Anda di halaman 1dari 10

TINDAKAN MEDIS

Tn. F, 22 thn, 170 cm, 70 kg (186325)


Ny. J, 51 thn, 160 cm, 60 kg (076894)

PEMASANGAN INFUS

Persiapan:
1. Cairan NaCl 0.9%
2. Transfusion set
3. IV kateter
4. Desinfektan : kapas alkohol, larutan povidone iodine 10%
5. Kassa steril, plester, kassa pembalut
6. Torniket
7. Gunting
8. Bengkok
9. Tiang infus
10. Perlak kecil
12. Sarung tangan steril yang tidak mengandung bedak
13. Masker
14. Tempat sampah medis

Prosedur tindakan :
1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang
mudah dijangkau oleh dokter/ petugas.
- Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai
dengan identitas atau kebutuhan pasien.
- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat,
obat dan cairan yang akan diberikan kepada pasien.
2. Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
3. Memasang infus set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran selang
sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum ditutup
kembali. Tabung tetesan diisi sampai ½ penuh.
- Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.
4. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir,
keringkan dengan handuk bersih dan kering.
5. Lengan penderita bagian proksimal dibendung dengan torniket.
6. Kenakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah tempat
suntikan.
7. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas,
membentuk sudut 30-40o terhadap permukaan kulit.
8. Bila jarum berhasil masuk ke dalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir
keluar.
9. Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum tajam dalam kateter vena (stylet)
kira-kira 1 cm ke arah luar untuk membebaskan ujung kateter vena dari jarum
agar jarum tidak melukai dinding vena bagian dalam. Dorong kateter vena sejauh
0.5 – 1 cm untuk menstabilkannya.
10. Tarik stylet keluar sampai ½ panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang
memfiksasi bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang
berwarna putih ke dalam vena.
11. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter vena.
12. Pasang infus set atau blood set yang telah terhubung ujungnya dengan
kantung infus atau kantung darah.
13. Penjepit selang infus dilonggarkan untuk melihat kelancaran tetesan.
14. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan
plester.
15. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
16. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan
plester
18. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang ke dalam
sharp
disposal (jarum tidak perlu ditutup kembali).
19. Bereskan alat-alat yang digunakan.

PEMASANGAN KATETER

PERSIAPAN:
a. Sarung tangan steril
b. Duk steril
c. Antiseptik (misalnya Savlon)
d. Kapas lidi steril
e. Penjepit (forcep)
f. Aquades steril (sterile water), biasanya 10 cc
g. Foley catheter (ukuran 16-18 French)
h. Syringe 10 cc
i. Lubricant (water based jelly atau jelly xylocaine)
j. Collection bag dan tubing

PROSEDUR:
1. Setelah dilakukan disinfeksi pada penis dan daerah di sekitarnya, daerah
genitalia dipersempit dengan kain steril.
2. Kateter yang telah diolesi dengan pelicin/jelly dimasukkan ke dalam orifisium
uretra eksterna.
3. Pelan-pelan kateter didorong masuk dan kira-kira pada daerah bulbo-
membranasea (yaitu daerah sfingter uretra eksterna) akan terasa tahanan;
dalam hal ini pasien diperintahkan untuk mengambil nafas dalam supaya
sfingter uretra eksterna menjadi lebih relaks. Kateter terus didorong hingga
masuk ke buli-buli yang ditandai dengan keluarnya urine dari lubang kateter.
4. Sebaiknya kateter terus didorong masuk ke buli-buli lagi hingga percabangan
kateter menyentuh meatus uretra eksterna.
5. Balon kateter dikembangkan dengan 5-10 ml air steril.
6. Jika diperlukan kateter menetap, kateter dihubungkan dengan pipa
penampung (urinbag).
7. Kateter difiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian
proksimal.

-----------

PEMASANGAN NGT

PERSIAPAN ALAT:
a. Memeriksa ketersediaan alat.
b. Pipa nasogastric ukuran
Dewasa : ukuran 16-18
Anak : ukuran 12-14
c. Jelly untuk lubrikasi
d. Stetoskop
e. Plester untuki fiksasi
f. Spuit/ Urin Bag

PERSIAPAN PASIEN:
a. Menjelaskan indikasi pemasangan NGT sesuai dengan kondisi pasien
b. Menjelaskan prosedur pemasangan NGT.
c. Meminta persetujuan pasien.
d. Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang

