Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

“DAMPAK KORUPSI DALAM BERBAGAI BIDANG”

Dosen Pengampu:
Ullya Rahmawati, S.ST., M.KL.

Oleh:
Kelompok 2
Sindi Yuni Prasetianingsih (P07134323009)
Dhita Zumrotul Maghfiroh (P07134323034)
Hesti Dwi Tia (P07134323038)

PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul “Dampak Korupsi dalam Berbagai Bidang”
dapat selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah
PBAK (Pendidikan Budaya Anti Korupsi) yang diampu oleh Ibu Ullya
Rahmawati, S.ST., M.KL. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang peran mahasiswa dalam
memberantas korupsi di berbagai tempat.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah PBAK yang telah memberikan tugas terhadap kami,
sehingga kami juga mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih memiliki


banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.

Yogyakarta, 06 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................3
C. Manfaat.........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
A. Dampak Korupsi terhadap Bidang Ekonomi................................................4
B. Dampak Korupsi terhadap Pelayanan Kesehatan.........................................6
C. Dampak Korupsi terhadap Sosial dan Kemiskinan Masyarakat...................7
D. Dampak Korupsi terhadap Birokrasi Pemerintahan......................................9
E. Dampak Korupsi terhadap Politik dan Demokrasi.....................................10
F. Dampak Korupsi terhadap Penegakkan Hukum.........................................11
G. Dampak Korupsi terhadap Pertahanan Dan Keamanan..............................13
H. Dampak Korupsi terhadap Kerusakan Lingkungan....................................13
BAB III KESIMPULAN......................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tindak pidana korupsi merupakan salah satu bagian dari hukum pidana
khusus di samping mempunyai spesifikasi tertentu yang berbeda dengan
hukum pidana khusus, seperti adanya penyimpangan hukum acara serta
apabila ditinjau dari materi yang diatur maka tindak pidana korupsi secara
langsung maupun tidak langsung dimaksudkan menekan seminimal mungkin
terjadinya kebocoran dan penyimpangan terhadap keuangan dan
perekonomian negara. Dengan diantisipasi sedini dan seminimal mungkin
penyimpangan tersebut, diharapkan roda perekonomian dan pembangunan
dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya sehingga lambat laun akan
membawa daampak adanya peningkatan pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat pada umumnya (Mulyadi, 2000).

Di Indonesia saat ini jika kita berbicara mengenai korupsi, masyarakat


selalu hatinya tersayat-sayat, sakit hati dan kecewa terhadap sistem
pemerintahan karena pemerintah dianggap tidak berhasil mewujudkan
pemerintahan yang bersih dari korupsi. Berbicara mengenai korupsi yang
dilakukan dari unsur pemerintah pusat sampai pada pemerintah daerah,
genderang korupsi selalu mencuat kepermukaan, di warung-warung kopi
selalu masyarakat berbicara kebobrokan pemerintah Indonesia yang berkaitan
dengan masalah korupsi. Korupsi di Indonesia bukan masalah baru, untuk itu
kita tidak boleh menyerah memberantasnya karena dampak yang ditimbulkan
sudah parah, merusak tatanan perekonomian nasional dan membuat
masyarakat menderita. Korupsi memang sudah tertanam sejak zaman
penjajahan Belanda, tetapi sekarang ini kita bukan lagi jajahan Belanda, untuk
itu janganlah menjajah negara sendiri, jika menjajah negara sendiri berarti
juga sama menyakiti din sendiri dan saudara sendiri (Ruslin, 2017).

1
2

Persoalannya adalah dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban


lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak
berhasil memberantas korupsi,atau paling tidak mengurangi sampai pada titik
nadir yang paling rendah maka jangan harap Negara ini akan mampu mengejar
ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara
yang maju. Karena korupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan
dapat membawa negara ke jurang kehancuran (Widiastuti, 2009).

Korupsi tidak hanya berdampak dalam satu aspek kehidupan saja.


Korupsi telah menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi
bangsa dan negara. Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan
memperburuk kondisi ekonomi bangsa, harga barang-barang menjadi mahal
dengan kualitas yang buruk, akses rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan
menjadi sulit, keamanan suatu negara terancam, lingkungan hidup yang rusak,
citra pemerintahan yang buruk di mata internasional akan menggoyahkan
sendi-sendi kepercayaan pemilik modal asing, krisis ekonomi yang
berkepanjangan, dan negara pun menjadi semakin terperosok dalam
kemiskinan (Puspito dkk, 2018).

