1 PB
1 PB
Luhur Wicaksono
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNTAN
www.luhurwicaksono@yahoo.com
www.luhurwicaksono@yahoo.com
Abstract
Academic procrastination is an academic task delaying behavior with other
activities that are not so important. Academic procrastination has certain types,
features, aspects and effects that mark it. Academic procrastination at a certain level
is very detrimental to the students, because it can have an effect on their academic
achievement. Academic procrastination that leads to a decline in academic
achievement should be immediately assisted for solving its problems in several ways.
In this case the counselor is required to play a role to alleviate the students who
have the problem.
Keyword : Academic procrastination
67
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Wicaksono, L
68
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Wicaksono, L
tidak dapat memaksanya untuk melakukan kinerja actual: Prokrastinator ini mem-
sesuatu pekerjaan. (6) Menjadikan punyai kesulitan dalam me-nyelesaikan
Penundaan Sebagai Coping (perlindungan) tugas sesuai waktu yang telah ditentukan
untuk Menghindari Tekanan: Prokrastinator sebelumnya. Keadaan tersebut terjadi
menjadikan penundaan sebagai upaya baik oleh orang lain maupun oleh
perlindungan bagi dirinya. (7) Merasa ketidakdisiplinan menepati rencana-
Dirinya Sebagai Korban: Prokrastinator rencana yang telah ditentukannya sendiri.
sering beranggapan bahwa kegagalannya Perencanaan mulai mengerjakan tugas
dalam menyelesaikan tugas tersebut, sesuai waktu yang telah ditentukan
mempunyai arti bahwa sebenarnya dirinya mungkin sudah terfikirkan, akan tetapi
adalah seorang korban yang tidak mampu ketika saatnya tiba ia tidak juga
mengerjakan tugas sebagaimana juga orang melakukannya sesuai dengan yang telah
lain. direncanakan, sehingga terjadilah
Prokrastinasi akademik dapat diukur keterlambatan/ kegagalan dalam
dan diamati dalam ciri-ciri tertentu, menyelesaikan tugas.
sebagaimana dikemukakan oleh Ferrari (d) Melakukan aktivitas lain yang lebih
(dalam Chornelia, 2013: 57), yaitu berupa: menyenangkan daripada melakukan
(a) penundaan untuk memulai maupun tugas yang harusnya dikerjakan:
menyelesaikan kerja pada tugas yang Prokrastinator dengan sengaja tidak
dihadapi, (b) keterlambatan dalam segera mengerjakan tugasnya, namun
mengerjakan tugas, (c) kesenjangan waktu menggunakan waktu yang dia miliki
antara rencana dan kinerja actual, dan (d) untuk melakukan aktivitas lain yang
melakukan aktivitas lain yang lebih dipandang lebih menyenangkan dan
menyenangkan daripada melakukan tugas mendatangkan hiburan, seperti membaca
yang harusnya dikerjakan. Adapun uraiannya (koran, majalah, atau buku cerita
sebagai berikut : lainnya), nonton, ngobrol, jalan,
(a) Penundaan untuk memulai maupun mendengarkan musik, dan sebagainya,
menyelesaikan kerja pada tugas yang sehingga menyita waktu yang dia miliki
dihadapi Individu (prokrastinator/peserta untuk mengerjakan tugas yang harus
didik) walaupun sudah tahu bahwa tugas diselesaikannya.
itu harus di-selesaikan, namun ia tetap Perilaku prokrastinasi akademik dapat
menunda untuk menyelesaikannya. Bisa diketahui berdasarkan ciri-ciri yang
juga tugas itu sebenarnya sudah dimunculkannya, yaitu suka menunda untuk
dikerjakan walaupun belum tuntas, memulai maupun menyelesaikan tugas yang
dalam hal ini prokrastinator menunda- dihadapi, berpendapat lebih baik
nunda untuk menyelesaikannya sampai mengerjakan nanti dari pada sekarang,
tuntas. percaya diri yang rendah, terus mengulang
(b) Keterlambatan dalam mengerjakan tugas: perilaku prokrastinasi, dan kesenjangan
Prokrastinator dalam mengerjakan tugas waktu antara rencana dan kinerja aktual serta
memerlukan waktu yang lebih lama melakukan aktivitas lain yang lebih
daripada waktu yang diperlukan pada menyenangkan daripada melakukan tugas
umumnya. Waktu yang dihabiskan yang harus dikerjakan.
berlebihan (terlalu banyak), baik dalam Aspek aspek Prokrastinasi
mempersiapkan diri mau-pun melakukan Akademik. Menurut Tektonika (dalam
hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam Fitriya & Lukmawati 2016: 66) “Terdapat
penyelesaian suatu tugas, tanpa aspek-aspek prokrastinasi, terdiri dari empat
memperhitung-kan adanya keterbatasan hal yaitu: a) perceivedtime (waktu yang
waktu. Perbuatan tersebut kadang- dirasakan), b) intention-action gap (celah
kadang mengakibatkan ia tidak berhasil antara keinginan dan perilaku), c) emotional
menyelesaikan tugasnya secara memadai. distress (tekanan emosi), dan d) perceived
Ciri utama prokrasti-nator ini adalah ia ability (Kepercayaan terhadap kemampuan
lamban dalam menyelesaikan suatu tugas yang dimiliki)”. Adapun uraiannya sebagai
akademik. berikut: (a) Perceived Time (Waktu yang
(c) Kesenjangan waktu antara rencana dan dirasakan); (b) Kecenderungan seorang pro-
69
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Wicaksono, L
krastinator salah satunya adalah, gagal a) performa akademik yang rendah, b) stress
menepati deadline. Mereka hanya berorientasi yang tinggi, c) menyebabkan penyakit, d)
pada “Saat ini” bukan “Saat Mendatang”. Hal kecemasan yang tinggi”.
