Anda di halaman 1dari 14

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jie
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1866-1879

Analisis Akuntabilitas dan Transparansi pada Organisasi Pengelola Zakat dalam


Memaksimalkan Potensi Zakat
Ruslan Abdul Ghofur1), Suhendar2*)
1,2
Program Studi Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
*Email korespondensi: suhendar@radenintan.ac.id

Abstract
This research is motivated by the low realization of zakat collection because muzakki still have doubts about the
existence of BAZ or LAZ, in distributing zakat to those who are entitled. This study aims to analyze the
Accountability and Transparency of the Zakat Management Organization in Maximizing the Potential of Zakat.
Accountability is realized by the presence of transaction evidence and witnesses during the recording process in
the management of zakat funds. Meanwhile, transparency is a principle that gives freedom and guarantees
everyone to get information related to the organization of the organization. This research uses a qualitative
field approach based on qualitative descriptive. The data sources in this study are primary data and secondary
data. This research was conducted approximately one year from June 2019 - July 2020. The data collection
techniques in this study were interviews, structured interviews, semi-structured interviews and unstructured
interviews. Data analysis techniques in this study were data reduction, data exposure and conclusion drawing.
The results showed that BAZNAS Lampung and Banten Provinces were accountable and transparent in
managing Zakat funds.

Keywords : Accountability, Transparency, Zakat Management Organization

Saran sitasi: Ghofur, R. A., & Suhendar. (2021). Analisis Akuntabilitas dan Transparansi pada Organisasi
Pengelola Zakat dalam Memaksimalkan Potensi Zakat. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 1867-1870.
doi:http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v7i3.2137

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v7i3.2137

1. PENDAHULUAN dimiliki. Jika dikelola dengan baik dan amanah, zakat


Indonesia adalah negara berpenduduk muslim akan mampu meningkatkan kesejahteraan umat,
terbesar di dunia. Jika melihat data Bank Dunia mampu meningkatkan etos dan etika kerja umat serta
(2013), pada tahun 2010 penduduk dunia berjumlah pemerataan ekonomi (Hafidhuddin, 2002).
kurang lebih 6,885 milyar jiwa. Hal ini berarti bahwa Zakat memiliki peranan yang sangat strategis
jumlah penduduk Indonesia sekitar 3 persen dari dalam upaya pengentasan kemiskinan atau
penduduk dunia. Berdasarkan laporan Pew Reseach pembangunan ekonomi. Berbeda dengan sumber
Center (2009) dan Human Rights Watch (2013), dari keuangan untuk pembangunan yang lain, zakat tidak
jumlah penduduk muslim dunia, yang pada tahun memiliki dampak balik apapun kecuali ridha dan
2010 kurang lebih berada pada angka 1,6 milyar mengharap pahala dari Allah semata. Namun
jiwa, maka penduduk muslim Indonesia berada pada demikian, bukan berarti mekanisme zakat tidak ada
kisaran 12,9-13% penduduk muslim dunia. sistem kontrolnya (Efendi, 2017). Nilai strategis
Zakat adalah ibadah yang mengandung dua zakat dapat dilihat melalui: Pertama, zakat
dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi merupakan panggilan agama, Ia merupakan cerminan
vertikal dan dimensi hablum minannaas atau dimensi dari keimanan seseorang. Kedua, sumber keuangan
horizontal. Ibadah zakat apabila ditunaikan dengan zakat tidak akan pernah berhenti. Artinya orang yang
baik akan meningkatkan kualitas keimanan, membayar zakat, tidak akan pernah habis dan yang
membersihkan dan menyucikan jiwa, dan telah membayar setiap tahun atau periode waktu yang
mengembangkan serta memberkahkan harta yang lain akan terus membayar. Ketiga, zakat secara
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1867
empirik dapat menghapus kesenjangan sosial dan terlalu banyak warga yang membayar zakat. Dana
sebaliknya dapat menciptakan redistribusi aset dan zakat tersebut, sebagian telah disalurkan kepada
pemerataan pembangunan (Abidah, 2016). penerima zakat maupun bantuan bagi mahasiswa
Menurut Chaniago (2015), pemberdayaan berupa beasiswa, dukungan dan kerja sama
kegiatan zakat, beserta infaq dan shodaqah pemerintah daerah, mengingat besar jumlah PNS di
merupakan strategi untuk meningkatkan lingkungan Pemprov Lampung dan Banten dapat
kesejahteraan hidup masyarakat serta usaha menjadi peluang bagi baznas. Selain itu, untuk di
mengurangi ketergantungan ekonomi Indonesia Provinsi Lampung kerja sama juga dilakukan dengan
terhadap bantuan-bantuan luar, dan membebaskan pihak lain, terutama kalangan dunia usaha, swasta
masyarakat dari problem kemiskinan. Tujuan utama dan BUMN/BUMD. Baznas memberikan beasiswa
dari zakat yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat kepada mahasiswa dengan besaran Rp 700
dan untuk mengurangi kesenjangan sosial dalam ribu/bulan, bantuan untuk guru honorer sebesar Rp
masyarakat agar dapat tercapai secara maksimal 700 ribu/bulan, dan bantuan modal bergulir usaha
(Rahmat Hakim, 2017). kecil sebesar satu juta rupiah (Nofitasari, 2020).
Di Indonesia organisasi pengelola zakat (OPZ) Sedangkan untuk Provinsi Banten sendiri,
dibagi menjadi 2 lembaga yakni BAZ (Badan Amil potensi zakat di Banten dengan asumsi penduduk
Zakat) dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) (Indrarini, Banten sebanyak 10 juta, dan kalau 20 persen
2017). Badan Amil Zakat Nasional (selanjutnya membayar zakatnya sebesar Rp2 juta. Jika
disingkat BAZNAS) merupakan organisasi yang penghasilan rata-rata Rp100 juta. Maka potensi
mengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah zakat, 2,5 % dikali Rp2 juta dikali 100 juta sama
(Purbasari, 2015). Sedangkan LAZ atau Lembaga dengan Rp5 Trilyun. Tahun 2015 seluruh Banten
amil zakat adalah lembaga yang dibentuk masyarakat baru terkumpul sekitar Rp25 milyard. Berarti tahun
yang memiliki tugas membantu pengumpulan, 2015 baru terkumpul sekitar 0,5 %. Sedangkan tahun
pendistribusian dan pendayagunaan zakat (Yuliafitri, 2016 terkumpul sekitar Rp30 M. Jadi baru sekitar 0,6
2016). Organisasi pengelola zakat baik Baznas persen (Adawiyah, 2018).
Pusat/Provinsi/Provinsi/Kota maupun LAZ Masih minimnya potensi zakat yang dikelola
Nasional/Provinsi/Provinsi/Kota, semakin kreatif oleh Bazda Provinsi Banten saat ini disebabkan
mengajak para muzakki untuk membayarkan zakat masih banyak sebagian warga Banten yang
serta menyediakan platform pembayaran zakat yang menyalurkan zakatnya tidak melalui badan amil
mudah dan jelas bagi umat Islam (Syahrullah, 2018). zakat. Apalagi aturan yang memperbolehkan warga
Namun kenyataannya, realisasi penghimpunan untuk membayar zakatnya tidak harus melalui Bazda
zakat nasional masih sangat jauh dari potensinya. diakui menjadi kelonggaran bagi warga untuk
Diperlukan kerja keras untuk meyakinkan para memilih lembaga tertentu dalam membayar zakat
muzakki membayarkan zakatnya secara tertib dan (Hermawan & Waluya, 2019). Fenomena yang
rutin kepada organisasi pengelola zakat yang resmi, terjadi adalah sebagian muzakki masih meragukan
sehingga dapat diakumulasi dalam data keberadaan BAZ atau LAZ, dalam pendistribusian
penghimpunan zakat nasional. Rata-rata penyaluran zakat kepada yang berhak, hal ini menunjukkan
zakat nasional adalah sebesar 66,03% dari total zakat bahwa sebagian muzakki masih menginginkan
yang dihimpun. Pada 2016, zakat yang berhasil pengelolaan zakat yang lebih baik, yaitu bahwa
disalurkan ke masyarakat adalah Rp 2.931 miliar, pengelola zakat harus memiliki profesionalisme,
sementara pada 2017 sebesar Rp 4.860 miliar. Dari transparansi, dalam pelaporan dan penyaluran yang
jumlah penyaluran zakat pada 2017, sebesar 78,1% tepat sasaran dengan program-program yang menarik
telah disalurkan ke delapan golongan mustahik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
nasional (Mubarok & Fanani, 2014). (Endahwati, 2014).
Potensi zakat di Provinsi Lampung dan Banten Organisasi pengelola zakat seperti BAZNAS
cukup besar. Diperkirakan bisa mencapai triliunan dan LAZ harus melaporkan hasil pengelolaan
rupiah per tahun. Potensi itu mengingat penduduk zakatnya. Pengelolaan apapun jika berhubungan
Lampung dan Banten sebagian besar beragama Islam dengan pemanfaaatan sumber daya publik, harus
(Huda, Anggraini, Ali, Mardoni, & Rini, 2014; dikelola secara transparan dan akuntabel (Yuliafitri,
Damayanti, 2019). Namun hingga sekarang belum & Khoiriyah, 2016). Diharapkan ketika ada

