Anda di halaman 1dari 8

ORBITH VOL. 11 NO.

3 NOVEMBER 2015 : 153 – 160

CUACA PANAS BERPENGARUH TERHADAP TERJADINYA


KEBAKARAN DI PERUMAHAN PADAT PENDUDUK

Oleh : Amir Subagyo


Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang
Jln. Prof.Soedarto SH, Tembalang, Semarang

Abstrak

Kebakaran rumah khususnya di perumahan padat penduduk atau gedung perkantoran sering sekali
terjadi pada musim kemarau atau pada kondisi cuaca panas. Udara kering, kurangnya kelembaban
menyebabkan bahan-bahan bakar disekitar titik api dan oksigen yang cukup memudahkan tersulutnya
bahan bakar menjadi nyala api. Kebakaran terjadi karena tiga unsur yakni bahan bakar, panas dan
oksigen. Cuaca yang panas dan kering mempercepat terjadinya penjalaran api, sehingga sulit untuk
diatasi karena terjadinya kebakaran melalui tiga fase, fase penyalaan dan pertumbuhan,fase
pembakaran dan fase surut. Mengatasi kebakaran sangat sulit jika terjadi pada fase pembakaran dalam
kondisi puncak, dan pada daerah yang luas terjadinya bisa bersamaan dan bergantian sehingga sulit
untuk memadamkan nyala api. Daerah dengan jalan yang sempit dan kurang tersedianya bahan
pemadam api menjadikan operasi pemadaman menjadi sulit, sehingga kebakaran menjadi meluas dan
membesar. Bagaimanapun kebakaran menyebabkan kerugian materiil dan imateriil. Mitigasi bencana
kebakaran menjadi penting, untuk itu kesiapan masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan dalam
menghadapi kejadian ini. Pemicu kebakaran sebagian besar disebakan karena hubungsingkat arus
listrik, penggunaan listrik yang kurang baik dan kurangnya pemeliharaan dan pengontrolan peralatan
listrik.
Kata kunci : Cuaca panas, kebakaran ,hubung singkat arus listrik.

1. Pendahuluan kerugian materi, gangguan terhadap


Kejadian kebakaran yag sering terjadi akhir- kelestarian lingkungan, terhentinya proses
akhir ini menjadi berita utama dan menjadi produksi barang serta jasa, serta bahaya
menu utama dalam berita yang kita simak terhadap keselamatan jiwa manusia.
dan tonton sehari-hari. Belum berakhir Kebakaran yang terjadi di permukiman
berita kebakaran perumahan ,pertokoan, padat penduduk bisa menimbulkan akibat-
pasar industri sudah disusul dengan akibat sosial, ekonomi dan psikologi yang
kejadian kebakaran yang tak kalah luas.
hebohnya, yakni kebakaran hutan. Bahkan
kebakaran hutan tingkatnya sudah hampir Kebakaran di lingkungan perumahan,
menjadi kategori bencana nasional. Tingkat gedung tinggi, pertokoan dan industri sering
kebakaran hutan sudah sangat mengganggu berakibat fatal akibat sulitnya upaya
di negara kita Indonesia dan negara pemadaman. Tiadanya fasilitas jalan yang
tetangga . Dampaknya bukan saja berimbas memadai (jalan sempit), air yang tersedia,
pada masalah ekonomi dan politik, tetapi alat pemadam api yang tersedia dan
juga mengganggu dan berdampak buruk kurangnya tenaga pemadam yang
bagi kesehatan masyarakat. Sudah puluhan profesional dan mumpuni menjadikan
bahkan ratusan ribu orang yang terkena proses pemadaman berjalan dengan lambat
dampak kabut asap akibat terjadinya dan lama. Kebakaran menghasilkan awan
kebakaran hutan. Bahkan negara tetangga asap yang menimbulkan gangguan
sudah menyampaikan nota protes dan juga pernapasan dan kesehatan secara umum.
memberikan bantuan dukungan untuk Kebakaran di lingkungan industri dapat
mengatasi kebakaran tersebut. mengakibatkan stagnasi usaha dan kerugian
investasi.
Kebakaran bagaimanapun senantiasa
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, Oleh karena itu aspek penanggulangan
baik menyangkut kerusakan harta benda, kebakaran dan terutama pencegahan

