LAPORAN GENERAL Didin
LAPORAN GENERAL Didin
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan praktik kerja industri (PRAKERIN) adalah sebuah
pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha atau dunia
lapangan yang relevan dengan kompetensi keahlian yang dimilikinya
masing masing, dalam upaya meningkatkan mutu sekolah menengah
kejuruan (SMK) dan juga menambah bekal untuk masa masa mendatang
guna memasuki dunia kerja yang semakin banyak serta ketat dalam
persaingannya saat ini, selain itu dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, banyak peralatan baru yang diciptakan guna
menunjang banyaknya permintaan produksi barang atau jasa yang
menimbulkan perubahan mendasar untuk mendapatkan pekerjaan,
sehingga tenaga kerja dituntut bukan hanya memiliki kemampuan teknis
belaka, tetapi juga harus lebih fleksibel dan berwawasan lebih luas,
inovatif serta didukung dengan ketrampilan yang kompeten, maka dengan
adanya kegiatan prakerin siswa dan siswi dapat mengasah dan juga
mengimplementasikan materi yang didapatkannya di sekolah langsung ke
dunia usaha atau dunia industri yang relevan dengan kemampuannya
masing-masing.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
1. Menyiapkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional sesuai
dengan tuntutan kualitas tenaga kerja Dunia Usaha dan Dunia Industri.
2. Mempersiapkan siswa untuk belajar secara mandiri,bekerjasama
dalam suatu tim dan mampu mengembangkan keahlian dan
ketrampilannya sesuai dan bakatnya masing-masing.
3. Meningkatkan kualitas kepribadian siswa,sehingga mereka mampu
berinteraksi,berkomunikasi dan memiliki rasa tanggung jawab serta
disipin yang tinggi.
4. Memberi kesempatan bagi siswa yang memiliki potensi untuk menjadi
tenaga kerja yang terampil,produktif dan beretos kerja tinggi di DU/DI
1
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Bagi siswa,program prakerin mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Mendapatkan pendidikan dan pelatihan serta pengalaman kerja yang
sesunggunya.
2. Memiliki kemampuan ,keahlian dan ketrampilan kerja
yangprofesional sesuai dengan standar DU/DI.
3. Meningkatkan rasa percaya diri yang akan mendorong untuk
meningkatkan keahlian dan ketrampilan.
4. Mendapatkan kesempatan untuk belajar/magang di DU/DI tanpa
dibebani biaya pendidikan dan pelatihan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas
privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.
C. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
bhkan tindakan yang diberikankan, sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
D. Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan
serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan
sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai
dengan kebutuan klien.
E. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi
dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat
dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
F. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi
tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
G. Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan
mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis
dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.
4
2.3 Kompetensi Asistensi Keperawatan
5
a. Menjelaskan proses transmisi kuman
b. Transmisi kuman dan cara penularan
mikroorganisme
c. Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi proses infeksi
d. Menjelaskan infeksi nosokomial
e. Menjelaskan pencegahan infeksi
f. Menjelaskan cuci tangan dengan benar
g. Menggunakan alat pelindung
4. KES.VK02.001.01 Melakukan personal hygiene kepada klien
atau pasien
Tujuan :
a. Menjaga kebersihan tubuh
b. Mencegah kebersihan terjadinya
infeksi akibat kebersihan kulit yang
kurang
c. Memperlancar sistem peredaran darah
d. Menambah kenyamanan
5. KES.VK02.002.01 Melakukan perawatan pirenium ( vulva
hygiene)
Tujuan :
a. Menjaga kebersihan perineum dan
daerah sekitarnya
b. Mencegah dan meringankan infeksi
c. Memberikan rasa nyaman
d. Mengevaluasi pengeluaran sekresi
perineal (lochea, vaginal discharge)
6. KES.VK02.003.01 Menyiapkan tempat tidur sebagai bagian
