Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Resensi

Resensi adalah suatu ulasan mengenai nilai dari sebuah karya atau buku.

Unsur Resensi
1. Judul
Judul merupakan struktur dari resensi yang paling penting dan menentukan apakah resensi
dari suatu karya itu menarik atau tidak hanya dari satu kalimat saja. Banyak kesalahan yang
dibuat peresensi, yakni mereka menulis judul resensi sama dengan judul buku yang diresensi.

Jadi saat membuat resensi, terdapat dua jenis judul yang harus diperhatikan. Pertama, buatlah
judul yang menarik terkait buku yang akan diresensi. Judul yang kedua adalah judul buku
sebagai identitas buku yang akan diresensi. Judul buku yang satu ini tidak boleh diutak atik
karena merupakan identitas dari buku tersebut.

2. Data Buku
Struktur resensi yang kedua adalah data buku. Terdapat beberapa poin penting yang harus
dipenuhi untuk mencantmkan identitas buku. Poin tersebut meliputi judul buku, nama penulis
buku yang diresensi, tahun terbit buku, lokasi penerbit, ketebalan buku, serta harga buku.

3. Pendahuluan
Dalam menulis suatu pendahuluan dalam suatu resensi harus bisa membua pembaca merasa
tertarik. Penulis bisa membahas sesuatu yang sedang trend saat ini kemudian
menghubungkan dengan judul buku yang akan dirensensi.

Buatlah diksi yang menarik dan memberikan “wow effect” agar pembaca tergelitik untuk
membaca resensi yang akan dibahas. Tidak perlu terlalu panjang, cukup 1 – 2 paragraf yang
membahas informasi menarik, kemukakan masalah, lalu solusi yang terdapat di buku yang
akan diresensi.

Dengan begitu, pembaca akan merasa bahwa buku itu cukup “relate” dan pembaca tidak
sadar sedang digiring untuk membaca buku tersebut. Terlepas isi bukunya sesuai dengan
kebutuhan pembaca atau tidak, namun resensi dinilai berhasil apabila mampu mengajak
pembaca untuk ikut mengulas buku tersebut hingga tuntas.

4. Tubuh dan Pernyataan Resensi


Pada bagian tubuh atau pernyataan, inilah poin penting yang dalam suatu resensi. Di sini
peresensi tidak perlu berbasa-basi, kemukakan informasi buku secara singkat, padat, dan
jelas. penulisan sinopsis harus merupakan tulisan asli, bukan ulasan yang ditulis dari pihak
penerbit.

Jangan terlalu banyak basa-basi pada bagian ini, karena pembaca akan bosan dan mereka
tidak menemukan informasi yang mereka cari. Pada bagian tubuh, peresensi bisa
mengemukakan opini mengenai buku tersebut, apa kelebihan dan kekurangan dari karya yang
sedang dibahas. Sertakan pula kutipan singkat atau penggalan naskah yang dirasa
menjadi selling poin dari karya tersebut.

Tolak ukur resensi yang berhasil adalah saat dimana pembaca tertarik akan resensi yang
dibuat. Gaya bercerita peresensi yang informatif sekaligus persuasif bisa menjadi selling poin
dari suatu resensi. Jika buku yang diresensi ternyata menarik animo masyarakat, sudah berarti
resensi tersebut sudah memenuhi standar.

Jangan lupa menulis kekurangan dalam suatu resensi. Jangan takut dicekal, tuliskan opini apa
adanya terkait kerangka, tinjauan buku, atau kesalahan cetak pada suatu buku. Jika sedang
membahas film, kemukakan plot atau kekurangan yang sifatnya teknis. Selama kekurangan
yang dikemukakan bersifat objektif dan bukan bermaksud menjelekan, opini dari peresensi
penting adanya.

5. Penutup
Pada bagian kesimpulan, tuliskan dalam ringkasan karya dengan bahasa yang singkat, padat,
dan jelas. Pada bagian ini, berikan diksi yang sifatnya persuasif agar pembaca tertarik dan
melabuhkan hati untuk membeli karya tersebut.