153
Cuaca Panas Berpengaruh Terhadap Terjadinya Kebakaran Di Perumahan......Amir Subagyo

kebakaran baik di bangunan maupun di merupakan pembunuh terbesar. Sebanyak


industri merupakan suatu hal yang mutlak 72% korban kebakaran diakibatkan oleh
harus dilakukan. Hal ini menjadi semakin asap.
penting dan bersifat strategis dengan
mengingat kondisi saat ni yang ditandai Api tumbuh secara bertahap, dari mulai
dengan meningkatnya kebakaran baik menyala, membesar, menghasilkan gas dan
secara kuantitas maupun kualitasnya.Tidak asap dari bahan yang terbakar, dan bila
ada data statistik tahunan yang resmi tidak dikontrol, ia akan mencapai tahap
dikeluarkan tentang kejadian kebakaran di maksimal yang menghanguskan serta
Indonesia. membahayakan keselamatan jiwa. Secara
teknis, perkembangan api di dalam ruangan
2. Kebakaran dan Dampaknya tertutup dapat dibagi menjadi 3 tahap yakni
Terjadinya kebakaran tidak lepas dari teori tahap penyalaan dan pemtumbuhan, tahap
timbulnya api. Api adalah persenyawaan pembakaran dan tahap surut. Dalam suatu
antara suatu bahan/bahan bakar dengan proses pembakaran, tidak semua tahap
oksigen pada temperatur tertentu ,prosesnya perkembangan api akan selalu terlalui, atau
timbul nyala, suara dan cahaya, proses pembakaran mencapai semua tahap
sebagaimana ditunjukkan dalam persamaan (lima tahap tersebut diatas). Hal tersebut
berikut: Bahan bakar + oksigen (di udara) sangat tergantung dari kualitas dan
CO2 + CO + kalor + cahaya.. Jadi kapasitas tiga unsur pembentukan api. Api
kebakaran sebenarnya adalah kondisi dapat dijelaskan sebagai hasil reaksi cepat
natural akibat persentuhan bahan bakar dari material terbakar, oksigen dan energi
(fuel), oksigen dan panas atau kalor. awal. Ketiga unsur tersebut adalah yang
membentuk api.
Kebakaran dapat dilihat berdasarkan
kondisi di mana lokasi sumber api berada . Komposisi dari ketiga unsur inilah yang
Pada umumnya kebakaran terjadi berawal menentukan tahap proses pembakaran
dari dalam suatu ruangan, yang sering berlangsung. Suhu penyulutan dimaksudkan
disebut sebagai kebakaran dalam ruangan sebagai tingkatan energi bahan untuk
tertutup (compartmentfire). Sifat kimia dan terbakar pada temperatur bakarnya.
fisika yang terjadi saat penyulutan, Terperatur bakar yaitu temperatur terendah
dilanjutkan dengan pembakaran saat bahan bakar mulai terbakar. Atau bisa
(combustion) ditambah dengan tersedianya diartikan bahwa bahan material mudah
beban api (fire load) dengan kuantitas yang terbakar bila temperaturbakar material
cukup, dimensi ruangan serta faktor tersebut relatif rendah.
ventilasi yang menunjang,maka kebakaran
meningkat intensitasnya, ditandai dengan
kecepatan penjalaran dan panas yang tinggi
dalam waktu yang relatif singkat.

Kebakaran dalam ruangan bisa mengarah


kepada terjadinya flashover dengan
temperatur ruangan mencapai 500 C di atas
ambient dalam waktu kurang dari 5
menit,atau ledakan asap (backdraft) apabila
ruangan yang minim ventilasi tetapi cukup
tahan terhadap tekanan yang timbul akibat
kebakaran. Kedua fenomena tersebut harus
diwaspadai karena bisa berakibat Gambar 1. Kurva Kebakaran
fatal.Menurut NFPA (USA) asap

