P7 Modul Pelatihan - M Soleh
P7 Modul Pelatihan - M Soleh
KATA PENGANTAR
Modul pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan
yang mengacu kepada Standar Kompetensi .
Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi (Competence
Based Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan
Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaanya sebagai
referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan
pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan
berbasis kompetensi tersebut , maka disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi dengan
judul “Mengelola Alat Berat“.
Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna . Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari
penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita
dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan
di lembaga pelatihan kerja.
Direktur
Sekolah Alat - PT Brantas Abipraya,
Muhammad Soleh,
ST
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul:
Mengelola Alat Berat F.431200.006.01
DAFTAR ISI
Materi modul pelatihan ini mengacu pada unit kompetensi terkait yang disalin dari
SKKNI Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Khusus Golongan Pembongkaran dan
Penyiapan Lahan Sub Golongan Penyiapan Lahan Kelompok Usaha Penyiapan Lahan
Jabatan Kerja Manajer Alat Berat (Kepmenakertrans Nomor 206 Tahun 2013) dengan uraian
sebagai berikut:
Diskripsi
ELEMENUnit :KOMPETENSI
Unit kompetensi ini mencakupKRITERIA
pengetahuan, keterampilan
UNJUK KERJA dan sikap perilaku
1. Menginventarisasi jenis 1.1. Jenis dan jumlah alat berat yang dimiliki
dihitung
dan jumlah serta kondisi
1.2. Kondisi alat berat dikelompokkan
alat berat yang dimiliki berdasarkan fungsi kelaikannya
1.3. Alat berat yang dimiliki dikelompokkan
sesuai jenis dan kondisinya
1.4. Daftar jenis, jumlah, dan kondisi alat alat
berat dibuat berdasarkan hasil inventarisasi
2.1. Program pengoperasian disiapkan
2. Melaksanakan program
2.2. Jadwal pengoperasian alat berat disusun
pengoperasian
2.3. Pengoperasian alat berat diperiksa
pelaksanaannya
2.4. Hasil pemeriksaan pengoperasian alat berat
dievaluasi
3.1. Program perbaikan dan pemeliharaan
3. Melaksanakan program
disiapkan
perbaikan dan
3.2. Jadwal perbaikan dan pemeliharaan alat
pemeliharaan berat disusun
3.3. Pelaksanaan perbaikan dan pemeliharaan
alat berat diperiksa
3.4. Hasil perbaikan dan pemeliharaan alat berat
dievaluasi
4. Melaksanakan 4.1. Alat berat diidentifikasi berdasarkan nilai
penghapusan alat berat ekonomis, kinerja alat berat, dan
ketersediaan suku cadang
4.2. Daftar alat berat yang akan dihapus dibuat
4.3. Metode penghapusan dikoordinasikan ke
atasan
4.4. Hasil koordinasi dengan atasan dilaksanakan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1. Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja baik secara individu atau
berkelompok;
1.2. Unit kompetensi ini berlaku dalam menginventarisasi jenis dan jumlah serta
kondisi alat berat yang dimiliki, melaksanakan pengadaan alat berat,
melaksanakan program pengoperasian, melaksanakan program perbaikan dan
pemeliharaan, melaksanakan penghapusan alat berat;
1.3. Seluruh pelaku pekerjaan yang berada di bawah kendali Manajer Alat Berat
mempunyai kompetensi keahlian atau keterampilan untuk bidang tugas masing-
masing sesuai dengan ketentuan.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi
dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar
tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan
menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar
Metode uji yang digunakan antara lain:
C. Silabus Pelatihan
Unit Kompetensi : Mengelola Alat Berat
Kode Unit : F.431200.006.01
Perkiraan Waktu : 3 (Tiga) JPL
Materi Pelatihan Jam Pelatihan
Elemen Kriteria Unjuk
Indikator Unjuk Kerja
Kompetensi Kerja Pengeta Keteram
Pengetahuan Keterampilan Sikap
huan pilan
1. Menginventari 1.1. Jenis dan Dapat menghitung - Spesifikasi alat - Membuat daftar Teliti, cermat, 3” 6”
sasi jenis dan jumlah alat berat jenis dan jumlah alat berat alat berat yang tanggung
jumlah serta yang dimiliki berat yang dimiliki - Metode dimiliki jawab
kondisi alat dihitung Mampu menghitung Pengadaan - Mengevaluasi
berat yang jenis dan jumlah alat - Pengoperasian, hasil
dimiliki berat yang dimiliki perbaikan dan pengoperasian
Harus teliti, cermat pemeliharaan alat berat
dan tanggung jawab alat berat - Mengevaluasi
1.2. Kondisi alat Dapat hasil perbaikan 3” 6”
berat mengelompokkan dan pemeliharaan
dikelompokkan kondisi alat berat alat berat
berdasarkan fungsi berdasarkan fungsi
kelaikannya kelaikannya
Mampu
mengelompokkan
kondisi alat berat
berdasarkan fungsi
kelaikannya
Harus teliti, cermat
dan tanggung jawab
1.3. Alat berat Dapat 3” 6”
yang dimiliki mengelompokkan
dikelompokkan alat berat yang
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu mengelola alat berat.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Mengelola Alat
Berat ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menginventarisasi jenis dan jumlah serta kondisi alat berat yang dimiliki
2. Melaksanakan program pengoperasian
3. Melaksanakan program perbaikan dan pemeliharaan
4. Melaksanakan penghapusan alat berat
5. Melaksanakan pengadaan alat berat pengganti
6.
BAB II
MENGINVENTARISASI JENIS, DAN JUMLAH SERTA KONDISI
ALAT BERAT YANG DIMILIKI
Manajemen Peralatan tidak hanya meliputi bagaimana cara mengatur peralatan atau
mengelola peralatan untuk melaksanakan pekerjaan saja, melainkan merupakan siklus
peralatan atau proses manajemen peralatan sudah dimulai sejak peralatan direncanakan
untuk disediakan/diadakan sampai peralatan tadi tidak ada lagi atau dihapus dari
inventarisasi.
Jadi Manajemen Peralatan dapat diartikan sebagai proses pengelolaan peralatan sejak
peralatan direncanakan pengadaannya, sampai peralatan tersebut dihapus.
Tahapan proses kegiatan secara utuh manajemen peralatan secara garis besarnya meliputi
kegiatan-kegiatan :
Perencanaan Pengadaan
Pengoperasian
Pemeliharaan dan Perbaikan
Penghapusan
Kegiatan khusus yang menunjang semua kegiatan-kegiatan di atas adalah kegiatan
pencatatan data inventarisasi peralatan dan pencatatan data riwayat peralatan.
Pencatatan inventarisasi peralatan ini penting karena peralatan adalah aset atau modal
kekayaan perusahaan, sedangkan pencatatan data riwayat peralatan diperlukan sebagai
data penunjang dalam monitoring sebagai bahan untuk evaluasi peralatan. Kegiatan ini
biasa disebut sebagai kegiatan pengendalian.
Jadi data-data yang diperoleh sebagai hasil monitoring serta data hasil evaluasi peralatan
diatas serta dilengkapi data inventarisasi peralatan sangat berguna dalam menunjang
kegiatan-kegiatan perencanaan pengadaan peralatan, pengoperasian peralatan,
pemeliharaan dan perbaikan peralatan, serta kegiatan penghapusan.
Untuk dapat memberikan hasil yang baik dalam manajemen peralatan, maka setiap
individu yang terkait dalam setiap kegiatan dalam proses manajemen peralatan dituntut
untuk semaksimal mungkin mengenal peralatan yang ditangani.
