Makalah Analisis Kebutuhan Manajemen BK
Makalah Analisis Kebutuhan Manajemen BK
MANAJEMEN BK
Kelompok 3
Nama/Nim : Nora Amalia/22020693
Unit : 1 (Satu)
Semester : 5 (Lima)
Prodi : Manajemn Pendidikan Islam
Mata Kuliah : Manajemen Bimbingan dan
Konseling
Dosen Pembimbing : Arisman Juanda, M.Pd
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah singkat ini adalah “Analisis Kebutuhan Manajemen
BK”.
Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
Dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Bimbingan dan Konseling yang telah
memberikan saya tugas maklah ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah.. Selain
itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah singkat ini.
Saya menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan
dapat membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
Nora Amalia
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ....................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Bimbingan dan Konseling merupakan rencana keseluruhan
kegiatan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan di sekolah dan
menjadi bagian terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah.
Sebagai bagian yang terpadu dari program pendidikan di sekolah, program
bimbingan dan konseling diarahkan pada upaya yang memfasilitasi peserta
didik untuk mengenal dan menerima dirinya sendiri serta lingkungannya
secara positif dan dinamis, mampu mengambil keputusan yang bertanggung
jawab, mengembangkan serta mewujudkan diri secara efektif dan produktif
sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa depan. Program Bimbingan
dan Konseling juga berkaitan dengan upaya memfasilitasi peserta didik agar
mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dengan mencapai
Agar pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah dapat
terlaksana secara efektif dan efisien serta tujuanya dapat tercapai efektif dan
efisien pula maka harus disusun programnya secara terencana dan sistematis
dengan perkataan lain, pelayanan BK di sekolah dan madrasah perlu
direncanakan , dilaksanakan, dan dinilai secara sistematis sehingga di rasakan
manfaatnya oleh berbagai pihak.
Dari pemaparan singkat dalam latar belakang diatas, maka lebih jelasnya
mengenai konsep Analisis Kebutuhan Manajemen BK (Bimbingan Konseling
yang akan dibahas pada Bab berikutnya.
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diata, adapun rumusan yang dibahas dalam makalah
ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana yang dimaksud dengan Pengertian Manajemen Bimbingan
dan Konseling ?
2. Apa saja Tujuan Manajemen Bimbingann dan Konseling?
3. Apa saja Fungsi Manajemen Bimbingan dan Konseling?
4. Apa saja Prinsip-Prinsip Manajemen Bimbingan dan Konseling?
5. Bagaimana yang dimaksud dengan Analisis Kebutuhan Manajemen
BK?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan masalah diatas. Terdapat beberapa tujuan
penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Pengertian Manajemen
Bimbingan dan Konseling.
2. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Tujuan Manajemen
Bimbingann dan Konseling.
3. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Fungsi Manajemen
Bimbingan dan Konseling.
4. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Prinsip-Prinsip Manajemen
Bimbingan dan Konseling.
5. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Analisis Kebutuhan
Manajemen BK
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Nevi Yarni. Manajemen Bimbingan dan Konseling Sekolah. (Jakarta : Kencan, 2023). Hal
7-9
3
bimbingan dan konseling yang efektif dan efesien dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya yang ada.
4
Adapun tujuan bimbingan dan konseling itu sendiri adalah terbagi
kedalam dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Diantaranya
adalah:
1. Tujuan umum program bimbingan dan konseling yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut:
a. Agar para siswa dapat memperkembangkan pengertian dan
pemahaman dirinya untuk mencapai kemajuan di sekolah.
b. Agar siswa dapat memperkembangkan pengetahuan tentang
dunia kerja, kesempatan kerja, serta rasa tanggung jawab
dalam meraih peluang dan memilih suatu kesempatan kerja
tertentu, sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan
yang dipersyaratkan.
c. Agar siswa dapat memperkembangkan kemampuan untuk
memilih, dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya
dengan informasi tentang peluang dan kesempatan yang ada
secara tepat dan bertanggung jawab.
d. Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap
kepentingan dan harga diri orang lain.