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1868
pelaporan pengelolaan zakat kesadaran masyarakat sarana dan prasarana untuk mempublikasikan
untuk membayar zakat dapat meningkat dan muzakki aktivitasnya.
mempercayakan pengelolaan zakatnya pada Penelitian Nikmatuniayah (2015) yang
organisasi pengelola zakat. Pengguna informasi melakukan penelitian pada organisasi pengelola zakat
laporan keuangan dana zakat seperti muzakki, di kota Semarang dengan sampel 1 BAZNAS kota
mustahiq, pemerintah, manajemen amil, serta Semarang dan 6 LAZ kota Semarang menemukan
masyarakat umum menuntut penyediaan informasi bahwa pengendalian intern belum sepenuhnya
secara cepat dan akurat. Untuk mengatasi hal tersebut dipatuhi seperti pada BAZ kota semarang yang
maka dibutuhkan suatu sistem informasi untuk belum memiliki auditor internal serta sebagian LAZ
membantu mengolah data penggunaan dana zakat. belum menyajikan laporan keuangan Hal ini
Sistem informasi sebagai alat untuk mempermudah disebabkan karena rendahnya kesadaran membayar
pengelolaan informasi karenanya menjadi bagian zakat dan tingginya biaya profesionalisme .
penting sebab data yang dikelola sedemikian besar Penelitian sebelumnya pada umumnya
dan tuntutan yang tinggi dari para pihak pengguna dilakukan hanya mengkaji dua variabel, belum
informasi atas transparansi dan kredibilitas lembaga seluruh variabel dikaji secara bersama-sama. Selain
zakat (Hisamuddin, & Sholikha, 2016). itu, penelitian sebelumnya belum mengkaji di
Tuntutan akuntabilitas dan transparansi publik BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten. Untuk itu
pada organisasi pengelola zakat yang demikian besar penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
menarik minat banyak peneliti untuk meneliti Akuntabilitas dan Transparansi pada Organisasi
akuntabilitas dan transparansi lembaga tersebut. Pengelola Zakat dalam Memaksimalkan Potensi
Sejauh ini transparansi dan akuntabilitas yang Zakat di BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten.
semestinya menjadi karakter dasar organisasi Berdasarkan uraian latar belakang dan
pengelola zakat belum sepenuhnya terealisasikan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai
secara maksimal. Penelitian terkait dengan akuntabilitas dan transparansi, maka dibuat rumusan
akuntabilitas dan transparansi pada organisasi maslah seperti berikut ini: (1) Bagaimana
pengelola zakat telah banyak dilakukan sebelumnya. implementasi akuntabilitas BAZNAS Provinsi
Diantaranya dilakukan oleh Rahmat, Atmadja, & Lampung dan Banten?; (2) Bagaimanakah
Sulindawati, (2017) yang melakukan penelitian di implementasi transparansi BAZNAS Provinsi
BAZNAS Provinsi Buleleng menemukan hasil Lampung dan Banten?; (3) Bagaimanakah
bahwa pengelolaan dana zakat infaq dan shadaqah implmentasi akuntabilitas dan transparansi BAZNAS
sudah dilakukan sesuai ketentuan syariat Islam dan Provinsi Lampung dan Banten?.
peraturan perundangan yang berlaku namun Berdasarkan rumusan masalah yang telah
penggunaan sistem informasi manajemen (SIMBA) dipaparkan, maka tujuan yang ingin dicapai pada
belum sepenuhnya efektif karena karyawan yang penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
belum terampil menggunakan aplikasi tersebut. menganalisis bagaimana implementasi akuntabilitas
Penelitian Endahwati (2014) yang melakukan BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten; (2)
penelitian di BAZ Provinsi Lumajang menemukan menganalisis bagaimana implementasi transparansi
bahwa akuntabilitas dan transparansi pengelolaan BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten; dan (3)
ZIS sudah dikatakan professional dengan menganalisis bagaimana implmentasi akuntabilitas
menekankan prinsip habluminallah dan dan transparansi BAZNAS Provinsi Lampung dan
habluminannass. Namun, laporan keuangan belum Banten.
diaudit secara periodik dan masih minimnya
pemantauan pada program yang dijalankan oleh BAZ 2. METODE PENELITIAN
Provinsi Lumajang. 2.1. Jenis Penelitian
Penelitian Fatmawati, & Nurdin (2016) yang Penelitian ini menggunakan metode penelitian
melakukan penelitian pada transparansi pengelolaan kualitatif yang merupakan metode yang digunakan
zakat di BAZ Bandung menemukan bahwa untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
implementasi sistem pengelolaan pada laporan dimana peneliti sebagai instrumen kunci, tehnik
keuangan terdapat kendala dalam sumber daya pengumpulan data dilakukan dengan cara triangulasi
manusia serta tidak adanya anggaran untuk media (gabungan), tehnik analisis data bersifat kualitatif dan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1869
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan daripada situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pusat
generalisasi (Sugiyono, 2014). Statistik (BPS), Pedoman Standar Akuntansi
2.2. Populasi, Sampel, Tehnik Pengambilan Keuangan (PSAK), dan website lembaga amil zakat
Sampel dan beberapa website lain terkait serta beberapa
Menurut Sugiyono (2014) dalam penelitian artikel yang mendukung dengan riset ini.
kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi 2.4. Teknik Pengumpulan Data
oleh Sprandley dinamakan “sosial situation” atau Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini
situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu : adalah wawancara, wawancara terstruktur,
tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas wawancara semi terstruktur dan wawancara tidak
(activity) yang berinteraksi secara sinergis. Peneliti terstruktur. Wawancara ini ditujukan secara langsung
akan mengamati situasi sosial yang bertempat pada atau tanya jawab kepada pihak-pihak yang terkait
BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten untuk tentang penelitian pada BAZNAS Provinsi Lampung
mendapatkan informasi dari karyawan/amil zakat dan Banten seperti kepala OPZ dan bagian
serta mengamati aktifitas BAZNAS Provinsi akuntansi/pencatatan dana zakat serta mustahiq
Lampung dan Banten. maupun muzzakki BAZNAS Provinsi Lampung dan
Sampel dalam penelitian kualitatif disebut Banten.
dengan narasumber atau partisipan (Sugiyono, 2014). 2.5. Teknik Analisis Data
Peneliti memilih informan pada bagian ketua Dalam penelitian ini digunakan analisa
BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten dan bagian deskriptif, yaitu akuntabilitas dan transparansi pada
pencatatan dana zakat mengenai pengelolaan dana BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten. Menurut
zakat. Peneliti mengambil kedua informan tersebut Miles dan Huberman (1992) dalam Gunawan (2014)
karena kedua informan tersebut terlibat dalam mengemukakan tiga tahapan dalam menganalisis data
penelitian mengenai akuntabilitas dan transparansi kualitatif yakni:
organisasi pengelolaan zakat. 1. Reduksi Data
Dalam penelitian ini menggunakan tehnik Mereduksi data adalah kegiatan merangkum,
pengambilan sampel non probability sampling memilih hal-hal pokok kemudian memfokuskan
dengan purposive sampling yaitu tehnik penentuan ke hal yang penting dan mencari tema dan
sampel dengan ciri-ciri tertentu (Sugiyono, 2014). polanya. Hal ini akan memberikan gambaran
Dengan tehnik purposive sampling diharapkan lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan
permasalahan yang ada dalam penelitian bisa pengumpulan data.
terjawab. Kriteria pengambilan informan adalah 2. Paparan Data
dengan menggunakan pertimbangan sebagai berikut: Paparan data merupakan sekumpulan informasi
(1) Mengetahui aktifitas BAZNAS Provinsi yang tersusun dan memberikan kemungkinan
Lampung dan Banten, (2) Mengetahui pelaksanaan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
pengelolaan dana zakat oleh amil zakat, dan (3) tindakan.
Mengetahui pencatatan pengelolaan dana zakat oleh 3. Penarikan Kesimpulan
amil zakat. Penarikan kesimpulan merupakan hasil
2.3. Jenis dan Sumber Data penelitian yang menjawab fokus penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan berdasarkan hasil analisis data.
kualitatif lapangan dengan berdasarkan pada
deskriptif kualitatif. Pendekatan ini mengarah pada 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pendiskripsian secara rinci dan mendalam mengenai 3.1. Hasil penelitian
gambaran kondisi yang sebenarnya terjadi di 3.1.1. Gambaran Umum Penelitian
lapangan. Sumber data dalam penelitian ini yaitu Penelitian ini diawali dengan menggunakan
data primer dan data sekunder. Data primer dalam surat ijin penelitian dari UIN Raden Intan Lampung
penelitian ini yaitu hasil wawancara dengan ketua yang ditujukan kepada amil zakat, muzzakki, dan
BAZNAS dan Bagian pencatatan dana zakat mustahiq zakat. Di samping menggunakan surat
mengenai akuntabilitas dan transparansi BAZNAS peneliti juga melampirkan satu bendel proposal
Provinsi Lampung dan Banten. Data sekunder dalam penelitian guna memberikan maksud dan tujuan
penelitian ini yaitu laporan Outlook Zakat Indonesia, penelitian. Proses perijinan membutuhkan waktu

