Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017

PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA

Luhur Wicaksono
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNTAN
www.luhurwicaksono@yahoo.com
www.luhurwicaksono@yahoo.com

Abstract
Academic procrastination is an academic task delaying behavior with other
activities that are not so important. Academic procrastination has certain types,
features, aspects and effects that mark it. Academic procrastination at a certain level
is very detrimental to the students, because it can have an effect on their academic
achievement. Academic procrastination that leads to a decline in academic
achievement should be immediately assisted for solving its problems in several ways.
In this case the counselor is required to play a role to alleviate the students who
have the problem.
Keyword : Academic procrastination

PENDAHULUAN menurunkan prestasi akademik mahasiswa.


Prokrastinasi merupakan serapan kata Bentuk-bentuk prokrastinasi akademik dapat
dari bahasa Inggris procrastination. Kata berupa mengabaikan tugas yang diberikan
procrastination itu sendiri berasal dari dosen, meremehkan atau menganggap tugas
bahasa Latin yang merupakan gabungan dua tersebut terlalu mudah untuk dikerjakan,
kata, yaitu pro dan Crastinus. Pro berarti menggunakan waktu yang lama menjelajah
“maju”, kedepan, lebih menyukai, sedangkan internet yang tidak ada kaitan dengan tugas
“Crastinus” yang berarti “besok” (Klein akademik/kuliah, mengganti aktivitas tugas
dalam Steel, 2007). Jadi prokrastinasi berarti utama dengan aktivitas/kegiatan lain yang
ke-putusan menunda atau menangguhkan sebenarnya kurang begitu penting, dan
sampai hari berikutnya. Menunda atau sebagainya.
menangguhkan, dimaksudkan merupa-kan Prokrastinasi menurut Newton
menunda kegiatan/pekerjaan yang (2014:6), adalah“the act of replacing high-
sebenarnya individu tahu bahwa kegiatan itu priority actions with tasks of lower priority,
penting. or doing something from which one derives
Prokrastinasi merupakan peri-laku enjoyment, and thus putting off important
menunda suatu kegiatan/pekerjaan hingga tasks to a later time”. Team FME (2013:4),
waktu berikutnya, serta meng-gantinya mengemukakan mengenai prokrastinasi
dengan kegiatan lain walaupun tingkat sebagai “to voluntarily delay an intended
kepentingannya lebih rendah. Waktu course of action despite expecting to be
penundaan dapat berlangsung singkat, namun worse off for the delay”. Tools (2010:12),
juga dapat berlarut larut hingga hingga lebih lanjut mengemukakan bahwa “Procras-
hitungan hari. Kegiatan pengganti yang tination is when you put off things that you
dilakukan oleh orang yang melakukan should be focusing on right now, usually in
prokrastinasi biasanya merupakan kegiatan- favor of doing something that is more
kegiatan yang lebih menyenangkan. Individu enjoyable or that you’re more comfortable
yang melakukan prokrastinasi selalu saja doing”.
mempunyai alasan pembenaran untuk Berdasarkan pendapat diatas maka
kegiatannya. dapat disimpulkan bahwa pro-krastinasi
Prokrastinasi akademik merupakan adalah perilaku penundaan secara sengaja
perilaku penundaan kegiatan-ke-giatan yang dilakukan berulang-ulang, dan
akademik. Pada tingkat Perguruan Tinggi mengisinya dengan aktivitas lain yang tidak
prokrastinasi akademik ini sangat merugikan, begitu penting, namun dianggap lebih
karena dapat meng-ganggu bahkan menyenangkan.