dari asuhan keperawatan
Tujuan :
a. Mempersiapkan tempat tidur pasien
6
yang siap untuk dipakai setiap ada
pasien baru
b. Memberikan kenyamanan dan
keamanan pada pasien baru
7. KES.VK02.004.01 Membersihkan alat-alat keperawatan
Tujuan :
a. Menganalisis proses atau cara
membersihkan alat-alat keperawatan
b. Membersihkan alat-alat keperawatan
baik stenlis maupun catheter
8. KES.VK02.005.01 Melakukan perawatan setelah klien atau
pasien meninggal dunia
Tujuan :
a. Penghormatan terhadap jenazah
b. Jenazah dalam keadaan bersih
9. KES.VK02,.006.01 Memasang buli-buli panas
Tujuan :
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Mengurangi rasa sakit
c. Merangsang peristaltik
10. KES.VK02.007.01 Memasang kirbat es
Tujuan :
a. Mencegah peradangan meluas
b. Mengurangi kongesti
c. Mengurangi perdarahan setempat
d. Mengurangi rasa sakit pada daerah
setempat
11. KES.VK02.008.01 Mengukur tanda-tanda vital
Tujuan :
a. Mengetahui denyut nadi (irama,
frekuensi dan kekuatan)
b. Menilai kemampuan kardiovaskuler
7
c. Mengetahui frekuensi, irama dan
kedalaman pernafasan
d. Menilai kemampuan fungsi pernafasan
e. Mengetahui nilai tekanan darah
f. Mengetahui suhu tubuh
12. KES.VK02.009.01 Menolong klien atau pasien buang air kecil
di tempat tidur
Tujuan :
a. Menganalis proses terjadinya urine
b. Memberi pertolongan pada pasien
ingin buang air kecil pada pasien
tanpa komplikasi
13. KES.VK02.010.01 Menolong klien atau pasien buang air
besar ditempat tidur
Tujuan :
a. Membantu pasien memenuhi
kebutuhan eliminasi
b. Mengurangi pergerakan pasien
c. Menjaga kebersihan pasien
d. Mengetahui kelainan feses atau urine
secara langsung
14. KES.VK02.011.01 Memberi kompres dingin
Tujuan :
a. Mecegah peradangan meluas
b. Mengurangi kongesti
c. Mengurangi perdarahan
d. Mengurangi rasa sakit pada daerah
setempat
15. KES.VK02.012.01 Memberi kompres hangat
Tujuan :
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Merunkan suhu tubuh
8
c. Mengurangi rasa sakit
d. Memberikan rasa hangat, nyaman dan
tenang pada klien
e. Memperlancar pengeluaran eksudat
f. Merangsang peristaltik khusus
16. KES.VK02.013.01 Pengenalan alat – alat kesehatan
Tujuan :
9
a) Kode etik adalah kaidah-kaidah atau peraturan yang ditetapkan
bersama dan diterima oleh seluruh anggota suatu profesi.
b) Kode etik adalah aturan susila, atau sikap akhlak yg ditetapkan
bersama dan diaati bersama oleh para anggota, yang tergabung dalam
suatu organisasi .
c) Kode etik adalah rumusan pedoman yang menunjukkan hal-hal yang
mana harus dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Tujuan Kode etik :
a) Tanpa sanksi hukum, kode etik tidak akan dilanggar oleh para
anggotanya.
b) Sebagai jaminan bahwa anggota profesi akan memberikan yang terbaik
baginya.
c) Kewajiban perawat untuk senantiasa melakukan profesinya menurut
ukuran tertinggi.
Perawat tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi :
1. Pekerjaan perawat lebih merupakan panggilan kemanusiaan dengan
mendahulukan kepentingan klien.
2. Perawat berhak memperoleh imbalan atas pekerjaannya, tetapi tidak
selamanya sesuai dengan apa sudah diberikan pada klien.
A. Perbuatan yang Bertentangan dengan Etik :
Setiap perbuatan yang bersifat memuji diri atau mempromosikan
diri bahwa yang dimiliki adalah karunia yang diberikan dan kemurahan
Tuhan.
B. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut
Araskar dan David(1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau
standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan.
Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif
atau dorongan yang mempengaruhi prilaku.( Dra. Hj. Mimin Emi
Suhaemi.2002 : 7 ).
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang
baik bagi kelompok tertentu.Etika juga merupakan peraturan dan prinsip
10
bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan
hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika berhubungan
dengan peraturan untuk perbuatan atau tindakan yang mempunyai
prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai
tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak
memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.