PROSEDUR:
e. Mempersiapkan pipa nasogastrik.
f. Mengukur panjang pipa yang akan digunakan dengan cara mengukur panjang
dari tengah telinga ke puncak hidung lalu diteruskan ke titik antara processus
xiphoideus dan umbilicus lalu tandai dengan melihat skala pada pipa.
g. Mengoleskan lubrikan pada ujung pipa sepanjang 15 cm pertama untuk
melicinkan.
h. Memasukkan ujung pipa melalui lubang hidung sambil meminta pasien untuk
melakukan gerakan menelan sampai mencapai batas yang ditandai.
i. Menguji letak NGT apakah sudah sampai lambung dengan menggunakan
metode
Whoosh tes :
a. Memasang membran stetoskop setinggi epigastrium kiri.
b. Melakukan aspirasi udara dengan spoit 10 cc.
c. Memasang spoit 10 cc yang telah berisi udara ke NGT.
d. Menyemprotkan udara yang berada di dalam spoit dengan cepat sambil
mendengarkan ada tidaknya suara “whoosh” pada stetoskop. Jika terdengar
suara “whoosh” maka NGT telah masuk ke dalam lambung. Jika tidak terdengar
maka selang NGT dimasukkan/dikeluarkan beberapa cm. Kemudian dilakukan
pengulangan metode “whoosh” hingga terdengar suara pada stetoskop.
j. Bila ujung pipa tidak berada di lambung segera tarik pipa, dan coba
memasangnya lagi. Bila penderita mengalami sianosis atau masalah respirasi
segera tarik pipa.
k. Bila pipa telah ditempatkan dengan tepat, fiksasi pipa menggunakan plester
pada muka dan hidung, hati-hati jangan menyumbat lubang hidung pasien.
l. Mengalirkan ke dalam kantong penampung yang disediakan atau menutup
ujung pipa bila tidak segera digunakan dengan cara melipat ujung pipa
nasogastrik. Bila digunakan untuk memasukkan makanan, dihubungkan dengan
spuit.
m. Memberikan edukasi mengenai perawatan pipa nasogastrik dan rencana
penggantian
pipa nasogastrik.
n. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis pakai ke tempat sampah
medis .
o. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.

JAHIT LUKA DAN BENAH MINOR

Tn. K, 24 thn, 170 cm, 75 kg

PROSEDUR JAHIT ...

18. Pasang label pe


laksanaan tinkan yang berisi :
nama pelaksana, tanggal dan
jam
pelaksanaan
19. Bereskan alat
20. Cuci tangan
TATALAKSANA
- Dilakukan asepsis luka
- Penutupan luka secara primer
(hecting)
- Inj. Lidocainde
MEDIKAMENTOSA
Asam mefenamat 3 x 500 mg,
Amoxicillin 3 x 500 mg,
Kloramfenikol salep 2 x 1 ue
Rawat luka 1x/hariAlat dan
bahan
1. Sarung tangan
2. Neddle holder
3. Pinset cirugis
4. Pinset anatomis
5. Jarum jahit
6. Gunting
7. Mangkuk kecil stailess
8. Spuit jarum 2,5 ml
9. Benang jahit
10. Kasa
11. Plester
12. Povidon iodin
13. Lidocain
18. Pasang label pelaksanaan
tindakan yang berisi : nama
pelaksana, tanggal dan jam
pelaksanaan
19. Bereskan alat
20. Cuci tangan
TATALAKSANA
- Dilakukan asepsis luka
- Penutupan luka secara primer
(hecting)
- Inj. Lidocainde
MEDIKAMENTOSA
Asam mefenamat 3 x 500 mg,
Amoxicillin 3 x 500 mg,
Kloramfenikol salep 2 x 1 ue
Rawat luka 1x/hariAlat dan
bahan
1. Sarung tangan
2. Neddle holder
3. Pinset cirugis
4. Pinset anatomis
5. Jarum jahit
6. Gunting
7. Mangkuk kecil stailess
8. Spuit jarum 2,5 ml
9. Benang jahit
10. Kasa
11. Plester
12. Povidon iodin
13. Lidocain
Alat:
- Sarung tangan
- Neddle holder
- Pinset cirugis
- Pinset anatomis
- Jarum jahit
- Gunting
- Mangkuk kecil stainless
- Spuit jarum 3 cc
- Benang jahit (silk/catgut uk 2-3.0)
- Kasa
- Plester
- Povidon iodin
- Lidocain 2 ml
- Gentamycin zalf
- Nacl 0.9%