67
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Wicaksono, L

Prokrastinasi akademik menurut tugas administratif meliputi menyalin


Ghufron & Risnawati (2012:156) adalah: catatan, mendaftarkan diri dalam presensi
“jenis penundaan yang dilakukan pada jenis kehadiran, mendaftar sebagai peserta
tugas formal yang berhubungan dengan tugas praktikum, dan sebagainya. Menghadiri
akademik”. Sedangkan menurut Husetiya Pertemuan: Menghadiri pertemuan yaitu
(dalam Savira & Suharsono, 2013:69): “Pro- penundaan maupun keterlambatan dalam
krastinasi akademik merupakan pe-nundaan menghadiri pelajaran, praktikum, dan
yang dilakukan secara sengaja dan berulang- pertemuan, pertemuan lainnya. Kinerja
ulang dalam menyelesaikan suatu tugas atau Akademik Secara Keseluruhan: Penundaan
pekerjaan, baik memulai maupun kinerja akademik secara keseluruhan yaitu
menyelesaikan tugas yang berhubungan menunda mengerjakan atau menyelesaikan
dengan bidang akademik”. Lebih lanjut tugas-tugas akademik secara keseluruhan.
McCloskey (dalam Ardina & Wulan, 2016: Burka & Yuen (2008:8) menjelaskan
69), mengemukakan bahwa “Prokrastinasi tentang ciri-ciri seorang pelaku prokrastinasi,
akademik merupakan sebuah kecenderungan antara lain: (1) Prokrastinator lebih suka
untuk menunda kegiatan dan perilaku yang untuk menunda pekerjaan atau tugas-
terkait dengan pendidikan”. tugasnya; (2) Berpendapat lebih baik
Prokrastinasi akademik dengan mengerjakan nanti dari pada sekarang, dan
demikian dapat dikatakan sebagai sebuah menunda pekerjaan adalah bukan suatu
kecenderungan untuk sengaja dan berulang- masalah; (3) Terus mengulang perilaku pro-
ulang menunda tugas kegiatan yang krastinasi; dan (4) Pelaku prokrastinasi akan
berhubungan dengan bidang akademik. kesulitan dalam mengambil keputusan. Ciri-
Prokrastinator (individu yang melakukan ciri pelaku prokrastinasi akademik menurut
prokrastinasi) ini memiliki kesulitan dalam Dini (dalam Westri 2016:12), sebagai
melakukan sesuatu sesuai dengan batasan berikut: “(1) kurang dapat mengatur waktu,
waktu yang telah ditentukan, sering (2) percaya diri yang rendah, (3)
mengalami keterlambatan mempersiapkan menganggap diri terlalu sibuk, (4) keras
diri secara berlebihan, maupun gagal kepala, (5) memanipulasi tingkah laku orang,
menyelesaikan tugas akademik sesuai batas (6) menjadikan penundaan sebagai coping
waktu. untuk menghindari tekanan, dan (7) merasa
Jenis-jenis prokrastinasi aka-demik dirinya sebagai korban”. Adapun uraiannya
yang dilakukan peserta didik menurut sebagai berikut: (1) Kurang Dapat Mengatur
Solomon & Rothblum (dalam Ghufron & Waktu: Kesulitan mengatur waktu luang
Risnawati, 2012:157), yaitu: “(a). tugas merupakan hal yang sering terjadi, sementara
mengarang, (b). tugas belajar menghadapi waktu luang yang ada sering kali
ujian, (c). tugas membaca, (d). tugas kerja dimanfaatkan dengan kegiatan yang kurang
administratif, (e). menghadiri pertemuan, dan ada manfaatnya. (2) Percaya Diri yang
(f). kinerja akademik secara keseluruhan”. Rendah: Prokrastinator ini memiliki tingkat
Tugas Mengarang: Penundaan tugas kepercayaan diri yang rendah, sehingga
mengarang ini meliputi kewajiban setiap dihadapkan pada penyelesaian tugas
melaksanakan tugas tugas menulis misalnya mereka merasa ragu untuk dapat
membuat makalah, laporan, atau tugas menyelesaikannya. (3) Menganggap Diri
mengarang lainnya. Terlalu Sibuk: Prokrastinator memiliki
Tugas Belajar Menghadapi Ujian: anggapan bahwa ia tidak mempunyai waktu
Prokrastinasi tugas belajar menghadapi ujian luang, sehingga membuat sibuk dan tidak
meliputi penundaan belajar dalam sempat mengerjakan tugas. (4) Keras Kepala:
menghadapi ujian, misalnya ujian tengah Prokrastinator ini beranggapan bahwa setiap
semester, akhir semester atau ulangan kegiatan yang dilakukan merupakan
mingguan. kehendaknya sendiri sehingga mau
Tugas Membaca: Prokrastinasi tugas dikerjakan atau tidak orang lain tidak dapat
membaca meliputi penundaan untuk memaksanya. (5) Memanipulasi Tingkah
membaca buku atau referensi yang berkaitan Laku Orang Lain: Seorang prokrastinator
dengan tugas akademik yang diwajibkan. segala kegiatan yang ada tidak akan dapat
Kerja Tugas Administratif: Penundaan kerja berjalan tanpa dirinya, sehingga orang lain