C. Teori Etik Keperawatan :
a. Pendekatan teleologik adalah suatu doktrin yang menjelaskan
Fenomenadan akibatnya, dimana seseorang yang melakukan
pendekatanterhadapetika dihadapkan pada konsekuensi dan keputusan
– keputusan etis.
Secarasingkat, pendekatan tersebut mengemukakan tentang hal hal
yang berkaitan dengan the end justifies the ineans ( pada akhirnya,
yangmembenarkan secara hukum tindakan atau keputusan yang
diambil untuk kepentingan medis ).
Contoh : seorang perawat yang harus menghadapi kasus kebidanan
karena tidak ada bidan dan jarak untuk rujukan terlalu jauh, dapat
memberikan pertolongan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dimilikinya demi keselamatan pasien
b. Deontologi Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang
berarti kewajiban. Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu
harus ditolak sebagai buruk’,deontologi menjawab : ‘karena
perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan
kedua dilarang’.Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau
prinsip. Prinsip- prinsip tersebut antara lain autonomy,
informedconsent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia. Yang
menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan
deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan
juga salah satu teori etika yang terpenting.
11
D. Ada Tiga Prinsip yang Harus dipenuhi :
1. Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan
berdasarkan kewajiban,
2. Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan
dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang
mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu,berarti kalaupun
tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik,
3. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal
yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat
pada hukum moral Universal Bagi, Hukum Moral ini dianggapnya
sebagai perintah tak bersyarat(imperatif kategoris), yang berarti
hukum moral ini berlaku bagisemua orang padasegala situasi dan
tempat.
12
2) Etik suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk
secara moral atau ilmu kesusilan yang menyangkut aturan penentuan
tingkah laku yang baik dan buruk,kewajiban dan tanggung jawab.
3) Etiket merupakan sesuatu yang telah dikenal, diketahui, diulangi serta
menjadi suatu kebiasaan didalam masyarakat,baik berupa suatu
bentuk perbuatan yang nyata.
4) Moral Perilaku yang diharapkan masyarakat atau merupakan standar
prilaku yang harus diperhatikan seseorang menjadi anggota kelompok
masyarakat dimana ia berada atau nilai yang menjadi pegangan bagi
seseorang suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
5) Kode etik Kaedah utama yang menjaga terjalinnya interaksi pemberi
dan penerimajasa profesi yang wajar,jujur,adil dan terhormat.
6) Profesional Seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu
pekerjaan tertentu.
7) Profesionalisme karakter,metoda profesional,mencakup pendidikan
dankegiatan berbagai kelompok yang anggotanya berkeinginan jadi
professional.
8) Profesionalisme merupakan suatu proses yang dinamis untuk
memenuhi dan mengubah karakteristik kearah profesi.
9) Hukumperaturan perundang-undangan yang di buat oleh suatu
kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat
13
Prinsip - Prinsip Etik
a) Otonomi (Autonomy)
Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri,
dan nomos yang berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada
keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan
atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi
merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan anotonomi saat
perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.
Contoh tindakan yang tidak memperhatikan memperhatikan
otonomi adalah:
1) Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberi tahu
sebelumnya
2) Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang
penting diketahui klien dalam membuat suatu pilihan
3) Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,padahal terdapat
gangguan atau penyimpangan
4) Tidak memberikan informasi yang lengakap walaupun klien
menghendaki informasi tersebut
5) Memaksa klien memberi informasi tentang hal – hal yang
mereka sudah tidak bersedia menjelaskannya
14
diri danorang lain.Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan,
terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
Contoh perawat menasehati klien tentang program latihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi tidak seharusnya
melakukannya apabila klien dalam keadaan risiko serangan jantung.
15
memberikan transfuse darah. Dalam hal ini, akhirnya transfuse darah
tidak diberikan karena prinsip beneficience walaupun sebenarnya pada
saat berasamaan terjadi penyalahgunaaan prinsip maleficience
e) Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukanoleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran padasetiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat
mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada,dan mengatakan yang sebenarnyakepada
klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan
dirinyaselama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat
beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti
jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau
adanya hubungan paternalistic bahwa ”doctors knows best”sebab
individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar
dalam membangun hubungan saling percaya.
Contoh : Ny. M seorang wanita lansia dengan usia 68 tahun,
dirawatdi RS dengan berbagai macam fraktur karena kecelakan mobil.