154
ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 2015 : 153 – 160

Karakteristik pertumbuhan dan penyebaran langsung, yang dapat diklasifikasin sebagai


api, sama seperti penyalaan api, kecepatan berikut :
penyebaran, dan pemancaran panas, asap a. Bahaya langsung : terkena api,tersengat
dan gas berbahaya, ditentukan oleh banyak temperature tinggi,keracunan asap
faktor antara lain : kondisi geometris b. Bahaya tidak langsung: terluka
ruangan , bukaan yang ada ,sumber isi, kejatuhan benda,terjatuh saat
jarak antara sumber api dengan material menyelamatkan diri, panik,stress,shock
yang terbakar, karakteristik dari material serangan psikologis.
interior, tipe dan volume material, kondisi
dan penataan ruangan 4. Lingkungan Kebakaran
Dalam peristiwa kebakaran yang terjadi,
timbulnya nyala api, besarnya dan
kecepatan perambatan pembakaran dan
kemungkinan timbulnya ledakan sangat
tergantung sekali pada letak dimana titik api
terjadi dan media dimana titk api tersebut
berasal. Sebagai contoh pada cuaca dan
suhu yang panas terjadi suatu percikan
bunga api listrik pada tempat yang lembab,
tidak ada gas tertentu yang bisa
menyebabkan ledakan maka kecil
Gambar 2. Konsep Segitiga Api (Borrow) kemungkinan pada tempat tersebut terjadi
kebakan, namun sebaliknya jika terjadi pada
Api dengan cepat berkembang besar melalui tempat tersebut kering dan kemungkinan
konveksi, dan kemudian menyebar secara ruang tersebut ruang penyimpanan gas (
lateral terus ke langit-langit bila ruangan bisa juga di dapur) maka seketika itu juga
terbatas. Sesuatu yang terbakar, disamping bisa terjadi peristiwa ledakan dan
menghasilkan gas, juga asap dan panas. kebakaran. Dalam PUIL 2000 ( Persyaratan
Panas gas yang timbul pada peristiwa Umum Instalasi Listrik Indonesia 2000)
0 0
kebakaran, bisa mencapai 650 C – 950 C. sebelum instalasi listrik dipasang perlu
Salah satu fenomena khas terjadi pada dilihat dan dipertimbangkan tentang ruang
peristiwa kebakaran adalah terjadinya yang akan dipasang instalasi listriknya.
“flashover”, dimana api tiba-tiba membesar Apakah rung tersebut kategori ruang
dengan nyala yang besar pula. berbahaya atau tidak, termasuk pemasangan
dalam atau luar, dalam tanah atau diatas
3. Bahaya Kebakaran tanah dan sebagainya, tujuannya adalah
Ada dua jenis bahaya yang ditimbulkan untuk menentukan perlengkapan dan
sebagai akibat dari terjadinya kebakaran peralatan serta bahan apa yang sesuai untuk
yaitu kerugian material dan keselamatan dipasang pada ruang tersebut.
jiwa manusia. Beberapa aspek
penyelamatan sebenarnya lebih diarahkan Dalam PUIL 2000 ruangan dikategorikan
dan diprioritaskan pada penyelamatan jiwa menjadi 12 (duabelas) yakni :
manusia terlebih dahulu, untuk kemidian a. (n) ruang kering
meminimalkan kerugian pada tahap b. (l) ruang kerja listrik
berikutnya. Sehingga pada prinsipnya, c. (lk) ruang kerja listrik terkunci
konsep penanggulangan kebakaran (fire d. (d) ruang berdebu
safety) yang utama adalah penyelamatan e. (blg) ruang dng. bahaya kebakaran dan
jiwa manusia. Peristiwa kebakaran yang ledakan gas
sering mengancam jiwa manusia adalah f. (bld) ruang dng. bahaya kebakaran dan
dapat secara langsung maupun tidak ledakan debu