68
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Wicaksono, L

tidak dapat memaksanya untuk melakukan kinerja actual: Prokrastinator ini mem-
sesuatu pekerjaan. (6) Menjadikan punyai kesulitan dalam me-nyelesaikan
Penundaan Sebagai Coping (perlindungan) tugas sesuai waktu yang telah ditentukan
untuk Menghindari Tekanan: Prokrastinator sebelumnya. Keadaan tersebut terjadi
menjadikan penundaan sebagai upaya baik oleh orang lain maupun oleh
perlindungan bagi dirinya. (7) Merasa ketidakdisiplinan menepati rencana-
Dirinya Sebagai Korban: Prokrastinator rencana yang telah ditentukannya sendiri.
sering beranggapan bahwa kegagalannya Perencanaan mulai mengerjakan tugas
dalam menyelesaikan tugas tersebut, sesuai waktu yang telah ditentukan
mempunyai arti bahwa sebenarnya dirinya mungkin sudah terfikirkan, akan tetapi
adalah seorang korban yang tidak mampu ketika saatnya tiba ia tidak juga
mengerjakan tugas sebagaimana juga orang melakukannya sesuai dengan yang telah
lain. direncanakan, sehingga terjadilah
Prokrastinasi akademik dapat diukur keterlambatan/ kegagalan dalam
dan diamati dalam ciri-ciri tertentu, menyelesaikan tugas.
sebagaimana dikemukakan oleh Ferrari (d) Melakukan aktivitas lain yang lebih
(dalam Chornelia, 2013: 57), yaitu berupa: menyenangkan daripada melakukan
(a) penundaan untuk memulai maupun tugas yang harusnya dikerjakan:
menyelesaikan kerja pada tugas yang Prokrastinator dengan sengaja tidak
dihadapi, (b) keterlambatan dalam segera mengerjakan tugasnya, namun
mengerjakan tugas, (c) kesenjangan waktu menggunakan waktu yang dia miliki
antara rencana dan kinerja actual, dan (d) untuk melakukan aktivitas lain yang
melakukan aktivitas lain yang lebih dipandang lebih menyenangkan dan
menyenangkan daripada melakukan tugas mendatangkan hiburan, seperti membaca
yang harusnya dikerjakan. Adapun uraiannya (koran, majalah, atau buku cerita
sebagai berikut : lainnya), nonton, ngobrol, jalan,
(a) Penundaan untuk memulai maupun mendengarkan musik, dan sebagainya,
menyelesaikan kerja pada tugas yang sehingga menyita waktu yang dia miliki
dihadapi Individu (prokrastinator/peserta untuk mengerjakan tugas yang harus
didik) walaupun sudah tahu bahwa tugas diselesaikannya.
itu harus di-selesaikan, namun ia tetap Perilaku prokrastinasi akademik dapat
menunda untuk menyelesaikannya. Bisa diketahui berdasarkan ciri-ciri yang
juga tugas itu sebenarnya sudah dimunculkannya, yaitu suka menunda untuk
dikerjakan walaupun belum tuntas, memulai maupun menyelesaikan tugas yang
dalam hal ini prokrastinator menunda- dihadapi, berpendapat lebih baik
nunda untuk menyelesaikannya sampai mengerjakan nanti dari pada sekarang,
tuntas. percaya diri yang rendah, terus mengulang
(b) Keterlambatan dalam mengerjakan tugas: perilaku prokrastinasi, dan kesenjangan
Prokrastinator dalam mengerjakan tugas waktu antara rencana dan kinerja aktual serta
memerlukan waktu yang lebih lama melakukan aktivitas lain yang lebih
daripada waktu yang diperlukan pada menyenangkan daripada melakukan tugas
umumnya. Waktu yang dihabiskan yang harus dikerjakan.
berlebihan (terlalu banyak), baik dalam Aspek aspek Prokrastinasi
mempersiapkan diri mau-pun melakukan Akademik. Menurut Tektonika (dalam
hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam Fitriya & Lukmawati 2016: 66) “Terdapat
penyelesaian suatu tugas, tanpa aspek-aspek prokrastinasi, terdiri dari empat
memperhitung-kan adanya keterbatasan hal yaitu: a) perceivedtime (waktu yang
waktu. Perbuatan tersebut kadang- dirasakan), b) intention-action gap (celah
kadang mengakibatkan ia tidak berhasil antara keinginan dan perilaku), c) emotional
menyelesaikan tugasnya secara memadai. distress (tekanan emosi), dan d) perceived
Ciri utama prokrasti-nator ini adalah ia ability (Kepercayaan terhadap kemampuan
lamban dalam menyelesaikan suatu tugas yang dimiliki)”. Adapun uraiannya sebagai
akademik. berikut: (a) Perceived Time (Waktu yang
(c) Kesenjangan waktu antara rencana dan dirasakan); (b) Kecenderungan seorang pro-

