Anda di halaman 1dari 45

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUNGAI BARU
Jalan Raya Sungai Baru No.223 Kode Pos 79465
Telp: 082213402607 Email: puskesmassei.baru@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUNGAI BARU


NOMOR : SK / / PKM-SBU / 2023

TENTANG

INDIKATOR PUSKESMAS SUNGAI BARU TAHUN 2023

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA PUSKESMAS SUNGAI BARU

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memelihara kinerja dan mutu


pelayanan di Puskesmas Sungai Baru, perlu penetapan
indikator Puskesmas Sungai Baru;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a perlu
menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Baru
tentang Indikator Puskesmas Sungai Baru Tahun 2023;
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112);
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 114);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-
2024;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2022 Tentang Tentang Indikator Nasional Mutu
Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
Dokter gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah
Sakit, Laboratorium Kesehatan dan Unit tranfusi Darah;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2022 tentang Tentang Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit tranfusi
Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter gigi;
12. Peraturan Bupati Sambas Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten
Sambas;
13. Peraturan Bupati Sambas Nomor 9 Tahun 2021 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Sambas Tahun 2021 - 2026;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUNGAI BARU


TENTANG INDIKATOR PUSKESMAS PUSKESMAS
SUNGAI BARU TAHUN 2023
KESATU : Indikator Kinerja Puskesmas Sungai Baru sebagaimana
tercantum dalam lampiran 1 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari keputusan ini;
KEDUA : Indikator Mutu Puskesmas Sungai Baru sebagaimana
tercantum dalam lampiran 2 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari keputusan ini;
KETIGA : Profil Indikator Mutu Puskesmas Sungai Baru sebagaimana
tercantum dalam lampiran 3 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari keputusan ini;
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat ketidaksesuaian, maka akan
diadakan penyesuaian sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Sungai Baru


pada tanggal 9 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS SUNGAI BARU,

RAHMAT
LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS SUNGAI BARU
NOMOR :SK / / PKM-SBU /
2023
TENTANG INDIKATOR KINERJA
PUSKESMAS SUNGAI BARU

INDIKATOR KINERJA PUSKESMAS SUNGAI BARU

A. INDIKATOR KINERJA ADMINISTRASI


NO INDIKATOR TARGET
A. Manajemen Puskesmas
1 Menyusun RUK melalui analisa dan perumusan masalah
100%
berdasarkan prioritas
2 Menyusun RPK secara terinci dan lengkap 100%
3 Melaksanakan Lokakarya Mini bulanan 100%
4 Melaksanakan Lokakarya Mini Lintas Sektor 100%
5 Kepuasan Pelanggan ≥ 76.61%
B. Sistem Informasi Puskesmas
1 Koordinator Program/ Sub Koordinator Program memberikan
100%
laporan bulanan tepat waktu
2 Mengirimkan laporan bulanan ke Kabupaten/Kota tepat waktu 100%
C. Kepegawaian
1 Membuat uraian tugas setiap petugas 100%
2 Membuat penilaian SKP tepat waktu 100%
3 Membuat dokumen analisis jabatan dan analisis beban kerja 100%
4 Kelengkapan Isi Dokumen Kepegawaian 100%
D. Manajemen Keuangan
1 Membuat laporan keuangan bulanan 100%
2 Membuat laporan keuangan tahunan 100%

B. INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)


NO INDIKATOR TARGET
A PROMKES
1 Persentase Desa Siaga Aktif 70%
2 Cakupan Gerakan Hidup Bersih dan Sehat 100%
3 Jumlah UKBM yang Aktif 100%
B KESEHATAN LINGKUNGAN
1 Persentase Desa/kelurahan Stop Buang air besar 70%
Sembarangan (SBS)
2 Cakupan Desa Melaksanakan Pilar STBM 92%
3 Persentase Pelayanan Kesehatan Lingkungan sesuai 65%
Standar
a. Persentase sarana air minum yang diawasi/diperiksa kualitas 72%
air minumnya sesuai standar
b. Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) yang 56%
memenuhi syarat sesuai standar
c. Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU) yang dilakukan 70%
pengawasan sesuai standar
C KIA
1 Angka Kematian Ibu (AKI)( Per 100.000 Kelahiran Hidup ) N/A
2 Angka Kematian Bayi ( AKB ) ( Per 1000 Kelahiran Hidup ) N/A
3 Persentase Ibu Hamil ANC 4 Kali 92%
4 Persentase Ibu Bersalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 93%
5 Persentase Pelayanan Antenatal Terpadu 90%
6 Persentase balita sesuai standar minimal 100%
7 Persentase anak usia sekolah dan remaja masuk dalam 80%
penjaringan kesehatan
8 Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang mendapatkan 70%
pelayanan kontrasepsi
9 Presentase calon pengantin mendapat skrining kesehatan 80%
10 Persentase lanjut Usia mendapatkan pelayanan kesehatan 80%
D GIZI
1 Persentase Ibu Hamil Anemia 36%
2 Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) 11,5%
3 Cakupan Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah 83%
(TTD) Minimal 90 Tablet Selama Masa Kehamilan
4 Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang 80%
Mendapat Makanan Tambahan
5 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A 79%
6 Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BB 3%
<2500 gram)
7 Cakupan Bayi Baru Lahir Mendapat Inisiasi Menyusu Dini 66%
(IMD)
8 Cakupan Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI 75%
Eksklusif
9 Cakupan Bayi Usia 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif 50%
10 Cakupan Balita 6-59 Bulan Mendapat Kapsul Vitamin A 89%
11 Cakupan Balita Gizi Kurang Mendapat Makanan Tambahan 85%
12 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 88%
13 Cakupan Balita Yang di Timbang Berat Badannya (D/S) 80%
14 Cakupan Balita yang di Timbang Naik Berat Badannya 86%
15 Prevalensi Berat Badan Kurang (Berat Badan Kurang & 13%
Sangat Kurang) pada Balita
16 Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) pada Balita 16%
17 Prevalensi Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk) pada Balita 7,3%
18 Cakupan Remaja Putri Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 56%
E PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (P2P)
1 Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi 100%
dasar lengkap
2 Persentase imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 75%
bulan
3 Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat antigen baru 100%
4 Persentase anak usia 12-24 bulan yang mendapat imunisasi 100%
lanjutan baduta
5 Persentase anak yang mendapat imunisasi lanjutan lengkap 80%
di usia sekolah dasar
6 Persentase wanita usia subur yang memiliki status imunisasi 80%
T2+
7 Persentase Keberhasilan pengobatan pasien TB semua 90%
kasus Sensitif Obat (SO)
8 Persentase pengobatan kasus diare sesuai standar 70%
9 Persentase yang melaksanakan deteksi dini Hepatitis B dan 100%
C pada populasi resiko
10 Persentase Insiciden Rate DBD ≤ 10 per 100.000 penduduk 85%
11 Jumlah penemuan penderita baru malaria 24 orang
12 Persentase Penduduk 9 bulan sampai 12 Tahun Minum Obat 90%
Cacing/ Filaria
13 Persentase warga negara usia produktif (15–59 tahun) 100%
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
14 Persentase penderita hipertensi mendapat pelayanan 100%
kesehatan sesuai standar
15 Persentase Penyandang Diabetes Militus yang mendapatkan 100%
pelayanan kesehatan sesuai standar
16 Persentase Orang dengan terduga TB mendapatkan 100%
pelayanan TB sesuai standar
17 Persentase orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan 100%
pemeriksaan HIV sesuai standar
F PENGEMBANGAN
1 Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan 100%
kesehatan jiwa sesuai standar

C. INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)


JENIS
NO INDIKATOR TARGET
PELAYANAN
Kriteria Indikator
1. Pelayanan Input 1. Pemberi pelayanan 100 %
Gawat Darurat kegawatdaruatan yang
(UGD) bersertifikat
(ATLS/BTCLS/ACLS/PPG
D/GELS)
Proses 2. Waktu tanggap pelayanan ≤ 5 menit
di Gawat Darurat terlayani
setelah
pasien
datang
Output 3. Ketepatan pelaksanaan 100 %
triase
Outcom 4. Kepuasan pasien ≥ 76,6 %
e
2. Pelayanan Input 1. Pemberi pelayanan 100 %
Pendaftaran pendaftaran sesuai
kompetensi
Proses 2. Waktu tunggu pelayanan ≤ 10 menit
pendaftaran
Output 3. Ketepatan identifikasi 100 %
pasien
Outcom 4. Kepuasan pelanggan ≥ 76,6 %
e
3. Pelayanan Input 1. Ketersediaan dokter sesuai 100 %
Rawat Jalan/ standar Permenkes No
Pemeriksaan 43/2019 ( 1 orang)
Umum Proses 2. Jam buka pelayanan
08.00 s/d
12.00
Setiap hari
kerja
Kecuali
Jumat jam
08.00 s/d
11.00
3. Waktu tunggu rawat jalan ≤ 30 menit
Output 4. Peresepan obat sesuai 100 %
formularium
5. Pencatatan Rekam medis 100 %
lengkap
Outcom 6. Kepuasan pasien ≥ 76,6 %
e
4. Pelayanan Input 1. Ketersediaan tenaga klinis 100%
Tindakan Bedah untuk melakukan bedah
Minor minor
Proses 2. Tidak adanya kejadian 100 %
salah tindakan pada
operasi
3. Pemantauan kondisi 100 %
pasien selama dan
sesudah operasi/anestesi
Output 4. Ketepatan diagnosis 100 %
dengan tindakan yang
dilaksanakan
Outcom 5. Kepuasan pelanggan ≥ 76,6 %
e
5. Pelayanan Input 1. Ketersediaan tenaga 100 %
Persalinan dokter dan bidan untuk
pertolongan persalinan
normal.
Proses 2. Pertolongan persalinan 100%
normal (sesuai dengan
APN)
3. Kemampuan menangani 100%
BBLR 1500 gr – 2500 gr
Output 4. Tidak terjadinya kematian 100 %
ibu karena persalinan
Outcom 5. Kepuasan pasien ≥ 76,6 %
e
6. Pelayanan Input 1. Pemberi pelayanan farmasi 100 %
Farmasi sesuai kompetensi
Proses 2. Waktu tunggu pelayanan ≤ 10 menit
obat jadi/non racikan
3. Waktu tunggu pelayanan ≤ 30 menit
obat racikan
Out Put 4. Tidak adanya Kejadian 100 %
kesalahan pemberian obat
Out 5. Kepuasan Pasien ≥ 76,6 %
come
7. Pelayanan Input 1. Penanggung jawab 100 %
Laboratorium laboratorium sesuai
dengan Permenkes No
43/2019 ( 1 orang Analis
Kesehatan)
Proses 2. Waktu tunggu hasil
pelayanan laboratorium:
a. Pemeriksaan Kimia
Klinik:
1) Gula Darah 10 menit
2) Kolesterol total 10 menit
3) Asam Urat 10 menit
b. Pemeriksaan
Hematologi 15 menit
( Hemoglobin, Leukosit,
Trombosit, Hematokrit,
Hitung jenis leukosit)
c. Mikrobiologi dan
parasitologi: 60 menit
1) Malaria 120 menit
2) BTA 120 menit
3) TCM
d. Pemeriksaan Urine 30 menit
1) Urine rutin 10 menit
2) proteinuria
e. Pemeriksaan Imunologi
dan serologi 20 menit
1) RDT Dengue 15 menit
2) RDT sifilis 15 menit
3) RDT HIV 15 menit
4) RDT Hepatitis B 15 menit
5) Swab antigen covid- 15 menit
19 30 menit
6) PP test
7) Widal
3. Tidak adanya kejadian 100 %
tertukar specimen
pemeriksaan
Out put 4. Tidak adanya kesalahan 100 %
pemberian hasil
pemeriksaan laboratorium
Out 5. Kepuasan Pasien ≥ 76,6 %
come
8. Pelayanan Input
1. Pemberi pelayanan Rekam 100 %
Rekam Medik Medik (Perekam medis
minimal 1 orang)
Proses 2. Waktu penyediaan ≤10 menit
dokumen rekam medis
rawat jalan
Out put 3. Kelengkapan pengisian 100%
rekam medik 24 jam
setelah selesai pelayanan
4. Kelengkapan Informed 100 %
Concent setelah
mendapatkan informasi
yang jelas
D. INDIKATOR KINERJA JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS DAN JEJARING

TARGET
NO INDIKATOR KINERJA
KINERJA

1 Data jaringan dan jejaring yang ada di Wilayah


100%
Puskesmas
2 Pembinaan jaringan puskesmas minimal 1 tahun sekali 100%
3 Monitoring data laporan E-Kohort hasil pelayanan
100%
jaringan Puskesmas

E. INDIKATOR KINERJA BANGUNAN, PRASARANA DAN PERALATAN

TARGET
NO INDIKATOR KINERJA
KINERJA

1 Melakukan pemantauan bangunan dan prasarana


100%
sesuai jadwal
2 Melaksanakan pemantauan alat kesehatan setiap bulan 100%
3 Melakukan pemantauan pengelolaan Limbah sesuai
100%
jadwal
4 Melakukan pemantauan kebersihan disetiap ruangan 100%
5 Monitoring kelengkapan dan kelaikan peralatan
100%
ambulan secara berkala sesuai standar

F. INDIKATOR KINERJA AUDIT INTERNAL


NO INDIKATOR TARGET
1 Disusun Rencana Audit Plan 100%
2 Pelaksanaan audit interal secara berkala 100%
3 Membuat laporan hasil audit internal 100%
G. INDIKATOR KINERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
NO INDIKATOR TARGET
1 Pemeriksaan kesehatan pegawai dilakukan secara 100%
berkala
2 Pelaksanaan imunisasi bagi pegawai sesuai dengan 100%
tingkat risiko dalam pelayanan

H. INDIKATOR KINERJA MANAJEMEN RESIKO


NO INDIKATOR TARGET
1 Membuat Register Resiko setiap unit pelayanan baik 100%
Administrasi, UKM dan UKP
2 Membuat FMEA 100%
3 Melakukan pemantauan manajemen resiko 100%

I. INDIKATOR KINERJA SASARAN KESELAMATAN PASIEN

NO INDIKATOR TARGET

1. Kepatuhan Identifikasi Pasien 100%


2. Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif 100%

3. Meningkatkan Keamanan Obat-obatan Yang Harus 100%


Diwaspadai
4. Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur 100%
Yang Benar, Pembedahan Pada PasienYang Benar
5. Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan 100%
6. Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh 100%