Mengenal jenis-jenis peralatan serta fungsinya atau kegunaannya disamping cara kerjanya
serta apa produksinya dan bagaimana indicator mengukurnya, namun tidak perlu sampai
harus mengetahui bagaimana tata cara mengoperasikannya (kecuali operator).
Merencanakan kebutuhan peralatan tidak mungkin akan memberikan hasil yang baik
apabila tidak mengenal betul jenis-jenis peralatan serta fungsi/kegunaannya, padahal
keberhasilan pekerjaan berawal dari perencanaan kebutuhan dan perencanaan pengadaan
peralatan. Kita semua tahu bahwa tujuan penggunaan peralatan adalah untuk pencapaian
sasaran pekerjaan sesuai dengan persyaratan mutu, waktu dan biaya yang telah
ditentukan.
Secara umum alat berat dapat dikelompokkan ke dalam beberapa klasifikasi. Salah
satunya adalah pengklasifikasian alat berat berdasarkan fungional dan klasifikasi
operasional alat berat.
Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut
berdasakan fungsi-fungsi utam alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas
tujuh fungsi dasar.
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus
dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak
atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan menggunakan dozer. Untuk
pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk
pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.
b) Alat Penggali
material) dengan jarak tempuh yang relative jauh. Truk maupun wagon memerlukan alat
lain yang membantu memuat material ke dalamnya.
Gambar 3. Truk
Sedangkan crane termasuk di dalam kategori alat pengangkutan vertical. Material yang
diangkut crane dipindahkan secara vertical dari satu elevasi ke elevasi yang lebih tinggi.
Jarak jangkau pengangkutan crane relative kecil.
Gambar 4. Loader
e) Alat Pemadatan
Pada pekerjaan penimbunan lahan biasanya setelah dilakukan penimbunan maka pada
lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
permukaan yang rata dan padat. Pemadatan
juga dilakukan untuk pembuatan jalan baik
itu jalan tanah dan jalan dengan pengerasan
lentur maupun pengerasan kaku. Yang
termasuk sebagai alat pemadatan adalah
tamping roller, pneumatic tired roller,
compactor, dan lain-lain.
Gambar 5. Compactor
Alat ini dapakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan
ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen,
beton dan aspal. Yang termasuk dalam alat ini adalah crusher. Alat yang dapat
mencampur material untuk pembuatan beton maupun aspal dikategorikan ke dalam alat
pemroses material seperti concrete batch dan asphalt mixing plant.
Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain
atau tidak dapat digerakkan (statis). Jadi klasifikasi alat berdasrkan penggerakkannya
dapat dibagi atas:
Judul Modul : Mengelola Alat Berat Halaman 9
Buku Informasi Ver. 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kodel Modul:
Mengelola Alat Berat F.431200.006.01
Alat penggerak merupakan bagian dari alat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi
kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet.
Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt. Untuk beberapa jenis alat
berat seperti truk, scraper, atau motor grade, alat penggeraknya adalah ban karet. Untuk
alat-alat seperti backhoe, alat penggeraknya bisa salah satu dari kedua jenis di atas.
Umumnya penggunaan ban karet dijadikan pilihan karena alat berat dengan ban karet
mempunyai mobilitas lebih tinggi daripada alat berat yang menggunakan crawler. Alat
penggerak ban karet juga menjadi pilihan untuk kondisi permukaan yang baik. Sedangkan
pada permukaan tanah yang lembek, basah atau berpori umumnya digunakan alat berat
beroda crawler.
b) Alat Stastis
Alat statis adalah alat berat yang dalam menjalankan fungsinya tidak berpindah tempat.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah tower crane, dan batching plant baik untuk
beton maupun untuk aspal serta crusher plant.
Pengertian jalan pada prinsipnya adalah merupakan suatu garis dengan kelebaran tertentu
menurut kebutuhannya, yang menghubungkan suatu tempat ke tempat lainnya.
Perkembangan jalan dimulai adanya jalan setapak yang perkembangan selanjutnya
fungsi jalan mempunyai arti lebih luas, yakni mencangkup fungsi :
- Sosial
- Kebudayaan
- Ekonomi
- Strategi
- Teknologi
Proyek konstruksi jalan yang mempunyai fungsi penting disegala aspek diatas sudah
tentu dipelajari dengan matang baik mengenai disain, perencanaan, maupun untuk
pelaksanaan konstruksinya, serta alat-alat berat yang akan dilibatkan untuk pekerjaan
konstruksinya.
Judul Modul : Mengelola Alat Berat Halaman 10
Buku Informasi Ver. 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kodel Modul:
Mengelola Alat Berat F.431200.006.01
Secara umum diagram alir konstruksi pembuatan jalan bentuk konstruksi jalan ini dapat
digambarkan seperti gambar 8. Dari diagram alir ini, baik dari kegiatan land clearing
sampai kegiatan pemadatan yang melibatkan alat-alat berat, akan dibahas kegiatan-
kegiatan alat-alat berat secara umum sehubungan dengan pekerjaan pembuatan jalan
tersebut.
Adalah suatu kegiatan pengupasan lapisan tanah serta material lainnya yang dianggap
tidak memenuhi syarat sebagai material konstruksi jalan. Umumnya lapisan top soil ini
bersifat elastis (labil) dan tidak memenuhi syarat serta harus disingkirkan dari badan
jalan.
Pengupasan top soil dilakukan pada kedalaman antara 10 – 20 cm dengan menggusur
kekanan/kiri dari DMJ. Alat-alat berat yang banyak terlibat dalam kegiatan ini adalah
Bulldozer dari kelas D 31 ~ D 85 atau antara 66 HP ~ 220 HP.
Metoda cut and fill yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
1. Downhill Dozing
Metoda ini sangat efektif dan efisien digunakan pada daerah yang kemiringan lerengnya
tidak terlalu curam sampai datar.
2. Sidehill Dozing
Metoda ini cukup efektif dan efisien
untuk daerah yang agak berbahaya
bagi keselamatan kerja/operasi, baik
karena kemiringan lerengnya yang
terlalu curam maupun struktur tanah
yang tidak stabil, sehingga tidak
memungkinkan digunakannya
metoda menuruni lereng (downhill).
Pada umumnya, efisiensi operasi
alat-alat berat mulai menurun pada kemiringan 13.9% ~ 17.4%. Limit beroperasinya alat-
alat berat adalah pada kemiringan 20.8% ~ 24.2%.
Jika kemiringan ini terlampaui, maka tidak hanya efisiensi operasinya jauh menurun,
tetapi juga sangat berbahaya bagi alat dan operator itu sendiri.
Alat-alat berat yang umum digunakan untuk meratakan tanah atau menyebar material
dengan hasil yang bagus ialah motor grader, dengan kelas dari GD31RC ~ GD605A (65
HP ~ 145 HP). Apabila tidak diperlukan ketepatan perataan, cukup digunakan Bulldozer
dari kelas D31 ~ D 60/65 (66 HP ~ 170 HP).
3.1.5. Compacting
Adalah suatu kegiatan pemadatan material sampai pada tingkat kepadatan tertentu.
Dalam pelaksanaannya, pemadatan ini dilakukan secara lapis demi lapis agar diperoleh
kualitas hasil pemadatan yang sempurna. Alat-alat berat yang umum digunakan adalah
Compactor BW 90 S ~ BW 212 dengan berat operasi 1,3 Ton ~ 18 Ton.
Kegiatan spreading dan compacting dapat dilakukan berulang 2 ~ 3 kali sesuai dengan
tebalnya lapisan yang diinginkan. Lapisan yang umum digunakan adalah jenis tanah
urugan, pasir yang diambil dari lokasi borrow pit dan batuan yang diambil dari lokasi
quarry.