2. Tujuan khusus program bimbingan dan konseling yang ingin dicapai
diantaranya:
a. Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi
kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
b. Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi
kesulitan didalam memahami lingkungannya, termasuk
lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyarakat yang
lebih luas.
c. Agar para siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi
kesulitan, dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah
yang dihadapinya baik itu menyangkut masalah pribadi,
belajar, sosial, dan karir.
5
d. Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi dan
menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam bidang
pendidikan dan dalam lapangan kerja secara tepat.2
2
Darmawan Harefa dan Kaminudin Talaubanu. Teori Manajemen Bimbingan dan
Konseling. (Jawa Tengah : PM Publisher. 2020). Hal 260-161
6
menyusun staf, mengaktifkan dan mengendalikan seluruh kegiatan bimbingan
dan konseling.3
3
Intan Imaningilyas dan Carolina L Radjah. Inovasi Penyusunan Program dan Pelaksanaan
Asesmen Bimbingan dan Konseling Kompherensif Bebasis Information dan Comunication
Technologies. (Malang : Wineka Media. 2018). Hal 19-21
7
terdiri atas koordinator, anggota, dan staf administrasi. Organisasi
pelayanan bimbingan meliputi segenap unsur dengan organisasi.
3. Penyusunan personalia (staffing)
Bagaimana para personalia ditetapkan, disusun, dan diadakan
pembagian tugas (job description), agar dalam pelaksanaannya menjadi
efektif dan efisien sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik.
4. Pengarahan dan kepempinan (leading)
Berkenaan dengan mengarahkan dan memimpin para personalia
sehingga bekerja sesuai dengan job atau bidang tugasnya masing-
masing, agar aktivitas pelayanan menjadi terarah pada tujuan yang telah
ditetapkan.
5. Pengawasan (controlling).
Berkenaan dengan melakukan pengawasan dan penilaian terhadap
kegiatan mulai dari penyusunan rencana program hingga
pelaksanaannya, agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
pelaksanaannya.4
4
Shilphy A Octavia. Implementasi Manajemen Bimbingan Konseling di
Sekolah/Madrasah. (Yogyakarta : Budi Utama. 2019). Hal 3-4
8
/ ought to be) atau diharapkan dengan kondisi yang ada (what is). Kondisi
yang diinginkan seringkali disebut dengan kondisi ideal, sedangkan kondisi
yang ada, seringkali disebut dengan kondisi riil atau kondisi nyata.
Ada beberapa hal yang melekat pada pengertian need assessment.
Pertama; need assessment merupakan suatu proses artinya ada rangkaian
kegiatan dalam pelaksanaan need assessment. Need assessement bukanlah
suatu hasil, akan tetapi suatu aktivitas tertentu dalam upaya mengambil
keputusan tertentu. Kedua; kebutuhan itu sendiri pada hakikatnya adalah
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dengan demikian maka, need
assessment merupakan kegiatan mengumpulkan informasi tentang
kesenjangan yang seharusnya dimiliki setiap siswa dengan apa yang telah
dimiliki.
Analisis kebutuhan diartikan sebagai suatu proses mengenali kebutuhan
sekaligus menentukan prioritas. Analisis kebutuhan adalah suatu cara atau
metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang
diinginkan/seharusnya atau diharapkan dengan kondisi yang ada. Kondisi
yang diinginkan seringkali disebut dengan kondisi ideal, sedangkan kondisi
yang ada, seringkali disebut dengan kondisi riil atau kondisi nyata. Analisis
kebutuhan sebagai suatu proses formal untuk menentukan jarak atau
kesenjangan antara keluaran dan dampak yang nyata dengan keluaran dan
dampak yang diinginkan, kemudian menempatkan deretan kesenjangan ini
dalam skala prioritas lalu memilih hal yang paling penting untuk diselesaikan
masalahnya. Dengan kata lain, analisis kebutuhan adalah kegiatan
mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat (kesenjangan)
proses pelayanan untuk menetapkan materi, media yang tepat dan relevan
dalam mencapai tujuan pelayanan yang mengarah pada pencapaian tugas
perkembangan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis
kebutuhan dalam bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengidentifikasi kebutuhan (paradigma lama: permasalahan) diri
9
peserta didik, lingkungan peserta didik dan layanan bimbingan dan konseling
dalam rangka pencapaian tugas-tugas perkembangan secara optimal.
