Anda di halaman 1dari 15

Tugas Makalah

PKKG
(Praktek Klinik Kesehatan Gigi)

Rahmah 2021072089

Irma Ilna Arifin 2021072064

Wiwin winarti 2021072067

Sutina 2021072066

Dirmayanti Sahara 2021072065

Yuliati 2021072069

PROGRAM STUDI DIV TERAPI GIGI

ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat,

hidayah dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas

kelompok. Makalah ini adalah tugas PKKG (Praktek Klinik Kesehatan Gigi). Makalah ini

berisi tentang penyakit-penyakit yang biasa terjadi pada gigi dan mulut.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah

PKKG. Kami sepenuhnya sadar, penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan

baik tanpa arahan, bimbingan, dan petunjuk dari beliau. Kami berharap penyusunan

makalah ini dapat bermanfaat sebagai refrensi atau bahan bacaan bagi semua pihak yang

ingin mempelajari . Kami juga sepenuhnya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna dan membutuhkan perbaikan untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, kami

sangat senang menerima saran dan kritik dari semua pihak.

Burau, 17 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................2

C. Tujuan.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Nyeri gigi malam hari.......................................................................... 3

B. Paramedian Lip Pits............................................................................. 5

C. Partial Angkyloglissia......................................................................... 5

D. Patah Tulang Rahang........................................................................... 7

E. Periodontitis......................................................................................... 8

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..........................................................................................11

B. Saran....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia,
sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua
menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini
dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan
selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena
kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara
menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan
bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat
dipisahkan dari kesehatan tubuh secara urnum. Untuk mencapai kesehatan
gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan secara berkala.
Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan, jangan terlalu
banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.
Pembersihan plaks dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi,
teknik dan caranya jangan sampai merusak terhadap struktur gigi dan gusi.
Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter
gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan
merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan
sekali balk ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai suatu
kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Dengan demikian akan meningkatkan
kesehatan tubuh secara keseluruhan dan akan meningkatkan etos kerja yang
lebih balk lag]. Sehingga kesehatan jasmani dan rohani seperti yang
diharapkan akan tercapai.
Pada kesempatan tugas kali ini beberapa gangguan kesehatan gigi dan
mulut yang bisa saja terjadi adalah nyeri gigi di malam hari, Paramedian lip
pits, partial angkyloglissia, patah tulang rahang, dan pariodontitis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah untuk melihat penyakit-penyakit yang biasa terjadi pada
kesehatan gigi dan mulut.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu nyeri gigi pada malam hari
2. Untuk mengetahui apa itu paramedian lip pits
3. Untuk mengetahui apa itu partial angkyloglissia
4. Untuk mengetahui apa itu patah tulang rahang
5. Untuk mengetahui apa itu pariodontitis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Nyeri Gigi di Malam Hari


1. Definisi Nyeri Gigi di Malam Hari
Nyeri gigi di malam hari bisa terjadi karena posisi tidur . Berbaring
menyebabkan lebih banyak darah yang mengalir ke kepala,akibatnya terjadi tekanan
darah ekstra di area sensitive seperti mulut.
2. Proses Gejala
Nyeri sakit gigi akan terasa semakin parah saat malam hari, hingga
mengganggu waktu tidur Mulai dari posisi tidur hingga efek dari makanan malam
yang dikomsumsi.
3. Penyebab Nyeri Gigi di Malam Hari
Berikut penjelasan lebih lengkap alasan gigi tambah nyeri pada malam hari:
a) Posisi Tidur
Sakit gigi yang semakin intens saat malam hari,bisa terjadi karena posisi
tidur. Berbaring menyebabkan lebih banyak darah yang mengalir ke kepala,
akibatnya terjadi tekanan darah ekstra di area sensitive seperti mulut
b) Lebih sedikit distraksi diotak
Pada malam hari rasa nyeri semakin terasa karena tidak terlalu banyak
distraksi yang mengganggu focus otak, sehingga secara tidak sadar membuat otak
berpikir kalau sakit gigi bertambah parah meskipun kenyataannya tidak seperti itu.
c) Efek Makan Malam
Sakit gigi bertambah parah bisa terjadi akibat makanan yang dikomsumsi saat
malam hari mengkomsumsi makanan manis dapat membuatnya tersangkut disela sela
gigi atau gusi sisa makanan manis yang menumpukakan berubah menjadi plak dan
kondisinya memburuk jika lupa menyikat gigi.
d) Menggertakkan Gigi
Beberapa orang secara tidak sadar menggertakkan giginya saat sedang tidur.
Kebiasaan ini dapat membuat terbangun atau menggeliat karena banyaknya tekanan
pada rahang gigi dan gusi. Menggertakkan gigi ketika tidur dapat membuat nyeri
sakit gigi bertambah parah dan dibutuhkan perawatan yang tepat.