155
Cuaca Panas Berpengaruh Terhadap Terjadinya Kebakaran Di Perumahan......Amir Subagyo

g. (bks) ruang dengan bahaya kebakaran suatu daerah akan menimbulkan keragaman
serat nilai unsur-unsur cuaca, selain itu pada
h. (ko) ruang dengan gas, uap atau debu umumnya juga dijumpai kekhasan vegetasi
yang korosif di suatu daerah. Topografi juga berperan
i. (lb) ruang lembab dan basah cukup penting pada proses penyebaran
j. (p) ruang sangat panas aerial fire, kelerengan yang terjal akan
k. (k) ruang kerja kasar mempercepat penyebaran aerial fire. Akan
l. (r) ruang radiasi tetapi ketika terjadi anomali cuaca seperti
angin yang bertiup dengan kencang akan
Dari keduabelas ruang tersebut jika terjadi mampu membuat pengaruh topografi di
kebakaran efek yang timbul bisa berbeda- suatu daerah tidak lagi mendominasi
beda, dan satu ruang bisa memiliki lebih penyebaran aerial fire. Cuaca menentukan
dari satu kategori. kebakaran seperti apa yang terjadi,
kecepatan penyebaran api,tingkat kerusakan
Kebakaran yang telah terbentuk akan saling aktual yang ditimbulkan,serta tingkat
berinteraksi dengan lingkungan di kesulitan dalam pengendalian kebakaran,
sekitarnya. Countryman (1972) menuliskan singkatnya cuaca menentukan level dari
hubungan antara lingkungan dengan kebakaran yang terjadi.
kebakaran yang terjadi. Konsep tersebut
menggambarkan kondisi lingkungan sekitar Ketika tidak dijumpai bahan bakar,
yang mempengaruhi, merubah, dan kebakaran memang tidak akan pernah
menentukan perilaku api yang terjadi. terjadi. Akan tetapi ketersediaan bahan
Perilaku api didefinisikan oleh De Bano bakar saja tidak bisa menjamin terjadinya
(1998) sebagai suatu respon atau kebiasaan kebakaran. Meskipun di suatu daerah
api yang terbentuk sebagai hasil interaksi terdapat bahan bakar yang berlimpah,
api dengan lingkungannya. Baik misalnya dijumpai timbunan sisa hasil
Countryman (1972) maupun De Bano penebangan hutan, akan tetapi ketika pada
(1998) menyatakan kondisi dan perubahan periode tersebut daerah itu senantiasa
komponen-komponen lingkungan sekitar diguyur hujan maka lazimya di daerah tadi
akan mempengaruhi kebakaran. kebakaran pada periode itu tidak akan
Komponen–komponen utama dari terjadi.
lingkungan tersebut terdiri atas kondisi Kontrol terhadap bahan bakar relatif lebih
cuaca, topografi, dan bahan bakar. Interaksi mungkin dan mudah untuk dilakukan
ketiganya dengan kebakaran yang ada juga daripada tindak pengendalian unsur-unsur
akan menentukan karakteristik dan perilaku cuaca. Berbeda dengan hal tersebut, unsur-
dari kebakaran. Bahan bakar, topografi, unsur cuaca kondisinya dapat berubah
cuaca dan interaksi ketiganya merupakan secara drastis dalam hitungan hari, jam
tiga buah komponen lingkungan yang bahkan dalam hitungan menit. Perubahan
sangat mempengaruhi perilaku kebakaran. unsur cuaca tadi akan mempengaruhi
Bahan bakar menentukan potensi kondisi bahan bakar, ataupun kondisi
penyebaran api, potensi kerusakan yang kebakaran itu sendiri baik secara langsung
dapat terjadi, serta potensi hambatan dalam atau tidak (Brown dan Davis, 1975).
pengendalian kebakaran. Topografi suatu Chandler (1983) menyatakan cuaca dan
wilayah pada umumnya memiliki kondisi iklim mempengaruhi kebakara n melalui
yang relatif lebih konstan. Secara alamiah beberapa cara sebagai berikut:
kondisi topografi akan berperan dalam a. Iklim menentukan jumlah total bahan
penentuan kondisi iklim di suatu wilayah. bakar yang tersedia.
Topografi merupakan salah satu faktor b. Iklim menentukan selang waktu dan
pengendali unsur-unsur iklim dan cuaca. level dari musim kebakaran.
Perbedaan ketinggian, aspek dan kelerengan

