Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN HASIL HUTAN KAYU

ACARA VIII
PENGAWETAN KAYU DENGA METODE RENDAMAN DINGIN

Disusun Oleh:
Nama : Fatika Almara’tus Sholikhah
NIM : 21/478407/SV/19294
Kelompok : 2
Co.Ass : Cut Devina Sekarningrum

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PENGELOLAAN HUTAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2023
ACARA VIII
PENGAWETAN KAYU DENGAN METODE RENDAMAN DINGIN

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pengawetan kayu adalah proses memasukkan bahan kimia


beracun atau bahan pengawet ke dalam kayu untuk meningkatkan kelas
awet suatu jenis kayu (Petandung et al.,2019). Kayu dengan kelas
keawetan rendah memiliki kelemahan dapat dirusak atau lapuk oleh
organisme perusak kayu sehingga akibatnya umur kayu menjadi menurun
(Firmanto,2017). Dengan hal tersebut, pengawetan menjadi salah satu
upaya dalam meningkatkan keawetan kayu.
Pengawetan kayu memiliki ragam variasi metode. Metode
pengawetan kayu diantaranya metode rendaman, metode pencelupan,
metode penmulasan, dan metode vakum, dan tekanan (Pangestuti et
al.,2016). Pemilihan merode pengawetan berperan penting dalam
keberhasilan proses pengawetan kayu dan sifat kayu yang dihasilkan. Hal
ini menjadi aspek yang perlu diperhatikan karena berkaitan tentang
transfer bahan pengawet ke dalam sel kayu.
Pengawetan dengan metode perendaman dingin dilakukan
dengan merendam kayu di dalam bahan pengawet larut air pada suhu
kamar. Proses pengawetan rendaman dingin termasuk proses sederhana
yang dianjurkan untuk mengawetkan kayu bangunan perumahan dan
gedung (Suhaendah et al.,2015). Dengan hal tersebut, metode ini lebih
mudah dilakukan karena rekayasa pada proses pelaksanaan minim
dilakukan.

I.2. Tujuan

Tujuan praktikum Pengawetan Kayu Dengan Metode Rendaman Dingin


adalah agar dapat memahami prosedur di dalam proses pengawetan kayu
dengan menggunakan metode rendaman dingin.
II. METODE

II.1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Pengawetan Kayu Dengan
Metode Rendaman Dingin adalah sebagai berikut:

Alat: Bahan:
1. Bak perendaman 1. Sampel kayu
(50 cm x 26 cm x 35 cm) (2 cm x 10 cm x 30 cm)
2. Pemberat 2. Bahan pengawet sintetis
3. Timbangan digital 3. Pelarut (Air)
4. Kaliper 4. Buku petunjuk praktikum
5. Alat tulis 5. Literatur

II.2. Metode Praktikum

Cara kerja pada praktikum Pengawetan Kayu Dengan Metode Rendaman


Dingin adalah sebagai berikut

Informasi tambahan:
- Larutan pengawet yang digunakan adalah Larutan Impralit CKB 5%
sebanyak 27,5 L untuk merendam 30 sampel kayu
- Perendaman kayu dibedakan berdasarkan lama waktu perendaman
diantaranya 15 sampel direndam 2 hari dan 15 sampel direndam 4 hari.
Dengan hal tersebut sampel yan direndam 2 hari diletakkan dibagian
atas sampel yang direndam 4 hari.
- Data hasil penimbangan dan pengukuran pada tahapan persiapan
sampel digunakan sebagai hasil penimbangan dan pengukuran sampel
sebelum perendaman.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil Pengamatan


Tabel 3.1 Hasil Penimbangan Sampel Kayu Sebelum dan Sesudah
Perendaman

Berat sebelum Berat setelah


Kode
perendaman (gram) perendaman (gram)
Sampel
(25/09/23) (27/09/23)
2.1 520.25 580.30
2.2 475.15 535.67
2.3 461.84 513.31
2.4 457.32 521.50
2.5 408.31 467.71

Tabel 3.2 Hasil Penimbangan Sampel Kayu Kering Udara Setelah


Pengawetan
Penimbangan pada hari ke-n (gram)
(29/09/23

(02/10/23

(04/10/23

(06/10/23

(09/10/23

(11/10/23

(13/10/23

Kode
Sampel
1

7
)

490.8
2.1 6 436.64 423.21 407.1 406.8 406.4 406.0
461.8
2.2 4 413.58 397.56 377.7 376.2 374.0 373.6
456.8
2.3 4 420.37 412.46 401.6 499.6 397.7 397.1
438.8
2.4 9 374.24 359.71 356.8 348.8 348.3 347.8
402.2
2.5 5 364.77 358.21 350.6 348.9 348.0 347.7
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Dimensi Sampel Kayu Sebelum dan Setelah
Pengawetan

Sebelum Pengawetan Setelah Pengawetan


(cm) (cm)
Kode
Sampe
l P L T P L T

2.1 30,3 11 2,27 30,5 11,3 2,5


2.2 30,5 10 2,4 30,7 10,2 2,4
2.3 30,3 10,1 2,24 30,4 10,4 2,5
2.4 30,3 11 2,3 30,5 11,3 2,5
2.5 30,3 10,2 2,24 30,5 10,5 2,4