J. INDIKATOR KINERJA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

NO INDIKATOR TARGET

1. Infeksi Daerah Operasi (IDO) <20%


2. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) <20%
3. Abses Gigi <20%

K. INDIKATOR KINERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

NO INDIKATOR TARGET

1 Melakukan Inspeksi fasilitas bangunan prasarana dan


100%
peralatan
2 Melakukan pemantauan pengeloaan Limbah B3 100%
3 Melakukan kegiatan kedaruratan dan bencana 100%
4 Melakukan kegiatan pengamanan kebakaran 100%
5 Melakukan Pemeliharaan alat kesehatan sesuai jadwal 100%
6 Melakukan pemantauan sistem utilitas dan sistem
100%
penunjang lainnya

KEPALA PUSKESMAS SUNGAI BARU,

RAHMAT

LAMPIRAN 2
KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS SUNGAI BARU
NOMOR : SK / / PKM-SBU /
2023
TENTANG INDIKATOR MUTU
PUSKESMAS SUNGAI BARU

INDIKATOR MUTU PUSKESMAS SUNGAI BARU

A. INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS SUNGAI BARU


NO INDIKATOR TARGET
1 Kepatuhan kebersihan tangan ≥ 85%
2 Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) 100%
3 Kepatuhan identifikasi pasien 100%
4 Keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus Sensitif 90%
Obat (SO)
5 Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai 100%
standar
6 Kepuasan pasien ≥ 76.61%

B. INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS SUNGAI BARU


NO INDIKATOR TARGET
1 Cakupan penderita Hipertensi yang mendapat pelayanan 100%
kesehatan

C. INDIKATOR MUTU UNIT PELAYANAN PUSKESMAS SUNGAI BARU


Ruang Kepatuhan SOP pengisian general consent pada 100%
Pendaftaran rekam medik

Ketepatan jam buka loket pendaftaran rawat jalan jam 100%


08.00

Ruang Kelengkapan pengisian rekam medis 90%


Pemeriksaan
Umum Ketepatan jam buka pendaftaran rawat jalan jam 100%
08.00

Ruang Ketepatan pelaksanaan Triase ≥ 90%


Tindakan

Waktu tanggap pelayanan setelah pasien tiba di ruang 100%


tindakan ≤ 5 menit

Ruang Kepatuhan petugas terhadap pemberian informed 100%


KIA/KB concent sebelum tindakan Implan

Ruang Kepatuhan petugas membuat Rekam Medis pasien 100%


Bersalin bersalin

Kepatuhan petugas terhadap pemberian informed 100%


concent sebelum tindakan

Ruang Tidak terjadi kesalahan pemberian obat 100%


Farmasi
Waktu tunggu pelayanan obat racikan ≤ 20 menit 100%

Ruang Gigi Kepatuhan petugas terhadap pemberian informed 100%


dan Mulut concent sebelum tindakan

Ruang Ketepatan jam buka pelayanan laboratorium jam 100%


Laboratorium 08.00

Ruang Gizi Adanya pelayanan konseling gizi 80%

KEPALA PUSKESMAS SUNGAI BARU,

RAHMAT

LAMPIRAN 3
KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS SUNGAI BARU
NOMOR :SK / / PKM-SBU / 2023
TENTANG PROFIL INDIKATOR MUTU
PUSKESMAS SUNGAI BARU

PROFIL INDIKATOR MUTU

A. Indikator Nasional Mutu


1. Kepatuhan Kebersihan Tangan

Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan kebersihan tangan
sesuai dengan ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar
dapat menjamin keselamatan petugas dan pasien/pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Defenisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
Operasional menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan tampak
kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol- based handrubs) dengan kandungan
alkohol 60-80% bila tangan tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar
adalah kebersihan tangan sesuai indikasi dan langkah
kebersihan tangan sesuai rekomendasi WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan
dilakukan pada saat tertentu sebagai upaya untuk
menghentikan penularan mikroba selama perawatan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptic yaitu
kebersihan tangan yang dilakukan sebelum
melakukan tindakan steril atau aseptik, seperti:
pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan
luka, pemasangan kateter urin, suctioning, pemberian
suntikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
seperti muntah, darah, nanah, urin, feses, produksi
drain, setelah melepas sarung tangan steril dan
setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien
yaitu melakukan kebersihan tangan setelah tangan
petugas menyentuh permukaan, sarana prasarana,
dan alat kesehatan yang ada di lingkungan pasien,
seperti: menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat- alat di sekitar pasien
atau peralatan lain yang digunakan pasien.
5. Peluang adalah periode di antara indikasi di mana tangan
terpapar kuman setelah menyentuh permukaan
(lingkungan atau pasien) atau tangan menyentuh zat
yang terdapat pada permukaan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah
kebersihan tangan yang dilakukan sesuai peluang yang
diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian
kepatuhan pemberi pelayanan yang melakukan
kebersihan tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan
untuk mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan
tangan di setiap unit atau Puskesmas sesuai dengan
waktu yang ditentukan untuk melakukan observasi dalam
satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
observasi maksimal 20 menit (rerata 10 menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah
jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam satu
periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada waktu
observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar dapat
mencatat semua indikasi kegiatan yang dilakukan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang)
Denominator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(penyebut) dilakukan dala periode observasi
Target ≥ 85%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan
terindikasi harus melakukan kebersihan tangan

Kriteria Ekslusi:
Tidak ada
Formula Jumlah tindakan kebersihan tangan yang
dilakukan
X 100
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
Seharusnya dilakukan dalam periode observasi

Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan Data
Besar Sampel Minimal 200 peluang
Cara Pengambilan Non probability Sampling-Consecutive sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri

Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan


Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai penanggulangan
penyakit yang dapat menimbulkan wabah atau
kedaruratan kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama.
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
7. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan
prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas
dalam menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan
dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Defenisi 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
Operasional dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas
dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai dengan
indikasi ketika melakukan tindakan yang memungkinkan
tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau cairan infeksius lainnya
berdasarkan jenis risiko transmisi (kontak, droplet dan
airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian
terhadap petugas dalam
menggunakan APD sesuai indikasi dengan tepat saat
memberikan pelayanan kesehatan pada periode
observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi, bidan,
perawat, petugas laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang
ditentukan sebagai periode yang ditetapkan dalam proses
observasi penilaian kepatuhan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai
(pembilang) indikasi dalam periode observasi
Denominator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD
(penyebut) dalam periode observasi
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi:
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD

Kriteria Ekslusi:
Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai
indikasi dalam periode observasi
X 100
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD
dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir observasi kepatuhan penggunaan APD
Pengambilan Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus slovin (apabila jumlah populasi ≥ 30)
Cara Pengambilan Non probability Sampling-Consecutive sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

3. Kepatuhan Identifikasi Pasien

Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses pelayanan
dan mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam melakukan
proses identifikasi. Dengan adanya indikator tersebut
diharapkan pemberi pelayanan akan menjadikan
identifikasi sebagai proses rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan
identifikasi pasien dalam melakukan tindakan pelayanan
Defenisi 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
Operasional kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah identifikasi yang
dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan
minimal dua penanda identitas seperti: nama lengkap,
tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai dengan yang
ditetapkan di Puskesmas.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan atau
verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien secara
benar pada setiap keadaan terkait tindakan intervensi
pasien seperti :
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat, pemberian
cairan intravena.
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi, imunisasi,
pemasangan alat kontrasepsi, persalinan, dan
tindakan kegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik: pengambilan sampel.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan
melakukan identifikasi seluruh tindakan intervensi yang
dilakukan dengan benar.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi
(pembilang) pasien secara benar dalam periode observasi
Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
(penyebut) observasi
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi:
Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan
kesehatan.