Korupsi adalah isu yang masalah utama yang harus diselesaikan oleh
pemerintah Indonesia. Semakin lama isu korupsi sangat sulit diatasi.
Maraknya korupsi di Indonesia dipicu karena keinginan untuk
mempertahankan posisi seseorang. Semakin maraknya korupsi terjadi di
Indonesia, tentu saja menimbulkan beberapa dampak akibat terjadinya
perilaku korupsi. Dampak korupsi tersebut diantaranya: dampak korupsi
terhadap perekonomian, dampak korupsi terhadap pelayanan kesehatan,
dampak korupsi terhadap kemiskinan, dampak korupsi terhadap penegak
hukum, dampak korupsi terhadap budaya, dan dampak lainnya dari korupsi
(Amalia, 2022).
3

B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapaun tujuan dari pembuatan
makalah ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui dampak korupsi terhadap bidang ekonomi.


2. Untuk mengetahui dampak korupsi terhadap pelayanan kesehatan.
3. Untuk mengetahui dampak korupsi terhadap sosial dan kemiskinan.
4. Untuk mengetahui dampak korupsi terhadap birokrasi pemerintahan.
5. Untuk mengetahui dampak korupsi terhadap politik dan demokrasi.
6. Untuk mengetahui dampak korupsi terhadap penegakkan hukum.
7. Untuk mengetahui dampak korupsi terhadap pertahanan dan keamanan.
8. Untuk mengetahui dampak korupsi terhadap kerusakan lingkungan.

C. Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, adapun manfaat dari pembuatan makalah
ini, sebagai berikut:

1. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai dampak korupsi


terhadap bidang ekonomi.
2. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai dampak korupsi
terhadap pelayanan kesehatan.
3. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai dampak korupsi
terhadap sosial dan kemiskinan.
4. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai dampak korupsi
terhadap birokrasi pemerintahan.
5. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai dampak korupsi
terhadap politik dan demokrasi.
6. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai dampak korupsi
terhadap penegakkan hukum.
7. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai dampak korupsi
terhadap pertahanan dan keamanan.
4

8. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai dampak korupsi


terhadap kerusakan lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dampak Korupsi terhadap Bidang Ekonomi.


Korupsi memiliki berbagai efek penghancuran yang hebat (an enermous
destruction effects) terhadap berbagai sisi kehidupan bangsa dan negara,
khususnya dalam sisi ekonomi sebagai pendorong utama kesejahteraan
masyarakat. Pada sektor ekonomi, korupsi mempersulit pembangunan
ekonomi dimana pada sektor privat, korupsi meningkatkan biaya karena
adanya pembayaran ilegal dan resiko pembatalan perjanjian atau karena
adanya penyidikan (Rachmawati, 2021).

Berikut ini dampak-dampak dari korupsi dalam bidang ekonomi secara


lebih luas, diantaranya:
1. Menghambat Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Korupsi membuat sejumlah investor kurang percaya untuk
menanamkan modalnya di Indonesia dan lebih memilih menginvestasikan-
nya ke negara-negara yang lebih aman. Korupsi akan menyebabkan
investasi dari negara lain berkurang karena para investor luar negeri ingin
berinvestasi pada negara yang bebas dari korupsi. Ketidakinginan
berinvestasi pada negara korup memang sangat beralasan karena uang
yang diinvestasikan pada negara tersebut tidak akan memberikan
keuntungan seperti yang diharapkan oleh para investor, bahkan modal
mereka pun kemungkinan hilang dikorupsi oleh para koruptor. Oleh sebab
itu, korupsi memberikan dampak yang sangat besar terhadap eksistensi
negara. Sebagai konsekuensinya, mengurangi pencapaian actual growth
dari nilai potential growth yang lebih tinggi. Berkurangnya nilai investasi
ini diduga berasal dari tingginya biaya yang harus dikeluarkan dari yang
seharusnya, ini berdampak pada menurunnya growth yang dicapai
(Miftakhunajah, 2022).