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1870
kurang lebih satu minggu yang kemudian wawancara BAZNAS Lampung dan Banten merupakan
serta observasi yang dilakukan oleh peneliti organisasi non structural pemerintah yang dibentuk
dilakukan kurang lebih satu bulan. Hasil penelitian untuk mengelola zakat di Lampung dan Banten.
ini diperoleh dengan tehnik wawancara serta Sebelum menjadi BAZNAS, lembaga ini merupakan
dokumentasi sebagai bentuk pencarian data serta badan amil zakat daerah atau biasa disebut
kebenaran informasi. BAZNAS. BAZNAS Lampung dan Banten terbentuk
Observasi dilakukan peneliti dengan melihat sesuai dengan keputusan Gubernur. Selanjutnya
bagimana proses pengelolaan zakat dari mulai untuk BAZNAS Banten berdasarkan surat keputusan
pengumpulan zakat, pencatatan zakat, hingga Gubernur juga.
pendistribusian zakat. Peneliti menganalisis hasil 3.1.3. Penerapan Akuntabilitas pada BAZNAS
wawancara dan observasi untuk memperoleh hasil Lampung dan Banten
penelitian yang relevan. Analisis ini terfokus pada 3.1.3.1. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran
Amil zakat sebagai pengelola zakat, muzzakki dan a. Adanya Kepatuhan Hukum dan Peraturan
mustahiq. Penelitian yang dimulai dari proses Serta Perundang-Undangan Yang Berlaku
wawancara, observasi serta dokumentasi yang Peraturan hukum maupun perundang-undangan
dilakukan peneliti, peneliti melakukan yang dipatuhi oleh BAZNAS Lampung dan Banten
penyederhanaan dan abstraksi data yang masih seperti pendirian BAZNAS yang sesuai dengan SK
mentah. Kemudian peneliti melakukan reduksi hasil dari pemerintah daerah Provinsi Lampung dan
wawancara atau pun data agar informasi yang Banten, laporan keuangan yang harus dilaporkan
dikumpulkan oleh peneliti dapat dirancang secara pada pemerintah daerah serta BAZNAS pusat. Hal
sistematis yang kemudian memudahkan dalam ini sesuai dengan pernyataan dari amil BAZNAS
menganalisis data dan menarik kesimpulan. Dalam Provinsi Lampung dan Banten bahwa pendirian
tahap analisis peneliti membuat daftar pertanyaan BAZNAS Lampung dan Banten sesuai SK dari
sebagai bahan wawancara, pengumpulan data dan Gubernur. Sedangkan untuk laporan keuangan
analisis data yang dilakukan oleh peneliti sendiri. BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten melaporkan
Berikut ini adalah tahapan-tahapan untuk pada pemerintah Provinsi dan juga BAZNAS pusat
mengetahui bagaimana informasi yang di berikan melalui aplikasi SIMBA. Pernyataan tersebut juga
oleh informan penelitian : didukung oleh salah satu muzzakki BAZNAS
1. Peneliti membuat daftar pertanyaan yang akan Provinsi Lampung dan Banten bahwa muzzakki
dibuat untuk wawancara tersebut pernah membantu merintis BAZNAS
2. Peneliti melakukan wawancara kepada amil Provinsi Lampung dan Banten sejak ada UU tahun
zakat sebagai pengelola zakat, kemudian 2014 lalu ditindaklanjuti oleh Pemprov Lampung dan
peneliti juga melakukan wawancara kepada Banten akhirnya jadi BAZNAS Provinsi Lampung
muzzakki zakat sebagai pembayar zakat dan dan BAZNAS Banten yang sebelumnya itu namanya
yang terakhir peneliti juga melakukan BAZDA.
wawancara kepada mustahiq zakat sebagai Berdasarkan keterangan dari amil maupun
penerima zakat tentang akuntabilitas dan muzzakki BAZNAS dapat disimpulkan bahwa
transparansi orgaisasi pengelola zakat BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten sudah
BAZNAS Lampung dan Banten. cukup baik taat terhadap peraturan dan hukum lain
3. Peneliti melakukan dokumentasi dilapangan yang berlaku. Didukung oleh SK pendirian BAZNAS
guna mendapatkan informasi yang lebih Provinsi Lampung dan Banten maka segala aktifitas
akurat. OPZ dapat dipertanggungjawabkan. Dari hasil
4. Peneliti melakukan proses seleksi dan observasi yang dilakukan peneliti kepatuhan hukum
pemfokusan data yang diperoleh dari syariah yang ditaati oleh BAZNAS Provinsi
wawancara yang telah dilakukan. Lampung dan Banten diantaranya yakni tidak adanya
5. Peneliti menganalisis hasil wawancara yang jabat tangan antara laki-laki dan perempuan serta
telah dilakukan. pencatatan yang diketahui oleh ketua serta subbagian
keuangan.
3.1.2. Sejarah Baznas Lampung dan Banten b. Adanya Pelaksanaan Kegiatan yang Sesuai
SK untuk Menghindari Penyalahgunaan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1871
Jabatan Maupun Penyelewengan Dana Zakat memerlukan dibandingkan dengan kelompok yang
Dalam melaksanakan setiap kegiatan lainnya merupakan sunnah (Hani, 2015). Dapat
BAZNAS Lampung dan Banten sudah disimpulkan bahwa BAZNAS Provinsi Lampung dan
terbentuk beberapa devisi untuk Banten telah melaksanakan setiap tugasnya sesuai
melaksanakan tugasnya. dengan SK yang berlaku namun belum adanya SOP
Hal ini dilakukan untuk menghindari yang telah ditetapkan oleh pimpinan/ketua BAZNAS
penyalahgunaan jabatan maupun penyelewengan Provinsi Lampung dan Banten. Sedangkan dalam
dana zakat yang dilakukan oleh amil/karyawan proses pendistribusiannya BAZNAS Provinsi
BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten. Berikut ini Lampung dan Banten belum merealisasikannya
adalah pernyataan dari amil BAZNAS Provinsi kepada delapan asnaf.
Lampung dan Banten bahwa dengan adanya SK 3.1.3.2. Akuntabilitas Proses
pembagian tugas pimpinan BAZNAS Lampung dan Adanya Prosedur untuk Melaksanakan Kegiatan
Banten Periode 2017-2022 yang mengatur tugas dan yang Dilakukan OPZ
wewenang masing-masing jabatan. Peneliti juga Prosedur dalam melaksanakan kegiatan oleh
menemukan dokumen berupa SK dari keputusan BAZNAS Lampung dan Banten yakni dengan PRA
ketua badan amil zakat nasional Provinsi Lampung (Parcipatory Rural Appraisal). PRA merupakan
dan Banten tentang pembagian tugas pimpinan badan pendekatan dan metode yang memungkinkan
amil zakat nasional Provinsi Lampung dan Banten masyarakat secara bersama-sama menganalisis
periode 2017–2022. Sehingga dengan adanya SK masalah kehidupan dalam rangka merumuskan
yang telah ditetapkan diharapkan karyawan dapat perencanaan dan kebijakan secara nyata (Chambers,
melaksanakan tugas dan wewenang sesuai jabatan 1994). Seperti yang dikemukakan oleh amil
masing-masing. Dalam penyaluran zakat BAZNAS BAZNAS Lampung dan Banten dengan
Provinsi Lampung dan Banten belum menyalurkan menggunakan PRA sebagai metode untuk
ke delapan asnaf mustahiq zakat dikarenakan memberdayakan ekonomi produktif terkhusus pada
BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten Lampung dan Banten utara karena disana sangat
memprioritaskan yang ada seperti Fakir, miskin, minus sekali kondisi masyarakatnya.
amil, fisabilillah, dan ibnu sabil. Peneliti menemukan dokumen bagaimana proses
Pendistribusian ini didasarkan atas skala umum PRA
prioritas dengan memperhatikan pemerataan, a. Persiapan PRA
keadilan dan kewilayahan BAZNAS Provinsi 1) Pelatihan
Lampung dan Banten. Seperti yang dikemukakan 2) Penyusunan tim PRA
oleh amil (1) BAZNAS Provinsi Lampung dan 3) pendefinisian tujuan PRA
Banten bahwa sejauh ini BAZNAS Provinsi 4) Pembuatan desain kegiatan PRA
Lampung dan Banten belum menyalurkan ke delapan 5) Kunjungan awal
asnaf karena terfokus pada ekonomi produktif dan b. Pelaksanaan PRA
memprioritaskan yang ada. Pernyataan tersebut 1) Penjelasan maksud, tujuan dan proses PRA
diperkuat oleh amil BAZNAS Provinsi Lampung 2) Diskusi penggalian informasi
dan Banten bahwa survey yang dilakukan belum 3) Pendokumentasian hasil diskusi
sampai delapan asnaf karena fokus BAZNAS 4) Presentasi hasil diskusi
Provinsi Lampung dan Banten di ekonomi produktif 5) Perumusan rencana aksi
jadi biasanya survey yang dilakukan sesuai program c. Tindak lanjut PRA
Lampung dan Banten lima, kebanyakan fakir, miskin, 1) Perincian rencana aksi
fi sabilillah, amil, dan ibnu sabil. Menurut mazhab 2) Pelaksanaan. Pelaksanaan PRA secara
Syafi’i dan Hambali , zakat boleh diberikan kepada singkat dijelaskan oleh amil
empat atau lima golongan orang seperti : panitia BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten
zakat (amil) , mualaf , orang yang ikut berperang, prosedurnya yakni survey lokasi yang dilakukan oleh
dan orang yang berhutang demi kepentingan bagian amil kemudian melakukan wawancara
keluarganya (Mughniyah, 2015) dengan warga sekitar serta RT, RW dengan surat ijin
Sedangkan, menurut mazhab Maliki, dari amil dengan memberikan keterangan tempat
memberikan zakat kepada orang yang sangat yang di survey dan harus melakukan dokumentasi