ini menjadikan individu sebagai seseorang Adapun uraianya sebagai berikut:
yang tidak tepat waktu karena gagal Performa Akademik yang Rendah. Tampilan
memprediksikan waktu yang dibutuhkan akademik yang rendah merupakan akibat
untuk mengerjakan tugas. dari pemikiran negatif yang terdapat
Intention-Action Gap (Celah antara dalam diri individu sehingga menimbulkan
keinginan dan perilaku): Intention-action gap konsekuensi negatif juga terhadap perilaku
adalah celah antara keinginan dan perilaku. akademiknya. Stress yang Tinggi: Stress
Perbedaan antara keinginan dengan perilaku merupakan tekanan yang muncul pada
terbentuk dalam wujud kegagalan peserta didik pikiran individu. Prokrastinator akademik
dalam mengerjakan tugas akadmik meski-pun cenderung akan mengalami stress akibat tugas
peserta didik tersebut ingin mengerjakannya. yang terbengkalai padahal batas waktu tugas
Namun, ketika tenggang waktu semakin semakin dekat. Akibatnya tersebut berakibat
dekat, celah yang terjadi antara keinginan dan menjadi stressor bagi individu yang me-
perilaku semakin kecil. Prokrasti-nator yang lakukan prokrastinasi akademik. Menyebabkan
semula menunda-nunda pekerjaan sebaliknya Penyakit: Penundaan setiap pekerjaan akan
dapat mengerja-kan hal-hal yang lebih dari menimbulkan konsekuensi di akhir. Individu
apa yang ditargetkan. harus memforsir ke-mampuan pikiran serta
Emotional Distress (Tekanan emosi): fisiknya untuk dapat memenuhi target batas
Emotional distress merupakan salah satu waktu tugas, sehingga dimungkinkan berakibat
aspek yang tampak dari perasaan cemas saat kelelahan fisik atau menjadi sakit. Kecemasan
melakukan prokrastinasi. Perilaku menunda yang Tinggi: Prokrastinator akademik
semestinya membawa perasaan tidak nyaman sebenarnya sadar bagaimana konsekuensi
bagi pelaku. Konsekuensi negative yang yang harus diterimanya. Hal tersebut selalu
ditimbulkan memicu kecemasan dalam diri membayangi pikiran prokrastinator sehingga
prokrastinator. menimbulkan kecemasan yang tinggi.
Perceived Ability (Kepercayaan terhadap Burka & Yuen (2008: 165)
kemampuan yang dimiliki). Perceived mengungkapkan dua hal dalam prokrastinasi
ability sebagai salah satu aspek prokrastinasi yang dapat menjadi suatu gangguan, yaitu: (1)
akademik, yaitu yang disebut juga sebagai Prokrastinasi menimbulkan masalah internal,
keyakinan terhadap kemampuan pada diri seperti merasa bersalah atau menyesal; (2)
seorang. Meskipun prokrastinasi tidak Prokrastinasi menciptakan masalah eksternal,
berhubungan secara langsung dengan diri seperti menunda mengerja-kan tugas membuat
seseorang, namun keragu-raguan seseorang kita tidak dapat mengerjakan tugas dengan
terhadap kemampuan diri akan menyebabkan baik dan mendapat peringatan dari guru.
seseorang melakukan prokrastinasi. Rasa takut Ferrari (dalam Julyanti & Aisyah,
akan kegagalan juga menjadikan seseorang 2015:19), juga mengemuka-kan bahwa
selalu menyalahkan diri sebagai seorang yang prokrastinasi dapat berakibat negatif, yaitu:
“Tidak Mampu”. Untuk menghindari hal (a) Melakukan prokrastinasi banyak waktu
tersebut maka seseorang cenderung memilih yang terbuang dengan sia-sia; (b) Tugas-
untuk menghindari tugas-tugas tersebut tugas menjadi terbengkalai, bahkan bila
karena takut akan mengalami kegagalan. diselesaikan hasilnya menjadi tidak maksimal;
Waktu atau lebih memilih melakukan sesuatu (c) Prokrastinasi juga bias; (d) mengakibatkan
yang lebih menyenangkan dan masuk akal seseorang kehilangan kesempatan dan peluang
dilakukan. yang datang.
Dampak Prokrastinasi Akademik. Dampak prokrastinasi akademik ternyata
Perilaku menunda dapat berpengaruh pada sangat banyak, yang antara lain dapat berupa
kesuksesan akademik dan pribadi individu. performa akademik yang rendah, stress tinggi,
Dini (dalam Westri, 2016: 13), mengungkapkan penyakit, kecemasan yang tinggi, menjadi
dampak negatif yang ditimbulkannya, yaitu: gangguan, dan berakibat negatif.
70
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Wicaksono, L
71
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Wicaksono, L
72
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Wicaksono, L
73