5
6

2. Melemahkan Kapasitas dan Kemampuan Pemerintah dalam Program


Pembangunan untuk Meningkatkan Perekonomian
Korupsi juga turut mengurangi anggaran pembiayaan untuk
perawatan fasilitas umum, seperti perbaikan jalan sehingga menghambat
roda perekonomian. Infrastruktur jalan yang bagus, akan memudahkan
transportasi barang dan jasa, maupun hubungan antardaerah. Dengan
demikian, kondisi jalan yang rusak akan memengaruhi perekonomian
masyarakat. Di era serbalistrik seperti sekarang, ternyata 10.211 desa di
Indonesia masih gelap gulita. Kuantitas dan kualitas barang juga menurun,
karena besarnya biaya untuk proses yang terjadi karena korupsi. Korupsi
juga dapat menyebabkan kurang baiknya hubungan internasional
antarnegara. Hal ini disebabkan negara yang korup akan merugikan negara
lain yang memberikan modal atau bekerja sama dalam bidang tertentu
(KPK, Tanpa tahun).
Misalnya, negara yang memberikan modal untuk membangun
sarana dan prasana berupa jalan tol untuk membantu suatu negara
berkembang dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, namun
karena adanya korupsi, pembangunan sarana dan prasarana tersebut akan
terhambat sehingga akan menyebabkan ketidakpuasan dari negara pemberi
modal dan akhirnya hubungan dengan negara tersebut akan semakin
merenggang (Miftakhunajah, 2022).
3. Meningkatkan Utang Negara
Kondisi perekonomian global yang mengalami resesi melanda
semua negara termasuk Indonesia. Kondisi ini memaksa pemerintah untuk
melakukan utang untuk menutupi defisit anggaran. Korupsi makin
memperparah kondisi keuangan. Utang luar negeri terus meningkat.
Hingga September 2013, utang pemerintah Indonesia mencapai
Rp2.273,76 triliun. Jumlah utang ini naik Rp95,81 triliun dibandingkan
posisi pada Agustus 2013. Dibanding dengan utang di akhir 2012 yang
sebesar Rp1.977,71 triliun, utang pemerintah di September 2013 naik
cukup tinggi. (Miftakhunajah, 2022).
7

4. Menurunkan Pendapatan Negara


Pendapatan per kapita (PDB per kapita) Indonesia termasuk
rendah. Pada Mei 2013, berada pada angka USD 4.000. Apabila
dibandingkan dengan negaranegara maju, Indonesia tertinggal jauh. Pada
tahun 2010 saja, Luksemburg sudah mencapai USD 80.288, Qatar USD
43.100, dan Belanda USD 38.618. Pendapatan negara terutama berkurang
karena menurunnya pendapatan negara dari sektor pajak. Pajak menjadi
sumber untuk membiayai pengeluaran pemerintah dalam menyediakan
barang dan jasa publik. Pada umumnya perdagangan di daerah itu ilegal
dan tidak membayar pajak, tidak resmi, izinnya banyak dilanggar (KPK,
Tanpa tahun).
5. Menurunkan Produktivitas
Lemahnya investasi dan pertumbuhan ekonomi serta menurunnya
pendapatan negara akan menurunkan produktivitas. Hal ini akan
berdampak pada meningkatnya pengangguran. Berdasarkan data Februari,
2013, angka pengangguran terbuka usia 15 tahun ke atas adalah 5,92%
atau berdasarkan angka absolut mencapai 7.170.523 jiwa. Dibandingkan
negara maju, angka ini jauh lebi tinggi, misal Belanda 3,3% atau Denmark
3,7%. Dibanding negara tetangga, misalnya Kamboja hanya 3,5% tahun
2007, Thailand 2,l% pada 2009. Ujung dari penurunan produktivitas ini
adalah kemiskinan masyarakat akan semakin meningkat (KPK, Tanpa
tahun).

B. Dampak Korupsi terhadap Pelayanan Kesehatan.


Keberhasilan terhadap program program kesehatan tidak ditentukan
semata hanya kuantitas dari program itu sendiri, namun sedikit banyaknya
ditentukan oleh berjalannya sistem yang ada melalui kebijakan-kebijakan yang
telah ditetapkan. Kewenangan dan kekuasaan pada tahap implementasi dapat
diterjemahkan secara berbeda oleh tiap-tiap daerah dan cenderung ditafsirkan
dengan keinginan masingmasing daerah. Kondisi ini akan dapat menciptakan
8

peluang-peluang KKN yang dapat berdampak langsung maupun tidak


langsung terhadap pelayanan kesehatan masyarakat (Miftakhunajah, 2022).