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1872
setelah sampai tujuan. Sehingga dapat dikatakan kegiatan dilaksanakan setiap satu minggu sekali, hal
bahwa BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten ini sesuai dengan pernyataan dari amil BAZNAS
benar-benar selektif dalam menyalurkan dana ZIS Provinsi Lampung dan Banten dengan mengadakan
kepada mustahiq zakat agar tidak salah sasaran dalam evaluasi kegiatan setiap satu minggu sekali untuk
penyaluran zakat. Adanya sistem yang menunjang mengetahui kinerja dan mengevaluasi kegiatan yang
kegiatan yang dilakukan oleh OPZ dalam telah BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten
memudahkan segala proses pencatatan dana yang lakukan. Dalam melakukan evaluasi setiap satu
dikumpulkan serta didistribusikan BAZNAS minggu sekali semua karyawan harus ikut terlibat
menggunakan aplikasi sistem manajemen informasi agar semua tau tentang kegiatan dan pelaksanaan
BAZNAS atau biasa dikenal dengan sebutan pengumpulan, pencatatan serta pendayagunaan dana
SIMBA. SIMBA merupakan sebuah sistem yang zakat. Terlebih dengan jumlah karyawan dengan
dibangun dan dikembangkan untuk keperluan berbeda devisinya jadi biar tau kinerja masing-
penyimpanan data adan informasi yang dimiliki oleh masing devisinya. Pernyataan dari ketua umum
BAZNAS secara nasional (Wijayanti, Roziq, & BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten juga
Irmadariyani, 2020). didukung oleh muzzakki BAZNAS Provinsi
SIMBA diperkenalkan sejak tahun 2012 dan Lampung dan Banten bahwa ada matriks yang
diikuti oleh BAZNAS tingkat provinsi maupun digunakan dalam penyaluran program BAZNAS
Provinsi atau kota. Amil BAZNAS Provinsi Provinsi Lampung dan Banten yakni Lampung dan
Lampung dan Banten menyatakan bahwa sistem Banten dan adanya rapat untuk evaluasi. Sehingga
yang menunjang kegiatan BAZNAS Provinsi dapat disimpulkan bahwa BAZNAS Provinsi
Lampung dan Banten adalah aplikasi SIMBA yang Lampung dan Banten telah menerapkan kegiatan
sudah di perkenalkan pemerintah untuk memudahkan evaluasi dalam rangka mengoptimalkan kinerja
proses menginput serta mengolah data. Pernyataan BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten yang harus
tersebut diperkuat dengan muzzakki BAZNAS diketahui oleh semua devisi organisasi pengelola
Provinsi Lampung dan Banten yang ikut merintis zakat.
BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten jika dulu Adanya Strategi untuk melaksanakan setiap
pencatatan masih manual kemudian muncul aplikasi program dari OPZ dalam melaksanakan setiap
SIMBA dan mulai dipraktekkan pada tahun 2014. program yang dilakukan oleh OPZ BAZNAS
Beberapa fitur yang dimiliki SIMBA yakni : Provinsi Lampung dan Banten menyiapkan strategi
a. Penghimpunan dana ZIS berupa membuat sasaran mustahiq guna menerima
b. Penyaluran dan penggunaan dana ZIS zakatnya dengan cara menelusuri desa terpencil di
c. Pencatatan aset area Lampung dan Banten yang memang sangat
d. Mencetak bukti setor zakat menjadi perhatian khusus pemerintah Provinsi
e. Menerbitkan kartu NPWZ (nomor pokok wajib Lampung dan Banten. BAZNAS Lampung dan
zakat) Banten bekerjasama dengan pemerintah kota
f. Manajemen anggaran Lampung dan Banten dan didukung dengan
g. Mencetak jenis laporan yang standard. Sehingga kecamatan tersebut untuk melakukan pengamatan
BAZNAS kota, provinsi ataupun pusat serta untuk mendapatkan informasi yang akurat dan
menggunakan aplikasi SIMBA untuk menginput relevan tetang target yang dituju. Setelah
serta memproses data baik pengumpulan serta mendapatkan informasi maka BAZNAS Provinsi
pendistribusian dana zakat. Lampung dan Banten mendatangi lokasi tersebut
untuk menyurvei lokasi dan mustahiq serta bantuan
Melalui pengamatan peneliti lewat media sosial apa saja yang dibutuhkan mustahiq tersebut.
dari BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten
mendapat penghargaan sebagai operator teraktif menyatakan bahwa strategi yang dilaksanakan
SIMBA pada Januari 2018. disetiap programnya yakni yang pertama
3.1.3.3. Akuntabilitas Program mengidentifikasi potensi calon muztahiq, selanjutnya
Dalam melaksanakan programnya BAZNAS mengkoorninasikan dengan OPD, LAZ dan Ormas,
Kabupaten yang ada di Provinsi Lampung dan kemudian melakukan pendampingan mustahiq dan
Banten menggunakan sistem evaluasi. Evaluasi yang terakhir kami bekerjasama dengan Non–

