Anda di halaman 1dari 16

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

OLEH :

INDAH ANDRIYATI (PO.71.3.211.06.1.018)


ERFINA ARIFIN (PO.71.3.211.06.1.007)
ANDI ANGRIANI NINGSIH (PO.71.3.211.06.1.001)
Kanker Serviks / Leher Rahim

A. Pengertian

 Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).

B. Etiologi / Penyebab

Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko
dan predisposisi yang menonjol, antara lain :

1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual


Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual
semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih
terlalu muda
2. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering
partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma
akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
5. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin
faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan
perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan
kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis
tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR
akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi di serviks yang
kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat
sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
C. Patofisiologi

Karsinoma serviks timul di batas antara epitel yan melapisi entoserviks dan
endoserviks kanalis servikalis yang disebut dengan squamo columnar junction (SCJ).
Histology antara epitel gepeng berlapis (squamous complex) dari porsio dengan epitel
kuboid atau slindris pendek selapis bersilia dari endoserviks kanalis servikalis.
o Akibat adanya erosi porsio menyebabkan terbukanya pembuluh-pembuluh
darah pada serviks
o Perlukaan ini memudahakan terjadinya infeksi oleh virus, misalnya HPV, herpes
o Adanya interaksi antara infeksi virus tersebut pada porsio erosive sehingga
invasinya semakin meluas
o Akibanya pada pemeriksaan histology didapatkan porsio yang mengalami
dysplasia

D. Klasifikasi
1. Berdasarkan pertumbuhan sel

a. Mikroskopis

1) Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia
berat terjadi pada dua pertiga epidermi hampir tdk dapat dibedakan dengan
karsinoma insitu.
2) Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan
epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh
didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan
endoserviks.
3) Stadium karsionoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan
sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada
stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini
asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
4) Stadium karsinoma invasif
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar
dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior
atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks
posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
5) Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
a) Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina
dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam
vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.
b) Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh
progesif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan
parametrium.
c) Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang
lambat laun lesi berubah bentuk menjadi ulkus.

b. Makroskopis

1) Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2) Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3) Stadium setengah lanjut
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
4) Stadium lanjut
Terjadi kerusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus
dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.

2. Berdasarkan FIGO

Tingkat Kriteria
Tingkat 0 Karsinoma in situ, selaput basal masih utuh, disebut juga
karsinoma intraepitel
Tingkat Ia Karsinoma mikroinvasif (early stromal invasion), prosestelah
menembus selaput basal tetapi tidak lebih jauh dari 3 mm dari
selaput tersebut dan tidak di banyak tempat (papil invasi tidak di
banyak tempat dan tidak terdapat sel ganas di pembuluh darah
atau pembuluh limfe
Tingkat Ib Proses masih terbatas di porsio tetapi sudah terjadi invasi sel
tumor ganas yang lebih jauh dari tingkat Ia
Proses tidak nyata secara klinis tetapi secara histopatologik
ternyata sudah terjadi invasi sel tumor ganas
Tingkat Iia Proses sudah meluas ke vagina dalam batas 2/3 proksimal
sedangkan paramtrium masih bebas dari proses
Tingkat Iib Proses suah meluas ke parametrium tetapi belum sampai pada
dinding panggul
Tingkat IIIa Proses sudah meluas ke 1/3 distal vagina, proses parametria tidak
mencapai dinding panggul
Tingkat IIIb Proses sudah sampai pada dinding panggul dan tidak terdapat
daerah bebas antara porsio dan proses pada dinding panggul
tersebut
Tingkat Iva Proses sudah mencapai mukosa rectum dan atau vesika urinaria
atau sudah keluar dari panggul kecil, metastasis belum jauh
terjadi
Tingkat Ivb Telah terjadi metastasis yang jauh

E. Penatalaksanaan

1. Radioterapi
Radioterapi yang dipakai untuk kanker serviks adalah radiasi pelvis eksternal atau
implan intrakavitas. Implant intrakavitas diletakkan di tempatnya (vagina dan
serviks) selama 24-72 jam. Adanya implant di dalam serviks dapat menstimulasi
kontraksi uterus. Kontraksi ini bias sangat sakit dan ada secret yang bau karena
kerusakan sel.

2. Pembedahan
Untuk menangani kanker serviks tahap I dan II, dianjurkan untuk dilakukan
pembedahan histerektomi sederhana maupun radikal. Pada histerektomi sederhana
yang diangkat hanya sebatas pada uterus saja . sedangkan pada histerektomi radikal
yang diangkat adalah uterus, jaringan penyokong, vagina bagian atas, dan kelenjar
limfe pelvis.