Tentu saja ajakannya harus bersifat logis dan objektif, jangan berlebihan apalagi memaksa
pembaca dengan kalimat yang terlalu frontal.

Jenis Resensi
Terdapat tiga jenis tujuan dari sebuah resensi berdasarkan isinya. Namun, jenis resensi ini
tidak baku dan bisa diterapkan secara bersamaan dalam suatu resensi. Berikut jenis-jenis
resensi yang perlu kamu ketahui.

1. Resensi deskriptif adalah resensi yang membahas secara detail setiap bagian atau
babnya.
2. Resensi informatif adalah resensi yang isinya hanya berupa informasi mengenai hal
penting dari keseluruhan isi buku secara umum.
3. Resensi evaluatif, adalah resensi yang menyajikan penilaian presensi tebtang isi buku
atau hal-hal yang berkaitan dengan buku. Informasi tentang buku hanya dijadikan sekilas
bahkan hanya dijadikan sebagai ilustrasi.
4. Resensi informatif – evaluatif, yaitu resensi yang merupakan perpaduan dari dua jenis
resensi tersebut. Resensi ini disamping menyajikkan semacam ringkasan buku dan hal-
hal yang penting yang ada di dalam buku. Resensi ini dinilai paling ideal karena bisa
memberikan laporan yang lebih lengkap dan memadai.
5. Resensi kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu
pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.

Tujuan Resensi
1. membantu pembaca untuk memahami gambaran serta penilaian umum sebuah karya
dengan ringkas.
2. Memahami kelebihan dan kelemahan karya yang akan diresensi.
3. memahami latar belakang serta alasan suatu karya dibuat
4. memberi masukan pada pembuat karya berupa kritik dan saran.
5. mengajak pembaca untuk berdiskusi mengenaik katrya yang diresensi
6. memberi pemahaman serta informasi dengan komprehensif pada pembaca, mengenai
karya yang diresensi tersebut.
7. menguji kualitas karya dan membandingkan dengan karya lainnya.

Manfaat Resensi
1. Manfaat resensi untuk pembaca
Dengan adanya resensi, pembaca dapat mempertimbangkan sebelum membeli suatu buku.
Tulisan yang dibuat yang peresensi akan memengaruhi apakah karya tersebut sesuai dengan
selera dan harapan para pembaca.

2. Manfaat resensi untuk peresensi


 Eksistensi : Peresensi dapat berkarya dengan mengulas suatu buku, memberikan
penilaian yang objektif, serta memengaruhi pembaca agar mereka membaca buku atau
karya yang diulas. Resensi merupakan media agar tulisannya dapat dikenal secara luas.
 Menambah penghasilan : Peresensi akan mendapat royalti atau honor jika tulisannya
dimuat di surat kabar, majalah, atau kanal berita online.
 Menambah keilmuan dan kreativitas menulis : Peresensi dapat melatih kemampuan
menulisnya setiap kali ia menulis mengulas suatu buku. Semakin sering peresnsi
membaca buku, maka ia mampu menghafalkan dan memahami
3. Manfaat resensi untuk penulis buku
Manfaat resensi bagi penulis adalah mendapatkan umpan balik atas karya yang telah ia buat.
Penilaian akan isi , kelemahan atau kelebihan atas suatu buku menjadi masukan untuk
penulisan karya selanjutnya. Selain itu, resensi juga dianggap sebagai apresiasi atas karyanya,
apakah diterima di masyarakat atau tidak.

4. Manfaat resensi bagi penerbit


Resensi dianggap sebagai media promosi atas suatu buku yang diterbitkan oleh penerbit.
Dengan adanya resensi buku, diharapkan buku tersebut dapat dikenal oleh masyarakat luas.

5. Manfaat resensi bagi media massa


Resensi merupakan bentuk nilai untuk meningkatkan pemasaran melalui media massa.