69
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Wicaksono, L

krastinator salah satunya adalah, gagal a) performa akademik yang rendah, b) stress
menepati deadline. Mereka hanya berorientasi yang tinggi, c) menyebabkan penyakit, d)
pada “Saat ini” bukan “Saat Mendatang”. Hal kecemasan yang tinggi”.
ini menjadikan individu sebagai seseorang Adapun uraianya sebagai berikut:
yang tidak tepat waktu karena gagal Performa Akademik yang Rendah. Tampilan
memprediksikan waktu yang dibutuhkan akademik yang rendah merupakan akibat
untuk mengerjakan tugas. dari pemikiran negatif yang terdapat
Intention-Action Gap (Celah antara dalam diri individu sehingga menimbulkan
keinginan dan perilaku): Intention-action gap konsekuensi negatif juga terhadap perilaku
adalah celah antara keinginan dan perilaku. akademiknya. Stress yang Tinggi: Stress
Perbedaan antara keinginan dengan perilaku merupakan tekanan yang muncul pada
terbentuk dalam wujud kegagalan peserta didik pikiran individu. Prokrastinator akademik
dalam mengerjakan tugas akadmik meski-pun cenderung akan mengalami stress akibat tugas
peserta didik tersebut ingin mengerjakannya. yang terbengkalai padahal batas waktu tugas
Namun, ketika tenggang waktu semakin semakin dekat. Akibatnya tersebut berakibat
dekat, celah yang terjadi antara keinginan dan menjadi stressor bagi individu yang me-
perilaku semakin kecil. Prokrasti-nator yang lakukan prokrastinasi akademik. Menyebabkan
semula menunda-nunda pekerjaan sebaliknya Penyakit: Penundaan setiap pekerjaan akan
dapat mengerja-kan hal-hal yang lebih dari menimbulkan konsekuensi di akhir. Individu
apa yang ditargetkan. harus memforsir ke-mampuan pikiran serta
Emotional Distress (Tekanan emosi): fisiknya untuk dapat memenuhi target batas
Emotional distress merupakan salah satu waktu tugas, sehingga dimungkinkan berakibat
aspek yang tampak dari perasaan cemas saat kelelahan fisik atau menjadi sakit. Kecemasan
melakukan prokrastinasi. Perilaku menunda yang Tinggi: Prokrastinator akademik
semestinya membawa perasaan tidak nyaman sebenarnya sadar bagaimana konsekuensi
bagi pelaku. Konsekuensi negative yang yang harus diterimanya. Hal tersebut selalu
ditimbulkan memicu kecemasan dalam diri membayangi pikiran prokrastinator sehingga
prokrastinator. menimbulkan kecemasan yang tinggi.
Perceived Ability (Kepercayaan terhadap Burka & Yuen (2008: 165)
kemampuan yang dimiliki). Perceived mengungkapkan dua hal dalam prokrastinasi
ability sebagai salah satu aspek prokrastinasi yang dapat menjadi suatu gangguan, yaitu: (1)
akademik, yaitu yang disebut juga sebagai Prokrastinasi menimbulkan masalah internal,
keyakinan terhadap kemampuan pada diri seperti merasa bersalah atau menyesal; (2)
seorang. Meskipun prokrastinasi tidak Prokrastinasi menciptakan masalah eksternal,
berhubungan secara langsung dengan diri seperti menunda mengerja-kan tugas membuat
seseorang, namun keragu-raguan seseorang kita tidak dapat mengerjakan tugas dengan
terhadap kemampuan diri akan menyebabkan baik dan mendapat peringatan dari guru.
seseorang melakukan prokrastinasi. Rasa takut Ferrari (dalam Julyanti & Aisyah,
akan kegagalan juga menjadikan seseorang 2015:19), juga mengemuka-kan bahwa
selalu menyalahkan diri sebagai seorang yang prokrastinasi dapat berakibat negatif, yaitu:
“Tidak Mampu”. Untuk menghindari hal (a) Melakukan prokrastinasi banyak waktu
tersebut maka seseorang cenderung memilih yang terbuang dengan sia-sia; (b) Tugas-
untuk menghindari tugas-tugas tersebut tugas menjadi terbengkalai, bahkan bila
karena takut akan mengalami kegagalan. diselesaikan hasilnya menjadi tidak maksimal;
Waktu atau lebih memilih melakukan sesuatu (c) Prokrastinasi juga bias; (d) mengakibatkan
yang lebih menyenangkan dan masuk akal seseorang kehilangan kesempatan dan peluang
dilakukan. yang datang.
Dampak Prokrastinasi Akademik. Dampak prokrastinasi akademik ternyata
Perilaku menunda dapat berpengaruh pada sangat banyak, yang antara lain dapat berupa
kesuksesan akademik dan pribadi individu. performa akademik yang rendah, stress tinggi,
Dini (dalam Westri, 2016: 13), mengungkapkan penyakit, kecemasan yang tinggi, menjadi
dampak negatif yang ditimbulkannya, yaitu: gangguan, dan berakibat negatif.