Pekerjaan ini harus segera dilakukan sebelum aspalan itu menjadi kering (keras) atau
mengalami proses pendinginan. Pemadatannya harus dilakukan dengan hati-hati dan
perlahan-lahan dengan kecepatan antara 4 ~ 8 km/jam.
2. Stock Piling, yaitu suatu kegiatan pengumpulan material (lapisan perkerasan) agar
material tersebut mudah dipindahkan ke dump truck. Alat-alat berat yang digunakan
adalah bulldozer kelas D 31 ~ D 80 / 85. Jika material yang akan digali tersebut agak
keras biasanya dilakukan penggusuran atau ripping dahulu, baru kemudian dilakukan
stock piling.
3. Loading, yaitu suatu kegiatan pemuatan material dari stock pile keatas alat angkut
(dump truck). Biasanya alat-alat berat yang digunakan adalah excavator kelas PC 100 ~
PC 300 dengan kapasitas bucket 0,44 ~ 1,32 M3 atau dozer shovel dari kelas D31S ~
D75S dengan kapasitas bucket 0,8 ~ 2,2 M3.
4. Hauling, yaitu suatu kegiatan pengangkutan material (lapisan perkerasan) oleh alat
angkut ke lokasi (pembuatan jalan). Umumnya menggunakan dump truck yang
berkapasitas 8 ~ 32 ton.
3.1.8. Q u a r r y
Adalah suatu areal / tempat pengambilan batuan yang diperlukan sebagai lapisan
perkerasan. Lebih detailnya tentang quarry akan dibahas pada bab pembahasan sektor
pertambangan.
pula berupa terowongan yang dikenal dengan nama diversion tunnel. Kegiatan
pembuatan saluran ini harus dibuat sebelum kegiatan konstruksi main dam dan
cofferdam di mulai. Pekerjaannya meliputi stripping top soil dan excavation yang
kemudian dibuang ke disposal area
Dump Truck HD325 (32 Ton) dan Nissan CM80CD-TWD52 (4,25 ~ 19,2 Ton)
Tetapi untuk pekerjaan diversion tunnel, hanya melibatkan alat-alat berat, wheel loader,
seperti WA 70 ~ WA 180 (107 HP ~ 280 HP). Jadi wheel loader tersebut hanya
membawa hasil galian dari dalam terowongan ke disposal area atau ke dump truck, atau
ke stock pile jika material hasil penggaliannya dapat dimanfaatkan. Pekerjaan pembuatan
diversion tunnel akan dibahas lebih mendalam pada bab irigasi dan drainase.
melalui diversion channel / tunnel. Salah satu bentuk konstruksi main dam yang umum
digunakan adalah seperti terlihat pada gambar 13.
Material konstruksi main dam dapat berupa tanah, batu atau gravel dan pasir, sehingga
konstruksi main dam terbagi dalam beberapa zone, seperti zone lulus air, zone transisi
dan zone inti kedap air.
Proses pekerjaan dengan menggunakan alat-alat berat dilakukan lapis perlapis yang
meliputi pekerjaan :
Stripping Dan Excavation
Yaitu suatu pekerjaan pembersihan atau penggalian material yang tidak memenuhi syarat
sebagai material konstruksi main dam yang kemudian di buang ke disposal area. Alat-
alat berat yang biasanya digunakan untuk pekerjaan ini adalah Bulldozer dari kelas
D60/D65 ~ D155, Wheel Loader dari kelas WA70 ~ WA180 atau Dozer Shovel dari
kelas D57S ~ D75S, dan Dump Truck.
Spreading
Yaitu suatu kegiatan penyebaran material konstruksi untuk bahan pembuatan main dam.
Biasanya spreading ini dilakukan oleh Bulldozer D60/D65 ~ D80/D85
Compacting
Yaitu suatu pekerjaan pemadatan material yang telah disebarkan. Biasanya pekerjaan
dilakukan Compactor, BW170PD ~ BW212PD
Pekerjaan konstruksi pembuatan main dam dilakukan secara lapis perlapis, sehingga
kegiatan spreading dan compacting dapat berulang.
Perbedaan antara spill way dan emergency spill way ini hanya terletak pada saat
penggunaannya, dimana emergency spill way dipakai jika pelimpahan air dengan spill
way belum cukup. Jadi emergency ini hanya digunakan jika keadaan banjir sudah
memaksa untuk menggunakannya, dengan jalan meledakan lubang saluran yang telah
dipasang bahan peledak sebelumnya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ke dua spill way ini biasanya melibatkan alat-alat berat
seperti bulldozer kelas D65E ~ D155A untuk dozing, dozer shovel kelas D57S ~ D75S
untuk loading, motor scraper dari kelas WS16 ~ WS23 untuk excavating dan hauling dan
kadang-kadang juga digunakan dump truck dengan kapasitas 4 - 5 ton untuk hauling.
Proses pekerjaan spill way ini adalah merupakan pekerjaan pembuatan tanggul
(embankment) yang akan dibahas lebih lanjut pada bagian saluran irigasi dan drainase.
Disini akan dibahas keterlibatan alat-alat berat terhadap pekerjaan konstruksi irigasi
maupun drainase yang pada pokoknya adalah sama, yaitu pembuatan saluran, tanggul
(embankment) dan road inspection, dimana diagram alir dari prosesnya adalah
menunjukkan suatu proses pembuatan saluran irigasi dan drainase baru. Tetapi jika
pekerjaannya merupakan rehabilitasi dari yang ada maka akan terdapat kegiatan pada
proses yang tidak dilakukan. Adapun diagram alir tahap-tahap pekerjaannya adalah
sebagai berikut:
3.3.2 Stripping
Adalah suatu pekerjaan pengupasan top soil di daerah milik saluran karena materialnya
tidak memenuhi syarat untuk keperluan konstruksi, baik didaerah timbunan maupun
galian. Alat-alat berat yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah bulldozer kelas D 31 ~
D 85. Dan apabila disposal arealnya berada di lain lokasi, maka diperlukan dump truck
dan alat muat
3.3.4 Spreading
Adalah suatu kegiatan pekerjaan menyebar (meratakan) material bahan konstruksi.
Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh bulldozer kelas D 31 ~ D 65 atau dengan motor
grader kelas GD 510 ~ GD 621.
3.3.5 Compacting
Adalah suatu pekerjaan memadatkan material konstruksi sampai pada tingkat kepadatan
tertentu. Pekerjaan pemadatan ini dilakukan setelah spreading secara lapis per lapis.
Pekerjaan ini dilakukan dengan compactor kelas BW 170 ~ BW 212.
C. Sikap Kerja
Harus bersikap:
1. Teliti dalam menghitung jenis dan jumlah alat berat yang dimiliki.
2. Cermat dalam menyusun jadwal pengoperasian alat berat.
BAB III
MELAKSANAKAN PROGRAM PENGOPERASIAN
1. Umum
Hasil kerja yang optimal pada penggunaan peralatan tergantung kepada operator yang
mengoperasikan peralatan yang bersangkutan, disamping kondisi teknis dari
peralatannya sendiri (peralatan kondisinya baik atau rusak ringan, memenuhi spesifikasi
dan kinerja yang disyaratkan atau tidak). Kelancaran pemakaian peralatan juga banyak
tergantung kepada operatornya, kondisi peralatan, dukungan pemeliharaan di lapangan
serta tata laksana pengelolaan peralatan, penyimpanan/pemeliharaan di base camp atau
digudang lapangan.