156
ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 2015 : 153 – 160

c. Cuaca menentukan kadar menurut ruang ataupun waktu. Keragaman


air/kelembaban bahan bakar dan radiasi menurut ruang disebabkan oleh
kemudahan bahan bakar untuk terbakar. perbedaan letak lintang dan kondisi
d. Cuaca mempengaruhi proses pengapian atmosfer di suatu daerah. Keragaman
dan penyebaran bahan bakar penerimaan radiasi matahari menurut waktu
terjadi karena adanya perbedaan sudut
5. Kondisi Atmosfer dan Kebakaran dating dari radiasi matahari, dan jarak
Cuaca adalah keadaan fisis atmosfer dan antara bumi dengan matahari pada saat
perubahannya di suatu tempat tertentu bumi berevolusimengelilingi matahari pada
dalam selang waktu yang relatif pendek. orbitnya yang berbentuk elips. Perbedaan
Atmosfer sendiri dapat didefinisikan jarak tersebut membuat perbedaan
sebagai lapisan gas atau campuran gas yang kerapatan fluks radiasi matahari yang
menyelimuti dan terikat pada bumi oleh sampai di permukaan bumi yang besarnya
gaya gravitasi bumi. Campuran gas tersebut sebanding dengan perbandingan kuadrat
dinamakan udara. Di dalam atmosfer jarak antara bumi dan matahari. Perbedaan
terdapat udara kering, uap air,dan aerosol. sudut datang akanmengakibatkan perbedaan
Gas–gas lain yang membentuk udara kering selang waktu penerimaan radiasi matahari.
di atmosfer kadarnya sangat kecil dalam hal Selang waktu penerimaan radiasi matahari
ini campuran udara kering dan uap air tidak juga dipengaruhi oleh tingkat penutupan
jenuh dikenal sebagai udara lembab. awan di atmosfer, serta perbedaan tempat
Meskipun kadar uap air di udara sangat menurut letak lintang.
kecil, uap air memainkan peranan yang
penting di dalam proses termodinamika.
Dalam kisaran suhu atmosfer, uap air dapat
berubah fasa menjadi cair, atau padat. Uap
air masuk ke atmosfer dari permukaan bumi
melalui penguapan air di permukaan bumi,
ataupun melalui transpirasi yang terjadi
pada tanaman. Jika mengalami pendinginan,
uap air berubah fasa menjadi padat (es), dan
membentuk awan atau kabut yang
kemudian turun kepermukaan sebagai
gerimis, hujan, hujan deras, salju, ataupun Sumber: http://www.clas.ufl.edu.
batu es. Tidak jarang perubahan fasa uap air Gambar 3. Distribusi radiasi matahari pada
terjadi di permukaan bumi dan membentuk bumi
embun atupun embun beku. Atmosfer dapat
dibagi menjadi lapisan lapisan yang berbeda Dalam skala mikro jumlah radiasi matahari
berdasarkan perbedaan suhu pada berbagai yang diterima dipengaruhi oleh factor
ketinggian. topografi lahan seperti faktor arah
kelerengan/aspek, dan ketinggian lahan
Gambar 5 Distribusi radiasi matahari pada (Handoko, 1993). Perbedaan penerimaan
sistem bumi-atmosfer. Geiger (1959) radiasi matahari mengakibatkan perbedaan
menyatakan radiasi matahari yang sampai di pemanasan permukaan bumi. Fuller (1991)
permukaan bumi, nilainya hanyalah menyatakan perbedaan pemanasan oleh
setengah dari radiasi matahari yang diterima matahari pada permukaan bumi berperan
di puncak atmosfer. Sebagian dari radiasi dalampembentukan keragaman iklim yang
matahari tersebut akan diserap, dan memberikan kontribusi pada bahaya
dipantulkan kembali ke angkasa luar oleh kebakaran hutan karena bersama dengan
atmosfer bumi. Penerimaan radiasi matahari angin penyinaran matahari memegang
di permukaan bumi sangat bervariasi peranan yang penting pada perubahan suhu

157
Cuaca Panas Berpengaruh Terhadap Terjadinya Kebakaran Di Perumahan......Amir Subagyo

dan pengeringan bahan bakar. Jumlah panas b. Beban listrik terlalu besar
yang dapat dikandung oleh suatu benda Beban listrik yang terlalu besar hingga
tergantung dari kapasitas panas benda melampaui kapasitasnya dapat
tersebut menyebabkan kerusakan pada peralatan
seperti kabel,sambungan kabel, stop
6. Pemicu terjadinya kebakaran. kontak,motor listrik dan lain=lain, hal
Pemicu terjadinya kebakaran pada tersebut dapat menyebabkan terbakarnya
bangunan di Indonesia pada umumnya perlengkapan listrik dan peralatan listrik itu
disebabkan karena manusia itu sendiri atau sendiri.
pemasangan dan penggunaan alat yang
tidak benar atau sebab lain yang belum c. Perlengkapan dan bahan listrik tidak
jelas.Ada beberapa sebab yang sering standart
menjadi pemicu terjadinya kebakaran : Perlengkapan listrik dan peralatan listrik
tidak standart sering menjadi pemicu
a. Hubung singkat arus listrik terjadinya kebakaran pada tempat
Banyak peristiwa kebakaran dan peledakan tinggal,disebabkan pembuatannya tidak
sebagai akibat dari kesalahan listrik. sempurna karena tidak memenuhi standart
Peristiwa ini memberikan akibat yang jauh peralatan dan perlengkapan listrik sesuai
lebih fatal dari pada peristiwa sengatan yang disyaratkan,
listrik karena akibat yang ditimbulkannya
biasanya jauh lebih hebat. Akibat ini tidak
terbatas pada jiwa namun juga pada harta
benda. Lebih-lebih lagi bila melibatkan zat
berbahaya, maka tingkat bahayanya juga
akan merusak lingkungan. Oleh karena itu,
peristiwa semacam ini harus dicegah.