3
4. Pengobatan Nyeri Gigi di Malam Hari
Berikut adalah beberapa cara mengatasi sakit gigi di malam hari yang bisa
dipertimbangkan (Kompas, 2021):
a. Konsumsi obat pereda nyeri
Melansir Medical News Today, mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual
bebas, seperti paracetamol atau ibuprofen sering kali bisa menjadi cara cepat dan
mudah untuk mengatasi sakit gigi bagi banyak orang. Untuk diperhatikan, saat
mengonsumsi obat ini, siapa saja harus memperhatikan dosis yang dianjurkan pada
kemasan. Selain itu, ingatlah bahwa konsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas
hanya berlaku untuk kasus sakit gigi ringan dan sedang. Jika sakit giginya parah,
siapa saja sebaiknya segera menemui dokter gigi dan berbicara dengan mereka
tentang pereda nyeri yang lebih kuat.
b. Kompres dingin
Anda dapat menggunakan kompres dingin untuk menghilangkan rasa sakit
yang Anda alami, terutama jika ada jenis trauma yang menyebabkan sakit gigi Anda.
Kompres dingin akan menyebabkan pembuluh darah di area tersebut mengerut atau
menyempit. Ini membuat rasa sakit tidak terlalu parah. Kompres dingin juga bisa
mengurangi pembengkakan dan peradangan. Cara mengobati sakit gigi dengan
kompres dingin, yakni pegang kantong es yang dibungkus handuk ke area yang
terkena selama 20 menit setiap kali Anda dapat mengulanginya setiap beberapa jam
Menerapkan kompres dingin ke area tersebut selama 15-20 menit setiap beberapa
jam di malam hari juga dapat membantu mencegah rasa sakit saat tidur.
c. Meninggikan posisi kepala
Mengumpulkan darah di kepala dapat menyebabkan rasa sakit dan
peradangan tambahan. Bagi sebagian orang yang mengalami sakit gigi, meninggikan
kepala dengan satu atau dua bantal tambahan mungkin bisa membantu meredakan
rasa sakit sehingga dapat tertidur.
d. Obat salep
Beberapa salep obat dinilai dapat membantu mengurangi nyeri sakit gigi. Gel
dan salep yang mengandung bahan-bahan seperti benzokain dapat membuat area
tersebut tak lagi terasa sakit. Namun, benzokain tidak cocok untuk digunakan oleh
anak kecil.

4
e. Kumur air garam
Bagi banyak orang, bilasan air garam adalah pegobatan lini pertama yang
efektif untuk sakit gigi. Air garam merupakan agen antibakteri alami, sehingga dapat
mengurangi peradangan. Ini, pada gilirannya dapat membantu melindungi gigi yang
rusak dari infeksi. Kumur dengan air garam juga dapat membantu menghilangkan
partikel makanan atau kotoran yang menempel di gigi atau gusi. Cara mengatasi sakit
gigi dengan kumur air garam bisa dilakukan dengan langkah mencampurkan ½
sendok teh garap ke dalam segelas air hangat Gunakan sebagai obat kumur Ulangi
beberapa kali sesuai kebutuhan.
B. Paramedian Lip Pits
1. Definis Paramedian Lip Pits
Paramedian lip pits (lubang bibir paramedian ) adalah invaginasi congenital
pada bibir bawah yang timbul dari sulkus lateral persisten pada lengkung mandibular
embrionik. Mereka juga disebut sebagai fistula congenital atau lubang bibir
congenital dan biasanya hilang pada usia embrio enam minggu. Dan merupakan
salah satu penyakit kelainan bawaan paling langka yang pernatercatat (Pereira,
2019).
2. Proses Gejala
Lubang bibir adalah anomaly perkembangan yang terjadi baik sebagai
cacatterisolasi. Lubang bibir dapat berkembang di komisura bibir atau di garistengah,
biasanya timbul lekukan garis tengah bilateral dan simetris pada batas vermilion bibir
bawah.
3. Penyebab Paramedian lip pits
Paramedian lip pits merupakan penyakit cacat bawaan sejak lahir.
4. Pengobatan Paramedian lip pits
Pengobatan pada kondisi paramedian lip pits dapat dilakukan melalui operasi.
paramedian lip pits dapat dipotong untuk tujuan penampilan.
C. Partial angyloglosia
1. Definisi Partial angyloglosia
Partial angyloglosia adalah sisa embriologid jaringan frenulum yang terletak
di garis tengah antara permukan bawah lidah dan dasar mulut. Jaringan yang tebal
dan pendek ini dapat mengganggu pergerakan normal lidah bayi. Insiden