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1873
Government Organization (NGO) atau LSM. Peneliti menemukan dokumen disalah satu muzzakki
Pernyataan tersebut didukung oleh hasil observasi laporan relisasi dan pendayagunaan dana ZIS.
peneliti pada kantor BAZNAS Provinsi Lampung Adanya partisipasi karyawan dalam
dan Banten serta salah satu narasumber muztahiq pengambilan keputusan partisipasi karyawan dalam
zakat yang mendapatkan bantuan gerobak siomay. pengambilan keputusan sangatlah penting dalam
Seperti yang dikemukakan oleh mustahiq suatu organisasi. Beberapa manfaat partisipasi
BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten bahwa karyawan dalam pengambilan keputusan yakni
sebelum menerima bantuan ditawari oleh amil sebagai peningkatan tanggung jawab, menumbuhkan
BAZNAS bahwa gerobaknya sudah tidak layak pakai krestifitas dan inovasi serta dapat menumbuhkan
kemudian amil memberikan tawaran bantuan untuk keinginan untuk memberikan yang lebih baik dalam
dibelikan gerobak. Dengan membentuk persatuan suatu organisasi. Pengambilan keputusan yang
pedagang asongan disekitar mustahiq berjualan dilakukan oleh BAZNAS Lampung dan Banten
kemudian amil BAZNAS Provinsi Lampung dan dilakukan setiap kali ada briefing yakni satu minggu
Banten mensurvey setiap pedagang asongan sekali untuk mengetahui kinerja BAZNAS Provinsi
kemudian bagi yang mendapatkan bantuan Lampung dan Banten serta mengetahui partisipasi
diwajibkan mengumpulkan KTP dan KK. Survey karyawan disaat diadakannya briefing. Berikut
dilakukan di rumah mustahiq dengan bantuan RT dan adalah pernyataan dari amil BAZNAS Provinsi
warga sekitar tentang bagaimana kondisi ekonomi Lampung dan Banten semua amil selalu mengadakan
calon mustahiq. Sekitar empat bulan lamanya calon evaluasi minimal satu bulan sekali sehingga semua
mustahiq diseleksi akhirnya hanya 8 orang yang karyawan menegtahui akan kinerja BAZNAS setiap
mendapat bantuan gerobak. Dari pernyataan tersebut bulannya. Pernyataan tersebut juga didukung oleh
peneliti mengambil kesimpulan bahwa BAZNAS amil BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten
Provinsi Lampung dan Banten melakukan koordinasi bahwa dengan adanya rapat semua amil harus hadir
kepada semua pihak terkait agar tidak salah sasaran semuanya supaya amil mengetahui kinerja masing-
ataupun target dalam pendistribusian zakat. Dalam masing.
pendistribusian zakat BAZNAS Provinsi Lampung Disamping itu amil juga bisa cek di aplikasi
dan Banten tidak memberikan bantuan berupa uang SIMBA tentang pencatatannya mbak kami bisa
tunai namun barang yang dapat dimanfaatkan oleh crosscek masing-masing. Disamping itu peneliti juga
mustahiq zakat. mencari tahu akan kebenaran informasinya pada
3.1.3.4. Akuntabilitas Kebijakan media sosial BAZNAS Provinsi Lampung dan
Pertanggungjawaban pengelolaan dana zakat Banten terkait dengan optimalisasi pednsitribusian
yang dilakukan oleh BAZNAS Provinsi Lampung ZIS semester II. Pada unggahan tersebut terlihat
dan Banten ditujukan kepada pemerintah serta semua karyawan BAZNAS Provinsi Lampung dan
BAZNAS pusat yang dilaporkan dalam bentuk Banten hadir untuk berkontribusi dalam rapat
laporan keuangan. Seperti yang dikemukakan amil koordinasi.
BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten bahwa 3.1.4. Penerapan Transparansi pada BAZNAS
BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten wajib Lampung dan Banten
melaporkan pelaksanaan pengelolaan dana ZIS 3.1.4.1. Adanya Media Informasi Untuk
kepada BAZNAS Provinsi dan bupati setiap semester Mempublikasikan Kegiatan Yang
dan akhir tahun. Dari pernyataan tersebut peneliti Dilakukan Oleh Pengelola Zakat.
mencoba menelusuri siapa saja yang diberikan Media informasi dalam mempublikasikan
laporan pengelolaan dana ZIS. Salah satu muzzaki kegiatan yang dilakukan oleh organisasi pengelola
zakat BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten zakat pada BAZNAS Lampung dan Banten yakni
memberikan keterangan bahwa memang laporan dengan menggunakan media sosial. Hal ini sebagai
pengelolaan dana ZIS diberikan kepada pemkab bentuk perwujudan tranparansi dari BAZNAS
Provinsi Lampung dan Banten sedangkan untuk Lampung dan Banten, seperti yang dikemukakan
muzzaki zakat mendapatkan laporan umpan balik oleh amil bahwa BAZNAS Provinsi Lampung dan
atau realisasi dan pendayagunaan dana ZIS. Peneliti Banten menggunakan media sosial seperti Instagram,
menemukan dokumen yang mendukung bahwa twitter dan facebook karena mengikuti
pernyataan sub bagian keuangan benar adanya. perkembangan jaman daripada harus mengupload