Dampak korupsi di bidang kesehatan, antara lain tingginya biaya


kesehatan, tingginya angka kematian ibu, tingkat kesehatan masih buruk, dan
lain-lain. Angka kematian ibu pada tahun 2012, ternyata masih tinggi yakni
359 per 100.000 kelhiran hidup. Angka ini meningkat tajam dibanding tahun
2007, yakni 228 per 100.000 kelahiran hidup. Secara makro, angka kematian
ibu melahirkan, merupakan parameter kualitas kesehatan masyarakat pada
suatu negara (KPK, Tanpa tahun).
Laksono Trisnantoro dalam Seminar Pencegahan Korupsi di Sektor
Kesehatan yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Gadjah Mada
Fakultas Kedokteran Yogyakarta (Kagama Kedokteran) pada Rabu, 22 Mei
2013, secara khusus menyoroti dampak korupsi terhadap sistem manajemen
rumah sakit. Sistem manajemen rumah sakit yang diharapkan untuk
pengelolaan lebih baik menjadi sulit dibangun. Apabila korupsi terjadi di
berbagai level maka akan terjadi keadaan sebagai berikut:
1) Organisasi rumah sakit menjadi sebuah lembaga yang mempunyai sisi
bayangan yang semakin gelap;
2) Ilmu manajemen yang diajarkan di pendidikan tinggi menjadi tidak
relevan;
3) Direktur yang diangkat karena kolusif (misalnya harus membayar untuk
menjadi direktur) menjadi sulit menghargai ilmu manajemen;
4) Proses manajemen dan klinis di pelayanan juga cenderung akan tidak
seperti apa yang ada di buku teks.
Akhirnya, terjadi kematian ilmu manajemen apabila sebuah rumah/
lembaga kesehatan sudah dikuasai oleh kultur korupsi di sistem manajemen
rumah sakit maupun sistem penanganan klinis (Miftakhunajah, 2022).

C. Dampak Korupsi terhadap Sosial dan Kemiskinan Masyarakat


Korupsi berdampak merusak kehidupan sosial di dalam masyarakat,
kekayaan negara yang dikorup oleh segelintir orang dapat menggoncang
9

stabilitas ekonomi negara, yang berdampak pada kemiskinan masyarakat


dalam negara. Dampak pada aspek sosial di antaranya sebagai berikut.

1. Meningkatnya Kemiskinan
Korupsi dapat meningkatkan kemiskinan karena tingkat korupsi
yang tinggi dapat menyebabkan kemiskinan setidaknya untuk dua alasan.
Pertama, bukti empiris menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi berkaitan dengan tingkat pengurangan kemiskinan yang tinggi
pula. Korupsi akan memperlambat laju pengurangan kemiskinan bahkan
meningkatkan kemiskinan karena korupsi akan menghambat laju
pertumbuhan ekonomi. Kedua, ketimpangan pendapatan akan berefek
buruk terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga jumlah orang yang
menjadi miskin akan bertambah (Miftakhunajah, 2022).
2. Tingginya Angka Kriminalitas
Korupsi menyuburkan berbagai jenis kejahatan yang lain dalam
masyarakat. Semakin tinggi tingkat korupsi, semakin besar pula kejahatan.
Menurut Transparency International, terdapat pertalian erat antara jumlah
korupsi dan jumlah kejahatan. Rasionalnya, ketika angka korupsi
meningkat, maka angka kejahatan yang terjadi juga meningkat.
Sebaliknya, ketika angka korusi berhasil dikurangi, maka kepercayaan
masyarakat terhadap penegakan hukum (law enforcement) juga meningkat.
Dengan mengurangi korupsi dapat juga (secara tidak langsung)
mengurangi kejahatan yang lain. Idealnya, angka kejahatan akan
berkurang jika timbul kesadaran masyarakat (marginal detterence).
Kondisi ini hanya terwujud jika tingkat kesadaran hukum dan
kesejahteraan masyarakat sudah memadai (sufficient). Tindak kriminalitas
sendiri, antara lain dipicu oleh tingkat kemiskinan yang tinggi (KPK,
Tanpa tahun).
3. Demoralisasi
Korupsi yang merajalela di lingkungan pemerintah dalam
penglihatan masyarakat umum akan menurunkan kredibilitas pemerintah
10

yang berkuasa. Jika pemerintah justru memakmurkan praktik korupsi,


lenyap pula unsur hormat dan trust (kepercayaan) masyarakat kepada
pemerintah. Praktik korupsi yang kronis menimbulkan demoralisasi di
kalangan warga masyarakat. Kemerosotan moral yang dipertontonkan
pejabat publik, politisi, artis di media masa, menjadikan sedikitnya figur
keteladan yang menjadi role model. Apalagi bagi generasi muda yang
mudah terpapar dan terpengaruhi.
Demoralisasi juga merupakan mata rantai, dampak korupsi
terhadap bidang pendidikan, karena korupsi menyebabkan biaya
pendidikan tinggi, angka putus sekolah tinggi, banyaknya sekolah yang
rusak, dan lain-lain. Saat ini, rata-rata pendidikan penduduk Indonesia
adalah 5,8 tahun atau tidak lulus sekolah dasar (SD). Setiap tahun, lebih
dari 1,5 juta anak tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi (KPK, Tanpa tahun).