1.1 Operator
Operator yang baik/terampil akan memberikan hasil kerja yang baik pula, disamping
waktu pelaksanaan yang lebih cepat dibandingkan operator yang biasa saja. Operator
yang baik/terampil selalu dicari kontraktor. Suatu ketika atau setiap saat dia akan
meninggalkan tempat kerjanya semula, dan pindah ketempat kerja yang baru yang
memberikan upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan ditempatnya semula.
Operator yang keterampilannya biasa saja akan lebih senang tetap bekerja di satu tempat.
Namun biasanya mereka mempunyai tujuan mencari pengalaman terlebih dahulu,
sekaligus meningkatkan keterampilan mereka, dan setelah mereka merasa sudah
terampil, kembali terjadi hal seperti yang disebutkan diatas.
evaluasinya dianjurkan menggunakan sistim nilai guna memacu para kontraktor untuk
menyiapkan operator yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi yang diperlukan pada
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Cara pengoperasian yang baik dan benar akan menjaga kondisi peralatan yang
dipergunakan, disamping itu akan memberikan hasil kerja yang baik sesuai persyaratan
mutu yang harus dicapai.
Cara pengoperasian yang baik artinya adalah bahwa operator menjalankan semua
komponen-komponen peralatannya termasuk menjalankan attachment-nya secara baik,
tidak sembrono atau kasar, sehingga peralatan secara kesatuan unit akan beroperasi
secara baik atau mulus.
Contoh lain misalnya lintasan pemadatan awal atau break down rolling pada hamparan
hotmix asphalt concrete dengan memakai Tandem Roller (bukan langsung Tyre Roller).
Lintasan harus dimulai dari tepi sebelah dalam kemudian pindah ke tepi sebelah luar dan
selanjutnya ke bagian tengah dengan jumlah masing-masing lintasan sesuai petunjuk
penanganan pekerjaan.
1.3 Keselamatan
Sesudah atau sebelum operasi di lapangan, peralatan pada umumnya disimpan di tempat
penyimpanan peralatan atau pool peralatan (biasanya disuatu tempat/lapangan terbuka).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan terhadap lapangan atau pool ini adalah:
Apakah tempat/lapangan (pool) tersebut aman dari pencurian.
Apakah kondisi medannya cukup baik, misalnya cukup datar, tidak dipinggir jurang
atau di sisi tebing.
Kadang-kadang peralatan hilang karena jatuh ke dalam jurang, atau beberapa peralatan
rusak karena tabrakan atau rusak karena tertimpa pohon akibat angin kencang, atau
tertimbun longsoran tanah tebing. Peralatan jatuh ke dalam jurang karena disimpannya di
pinggir sekali dan agak miring permukaannya, rem tangan lupa dipasang atau lupa
diganjal.
Hal-hal seperti diuraikan di atas, yaitu komponen hilang atau peralatan rusak di pool
karena tertimpa pohon, jelas mengakibatkan peralatan tidak siap operasi sehingga
kontinuitas pelaksanaan pekerjaan terganggu.
Untuk pekerjaan pemotongan tanah yang dibutuhkan untuk penimbunan di suatu lokasi
dapat dipakai beberapa jenis peralatan, yaitu :
Di tempat penimbunan, tanah tumpahan dari Dump Truck sebelum dipadatkan diratakan
terlebih dahulu dengan memakai Bulldozer atau Motor Grader. Setelah diratakan baru
Judul Modul : Mengelola Alat Berat Halaman 27
Buku Informasi Ver. 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kodel Modul:
Mengelola Alat Berat F.431200.006.01
Berikut ini beberapa contoh pelaksanaan penghamparan dan pemadatan lapisan timbunan
tanah maupun agregat atau rock fill pada beberapa proyek jalan, pemadatan permukaan
miring pada pembangunan dam, serta cara pemadatan timbunan di dalam air.
Untuk tack coat jumlah aspal cair yang disemprotkan rata-rata 1,0 kg aspal cair
untuk 1 m2 luas permukaan. Fungsinya adalah sebagai bahan perekat antara
permukaan lama dengan lapisan baru yang akan dihampar. Untuk prime coat rata-
rata 1,5 kg aspal cair per m2 nya dan pada prime coat maka sebagian aspal cair yang
disemprotkan tadi akan meresap ke dalam lapis tipis permukaan lama dan berfungsi
sebagai pengikat dan sekaligus sebagai penutup terhadap resapan air. Asphalt
Distributor dipakai sebagai penyemprot aspal cair apabila permukaan yang akan
disemprot cukup lebar dan jaraknya jauh.
Tinggi rata-rata nozzle 30 cm dari permukaan, dan kecepatan laju asphalt sprayer
atau distributor 150 sampai 400 m/jam. Namun pada pelaksanaan di lapangan
kecepatan laju ini tetap masih harus disesuaikan berdasarkan hasil kalibrasi
penyemprotan.
b. Penghamparan
Pengisian hopper pada Asphalt Finiser ini dilakukan dengan memakai Dump Truck
yang bergerak mundur ke arah Finisher, namun Dump Truck ini jangan sampai
menabrak/mengenai Finisher, agar tidak terjadi desakan pada Finisher yang dapat
mengakibatkan lekukan pada hamparan hotmix. Pada waktu pengisian hopper, maka
Finisher tetap bergerak menghampar sambil mendorong Dump Truck melalui
rodanya.
Setelah Dump Truck hampir mengenai Finisher maka posisi transmisi Dump Truck
dinetralkan, dan selanjutnya akan bergerak maju karena didorong oleh Finisher
sambil muatan Dump Truck ditumpahkan ke atas hopper perlahan-lahan.
Pengisian hopper ini tidak boleh dilakukan menunggu isi hopper habis, jadi hopper
harus segera diisi lagi sebelum kosong, dengan perkataan lain hopper tidak boleh
sempat kosong apabila sedang menghampar. Hal ini dimaksudkan agar kontinuitas
dan homogenitas hamparan selalu terjaga.
Catatan :
Apabila prime coat atau tack coat memakai aspal emulsi, maka penghamparan
hotmix baru boleh dilakukan setelah aspal coating-nya berwarna hitam (campuran
airnya sudah menguap)
c. Pemadatan
Pemadatan hamparan campuran aspal panas atau hotmix dilakukan 3 tahap, yaitu :
Tahap pertama disebut pemadatan awal (break-down rolling) dengan memakai
Tandem Roller 2 sampai 4 lintasan tergantung persyaratan.
Tahap kedua disebut pemadatan antara atau intermediate rolling dengan
memakai Pneumatic Tyre Roller, 6 sampai 8 lintasan tergantung persyaratan.
Tahap ketiga disebut pemadatan akhir atau finishing dengan memakai Tandem
Roller lagi sebanyak 2 sampai 4 lintasan.
Pada pelaksanaan pemadatan awal atau break-down rolling maka posisi roda
penggerak dari Tandem Roller (drive wheel) harus pada posisi di depan. Hal ini
dimaksudkan agar pada saat start/mulai bergerak maju roda depan roller akan
langsung berputar menggilas/menekan ke bawah hamparan, sehingga tidak ada
lapisan hamparan yang terdorong oleh roda (sesaat).
Break-down rolling ini juga akan menempatkan butir-butir agregat di dalam lapisan
secara merata sehingga dapat diperoleh lapisan yang homogen. Di bawah ini sketsa
penempatan butiran-butiran agregat di dalam lapisan sebelum dan sesudah break-
down rolling Lintasan Roller mulai dari tepi luar kemudian pindah ke tepi sebelah
dalam, lalu ke bagian tengah. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada lapisan hamparan
yang tergeser ke samping yang akan mengakibatkan volume lapisan akan berkurang.