Contoh Resensi Buku


Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas: Eka Kurniawan

Judul Buku : Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Penulis : Eka Kurniawan

Detail :

 Jumlah Halaman
250
Penerbit
Gramedia Pustaka utama
 Tanggal Terbit
3 Des 2021
 ISBN
9786020324708
 Bahasa
Indonesia
Bagi yang ingin membaca dan memiliki novel “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar
Tuntas” karya Eka Kurniawan, bisa mendapatkannya di Gramedia.com. Gaung novel Eka
Kurniawan sepertinya sedang melambung.

Ini karena film adaptasinya cukup sukses di pasar internasional. Jika Grameds mendengar
karya sastra, banyak pembaca akan langsung merasakan topik yang berat dan tidak bisa
dicerna.

Nyatanya tidak selalu demikian, kini banyak nama penulis dan karya sastra mulai
digandrungi anak muda. Salah satunya adalah Eka Kurniawan. Sebuah karya sastra tidak
hanya mengandung narasi, tetapi juga memiliki berbagai elemen yang membantu
mengkonstruksinya, seperti budaya, sejarah, dan kritik sosial.

Sinopsis Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas berkisah tentang seorang anak muda bernama
Ajo Kawir yang digambarkan sebagai pemuda nakal dan merepotkan.

Alkisah, Ajo Kawir dan temannya Si Tokek, mengintip tragedi pemerkosaan seorang wanita
sakit jiwa oleh dua petugas polisi. Mereka mengintip kejadian itu melalui lubang di jendela,
namun ulah mereka ketahuan saat salah satu dari mereka terpeleset dan jatuh.

Tokek tersebut berhasil kabur sendiri, namun sayangnya Ajo Kawir berhasil ditangkap oleh
dua orang polisi. Tak kuasa melawan, Ajo Kawir langsung diseret ke dalam gubuk tempat
berlangsungnya aksi dua polisi tersebut. Ajo Kawir dipaksa menjadi saksi pemerkosaan dan
bahkan diajak untuk ikut bergabung, sembari ditodong pistol yang diarahkan ke kepala Ajo
Kawir.

Seketika Ajo Kawir merasa bingung dan kalut ketika menghadapi situasi darurat dan
mendesak itu. Karena terlalu panik dan takut, “burung” Ajo Kawir tidak bergerak, karena
melihat apa yang terlihat di depannya.

Mengetahui situasi ini, kedua polisi itu langsung mencemooh dan menghina Ajo Kawir,
dengan anggapan bahwa dia adalah orang yang lemah dan tidak berguna.

Pada akhirnya, Ajo Kawir dibebaskan oleh dua orang polisi dan dibiarkan pergi. Sejak
kejadian itu, sekarang “Burung” Ajo Kawir tidak bisa “bangun” lagi dan memilih untuk
tertidur.

Ajo Kawir terluka oleh “burung” yang tidak berguna lagi. Ajo Kawir menggunakan berbagai
cara untuk membangunkan dan membangunkan “burung” miliknya. Mulai dari cara yang
enak hingga cara yang menyakitkan, Ajo Kawir mencoba membangunkan “burung”
miliknya.

Namun, sang “burung” masih memilih diam dan tidak bergeming sedikitpun. Berita perihal
“burung” Ajo Kawir sudah menjadi bahan olok-olokan dan tersebar kemana-mana.

Di lubuk hatinya, Ajo Kawir masih berkeyakinan bahwa “burung” miliknya dapat berfungsi
kembali suatu saat nanti. Kemudian Ajo Kawir memilih untuk melampiaskan rasa
frustrasinya dengan cara berkelahi dan membuat onar.
Bersama Si Tokek, Ajo Kawir kerap berkelahi dan menghajar siapapun tanpa rasa takut. Oleh
karena itu, ia ia terkenal sebagai biang onar yang ditakuti oleh semua orang, tanpa ada yang
mmengetahui bahwa ada “burung” yang tertidur lelap di dalam dirinya.

Singkat cerita, Ajo Kawir bertemu seorang gadis bernama Iteung lalu mereka pun saling jatuh
cinta. Mereka kemudian berpacaran dan Iteung meminta Ajo untuk segera menikahinya.

