06 Asuransi Syariah
06 Asuransi Syariah
MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
(STAI-DDI) PINRANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkat kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga atas kemdahan-Nya, penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “ASURANSI SYARIAH”
dengan baik dan tepat waktu.
Dalam proses penulisan makalah ini penulis banyak menemui
kesulitan dalam menjabarkan materi dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki,
namun penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam menyajikannya. Oleh
karena itu, penulis sangat menghargai bantuan dari segala pihak yang telah
memberi bantuan baik berupa dukungan semangat dari orang tua, buku-buku,
serta bermacam-macam bahan penulisan sehingga makalah ini dapat terwujud.
Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
memberi bimbingan berupa materi, orang tua, dan juga teman-teman yang telah
memberi saran, sehingga penulis dapat menyelesaikannya. Demi kesempurnaan
makalah ini, penulis mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman.
Dengan demikian, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan pembaca mengenai moderasi beragama dalam
kehidupan kita.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian dari asuransi dan asuransi syariah?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan asuransi syariah?
3. Apa saja jenis-jenis asuransi?
4. Bagaimana prinsip-prinsip operasional asuransi syariah?
5. Bagaimana tujuan asuransi syariah?
6. Bagaimana mekanisme asuransi dan asuransi syariah?
7. Bagaimana mekanisme pengelolaan dana asuransi syariah?
8. Apa saja perbedaan asuransi konvensional dan asuransi syariah?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari asuransi dan asuransi syariah.
2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan asuransi syariah.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari asuransi
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip operasional asuransi syariah.
5. Untuk mengetahui tujuan asuransi syariah.
6. Untuk mengetahui mekanisme asuransi dan asuransi syariah.
7. Untuk mengetahui pengelolaan dana asuransi syariah.
8. Untuk mengetahui perbedaan asuransi konvensional dan asuransi
syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi dan Asuransi Syariah
Kata “asuransi” berasal dari bahasa Belanda, assurantie, dan dalam
hukum Belanda dipakai kata verzekering. Kata ini kemudian disalin dalam
bahasa Indonesia dengan kata “pertanggungan”. Dari peristilahan
assurantie kemudian timbul istilah assuradeur bagi penanggung, dan
geassureerde bagi tertanggung. Dari istilah verzekering timbullah
peristilahan verzekerear bagi “penanggung” dan verzekerde bagi
“tertanggung”. Dalam bahasa Arab asuransi menggunakan kata ta’min.
Penanggung disebut dengan mu’ammin, sedangkan tertanggung disebut
dengan mu’amman lahu atau sering juga disebut dengan musta’min.
Sedangkan dalam bahasa Inggris digunakan istilah insurance dan
assurance yang memiliki pengertian yang sama. Istilah insurance
digunakan untuk asuransi kerugian, sedangkan istilah assurance biasanya
digunakan untuk asuransi jiwa. Adapun dalam istilah fikih Islam asuransi
disebut dengan at-ta’min, dari akar kata ammana yang berarti damaan
(jaminan atau ganti rugi).1
Menurut paham ekonomi asuransi adalah suatu lembaga keuangan
yang melaluinya dapat dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk
membiayai pembangunan, di samping bermanfaat bagi masyarakat yang
berpartisipasi dalam bisnis asuransi.
Menurut terminologi asuransi syariah adalah tentang tolong
menolong dan secara umum asuransi adalah sebagai salah satu cara untuk
mengatasi terjadinya musibah dalam kehidupan, di mana manusia
senantiasa dihadapkan pada kemungkinan bencana yang dapat
menyebabkan hilangnya atau berkurangnya nilai ekonomi seseorang baik
1
Kuat Ismanto, Asuransi Syariah Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2009), h. 17
3
4
2
M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoretis Praktis,
(Bandung: Pustakan Setia. 2012), h. 70
5
3
Heri Sudarsono, Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta:
Ekonisia. 2003), h. 28
6
4
Waldi Nopriansyah, Asuransi Syariah Berkah Terakhir yang Tak Terduga, (Yogyakarta:
CV Andi Offset. 2016), h. 36
7
5
Heri Sudarsono, Op.Cit., h. 34
8
6
Ibid h. 36
7
Ibid., h. 39-40
9
8
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasiona..(Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 55
10
9
Ibid., h. 58
10
Kuat Ismanto, Op.Cit., h. 44
11
11
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi
Konvensional (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006), h. 78
13
14
15
6. Dalam asuransi syariah antar peserta asuransi saling tolong menolong untuk
membagi bersama risiko yang akan dihadapi dengan mengumpulkan
sejumlah premi yang di dalamnya terdapat dana tabarru’.
7. Perusahaan asuransi syariah diberi amanah untuk mengelola dengan cara
yang halal dan memberikan santunan kepada pihak yang mengalami musibah
sesuai dengan akad yang telah dibuat, dalam mekanisme pengelolaan premi
peserta, yang sering dipakai dalam operasional terbagi menjadi dua sistem,
yaitu sisem saving dan non saving.
8. Menurut Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, akad yang
dilakukan antara peserta dengan perusahaan asuransi syariah terdiri atas dua
akad yaitu: akad tijarah dan/ atau akad tabarru’, akad tijarah yang di maksud
adalah mudharabah, sedangkan akad tabarru’ adalah hibah.
9.
DAFTAR PUSTAKA