70
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Wicaksono, L

PEMBAHASAN Kebiasaan “Perfectionism” hendaknya


Cara Mengatasi Prokrastinasi Akademik dihindarkan, karena akan memunculkan
Gunarya (2011:2-6) mengemukakan ketidakberdayaan. Individu/mahasiswa
beberapa cara untuk mengatasi prokrastinasi tidak diharapkan menunjukkan keahlian/
akademik, seperti: “a. telaah sikap diri kepakaran. Individu/mahasiswa hanya
terhadap tugas, b. penyelarasan diri diharap melakukan yang terbaik yang
dengan tugas, c. hindari perasaan terbeban mampu dilakukan, kemudian diberi
(over whelmed), d. hindarkan diri dari umpan balik. Individu/mahasiswa sedapat
“Perfectionism”, e. hal-hal penting harus mungkin melaksanakan kegiatan sesuai
diperhatikan, f. monitoring pola perilaku dengan masukan umpan balik tersebut.
secara sadar, g. beri apresiasi kepada diri, Pembimbing/Konselor yang baik pada
dan h. kembangkan respek diri”. kegiatan ini, bukan melihat kesempurnaan,
a). Telaah Sikap Diri Terhadap Tugas namun akan memperhatikan upaya serius
Pengatasan persoalan prokrastinasi, dan perbaikan yang semakin Nampak.
terlebih dahulu dilakukan melalui memahami 4). Hal-Hal Penting yang Harus Diperhatikan
persoalan itu sendiri. Artinya analisis atas Prokrastinator perlu memper-hatikan
situasi dan kondisi diperlukan mengapa hal-hal penting agar ia dapat segera
tugas/kegiatan tidak dapat diselesaikan mulai mengerjakan tugas/ kegiatan serta
dengan baik. Perlu mencoba diam sejenak, menjaga agar tetap mengerjakan tugas
lalu menelaah lalu bertanya pada diri sendiri tersebut sehingga selesai pada waktu yang
mengenai tugas yang sedang dihadapi. ditetapkan.
Sikap diri terhadap tugas tersebut perlu 5). Monitoring Pola Perilaku Secara Sadar
ditelusuri secara jujur. Perlu dilihat tugas Individu/mahasiswa hendaknya
tersebut apakah memang merupakan tugas memantau kegiatan dirinya sendiri sehari-
bagi diri sendiri, dan individu/mahasiswa hari. Mencatat kemajuan tugas yang telah
bertanggung jawab melaksanakannya. dilakukan dengan cara memberi check-
1) Penyelarasan diri dengan Tugas mark di daftar porsi pekerjaan, atau pada
Tugas yang memerlukan kurun waktu jadwal yang telah dibuat sebelumnya, untuk
panjang, hendaklah dilaksanakan dengan butir porsi yang baru saja diselesaikan.
cara di bagi-bagi sehingga berbentuk Menikmati rasa puas yang muncul pada diri
bagian-bagian (segmen) pendek dan sendiri, karena telah menyelesaikan tugas/
direncanakan dengan baik. Tugas yang kegiatan yang sudah dicanangkan.
pendek biasanya tidak menimbulkan 6). Beri Apresiasi Kepada Diri
prokrastinasi. Dengan kata lain, tugas yang Imbalan/reward tidak boleh
kompleks dan butuh waktu lama hendaknya dilupakan pada diri sendiri, ketika sudah
dibagi menjadi beberapa bagian pendek, menyelesaikan tugas. Beberapa hal yang
sehingga setiap bagian bisa dikerjakan atau dapat menyenangkan hati dapat dilakukan
diselesaikan setiap hari/minggu/ bulan. sebagai imbalan antara lain; nonton TV,
Pengaturan dilakukan se-demikian rupa, jalan-jalan, makan sesuatu yang disukai,
sehingga tugas tersebut dapat diselesaikan bahkan tidur, atau kegiatan apa saja yang
secara keseluruhan paling lambat sebelum menyenangkan.
batas waktu yang ditentukan. 7). Kembangkan Respek Diri
2) Hindari Perasaan Terbeban (Over Respek diri harus dijaga, dirawat,
Whelmed) bahkan dikembangkan agar tidak terjebak ke
Perasaan terbebani (Over Whel-med) masa lalu maupun masa depan. Hendaknya
harus dihindarkan, dengan cara memecah selalu dapat mensyukuri setiap saat dalam
menjadi bagian/komponen yang lebih kehidupan, kapanpun. Dengan demikian
kecil tugas besar atau tugas sulit, sehingga individu/mahasiswa dapat terhindar dari
terencana. Selanjutnya perhatian hendaknya prokrastinasi serta dapat menjalani hidup
dipusatkan hanya pada satu bagian saja secara lebih bertanggung jawab dan berdaya
yakni satu bagian yang sedang dikerjakan. guna.
3) Hindarkan Diri dari “Perfectionism”

