Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3 – HUKUM AGRARIA

PERTANYAAN:

Bagi sebagian besar rakyat Indonesia, tanah merupakan sumber hidup satu-satunya. Mengingat pentingnya tanah
di dalam kehidupan manusia, maka setiap orang berusaha memiliki dan memanfaatkan tanah itu semaksimal
mungkin guna kelangsungan hidupnya. Untuk memiliki tanah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
mewaris, hibah, tukar menukar, maupun dengan cara jual-beli.

Menurut analisis saudara, bagaimana cara jual beli tanah menurut hukum adat, hukum perdata barat dan UUPA ?

JAWABAN:

Bagi sebagian besar rakyat Indonesia, tanah merupakan sumber hidup satu-satunya. Mengingat
pentingnya tanah di dalam kehidupan manusia, maka setiap orang berusaha memiliki dan
memanfaatkan tanah itu semaksimal mungkin guna kelangsungan hidupnya. Untuk
memiliki tanah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mewaris, hibah, tukar menukar, maupun
dengan cara jual-beli.

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai cara jual beli tanah dalam tiga konteks menurut hukum
adat, hukum perdata barat dan UUPA :

1. Hukum Adat ;
Dalam hukum adat, jual beli tanah dapat melibatkan proses yang berbeda-beda tergantung
pada adat istiadat suatu daerah. Setiap komunitas adat memiliki sistem norma dan aturan
yang mengatur kepemilikan dan peralihan tanah.
Biasanya, jual beli tanah dalam hukum adat melibatkan proses musyawarah, pengakuan dari
pemimpin adat atau tokoh masyarakat, serta pemenuhan persyaratan adat yang berlaku.

Adapun cara jual beli tanah menurut hukum adat biasanya dilakukan dengan akta jual beli di
bawah tangan di hadapan kepala adat atau kepala desa atau kepala persekutuan hukum adat.
Sifat – sifat dari cara jual beli tanah menurut hukum adat adalah tunai, nyata dan terang.
untuk cara atau prose Peralihan hak katas tanah akibat ketika jual beli tanah berlangsung
menurut hukum adat biasanya hanya dibuktikan melalui sebuah surat yang isinya menyatakan
bahwa penjual telah menyerahkan tanahnya dan menerima uang pembayaran. Akta jual beli
tanah biasanya tidak ada dalam proses jual beli tanah menurut hukum adat. Akan tetapi,
akta jual beli tanah tersebut nantinya dapat diurus Kembali dengan bantuan notaris. Fungsi
penting dari akta jual beli tanah adalah sifatnya yang merupakan salah satu persyaratan untuk
melakukan pendaftaran peralihan hak katas tanah di kantor pertanahan nantinya. Yang mana
tanpa akta jual beli tanah tersebut akan berimplikasi pada kepastian hukum tentang status
kepemilikan tanah. Ketika seseorang melakukan proses jual beli tanah menurut
hukum adat saja, biasanya mereka akan mengulangi proses jual beli tersebut dihadapan
PPAT. Hal ini bertujuan untuk pembeli dapat mendapatkan sertifikat tanah di bawah
kepemilikannya. Pembeli bisa membalik nama sertifikat yang sebelumnya milik penjual
menjadi miliknya di kantor pertanahan. Cara jual beli tanah menurut hukum adat memang lebih
sederhana, tapi memiliki kekuatan hukum yang kurang kuat.
2. Hukum Perdata Barat ;
Dalam hukum perdata barat, jual beli tanah diatur oleh Ketentuan-
Ketentuan Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek).
Proses jual beli tanah dalam hukum perdata barat melibatkan adanya
perjanjian jual beli antara pihak penjual dan pembeli yang dituangkan dalam akta notaris. Akta
notaris merupakan bukti sah yang memberikan kekuatan hukum terhadap
transaksi jual beli tanah.

3. UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria).


UUPA merupakan landasan hukum yang mengatur agraria di Indonesia.
Menurut UUPA, jual beli tanah dilakukan melalui akta otentik yang dibuat oleh pejabat yang
berwenang, yaitu pejabat pertanahan. Prosedur jual beli tanah meliputi persyaratan
administratif, seperti pemberitahuan kepada pihak berwenang, pembayaran pajak, dan lain-
lain. UUPA juga memberikan perlindungan hukum terhadap hak pemilik tanah dalam
transaksi jual beli.
Referensi :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria.

2. https://www.gurusiana.id/read/1sukses1/article/pengaruh-kemajuan-iptek-terhadap-aspek-sosial-budaya-di-
indonesia-96732

Anda mungkin juga menyukai