Anda di halaman 1dari 6

KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK I

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL


“Perkembangan Teknologi dan Pembelajaran”
IKRIMA NIDA KENCANA WATI - 223174915535
PPG Prajabatan IPS 002 - Universitas Negeri Malang

KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK I

STUDI KASUS

Butet adalah seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang sangat mencintai belajar dan
berbagi ilmu dengan orang lain. Visi yang dimilikinya adalah seluruh anak-anak di Indonesia,
dapat memperoleh pendidikan yang memadai supaya dapat menjadi generasi penerus bangsa
yang baik. Penerus bangsa yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan toleransi dalam setiap
perbedaan individu.

Walau dirinya termasuk seorang pribadi yang sulit bersosialisasi dan bergaul, Butet selalu
bersemangat ketika dirinya menyiapkan materi dan metode untuk pembelajaran. Selain itu Butet
selalu memiliki kesulitan untuk mencairkan suasana sebelum memulai pembelajaran. Butet
seringkali merasa khawatir akan respon yang akan diperolehnya saat dirinya berusaha
mencairkan suasana kelas. Ia seringkali merasa dirinya sukar mengatur prioritas karena baginya
semua hal penting dan mendesaknya untuk segera menyelesaikan secepat mungkin.

 Kasus 1 :

Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat bersemangat namun
juga merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi pengarahan bahwa Butet akan
menjadi wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di kelas
tersebut adalah anak-anak yang sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan yang
diberikan dari guru-guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah mempersiapkan
beberapa rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya. Ketika mendekati
masuk ke kelas, Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri bahwa dirinya akan mampu
menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB tepat, Butet memasuki ruangan
kelas dan tiba-tiba se-ember air jatuh di atas kepala Butet. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-
bahak. Seketika itu juga Butet terbelalak hingga wajahnya memerah. Butet rasanya ingin
berteriak namun tidak mampu. Butet hanya berjalan menuju meja guru dan langsung duduk
sembari mengeringkan dirinya yang basah kuyup.

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Dari uraian studi kasus diatas masalah yang dihadapi Butet ialah sulit bersosialisasi dan
bergaul, Butet selalu memiliki kesulitan untuk mencairkan suasana sebelum memulai
pembelajaran. Hal ini juga dipengauhi oleh kepribadian Butet yang kurang percaya diri.
Dari studi kasus tersebut dapat diihat Butet seringkali merasa khawatir akan respon yang
akan diperolehnya saat dirinya berusaha mencairkan suasana kelas. Ia seringkali merasa
dirinya sukar mengatur prioritas karena baginya semua hal penting dan mendesaknya
untuk segera menyelesaikan secepat mungkin. Disini juga Butet terlihat sering merasa
khawatir yang mempengaruhi ukuran kepercayaan dirinya.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah Butet tersebut:
a. Kesadaran Diri (Self-awareness)
Dilihat hari perspektif self awareness. Butet harus belajar memahami kelebihan dan
kekurangan pada dirinya sehingga Butet akan mudah dalam melaksanakan
pengelolaan kelas. Selain itu, Butet harus mampu menciptakan lingkungan belajar
yang menyenangkan dan menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Butet juga
harus melatih kontrol emosional dalam dirinya ketika menghadapi peserta didik
dengan kondisi tersebut.
b. Manajemen Diri (Self-management)
Dari perspektif self management, Butet dapat mengelola emosinya dengan lebih baik
dan bersikap sesuai dengan kondisi yang terjadi. Namun disisi lain Butet juga harus
melatih ketegasan untuk peserta didik agar mereka memiliki batasan kepada guru.
Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi proses pembelajaran yang semakin
teratur.
c. Pengambilan Keputusan yang Bertanggungjawab (Responsible decision making)
Butet harus mampu mengambil keputusan yang bertanggungjawab untuk
meningkatkan kesadaran dan karakter peserta didik di kelasnya sehingga seluruh
peserta didik di kelasnya dapat menghargai Butet sebagai wali kelasnya. Disini Butet
harus memiliki jiwa leadership yang bagus untuk memimpin kelasnya terlebih dahulu
sehingga dari sikapkepemimpinan Butet dapat mengambil keputusan yang sesuai
dengan kondisi permasalahan yang dialami oleh Butet.
d. Kesadaran Sosial (Social awareness)
Dari perspektif kesadaran social Butet harus mampu meningkatkan kesadaran sosial
Dari Pada peserta didik. Selain itu, Butet juga harus mengetahui latar belakang dari
masing-masing peserta didik. Disisi lain Butet harus melakukan intropeksi diri agar
Butet menyadari bagaimana menyelesaikan permasalahan yang dialaminya.
e. Keterampilan Sosial (Relationship skills)
Dilihat dari perspektif Keterampilan Sosial Butet harus mampu meningkatkan
interaksi dan kedekatan dengan peserta didik. Keterampilan social Butet juga dapat
dilatih dengan mengembangkan sikap leadership dan public speaking.

 Kasus 2 :

Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa
dengan ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan
kehilangan semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal penilaian
masa percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa
siswi di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali
mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar berlangsung.
Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan terpengaruh karena hal itu,
sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut. Kelima siswa tersebut sama
sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung dan merasa tidak berdaya.

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.