71
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Wicaksono, L

Peran Pembimbing/Konselor dalam KESIMPULAN DAN SARAN


Mengatasi Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi merupakan peri-laku
Prokrastinasi akademik merupakan penundaan/menunda-nunda suatu kegiatan
salah satu masalah besar yang harus dengan kegiatan lain yang tidak terlalu penting.
diatasi oleh individu/mahasiswa, karena Kegiatan pengganti biasanya berupa kegiatan
dapat menumbuhkan kebiasaan buruk. yang lebih menyenangkan. Hampir semua
Prokrastinasi membuat kehidupan individu/ individu pernah melakukan prokrastinasi,
mahasiswa menjadi tidak efektif. Dalam namun biasanya yang merugikan apabila
penanganannya, perlu digali lebih dalam lagi individu selalu melakukan penundaan pada
apa latar belakang prokrastinator melakukan semua kegiatan. Prokrasti-nasi akademik
prokrastinasi. Dengan demikian Pembimbing/ mempunyai jenis, ciri, aspek-aspek dan
Konselor bisa mengambil tindakan yang tepat dampak tertentu yang menandainya. Sebagai
untuk mengatasi prokrastinasi akademik pada sebuah perilaku, prokrastinasi akademik
individu/ mahasiswa. sedikitnya mempunyai enam jenis. Sedangkan
Pembimbing/Konselor dapat membuat ciri-cirinya berkisar tidak kurang dari empat
program perencanaan untuk mencegah dan ciri, yang salah satunya adalah keterlambatan
mengatasi tindakan prokrastinasi akademik, dalam mengerjakan tugas. Lebih lanjut
membuat model konseling untuk pelaku prokrastinasi akademik mempunyai beberapa
prokrastinasi, membuat kegiatan konseling aspek, yang salah satu aspek pentingnya
teman sebaya, dan lain sebagainya. adalah adanya tekanan emosi. Dampak
Pembimbing/Konselor dalam konteks prokrastinasi akademik dapat mempengaruhi
ini hendaknya menjalankan perannya dengan keberhasilan akademik dan pribadi individu
menyediakan pelayanan yang baik dan Prokrastinasi akademik merupa-kan
optimal sesuai dengan tanggung jawabnya. prokrastinasi yang dilakukan hampir pada
Pembimbing/ konselor merencanakan layanan semua mahasiswa. Prokrastinasi akademik
sesuai dengan kebutuhan individu/mahasiswa. pada tingkat tertentu sangat merugikan
Dengan demikian diharapkan pelayanan mahasiswa, karena dapat berpengaruh
yang diberikan kepada individu/ mahasiswa pada prestasi akademiknya. Prokrastinasi
bisa tepat sasaran dan berefek pada perubahan akademik yang mengarah pada turunnya
tingkah laku ke arah yang lebih baik. prestasi akademik harus segera diberi bantuan
Pembimbing/Konselor juga perlu melakukan untuk pemecahan masalahnya melalui
kolaborasi dengan para dosen. Pendekatan- beberapa cara. Dalam hal ini pembimbing
pendekatan tersebut dimaksudkan untuk dituntut peranannya untuk mengentaskan
mengambil ke-bijakan dalam mencegah dan para mahasiswa yang mempunyai masalah
