a apabila dia berdo’a kepada-Ku”.

3. Istilah-Istilah dalam Tasawuf


Didalam ilmu tasawuf terdapat beberapa istilah yang merupakan jalan atau cara yang
ditempuh seseorang untuk sampai ke tingkat menyatu dengan Tuhan yang disebut maqamat.
Secara harfiah maqamat berasal dari kata bahasa Arab yang berarti tempat orang berdiri atau
pangkal mulia. Istilah ini selanjutnya digunakan untuk arti sebagai jalan panjang harus
ditempuh oleh seorang sufi untuk berada dekat dengan Allah. Dalam bahasa Inggris maqamat
dikenal dengan istilah stagesyang berarti tangga.
Di antara istilah maqamat-maqamat dalam tasawuf yaitu sebagai berikut.
a. Tobat
Tahapan awal yang harus dilewati sufi adalah tobat. Tobat adalah meminta ampun yang tidak
membawa kembali ke dosa yang pernah dilakukannya. Tobat dalam dunia tasawuf adalah
lupa kepada segala hal, kecuali Allah.
b. Zuhud
Zuhud adalah meninggalkan dunia dan kehidupan materi. Kehidupan dunia dipandang hanya
sebagai alat untuk merealisasikan tujuan yang hakiki, yaitu dekat kepada Allah SWT. Zuhud
merupakan tahapan pemantapan tobat yang telah dilaluinya pada tahapan pertama. Zuhud
termasuk salah satu ajaran agama yang sangat penting dalam rangka mengendalikan diri dari
pengaruh kehidupan dunia. Orang yang zuhud lebih mengutamakan atau mengejar
kebahagian hidup di akhirat yang kekal dan abadi daripada mengejar kehidupan dunia yang
fana dan sepintas lalu.
c. Wara’
Setelah selesai dari zuhud, calon sufi memasuki tahapanwara’. Secara harfiah, al-wara’
artinya saleh, menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Kata ini selanjutnya mengandung arti
menjauhi hal-hal yang tidak baik. Dalam pengertian sufi al-wara adalah meninggalkan segala
hal yang di dalamnya terdapat keragu-raguan antara halal dan haram (syubhat).
d. Fakir
Setelah melewati wara’, seorang sufi akan meningkatkan kualitas ketasawufannya dengan
berakhlak kefakiran. Secara harfiah, fakir biasanya diartikan sebagai orang yang bersahaja
atau orang miskin. Sedangkan dalam pandangan sufi, fakir adalah bersyukur dengan apa yang
ada pada diri kita, tidak meminta rezeki kecuali hanya untuk dapat menjalankan kewajiban-
kewajiban, dan tidak menolak rezeki yang ada.
e. Sabar
Selanjutnya seorang sufi akan memasuki tahapan sabar. Menurut Zun al-Nun al-Mishry,
sabar artinya menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah, tetap
tenang ketika mendapat cobaan, dan menampakkan sikap cukup walaupun sebenarnya berada
dalam kefakiran. Di kalangan para sufi, sabar di maknai dengan sabar dalam menjalankan
perintah-perintah Allah SWT, dan menjauhi segala larangan-Nya, serta sabar dalam
menerima segala cobaan yang dilimpahkan pada diri kita.
f. Tawakal
Setelah melewati tahapan kesabaran, seorang ahli sufi memasuki tahapan tawakal. Tawakal
adalah menyerahkan diri kepada qada dan keputusan Allah SWT. Jika mendapatkan
pemberian, maka berterima kasih. Jika tidak mendapatkan apa-apa, maka bersikap sabar dan
menyerah kepada qada dan qadar Tuhan.
g. Kerelaan
Tahapan selanjutnya adalah rida atau rela, yaitu sikap dan perilaku tidak menentang terhadap
qada dan qadar Allah melainkan menerima dengan senang hati sekecil apapun nikmat yang
diberikan oleh Allah, dan ikhlas menerima dan menghadapi sebesar apa pun ujian yang
diberikan oleh Allah.
h. Mahabbah
Pada tahapan rida seorang sufi telah dekat Tuhan, dan rasa cinta yang begitu kuat telah
berhasil membawanya sampai ketahapan mahabbah (cinta ilahiyyah), yaitu cinta kepada
Allah yang ditampilkan dengan sikap dan perilaku kepatuhan tanpa reserve (penyerahan diri
secara total), serta pengosongan hati dari segala sesuatu kecuali yang dikasihi, yaitu Allah.
Sufi yang terkenal dalam mahabbah ini adalahRabiah al-adwaiyah (713-801 H) dari basrah,
Irak. Pada tahapan ini melalui cinta yang menggelora kepada Tuhan akan di balas oleh Tuhan
dan dapat melihat Tuhan dengan mata hatinya.
i. Makrifah
Pada tahapan makrifah ini, tabiin yang memindahkan dirinya dengan Tuhan telah terbuka.
Makrifah berarti mengetahuin Tuhan dari dekat, sehingga hati semakin dekat melihat Tuhan,
tetapi ia belum puas dengan berhadapan. Sufi dalam tahapan ini ingin lebih dekat lagi,
bahkan ingin bersatu dengan Tuhan dan menjadikannya sebagai perantaraan hati sanubari.
j. Al-fana wal Baqa
Yaitu keinginan kaum sufi lebih dekat lagi dengan Tuhan bahakan bersatu dengan Tuhan
melalui al-fana(pengharuan) dan “menghacurkan diri”, maksudnya hancurnya perasaan atau
kesadaran tentang adanya tubuh kasar manusia. Penghancuran dalam istilah sufi selalu
diiringi dengan baqa.

