Anda di halaman 1dari 13

Penuntun Praktikum Blok 4.2 Kedokteran Kebencanaan T.

A 2022/2023

Penuntun Praktikum

BLOK 4.2 KEDOKTERAN KEBENCANAAN

SIMULASI BENCANA

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

FAKULTAS KEDOKTERAN

Jl. H. Meunasah Uteunkot – Cunda Lhokseumawe email: pspd@unimal.ac.id

1
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Kedokteran Kebencanaan T. A 2022/2023

Metode Pembelajaran

A. Aktivitas Pembelajaran
Praktikum
Kegiatan praktikum dilakukan di laboratorium dan outdoor (sesuai tujuan pembelajaran), yang
bertujuan meningkatkan pemahaman tentang teori.

B. Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran berupa:
1. Buku teks
2. Jurnal nasional dan internasional
3. Internet
4. Narasumber
5. Laboratorium

C. Media Instruksional
Media instruksional yang digunakan berupa:
1. Penuntun praktikum

2
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Kedokteran Kebencanaan T. A 2022/2023

Daftar Topik Praktikum

Kode Topik
Mg Topik Praktikum Tempat
Praktikum
II Simulasi bencana P 4.2.1 Outdoor
II Ujian - Outdoor

* : Waktu pelaksanaan dilakukan secara simultan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
Utara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara dan Tim SAR.

3
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Kedokteran Kebencanaan T. A 2022/2023

Topik 1
Simulasi Bencana

Tujuan umum:
Mahasiswa dapat melakukan manajemen penatalaksanaan korban bencana di lapangan.
Tujuan khusus:
1. Mahasiswa dapat terlibat dalam pengelolaan korban dalam bencana.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan sistem komando bencana pada semua keadaan bencana.
3. Mahasiswa memiliki pengetahuan dalam usaha penyelamatan korban bencana.

A. Pendahuluan
Bencana menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yg mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis. Bencana dapat menyebabkan suatu kondisi jumlah pasien/korban yang
mengalami cedera/sakit melebihi kemampuan sistem pelayanan gawat darurat yang tersedia. Oleh
karena dalam waktu yang relatif singkat terjadi chaos sehingga membutuhkan pertolongan dan
perawatan adekuat secara cepat, tepat dan cermat (time saving is live saving) guna meminimalkan
kecacatan atau kematian (korban massal), terlebih lagi umumnya terjadi pula gangguan dalam
tatanan sosial, sarana, dan prasarana. Oleh karenanya diperlukan sistem pengelolaan yang baik
sehingga dapat memperpendek “fase kekacauan” tersebut.
Keberhasilan pengelolaan bencana memerlukan perencanaan sistem pelayanan gawat
darurat lokal, regional dan nasional, pemadam kebakaran/rescue, petugas hukum dan masyarakat.
Kesiapan rumah sakit serta kesiapan pelayanan spesialistik harus disertakan dalam
mempersiapkan perencanaan bencana. Secara nasional kegiatan penanggulangan gawat darurat
sehari-hari maupun bencana diatur dalam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT S/B) yang harus diterapkan oleh semua pihak, termasuk masyarakat awam.
Indonesia merupakan negara yang termasuk dalam ring of fire. Semua tenaga medis
terlibat dalam pengelolaan bencana. Seluruh petugas harus melaksanakan dan berpegang pada
SPGDT S/B Nasional pada semua keadaan gawat darurat medis dalam kehidupan sehari-hari dan
pada keadaan bencana. Semua petugas medis harus waspada dan memiliki pengetahuan
sempurna dalam peran khusus dan pertanggungjawabannya dalam usaha penyelamatan pasien.
Penilaian awal korban cedera kritis akibat cedera multipel merupakan tugas yang sangat
menantang dan tiap menit bisa berarti hidup atau mati. Sistem pelayanan tanggap darurat
ditujukan untuk mencegah kematian dini karena trauma yang bisa terjadi dalam beberapa menit