Arah awal lintasan sesuai dengan gerak Asphalt Finisher.
Catatan :
Pemadatan lapisan hamparan campuran aspal panas atau hotmix harus segera
dilaksanakan begitu selesai dihampar (biasanya sejauh 60 sampai 100 m
hamparan), agar temperatur dari hamparan masih cukup tinggi (100 - 120 C).
Jangan memarkir Tandem Roller atau Pneumatic Tyre Roller di atas permukaan
aspal yang baru selesai dipadatkan.
Pasang rambu-rambu pengaturan lalu lintas serta rambu-rambu tanda ada
pekerjaan jalan.
Kegiatan yang penting dalam penggunaan peralatan adalah pencatatan dan pelaporan.
Pencatatan data peralatan serta hal-hal yang terjadi atau dialami oleh peralatan yang
bersangkutan dicatat, kemudian secara rutin berkala catatan tersebut dikirimkan sebagai
laporan ke pusat pengendalian yang selanjutnya semua data-data tersebut akan diolah
serta dievaluasi, yang hasilnya bisa berguna bagi pemakai/pemilik peralatan.
Data hasil evaluasi ataupun data sebagai catatan ini merupakan data informasi yang
sangat berguna bagi pemakai/pemilik guna bahan pertimbangan dalam perencanaan
pengadaan peralatan, penyiapan armada peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan, maupun
sebagai data yang diperlukan dalam pemeliharaan peralatan.
Tiap unit peralatan mempunyai satu buku riwayat peralatan, yang memuat semua hal
yang terjadi pada peralatan yang bersangkutan, misalnya data pemakaian/operasi, data
tentang pemeliharaan/perbaikan, data pemakaian bahan bakar, serta data lain yan
dianggap perlu, seperti lokasi/proyek pemakai, nama operatornya, data hasil operasi, jam
kerjanya/jam-jam operasi.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan dan pemakaian peralatan adalah
berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk peralatan mekanis dimaksud. Biaya
dimaksud adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli peralatan (owning cost)
dan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengoperasikan peralatan tersebut (operating
cost).
Dengan mengetahui biaya pemilikan (owning cost) serta biaya operasi (operating cost)
akan dapat membantu mengetahui berapa keuntungan yang bisa diperoleh setelah
menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan pencatatan yang akurat atau teliti atas biaya
pemilikan dan biaya operasi peralatan ini juga akan banyak membantu dalam
perhitungan perencanaan biaya pekerjaan berikutnya.
Biaya pemilikan dan biaya operasi peralatan per satuan waktu, misalnya per jamnya
untuk suatu peralatan tertentu akan berbeda-beda, antara lain harga bahan bakar, harga
peralatan setempat (bisa berbeda karena biaya angkutan yang berbeda), bunga uang dan
sebagainya.
Untuk menghitung biaya pemilikan dan biaya operasi per jam-nya, dapat dikelompokan
menjadi dua kelompok biaya yaitu :
Biaya Pemilikan (biaya pasti)
a) Penyusutan (depresiasi)
a) Bahan bakar
c) Minyak hidrolik
d) Minyak transmisi
e) Gemuk
f) Filter
g) Perbaikan
h) Ban
i) Komponen khusus
Dalam pengelolaan / pemilikan alat, maka yang dimaksud dengan biaya peralatan adalah
sebagai berikut :
Biaya Langsung:
Biaya Modal
Biaya Manajemen
Biaya Operasi :
Biaya Operator
Biaya Pemeliharaan :
Biaya Bengkel
Biaya Mekanik
Biaya Overhead
Biaya Gudang
Keuntungan
Selain beberapa hal yang telah dibicarakan pada bab sebelumnya tentang hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan peralatan, maka hal lainnya yang juga harus
atau dengan perkataan lain berapa besar produksi yang bisa dihasilkan peralatan tersebut
adalah :
Faktor operator
Faktor medan/lapangan
Faktor cuaca
Faktor material
C. Sikap Kerja
Harus bersikap:
1. Teliti dalam menghitung jenis dan jumlah alat berat yang dimiliki.
2. Cermat dalam menyusun jadwal pengoperasian alat berat.
3. Tanggung jawab dalam memeriksa pelaksanaan perbaikan dan pemeliharaan alat
berat.
4. Cermat dalam membuat daftar alat berat yang akan dihapus.
BAB IV
MELAKSANAKAN PROGRAM PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN
Setelah selesai perakitan, peralatan yang baru tersebut diberi pelindung antara lain dicat
anti karat atau sejenisnya, dilindungi dengan memakai oli atau gemuk pada bagian-
bagian tertentu, serta pada waktu pengiriman dilakukan dengan pengepakan yang baik
serta perlindungan-perlindungan lain terutama pada bagian elektroniknya agar peralatan
akan tetap dalam kondisi siap operasi pada saat penyerahan kepada pemesan/pembeli.
1. Tujuan Pemeliharaan
2. Jenis Pemeliharaano
Penyebab terjadinya kerusakan pada alat berat adalah karena kurangnya perawatan dan
salah dalam pengoperasian. Untuk menjaga kondisi alat berat siap operasi perlu
dilakukan pemeliharaan yang baik dan disiplin sesuai petunjuk pemeliharaan.
Kegiatan ini dilakukan dan menjadi tanggung jawab operator alat-alat berat, yang
antara lain terdiri dari:
2. Pemeliharaan/service berkala
Pemeliharan berkala yang harus dilakukan adalah berdasarkan pada jumlah jam
operasi yang dapat dilihat pada meter servis. Tetapi dalam praktek sangat dianjurkan
untuk mengatur kembali semuanya berdasarkan perhitungan hari, minggu dan bulan
untuk memungkinkan pelaksanaan pemeliharaan lebih memudahkan dan
menyenangkan. Pada lapangan pekerjaan berat atau kondisi operasi yang berat maka
perlu untuk mempersingkat jadwal waktu pemeliharaan dari waktu yang ditentukan
pada buku-buku petunjuk.
Pemeliharaan berkala ini harus dilakukan sesuai petunjuk pada buku operation &
maintenance manual untuk setiap jenis mesin yang digunakan. Pada Hydraulic
Excavator pemeliharaan periodik ini terbagi dalam:
pembersih kaca dan menambah bila perlu pembersihan filter dan pemeriksaan gas
freon AC (air conditioner).
Overhaul komponen ini harus dijadwalkan sesuai dengan rekomendasi pabrik atau life-
time komponen tersebut. Pada pelaksanaan perbaikan terjadwal yang baik dan konsisten
bila dinilai secara keseluruhan akan menghemat biaya pemeliharaan sampai sepertiganya
bila dibandingkan dengan perbaikan komponen sampai komponen tersebut rusak terlebih
dahulu.
Pada umumnya suatu alat yang telah dioperasikan akan mencapai kondisi tertentu yang
memerlukan tindakan pemeliharaan sehingga alat tersebut dapat ditingkatkan kondisinya
sampai baik operasi (mencapai tingkat mechanical availability yang ditentukan).
Perbaikan ini dapat dilaksanakan karena sebelumnya telah dijadwalkan (scheduled
repair) atau untuk mengantisipasi adanya modifikasi pabrik.
Perbaikan berat
Perbaikan berat untuk mengatasi kerusakan berat, biasanya lebih dari satu
komponen atau bagian yang rusak, dilaksanakan oleh mekanik atau montir di
bengkel serta memerlukan mesin-mesin perkakas bengkel. Biasanya
membutuhkan waktu pelaksanaan yang lama dan dikerjakan oleh mekanik atau
montir ahli. Contoh kerusakan termasuk kerusakan berat misalnya kerusakan
pada bagian dalam engine atau pada hydraulic system-nya, dan sejenisnya.
