Anda di halaman 1dari 3

KEADILAN SOSIAL BAGI GO-JEK, TRANSPORTASI KONVENSIONAL, DAN

MASYARAKAT DI KOTA MALANG

Jagho Praisaka Isvara, 155090200111035, Kimia

GO-JEK merupakan salah satu transportasi online yang mulai berkembang di tahun 2015,
awalnya masyarakat masih awam dengan sistem GO-JEK sehingga pada awal tahun 2015
khususnya di kota Malang orderan GO-JEK masih sepi, Akan tetapi akibat padatnya kebutuhan
masyarakat serta semakin baiknya kualitas pelayanan dari GO-JEK menyebabkan transportasi
online ini mulai digandrungi. Pelayanan yang diberikan GO-JEK sangat membantu masyarakat
dalam memenuhi kebutuhanya sebagai ojek yang langsung datang; mengantar pesanan makanan;
memberikan pelayanan pemijatan yang langsung datang ke konsumen, dan harga yang diberikan ke
konsumen relatif murah daripada transportasi konvensional dan delivery order.

Perkembangan yang pesat ini tentu saja memberikan dampak negatif, salah satunya adalah
penurunan minat masyarakat akan pelayanan dari transportasi konvensional di kota Malang,
akibatnya pendapatan dari sopir transportasi konvensional mengalami penurunan yang drastis.
Salah satu sopir angkot konvensional di kota Malang mengatakan bahwa persaingan yang
ditimbulkan oleh GO-JEK menjadi tidak sehat, selain itu pendapatan yang diperoleh dari tujuh
puluh lima ribu hingga seratus ribu rupiah mengalami penurunan drastis hingga bisa minus. Efek
mengakibatkan banyak sopir angkot konvensional di kota Malang yang berhenti dan beralih
profesi.Tentunya para sopir angkot konvensional ini mempertanyakan kepada pemerintah kota
terkait resmi tidaknya dari GO-JEK(suryamalang.tribunnews.com,2017). Akibat respon dari
pemerintah setempat yang kurang tanggap, para sopir angkutan konvensional menjadi geram dan
menuntut pemerintah dalam bentuk tindakan demo yang dihadiri oleh 1200 sopir angkutan umum
kota Malang yang tergabung dalam Forum Komunikasi Angkot Malang Raya pada bulan Maret
2017. Permintaan dari kesatuan sopir angkot ini yaitu meminta penghapusan ojek online seperti
GO-JEK(news.detik.com,2017) selain itu aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para sopir angkutan
kota dan taksi di Malang berbuntut pada penutupan kantor Gojek wilayah tersebut. Kantor yang
beralamat di Jalan LA Sucipto itu sempat tutup hingga batas waktu tertentu serta mereka menuntut
persetujuan dari pemkot untuk diperbolehkan menurunkan penumpang Gojek apabila berpapasan di
jalan.

Akibat kekacauan kondisi yang terjadi di kota Malang dari pertikaian ini, Dinas
Perhubungan kota Malang mengambil sikap tegas agar permasalahan ini tidak mengganggu
ketentraman rakyat kota Malang. Langkah yang diambil yaitu melarang GO-JEK dan transportasi
online untuk beroperasi di delapan titik yaitu hotel, mall, rumah sakit, stasiun, pasar, tempat
hiburan, jalur yang dilalui angkot serta berdasarkan hasil mediasi antara Dinas Perhubungan dengan
Forum Komunikasi Angkot Malang raya memberikan keputusan yang kontroversial yaitu melarang
beroperasinya GO-JEK dan transportasi online lainya(news.detik.com,2017). Meski sudah menjadi
kesepakatan bersama, ketentuan zona larangan itu masih berpotensi menimbulkan konflik
horizontal antar pengemudi yang selama ini kerap terjadi. Apalagi, banyak celah yang belum
tercantum dalam ketentuan itu, misalnya radius wilayah pada setiap zona yang dilarang.