Suaminyayang juga ada dalam kecelakaan tersebut masuk kerumah
sakit yang sama danmeninggal. Ny. M bertanyaberkali – kali kepada
perawat tentang keadaan suaminya.Dokter ahli bedah berpesan kepada
perawatnya untuk tidak mengatakan kematian suami NY. M kepada Ny.
M. Perawat tidak di berialasan apapun untuk petunjuk tersebut dan
mengatakan keprihatinannya kepada perawat kepala ruanga, yang
mengatakan bahwa instruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
16
f)Menepati janji (Fidelity),
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien.Ketaatan, kesetiaan, adalah
kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan
dan meminimalkan penderitaan.
g) Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harusdijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen
catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobata
nklien.Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut
kecuali jika di ijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau
keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
h) Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali.
Contoh: perawat bertanggung jawab terhadap diri sendiri, profesi,
klien, sesama karyawan dan masyarakat. Jika salah member dosis obat
kepada klien perawat tersebut dapat digugat oleh klien yang menerima
obat, oleh dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang
menuntut kemampuan professional.
17
indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap
kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
Kode Etik Keperawatan Indonesia Antara Lain:
1. Perawat dan klien
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
menghargai harbat dan martabat manusia,keunikan klien,dan tidak
terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,kesukuan,warna
kulit,umur jenis kelamin,aliran politik,dan agama yang dianut serta
kedudukan sosial.
18
2.5 Tugas dan Tanggung Jawab Asistensi Keperawatan
2.5.1 Tanggung Jawab Terhadap Klien
a. upaya kesejahtraan umum, sebagai bagian tugas kewajibannya
bagi masyarakat
19
2.5.4 Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
a. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan masyarakat
dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan
khususnya, serta upaya perawat senantiasa mematuhi peraturan
yang berlaku serta berperan aktif menyumbangkan pikiran
kepada pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan
kesehatan dan khususnya perawatan.
b. Memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya,adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari
klien,individu,keluarga,kelompok dan masyarakat.
20
3. Membantu pasien dengan masalah mobilitas
Contoh: mengatur dan mengubah posisi, membantu memindahkan ke kursi
roda,membantu berjalan.
4. Membantu pasien dengan masalah hygiene perorangan dan penampilan
diri
Contoh: memandikan pasien, perawatan kuku dan rambut,membersikan
mulut atau oral hygiene,mencukur rambut pasien.
5. Membantu pasien dalam kenyamanan dan mengurangi kecemasan
Contoh: menjaga posisi nyaman,membantu menjaga kerahasiaan
pasien,menyiapkan kompres hangat dan dingin.
6. Membatu dalam meningkatkan keamanan pasien dan kebersihan
lingkungan
Contoh: membersihkan tempat tidur,membersihkan APD.
1) Komunikasi
Keterampilan dokumentasi yang efektf memungkinkan perawat
untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan
menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan yang akan dikerjakan oleh
perawat.
2) Dokumentasi proses keperawatan
Pencatatan proses keperawatan merupakan metode yang tepat untuk
pengambilan keputusan yang sistematis, problem solving, dan inset
lebih tanjut. Dokumentasi proses keperawatan mencakup
pengkajian, identifikas masalah, perencanaan, dan tindakan.
Perawat kemudian Mengobservasi dan mengevaluasi respon klien
terhadap tindakan yang diberikan, dan mengkomunikasikan
informasi tersebut kepada tenaga kesehatan lainnya.
3) Standar dokumentasi
21
Perawat memerlukan sesuatu keterampilan untuk memenuhi standar
dokumentasi. Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang
kualitasn dan kwantitas dokumentasi yang dipertimnbangkan secara
adekuat dalam suatu situasi tertentu. Standar dokumentasi berguna
untuk memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau
pedoman praktek pendokumentasian dalam memberikan tindakan
keperawatan.
1) Hukum
Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi
keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien
sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi diperlukan sewaktu-
waktu. Dokumentasi tersebut dapat dipergunakan sebagai
barang bukti di pengadilan.
2) Jaminan Mutu (Kualitas Pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan
memberikan kemudahan bagi perawat dalam membantu
menyelesaikan masalah klien. Dan untuk mengetahui sejauh
mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah
baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang
akurat. Hal ini akan membantu meningkatkan mutu yankes.