Kriteria Ekslusi:
Tidak ada
Formula Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi
pasien secara benar dalam periode observasi
X 100
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir observasi kepatuhan identifikasi pasien
Pengambilan Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus slovin (apabila jumlah populasi ≥ 30)
Cara Pengambilan Non probability Sampling-Consecutive sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

4. Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis (TB) Semua Kasus Sensitif Obat (SO)

Judul Indikator Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis (TB) Semua


Kasus Sensitif Obat (SO)

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.


2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Penanggulangan
Tuberkulosis.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua
kasus minimal 90% dengan memperhatikan upaya
penurunan angka putus berobat, gagal, meninggal dan
pasien tidak dilakukan evaluasi.
Dimensi Mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu
Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien TB
semua kasus sensitif obat dan mengurangi angka penularan
penyakit TB
Defenisi 1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah
Operasional penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan organ
lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau Tes
Cepat Molekuler (TCM) menunjukkan hasil masih sensitif
terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) lini 1 (pertama).
3. OAT lini 1 adalah obat anti tuberculosis yang terdiri dari
Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol
(E) dan Streptomisin (S).
4. Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka yang
menunjukkan persentase semua pasien TB yang sembuh
dan pengobatan lengkap di antara semua pasien TB yang
diobati dan dilaporkan sesuai dengan periodisasi waktu
pengobatan TB. Angka ini merupakan penjumlahan dari
angka kesembuhan semua kasus dan angka pengobatan
lengkap semua kasus yang menggambarkan kualitas
pengobatan TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil
pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan
yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan menjadi negatif dan pada salah satu
pemeriksaan sebelumnya.
6. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah
menyelesaikan pengobatan secara lengkap di mana pada
salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negatif dan di akhir pengobatan tidak ada bukti
hasil pemeriksaan bakteriologis (tidak dilakukan
pemeriksaan bakteriologis di akhir pengobatan).
7. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan pasien
TB dilihat menurut alur pengobatan mulai dari pasien
dinyatakan positif sebagai pasien TB berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis atau TCM sampai dengan
pasien dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap.
8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi:
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar dengan hasil
terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) TB
kepada pasien TB dan keluarga, pembuatan
kesepakatan pasien dalam menjalankan pengobatan
TB termasuk penunjukan Pengawas Minum Obat
(PMO).
c. Peberian regimen dan dosis obat yang tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk
penanganan efek samping obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical record) secara
lengkap dan benar di setiap tahapan pengobatan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan
(pembilang) lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja puskesmas
Denominator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan
(penyebut) si wilayah kerja puskesmas
Target 90%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi:
Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan menjalani
pengobatan secara lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan

Kriteria Ekslusi:
1. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan TB.09
dan hasil pengobatan pasien TB pindahan dengan TB.10
2. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5 atau ke 6
3. Pasien TB meninggal sebelum berakhir masa pengobatan

Formula Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan


lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja puskesmas
X 100
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan
si wilayah kerja puskesmas
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Formulir TB/Sistem Informasi TB (SITB)
Instrumen Data sekunder
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel

Cara Pengambilan Total sampel


Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab Program TB
Jawab

5. Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Sesuai Standar

Judul Indikator Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal Care
(ANC) Sesuai Standar

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.


2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pelayanan
Kesehatan Ibu.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu
(AKI) 305/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan
target pada RPJMN 2020-2024 adalah 183/100.000 KH
dan pada akhir SDGs 2030 adalah 131/100.000 KH.
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar, maka risiko pada kehamilan dapat sejak awal
diketahui dan dilakukan tata laksana, sehingga faktor
risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi komplikasi.
7. ANC sangat penting dilakukan untuk
kelangsungan hidup baik bagi ibu maupun bayi serta bayi
dapat lahir sehat, berkualitas dan tercegah dari risiko
stunting
Dimensi Mutu Efektif, keselamatan, berorientasi pada pasien/pengguna
layanan
Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu di Indonesia
2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang sesuai
standar
Defenisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai
Operasional standar adalah ibu hamil yang telah bersalin serta yang
mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai dengan
standar kuantitas dan standar kualitas selama periode
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan.
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama periode
kehamilan (K4) terdiri dari:
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin pada trimester
ke-1 (satu)/ 0-12 minggu,
b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke- 2 (dua)/ >
12-24 minggu, dan
c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3 (tiga)/ 24
minggu-sampai dengan kelahiran
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang
memenuhi 10T meliputi:
a. Timbang berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan 24
minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan suntikan tetanus
toksoid (TT) bila diperlukan.
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluko-Protein urin
4) termasuk pemeriksaan HIV
i. Tata laksana
j. Temu wicara/ konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar pemeriksaan
ANC sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang telah
mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar pada masa
kehamilan pada tahun berjalan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC
(pembilang) lengkap sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan
Denominator Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang
(penyebut) mendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja puskesmas
pada tahun berjalan
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja
puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria Ekslusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan
(abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan riwayat
kehamilan lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
6. Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikan K4
(premature)
Formula Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC
lengkap sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan
X 100
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang
mendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja puskesmas
pada tahun berjalan
Metode Observasional Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data 1. Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS Ibu, PWS KIA, Buku Register
Ibu
2. E-Kohort
Instrumen Data sekunder
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel

Cara Pengambilan Total sampel


Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab Program KIA
Jawab

6. Kepuasan Pasien

Judul Indikator Kepuasan Pasien


Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi mengenai Pedoman Penyusunan
Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar
upaya peningkatan mutu dan terselenggaranya pelayanan di
semua unit yang mampu memberikan kepuasan pasien.
Defenisi 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian
Operasional pasien terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat survei sedang
berada di lokasi unit pelayanan, atau yang pernah
menerima pelayanan.
3. Besaran sampel ditentukan dengan
menggunakan sampel dari Krejcie dan Morgan.
4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan pengukuran
secara komprehensif tentang tingkat kepuasan pasien
terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan kepada pasien.
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat
dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai variabel
penyusunan survei kepuasan untuk mengetahui kinerja
unit pelayanan.
6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini
meliputi:
a. Persyaratan.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Perilaku Pelaksana.
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.
i. Sarana dan prasarana.
7. Indeks kepuasan adalah hasil pengukuran dari kegiatan
survei kepuasan berupa angka.
Jenis Indikator Outcome

Satuan Indeks
Pengukuran
Numerator Tidak ada
(pembilang)
Denominator Tidak ada
(penyebut)
Target ≥76,61
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seluruh pasien