Sejak diberlakukan larangan beroperasi untuk GO-JEK justru memberikan dampak yang
kurang mendukung bagi masyarakat, salah satunya warga di daerah watugong yang kesulitan untuk
mencari kendaraan umum untuk bekerja karena di daerah tersebut minim atau jarang dilewati oleh
transportasi konvensional selain itu transportasi konvensional sering memberikan pelayanan yang
kurang baik sehingga banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Inti dari masalah ini adalah
terhambatnya mobilitas warga dalam bekerja atau beraktivitas sehingga masyarakat kota Malang
pun juga ikut andil dalam masalah ini yaitu membuat petisi kepada pemerintah kota Malang dan
pemeritah pusat untuk menghapus larangan GO-JEK untuk beroperasi dalam bentuk
petisi(news.detik.com,2017).

Dari hasil petisi tersebut pemerintah kota Malang meninjau ulang peraturan yang awalnya
melarang GO-JEK untuk beroperasi menjadi kembali boleh beroperasi bersyarat, ini merupakan
hasil kesepakatan yang digelar di Balai Kota Malang beberapa waktu lalu. Polri, TNI, serta Dinas
Perhubungan, Organda dan Wali Kota Malang Moch. Anton serta perwakilan paguyuban angkutan
umum dan transportasi online hadir untuk menandatangani kesepakatan itu. Keputusan ini diambil
dari pertimbangan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan berkaca pada pelayanan yang diberikan
oleh transportasi konvensional.

Berdasarkan topik yang dibahas, penulis ingin memberikan solusi yaitu kembali lagi pada
hakikat dari adanya transportasi umum baik konvensional maupun online yaitu membantu
masyarakat dalam beraktivitas dengan pelayanan yang sesuai. Dalam hal ini untuk angkutan umum
sebaiknya diperbaiki agar masyarakat dapat memberikan kepercayaan kembali kepada angkutan
umum sehingga pendapatan sopir angkutan umum juga kembali stabil dan masyarakat juga
mendapat kepuasan selain itu Untuk mensiasati kebiasaan ngetem pada moda angkutan
konvensional, maka diterapkan pembayaran yang berbeda. Pola pembayaran sistem setoran yang
selama ini sudah digunakan perlu diganti menjadi rupiah per kilometer yang sudah seperti yang
diterapkan oleh PT TransJakarta. Sehingga ada atau tidak ada penumpang yang naik penuh atau
kosong, para penyedia jasa transportasi umum konvesional akan dibayar sesuai dengan jarak
tempuh angkutan mereka (rupiah / kilometer). Penjelasan secara teknis adalah setiap kendaraan
akan dilengkapi oleh GPS untuk dapat melacak keberadaan kendaraan mereka, dan menghitung
jarak tempuh yang sudah dilakukan oleh kendaraan tersebut dan dari sisi pelanggan menggeser pola
pembayaran ini sangat menguntungkan karena waktu tempuh perjalanan mereka dapat dihitung dan
diperkirakan karena tidak adanya kegiatan ngetem. Dengan demikian pelanggan tidak akan
berpindah ke moda transportasi on-demand, karena seberapa nyamannya transportasi on-demand,
apabila dihitung harganya masih lebih mahal dibandingkan dengan harga tiket transportasi
konvensional., dan untuk transportasi online yaitu GO-JEK menimbang dari adanya keluhan dari
angkutan umum (konvensional) sebaiknya benar-benar dipatuhi syarat-syarat yang diberlakukan
oleh pemerintah kota Malang agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial di kalangan sopir
transportasi konvensional seperti angkutan umum. Jika hal ini saling dipatuhi yang berlandaskan
kekeluargaan sesama rakyat Indonesia maka akan menciptakan kedamaian dan ketentraman bagi
semua pihak dan keadilan dapat ditegakan.

Anda mungkin juga menyukai