Langkah:
1. Inform consent pasien
2. Mencuci tangan kemudian menggunakan sarung tangan
3. Membersihkan luka pasien dengan nacl 0.9%
4. Mengolesi luka dan sekitarnya dengan povidone iodine
5. Melakukan anestesi pada daerah sekitar luka dengan lidocain
6. Melakukan hecting jahitan
7. Setelah selesai hecting mengolesi luka dengan povidone iodine lalu
diolesi salep gentamisin
8. Tutup luka dengan kasa steril
9. Fiksasi perban luka dengan plester
10. Menganjurkan pasien untuk mneghindari luka terkena basah
11. Menganjurkan pasien control 3 hari lagi
12. Medikamentosa: asam mefenamat 3x500 mg; amoxicillin 3x500 mg;
vitamin C 1x1

PARTUS NORMAL

Persiapan:
Alat :
a. Lampu Sorot
b. Stetoskop dan Tensimeter
c. Oksigen dan Regulator
d. Bahan Antiseptik (Khlorkesidin, Povidon Iodin 10%, Iodofor).
e. Statescope monoural (Pinard/Laence)
f. Bengkok
g. Ember
h. Bahan Dokontaminasi (larutan Khlorin 0,5%)
i. Tempat sampah 2 (basah dan kering)
j. Penghisap lendir/Sacsen
k. Kain penyeka muka dan badan bayi : 2
l. Popok dan selimut bayi
m. Meja bersih, kering dan hangat
n. Incubator
o. Partus set, terdiri dari :
1. Sarung tangan steril 2 pasang
2. Gunting Episiotomi : 1
3. Gunting Tali pusat : 1
4. Klem arteri : 2
5. Klemtali pusat : 2
6. Kecher ½ : 1
7. Benang/pita Tali pusat/Klip : 1
8. Kasa steril : 5
9. Semprit 5cc berisi Lidoconin 1% 2.

Bahan : a. Medika Mentosa


1. Larutan bikarbonas Natrikus 7,5% atau 8,4%
2. Epinefrin 0,01%
3. Antibiotika
4. Aquabidestilata
5. Dextrose 10% atau 5%
6. Na c/ 0,9%
7. Ringer lactate

Langkah-langkah :
1. Petugas menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Petugas meminta pasien atau keluarga untuk menandatangani formulir
persetujuan tindakan medis
3. Petugas membaca kembali partograf dan kartu ibu
4. Petugas memastikan ibu sudah memasuki kala II dengan tanda dan gejala
( dorongan untuk meneran, tekanan anus, perineum menonjol, vulva
membuka )
5. Petugas menyiapkan alat yang dibutuhkan (partus set, wadah DTT,
perlengkapan ibu dan bayi)
6. Petugas menyiapkan diri penolong ( pakai celemek, cuci tangan penolong,
pakai sarung tangan, siapkan oksitosin )
7. Petugas memeriksa pembukaan pasien, pastikan pembukaan sudah
lengkap
8. Petugas menyiapkan mental ibu dan keluarga, bila perlu beri kesempatan
salah satu keluarga untuk mendampingi pasien
9. Petugas memimpin persalinan disaat ada HIS dan istirahat disaat tidak ada
HIS dan dengarkan detak jantung janin bayi
10. Petugas melakukan persiapan pertolongan persalinan
a. Pasang handuk atau kain bersih di perut ibu
b. Pasang under pads di bawah bokong ibu
c. Buka kain atau sarung ibu
d. Penolong memakai sarung tangan
11. Petugas mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien ( posisi
yang nyaman untuk pasien )
12. Petugas melakukan pertolongan persalinan normal
13. Petugas melakukan penanganan bayi
a. Nilai apgar score bayi
b. Keringkan bayi dengan kain / handuk kering
c. Jepit dan potong tali pusat
d. Bungkus bayi dengan kain bersih dan kering
e. Susukan bayi ke ibunya jika kondisi memungkinkan
14. Petugas melakukan manajemen aktif kala III
a. Segera beri oksitosin 10 UI ( IM )
b. Lakukan pemegangan tali pusat terkendali
c. Putar plasenta searah jarum jam dengan menekan atas simfisi kearah
fundus uteri
d. Lakukan massage uterus setelah plasenta lahir sampai dengan uterus baik
15. Petugas memeriksa apakah ada tanda pendarahan akibat sisa plasenta
atau robekan jalan lahir
16. Petugas mengevaluasi keadaan ibu
a. Periksa nadi, tekanan darah, suhu
b. Periksa kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
17. Petugas merendam alat-alat yang sudah digunakan dalam larutan klorin
18. Petugas membuang sampah kedalam tempatnya masing-masing
(infeksius, noninfeksius, kering atau basah)
19. Petugas mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin
20. Petugas membuka sarung tangan dengan cara terbalik
21. Petugas mencuci tangan petugas
22. Petugas melengkapi partograf dan laporan persalinan

Anda mungkin juga menyukai