Makalah Mudharabah Docx
Makalah Mudharabah Docx
Disusun Oleh:
Muhammad
Ridan Ihsani
2014120230
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia sebagai
khalifah di muka bumi ini dan menjadikannya sebagai makhluk sosial dan
menugaskannya untuk menegakkan hukum yang adil,agar manusia dapat hidup
dengan baik dan damai. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepadda
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Walaupun masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna penulis
sangat berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya guna
membangun penyempurnakan resume ini,sehingga diharapkan dapat menjadi
sumber acuan pembelajaran ke depannya. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing mata kuliah Fatwa Bisnis Syariah, yang terhormat
Bapak Mohammad Jamaludin, S.HI.,
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
A. Pengertian Mudharabah...........................................................................................6
B. Dasar Hukum.............................................................................................................8
C. Rukun Dan Syarat Mudharabah................................................................................9
D. Jenis-Jenis Akad Mudharabah.................................................................................12
E. Kedudukan Mudharabah.........................................................................................12
F. Biaya Pengelolaan Mudharabah..............................................................................13
G. Penanggung Jawab Terhadap Resiko Mudharabah.................................................13
H. Perkara Yang Membatalkan Mudharabah..............................................................14
BAB III...............................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................................16
B. Saran.......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika muncul istilah bank syariah maka juga dikenal dengan bank
bagi hasil, dikarenaan untuk membedakan dengan bank konvensioanal
yang menggunakan sistem bunga. Mekanisme bagi hasil dalam bank
syariah terdapat akad murabahah dan mudharabah. Mudharabah yaituakad
pemilik modal dengan pengelola modal, dengan sayarat bahwa
keuntungan yang diperoleh kedua belah pihak sesuai jumlah kesepakatan.1
Dengan minimnya pengetahuan masyarakat tentang konsep
mudharabah, sehingga memunculkan presepsi masyarakat bahwa bank
syariah lebih rumit dan sulit. Sehingga masyarakat masih belum banyak
yang menggunakan jasa bank syariah.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud Mudharabah ?
2. Apa Dasar Hukum mudharabah ?
3. Apa saja Rukun Dan Syarat Mudharabah ?
4. Apa saja Jenis-Jenis Akad dalam Mudharabah ?
5. Bagaimana Kedudukan Mudharabah dan Biaya Pengelolaan
Mudharabah ?
6. Siaapa Penanggung Jawab Terhadap Resiko Mudharabah ?
7. Apa saja Perkara Yang Membatalkan Mudharabah ?
1
Muhammad, manajemen pembiayaan syariah(Yogyakarta :UPP AMP YKPN, 2005), hlm. 101.
4
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mudharabah
َأْل َقَر اُض ِبَكْس ِر الَقا ِف َو ُهَو معا ملة العا ِم ِل ِبَنْص ٍب من الّريح ِفي ُلَغ ِة َأْهِل الِح َج اِز َو ُتَسَّم ى
ُمَض اَرَبًة َم ْأ ُخ ْو َذٌة ِم َن الَّضْر ِب ِفى اَالْر ِض َك َم ا َك َا َن الِّرْيِح َيْح ُصُل ِفى اْلَغا ِلِب ِبا لَّس َفِر َأْو ِم َن
لَّضْر ِب ِفى الَم ا ِل َو ُهَو الَّتَص ُّر ِف
“ Qiradh dengan kasrah qaf adalah kerja sama pemilik modal dengan
amil dengan pemabgian laba, dalam istilah ahli hijaz disebut mudharabah
diambil dari kata ( الض;;رب فى االرضberjalan dimuka bumi ) karena
menurut kebiasaan laba itu diperoleh dengan berjalan-jalan atau
mendistribusikan harta “2
2
Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2011 ),
hlm.187
6
adalah satu makna atau yang disebut muradif. Mudharabah berasal dari
kata al-dharab, yang berarti secara harfiah adalah bepergian atau berjalan.