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1874
melalui website. Pernyataan amil didukung oleh dan Banten. Berikut pernyataan dari amil BAZNAS
muzzakki BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten Provinsi Lampung dan Banten menyatakan bahwa
adanya informasi yang dipublikasikan melalui belum adanya publikasi laporan keuangan karena
Instagram sama facebook. Kemajuan teknologi belum adanya audit laporan keuangan. Sejauh ini
mempermudah amil dalam mempublikasikan agenda audit yang dilakukan oleh BAZNAS Provinsi
ataupun kegiatan dari BAZNAS Provinsi Lampung Lampung dan Banten hanya dilakukan oleh audit
dan Banten. Peneliti menemukan bukti bahwa internal BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten.
BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten telah Hal ini dilakukan karena kurang sempurnanya
mempublikasikan kegiatannya lewat media sosial pencatatan yang dilakukan BAZNAS Provinsi
seperti Facebook, Instagram serta Twitter, bukan Lampung dan Banten. Tetapi muzzakii BAZNAS
hanya informasi kegiatan yang dipublikasikan namun Provinsi Lampung dan Banten mendapatkan laporan
kata-kata bijak untuk tetap melakukan kebaikan pun realisasi distribusi dan pendayagunaan ZIS BAZNAS
tercantum di media sosial BAZNAS Provinsi Provinsi Lampung dan Banten selama satu tahun.
Lampung dan Banten. Peneliti menemukan dokumen realisasi distribusi dan
3.1.4.2. Adanya Laporan Berkala Mengenai pendayagunaan ZIS BAZNAS Provinsi Lampung
Pengelolaan Dana Zakat dan Banten dari salah satu muzzakki.
Laporan berkala pada BAZNAS Lampung dan 3.1.4.4. Adanya Kriteria Informasi Yang
Banten yang ditujukan yakni setiap bulan namun Dipublikasikan Kepada Publik
belum ada publikasi dalam media sosialnya, sehingga BAZNAS Lampung dan Banten berusaha
apabila public ingin mengetahui laporan keuangan mempublikasikan informasi yang uptodate disetiap
yang dibuat pada BAZNAS Provinsi Lampung dan harinya. Informasi yang disajikan kepada publik
Banten maka harus datang ke kantor BAZNAS harus dapat diandalkan dan dapat dipercaya seperti
Provinsi Lampung dan Banten. Hal ini seperti yang contoh ketika adanya pendistribusian zakat yang
salah satu muzzakki (1) BAZNAS Provinsi Lampung dilakukan BAZNAS Lampung dan Banten, laporan
dan Banten untuk mengetahui laporan keuangan pentasyarufan zakat, kegiatan apa yang dilakukan
harus datang kekantor BAZNAS Provinsi Lampung BAZNAS Lampung dan Banten pada hari itu. Amil
dan Banten yang berbentuk buku tebal yang berisi BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten
rincian dana pengumpulan hingga pendistribusian menyatakan bahwa informasi yang di sajikan kepada
zakat. publik harus relevan, andal , dan dapat
Pernyataan muzzakki tersebut didukung oleh dipercaya,karena BAZNAS Provinsi Lampung dan
pernyataan amil BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten merupakan lembaga yang terpercaya dalam
Banten bahwa laporan keuangan ada 2 yakni setiap menyalurkan kegiatan pendayagunaan dana zakat.
semester dan laporan tahunan karena BAZNAS Pernyataan dari ketua BAZNAS Provinsi
Provinsi Lampung dan Banten wajib melaporkan ke Lampung dan Banten didukung dengan pernyataan
BAZNAS Provinsi dan PEMKAB Lampung dan muzzakki bahwa informasi yang dipublikasikan
Banten ke Bupati. Dari hasil observasi yang harus relevan dan dapat dipertanggungjawabkan
dilakukan peneliti menemukan dokumen berbentuk kebenaran informasinya. Dari hasil observasi peneliti
laporan tahunan pada tahun 2017 pada kantor menemukan kebenaran informasi tersebut salah
BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten. Dokumen satunya ketika kegiatan pendistribusian gerobak cilok
laporan tersebut merupakan realisasi dan yang diunggah pada media sosial BAZNAS Provinsi
pendayagunaan dana ZIS selama satu tahun. Lampung dan Banten. Gerobak tersebut di
3.1.4.3. Adanya Laporan Tahunan Yang distribusikan kepada pedagang asongan di objek
Dipublikasikan Kepada Publik wisata, Lampung dan Banten sejumlah 8 gerobak
Laporan keuangan belum disajikan kepada siomay yang kebetulan menjadi salah satu
publik pada media sosial maupun website dari narasumber peneliti.
BAZNAS Lampung dan Banten, hal ini dikarenakan 3.1.5. Optimalisasi Potensi Zakat
belum adanya audit dari auditor eksternal. Peneliti Optimalisasi Potensi Zakat di BAZNAS
menemukan dalah satu bukti laporan tahunan yang Provinsi Lampung dan Banten di lakukan dengan
berbentuk matrik yang dipublikasikan kepada publik berbagai program seperti 1) sebagai tambahan
melalui media sosial BAZNAS Provinsi Lampung

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1875
penghasilan, 2) modal produktif dan 3) tambahan organisasi pengelola zakat. Akuntabilitas proses yang
biaya Kesehatan dan Pendidikan. telah diterapkan pada BAZNAS Provinsi Lampung
dan Banten diantaranya :
3.2. Pembahasan a. Mekanisme pelayanan mustahiq
3.2.1. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran 1) Pertama melakukan identifikasi calon
Menurut Elwood (1993) Akuntabilitas hukum mustahiq
terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap 2) Kedua, yakni melakukan pencatatan dan
hukum dan peraturan lain yang berlaku. Sedangkan, mengagendakan survei calon mustahiq.
akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran 3) Ketiga, melakukan survey kepada calon
penyalahgunaan jabatan. Akuntabilitas hukum terkait mustahiq yang diketahui RT, RW dan warga
dengan pendirian BAZNAS Provinsi Lampung dan setempat.Amil yang bertugas untuk
Banten. Akuntabilitas kejujuran terkait dengan mensurvey calon mustahiq harus
penghindaran penyalahgunaan jabatan dengan cara mendapatkan surat ijin perjalanan yang
pembagian devisi karyawan OPZ agar bekerja sesuai diketahui oleh ketua umum BAZNAS
dengan standar operasional prosedur (SOP). Provinsi Lampung dan Banten serta akan
Akuntabilitas hukum dan kejujuran yang sudah diberikan batasan waktu ketika melakukan
diterapkan pada BAZNAS Provinsi Lampung dan tugas dilapangan.
Banten diantaranya : 4) Keempat melakukan pembahasan hasil
a. Adanya SK pendirian BAZNAS Provinsi survey dan melakukan rapat koordinasi
Lampung dan Banten yakni : dengan semua karyawan BAZNAS Provinsi
1) Keputusan Dirjen Bimas Islam tentang Lampung dan Banten untuk pengambilan
Pembentukan Badan Amil Zakat keputusan.
Provinsi/Kota seluruh Indonesia. 5) Kelima, amil menyiapkan administrasi dan
2) Peraturan Badan Amil Zakat Nomer 3 Tahun distribusi. Dalam kegiatan ini amil memesan
2014 tentang Organisasi dan Tata kerja atau membeli barang yang dibutuhkan
Badan Amil Zakat Propinsi dan BadanAmi mustahiq. Pembelian atau pemesanan barang
Zakat Provinsi/Kota harus memakai nota atau kwitansi dari
b. Adanya SK pembagian tugas dan wewenang penjual.
masing-masing jabatan dengan keputusan ketua 6) Keenam, amil membayar barang tersebut
Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Lampung dengan uang serta kuitansi yang diketahui
tentang pembagian tugas pimpinan Badan Amil oleh sub bagian keuangan serta ketua umum
Zakat Nasional Provinsi Lampung dan Banten BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten.
periode 2017-2022 Sedangkan sub bagian keuangan wajib
c. Adanya kepatuhan dalam melaporkan mencatat uang keluar pada aplikasi SIMBA.
pengumpulan serta pendayagunaan dana ZIS 7) Ketujuh, mustahiq akan mendapatkan
kepada Provinsi Lampung dan Banten serta bantuan berupa barang yang dibutuhkan.
muzzakki Provinsi Lampung dan Banten. 8) Langkah terakhir yakni pengarsipan
d. Pencatatan dan transaksi yang jujur, sehingga dokumen.
pencatatan dana ZIS diketahui bukan hanya pada b. Mekanisme penghimpunan ZIS yang dilakukan
bagian pengumpulan dan pendistribusian tetapi BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten yakni
juga bagian keuangan dan ketua umum. a) Pertama, BAZNAS Provinsi Lampung dan
3.2.2. Akuntabilitas Proses Banten membentuk unit pengumpul zakat (UPZ)
Menurut Elwood (1993) Akuntabilitas proses di setiap Organisasi perangkat daerah (OPD),
terkait dengan prosedur yang digunakan dalam badan usaha milik daerah (BUMD), serta
pelaksanaan kegiatan sudah cukup baik , baik dari perusahaan-perusahaan tingkat daerah dan
segi sistem informasi akuntansi, sistem informasi instansi vertical yang berada di daerah Lampung
manajemen maupun prosedur administrasi. dan Banten. b) Kedua, menerima dana Zakat,
Pengelolaan organisasi seperti organisasi pengelola Infak, shadaqah (ZIS) secara langsung dari
zakat harus memiliki sistem informasi maupun muzzakki masyarakat umum. 3. Mekanisme
prosedur administrasi yang dapat menunjang kinerja pendistribusian dan pendayagunaan BAZNAS