D. Dampak Korupsi terhadap Birokrasi Pemerintahan.


Upaya pemerintah mencanangkan clean government dalam upaya
memberantas korupsi di kalangan birokrasi pemerintahan, belum dapat
menjamin menanggulangi korupsi, berbagai jenis kebocoran keuangan negara
masih saja terjadi, berdampak pelayanan publik dapat terganggu. Kebocoran
keuangan negara yang paling besar di lingkungan lembaga negara adalah
melalui Pengadaan Barang dan Jasa, lemahnya pengawasan dan kurangnya
penerapan disiplin serta sanksi terhadap penyelenggara negara dalam
melaksanakan tugas-tugas negara berdampak birokrasi pemerintahan yang
buruk. Sementara itu, dampak korupsi yang menghambat berjalannya fungsi
pemerintah, sebagai pengampu kebijakan negara, dijelaskan sebagai berikut:
1) Korupsi menghambat peran negara dalam pengaturan alokasi;
2) Korupsi menghambat negara melakukan pemerataan akses dan aset;
3) Korupsi juga memperlemah peran pemerintah dalam menjaga stabilitas
ekonomi dan politik.
11

Dengan demikian, suatu pemerintahan yang terlanda wabah korupsi akan


mengabaikan tuntutan pemerintahan yang layak. Kehancuran birokrasi
pemerintah merupakan garda depan yang berhubungan dengan pelayanan
umum kepada masyarakat. Korupsi menumbuhkan ketidakefisienan yang
menyeluruh di dalam birokrasi. (Miftakhunajah, 2022).

E. Dampak Korupsi terhadap Politik dan Demokrasi

Berbicara mengenai dampak korupsi dalam sistem politik dan demokrasi


di Indonesia bahwa Korupsi di Indonesia terus menunjukkan peningkatan dari
tahun ke tahun. Tindak pidana korupsi telah meluas dalam masyarakat, baik
dari jumlah kasus yang terjadi dan jumlah kerugian negara, maupun dari segi
kualitas tindak pidana yang dilakukan semakin sistematis serta lingkupnya
yang memasuki seluruh aspek kehidupan masyarakat. Partisipasi masyarakat
sebenarnya harus ada keikutsertaan masyarakat dalam pengambilan
keputusan. Pemerintah desa sebagai ujung tombak dalam sistem pemerintahan
daerah akan berhubungan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat
(Irwan dkk 2020).
Kekuasaan politik yang dicapai dengan korupsi akan menghasilkan
pemerintahan dan pemimpin masyarakat yang tidak legitimate di mata publik.
Jika demikian keadaannya, maka masyarakat tidak akan percaya terhadap
pemerintah dan pemimpin tersebut, akibatnya mereka tidak akan patuh dan
tunduk pada otoritas mereka. Praktik korupsi yang meluas dalam politik
seperti pemilu yang curang, kekerasan dalam pemilu, money politics dan lain-
lain juga dapat menyebabkan rusaknya demokrasi, karena untuk
mempertahankan kekuasaan, penguasa korup itu akan menggunakan
kekerasan (otoriter) atau menyebarkan korupsi lebih luas lagi di masyarakat
(Setiadi, 2018).
Korupsi tidak terlepas dari kehidupan politik dan demokrasi. Rencana
anggaran yang diajukan pihak eksekutif kepada pejabat legislatif yakni pihak
DPR/DPRD untuk disetujui dalam APBN/APBD adalah berdampak politik.
Anggaran APBN/APBD yang dikucurkan ke masyarakat implementasinya
12

harus dapat dipertangungjawabkan secara accountable kepada masyarakat dan


bebas dari intervensi kepentingan pribadi maupun golongan tertentu. Pihak-
pihak yang terlibat dalam penetapan anggaran pendapatan belanja negara di
DPR kemungkinan tidak terlepas dari kepentingan politik dari masing-masing
partai yang diwakilinya. Beberapa bentuk konflik kepentingan dapat
menimbulkan suatu potensi korupsi seperti dalam bentuk kebijakan dan
gratifikasi. Indonesia merupakan negara demokrasi di mana masyarakat dapat
ikut serta dalam pengawasan terhadap jalannya pemerintahan. Upaya
pencegahan korupsi melalui pengaduan masyarakat adalah bentuk peran serta
yang harus mendapat tanggapan dengan cepat dapat dipertangungjawabkan.
Korupsi mengganggu kinerja sistem politik yang berlaku. Publik cenderung
meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang diduga terkait dengan
tindakan korupsi (Miftakhunajah, 2022).
Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam
dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik
(good governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di
pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan
perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan
menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik
menghasilkan ketidakseimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum,
korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian
prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan
bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit
legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.
(Saifuddin, 2017)