Petunjuk atau cara-cara penanganan kerusakan berat biasanya dapat dipelajari
dalam buku petunjuk dari pabrik (Workshop Manual).
Dalam penyediaan suku cadang, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
Mutu suku cadang.
Sedapat mungkin diperoleh suku cadang asli dari pabrik (Agen Tunggal). Suku
cadang tidak asli kelihatannya memang baik dan bisa dipasang, namun umur
pemakaiannya tidak lama.
Lama waktu pemesanan suku cadang (Lead time), agar pada saatnya diperlukan
suku cadang sudah tersedia.
Batas aman jumlah persediaan (Safety stock). Persediaan suku cadang tidak perlu
harus dalam jumlah banyak, tapi harus cukup untuk pemakaian dalam kurun waktu
tertentu ditambah sejumlah tertentu (safety stock) untuk penggunaan selama waktu
pemesanan suku cadang yang baru, sehingga persediaan suku cadang tidak akan
sempat kosong atau habis.
Volume dan jumlah
Untuk perhitungan volume atau jumlah tiap item suku cadang yang harus tersedia
bisa diperoleh dari pengalaman di lapangan serta dengan mempelajari petunjuk dari
pabrik. Data-data pengalaman di lapangan ini bisa diperoleh dari catatan riwayat
peralatan yang pernah dimiliki yang terhimpun di pusat pengendalian peralatan yang
menyimpan data-data operasional peralatan dari lapangan.
C. Sikap Kerja
Harus bersikap:
1. Teliti dalam menghitung jenis dan jumlah alat berat yang dimiliki.
2. Cermat dalam menyusun jadwal pengoperasian alat berat.
3. Tanggung jawab dalam memeriksa pelaksanaan perbaikan dan pemeliharaan alat
berat.
4. Cermat dalam membuat daftar alat berat yang akan dihapus
BAB V
MELAKSANAKAN PENGHAPUSAN ALAT BERAT
Setelah peralatan tidak ekonomis lagi untuk dipakai dimana terjadi biaya operasi dan
biaya pemeliharaan tidak seimbang dengan produksi yang dihasilkan, maka peralatan
harus dihapus, dikeluarkan dari daftar inventaris.
Pada tahap ini yang dicatat dan dilaporkan cukup daftar peralatan yang dihapus, berisi
data antara lain :
Kode unit peralatannya
Kapasitas alat
Tahun pembuatan
Lokasi pemakai peralatan
Catatan/kode alasan penghapusan (kalau ada)
C. Sikap Kerja
Harus bersikap:
1. Teliti dalam menghitung jenis dan jumlah alat berat yang dimiliki.
2. Cermat dalam menyusun jadwal pengoperasian alat berat.
3. Tanggung jawab dalam memeriksa pelaksanaan perbaikan dan pemeliharaan alat
berat.
4. Cermat dalam membuat daftar alat berat yang akan dihapus
BAB VI
MELAKSANAKAN PENGADAAN ALAT BERAT PENGGANTI
Sasaran pekerjaan yang harus dihasilkan harus dipahami terlebih dahulu sebagai dasar
kita melangkah untuk merencanakan kebutuhan peralatan. Juga mengenai volume
pekerjaan serta jangka waktu penyelesaian pekerjaan yang tersedia, disamping
spesifikasi teknis dari produk akhir yang harus dicapai. Dengan demikian akan kita
ketahui sejak awal garis besar pekerjaan apa yang harus dilaksanakan. Berdasarkan data
ini kita sudah dapat mengerjakan hal-hal berikutnya.
Contoh :
Pekerjaan yang harus diselesaikan misalnya pelebaran Jalan sepanjang 20 km, dengan
pelapisan permukaan hotmix tebal 5 cm, di lokasi A, dari X sampai Y, dengan jangka
waktu penyelesaian pekerjaan 6 bulan.
Pembiayaan peralatan dan lead time penyiapan termasuk dalam tahap perencanaan
sehingga biaya harus dianggarkan antara lain penyiapan peralatan, mobilisasi dan
perbaikan awal serta alokasi waktu yang diperlukan untu perbaikan awal persiapan
operasi sehingga peralatan akan siap operasi dilapangan tepat kondisi dan tepat waktu
sesuai dengan rencana kegiatan pelaksanaan proyek.
Contoh :
Pembangunan jalan baru melalui daerah pemukiman penduduk. Tahap awal kegiatan
fisik di lapangan tentunya membongkar dulu rumah-rumah yang ada, selanjutnya
membersihkan permukaan tanah dari puing-puing bekas reruntuhan, dilanjutkan dengan
pengupasan lapisan atas tanah permukaan. Apabila diperlukan timbunan tanah, maka ada
kegiatan penimbunan serta pemadatan timbunan, selanjutnya kegiatan-kegiatan berikut
dan diakhiri kegiatan penghamparan hotmix sampai dengan pemadatannya. Masing-
masing kegiatan tersebut membutuhkan jenis peralatan yang kemungkinan besar berbeda
sesuai dengan fungsi peralatannya.
Volume dari tiap-tiap kegiatan tersebut di atas serta lama waktu pelaksanaan akan
mempengaruhi jumlah peralatan yang dibutuhkan serta kapasitas tiap jenis peralatannya.
Selain itu kondisi lapangan juga dapat mempengaruhi jenis peralatan yang akan dipilih,
misalnya untuk pemancangan tiang pancang di lokasi di antara gedung-gedung
bertingkat, tentunya tidak dibenarkan lagi kalau memakai Diesel Pile Hammer, mungkin
Vibrating Pile Hammer masih aman dipakai karena pengaruh vibrasinya tidak terlalu
kuat, sehingga tidak merusak gedung di sekitarnya. Motor Scraper bisa dipilih kalau
medannya luas, dan tidak terganggu lalu lintas umum, misalnya pada pembangunan
lapangan terbang.
Hasil dari perencanaan kebutuhan peralatan adalah daftar jenis peralatan yang
dibutuhkan, lengkap dengan spesifikasi utamanya, jumlah unit, serta jadwal waktu
kebutuhannya.
2. Pengadaan Peralatan
Pengadaan peralatan di sini tidak diartikan sebagai membeli peralatan, melainkan
meng"ada"kan peralatan dari belum ada menjadi ada (tersedia).
Pengadaan peralatan dapat ditempuh dengan beberapa cara, yaitu :
Dari milik sendiri yang sudah ada,
Menyewa dari perusahaan sewa,
Membeli sendiri,
Sewa beli (leasing).
Jenis peralatan apa saja yang perlu dilaksanakan pengadaannya, bagaimana spesifikasi
utamanya antara lain kapasitasnya, berapa jumlah unitnya untuk tiap jenis peralatan
harus tersedia, semua hal tersebut di atas adalah berdasarkan data hasil dari perencanaan
kebutuhan peralatan.
Yang dimaksud di sini adalah bahwa peralatan yang dibutuhkan sudah dimiliki sendiri
atau sudah tersedia, sebagian atau seluruhnya. Yang perlu diperhatikan dari peralatan
yang sudah dimiliki sendiri ini adalah :
Apakah kondisinya baik, siap operasi
Apakah pada saat dibutuhkan peralatan tersebut tidak dipakai oleh proyek lain
atau tidak direncanakan untuk proyek lain
Bagaimana akuntabilitas administrasi dan pemakaiannya disewakan apa secara
swakelola
Keuntungan dengan telah dimilikinya peralatan yang dibutuhkan adalah jelas tidak perlu
menambah investasi baru, disamping itu efektifitas penggunaan peralatan meningkat.