5
sankyloglossia dilaporkan berkisar 4,2-10,7% pada bayi baru lahir, dan hanya sekitar
25% dari keseluruhan kasus mengalami kesulitan menyusui. Kondisi ankyloglossia
dapat merupakan varian genetic dalam keluarga.
2. Proses Terjadi
Pada kondisi normal sepotong selaput Bernama Lingual frenulum yang
terletak di sisi bawah lidah terhubung dengan bagian bawah mulut, namun pada
angkyloglosia bentuk lingual frenulum bisa lebih pendek dan melekat pada sisi
bawah ujung lidah dan mulut, sehingga pengidapnya tidak dapat menjulurkan lidah
keluar dengan baik. Bagi bayi yang baru lahir dapat menyebabkan :
a. Bayi kesulitan untuk menyusu
b. Perkembangan berat badan yang tidak sesuai
c. Mengalami rasa laparterusmenerus
3. Penyebab Partial angyloglosia
Penyebab pasti partial angkyloglosia yang tidak terpisah saat lahir seperti
pada kondisi normal belum diketahui hingga saat ini, namun pada beberapa kasus
sudah terjadi jaringan frenulum yang terletak di garis tengah antara permukaan
bawah lidah dan dasar mulut. Jaringan yang tebal dan pendek.
4. Pengobatan Partial angyloglosia
Seluruh pasien dengan ankyloglossia simtomatik harus diberikan tata laksana
konservatif awal selama 24-48 jam berupa suplementasi dengan Air Susu Ibu (ASI)
perah, menyusui dibuat lebih sering, perbaikan posisi dan perlekatan menyusui, serta
kontak bayi dengan kulit ibu diperbanyak. Bila tidak terjadi perbaikan, maka perlu
dilakukan penilaian skor ATLFF ulang.
Skor ATLFF dan klasifikasi ankyloglossia (tounge tie) akan menentukan
terapi yang harus dilakukan, seperti frenotomi/frenektomi/frenuloplasti ataupun tetap
dilanjutkan terapi konservatif dengan pembimbingan khusus selama 2-3 minggu.
Diagnosis dan tata laksana ankyloglossia (tounge tie) harus dilakukan oleh dokter
anak yang terlatih. Tidak semua kasus tounge tie tepat diobati dengan frenotomi.
Sekitar 50-75% bayi dengan tounge tie dapat membaik dengan tata laksana
konservatif. Frenotomi hanya dibenarkan dilakukan apabila terapi konservatif gagal
dan hasil skor HATLFF <11 (Yohm, Partiwi, Pambudi, & Ananta, 2017).