k. Al-Ittihad
Al-Ittihad dalam tasawuf adalah tencapainya kesatuan wujud rohaninya dengan Tuhan.
Dengan hancurnya kesadaran diri (fana an nafs) yaitu kalam wujud jasmaniahnya tidak ada
atau tidak disadarinya lagi, maka yang akan tinggal adalah wujud rohaniahnya, dan pada saat
itulah ia dapat bersatu dengan Tuhan. Jadi tingkat ittihad yaitu satu tingkatan tasawuf ketika
seorang sufi telah merasa dirinya bersatu dengan Tuhan. Disinilah sufi telah mencapai tujuan
akhirnya sampai kepada Tuhan, bahkan bersatu dengan Tuhan. Dalam ittidah yang dapat
dilihat hanya satu wujud,tetapi sebenarnya ada dua wujud yang terpisah karena yang dilihat
dan dirasakan hanya satu wujud, maka dalam ittihad bisa terjadi pertukaran peran antara yang
mencintai dengan yang dicintai atau antara sufi dengan Tuhan.
Maqamat-maqamat yang biasanya dilalui oleh para sufi ternyata berbeda-beda. Perbedaan ini
terjadi karena masing-masing ahli sufi memiliki pengalaman rohani yang berbeda-beda ketika
menempuh tahapan-tahapan tersebut.
Berikut beberapa tentang jalan atau cara yang dilalui para sufi.
1) Abu Bakar Muhammad al-Kalabadi menyebutkan bahwa maqamat-maqamat yang
harus dilalui oleh para sufi melalui tahapan-tahapan berturut-turut adalah tobat, zuhud, sabar,
kefakiran, kerendahan hati, tawakal, kerelaan cinta, dan makrifah.
2) Abu Nashar al-Sarraj al-Thusi menyebutkan rangkaian terhadap maqamat ada tujuh
tahapan berturut-turut, yakni tobat, wara’, zuhud, kefakiran, sabar, tawakal, dan kerelaan.
3) Al Gazali dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” menyebutkan maqamat itu ada delapan
berturut-turut, yaitu tobat, sabar, kefakiran, zuhud, tawakal, mahabbah, makrifat, dan
kerelaan.
4) Al-Kalabadzhi, pengarang tasawuf periode awal melalui bukunya yang terkenal “Bahr
al-Fawaid, danal-Ta’aruf li Madzhab ahlu al-Tashawwuf” menguraikan maqamatnya adalah
tobat, zuhud, sabar, kefakiran, rendah hati, tawakal, kerelaan, mahabbah, dan makrifat.
5) Abd al-Qasim al-Qusyairi al-Naisaburi (al-Qusyairi). Karya utamanya adalah “Al
Risalat” belakangan dikenal sebagai “Risalat al-Qusyairi”, kitab ini sangat berpengaruh
dalam bidang tasawuf dan dijadikan oleh para jutaan para sufi sebagai rujukan selama hampir
100 tahun. Tahapan maqamatnya antara lain tobat, wara’, zuhud, tawakal, sabar, dan ria.