Kriteria Ekslusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner
dan/atau tidak ada keluarga yang mendampingi
Formula Total nilai persepsi seluruh responden
X 100
Total unsur yang terisi dari seluruh responden

Metode Survei
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil survei
Instrumen Kuisioner
Pengambilan Data
Besar Sampel Sesuai tabel sampel Krejcie dan Morgan
Cara Pengambilan Stratified Random Sampling
Sampel
Periode Semsesteran
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Semesteran, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab
B. Indikator Mutu Prioritas Puskesmas
Judul Indikator Cakupan penderita hipertensi yang mendapat pelayanan
kesehatan
Tujuan Semua penderita hipertensi terkendali
Defenisi Usia 15 tahun keatas yang mempunyai tekanan darah sistol > 140
Operasional diastol >90
Jenis Indikator Output/hasil jumlah semua penderita Hipertensi yang terlayani
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Penderita Hipertensi yang dilayani sesuai standar
(pembilang)
Denominator Sasaran penderita Hipertensi sesuai SPM
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Usia 15 Tahun keatas
Formula Penderita Hipertensi yang dilayani sesuai standar x 100
Sasaran penderita Hipertensi sesuai SPM
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Skrining penderita HT, Posbindu, Poskedes, dan kunjungan ke
Puskesmas
Instrumen Register
Pengambilan Data
Besar Sampel 3506
Cara Pengambilan Non probability
Sampel
Periode 1 Tahun
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ PTM
Jawab

C. Indikator Mutu Pelayanan Puskesmas


1. Ruang Pendaftaran
a. Kepatuhan SOP pengisian general consent pada rekam medik

Judul Indikator Kepatuhan SOP pengisian general consent pada rekam medik

Tujuan Agar general concent di rekam medik terlaksanakan


Defenisi Semua pengunjung yang daftar ke pendaftaran mengisi general
Operasional concent
Jenis Indikator Dilaksanakan sesuai SOP
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Pengunjung yang daftar di pendaftaran mengisi general consent
(pembilang)
Denominator Semua pengujung yang daftar di pendaftaran
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Pengunjung yang mendaftar di pendaftaran
Formula Pengunjung yang daftar mengisi general consent x 100
Semua pengujung yang daftar di pendaftaran
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Rekam medik pengunjung
Pengambilan Data
Besar Sampel Random 5 pengunjung
Cara Pengambilan Simple random sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ Pendaftaran
Jawab

b. Ketepatan jam buka loket pendaftaran jam 08.00

Judul Indikator Ketepatan jam buka loket pendaftaran jam 08.00

Tujuan Agar petugas pendaftaran datang tepat waktu


Defenisi Jam buka loket pendaftara adalah jam dimulainya pelayanan
Operasional pendaftaran jam 08.00
Jenis Indikator Disiplin
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah mulainya jam buka loket pendaftran jam 08.00 pada
(pembilang) hari kerja
Denominator Jumlah seluruh hari kerja buka pelayanan pendaftaran
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Salah satu petugas pendaftaran mendaftarkan pengunjung
dimulai jam 08.00
Formula Jumlah mulainya jam buka loket pendaftran jam 08.00 di hari
kerja x 100%
Jumlah seluruh hari kerja buka pelayanan pendaftaran
Metode Lembar Ceklis petugas
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil ceklist petugas
Instrumen Form ceklist
Pengambilan Data
Besar Sampel Jumlah hari kerja
Cara Pengambilan Non probability sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ Pendaftaran
Jawab

2. Ruang Pemeriksaan Umum


a. Kelengkapan pengisian rekam medis

Judul Indikator Kelengkapan pengisisan rekam medik

Tujuan Melaksanakan tugas sesuai SOP


Defenisi Kelengkapan pengisian rekam medik adalah kelengkapan
Operasional pengisian anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa, terapi,
planning, edukasi dan paraf petugas
Jenis Indikator Kepatuhan petugas
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kelengkapan pengisian rekam medik
(pembilang)
Denominator Jumlah rekam medik
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Rekam medik pengunjung di ruang pemeriksaan umum
Formula Jumlah kelengkapan pengisian rekammedik x 100
Jumlah rekam medik
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Register pasien ruang pemeriksaan umum
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ Ruang Pemeriksaan Umum
Jawab

b. Ketepatan jam buka pendaftaran rawat jalan jam 08.00

Judul Indikator Ketepatan jam buka pendaftaran rawat jalan jam 08.00

Tujuan Agar petugas pendaftaran rawat jalan datang tepat waktu


Defenisi Jam buka pendaftaran rawat jalan adalah jam dimulainya
Operasional pelayanan rawat jalan jam 08.00 di hari kerja
Jenis Indikator Disiplin
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah mulainya pendaftran rawat jalan jam 08.00
(pembilang)
Denominator Jumlah seluruh hari kerja
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Petugas memanggil pengunjung rawat jalan mulai jam 08.00
Formula Jumlah mulainya pendaftran rawat jalan jam 08.00 x 100%
Jumlah seluruh hari kerja
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Register di RPU
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ Ruang Pemeriksaan Umum
Jawab

3. Ruang Tindakan
a. Ketepatan pelaksanaan triase

Judul Indikator Pelaksanaan triase


Tujuan Agar diperoleh hasil pemeriksaan triase yang tepat sehingga
pasien mendapatkan pelayanan yang tepat

Defenisi Pelaksanaan triase sesuai SOP


Operasional
Jenis Indikator Efisiensi, Efektifitas, Keselamatan, Fokus pada pasien
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pelaksanan triase di ruang tindakan
(pembilang)
Denominator Jumlah seluruh pasien di ruang tindakan
(penyebut)
Target ≥ 90%
Pencapaian
Kriteria Petugas memanggil pengunjung rawat jalan mulai jam 08.00
Formula Jumlah pelaksanan triase di ruang tindakan x 100%
Jumlah seluruh pasien diruang tindakan
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Register di UGD
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ Ruang Tindakan
Jawab

b. Waktu tanggap pelayanan setelah pasien tiba di ruang tindakan

Judul Indikator Waktu tanggap pelayanan setelah pasien tiba

Tujuan Terselenggaranya pelayanan kegawatdaruratan yang cepat


dan tepat sehingga mampu mengoptimalkan upaya
menyelamatkan pasien gawat darurat
Defenisi Emergency respon time adalah waktu yang dibutuhkan sejak
Operasional pasien tiba di Ruang Tindakan sampai mendapat pelayanan
oleh petugas ≤ 5 menit
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang ditangani ≤ 5 menit
(pembilang)
Denominator Jumlah pasien diruang tindakan
(penyebut)
Target ≤ 5 menit
Pencapaian
Kriteria Pengunjung yang dilayani petugas sejak tiba ≤ 5 menit
Formula Jumlah pasien yang ditangani ≤ 5 menit x 100%
Jumlah pasien diruang tindakan
Metode Petugas mengisi ceklist register
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil ceklist register petugas
Instrumen Buku Register diruang tindakan
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ Ruang Tindakan
Jawab