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1876
Provinsi Lampung dan Banten a) Pertama, e. Lampung dan Banten Taqwa merupakan
pendistribusian ZIS secara konsumtif diberikan program BAZNAS Provinsi Lampung dan
kepada mustahik fakir yang masih kesulitan Banten untuk kegiatan dakwah maupun syi’ar
untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum seperti pembangunan tempat ibadah, karpet
sehari-hari. b) Kedua , pendistribusian dan musholla, kegiatan Da’I serta tunjangan untuk
pendayagunaan ZIS secara produktif dislurkan guru mengaji. Dalam melaksanakan strategi
kepada orang miskin yang akan merintis usaha pengumpulan serta penyaluran dana ZIS
atau yang sudah mempunyai kegiatan ekonomi BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten
dan membutuhkan pengembangan. c) Ketiga , membuat target pengumpulan serta
pendistribusian dan pendayagunaan ZIS secara penyalurannya kemudian dibuat matriks guna
edukatif untuk membiayai program mengetahui keoptimalan pendayagunaan dana
pemberdayaan masyarakat mustahik berdasarkan ZIS.
potensi yang ada melalui program zakat Hal ini bertujuan untuk mengetahui keoptimalan
community development (ZCD). pendistribusian dan pendayagunaan dana ZIS yang
3.2.3. Akuntabilitas Program telah dilakukan BAZNAS Provinsi Lampung dan
Menurut Elwood (1993) Akuntabilitas program Banten. Akuntabilitas Kebijakan Menurut Elwood
terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang (1993) Akuntabilitas kebijakan terkait dengan
telah ditetapkan dapat dicapai atau tidak dan apakah pertanggungjawaban suatu organisasi kepada
telah mempertimbangkan alternatif program yang pemerintah dan masyarakat luas. Dalam
memberikan hasil optimal dengan biaya yang akuntabilitasa kebijakan diharapkan organisasi
minimal. Hal ini terkait dengan program yang akan pengelola zakat mampu menerbitkan laporan
dilaksanakan, strategis apa yang harus ditempuh dan keuangan sebagai bentuk tanggungjawab kepada
bagaimana hasil dari program yang dilaksanakan. pemerintah ataupun publik. Akuntabilitas kebijakan
Program yang dibuat oleh BAZNAS Provinsi yang dilakukan oleh BAZNAS Provinsi Lampung
Lampung dan Banten sesuai dengan pembidangan dan Banten yakni dengan melaporkan pelaksanaan
pendistribusian 8 asnaf yakni fakir, miskin, amil, ZIS kepada BAZNAS Provinsi dan bupati setiap
muallaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil. semester dan akhir tahun namun laporan pelaksanaan
Kesesuaian program yang dilakukan oleh BAZNAS pengelolaan ZIS belum diaudit oleh auditor syariah
Provinsi Lampung dan Banten ditunjukkan dengan dan akuntan publik. Laporan pelaksanaan ZIS selama
adanya program Lampung dan Banten lima yakni : ini hanya diaudit oleh auditor internal. Partisipasi
a. Lampung dan Banten Peduli merupakan program karyawan dalam BAZNAS Provinsi Lampung dan
BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten untuk Banten diwujudkan dalam rapat koordinasi seperti
kepedulian lingkungan seperti penyediaan air dalam pengambilan keputusan penentuan calon
bersih, kebakaran, rehab rumah serta musafir dan mustahiq yang tepat serta optimalisasi
jadup. pendistribusian dana ZIS. Rapat koordinasi dilakukan
b. Lampung dan Banten Makmur merupakan setiap satu minggu sekali.
program BAZNAS Provinsi Lampung dan 3.2.4. Transparansi
Banten untuk memberdayakan umat guna BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten
menunjang ekonomi produktif seperti gerobak, Transparansi merupakan prinsip yang menjamin
mesin jahit, kambing, serta alat usaha lainnya. akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
c. Lampung dan Banten Sehat merupakan program memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten untuk pemerintahan yakni informasi tentang kebijakan,
kesehatan masyarakat yang kurang mampu, proses pembuatan dan pelaksaannya serta hasil-hasil
seperti biaya berobat, sanitasi, kursi roda dan yang dicapai (Fatmawati, Neneng & Nurdin 2016).
kaki palsu. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap organisasi
d. Lampung dan Banten Cerdas merupakan pemerintahan ataupun organisasi nirlaba harus selalu
program BAZNAS Provinsi Lampung dan terbuka akan keberadaan infomasi yang
Banten untuk anak-anak yang kurang mampu dipublikasikan kepada publik. Berikut ini merupakan
untuk bersekolah mulai dari SD/MI hingga hasil penelitian terkait dengan transparansi organisasi
mahasiswa serta santri.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1877
pengelola zakat pada BAZNAS Provinsi Lampung 4. KESIMPULAN
dan Banten yang telah di laksanakan : Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data,
a. BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten maka dapat ditarik kesimpulan bahwa 1)
menggunakan media sosial seperti facebook, Implementasi akuntabilitas yang diterapkan
Instagram, dan twitter dalam menyebarluaskan BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten ditunjukkan
informasi. Facebook BAZNASLampung dan dengan beberapa cara yakni mematuhi tata cara
Banten Instagram BAZNASLampung dan pendirian BAZNAS Provinsi/ kota, pembentukan
Banten Twitter @BAZNASLampung dan Banten beberapa devisi untuk penyaluran zakat dalam
b. BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten melaksanakan tugas, adanya pencatatan disetiap
mempublikasikan laporan berkala kepada transaksi, adanya strategi dalam pengumpulan hingga
pemkab Lampung dan Banten dan kepada penyaluran zakat, adanya laporan keuangan dan 2)
BAZNAS provinsi setiap satu semester serta Implementasi transparansi pada BAZNAS Provinsi
laporan tahunan yang dilaporkan pada pemkab Lampung dan Banten diantaranya yakni
Lampung dan Banten, BAZNAS provinsi serta mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan
BAZNAS pusat dan muzzakki BAZNAS BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten melalui
Provinsi Lampung dan Banten. Laporan tahunan media sosial, adanya laporan keuangan yang
diberikan kepada muzzakki BAZNAS Provinsi dipertanggungjawabkan kepada BAZNAS Provinsi,
Lampung dan Banten pada awal tahun baru pemerintah daerah serta muzzakki OPD, informasi
berupa realisasi dan pendayagunaan dana ZIS yang dipublikasikan dapat dipertanggungjawabkan
selama satu tahun sebelumnya. kebenarannya. Optimalisasi potensi zakat di Baznas
c. Kriteria informasi yang disajikan kepada publik Provinsi Lampung dan Banten dilakukan dengan
yakni informasi harus relevan dan dapat memaksimalkan distrubusi zakat sebagai 1) sumber
dipertanggungjawabkan kebenarannya serta tambahan penghasilan, 2) tambahan modal produktif
informasi yang diterima dapat bermanfaat bagi dan 3) tambahan biaya pendidikan dan kesehatan.
penerima informasi. Berdasarkan temuan penelitian maka penulis
3.2.5. Optimalisasi Potensi Zakat memberikan rekomendasi yaitu 1) Sebaiknya