B. Fungsi dan Peranan Tasawuf dalam Kehidupan Modern


1. Fungsi Tasawuf dalam Kehidupan Modern
Pada dasarnya hakikat tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. melalui
penyucian diri dan perbuatan – perbuatan Islam. Dapat diartikan fungsi tasawuf dalam hidup
antara lain sbb.
a) Sebagai benteng pertahanan menghadapi budaya luar yang sifatnya menjerumuskan.
b) Sebagai petunjuk beberapa jalan hidup pembangunan masyarakat dan ekonomi.
c) Memperkuat posisi Islam dalam kehidupan bermasyarakat, serta mengembangkan
masyarakat Islam yang lebih luas.
2. Peranan Tasawuf dalam Kehidupan Modern
Husen Nasr, ilmuan dari Iran mengatakan pangakal terjadinya kekeringan spiritual akibat
pintu masuknya tersumbat. Dengan menyempitkan pintu masukbagi persepsi dan konsepsi
spiritual, maka manusia modern semakin berada pada garis tepi, sehingga tidak lagi memiliki
etika dan estetika yang mengacu pada sumber Illahi.
Disinilah tasawuf berperan memberikan sumbangannya terhadap konsep etika Islam yang
sesuai dengan syariat. Untuk mengkaji konsep etika dalam Islam harus ditelusuri pada konsep
tasawuf.
Diantara peranan tasawuf dalam keidupan modern adalah sbb.
a) Menjadikan manusia berkepribadian yang salehdan berahlak baik.
b) Lebih mendekatkan manusia kepada Tuhan.
c) Sebagai obat mengatasi krisis kerohanian manusia (dekadensi moral).

C. Contoh – Contoh Perilaku Bertasawuf


Tasawuf adalah ajaran ketakwaan dan pembersihan diri. Keduanya merupakan maqam khauf
(takut) dan raja’ (harapan) yang dibangun dengan akidah dan akhlak yang teraktulisasi dalam
nilai-nilai kemanusiaan. Penggabungan antara ihsan dan Islam. Para sufi berkata, “Barang
siapa mengamalkan syariat, tetapi tidak mendalami hakikat, sesungguhnya ia telah terhalang.
Barang siapa yang mendalami hakikat tanpa mengamalkan syariat, ia benar-benar telah
menjadi ahli bidah atau zindik”.
Orang yang telah mempelajari ilmu tasawuf dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari akan tampak pada perilaku sebagai berikut.
1. Menyesali kesalahan yang diperbuatnya, bertobat dengan sungguh-sungguh (taubat
nasuha), dan berjanji tidak mengulangi dosa atau kesalahan lagi.
2. Mulai menjauhkan diri dari materi dan dunia ramai. Tidak pernah meninggalkan
ibadahnya kepada Allah, seperti shalat, puasa, membaca Al-Qur’an dan zikir. Seseorang yang
telah mendalami tasawuf akan melakukan banyak beribadah dan sedikit tidur, karena yang
dicari hanya kebahagiaan rohani dan kedekatan dengan Allah.
3. Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan syubhat dan tidak memakan makanan atau
minuman yang tidak jelas kedudukan halal-haramnya.
4. Menjalani hidup kefakiran. Kebutuhan hidupnya hanya sedikit dan iaa tidak meminta
kecuali hanya untuk dapat menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya.
5. Memiliki sifat sabar yang luar biasa. Bukan hanya sabar dalam menjalankan perintah-
perintah Allah yang berat dan menjauhi larangan-larangan-Nya, tapi juga sabar dalam
menerima percobaan-percobaan berat yang ditimpahkan Allah kepadanya. Ia juga sabar
dalam menderita.
6. Menyerahkan diri sebulat-bulatnya kepada kehendak Allah. Ia tidak memikirkan hari
esok; baginya cukup apa yang ada untuk hari ini.
7. Tidak menentang cobaan dari Allah, bahkan ia menerima dengan senang hati. Di dalam
hatinya tidak ada perasaan benci, yang ada hanyalah perasaan senang. Ketika malapetaka
turun, hatinya merasa senang dan di dalamnya bergelora rasa cinta kepada Allah.