4
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Kedokteran Kebencanaan T. A 2022/2023

hingga beberapa jam sejak cedera. Kematian dini diakibatkan gagalnya oksigenasi adekuat organ vital
(ventilasi tidak adekuat, gangguan oksigenasi, gangguan sirkulasi, dan perfusi end-organ tidak
memadai), cedera SSP masif (mengakibatkan ventilasi tidak adekuat dan atau rusaknya pusat
regulasi batang otak) atau keduanya, Cedera penyebab kematian dini mempunyai pola yang dapat
diprediksi (mekanisme cedera, usia, jenis kelamin, bentuk tubuh atau kondisi lingkungan ). Tujuan
penilaian awal adalah untuk menstabilkan pasien, mengindentifikasi cedera/kelainan pengancam
jiwa dan untuk memulai tindakan sesuai, serta mengatur kecepatan dan efisiensi tindakan definitif atau
transfer ke fasilitas sesuai.

B. Aktivitas
Metode : Role play
Jumlah Pertemuan : 2 kali (penyampian teori dan simulasi)
Penilaian dilakukan saat simulasi di lapangan
Lokasi : Ruang kelas (teori) dan outdoor (simulasi)

C. Peran mahasiswa
Mahasiswa dibagi dalam kelompok. Tiap mahasiswa memiliki perannya masing-masing.
Mahasiswa berperan dan berlatih sesuai perannya, yaitu sebagai:
a. Komandan lapangan
b. Petugas triase
c. Petugas tindakan
d. Korban

D. Simulasi
Mahasiswa berlatih dan menjalankan tugas berikut:
a. Menjelaskan alur tindakan pada penderita gawat darurat.
b. Menjelaskan tugas komandan lapangan.
c. Menjelaskan tugas petugas triase.
d. Menjelaskan tugas petugas tindakan.
e. Melakukan RJP, intubasi, immobilisasi, dan transfer pasien.

5
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Kedokteran Kebencanaan T. A 2022/2023

1. Komandan lapangan

Tugas:
a. Menunjuk petugas RHA (Rapid Health Assessment), yaitu petugas yang menilai keadaan
secara cepat dengan mengumpulkan data medis, epidemiologis dan kesehatan lingkungan,
menganalisisnya serta menyimpulkannya. Hal ini berguna untuk mengajukan permintaan
jumlah dan jenis bantuan keinstansi terkait.
b. Menunjuk petugas pelaksana kegiatan di lapangan dengan lokasi kerja masing-masing:
- Komando/komunikasi/logistik: biasanya pada satu lokasi
- Ekstrikasi
- Triase
- Tindakan
- Transportasi

2. Petugas triase
Tugas: memilah pasien sesuai beratnya kelainan sesuai prioritas yang harus lebih dahulu
ditolong atau ditransfer dengan memberi label berwarna hingga memudahkan tugas
pertolongan selanjutnya.
Ada beberapa cara triase. Teknik yang paling sederhana adalah: START (Simple Triage and
Rapid Treatment).
Algoritma Sistem START menggunakan warna:
- hitam = deceased (tewas)
- merah = immediate (segera)
- kuning = delayed (tunda)
- hijau = minor
Semua korban diluar algoritma diatas diberi warna kuning. Disini tidak ada resusitasi dan C-
spine control. Satu pasien maksimal 60 detik. Segera pindah ke pasien berikut setelah tagging.
Pada sistem ini tag tidak diisi, kecuali jam dan tanggal. Diisi oleh petugas berikutnya.
Kunci: R: 30/’, P: 2‘’, M: ikut perintah sederhana.

Berbeda dengan memulai RJP atau menentukan kematian, pada triase digunakan denyut arteri
radial bagi bayi atau anak kecil (sebagai alternatif pemeriksaan refilling kapiler).
*) Kontrol perdarahan satu-satunya tindakan yang memakan waktu. Hanya dilakukan sekali
usaha. Bila gagal, tinggalkan.