Sebagaimana firman allah:
َو آَخ ُروَن َيْض ِرُبوَن ِفي األْر ِض َيْبَتُغ وَن ِم ْن َفْض ِل ِهَّللا َو آَخ ُروَن ُيَقاِتُلوَن ِفي َس ِبيِل ِهَّللا
“Dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah”(al-
muzamil:20).
Selain selain al-dharab, di sebut juga dengan qiradh yang berasal dari
kata al-qardhu, yang berarti al-qath’u (potongan) karena pemilik
memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh
sebagian keuntungan.
7
5. Sedangkan menurut ulama’ syafi’iyah mudharabah adalah, akad
yang menentukan seseorang menyerahkan hartanya kepada yang
lain untuk ditijarahkan.
Dan dalam buku fiqih muamalah yang di tulis oleh m. Yazid afandi,
mudharabah atau qiradh adalah salah satu bentuk kerjasama pemilik modal
dengan pedagang/ pengusaha/ orang yang mempunyai keahlian untuk
melakukan usaha bersama. Pemilik modal menyerahkan modalnya kepada
pengusaha/ pedagang untuk usaha tertentu. Jika dari usaha tersebut
mendapatkan keuntungan maka, akan dibagi sesuai dengan kesepakatan
yang telah ditentukan. Sedangkan jika terjadi kerugian maka ditanggung
oleh pemilik modal, dan penguasaha tidak mendapat atas usaha yang
dikeluarkan nya dan disinalah letak keadilan mudharabah.4
B. Dasar Hukum
عن صالح بن صهيب عن أبيه قال قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم ثالث فيهن البركة البيع إلى
أجل والمقارضة وأخالط البر بالشعير للبيت ال للبيع
3
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011 ), hlm.138.
4
M. Yazid Afandi, Fiqih Muamalah, ( Yogyakata: Logung Pustaka, 2009 ), hlm.101.
8
Diriwayatkan dari daruquthni bahwa hakim ibnu hizam apabila ida
memberi modal kepada seseorang, ia mensyaratkan: “harta jangan
digunakan untuk membeli binatang, jangan kamu bawa kelaut, dan jangan
dibawa menyebrangi sungai, apabila kamu lakukan salah satu dari
laranganku, maka kamu harus bertanggung jawab pada hartaku.”
Dalam muwaththa’ Imam Malik, Dari al-A’la Ibn Abd al-Rahman Ibn
Ya’qub, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa ia pernah mengerjakan harta
usman r.a. sedangkan keuntungannya dibagi dua.5
Dan qiradh atau mudharabah menurut Ibn Hajar telah ada sejak zaman
Rasulullah, beliau tahu dan mengakuinya, bahkan sebelum diangkat
sebagai Rasul, Nabi Muhammad S.A.W talah melakukan perjalanan ke
syam untuk menjual barang milik khadijah r.a yang kemudian menjadi
istri beliau.
5
Hendi Suhendi, Op.Cit,hlm.139.
6
Ibid, hlm.139
9
1. A’qidain (dua orang yang berakad), yaitumudharib (pengelola
modal) dan shahib al-mal (orang yang mempunyai modal).
2. Al-mal (modal), sejumlah dana yang dikelola.
3. Al-ribh (keuntungan), laba yang didapatkan untuk dibagi sesuai
kesepakatan.
4. Al-a’mal (usaha) dari mudharib.
5. Sighat (ucapan serah terima).
10
c. Modal bukan merupakan utang atau pinjaman.
d. Modal diserahkan langsung kepada mudharib dan tunai.
Tetapi madhab hanafi membolehkan untuk sebagian di
pegang pemodal asal tidak mengganggu kelancaran usaha.
e. Modal yang digunakan sesuai dengan kesepakatan.
Mudharib tidak bisa menggunakan modal di luar
persyaratan. Kecuali sahib al-mal memberikan kebebasan.
f. Pengembalian modal dapat dilakukan pada saat bagi hasil.
g. Pada dasarnya jaminan tidak diperkenankan dalam
mudharabah. Namun, mudharib (pengelola) dana tidak
menyimpang dapat sahib al-maldapat meminta pihak ketiga
untuk menjamin.