4. Ruang Bersalin
a. Kepatuhan petugas membuat rekam medis pasien bersalin

Judul Indikator Kepatuhan petugas membuat rekam medis pasien bersalin

Tujuan Agar semua pasien bersalin dapat teregister dengan baik


Defenisi Seluruh pasien yang bersalin di puskesmas yang berada
Operasional diwilayah puskesmas sungai baru
Jenis Indikator Efektifitas
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien bersalin yang mendapatkan rekam medik
(pembilang)
Denominator Jumlah pasien bersalin
(penyebut)
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Pasien bersalin diwilayah puskesmas sungai baru yang
melahirkan di puskesmas
Formula Jumlah pasien bersalin yang mendapatkan RM x 100%
Jumlah pasien bersalin
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data E-kohort, buku register persalinan
Instrumen Data sekunder
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ Ruang Bersalin
Jawab

b. Kepatuhan petugas terhadap pemberian informed concent sebelum tindakan

Judul Indikator Kepatuhan petugas pemberian informed concent

Tujuan Memberikan semua informasi yang harus diketahui oleh


pasien terkait tindakan medis yang akan dilakukan dan
mendapatkan bukti persetujuan dari pasien atau wali
Defenisi Kelengkapan pengisian informed concent oleh petugas sesuai
Operasional formulir informed concent
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien bersalin mendapat informed concent
(pembilang)
Denominator Jumlah pasien bersalin
(penyebut)
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Pasien bersalin diwilayah puskesmas sungai baru yang
mendapatkan informed concent di puskesmas
Formula Jumlah pasien bersalin mendapat informed concent x 100%
Jumlah pasien bersalin
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Lembar ceklit register
Instrumen Form Informed concent
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ Ruang Bersalin
Jawab

5. Ruang KIA/KB
Kepatuhan petugas terhadap pemberian informed concent sebelum tindakan Implan

Judul Indikator Kepatuhan petugas pemberian informed concent sebelum


tindakan implan

Tujuan Memberikan semua informasi yang harus diketahui oleh


pasien terkait tindakan medis yang akan dilakukan dan
mendapatkan bukti persetujuan dari pasien atau wali
Defenisi Kelengkapan pengisian informed concent oleh petugas sesuai
Operasional formulir informed concent
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien pasang implan mendapat informed concent
(pembilang)
Denominator Jumlah pasien pasang implan
(penyebut)
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Pasien pasang implan mendapatkan informed concent
Formula Jumlah pasien pasang implan mendapat informed concent x
100%
Jumlah pasien pasang implan
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Lembar ceklit register
Instrumen Form Informed concent
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ Ruang KIA/KB
Jawab

6. Ruang Farmasi
a. Tidak terjadi kesalahan pemberian obat

Judul Indikator Tidak tejadi kesalahan pemberian obat

Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan dalam pemberian obat


Defenisi Kesalahan pemberian obat meliputi:
Operasional 1. Salah dalam memberi jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis obat
3. Salah orang
4. Salah jumlah
Jenis Indikator Keselamatan
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah tidak terjadi kesalahan pemberian obat
(pembilang)
Denominator Jumlah resep yang diberikan
(penyebut)
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Pasien yang menyerahkan resep ke farmasi
Formula Jumlah tidak terjadi kesalahan pemberian obat x 100%
Jumlah resep yang diberikan
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Laporan farmasi
Instrumen Resep pasien
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ Farmasi
Jawab

b. Waktu tunggu pelayanan obat racikan

Judul Indikator Waktu tunggu pelayanan obat racikan

Tujuan Mengetahui waktu tunggu pelayanan obat racik pasien rawat


jalan
Defenisi Waktu tunggu pelayanan obat racik pasien rawat jalan adalah
Operasional rata-rata waktu yang dibutuhkan sejak pasien menyerahkan
resep obat sampai dengan pasien menerima obat

Jenis Indikator Manajerial


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah waktu tunggu pemberian obat racikan ≤10 menit
(pembilang)
Denominator Jumlah resep obat racikan yang diberikan
(penyebut)
Target ≤10 menit
Pencapaian
Kriteria Resep obat racik di pelayanan farmasi yang diamati sesuai
dengan jumlah minamal sampel
Formula Jumlah waktu tunggu pemberian obat racikan ≤10 menit x
100%
Jumlah resep obat racikan yang diberikan
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Kertas kerja
Pengambilan Data
Besar Sampel 10 sampel perbulan
Cara Pengambilan Non probability sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ Farmasi
Jawab

7. Ruang Gigi dan Mulut


Kepatuhan petugas terhadap pemberian informed concent sebelum tindakan

Judul Indikator Kepatuhan petugas terhadap pemberian informed concent

Tujuan Memberikan semua informasi yang harus diketahui oleh


pasien terkait tindakan medis yang akan dilakukan dan
mendapatkan bukti persetujuan dari pasien atau wali
Defenisi Kelengkapan pengisian informed concent oleh petugas sesuai
Operasional formulir informed concent
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang mendapat informed concent
(pembilang)
Denominator Jumlah pasien yang mendapat tindakan
(penyebut)
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Pasien yang mendapatkan informed concent
Formula Jumlah pasien yang mendapat informed concent x 100%
Jumlah pasien yang mendapat tindakan
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Lembar ceklit register
Instrumen Form Informed concent
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ Ruang Gigi dan Mulut
Jawab

8. Ruang Laboratorium
Ketepatan jam buka pelayanan laboratorium jam 08.00

Judul Indikator Ketepatan jam buka pelayanan laboratorium jam 08.00

Tujuan Agar petugas datang tepat waktu


Defenisi Jam buka pelayanan laboratorium jam 08.00
Operasional
Jenis Indikator Disiplin
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah mulainya pelayanan lab jam 08.00
(pembilang)
Denominator Jumlah seluruh hari kerja
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Petugas lab jam hadir jam 08.00
Formula Jumlah mulainya pelayanan lab jam 08.00 x 100%
Jumlah seluruh hari kerja
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Absensi pegawai
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ Ruang Laboratorium
Jawab

D. Indikator Program Keselamatan Pasien


1. Mengidentifikasi pasien dengan benar

Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses pelayanan
dan mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam melakukan
proses identifikasi. Dengan adanya indikator tersebut
diharapkan pemberi pelayanan akan menjadikan
identifikasi sebagai proses rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan
identifikasi pasien dalam melakukan tindakan pelayanan
Defenisi 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
Operasional kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah identifikasi yang
dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan
minimal dua penanda identitas seperti: nama lengkap,
tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai dengan yang
ditetapkan di Puskesmas.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan atau
verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien secara
benar pada setiap keadaan terkait tindakan intervensi
pasien seperti :
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat, pemberian
cairan intravena.
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi, imunisasi,
pemasangan alat kontrasepsi, persalinan, dan tindakan
kegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik: pengambilan sampel.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan
melakukan identifikasi seluruh tindakan intervensi yang
dilakukan dengan benar.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi
(pembilang) pasien secara benar dalam periode observasi
Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
(penyebut) observasi
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi:
Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan
kesehatan.