Kerugiannya harus disediakan fasilitas yang memadai untuk peralatan dan sumber daya
yang lain termasuk operator dan mekaniknya. Sehingga dalam hal ini harus
dipertimbangkan efektifitas dan efesiensinya lebih mendalam.
Langkah ini dipilih sebagai alternatif kedua setelah diperiksa bahwa peralatan yang
dibutuhkan tidak tersedia atau tidak dimiliki sendiri. Keuntungan dari menyewa ini
adalah bahwa biaya peralatan pada satu proyek terbatas hanya pada jumlah sewa
peralatan yang diperlukan saja, tidak memerlukan mobilisasi dan demobilisasi peralatan
(biaya ini biasanya sudah termasuk dalam harga sewa peralatan), dan tidak perlu
pengendalian biaya operasi. Menyewa dari perusahaan sewa cukup strategis bila
pekerjaan tersebut dilaksanakan sendiri bila dilaksanakan oleh pihak kedua penyewaan
melalui pihak kedua dan pengadaannya melalui proses prakontrak.
Apabila mau menempuh cara menyewa, maka beberapa hal penting perlu dipelajari dan
diperhatikan, antara lain :
Adakah perusahaan sewa
Apakah peralatan yang dibutuhkan tersedia di perusahaan sewa yang
bersangkutan
Bagaimana perjanjian sewa-nya
Peralatan yang akan disewa belum bisa dijamin tersedia sesuai jadwal
keperluannya.
Teknologi peralatan tidak dikuasai.
Untuk proyek jangka panjang akan jadi mahal.
Banyak bergantung kepada perusahaan sewa.
Harus selalu memperhatikan produktivitasnya agar pemakaiannya seefektif
mungkin.
Peralatan yang dibeli bisa peralatan yang baru, bisa juga yang bukan baru.
Keuntungannya jelas bahwa peralatan yang baru performance-nya lebih dijamin baik
kondisi dan umur ekonomisnya masih panjang, tapi harga lebih mahal dibandingkan
dengan peralatan bukan baru atau peralatan bekas (re-conditioned).
Disamping dapat memberikan keuntungan seperti di atas, membeli atau memiliki sendiri
peralatan dapat pula menimbulkan kerugian-kerugian, antara lain :
Sulit mengendalikan Operator ataupun Mekanik yang terampil.
Catatan :
Untuk peralatan khusus/spesifik agar diusahakan tidak dibeli sendiri, lebih baik
menyewa, karena akan mengalami kesulitan dalam pemeliharaan, antara lain karena suku
cadang tidak tersedia di pasaran, serta sulit mencari Operatornya yang khusus.
C. Sikap Kerja
Harus bersikap:
1. Teliti dalam menghitung jenis dan jumlah alat berat yang dimiliki.
2. Cermat dalam menyusun jadwal pengoperasian alat berat.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. SKKNI Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Khusus Golongan
Pembongkaran dan Penyiapan Lahan Sub Golongan Penyiapan Lahan Kelompok
Usaha Penyiapan Lahan Jabatan Kerja Manajer Alat Berat (Kepmenaker Nomor 206
Tahun 2013)
2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Permen Tenaga Kerja & Transmigrasi RI No. Per-08/Men/VII/2010 tentang Alat
Pelindung Diri
4. Permen Ketenagakerjaan RI Nomor 8 tahun 2020 tentang Kesehatan & Keselamatan
Kerja Pesawat Angkat & Pesawat Angkut
5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
& Pengelolaan Lingkungan Hidup (P3LH)
Judul Modul : Mengelola Alat Berat Halaman 49
Buku Informasi Ver. 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kodel Modul:
Mengelola Alat Berat F.431200.006.01
B. Buku Referensi
1. Buku “Manajemen Alat-Alat Berat”, Application Engineering Departemen, PT United
Tractors, 2003
2. Materi Suplemen Pengetahuan Pembekalan Keprofesian, “Manajemen Peralatan”,
BPTK Dirjen Bina Konstruksi Kemen PUPR, 2018
3. Buku panduan alat berat (Shoop Manual), Buku Panduan Pemeliharaan (Operation
Maintenance Manual)
A. Daftar Peralatan
No Nama Peralatan Jumlah Keterangan
1 Laptop (termasuk power cable) 1 Untuk Trainer
2 Proyektor (HDMI Port) 1 Untuk Presentasi
3 Pointer & Laser 1 Untuk Trainer
4 Portable Speaker 1 -
B. Daftar Bahan
LAMPIRAN
No Pernyataan Skala
1 2 3 4 5
1 Trainer menguasai bidang keahlian yang diajarkan
2 Kemampuan Trainer dalam mengelola kelas/pembelajaran
3 Layanan panitia selama pelatihan berlangsung
4 Fasilitas yang disediakan
5 Ilmu yang dipelajari dapat diterapkan
BUKU KERJA
PENJELASAN UMUM
Ruang lingkup buku kerja ini meliputi pengerjaan tugas-tugas teori dan praktik per
elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja berdasarkan SKKNI Konstruksi Golongan Pokok
Konstruksi Khusus Golongan Pembongkaran dan Penyiapan Lahan Sub Golongan Penyiapan
Lahan Kelompok Usaha Penyiapan Lahan Jabatan Kerja Manajer Alat Berat. Ruang lingkup
buku kerja ini meliputi pengerjaan tugas-tugas teori dan praktik per elemen kompetensi dan
kriteria unjuk kerja berdasarkan SKKNI Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Khusus
Golongan Pembongkaran dan Penyiapan Lahan Sub Golongan Penyiapan Lahan Kelompok
Usaha Penyiapan Lahan Jabatan Kerja Manajer Alat Berat.
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 21
BAB I
TUGAS TEORI DAN PRAKTIK
A. Menginventarisasi jenis dan jumlah serta kondisi alat berat yang dimiliki
1. Tugas Teori
Isilah dengan jawaban yang tepat dan ringkas!
1. Sebutkan 7 fungsi dasar alat berat berdasarkan klasifikasi fungsional alat!
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
3. Sebutkan perbedaan fungsi dari alat Dozer, Scraper dan Motor Grader pada
pekerjaan mengolah lahan!
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
4. Jelaskan perbedaan alat berat penggerak crawler dengan alat berat penggerak ban
karet!
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Judul Modul : Mengelola Alat Berat Halaman 57
Buku Informasi Ver. 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kodel Modul:
Mengelola Alat Berat F.431200.006.01
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
5. Jelaskan yang dimaksud kegiatan Stripping pada pembuatan jalan dan alat apa saja
yang digunakan!
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Nama Tandatangan
Catatan Penilai :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
2. Tugas Praktek
1. Praktek melakukan wawancara dan mengisi formulir PRLT-01
a. Gunakan Fromulir PRLT-01
b. Lakukan wawancara dengan seseorang manajer alat
c. Isi formulir PRLT-01 dengan selengkap mungkin
Nama Tandatangan
Catatan
Penilai ..............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
............
3. Sebutkan contoh alat-alat berat yang digunakan untuk pekerjaan Cut and Fill !
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan owning cost dan operating cost !
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
5. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi peralatan!
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Nama Tandatangan
Catatan Penilai :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
2. Tugas Praktek
1. Praktek melakukan wawancara dan mengisi formulir PRLT-01
d. Gunakan Fromulir PRLT-01
e. Lakukan wawancara dengan seseorang manajer alat
f. Isi formulir PRLT-01 dengan selengkap mungkin
Nama Tandatangan
Catatan
Penilai ..............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
............