Tindakan terhadap kanker serviks berdasarkan tingkat batau stadiumnya, yaitu :

Tingkat sTindakan Survival 5 tahun (%)


Tingkat 0 Bedah krion, konizasi, bedah laser, 65-100
histerektomi
Tingkat Ia Histerektomi, radiasi (implant cesium) 95-100
Tingkat Ib Histerektomi radikal, atau radioterapi 75-85
(eksternal dan implant)
Tingkat IIa Histerektomi radikal atau radioterapi 65-80
Tingkat IIb Radiasi 50-65
Tingkat III Radiasi 30-40
Tingkat IV Radiasi dan kemoterapi 5-15

F. Cara Mencegah Kanker Leher Rahim / Serviks

1. Menghindari berhubungan seksual pada usia muda


Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan
seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap
masih terlalu muda

2. Membatasi jumlah anak (2 anak saja cukup)


Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin
sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3. Cukup satu pasangan saja
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Hindari terinfeksi virus herpes
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma
akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
5. Menjaga Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis
tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
6. Tidak Merokok dan Rajin Periksa Jika Menggunakan AKDR (alat kontrasepsi dalam
rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian
AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks
yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini
dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
creasoft.wordpress.com/tag/leher rahim/
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.M PRAOPERASI Ca.SERVIKS
STADIUM I DI RSUD HAJI MAKASSAR
TANGGAL 8 OKTOBER 2008

No register :128/X/08

Tanggal MRS : 7 Oktober 2008 jam 08.15 WITA

Tanggal pengkajian : 7 Oktober 2008 jam 08.20 WITA

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas klien / suami


Nama : Ny. M / Tn.B
Umur : 40 thn / 45 thn
Suku : Bugis / Makassar
Agama : Islam
Pendidikan : SD / SD
Pekerjaan : IRT / Buruh harian
Alamat : Jl. Maccini Sombala lr.3 No.37
Lama pernikahan : 22 tahun
B. Riwayat kesehatan saat ini
1. Keluhan utama
 Ibu mengeluh adanya rabas vagina yang berlebihan berwarna putih purulen
yang berbau dan tidak gatal
2. Riwayat keluhan utama
a. Keputihan dialami sudah sejak lama, namun semakin mengganggu karena
berbau
b. Keluhan lain yang menyertai, yaitu mengalami perdarahan pasca senggama
C. Riwayat kesehatan lalu
1. Ibu tidak ada riwayat penyakit jantung, DM, TBC
2. Ibu tidak ada riwayat penyakit keturunan
D. Riwayat obstetri
1. Ibu mempunyai 7 orang anak
2. Ibu tidak pernah mengalami keguguran
3. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
4. Pernah melahirkan ditolong oleh dukun saat hamil pertama
5. Ibu menyusui setiap anaknya hanya 6 bulan saja
E. Riwayat reproduksi
1. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 30 hari dan kadang tidak teratur (metroragi)
c. Lamanya : 5-7 hari
d. Perlangsungan : tidak ada dismenorhea
2. Riwayat KB dan ginekologi
a. Ibu pernah menjadi akseptor KB dengan pil kombinasi
b. Ibu sering mengalami keputihan
F. Riwayat psikosocialekonomi-spiritual
1. Ibu merasa cemas dengan keadaannya sekarang
2. Hubungan ibu dengan keluarga baik
3. Pendapatan suami cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
4. Pengambil keputusan di dalam keluarga adalah suami
5. Ibu dan keluaraga rajin beribadah
G. Riwayat pengetahuan
1. Ibu belum tahu tentang pap smear
2. Ibu tidak tahu tentang kanker serviks
H. Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1. Nutrisi
a. Ibu makan 2-3 kali / hari
b. Jenis makanan berupa nasi, ikan, tempe, dan sayuran
c. Ibu minum 2 liter air / hari
2. Personal hygiene
a. Ibu mandi sekali / hari
b. Ibu jarang mengganti celana dalam
c. Bila haid ibu mengganti pembalut 2 kali / hari
3. Istirahat
a. Ibu tidur hanya pada malam hari selama 6-7 jam
b. Ibu bekerja sendiri mengurus rumah tangga
4. Hubungan seksual
a. Hubungan seksual dilakukan 2 kali / bulan
b. Ibu sering mengalami perdarahan setelah senggama, meskipun sedikit
I. Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran compos mentis, tampak cemas
2. Tanda-tanda vital
TD :110 / 70 mmHg
N : 82 x/mnt
S : 36,8 0C
P : 20 x/mnt
3. Wajah dan kepala
a. Rambut tidak rontok
b. Konjungtiva merah muda
c. Sclera putih kekuningan
4. Leher
 Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis
5. Payudara
a. Payudara simetris ka/ki
b. Tidak massa pada payudara
c. Tidak ada nyeri tekan
6. Abdomen
a. Tidak ada luka bekas operasi
b. Abdomen tidak mengalami pembesaran
Tidak nyeri pada saat palpasi
7. Genitalia
a. Ada rabas yang keluar dari vagina
b. Inspekulo : Terlihat porsio yang berwarna merah keputihan
Tampak porsio yang meradang
Mudah berdarah jika disentuh
8. Ekstermitas atas dan bawah
 Tidak ada oedema dan varises
J. Pemeriksaan penunjang
Pap smear : positif
Kolposkopi dan biopsy : positif