F. Dampak Korupsi terhadap Penegakkan Hukum

Penegakan hukum adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan keseriusan


tinggi, komitmen dan semangat menegakkan keadilan yang utuh. Penegak
hukum akhirnya bukanlah seorang yang sekedar digerakkan oleh pasal-pasal
dalam perundang-undangan, tetapi harus mengkontekstualisasi dan
13

mengobyektifikasi nilai-nilai yang ada dalam teks terhadap fakta-fakta yang


berkembang sehingga keberadaan teks yang mati tersebut selaras dengan
semangat konteks yang selalu dinamis, hidup dan tidak bermakna tunggal
(Ash-shidiqqi, 2020).
Korupsi dapat menimbulkan berbagai dampak dalam penegakan hukum,
diantaranya adalah sebagai berikut. Pertama, menimbulkan fungsi
pemerintahan mandul. Pada dasarnya, isu korupsi lebih sering bersifat
personal. Namun, dalam manifestasinya yang lebih luas, dampak korupsi tidak
saja bersifat personal, melainkan juga dapat mencoreng kredibilitas organisasi
tempat si koruptor bekerja (Salama, 2014). Pada tataran tertentu, imbasnya
dapat bersifat sosial. Korupsi yang berdampak sosial sering bersifat samar,
dibandingkan dengan dampak korupsi terhadap organisasiyang lebih nyata.
Selanjutnya masyarakat cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu
lembaga yang diduga terkait dengan tindak korupsi (Rachmawati, 2021).
Kedua, hilangnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga negara. Korupsi
yang terjadi pada lembaga-lembaga negara seperti yang terjadi di Indonesia
dan marak diberitakan di berbagai media massa mengakibatkan kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga tersebut hilang. Banyak informasi melalui
berbagai media tentang bobroknya penegakan hukum di Indonesia, seperti
kasus Gayus Tambunan sampai perang kepentingan di Kepolisian RI dalam
menindak praktek mafia hukum. Seharusnya suatu sistem hukum diciptakan
oleh otoritas pemerintah atas dasar kepercayaan masyarakat, dengan harapan
bahwa melalui kedaulatan pemerintah (government sovereignty), hak-hak
mereka dapat dilindungi. Dengan demikian, pemerintah menciptakan
keteraturan dalam kehidupan berbangsa serta bernegara. Sudah menjadi tugas
dari lembaga-lembaga tersebut untuk melaksanakannya, bukan sebaliknya.
(Rachmawati, 2021).
Korupsi adalah penyakit moral dan kecenderungan semakin berkembang
dengan penyebab multifaktor, lemahnya penegakan hukum mendorong
masyarakat lebih berani melakukan tindakan korupsi, sebab hukuman yang
diperoleh lebih ringan dibandingkan nilai perolehan korupsi. Pihak yudikatif,
14

eksekutif, dan legislatif, yang seharusnya banyak berperan dalam mendorong


gerakan pemberantasan korupsi malah banyak terlibat dan ikut berperan dalam
KKN, sebagai dampak dari penegakan hukum yang lemah (Miftakhunajah,
2022).