6
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Kedokteran Kebencanaan T. A 2022/2023

7
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Kedokteran Kebencanaan T. A 2022/2023

8
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Kedokteran Kebencanaan T. A 2022/2023

3. Petugas tindakan
Tugas: pilih pasien berlabel merah. Lakukan survei primer sekaligus resusitasi diikuti stabilisasi,
dapat dilakukan di ambulance, bila ambulance dengan sarana dan paramedik gawat darurat
tersedia (sistem Mettag).

Survei Primer (ABCDE) dan resusitasi :


a. Periksa jalan nafas sambil menjaga tulang leher. Ikuti prosedur head tilt dan chin lift (atau
jaw thrust) manouver. Bila perlu bersihkan mulut dengan swapping atau pemasangan pipa oro
atau nasofaring, intubasi atau trakheostomi sesuai indikasi.
b. Periksa pernafasan. Berikan oksigen. Lakukan pernafasan buatan mulut ke mulut atau
dengan masker bag to valve sesuai indikasi dan sarana yang ada. Bila terlatih, lakukan
tindakan invasif bila diindikasikan.
c. Periksa sirkulasi dan atasi perdarahan. Berikan cairan NaCl fisiologis atau RL, atasi
shock, bila perlu lakukan kompresi dada bila ada indikasi. Lakukan balut tekan dan
pembidaian bila ada indikasi. Bila terlatih, lakukan AED bila diindikasikan.
d. Periksa disabilitas: GCS, pupil, motorik. Berikan mannitol 20%, hiperventilasi atau spine
board bila diindikasikan.
e. Periksa cepat seluruh tubuh dengan tetap mencegah hipotermia, bidai bila perlu. Setelah
pasien stabil, perintahkan koordinator transportasi/ ambulance mengurus pasien
selanjutnya. Setelah semua pasien berlabel merah teratasi, baru menindak pasien
berlabel kuning. Koordinator logistik dan komunikasi menunjang kelancaran kerja.
PERHATIAN: dilarang-keras melakukan kompresi dada pada orang sehat karena bisa
berakibat fatal. Praktikum ini hanya untuk melatih prosedur operasional tindakan.

Simulasi Penatalaksanaan Korban Bencana di Lapangan


a. Tim SAR telah melakukan ekstrikasi dan membebaskan korban dari reruntuhan serta
mengumpulkannya di daerah aman yang sudah ditentukan yang disebut area koleksi.
b. Petugas yang pertama datang bertanggung jawab melakukan triase korban dengan sistem
RPM (berdasarkan Respirasi, Perfusi dan Mental) dan mengelompokkan serta memasang label
pada korban berdasarkan warna, yaitu merah (korban cedera berat yang perlu tindakan dan
transport segera), kuning (korban yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam
waktu dekat), hijau (korban dengan cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera), dan
hitam (korban tewas atau sedera fatal).
c. Petugas yang datang berikutnya melakukan resusitasi dan stabilisasi ABC dan mengatur
transfer korban dimulai dengan korban kelompok merah ke rumah sakit yang sesuai dengan

9
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Kedokteran Kebencanaan T. A 2022/2023

kebutuhan kondisi korban (bisa ke rumah sakit pusat rujukan atau bisa saja rumah sakit tipe C atau
RS lapangan). Korban yang bisa berjalan dapat diminta bantuannya untuk tugas-tugas yang
sifatnya membantu petugas medis.
d. Ambulance di pool di area yang sudah ditentukan yang dekat dengan area koleksi korban
hingga bila ambulance tidak bisa menghampiri korban, tidak terlalu jauh untuk mengusung
korban. Urutan keberangkatan ambulance serta korban yang akan dibawa serta tujuannya
diatur oleh koordinator ambulance.
e. Petugas komunikasi yang bertugas di pusat komando mengirim berita ke rumah sakit tujuan
yang berisi indentitas, kondisi, tindakan yang sudah dilakukan, data-data lain terkait serta
jumlah korban yang akan dikirim.
f. Rumah sakit penerima melakukan persiapan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan data yang
diterima melalui radio.
g. Jenazah yang tidak terindentifikasi dikirim ke bagian forensik rumah sakit.