6
D. Patah Tulang Rahang (Fraktur Mandibulla)
1. Definisi Patah Tulang Rahang
Patah tulang atau fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan
dan lempeng petumbuhan yang disebabkan oleh trauma dan non trauma. Fraktur
lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan fraktur tidak lengkap adalah
fraktur yang tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. Pada beberapa keadaan
trauma muskulos keletal, fraktur dan dislokasi dapat terjadi bersamaan. Hal ini terjadi
apabila kehilangan hubungan yang normal antara kedua permukaan tulang disertai
dengan fraktur persendian tersebut.
2. Proses Gejala
Gejala pada fraktur mandibula biasanya timbul rasa nyeri terus menerus
pendarahan oral, fungsi berubah,terjadi pembengkakan, kripitasi, sepsis pada fraktur
terbuka, dan deformitas. Jika fraktur ini mengenai korpus mandibula,akan terlihat
gerakan yang abnormal pada tempat fraktur sehingga gerakan mandibula menjadi
terbatas dan susunan gigi menjadi tidak teratur. Sebagian besar fraktur mandibula
terjadi tanpa terbukanya tulang dan tanpa kerusakan jaringan keras atau lunak.
3. Penyebab Patah Tulang Rahang
Fraktur dapat disebabkan oleh keadaan patologis selain dari faktor traumatik.
Fraktur pada tulang lemah yang disebabkan oleh trauma minimal disebut dengan
fraktur patologis. Penyebab tersering fraktur patologis pada femur proksimal adalah
osteoporosis (Penyebab terbanyak fraktur adalah kecelakaan, baik itu kecelakaan
kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya). Tetapi fraktur juga bisa terjadi akibat
faktor lain seperti proses degeneratif dan patologi. kekerasan fisik, 27% kecelakaan,
2% karena olahraga dan 4% faktor patologik, sedangkan fraktur patologis dapat
disebabkan oleh kista, tumor tulang, osteogenesis imperfekta, osteomielitis,
osteoporosis, atropi atau nekrosis tulang (Gupta & Suryanarayan). Penyebab fraktur
terbanyak adalah karena kecelakaan lalulintas seperti kecelakaan motor dan mobil
serta kecelakaan pejalan kaki sewaktu menyebrang. Insidensi terbanyak fraktur
mandibula terjadi pada fraktur bagian simpisis, hal ini dikarenakan bagian simpisis
merupakan tulang rahang mandibula yang paling menonjol dan satu-satunya tulang

7
rahang yang dapat bergerak sehingga berpeluang untuk terjadinya fraktur pada tulang
rahang tersebut
4. Pengobatan Patah Tulang Rahang
Penatalaksanaan fraktur tulang wajah telah banyak mengalami perubahan
seiring dengan kemajuannya dunia kedokteran. Diagnosis dan penatalaksanaan
trauma mandibula pertama kali didokumentasikan dengan baik oleh Costello pada
tahun 1975. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai teknik fiksasi mandibula
berkembang. Beberapa kasus tidak membutuhkan penatalaksanaan dengan open
reduction and internal fixation (ORIF), tetapi hanya menggunakan fiksasi
maksilomandibula atau gunning-type splints yang berfungsi untuk menjaga stabilitas
mandibula selama osteosintesis berlangsung. Teknik reduksi terbuka dengan fiksasi
interna atau dikenal dengan open reduction and internal fixation (ORIF) pada trauma
wajah mulai dikenal pada tahun 1975. Teknik ini menerapkan prinsip material
ortopedi pada tulang wajah yang menggunakan plate and screw. Teknik ini dinilai
sederhana dengan menciptakan stabilitas fragmen tulang yang fraktur dengan metode
kompresi.
E. Periodontitis
1. Definis Periodontitis
Periodontitis adalah proses inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang
disebabkan oleh kelompok mikroorganisme spesifik menghasilkan kerusakan
ligamen periodontal dan tulang alveolar yang ditandai dengan pembentukan poket,
resesi maupun keduanya, gambaran klinis yang membedakan periodontitis dengan
gingivitis adalah hilangnya perlekatan/attachment loss. Periodontitis adalah penyebab
utama kehilangan gigi pada populasi orang dewasa pada seluruh dunia, yang berisiko
kehilangan banyak gigi dan disfungsi pengunyahan sehingga memengaruhi nutrisi,
dan kualitas hidup seseorang ( Tonettidkk, 2017) Pada pemeriksaan klinister dapat
peningkatan kedalaman probing, perdarahan saat probing (ditempat aktifnya
penyakit) yang dilakukan dengan perlahan dan perubahan konturfisiologis dapat juga
ditemukan kemerahan pembengkakan gingiva dan biasanya tidak ada rasa sakit
(Saputra, 2014). Tanda klinis inflamasi seperti perubahan warna, kontur dan
perdarahan saat probing, tidak selalu menjadi hal utama adanya attachment loss,
namun timbulnya perdarahan saat dilakukan probing pada saat pemeriksaan berlanjut