3. Syarat terkait dengan keuntungan
a. Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan.
b. Sahib al-mal siap mengambil resiko rugi dari modal yang
dikelola. Dan mudharib mendapat resiko tidak memperoleh
apa-apa dari usahanya.
c. Penentuan angka keuntungan dihitung dengan prosentase
hasil usaha yang dikelola oleh mudharib bedasarkan
kesepakatan.
d. Sebelum mengambil keuntungan harus di konversikan
dalam bentuk mata uang. Dan harus ada pemisahan modal
dengan keuntungan.
e. Mudharib hanya bertanggung jawab atas sejumlah modal
yang di investasikan. Dan komitmen apapun harus melalui
persetujuan sahib al-mal.
f. Mudharib berhak memotong biaya yang berkaitan dengan
usaha yang di ambil dari modal mudharabah.
g. Jika melanggar syarat akad mudharib bertanggung jawab
atas kerugian atau biaya yang diakibatkan pelanggaran.7
7
M. Yazid Afandi, Fiqih Muamalah, ( Yogyakata: Logung Pustaka, 2009 ), hlm.109.
11
D. Jenis-Jenis Akad Mudharabah
Secara umum akad mudharabah dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
E. Kedudukan Mudharabah
8
Muhammad syfi’iantonio. Bank syari’ah: dariteorikepraktik. (Jakarta: gemainsani press. 2001),
Hal. 95
12
Ketika harta digunakan oleh mudharib, maka harta tersebut dibawah
kekuasaan mudharib, namun harta tersebut bukan milik nya, sehingga
kedudukan harta tersebut sebagai sebuah titipan.
Ditinjau dari segi akad, mudharabah terdiri dari dari dua pihak, dan jika
terdapat keuntungan maka dibagi sesuai presentase yang di sepakati.
Sehingga mudharabah juga sebagai syirkah karena bersama-sama dalam
keuntungan.
Biaya bagi mudharib diambil dari hartanya sendiri demikian juga jika
melakukan perjalanan untuk kepentingan mudharabah. Karena jika
mengambil biaya dari keuntungan dikhawatirkan baya tersebut lebih besar
atau sama besar dengan keuntungan.
9
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011 ), hlm.141.
10
Ibid, hlm. 142.
13
Dalam penerapan sistem mudharabah, tidak ada sesuatu ketentuan
mengenai sesuatu yang bisa dijadikan sebagai jaminan bagi penanaman
modal, karena jaminan dalam sistem mudharabah ditetapkan dalam
bentuk kepercayaan.
11
Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2011 ),
hlm.193
14
H. Perkara Yang Membatalkan Mudharabah
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak
dimana pemilik modal ( shahibul mal ) mempercayakan sejumlah modal
kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan.Sedangkan biaya pengelolaan mudharabah pada dasarnya
dibebankan kepada pemilik modal, namun tidak masalah biaya diambil
dari keuntungan apabila pemilik modal mengizinkan atau berlaku menurut
kebiasaan.
Dan untuk Rukun Mudharabah sendiri yaiut A’qidain (dua orang yang
berakad), Al-mal (modal), Al-ribh (keuntungan), Al-a’mal, Sighat.
sedangkan Syarat sah mudharabah: Modal atau barang yang diserahkan
berbentuk uang tunai, orang yang melakukan akad di isyaratkan mampu
melakukan tasharruf, Modal harus diketahui dengan jelas, Keuntungan
yang akan menjadi milik pengelola dan pemilik modal harus jelas
presentasenya, Melafazkan ijab dari pemilik modal.
16
Mudharabah bisa batal karena Tidak terpenuhinya salah satu atau
beberapa syarat mudharabah Pengelola dengan sengaja meninggalkan
tugasnya sebagai pengelola modal atau pengelola modal berbuat sesuatu
yang bertentangan dengan tujuan akad dan Apab Salah seorang Aqid Gila,
Apabila pemilik modal murtad,atau salah seorang pemilik modal
meninggal dunia, mudharabah menjadi batal.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18