Kriteria Ekslusi:
Tidak ada
Formula Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi
pasien secara benar dalam periode observasi
X 100
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir observasi kepatuhan identifikasi pasien
Pengambilan Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus slovin (apabila jumlah populasi ≥ 30)
Cara Pengambilan Non probability Sampling-Consecutive sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ PKP
Jawab

2. Peningkatan Komunikasi Efektif

Judul Indikator Kepatuhan melaksanakan SBAR dan TBK dalam pelaporan


kasus

Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas puskesmas dalam upaya


meningkatkan komunikai yang efektif antar petugas melalui
form SBAR dan TBK.
2. Meningkatkan komunikasi efektif melalui metode SBAR
dan TBK saat melakukan komunikasi verbal/lisan melalui
telpon, dimana komunikasi langsung tidak dapat dilakukan.
Defenisi 1. Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi
Operasional yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam
menyampaikan keadaan pasien. Komponen SBAR meliputi
S (Situation), B (background), A (assesment) dan R
(recommendation).
2. Penerapan metode komunikasi SBAR harus diikuti dengan
teknik TBK agar tidak terjadi kesalahan informasi
3. TBK adalah teknik komunikasi lisan menggunakan telpon
dengan menulis, membaca ulang dan melakukan
konfirmasi pesan yang diterima oleh pemberi pesan
T: menuliskan pesan yang disampaikan oleh pemberi
pesan pada lembar konsultasi atau pada rekam medis
pasien
B: membaca kembali pesan yang sudah ditulis oleh
penerima pesan. Selesai membacakan pesan, penerima
pesan mengingatkan pemberi pesan untuk melakukan
konfirmasi. Jika instruksi terkait dengan obat LASA, maka
lakukan pengejaan dengan alpabet Indonesia
K: konfirmasi instruksi oleh si pemberi pesan dengan
jawaban “Ya atau Oke” bila sesuai dengan instruksi yang
diberikan sebelumnya
4. Proporsi komunikasi verbal/lisan melalui telpon yang
dilakukan dengan menggunakan metode SBAR dan TBK
secra benar, dengan pengukuran:
a. Pelaporan pelayanan/pemberian informasi lisan melalui
telpon menggunakan SBAR
b. Pemberian perintah pelayanan secara lisan/verbal
melalui telpon dilakukan dengan metode TBK
c. SBAR diisi dengan lengkap dan benar

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan komunikasi SBAR
(pembilang)
Denominator Jumlah pasien yang dilakukan komunikasi via telpon
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Semua pasien yang terindikasi menggunakan komunikasi via
telpon
Formula Jumlah pasien yang dilakukan komunikasi SBAR x 100%
Jumlah pasien yang dilakukan komunikasi via telpon
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Formulir SBAR dan TBK
Pengambilan Data
Besar Sampel Total Sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ PKP
Jawab
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai

Judul Indikator Kepatuhan petugas dalam melakukan penandaan obat-obatan


yang perlu diwaspadai (High alert) dan obat LASA oleh
farmasi

Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga


keselamatan pasien dengan cara melakukan penandaan obat
yang diwaspadai dan obat-obat LASA

Defenisi Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah sejumlah obat-
Operasional obatan yang memiliki resiko tinggi menyebabkan bahaya yang
besar pada pasien jika tidak digunakan dengan tepat.
Sedangkan LASA (look alike sound alike) yaitu obat yang
memiliki kemasan yang terlihat sama dan terdengar sama
dalam pengucapannya saat terdengar.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah jenis obat-obat yang perlu diwaspadai dan obat-
(pembilang) obatan LASA yang diberikan penandaan di ruang farmasi
Denominator Jumlah keseluruhan jenis obat-obat yang perlu diwaspadai
(penyebut) dan obat-obatan LASA yang tersedia di ruang farmasi
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Semua obat-obatan yang ada di ruang farmasi yang tergolong
obat High Alert dan LASA
Formula Jumlah obat high alert dan LASA yang diberi penandaan x 100%
Jumlah keseluruhan jenis obat high alert dan LASA
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Formulir Observasi
Pengambilan Data
Besar Sampel Total Sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ PKP
Jawab

4. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi

Judul Indikator Kepatuhan petugas terhadap SOP tindakan

Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga


keselamatan pasien dan mengetahui tingkat kepatuhan
petugas

Defenisi Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu pedoman


Operasional atau acuan dalam melaksanakan suatu tindakan sesuai
dengan tata kerja prosedural

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang mendapatkan tindakan sesuai SOP di
(pembilang) ruang tindakan
Denominator Jumlah keseluruhan pasien di ruang tindakan
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Semua tindakan pelayanan di ruang tindakan
Formula Jumlah pasien yang mendapatkan tindakan sesuai SOP x 100%
Jumlah pasien keseluruhan diruang tindakan
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Daftar Tilik register di ruang tindakan
Instrumen Data sekunder
Pengambilan Data
Besar Sampel Total Sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ PKP
Jawab

5. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan

Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan kebersihan tangan
sesuai dengan ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar
dapat menjamin keselamatan petugas dan pasien/pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Defenisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
Operasional menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan tampak
kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol- based handrubs) dengan kandungan
alkohol 60-80% bila tangan tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar
adalah kebersihan tangan sesuai indikasi dan langkah
kebersihan tangan sesuai rekomendasi WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan
dilakukan pada saat tertentu sebagai upaya untuk
menghentikan penularan mikroba selama perawatan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptic yaitu
kebersihan tangan yang dilakukan sebelum
melakukan tindakan steril atau aseptik, seperti:
pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan
luka, pemasangan kateter urin, suctioning, pemberian
suntikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
seperti muntah, darah, nanah, urin, feses, produksi
drain, setelah melepas sarung tangan steril dan
setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien
yaitu melakukan kebersihan tangan setelah tangan
petugas menyentuh permukaan, sarana prasarana,
dan alat kesehatan yang ada di lingkungan pasien,
seperti: menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat- alat di sekitar pasien
atau peralatan lain yang digunakan pasien.
5. Peluang adalah periode di antara indikasi di mana tangan
terpapar kuman setelah menyentuh permukaan
(lingkungan atau pasien) atau tangan menyentuh zat
yang terdapat pada permukaan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah
kebersihan tangan yang dilakukan sesuai peluang yang
diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian
kepatuhan pemberi pelayanan yang melakukan
kebersihan tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan
untuk mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan
tangan di setiap unit atau Puskesmas sesuai dengan
waktu yang ditentukan untuk melakukan observasi dalam
satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
observasi maksimal 20 menit (rerata 10 menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah
jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam satu
periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada waktu
observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar dapat
mencatat semua indikasi kegiatan yang dilakukan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang)
Denominator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(penyebut) dilakukan dala periode observasi
Target ≥ 85%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan
terindikasi harus melakukan kebersihan tangan

Kriteria Ekslusi:
Tidak ada
Formula Jumlah tindakan kebersihan tangan yang
dilakukan
X 100
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
Seharusnya dilakukan dalam periode observasi

Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan Data
Besar Sampel Minimal 200 peluang
Cara Pengambilan Non probability Sampling-Consecutive sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ PKP
Jawab

6. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh

Judul Indikator Kepatuhan dalam skrining pengkajian reiko jatuh pada pasien
di ruang tindakan

Tujuan Tergambarnya pelayanan kesehatan Puskesmas yang aman


bagi pasien dengan menjamin peningkatan keselamatan
berupa pengurangan resiko jatuh pasien di puskesmas