LANGKAH II LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

Ibu pra operasi Ca. serviks stadium I dengan masalah kecemasan

Data Subyektif :

a. Ibu mengeluh adanya rabas vagina yang berlebihan dan berwarna putih, encer
b. Ibu mengalami perdarahan bercak (bloody spotting)
c. Ibu mengeluh mengalami perdarahan pasca senggama
d. Ibu merasa cemas terhadap keadaannya sekarang

Data Obyektif :

a. Adanya rabas vagina yang berwarna putih / purulen dan berbau


b. Ibu tampak cemas
c. Inspekulo : Tampak porsio putih kemerahan
Ada lesi pada porsio kira-kira 2mm
Porsio mudah berdarah jika di sentuh
d. Hasil pap smear : positif
e. Kolposkopi dan biopsy : positif

Analisis dan interpretasi data :

a. Adanya erosi pada porsio membentuk lesi pada porsio. Sehingga pembuluh-
pembuluh darah terbuka yang menyebabkan terjadinya perdarahan, terutama
dialami pasca senggama. Dan makin lama perdarahan dapat sering terjadi juga di
luar senggama.
b. Pada daerah yang mengalami erosi / lesi semakin banyak sel-sel yang mengalami
nekrosis yang menyebabkan rabas berbau.
c. Pemeriksaan inspekulo menunjukkan porsio yang erosive dan dari hasil
pemeriksaan sitologi menunjukkan membrane basalis mengami kerusakan yang
luasnya tidak lebih dari 3 mm.
d. Menghadapi operasi atau pembedahan tentunya menimbulkan masalah
psikologis, termasuk kecemasan yang dihadapi oleh pasien praoperasi.

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Potensial terjadi Ca. serviks stadium lanjut

Data Subyektif : -

Data Obyektif :

a. Inspekulo : tampak porsio putih kemerahan


b. Tes pap smear : positif
c. Kolposkopi dan biopsy : positif

Analisis dan interpretasi :


Dysplasia dapat terjadi pada epitel skuamosa dan epitel metaplastik yang dapat
menjalar ke kelenjar serviks. Kemudian dapat berkembang menjadi karsinoma in situ
dan kemudian berkembang menjadi karsinoma invasive. Pada stadium awal umunya
tidak menampakkan gejala, atau berupa keputihan saja dan perdarahan yang terjadi
pasca senggama. Pada stadium lanjut keputihan berbau dan perdarahan dapat terjadi
di luar senggama. Selain itu, terjadi metastasis ke uterus, panggul serta penyebaran
melalui pembuluh darah dan pembuluh limfe.

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA, KOLABORASI, DAN KONSULTASI