5. Pada tahap pengendalian, apa saja data yang perlu dicatat dalam proses pemeliharaan
dan perbaikan!
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Nama Tandatangan
Catatan Penilai :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
2. Tugas Praktek
1. Praktek melakukan wawancara dan mengisi formulir PRLT-01
g. Gunakan Fromulir PRLT-01
h. Lakukan wawancara dengan seseorang manajer alat
i. Isi formulir PRLT-01 dengan selengkap mungkin
Nama Tandatangan
Catatan
Penilai ..............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
............
2. Sebutkan data peralatan yang perlu dicatat pada proses penghapusan alat.
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
3. Berikan contoh berupa gambar atau foto kondisi alat yang dikategorikan harus
dihapus.
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Nama Tandatangan
Catatan Penilai :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
2. Tugas Praktek
1. Praktek melakukan wawancara dan mengisi formulir PRLT-01
j. Gunakan Fromulir PRLT-01
k. Lakukan wawancara dengan seseorang manajer alat
l. Isi formulir PRLT-01 dengan selengkap mungkin
Nama Tandatangan
Catatan
Penilai ..............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
............
3. Apa yang dimaksud dengan pengadaan peralatan dari milik sendiri yang sudah ada!
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
5. Sebutkan 4 kerugian dalam pengadaan peralatan yang menyewa dari perusahaan
sewa!
Jawab:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Nama Tandatangan
Catatan Penilai :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
2. Tugas Praktek
4. Praktek melakukan wawancara dan mengisi formulir PRLT-01
m. Gunakan Fromulir PRLT-01
n. Lakukan wawancara dengan seseorang manajer alat
o. Isi formulir PRLT-01 dengan selengkap mungkin
Nama Tandatangan
Catatan
Penilai ..............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
............
BAB II
CEK LIS TUGAS
K BK
1. Elemen Kompetensi 1
1. Tugas Teori
2. Tugas Praktek
2. Elemen Kompetensi 2
1. Tugas Teori
2. Tugas Praktek
3. Elemen Kompetensi 3
1. Tugas Teori
2. Tugas Praktek
4. Elemen Kompetensi 4
1. Tugas Teori
2. Tugas Praktek
5. Elemen Kompetensi 5
1. Tugas Teori
2. Tugas Praktek
Apakah semua tugas untuk kerja Mengelola Alat Berat telah dilaksanakan dengan benar dan
dalam waktu yang ditentukan?
Ya Tidak
Nama Tandatangan
Catatan
Penilai .. ........................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................
PENJELASAN UMUM
Buku penilaian untuk unit kompetensi Menyiapkan Informasi dan Laporan Pelatihan
dibuat sebagai konsekuensi logis dalam pelatihan berbasis kompetensi yang telah menempuh
tahapan penerimaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja melalui buku informasi dan
buku kerja. Setelah latihan-latihan (exercise) dilakukan berdasarkan buku kerja maka untuk
mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimilikinya perlu dilakukan uji komprehensif
secara utuh per unit kompetensi dan materi uji komprehensif itu ada dalam buku penilaian
ini.
Adapun tujuan dibuatnya buku penilaian ini, yaitu untuk menguji kompetensi peserta
pelatihan setelah selesai menempuh buku informasi dan buku kerja secara komprehensif dan
berdasarkan hasil uji inilah peserta akan dinyatakan kompeten atau belum kompeten terhadap
unit kompetensi Menyiapkan Informasi dan Laporan Pelatihan.
Metoda Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian yang opsinya sebagai berikut:
1. Metoda Penilaian Pengetahuan
a. Tes Tertulis
Untuk menilai pengetahuan yang telah disampaikan selama proses pelatihan
terlebih dahulu dilakukan tes tertulis melalui pemberian materi tes dalam bentuk
tertulis yang dijawab secara tertulis juga. Untuk menilai pengetahuan dalam
proses pelatihan materi tes disampaikan lebih dominan dalam bentuk obyektif tes,
dalam hal ini jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, dan pilihan ganda. Tes
essay bisa diberikan selama tes essay tersebut tes essay tertutup, tidak essay
terbuka, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor subyektif penilai.
b. Tes Wawancara
Tes wawancara dilakukan untuk menggali atau memastikan hasil tes tertulis
sejauh itu diperlukan. Tes wawancara ini dilakukan secara perseorangan antara
penilai dengan peserta uji/peserta pelatihan. Penilai sebaiknya lebih dari satu
orang.
2. Metoda Penilaian Keterampilan
a. Tes Simulasi
Tes simulasi ini digunakan untuk menilai keterampilan dengan menggunakan
media bukan yang sebenarnya, misalnya menggunakan tempat kerja tiruan (bukan
tempat kerja yang sebenarnya), obyek pekerjaan disediakan atau hasil rekayasa
sendiri, bukan obyek kerja yang sebenarnya.
b. Aktivitas Praktik
Penilaian dilakukan secara sebenarnya, di tempat kerja sebenarnya dengan
menggunakan obyek kerja sebenarnya.
3. Metoda Penilaian Sikap Kerja
a. Observasi
Untuk melakukan penilaian sikap kerja digunakan metoda observasi terstruktur,
artinya pengamatan yang dilakukan menggunakan lembar penilaian yang sudah
disiapkan sehigga pengamatan yang dilakukan mengikuti petunjuk penilaian yang
dituntut oleh lembar penilaian tersebut. Pengamatan dilakukan pada waktu peserta
uji/peserta pelatihan melakukan keterampilan kompetensi yang dinilai karena
sikap kerja melekat pada keterampilan tersebut
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 12
BAB I
PENLIAIAN TEORI
PETUNJUK UMUM
Jawablah soal – soal berikut ini memberikan tanda silang pada lembar jawaban
Soal:
1. Tahapan proses manajemen peralatan meliputi kegiatan-kegiatan berikut, kecuali:
a. Pengoperasian c. Pengiriman
b. Pemeliharaan d. Penghapusan
3. Suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk dan meratakan (leveling) badan
jalan serta menyebar ratakan material untuk lapisan perkerasan yang dibongkar dari
dump truck disebut:
a. Grading and Spreading c. Loading
b. Cut and Fill d. Compacting
7. Pada garis besarnya jenis pemeliharaan dapat dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu:
a. Pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan harian
b. Pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan berkala
c. Pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan perbaikan
d. Pemeliharaan harian dan pemeliharaan berkala
9. Setelah peralatan tidak ekonomis lagi untuk dipakai dimana terjadi biaya operasi dan
biaya pemeliharaan tidak seimbang dengan produksi yang dilakukan, maka kegiatan
pengelolaan peralatan yang dilakukan disebut:
a. Perencanaan c. Perbaikan
b. Pengoperasian d. Penghapusan
10. Pada proses pengadaan peralatan, beberapa kerugian apabila membeli atau memiliki
sendiri peralatan, kecuali:
a. Sulit mengendalikan operator maupun mekanik yang terampil
b. Bisa menentukan sendiri peralatan yang diinginkan
3. a b c d 6. a b c d
4. a b c d 7. a b c d
5. a b c d 8. a b c d
6. a b c d 9. a b c d
7. a b c d 10. a b c d
BAB II
PENILAIAN PRAKTIK
pelaksanaannya
BAB III
PENILAIAN SIKAP
tanggung jawab
Nama Tandatangan
Catatan
Penilai .. ........................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................
LAMPIRAN
1. C 6. A
2. B 7. C
3. A 8. B
4. D 9. D
5. C 10. B