8
merupakan indicator positif adanya attachment loss pada daerah yang berdarah.
Periodontitis dapat dibagi menjadi dua yaitu periodontitis kronis dan periodontitis
agresif.
2. Proses Gejala
Mekanisme terjadinya periodontitis melibatkan mikroorganisme pada plak
gigi pada jumlah yang besar dalam meresorbsi puncak tulang alveolar. Terjadinya
kehilangan kolagen menyebabkan sel epitelium penyatu pada bagian apikal
berpoliferasi sepanjang akar gigi dan bagian korona dari epitelium penyatu dapat
terlepas dari akar gigi.Neutrofil menginvasi pada bagian korona epitelium penyatu
dan memperbanyak jumlahnya. Jaringan akan terlepas dari permukaan gigi dan
kehilangan kesatuan. Sulkus akan meluas secara apikal dan pada tahap ini sulkus
gingiva akan berubah menjadi poket periodontal
3. Penyebab Periodontitis
Bakteri merupakan penyebab utama dari penyakit periodontal. Bakteri plak
memproduksi beberapa faktor yang dapat menyerang jaringan baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan cara merangsang reaksi imun dan inflamasi. Pada
semua tahap periodontitis, bakteri-bakteri dapat ditemukan pada permukaan akar dan
terdapat bebas di dalam poket, dari daerah ini produk-produk bakteri akan mengalir
masuk ke jaringan melalui epitelium poket yang seringkali terulserasi. Organisme
yang dominan adalah streptococcus.Jumlah dan variasinya bermacam-macam dari
individu satu ke indiviu lainnya dari bagian mulut yang satu ke bagianmulut yang
lainnya.
Gejala periodontitis bisa beragam dan tergantung pada perkembangan
peradangan yang terjadi gusi dan gigi. Namun ada beberapa gejala atau keluhan yang
umum dialami oleh penderita periodontitis yaitu;
a. Nyeri saat menguyah
b. Penumpukan plak dan karang gigi
c. Jarak antara satu gigi dan gigi lainnya tersarenggang
d. Gusi menyusut sehinnga membuat gigi terlihat lebih panjang
e. Gusi berwarna kemerahan atau keunguan
f. Gusi terasa nyeri kalo di sentuh
g. Gusi bengkak dan mudah berdarah

9
h. Keluarnya nanah dari batas gigi dan gusi
i. Gigi goyang atau tanggal
j. Gigi sensitif ,napas bau dan tidak sedap

4. Pengobatan Periodontitis
Pengobatan periodontitis bertujuan untuk mengurangi peradangan,
menghilangkan celah yang terbentuk di antara gusi dan gigi, serta mengatasi
penyebab peradangan gusi. Metode pengobatannya tergantung tingkat keparahannya.
Pada periodontitis yang belum parah, metode pengobatan yang dilakukan
dokter adalah (Cakrawala, 2022):
a. Scaling, untuk menghilangkan karang gigi dan bakteri dari permukaan gigi atau
bagian bawah gusi
b. Root planing, untuk membersihkan dan mencegah penumpukan bakteri dan
karang gigi lebih lanjut, serta untuk menghaluskan permukaan akar
c. Pemberian antibiotik (bisa dalam bentuk minum, obat kumur atau gel), untuk
menghilangkan bakteri penyebab infeksi
d. Pencabutan gigi yang terdampak, agar tidak semakin parah dan menyerang gigi
di sekitarnya
Untuk periodontitis yang sudah parah, dokter akan melakukan prosedur
operasi, seperti:
a. Flap surgery, untuk mengurangi kantong atau celah gusi
b. Soft tissue grafts atau operasi cangkok jaringan lunak, untuk mengganti
jaringan yang rusak akibat periodontitis
c. Bone grafting atau operasi cangkok tulang, untuk memperbaiki tulang-tulang di
sekitar akar gigi yang telah hancur
d. Guided tissue regeneration, untuk merangsang pertumbuhan tulang baru guna
mengganti tulang yang hancur akibat infeksi
e. Tissue-stimulating proteins, untuk merangsang pertumbuhan jaringan dan tulang
baru