Defenisi 1. Pasien resiko jatuh adalah pasien yang beresiko untuk jatuh
Operasional yang umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor
fisiologis yang dapat berakibat cedera
2. Pengkajian resiko jatuh dilakukan pada pasien di ruang tindakan
3. Form pengkajian resiko jatuh menggunakan skala Humpty-
Dumpty untuk anak, skala morse untuk dewasa (18-55 tahun)
dan skala modified stratify-sydney skoring untuk pasien lansia
(≥60 tahun)
4. Jumlah pasien jatuh adalah jumlah pasien jatuh sejak berada di
lingkungan puskesmas
5. Yang melakukan pengkajian resiko jatuh adalah perawat di
ruang tindakan

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien ruang tindakan yang dilakukan pengkajian
(pembilang) resiko jatuh dalam sebulan
Denominator Jumlah pasien di ruang tindakan
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Sampel pasien dilakukan pengkajian resiko jatuh diruang
tindakan
Formula Jumlah pasien yang dilakukan pengkajian resiko jatuh x 100%
Jumlah pasien diruang tindakan
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Daftar Tilik register di ruang tindakan
Instrumen Data sekunder
Pengambilan Data
Besar Sampel 5 sampel
Cara Pengambilan Random sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PJ PKP
Jawab

E. Indikator Kinerja Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


a. Infeksi Daerah Operasi (IDO)

Judul Indikator Infeksi Daerah Operasi (IDO)


Dasar Pemikiran 1. Peratran menteri kesehatan
2. Peraturan menteri kesehatan tentang pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif, efesien
Tujuan 1. Untuk melakukan survailans HAIs pada angka kejadian
Infeksi Daerah Operasi (IDO) superfacial-superfacia
incision.
2. Untuk menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat
kesehatan untuk mengurangi risiko IDO.
Defenisi Infeksi Daerah Operasi (IDO) /Surgical Site Infection (SSI)
Operasional adalah infeksi yang terjadi pasca operasi dalam kurun waktu
30 hari dan infeksi tersebut hanya melibatkan kulit dan
jaringan subkutan pada tempat insisi dengan setidaknya
ditemukan salah satu tanda sebagai berikut:

 Gejala Infeksi: kemerahan, panas, bengkak, nyeri, fungsi


laesa terganggu.
 Cairan purulen
 Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan
superfasial
Jenis Indikator Output
Satuan Persen (%)
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus IDO
Denumerator Jumlah pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision
Target Pencapaian < 20 %
Kriteria Kriteria Inklusi:
 Semua pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision
 Pasien terindikasi IDO pasca operasi Superficial Incision
Kriteria Ekslusi:

 Pasien dilakukan tindakan operasi Superficial Incision di


fasilitas kesehatan lain
Formula Jumlah kasus IDO x 100
Jumlah pasien dilakukan Operasi Superficial Incision
Desain Prospectif dan Restrospectif
Pengumpulan
Sumber Data Data primer dan sekunder
Instrumen Lembar Observasi
Pengambilan Data
Besar Sampel Total Populasi
Frekuensi Bulanan, Triwulan
Pengumpulan
Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulan
Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulan
Data
Penyajian Data Tabel, Grafik, Run chart
Penanggung PJ PPI
Jawab

b. Abses Gigi

Judul Indikator Abses Gigi


Dasar Pemikiran 1. Hasil Riskesdas menyatakan proporsi terbesar masalah
gigi adalah gigi rusak/ berlubang/ sakit (45,3)
2. KMK 62 tahun 2015
3. Permenkes 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif, efesien
Tujuan 1. Melakukan survailans HAIs pada angka kejadian infeksi
pasca tindakan pelayanan gigi yang terjadi abses.
2. Menjamin keselamatan pasien yang dilakukan pelayanan
gigi.
Defenisi Terbentuknya kantong atau benjolan berisi nanah pada gigi,
Operasional disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini muncul di sekitar
akar gigi maupun di gusi ditandai dengan demam, gusi
bengkak, rasa sakit saat mengunyah dan menggigit, sakit gigi
menyebar ketelinga, rahang dan leher, bau mulut, kemerahan
dan pembengkakan wajah. Abses gigi menjadi indikator
suveilans pada kasus sesuai kriteria HAIs (tindakan
pelayanan gigi sebelumnya tidak ditemukan tanda tanda
abses).

Jenis Indikator Output


Satuan Persen (%)
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus abses gigi
Denumerator Jumlah pasien yang dilakukan operasi Superficial Incisional
pada areaa gigi dan jaringan periodontal,
Target Pencapaian < 20 %
Kriteria Kriteria Inklusi:
 Semua pasien yang dilakukan tindakan paa area gigi dan
jaringan periodontal akibat tindakan Superficial Incisional.
 Semua pasien yang teridentifikasi abses gigi .
Kriteria Ekslusi:

 Pasien sudah terjadi abses gigi sebelum tindakan gigi


dilakukan.
 Pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan
jaringan periodontal di FKTP lain.
Formula Jumlah kasus abses gigi
Jumlah pasien dilakukan X 100
tindakan Superficial Incision
pada area gigi dan jaringan periodontal
Desain Prospectif dan Restrospectif
Pengumpulan
Sumber Data Data primer dan sekunder
Instrumen Lembar Observasi
Pengambilan Data
Besar Sampel Total Populasi
Frekuensi Bulanan, Triwulan
Pengumpulan
Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulan
Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulan
Data
Penyajian Data Tabel, Grafik, Run chart
Penanggung PJ PPI
Jawab

c. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Judul Indikator Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan
Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif, efesien
Tujuan 1. Melakukan survailans HAIs pada angka kejadian infeksi
pasca tindakan pelayanan imunisasi.
2. Menjamin keselamatan pasien untuk mengurangi risiko
terjadinya KIPI.
Defenisi Infeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi yang diberikan
Operasional secara penyuntikan, dimana ditemukan tanda tanda infeksi
antara lain:

Gejala KIPI ringan

 Nyeri
 Kemerahan dan bengkak didaerah tubuh yang mengalami
injeksi pasca imunisasi.
 Gatal
 Demam
 Sakit kepala
 Lemas
Gejala KIPI berat

Alergi berat
Jumlah trombosit menurun
Kejang
Hipotonia atau sindrom bayi lemas. Bayi yang mengalami
akan terlihat lemas dan tak berdaya.
Jenis Indikator Output
Satuan Persen (%)
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus KIPI
Denumerator Jumlah pasien dilakukan tindakan imunisasi
Target Pencapaian < 20 %
Kriteria Kriteria Inklusi:
 Semua pasien teridentifikasi KIPI yang telah mendapat
imunisasi di FKTP tersebut.
Kriteria Ekslusi:

 Pasien sudah terjadi abses gigi sebelum tindakan gigi


dilakukan.
 Pasien yang diberikan imunisasi di FKTP lain.
Formula Jumlah kasus KIPI
Jumlah pasien dilakukan X 100
tindakan imunisasi
Desain Restrospectif
Pengumpulan
Sumber Data Data sekunder
Instrumen Formulir pelaporan KIPI
Pengambilan Data
Besar Sampel Total Populasi
Frekuensi Bulanan, Triwulan
Pengumpulan
Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulan
Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulan
Data
Penyajian Data Tabel, Grafik, Run chart
Penanggung PJ PPI
Jawab

KEPALA PUSKESMAS SUNGAI BARU,

RAHMAT

Anda mungkin juga menyukai