Hubung singkat arus listrik terjadi antara :


a) Penghantar fase dengan penghantar
fase Gambar 5. Kabel tidak standart mudah
b) Penghantar fase dengan penghantar rusak
netral.
c) Penghantar fase dengan tanah. d. Penggunaan peralatan listrik yang tidak
d) Penghantar fase dengan badan baik/tidak terkontrol.
peralatan. Peralatan dan perlengkapan listrik harus
sering dicek dan dikontrol serta dirawat
dalam periode waktu tertentu , hal ini
dilakukan untuk menghindari hubung
singkat atau kebocoran arus listrik yang
dapat menimbulkan kebakaran. Pengujian
isolasi instalasi listrik secara periodic juga
juga penting dilakukan untuk mengetahui
tingkat kebocoran arus listrik.

Penggunaan peralatan listrik seyogyanya


juga harus disesuaikan dengan kemampuan
alat listrik yang digunakan, karena
Gambar 4. Terjadinya hubung pendek arus penggunaan yang tidak sesuai dan
listrik semestinya dapat merusakkan atau
menimbulkan bahaya kebakaran.

158
ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 2015 : 153 – 160

e. Lampu minyak/kompor minyak/gas j. Sambaran petir.


Sudah tidak terhitung lagi terjadi kebakaran Lightning attachment

akibat lampu minyak, kompor minyak dan


ledakan kompor gas yang kita dengar,
apalagi saat pergantian kompor minyak ke
kompor gas. Minimnya sosialisasi
penggunaan kompor gas dan kurang
mengetahuinya masyarakat pengguna
tentang karakteristik dan sifat-sifat gas serta
tidak sempurnanya desain kompor After NOACK

menyebabkan terjadinya ledakan gas Gambar 6. Peristiwa terjadinya sambaran


petir di bumi
f. Lilin
Peristiwa terjadinya kebakaran akibat lampu Terjadinya sambaran petir sangat sering
lilin sebenarnya terjadi akibat penggunaan terjadi, sehari bisa mencapai ribuan kali dan
yang tidak baik dan teledor atau kurang ini adalah peristiwa alami yang berulang-
hati-hati. Tatakan lilin terbuat dari bahan ulang sejak dunia ada. Sambaran petir
yang mudah terbakar atau lilin yang merupakan pperistiwa yang khas, berupa
terguling sering menyebabkan terjadinya aliran listrik yang mengalir dari awan
kebakaran. menuju ke bumi. Sambaran petir walaupun
kejadiannya sangat singkat sekali tetapi
g. Puntung rokok jika mengenai media yang mudah terbakar
Membuang puntung rokok sembarangan akan memicu terjadinya kebakaran. Oleh
sering menyebabkan terjadinya kebakaran , karena itu rumah/bangunan yang tinggi
oleh karena itu membuang punting rokok sering dipasang penyalur petir.
pada tempat yang sudah ditentukan atau
mematikan api puntung rokok setelah 7. Penutup
sebelum dibuang sangat dianjurkan. Tak 7.1. Kesimpulan
kalah pentingnya adalah adanya larangan Kebakaran dapat terjadi setiap saat ,bisa
membuang puntung rokok disembarang pagi, siang,sore maupun malam hari.
tempat , selain menjaga terjadinya bahay Pemicu kebakaran manusia bisa tahu dan
kebakaran juga untuk menjaga kebersihan. bisa mengendalikannya atau dapat
mengurangi resiko dan tingkat bahayanya,
h. Kembang api/mercon namun kebakaran terjadi karena oleh sebab
Kembang api, mercon bahan peledak ikan yang belum diketahui walaupun secara
baik dalam pemakain dan pembuatannya teoritis bisa diterangkannya. Faktor cuaca
sering sekali menjadi pemicu kebakaran, dan iklim sangat mempengaruhi timbulnya
walaupun pembuatannya maupun kebakaran oleh sebab terjadinya kebakaran
pemakaiannya sudah sangat hati-hati. karena adanya tiga unsure yakni panas,
energi dan oksigen. Cuaca yang panas dan
i. Tungku kayu bakar udara kering sering berpengaruh terhadap
Proses pembakaran mengggunakan tungku terjadinya kebakaran.
kayu bakar, sering menyebabkan kebakaran,
lebih disebabkan karena keteledoran Pemicu kebakaran disebabkan karena
pemakainya; pengontrolan yang kurang dan adanya titik api yang dipicu oleh arus
membiarkan atau meninggalkan bara api hubung pendek listrik,kebocoran listrik,
setelah digunakan menjadi penyebab utama sambaran petir, penggunan dan
timbulnya kebakaran. pemeliharaan alat listrik yang tidak baik,
penggunaan bahan dan perlengkapan
instalasi yang tidak standart dan
pengendalian serta pemakaian lilin ,kompor