Namun, Ajo menyimpan keraguan atas permintaa Iteung. Mengingat “burung” miliknya yang
belum juga bisa bangun. Seiring berjalannya waktu, Iteng akhirnya mengetahui kondisi masa
lalu Ajo Kawir dan bersedia untuk dinikahi olehnya.

Tak disangka, Iteung ternyata menyimpan kenangan masa lalu yang pahit. Ia pernah menjadi
korban pelecehan seksual yang menorehkan luka batin pada dirinya. Kehidupan pernikahan
Iteung dan Ajo Kawir ternyata tidak mudah untuk dijalani.

Tak lama kemudian, akhirnya Iteung hamil. Anak yang ada dalam kandungannya sudah
dipastikan bukan anak Ajo Kawir. Ajo merasa marah dan melampiaskan dendamnya
semenjak saat itu. Bahkan ia sempat masuk penjara atas apa ia perbuat selama berbuat onar.

Setelah bebas dari penjara, Ajo mulai berdamai dengan dirinya sendiri. Ia mulai menerima
kondisi “burung” miliknya. Ia belajar bersabar dan menerima jika “burung” tersebut tidak
akan pernah bangun lagi selama-lamanya.

Ajo memilih untuk memulai hidupnya kembali dengan menjadi supir lintas trus jawa-
Sumatra. Dalam perjalanan menjadi seorang supir truk, ia kerap berkomunikasi dengan
“burung” miliknya, agar kehidupannya menjadi lebih tentram dan damai.

Kelebihan Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Gaya tutur kata Eka Kurniawan dalam Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
tidak berat seperti kaya sastra lainnya. Gayanya cenderung frontal dan blak-blakan. Eka
dengan berani menulis segala seuatunya dengan vulgar, namun tidak meninggalkan kesan
menjijikan.

Alur yang dibuat oleh Eka terasa ringan dan menyenangkan, kata-kata kasar di dalamnya
justru menghibur dan terasa alami untuk disimak. Ceritanya pun tidak membosankan, banyak
kata-kata yang dirasa menggelitik dan membuat pembaca terbahak-bahak.

Kelebihan dari Novel ini adalah pemilihan diksi yang berbeda dari novel lainnya. Eka seakan
mampu menunjukkan eksistensinya melalui karya dengan gaya bercerita ceplas-ceplos dan
blak-blakan. Setiap karakter diceritakan secara lugas dan tidak bertele-tele, sehingga tokoh di
dalamnya terasa tidak dibuat-buat.

Selain gaya bahasanya yang ringan dan menarik, ada banyak isu sosial yang disematkan Eka
dalam ceritanya. Banyak terselip posan moral mengenai permasalahan sosial di masyarakat
yang mampu menghipnotis pembaca.

Kekurangan Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Novel ini merupakan paket lengkap yang tidak membosankan untuk dibaca. Namun, karena
bahasanya yang ceplas-ceplos, blak-blakan bahkan cenderung vulgar, Novel ini hanya
direkomendasikan untuk pembaca 21 tahun ke atas.

Diperlukan pembaca dewasa yang bijak dan berpikiran terbuka untuk bisa menikmati alur
cerita dari Novel ini, agar setiap pesan moral yang dikandung dapat diterima dan dinikmati.

Pesan Moral Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Pesan dan makna yang terkandung dalam novel ini dapat ditafsirkan secara berbeda-beda
oleh setiap pembaca. Di sini ada tokoh Ajo Kawir yang pada akhirnya harus berdamai dengan
keadaan.

Selain itu, tersirat bahwa kekerasan bukanlah cara yang tepat untuk melampiaskan emosi dan
luka yang dialami Ajo Kawir. Kekerasan dan emosi justru malah menjerumuskan Ajo Kawir
pada perasaan dendam dan kehidupan tanpa kepastian.

Pada akhirnya bukanlah kedamaian yang Ajo dapatkan, namun rasa resah dan gelisah yang
justru menghantui dalam setiap detik kehidupannya.

Anda mungkin juga menyukai