Kolaborasi dengan ahli ginekologi, bedah, parasitologi

LANGKAH V RENCANA ASUHAN


A. Tujuan
1. Persiapan ibu pra operasi berlangsung lancer
2. Keadaan umum ibu baik
3. Kecemasan teratasi
B. Kriteria
1. Tanda tanda vital dalam batas normal
a. T. sistolik : 90-130 mmHg
T. diastolic : 60-90 mmHg
b. Nadi : 60-100 x/mnt
c. Suhu : 36-37 0C
d. Pernapasan : 20-24 x/mnt
2. Kolon dan kandung kemih kosong
3. Daerah yang akan dilakukan pembedahan hygiene
4. Ibu tidak merasa cemas
C. Rencana asuhan
1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Rasional : memberikan penjelasan pada klien tentang tindakan yang akan
dilakukan memudahakan dalam pelaksanaan asuhan dank lien lebih kooperatif
serta menimbulkan kepercayaan terhadap pemberi asuhan.
2. Lakukan klisma 2 kali
Rasional : akibat pengaruh anastesi saat operasi menyebabkan saluran
pencernaan relaksasi, sehingga isi di dalamnya dapat dengan mudah keluar.
Untuk dilakukan pengosongan kolon dengan klisma sebelum operasi.
3. Lakukan pemasangan kateter foley
Rasional : pengosongan kandung kemih dengan pemasangan kateter tetap dapat
dipantau jumlah output cairan.
4. Lakukan pemasangan infuse
Rasional : pembedahan menyebabkan terbukanya pembuluh-pembuluh darah
yang bias menyebabkan terjadinya perdarahan. Sehingga intake cairan diperlukan
untuk mencegah perdarahan yang berlebihan.
5. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : tanda-tanda vital menentukan keadaan umum klien. Sehingga rencana
operasi dapat dilaksanakan.
6. Diskusikan dengan ibu tentang apa yang menjadi kecemasannya
Rasional : memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan apa yang
dirasakan dapat mengurangi beban perasaannya. Sehingga klien dapat merasa
lega dan kecemasan dapat berkurang.
7. Anjurkan ibu untuk puasa 4 jam sebelum operasi
Rasional : puasa dapat mengurangi isi saluran pencernaan, pengosongan kolon
lebih maksimal.
8. Lakukan pembersihan pada daerah yang akan dilakukan pembedahan
Rasional : tindakan aseptic pada daerah yang akan dilakukan pembedahan dapat
mengurangi resiko terjadinya infeksi.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal : 7 Oktober 2008

1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan


2. Melakukan klisma 2 kali pada pukul 22.00 WITA dan 05.00 WITA
3. Melakukan pemasangan kateter foley pada pukul 06.00 WITA
4. Melakukan pemasangan infuse pada pukul 06.30 WITA
5. Mengobservasi tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/mnt
Suhu : 36,7 0C
Pernapasan : 22 x/mnt
6. Mendiskusikan dengan ibu tentang apa yang menjadi kecemasannya
7. Menganjurkan ibu untuk puasa 4 jam sebelum operasi
8. Melakukan pembersihan pada daerah yang akan dilakukan pembedahan

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal : 8 Oktober 2008

Pukul : 06.00 WITA

1. Tanda tanda vital dalam batas normal


TD :110/70 mmH
Nadi : 86 x/mnt
Suhu : 36,7 0C
Pernapasan : 22 x/mnt
2. Kolon dan kandung kemih kosong
3. Daerah yang akan dilakukan pembedahan hygiene
4. Ibu tidak merasa cemas
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M

PRAOPERASI Ca.SERVIKS DI RSUD HAJI MAKASSAR

TANGGAL 7 OKTOBER 2008

No register :128/X/08

Tanggal MRS : 7 Oktober 2008 jam 08.15 WITA

Tanggal pengkajian : 7 Oktober 2008 jam 08.20 WITA

Identitas klien / suami

Nama : Ny. M / Tn.B


Umur : 40 thn / 45 thn
Suku : Bugis / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SD / SD
Pekerjaan : IRT / Buruh harian
Alamat : Jl. Maccini Sombala lr.3 No.37
Lama pernikahan : 22 tahun

Data Subyektif (S)

1. Ibu mengeluh adanya rabas vagina yang berlebihan dan berwarna putih, encer
2. Ibu mengalami perdarahan bercak (bloody spotting)
3. Ibu mengeluh mengalami perdarahan pasca senggama
4. Ibu merasa cemas terhadap keadaannya sekarang

Data Obyektif (O)

1. Kesadaran compos mentis


2. Tanda-tanda vital
TD :110 / 70 mmHg
N : 82 x/mnt
S : 36,8 0C
P : 20 x/mnt
3. Adanya rabas vagina yang berwarna putih / purulen dan berbau
4. Ibu tampak cemas
5. Inspekulo :Tampak porsio putih kemerahan
Ada lesi pada porsio kira-kira 2mm
Porsio mudah berdarah jika sentuh
6. Hasil pap smear : positif
7. Kolposkopi dan biopsy : positif

Assesment (A)

Ibu pra operasi Ca. serviks stadium I dengan masalah kecemasan

Potensial terjadi Ca. serviks stadium lanjut

Planning (P)

Tanggal : 7 Oktober 2008

1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan


2. Melakukan klisma 2 kali pada pukul 22.00 WITA dan 05.00 WITA
3. Melakukan pemasangan kateter foley pada pukul 06.00 WITA
4. Melakukan pemasangan infuse pada pukul 06.30 WITA
5. Mengobservasi tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/mnt
Suhu : 36,7 0C
Pernapasan : 22 x/mnt
6. Mendiskusikan dengan ibu tentang apa yang menjadi kecemasannya
7. Menganjurkan ibu untuk puasa 4 jam sebelum operasi
8. Melakukan pembersihan pada daerah yang akan dilakukan pembedahan

Anda mungkin juga menyukai