D. Penerapan Tasawuf dalam Kehidupan Modern


Banyak diakui bahwa manusia modern telah mengalami krisis spiritual yang terjadi akibat
dari pengaruh sekulerisasi yang cukup lama menerpa jiwa-jiwa manusia modern. Pengaruh
pandangan dunia modern, diantaranya naralisme, materialisme, positivisme. Pandangan dunia
yang sekuler hanya mementingkan kehidupan duniawi. Bahkan manusia modern seperti
sekarang ini menyebutnya zaman era globalisasi. Keadaan serba materialistis, kehidupan
yang bersaing sangat memungkinkan untuk saling berebut. Artinya rebutan untuk mencari
pekerjaan, mencari makan, dan kebutuhan hidup lainnya. Kehidupan seperti ini cenderung
akan melakukan kecurangan, perbuatan yang menjurus kriminalitas, seperi mencuri,
merampok, bahkan orang mengakui intelek, pintar, dan ternama juga melakukan perbuatan
dosa besar, seperti korupsi dan konspirasi untuk mencelakakan orang atau kejahatan bersama.
Akibat dari semua itu manusia modern tidak lagi mengarahkan jiwanya kepada Tuhan yang
menjadi sumber ketauhidan manusia, tetapi tertumpu pada benda-benda fisik (materialistis)
yang selalu timbul tenggelam, dan tidak pernah memberikan mereka kepuasan dan
ketenangan batin. Bagi para sufi, ketenangan dapat dicapai hanya apabila telah berada dekat
dengan Tuhan.
Tasawuf dapat diterapkan dalam kehidupan modern dan memberikan solusi untuk
menghindari dari perbuatan jahat, karena tasawuf menuju kepada kebersihan hati, serta
memberikan motivasi kepada manusia harus berjuang menembus rintangan-rintangan materi
agar rohnya menjadi suci. Banyak manusia yang kehidupannya serba cepat dan cenderung
materialistis, mulai ketitik jenuh. Mereka merasa kering dan haus terhadap nilai-nilai
spiritual. Akhirnya bermunculan majelis taklim, majelis zikir, dan cermah-ceramah agama
dari tokoh-tokoh agama. Tidak ketinggalan siaran spiritual ditayangkan di berbagai stasiun
televisi maupun radio.
Menurut Prof. Hamka kehidupan sufi dapat kita lakukan, seperti menjalankan sunah-sunah
nabi Muhammad saw., tanpa meninggalkan kehidupan modern. Agar kita tidak tergilas oleh
modernnya zaman, dan terhindar dari pengaruh kehidupan modern yang serba glamor dan
konsumtif. Hamka lebih lanjut menawarkan gagasan tentang ketasawufan yang cocok dan
memungkinkan diterapkan dalam kehidupan modern adalah tasawuf positif, yakni
menekankan pentingnya nilai-nilai tasawuf yang positif dan sesuai dengan kehidupan modern
berdasarkan Al-Qur’an dan hadis.
Amalan yang dapat kita teladani dari kehidupan Nabi saw atau para sufi yang dikembangkan
dalam kehidupan modern antara lain sebagai berikut.
1. Banyak Berzikir
Zikir yaitu menyebut-nyebut nama Allah, agar jiwa para sufi dipenuhi dengan nama-nama
(asma) Allah. Zikir selalu digunankan oleh sufi juga dalam rangka pendekatan kepada Allah,
atau penyucian jiwa dari kotoran-kotoran ( pengaruh-pengaruh jasmani). Dalam kehidupan
modern, terutama diperkotaan kehidupan masyarakatnya super sibuk, jalan macet, persaingan
bisnis sangat ketat, tindak kejahatan tinggi, banyak manusia yang strees. Oleh sebab itu zikir