mengatasi perilaku prokrastinasi akademik, tersebut.
sehingga tidak terjadi lagi individu/
mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA
Prokrastinator perlu diberikan perhatian Ardina, Putri & Wulan, Dwi Kencana. (2016).
dan empati disamping control, untuk Pengaruh Regulasi Diri Terhadap
meminimalkan peluang-peluang terjadinya Prokrastinasi Akademik Pada Siswa.
prokrastinasi. Selain itu, Pembimbing/ Jurnal PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan.
Konselor perlu melakukan kerja sama dengan Vol. 30 No.
berbagai pihak seperti Pimpinan Fakultas dan Burka, J. B & Yuen, L. M. (2008).
jajarannya, staf administrasi dan seluruh warga Procrastination : Why you Do It, What
kampus serta orang tua. Hal ini penting, agar To Do About It. New York : Perseus
koordinasi dan supervisi terhadap pencegahan Books.
dan pengentasan tindakan prokrastinasi Chornelia, Ayu. (2013). Pengaruh Stres
akademik benar-benar terjalin. Apabila semua Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada
program perbaikan sudah berjalan dengan Siswa SMP Katolik Wignya Mandala
baik, maka diharapkan perilaku prokrastinasi Tumpang. Jurnal Psikovidya. Vol 17, No
tidak membudaya serta tidak dianggap biasa 1. ISSN: 0853-8050.
lagi oleh individu/mahasiswa. Fitriya & Lukmawati. (2016). Hubungan

72
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Wicaksono, L

Antara Regulasi Diri Dengan Perilaku Self-Regulated Learning (Srl) Dengan


Prokrastinasi Akademik. Jurnal Psikologi Prokrastnasi Akademik Pada Siswa
Islami. Vol. 2, No. 1. Akse-lerasi. Jurnal Ilmiah Psikologi
FME, Team. 2013. Overcoming Pro- Terapan. ISSN: 2301-8267 Vol. 01,
crastination. USA: Reference Point No.01.
Press. Steel, Piers. 2007. The Nature of
Ghufron, M. Nur., & Risnawati, Rini. 2014. Procrastination: A Meta-Analitic and
Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: AR- Theoretical Review of Quintessential
RUZZ Media. Self-Regulatory Failure. Psychological
Gunarya, Arlina. (2011). Teknik Mengatasi Bulletin, 133 (1), 65-94.
Prokrastinasi. Modul SS06. Basic Study Tools, Mind. (2010). Essential Skills For An
Skills UNHAS. Excellent Career. USA: Ltd.
Newton, Paul. 2014. How To Overcome Westri, Prima (2016). Efektivitas Layanan
Procrastination. New York: Book Boon. Bimbingan Kelompok Diskusi Melalui
Julyanti, Miranda & Aisyah, Siti. (2005). Pendekatan Konseling Behavioristik
Hubungan Antara Kecanduan Internet Untuk Mengatasi Prokrastinasi
Dengan Prokrastinasi Tugas Sekolah Akademik Siswa Kelas VIII SMP Negeri
Pada Remaja Pengguna Warnet 2 Tasikmadu. Jurnal Ilmiah Bimbingan
di Kecamatan Medan Kota. Jurnal dan Konseling.
Diverista. Vol. 1, No. 2.
Savira, Fitria & Suharsono, Yudi. 2013.

73

Anda mungkin juga menyukai