10
BAB I
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Nyeri gigi di malam hari bisa terjadi karena posisi tidur . Berbaring
menyebabkan lebih banyak darah yang mengalir ke kepala,akibatnya terjadi
tekanan darah ekstra di area sensitive seperti mulut
2. Paramedian lip pits (lubang bibir paramedian ) adalah invaginasi congenital
pada bibir bawah yang timbul dari sulkus lateral persisten pada lengkung
mandibular embrionik. Dan merupakan salah satu penyakit kelainan bawaan
paling langka yang pernatercatat
3. Partial angyloglosia adalah sisa embriologid jaringan frenulum yang terletak
di garis tengah antara permukan bawah lidah dan dasar mulut
4. Patah tulang atau fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan
dan lempeng petumbuhan yang disebabkan oleh trauma dan non trauma
5. Periodontitis adalah proses inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang
disebabkan oleh kelompok mikroorganisme spesifik menghasilkan kerusakan
ligamen periodontal dan tulang alveolar yang ditandai dengan pembentukan
poket, resesi maupun keduanya
B. Saran

Duharapkan penyusunan tugas makalah ini dapat menambah wawasan


penyusun maupun pembaca dan dapat menjadi rujukan dalam pembelajaran
selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Cakrawala. (2022, februari 03). Periodontitis dan Cara Penjegahannya. Retrieved


oktober 18, 2022, from Unair News:
https://news.unair.ac.id/2022/02/03/periodontitis-dan-cara-penjegahannyar

Gupta, R., & Suryanarayan, S. (n.d.). Traumatic Mandibular Fracture Pendulum


Swinging Toward Closed Reduction. Retrieved oktober 18, 2022, from
http://www.qjmed.com/100567/2012/7659.

Kompas. (2021, Juli 26). Cara Mengatasi Sakit Gigi di Malam Hari. Retrieved
Oktober 18, 2022, from Kompas Health:
https://health.kompas.com/read/2021/07/26/193100368/cara-mengatasi-sakit-gigi-di-
malam-hari?page=all

Novi, M. (2014). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) sebagai


bentuk Implementasi dari Pendidikan Lingkungan Hidup. Jurnal Formatif , 4(2) 124-
132.

Pereira, T. (2019). PARAMEDIAN LIP PITS . Department of Oral & Maxillofacial


Pathology and microbiology .

Yohm, E., Partiwi, I. G., Pambudi, W., & Ananta, Y. (2017). Diagnosis dan Tata
Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie). In I. D. Indonesia, Panduan Pratik Klinis
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai

  • Undangan KPPS
    Undangan KPPS
    Dokumen1 halaman
    Undangan KPPS
    Witari Paradigma Musta
    Belum ada peringkat
  • JAPRIKA
    JAPRIKA
    Dokumen16 halaman
    JAPRIKA
    Witari Paradigma Musta
    Belum ada peringkat
  • KUISIONER
    KUISIONER
    Dokumen7 halaman
    KUISIONER
    Witari Paradigma Musta
    Belum ada peringkat
  • MMD Desa Lauwo
    MMD Desa Lauwo
    Dokumen27 halaman
    MMD Desa Lauwo
    Witari Paradigma Musta
    Belum ada peringkat
  • Lintas Sektor PKM Burau 2024
    Lintas Sektor PKM Burau 2024
    Dokumen10 halaman
    Lintas Sektor PKM Burau 2024
    Witari Paradigma Musta
    Belum ada peringkat
  • LUMBEWE
    LUMBEWE
    Dokumen28 halaman
    LUMBEWE
    Witari Paradigma Musta
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Kecemasan
    Gangguan Kecemasan
    Dokumen13 halaman
    Gangguan Kecemasan
    Witari Paradigma Musta
    Belum ada peringkat
  • Tindakan
    Tindakan
    Dokumen2 halaman
    Tindakan
    Witari Paradigma Musta
    Belum ada peringkat