Pelaksanaan analisis kebutuhan dalam program bimbingan dan
konseling merupakan kegiatan mengelompokkan masalah yang berkaitan atau
yang ada pada peserta didik. Kebutuhan atau masalah peserta didik dapat
diidentifikasi melalui mengenali:
1. Karakteristik siswa, seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan
keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan
belajar, temperamen (periang, pendiam, pemurung, atau mudah
tersinggung), dan karakternya (seperti kejujuran, kedisiplinan, dan
tanggung jawab).
2. Harapan peserta didik, sekolah, dan masyarakat dapat dianalisis dari
tugas-tugas perkembangan yang dijabarkan dalam rumusan kompetensi
dan materi pengembangan kompetensi yang ada.
Berikut ini beberapa contoh implementasi Analisis Kebutuhan dalam
Manajemen Bimbingan dan Konseling yang berkaitan dengan Manajemen
Bimbingan Konseling diantaranya sebagai berikut :
1. Ketika guru diserahi tugas mengajar dan akan mulai melaksanakan
tugas, seorang guru harus memusatkan perhatian ke arah pencapaian
tujuan, lalu memperhatikan materi yang menunjang tujuan serta
menentukan cara penyampainnya.
2. Setelah terpilih materi yang akan diajarkan, guru menelaah kembali
materi terpilih untuk dicocokkan dengan kebutuhan siswa. Inilah inti
perbedaan antara perencanaan pengajaran tradisional dengan
perencanaan yang memikirkan kebutuhan siswa.Dalam pendidikan
inovatif, peserta didik merupakan focus dari seluruh proses kegiatan.
3. Guru yakin terhadap materi, lalu menentukan strategi yang tepat untuk
penyampaian materi tersebut, meliputi: pemilihan cara atau metode,
pengelolaan kelas dan media yang digunakan untuk mendukung
penyampaian.
10
4. Untuk dapat melaksanakan tugas pendidikan baik guru seyogyanya
harus paham tentang “alat” dan “tujuan”. Dengan memahami tujuan,
maka akan tepat dalam memilih alternative alat untuk mencapainya.
Gagal mengidentifikasi “apa” yang akan dicapai sebelum menentukan
“bagaimana” mencapainya dengan resiko sesedikit mungkin, dengan
biaya sehemat mungkin, akan gagal pula mencapai sukses secara
optimal. Analisis kebutuhan merupakan seperangkat alat dan teknik
formal, serta cara untuk mencermati dunia secara lebih ilmiah karena
memandang alat dan tujuan dalam satu perspektif kesatuan yang
bermakna.5
5
Ulfiah dan Jamaludin. Bimbingan dan Konseling. (Jakarta : Kencana. 2022). Hal 161-170
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan manajemen yang
dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi fungsi bimbingan dan
konseling mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang efektif dan
efesien dengan memanfaatkan berbagai sumber daya
Manajemen bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan
diri konseli (peserta didik) secara efektif dan efesien. Setiap organisasi
mempunyai tujuan yang ingin dicapai, untuk mencapainya maka diperlukan
adanya kegiatan manajemen sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif dan
efesien
Manajemen berfungsi untuk memberikan arahan, koordinasi, dan
pengendalian yang baik berdasarkan rencana yang sebelumnya telah
ditetapkan.
Prinsip-prinsip dalam Manajemen Pelayanan Bimbingan dan Konseling
meliputi : planning, organizing, staffing, leading & controlling.
Analisis Kebutuhan Manajemen BK adalah suatu cara atau metode untuk
mengetahui perbedaan antara kondisi yang diinginkan/seharusnya (should be
/ ought to be) atau diharapkan dengan kondisi yang ada (what is). Cara
mengaplikasikan analisis kebutuhan dalam belajar mengajar adalah guru
harus memusatkan perhatian ke arah pencapaian tujuan untuk kemudian
mencari materi yang tepat agar tujuan tersebut dapat tercapai. Setelah tujuan
dan materi dikuasai maka tinggal menerapkan strategi dan metode yang
sesuai untuk diterapkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13