Optimalisasi Potensi Zakat di Baznas Provinsi BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten menambah
Lampung dan banten dilakukan dengan berbagai amil zakat sehingga mempercepat kinerja dari
program seperti: BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten, 2)
a. Tambahan Penghasilan Sebaiknya BAZNAS Provinsi Lampung dan Banten
Dengan adanya zakat yang didistribusikan oleh menggunakan SOP untuk melaksanakan setiap
Baznas maka masyarakat akan menerima kegiatan yang dilakukan dari mulai pengumpulan
tambahan yang dapat digunakan untuk konsumtif hingga pendayagunaan dan pendistribusian dana
dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari. zakat dan 3) Sebaiknya BAZNAS Provinsi Lampung
b. Modal Produktif dan Banten melakukan pendistribusian secara
Selain sebagai tambahan pengahsilan, program menyeluruh kepada delapan asnaf bukan hanya lima
yang dilakukan oleh Baznas adalah fokus asnaf.
membina masyarakat untuk menggunkan zakat
yang diterima sebagai modal produktif untuk 5. UCAPAN TERIMA KASIH
melakukan kegiatan usaha seperti ternak bebek, Penulis mengucapkan terima kasih kepada
ternak ayam dan ternak ikan lele yang dapat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
menambah penghasilan masyarakat dari Negeri Raden Intan Lampung yang telah mendukung
keuntungan yang diperoleh. baik materil maupun non materil, selain itu juga
c. Biaya Kesehatan dan Pendidikan penulis mengucapkan terima kasih kepada Baznas
Dengan adanya zakat yang diterima oleh Provinsi Lampung dan Provinsi Banten yang telah
masyarakat selain untuk menambah penghasilan membantu penelitian ini sehingga dapat berjalan
dan modal produktif, zakat tersebut juga dengan lancar.
digunakan masyarakat sebagai biaya untuk
Kesehatan dan Pendidikan.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1878
6. REFERENSI Hisamuddin, N., & Sholikha, I. H. (2016). Persepsi,
Abidah, A. (2016). Analisis strategi fundraising penyajian dan pengungkapan dana non halal
terhadap peningkatan pengelolaan ZIS pada pada baznas dan pkpu kabupaten
lembaga amil zakat kabupaten lumajang. ZISWAF: Jurnal Zakat dan
ponorogo. Kodifikasia, 10(1), 144946. Wakaf, 1(1), 1-36.
Adawiyah, R. (2018). Pengelolaan Zakat di Provinsi Huda, N., Anggraini, D., Ali, K. M., Mardoni, Y., &
Banten (Studi Perjalanan dan Kiprahnya dalam Rini, N. (2014). Prioritas Solusi Permasalahan
Pembangunan Ekonomi Umat). Tazkiya, 19(01), Pengelolaan Zakat di Propinsi Banten dan
95-105. Kalimantan Selatan dengan Metode AHP. Al-
Chaniago, S. A. (2015). Pemberdayaan zakat dalam Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 6(2),
mengentaskan kemiskinan. Jurnal Hukum Islam 223-238.
IAIN Pekalongan, 13(1), 47-56. Indrarini, R. (2017). Transparansi Dan Akuntabilitas
Chambers, R. (1994). Participatory rural appraisal Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat:
(PRA): Analysis of experience. World Perspektif Muzaki Upz Bni Syariah. AKRUAL:
development, 22(9), 1253-1268. Jurnal Akuntansi, 8(2), 166-178.
Damayanti, M. A. (2019). Analisis Ketimpangan Mubarok, A., & Fanani, B. (2014). Penghimpunan
Pembangunan Ekonomi Antarwilayah dalam dana zakat nasional (Potensi, realisasi dan peran
Perspektif Ekonomi Islam (Studi di penting organisasi pengelola
Kabupaten/Kota Provinsi Lampung Tahun zakat). Permana, 5(2).
2013-2017) (Doctoral dissertation, UIN Raden Mughniyah, M. J. (2015). Fiqih Lima Mazhab:
Intan Lampung). Ja'fari, Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hambali. Shaf.
Efendi, M. (2017). Pengelolaan zakat produktif Nikmatuniayah, N., & Marliyati, M. (2015).
berwawasan kewirausahaan sosial dalam Akuntabilitas Laporan Keuangan Lembaga Amil
pengentasan kemiskinan di Indonesia. Al-Ahkam Zakat di Kota Semarang. MIMBAR: Jurnal
Jurnal Ilmu Syari’ah Dan Hukum, 2(1). Sosial dan Pembangunan, 31(2), 485-494.
Ellwood, Sheilla. 1993. Parish Town and Councils: Nofitasari, R. F. (2020). Pengaruh Transparansi dan
Financial Accountability and Management. Akuntabilitas Laporan Keuangan terhadap
Local Government Studies. Vol 19. Tingkat Kepercayaan Muzakki pada Lembaga
Endahwati, Y. D. (2014). Akuntabilitas pengelolaan Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Nahdatul
zakat, infaq, dan shadaqah (zis). Jurnal Ilmiah Ulama Provinsi Lampung (Doctoral dissertation,
Akuntansi dan Humanika, 4(1). UIN Raden Intan Lampung).
Fatmawati, E., & Nurdin, N. N. D. (2016). Analisis Purbasari, I. (2015). Pengelolaan Zakat oleh Badan
Implementasi Prinsip Transparansi dalam dan Lembaga Amil Zakat di Surabaya dan
Pengelolaan Zakat di Badan Amil Zakat (BAZ) Gresik. Mimbar Hukum-Fakultas Hukum
Kota Bandung. Universitas Islam Bandung: Universitas Gadjah Mada, 27(1), 68-81.
Jurnal Keuangan dan Perbankan Syariah. Rahmat Hakim, B. (2017). Zakat dalam Perspektif
Hafidhuddin, D. (2002). Zakat dalam perekonomian Masyarakat Banjar: Rekonstruksi Paradigma
modern. Gema insani. Zakat Berbasis Maslahat (Tinjauan Maqasid al-
Hani, U. (2015). Analisis tentang Penyamarataan Syariah) (Doctoral dissertation, Universitas
Pembagian Zakat Kepada Asnaf Zakat Menurut Islam Negeri Alauddin Makassar).
Pendapat Imam Syafi’I. Al-Iqtishadiyah: Rahmat, R., Atmadja, A. T., SE, A., & Sulindawati,
Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah N. L. G. E. (2017). Transparansi Dan
(E-Journal) Volume, 2, 21-45. Akuntabilitas Pengelolaan Zakat, Infaq,
Hermawan, D., & Waluya, A. H. (2019). Peran Shadaqah,(STUDI KASUS PADA BADAN
Ziswaf dalam Pemberdayaan Masyarakat AMIL ZAKAT NASIONAL KABUPATEN
Miskin di Provinsi Banten. Al-Infaq: Jurnal BULELENG). JIMAT (Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 10(1), 1-12. Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 7(1).
Sugiyono. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis,
Cetakan 18. Bandung : Alfabeta

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1879
Syahrullah, M. A. (2018). Strategi fundraising dalam Yuliafitri, I., & Khoiriyah, A. N. (2016). Pengaruh
upaya meningkatkan kepercayaan muzakki pada Kepuasan Muzakki, Transparansi dan
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Akuntabilitas Pada Lembaga Amil Zakat
Pusat (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Terhadap Loyalitas Muzakki (Studi Persepsi
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Pada LAZ Rumah Zakat). Islamiconomic:
Hidayatullah). Jurnal Ekonomi Islam, 7(2).
Wijayanti, C., Roziq, A., & Irmadariyani, R. (2020).
Penerimaan Pengguna Terhadap Sistem
Informasi Manajemen BAZNAS dan
Kesesuaian Dengan PSAK Nomor 109 (Studi
Kasus pada Badan Amil Zakat Nasional
Kabupaten Jember). e-Journal Ekonomi Bisnis
dan Akuntansi, 7(1), 42-47.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534

Anda mungkin juga menyukai