159
Cuaca Panas Berpengaruh Terhadap Terjadinya Kebakaran Di Perumahan......Amir Subagyo

minyak, tungku dan gas yang tidak baik NFPA-5000. (2003). Building Construction
serta membuang punting rokok and Safety Code. National Fire
sembarangan.Kondisi ruang dimana Protection Association,
instalasi listrik terpasang juga akan Batterymarch Park, Quincy
menentukan timbulnya kebakaran, oleh Suharso, Kol Art.,(1997) Tantangan
karena itu perlu diperhatikan kategori ruang Penaggulangan Kebakaran di
dimana instalasi akan dipasang sesuai PUIL Wilayah Jakarta , Seminar Teknologi
2000, mengingat sebagian besar terjadinya dan Manajemen Proteksi Kebakaran
kebakaran pada rumah disebabkan karena , Jakarta
arus hubung singkat. Sumardjati,Prih dkk (2008), Teknik
Pemanfaatan Tenaga Listrik I, Jakarta
Bagaimanapun juga kebakaran suatu ,Depdikbud
peristiwa yang tidak inginkan bersama Yoga, Dwi .(2006)Kajian Tingkat Bahaya
karena dapat menyebabkan kerugian Kebakaran Menggunakan Sistem Fire
material maupun imaterial. Weather Index,Bogor,IPB
Wardhani Y. 2001. Pengaruh bahan bakar
7.2. Saran terhadap laju penjalaran api pada
Dalam cuaca dan udara panas dalam kebakaran terkendali.Bogor,IPB
lingkungan perumahan yang padat -----(2000). Persyaratan Umum Instalasi
hendaknya selalu berhati-hati khususnya Listrik Indonesia 2000. Jakarta. LIPI
berkaian dengan penggunaan listrik, Http://www.clas.ufl.edu[2 Januari 2000].
menyalakan lilin, kompor gas, kompor Http://www.nrfa.fire.org.nz/fire_weather
minyak dan membuang puntung rokok serta
saat membakar sampah, Usahakan alat alat
pemadam api, sehingga begitu timbul nyala
api langsung bisa dipadamkan, tidak sampai
menjalar kemana-mana. Jika
memungkinkan usahakan ada jalan yang
bisa dilalui kendaraan agar jika terjadi
kebakaran pertolongan dapat segera
dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Chandler C, Williams D.( 1983.) Fire
in forestry, Vol. 1. Forest fire
behaviour and effects. California
De Bano LF, Neary DG, Foiliot PF.(
1998)Fire effect on ecosystems. New
York.John Wiley&Sons,
Fuller M. 1991. Forest fire: An introduction
to wildland fire behavior,
management, fire fighting and
prevention. NewYork, John Wiley &
Sons, Inc. New York.
Geiger R. 1959. The climate near the
ground. Massachusetts,Harvard
University Press.
Handoko. 1995. Klimatologi Dasar.Jakarta
PT Dunia

160

Anda mungkin juga menyukai