dapat diamalkan dalam kehidupan modern, yaitu dengan menyebut asma Allah sebanyak-
banyaknya tanpa dihitung-hitung dan dilakukan dimana saja asal suci dan bersih.
Zikir hakikatnya untuk mengingat Allah, dekat kepada Allah, bukti seseorang ingat dan sudah
dekat kepada Allah adalah ia akan menjauhi segala larangan-Nya dan patuh terhadap segala
perintah-Nya, seperti melaksanakan rukun islam, rukun iman, dan beramal saleh. Membaca,
mempelajari, memahami, melaksankan, mensyiarkan Al-Qur’an.
2. Zuhud
Sufi mengajarkan bahwa kekayaan sebenarnya adalah bukan harta benda atau kesenangan
dunia, melainkan kekayaan rohani. Tidak tertarik dengan perebutan harta benda, karena
memandang nilai rohani lebih tinggi. Pada kehidupan modern ini kita dapat mencontoh dari
sufi sesungguhnya harta benda tidak akan dibawa pada saat ajal tiba. Harta tetap kita cari
untuk kebutuhan hidup keluarga, membiayai anak-anak bersekolah, tentunya dengan yang
halal, tidak membohongi, curang, atau mengambil hak orang lain.
Beribadah kepada Allah SWT tidak hanya berzikir saja, tetapi juga mencari rezeki untuk
merawat kehidupan diri dan keluarga. Allah SWT berfirman yang artinya :
“9. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada
hari jum’at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. 10. Apabila salat telah dilaksanakan,
maka bertebaranlah kamu dibumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
agar kamu beruntung.” (Q.S. Al-Jumu’ah/62:9-10).
3. Berperilaku Sederhana
Sufi dalam kehidupan sehari-hari menampakkan kesederhanaan, dalam hal rumah, pakaian,
dan makanan. Orang hidup dizaman modern kehidupan sederhana dapat mencontoh dari sufi,
sepanjang kesederhanaannya itu tidak memberikan dampak keburukan. Contohnya, makanan
walau sederhana tetapi tetap sehat dan bersih, demikian pula dengan tempat tinggal, dan
pakaian tetap memerhatikan kebersihan dan kesehatan. Kesederhanaan Nabi saw. Dalam
berpakaian, Aisyah pernah memperlihatkan sehelai pakaian Nabi saw. Yang dipakai beliau
pada detik-detik hayatnya yang terakhir. Demikian juga dalam makan, Nabi saw. Sangat
sederhana sekali. Bahkan beliau sering berpuasa, tidak makan kecuali lapar, makanpun dia
berhenti sebelum kenyang.

4. Bekerja Keras
Mengembangkan konsep kerja keras sebagai salah satu cara dalam menerjemahkan kehendak
Allah SWT. Bekerja keras dipandang sebagai upaya peningkatan kualitas potensi diri atau
fitrah yang telah Allah berikan kepada semua makhluk-Nya. Bekerja keras dalam upaya
menyucikan jiwa agar mendapatkan kedekatan dengan sang Khalik. Dalam kehidupan
modern kita kembangkan bekerja keras melalui ibadah mahdah dan gairu mahdah. Allah
SWT berfirman yang artinya :
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu,
tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Al-Qasas/28:77)
“Dan katakanlah,”Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga
Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan.” (Q.S. At-taubah/9:105)

Anda mungkin juga menyukai