22
3) Komunikasi
Dokumentasi keadaan klien merupakan alat perekam
terhadap masalah yang berkaitan dengan klien. Perawat atau
tenaga kesehatan laon akan bisa melihat catatan yang ada dan
sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan.
4) keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah
diberikan dicatat dengan lengkap dan dapat digunakan sebagai
acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan.
5) Pendidikan
Isi pendokumentasian menyangkut kronologis dari kegiatan
asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan
atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi
keperawatan.
6) Penelitian
Data yang terdapat di dalam dokumentasi keperawatan
mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau
objek riset dan pengembangan profesi keperawatan.
7) Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan dapat dilihat sejauh mana
peran dan fungsi keperawatan dalam memberikan askep dan
klien. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan tingkat
keberhasilan pemberian askep yang diberikan, guna pembinaan
lebih lanjut.
23
Menurut Effendy (1998), komunikasi adalah pertukaran pikiran atau
keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti dan saling
percaya, demi terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan
orang lain. Komunikasi adalah pertukaran fakta, gagasan, opini atau
emosi antara dua orang atau lebih.
B. Informasi
Informasi adalah keterangan, gagasan, maupun kenyataan-
kenyataan yang perlu diketahui oleh masyarakat (BKKBN, 1993).
Sedangkan menurut DEPKES, 1990 Informasi adalah pesan yang
disampaikan.
C. Edukasi
Pendidikan adalah proses perubahan perilaku kearah yang positif
(DEPKES RI, 1990). Menurut Effendy (1998), pendidikan kesehatan
merupakan salah satu kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan,
karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam
setiap memberikan pelayanan kesehatan, baik itu terhadap individu,
keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
24
informasi serta ide untuk mencapai pemahaman bersama. Hal ini
meliputi ide bahwa individu adalah partisipan yang secara aktif
membawa pengalamannya ke dalam proses komunikasi, yang terjadi
secara terus menerus dan terdiri dari berbagai aktifitas seperti
mendengarkan, refleksi, mengekspresikan ide, perasaan dan
perilaku. Secara teoritis semakin banyak terjadi komunikasi maka
semakin bertambah wilayah pemahaman bersama. Dalam model ini
menggambarkan beberapa prinsip-prinsip komunikasi:
Tipe-tipe komunikasi
25
banyak dalam satu kesempatan
26
BAB III
TINJAUAN UMUM
Rumah Sakit Khusus Bedah Hasta Husada berarti rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan yang melakukan upaya penyembuhan
dengan menggunakan keterampilan tangan. Awalnya didirikan sebagai balai
pengobatan pada tanggal 11 Maret 2001 oleh Alm.dr.Boedi
Prijatno,Sp.B,FinaCS,MM,SE. Berlokasi di Jalan Bromo No.98-100 Kepanjen
Kabupaten Malang. Kemudian pada tahun 2007 statusnya berubah menjadi
Rumah Sakit seperti yang sekarang. Rumah Sakit Bedah Hasta Husada
merupakan satu-satunya Rumah Sakit Khusus Bedah di Kabupaten Malang,
terletak diatas tanah seluas 3.619 m2 dengan luas bangunan 1.800 m2.
FASILITAS PELAYANAN
1. Ambulance 24 jam
2. Kamar Bersalin 24 jam
3. UGD 24 jam
4. Unit Kamar Operasi 24 jam
5. Laboratorium
6. Poli atau lapangan layanan spesialis
7. Radiologi
8. Farmasi 24 jam
RAWAT INAP
27
5. Kamar Rawat Inap Camar
2. MISI
Pelayanan, Pendidikan, dan Kesejahteraan.
3.MOTTO
Peduli Pasien dan Keluarga & Kerjasama untuk Kesejahteraan
Bersama.