G. Dampak Korupsi terhadap Pertahanan Dan Keamanan

Korupsi terhadap peluang-peluang penyalahgunaan uang negara, yang


sangat berpengaruh terhadap persepsi masyarakat terhadap realitas kehidupan,
yang ujung ujungnya dapat menimbulkan rasa frustrasi, iri, dengki, gampang
menghujat, tidak menerima keadaan dan rapuh, dan pada ujungnya masyarakat
dapat kehilangan arah dan identitas diri serta menipisnya sikap bela negara
dalam pertahanan dan keamanan (Miftakhunajah, 2022).
Korupsi dapat berdampak pada lemahnya sistem pertahanan dan keamanan
nasional, negara yang korup dapat memiskinkan rakyat, dan rakyat yang
miskin sangat rapuh dan mudah diintervensi oleh pihak-pihak yang ingin
merongrong pemerintahan. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di
dunia, yang memiliki 13.466 pulau. Luas daratan Indonesia 1.922.570 km2
dengan jumlah penduduk terbanyak ke3 di dunia, yaitu 246.864.191 jiwa
(KPK, 2013). Jumlah TNI adalah 369.389 personel, sedangkan jumlah POLRI
387.470. Jumlah yang masih sedikit jika dibanding dengan luas pulau dan
jumlah penduduk.
Dengan demikian, sering muncul masalah-masalah hankam, baik dalam
negeri maupun yang berhubungan dengan negara tetangga. Wilayah
perbatasan sering menjadi sumber ketegangan dengan negara tetangga.
Sumber daya alam termasuk di perairan juga sering kali tidak terawasi dan
dieksploitasi oleh penduduk negara tetangga. Padahal, Indonesia merupakan
produsen ikan terbesar di dunia dengan bobot produksi sekitar 87,1 juta ton.
Jumlah yang fantastis tersebut meliputi 4,4 juta ton di wilayah tangkap
15

perairan Indonesia, sedangkan 1,8 juta ton lainnya berada di perairan Zona
Ekonomi Ekslusif/ZEE (KPK, Tanpa tahun).

H. Dampak Korupsi terhadap Kerusakan Lingkungan


Dampak kerusakan lingkungan akibat perbuatan korupsi, sekarang ini
sudah terlihat di mana-mana, bukan saja lingkungan fisik, melainkan juga
lingkungan sosial budaya. Terhadap lingkungan fisik yakni penyimpangan
terhadap anggaran pembangunan sarana-prasarana dapat memperlambat laju
pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada kemiskinan rakyat. Begitu pun
penyalahgunaan pengelolaan hutan lindung yang membuat ekosistem
terganggu, menimbulkan banjir, longsor, berdampak kerugian materi dan jiwa
pada masyarakat (Parellangi, 2020)
Pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah juga
meningkatkan aktivitas sektor-sektor ekonomi yang selanjutnya meningkatkan
emisi karbon yang dihasilkan sebagai penyebab perubahan iklim, sedangkan
kinerja industri primer kehutanan dan dana reboisasi turun dengan
pemberantasan korupsi, namun secara keseluruhan sektor kehutanan
diuntungkan dengan pemberantasan korupsi (Cahyono, dkk. 2015)
Penyalahgunaan wewenang yang berdampak terhadap lingkungan kelautan
juga terjadi, sebagai contoh adanya penyalahgunaan perizinan pengelolaan
potensi kelautan. Kasus terbaru adalah bagaimana seorang kepala daerah
memberikan izin alih fungsi lahan hutan menjadi perumahan elit kepada
sebuah perusahaan pengembang. Kebijakan kepala daerah itu jelas
membahayakan ekosistem lingkungan dan dapat menyebabkan banjir yang
berkelanjutan karena hilangnya fungsi kawasan penyangga hujan. Bukan
hanya lingkungan fisik yang berubah, lingkungan sosial juga dapat berubah
seperti penggusuran dan pengalihan penduduk yang tidak semestinya. Selain
itu, dapat pula terjadi dengan pemberian izin pendirian industri tanpa
mempertimbangkan analisa dampak lingkungan (AMDAL) secara serius
(Miftakhunajah, 2022).
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Korupsi merupakan salah satu dari sekian masalah yang mempunyai
dampak negatif terhadap perekonomian suatu negara, dan dapat
berdampak merusak sendi-sendi perekonomian negara.
2. Dampak korupsi di bidang kesehatan, antara lain tingginya biaya
kesehatan, tingginya angka kematian ibu hamil dan ibu menyusui, tingkat
kesehatan masih buruk, dan lain-lain.
3. Korupsi berdampak merusak kehidupan sosial di dalam masyarakat,
kekayaan negara yang dikorup oleh segelintir orang dapat mengguncang
stabilitas ekonomi negara, yang berdampak pada kemiskinan masyarakat.
4. Korupsi pada pemerintahan akan mengabaikan tuntutan pemerintahan
yang layak. Kehancuran birokrasi pemerintah merupakan garda depan
yang berhubungan dengan pelayanan umum kepada masyarakat. Korupsi
menumbuhkan ketidakefisienan yang menyeluruh di dalam birokrasi.
5. Korupsi mengganggu kinerja sistem politik yang berlaku. Publik
cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang diduga
terkait dengan tindakan korupsi.
6. Lemahnya penegakan hukum mendorong masyarakat lebih berani
melakukan tindakan korupsi.
7. Melemahnya sistem pertahanan dan keamanan nasional, negara yang
korup dapat memiskinkan rakyat, dan rakyat yang miskin sangat rapuh
dan mudah diintervensi oleh pihak-pihak yang ingin merongrong
pemerintahan.
8. Dampak kerusakan lingkungan akibat perbuatan korupsi, bukan saja
lingkungan fisik, melainkan juga lingkungan sosial budaya. Terhadap
lingkungan fisik yakni penyimpangan terhadap anggaran pembangunan