Butet merasa lelah dan kehilangan semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini
merupakan jadwal penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan
mendekatkan diri dengan siswa siswi di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak
mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet
saat proses belajar mengajar berlangsung. Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga
bulanan ini akan terpengaruh karena hal itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima
siswa tersebut. Kelima siswa tersebut sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet.
Butet bingung dan merasa tidak berdaya.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Penerapan kompetensi sosial emosional dalam masalah Butet sebagai berikut :

a. Kesadaran sosial (Social awareness)


Dilihat dari perspektif Kesadaran Sosial Butet mulai memahami kondisi dan beradaptasi
dengan lingkungan baru, terlihat dari Butet yang sudah terbiasa dengan ritme pekerjaan
selama 2 bulan dan menjadi wali kelas lima peserta didik yang sulit diatur. Namun disini
Butet harus menyadari permasalhan yang ada di kelasnya, kesadaran social yang dimiliki
Butet akan menimbulkan sebuah solusi untuk peserta didik yang tidak mengumpulkan
tugas.
b. Kesadaran diri (Self awareness)
Dilihat dari perspektif kesadaran diri Butet harus memahami bahwa ia merupakan guru
baru yang memiliki masa percobaan selama 3 bulan, sehingga ketika ada masalah yaitu
lima peserta didik yang selalu tidak mengumpulkan tugas, Butet harus melakukan self
reflection yang didalamnya Butet menganalisa problem dari permasalahan yang dihadapi.
c. Manajemen diri (Self management)
Dilihat dari perspektif self management Butet Selama kurang lebih 2 bulan Butet sudah
mampu mengontrol emosi dan pikiran pada situasi tertentu, terlihat dari Butet yang sudah
terbiasa dengan ritme pekerjaannya. Butet juga masih dapat mengontrol emosi dan tetap
tenang untuk mencari solusi dari masalah lima peserta didik yang selalu tidak
mengumpulkan tugas.
d. Pengambilan keputusan yang bertangung jawab (Responsible decision making)
Butet masih bertanggung jawab atas pekerjaannya sebagai wali kelas walaupun sudah
merasa lelah dan kehilangan semangat memasuki bulan ketiga. Butet juga memilih
keputusan yang tepat ketika ada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas yaitu
melakukan pendekatan terhadap peserta didik tersebut.
e. Keterampilan sosial (Relationship skill)
Dari keterampilan social disini Butet harus menumbuhkan sikap terbuka dan dapat sabar
sehingga Butet dapat melakukan pendekatan terhadap lima peserta didik yang selalu tidak
mengumpulkan tugas. Namun, kemampuan ini masih belum menunjukkan hasil yang
positif. Butet masih belum mengetahui cara lain yang lebih tepat dalam melakukan
pendekatan terhadap peserta didiknya, sehingga peserta didik tersebut tidak
mengindahkan panggilan dari Butet.

 Kasus 3

Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan peristiwa
yang beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum mampu
menjadi contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering berteriak saat
ingin diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun Butet
pun bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet pun
memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini dilakukan Butet
dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet terkait tugas tersebut.
Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun kenyataannya tidak
ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidak berdaya.

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.

Dari studi kasus diatas dapat dilihat beberapa kali di kelas, Butet sering berteriak saat ingin
diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun Butet pun
bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet pun
memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini dilakukan Butet
dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet terkait tugas tersebut.
Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun kenyataannya tidak
ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidak berdaya.
Butet sering merasa bersalah ketika meminta perhatian kepada siswa dengan berteriak.
Kemudian langkah yang dilakukan Butet untuk mengatasi permasalahan tersebut juga kurang
tepat yaitu memberikan tugas kepada peserta didik dengan harapan peserta didik akan bingung
dan bertanya. Namun strategi yang dilakukan Butet tersebut gagal. Peserta didik tidak ada yang
bertanya tentang tugas yang diberikan.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Penerapan Kompetensi social- emosional:

a. Kesadaran diri (Self awareness)


Butet telah menyadari dan memahami bahwa ia masih harus belajar untuk menunjukkan
sikap yang lebih baik untuk dijadikan teladan bagi peserta didiknya. Selain itu, Butet juga
harus memahami apabila peserta didiknya kurang memperhatikan maka Butet dapat
mengambil tindakan dengan sesekali menggunakan nada bicara tinggi ketika di kelas.
b. Managemen diri (Self management)
Butet mencari perhatian peserta didiknya dengan cara menggunakan nada tinggi saat
berbicara di dalam kelas, namun setelah melakukannya Butet masih merasa bersalah. Hal
ini menunjukkan bahwa Butet melakukannya karena sebuah alasan dan kebutuhan untuk
mendisiplinkan peserta didik dalam mengelola kelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Butet masih dapat mengelolah emosi, pikiran maupun tindakan dalam menghadapi situasi
tertentu.
c. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab (Responsible decision making)
Butet mengambil keputusan dengan memberikan tugas pada mata pelajaran tertentu yang
bertujuan agar peserta didik dapat aktif bertanya. Namun, keputusan tersebut dirasa
belum tepat karena kenyataannya peserta didik tidak memberikan respon yang baik. Butet
seharusnya lebih memahami terlebih dahulu antara karakteristik peserta didik dengan
metode pembelajaran yang digunakan.
d. Keterampilan sosial (Relationship skill)
Butet masih belum mengenali/memahami karakteristik, gaya belajar, serta cara
menyampaikan pembelajaran terhadap peserta didik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
keterampilan sosial Butet dengan peserta didiknya masih rendah. Butet seharusnya
melakukan pemetaan serta pemahaman terkait karakteristik maupun gaya belajar peserta
didik, sehingga mampu menempatkan diri serta memilih metode pembelajaran yang
sesuai untuk digunakan di kelas. Tujuannya untuk membangun hubungan yang baik
dengan peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan
bermakna.

Anda mungkin juga menyukai