4. MUTU
28
ALUR PASIEN RAWAT INAP
PENDAFTRAN
IGD POLI
RAWAT INAP
RAWAT JALAN
29
APOTEK
ADMINISTRASI
BAB IV
30
A. Shift pagi : Datang pukul 06.40 kemudian operan shift pukul 07.00
selanjutnya melakukan kegiatan membantu menyiapkan obat injeksi
untuk pasien rawat inap, membantu drising/rawat luka pasien, menambil
obat di apotek, melakukan tindakan pemeriksaan ttv (tensi),
mengantarkan status pasien ke kasir atau pendaftaran, melakukan
verbed/mengganti linen kotor dan membersihkan ruangan, mengantar
pasien untuk USG atau Operasi, mengasisteni melakukan pemasangan
infus, mengganti cairan infus, mengambil pasien pasca OP di ruang RR,
mengasisteni tindakan injeksi, mengambil alat drising di USS,dsb.
B. Shift sore : Datang pukul 13.40 kemudian operan shift pukul 14.00
selanjutnya melakukan kegiatan seperti mengganti linen kotor/verbed,
melakukan tindakan pemeriksaan ttv (tensi), melakukan kegiatan
menyiapkan obat injeksi untuk pasien rawat inap, mengambil obat di
apotek, mengantar PA pasien pasca OP, menyiapkan air seka pasien,
mengganti cairan infus pasien,dsb.
C. Shift malam : Datang pukul 20.40 kemudian melakukan operan shift
pukul 21.00 setelah operan shift melanjutkan kegiatan seperti menganti
linen kotor/verbed, menyiapkan obat injeksi untuk pasien rawat inap,
mangantar PA pasien pasca OP, mengambil pasien pasca OP di ruang
RR, pemeriksaan ttv (tensi), menyiapkan dan mengantar air seka
pasien,dsb.
Pada saat prakerin terdapat tugas - tugas yang harus diselesaikan, selaian
melaksanakan prakerin kami dituntut untuk membuat LP (Laporan
Pendahuluan), ASKEP (asuhan keperawatan), RESUME setiap
minggunya dengan total 8 kasus.
31
Pada minggu kedua dengan kasus Hernia pada Sdr. T tanggal 15
Maret 2022. Tindakan asistensi keperawatan yang saya lakukan adalah
mengukur tanda-tanda vital, memberi obat antibiotik dan antinyeri.
32
saya lakukan adalah mengukur tanda - tanda vital, memberikan obat oral,
antibiotik, antinyeri, dan obat supositoria, membantu dresing atau rawat
luka, menyiapkan injeksi.
33
tindakan tersebut dan tujuan selanjutnya untuk menanyakan persetujuan
dan penolakan pasien dan keluarga.
Fase Orientasi
Fase Kerja
Perawat : Sekarang saya cek dulu ya mas tensinya setelah itu saya
masukkan obat yang lewat dubur mas (sambil tersenyum)
34
Perawat : Iya mas ini hasilnya tensi sudah normal ya?
Fase Terminasi
Pasien : Tidak ada mbak, saya rasa sudah cukup baik sekarang
Pasien : Iya mbak (pasien menunjukkan perasaan lebih baik dan rileks)
Perawat : Karena mas sudah lebih baik saya sudahi dulu nanti
saya akan mengecek kembali keadaan mas pada jam 12.00 siang
, untukmengobservasi kembali apakah keluhan yang mas rasakan
sudah lebih baik
Perawat : Terima kasih mas saya perawat Melinda ingin pamit kembali
ke ruang perawat, jika mas membutuhkan sesuatu bisa menekat
bell diatas mas atau salah satu keluarga mas untuk memanggil saya
diruangan perawat.
35
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Prakerin merupakan kegiatan yang harus diikuti oleh setiap siswa SMK
yang dipersiapkan menjadi tenaga kerja yang siap untuk mengisi lapangan
kerja tingkat menengah sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuninya.
Latar belakang pelaksanaan prakerin menambah ilmu pengetahuan dalam
Dunia Industri Usaha untuk meningkatkan mutu serta kualitas sebagai
lulusan SMK untuk menjadi sumber daya manusia yang handal dan
profesional.
Dari hasil prakerin di RS Khusus Bedah Hasta Husada saya sebagai
penyusun dapat mengambil kesimpulan bahwa prakerin ini memberikan
gambaran nyata bagi siswa-siswi untuk menambah ilmu yang didapat dari
dunia pendidikan untuk diterapkan dalam DU/DI.
5.2 SARAN
36
monitoring dilakukan sesuai dengan wacana yang telah ditetapkan
sebelumnya.
37