10
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Kedokteran Kebencanaan T. A 2022/2023

Penilaian Mahasiswa

Nama mahasiwa :
NIM :
Kelompok :

Checklist Simulasi Bencana


Skor
No Penilaian Bobot Bobot x Skor
(0-100)
1 Persiapan dan periksa kelengkapan 10
2 Perlindungan diri dari lingkungan yang berbahaya 20
3 Berperan sebagai*:
a. Komandan lapangan 70
- Menunjuk petugas RHA
- Menunjuk petugas pelaksana kegiatan di
lapangan dengan lokasi kerja masing-masing:
a. komando/komunikasi/logistik
b. ekstrikasi
c. triase
d. tindakan
e. transportasi
b. Petugas triase 70
Memilah pasien sesuai beratnya kelainan
sesuai prioritas yang harus lebih dahulu
ditolong atau ditransfer dengan memberi label
berwarna hingga memudahkan tugas
pertolongan selanjutnya dengan teknik START,
yaitu:
- Warna hitam = deceased (tewas)
- Warna merah = immediate (segera)
- Warna kuning = delayed (tunda)
- Warna hijau = minor
Satu pasien maksimal 60 detik.
c. Petugas tindakan 70
Memilih pasien berlabel merah. Lakukan survei
primer sekaligus resusitasi diikuti stabilisasi:
Survei Primer (ABCDE) dan resusitasi :
- Periksa jalan nafas sambil menjaga tulang
leher. Ikuti prosedur head tilt dan chin lift (atau
jaw thrust) manouver.
- Periksa pernafasan. Berikan oksigen.
Lakukan pernafasan buatan mulut ke mulut
atau dengan masker bag to valve sesuai
indikasi dan sarana yang ada.
- Periksa sirkulasi dan atasi perdarahan.
Berikan cairan NaCl fisiologis atau RL, atasi
shock, bila perlu lakukan kompresi dada bila

11
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Kedokteran Kebencanaan T. A 2022/2023

ada indikasi. Lakukan balut tekan dan


pembidaian bila ada indikasi.
- Periksa disabilitas: GCS, pupil, motorik.
Berikan mannitol 20%, hiperventilasi atau
spine board bila diindikasikan.
- Periksa cepat seluruh tubuh dengan tetap
mencegah hipotermia, bidai bila perlu.
- Setelah pasien stabil, perintahkan koordinator
transportasi/ ambulance mengurus pasien
selanjutnya.
- Setelah semua pasien berlabel merah
teratasi, baru menindak pasien berlabel
kuning.
d. Korban 70
Menjalankan peran sesuai skenario. Peran
dilakukan dengan:
- Sungguh-sungguh
- Serius
- Sikap yang mendukung skenario
- Peka
- Fokus pada peran yang diberikan
Total 100
* mahasiswa diberikan 1 peran (lingkari peran yang dijalankan mahasiswa), penilaian dilakukan berdasarkan
perannya dalam kelompok.

Nama Mahasiswa Nama instruktur

( ) ( )
NIM. NIP.

12
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Kedokteran Kebencanaan T. A 2022/2023

Referensi

1. Seri PPGD. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat / General Emergency Life Support
(GELS). Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Cetakan Ketiga. Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan R.I. 2006.
2. Penanggulangan Kegawatdaruratan sehari-hari & bencana. Departemen Kesehatan R.I. Jakarta
: Departemen Kesehatan, 2006.
3. Tanggap Darurat Bencana (Safe Community). Departemen Kesehatan R.I. Jakarta :
Departemen Kesehatan, 2006.
4. Prosedur Tetap Pelayanan Kesehatan Penanggulangan Bencana dan Penaanganan
Pengungsi. Departemen Kesehatan R.I. Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan. Tahun
2002.
5. Advanced Trauma Life Support. Course for Physicians 6th. edition. American College of
Surgeons, 55 East Erie Street, Chicago, IL 60611-2797.

13

Anda mungkin juga menyukai