III.2. Pembahasan
Pengawetan kayu merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan keawetan kayu dengan menggunakan bahan tambahan
berupa bahan pengawet. Pengawetan kayu dilakukan dengan metode
perendaman dingin. Perendaman dingin dilakukan dengan merendam kayu
pada suhu ruang atau tanpa ada rekayasa pengaturan proses. Dengan hal
tersebut, pemahaman mengenai prosedur pengawetan kayu metode
perendaman dingin menjadi aspek penting yang mendukung keberhasilan
pengawetan kayu.
Perendaman dingin merupakan salah satu metode perendaman
yang dilakukan tanpa ada proses pengaturan rekayasa suhu. Perendaman
dilakukan secara langsung dengan merendam kayu pada larutan pengawet
yang telah disiapkan yaitu larutan Impralit CKB 5%. Untuk
memaksimalkan proses perendaman, pemberat diletakkan di atas sampel.
Hal ini dimasudkan untuk menstabilkan posisi kayu sehingga kayu
terendam secara keseluruhan dan tidak mengapung. Perendaman dilakukan
pada variasi waktu yang sudah ditentukan yaitu selama 2 hari dan 4 hari.
Perubahan sampel pada proses pengawetan kayu dapat diamati
dari ukuran atau kondisi sampel. Kayu yang telah melalui waktu
perendaman kemudian diangkat, dibersihkan, dan ditimbang sebagai berat
setelah perendaman. Sampel dikering-udarakan pada suhu ruang, sampel
ditimbang beratnya sebagai berat kering udara. Perubahan ukuran dan
berat dapat diamati pada setiap proses tersebut terutama pada aspek berat
sampel. Secara teori, berat sampel setelah perendaman lebih besar
dibandingkan sebelum perendaman. Hal ini disebabkan karena adanya
pengawet yang asuk pada sel kayu.
Hasil penimbangan pada proses pengawetan kayu menunjukkan
perubahan pada setiap tahapan pengukuran. Sampel kayu sebelum dan
setelah perendaman menunjukkan peningkatan pada 5 sampel.
Peningkatan berat sampel berkisar kurang lebih 60-gram dari berat sampel
awal. Hal ini menunjukkan bahwa sampel kayu terisi oleh larutan
pengawet dari proses perendaman. Nilai ini juga menunjukkan bahwa
kadar air pada sampel juga bertambah karena pelarut yang digunakan
berupa air.
Sampel basah setelah perendaman kemudian dikering udara
dalam 14 hari. Berat kering udara yang berhasil diamati selama 7 kali
menunjukkan penurunan yang signifikan pada proses penimbangan.
Penurunan yang signifikan terjadi pada 6 hari pertama atau dapat diamati
pada proses penimbangan pertama sampai ketiga. Penurunan ini berkisar
antara 5 gram sampai 60 gram. Penurunan dinilai mulai stabil pada
penimbangan keempat sampai ketujuh dengan pengurangan berat berkisar
0,4 gram sampai 8 gram.

IV. KESIMPULAN

Pada praktikum Pengawetan Kayu Dengan Metode Rendaman Dingin dapat


disimpulkan bahwa pengawetan dengan metode rendaman dingin dilakukan
dengan merendam sampel kayu pada larutan pengawet tanpa ada rekayasa
suhu. Pengawetan dilakukan pada suhu kamar dengan lama perendaman
sesuai dengan variabe yang ditentukan yaitu selama 2 hari dan 4 hari. Sampel
kayu yang sudah diawetkan dikering udarakan pada suhu ruang dan timbang.
Untuk mengetahui keberhasilan proses pengawetan, perbandingan dapat
dilakukan pada kuantitas dan kualitas kayu sebelum dan sesudah diawetkan.
Hasil penimbangan dan pengukuran menunjukan bahwa sampel kayu
meningkat secara berat setelah penimbangan kemudian menurun secara
signifikan pada kondisi kering udara.

V. DAFTAR PUSTAKA

Firmanto, A. (2017). Teknologi Pengawetan Kayu Bangunan Dalam Rangka


Menambah Nilai Ekonomi Kayu. Jurnal Logika. 2. 12-19.
Pangestuti, E. K., Lashari, L., & Hardomo, A. (2016). Pengawetan kayu
sengon melalui rendaman dingin menggunakan bahan pengawet
enbor sp ditinjau terhadap sifat mekanik. Jurnal Teknik Sipil Dan
Perencanaan, 18(1), 55-64.
Patandung, P., Silaban, D. P., & Ola, A. L. (2019). Pengawetan Kayu Aren
Sebagaibahan Sediaan Meubel. Jurnal Penelitian Teknologi
Industri, 11(1), 39-46.
Suhaendah, E., & Siarudin, M. (2015). Pengawetan kayu ganitri dan mahoni
melalui rendaman dingin dengan bahan pengawet boric acid
equivalent. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 13(2), 185-
192.
VI. LAMPIRAN

Gambar 6.1 Penataan dan Proses Gambar 6.2 Perendaman sampel kayu
memasukkan larutan pada bak
perendaman

Anda mungkin juga menyukai