16
17

sarana-prasarana dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi dan


berdampak pada kemiskinan rakyat.

B. Saran

Dampak korupsi ternyata sangatlah banyak dan menyerang berbagai


bidang. Untuk menanggulangi dampak ini memang tidak mudah, tetapi kita
bisa lakukan pencegahan seperti kesadaran individu untuk menanamkan
budaya anti korupsi. Selain itu juga diperlukan aturan dan hukum yang lebih
ketat lagi untuk para pelaku korupsi agar dampak yang ditimbulkan tidak
semakin meluas dan masyarakatpun lebih takut untuk melakukan tindakan
korupsi ini. Korupsi akan bisa diberantas dan dimusnahkan jika masyarakat
dan pemerintahan sudah bisa menanamkan budaya anti korupsi ini.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Susi. 2022. Analisis Dampak Korupsi Pada Masyarakat (Studi Kasus
Korupsi Pembangunan Shelter Tsunami di Kecamatan Labuan Kabupaten
Pandeglang). Indonesian Journal of Social and Political Sciences, 3(1): 55-
76.

Ash-shidiqqi, E. A. (2020). Meneropong Ilmu Hukum Profetik: Penegakan


Hukum yang Berketuhanan. Amnesti: Jurnal Hukum, 2(1), 38.

Cahyono, S.A, dkk. 2015. Dampak Pemberantasan Korupsi Terhadap


Perekonomian, Emisi Karbon Dan Sektor Kehutanan Indonesia. Jurnal
Manusia dan Lingkungan, 22(3): 388-397.

Irwan, A. dkk. 2020. Buku Kepemimpinan Adam Irwan 2020. CV. QIARA
MEDIA.

Komisi Pemberantasan Korupsi. 2013. Semua Bisa Beraksi. Jakarta: Komisi


Pemberantasan Korupsi.

Komisi Pemberantasan Korupsi. Tanpa tahun. Aksi Pencegahan dan


Pemberantasan Korupsi: Sosialisasi Budaya Anti Korupsi. Jakarta: Komisi
Pemberantasan Korupsi.

Miftakhunajah, A. & Hapsari, M.S. 2022. Modul 7: Dampak dan Bahaya


Korupsi. Yogyakarta: Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.

Mulyadi, Lilik. 2000. Tindak Pidana Korupsi (Tinjauan Khusus Terhadap Proses
Penyidikan, Penuntutan, Peradilan Serta Upaya Hukumnya Menurut
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999). Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Parellangi, A., Gasma, A., dkk. 2020. Modul Pendidikan Budaya Antikorupsi Di
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

18
19

Puspito, N.T., Kurniadi, Y., dkk. 2018. Pendidikan Antikorupsi untuk Perguruan
Tinggi Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi.

Rachmawati, A. M. 2021. Dampak Korupsi dalam Perkembangan Ekonomi dan


Penegakan Hukum di Indonesia. Eksaminasi: Jurnal Hukum, 1(1) : 12-19

Ruslin. 2017. Dampak dan Upaya Pemberantasan Serta Pengawasan Korupsi di


Indonesia. Jurnal Fakultas Hukum Universitas Yos Soedarso Surabaya.

Saifuddin, Bandaharo. 2017. Dampak Dan Upaya Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi Di Indonesia. Jurnal Warta Universitas Dharmawangsa, 52(1):
1829 – 7463

Salama, N. (2014). Motif dan Proses Psikologis Korupsi. Jurnal Psikologi, 41(2),
149.

Setiadi, Wicipto. 2018. Korupsi Di Indonesia (Penyebab, Bahaya, Hambatan dan


Upaya Pemberantasan, Serta Regulasi). Jurnal Legislasi Indonesia 15(3):
249-262.

Widiastuti, T. W. (2009). Korupsi dan Upaya Pemberantasannya. Jurnal Wacana


Hukum, 8(2), 107–118.

Anda mungkin juga menyukai