Anda di halaman 1dari 10
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS NAGASWIDAK San RD, ln. Yani Lorong Gumay Gang Bangdon No. 40 Rt 22 Kelurahan Empat Belay Ulu Kecamatan Seberang Ulu Dus Palembang 30204 Tolp (0711) 814455 SMS Contor : 00117157070 Fn il pus managuswidak yahoo co id KEPUTU y LI KEPALA PUSKESMAS NAC ‘sob NOMOR ° 445/303/PKM-NC TENTANG, KEBIJAKAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI PUSKESMAS NAGASWIDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSKESMAS NAGASWIDAK, Menimbang a. bahwa tugas Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah membantu Kepala Puskesmas untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan medis Puskesmas melalui pencegahan dan pengendalian infeksi; b. bahwa dalam rangka _melaksanakan tugasnya, Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bekoordinasi dengan Tim Manajemen Mutu guna mengendalikan infeksi nosokomial di Puskesmas; cc. bahwa dalam rangka pemenuhan Akreditasi di Puskesmas, dimana Puskesmas diharapkan dapat memenuhi kegiatan standar pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas; d. bahwa Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Nagaswidak agar dapat berperan dalam upaya- upaya promotif, preventif, dan sebagainya; fe. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada poin a dan b di atas perlu ditetapkan Kebijakan Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Nagaswidak; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; @ Dipindai dengan CamScanner 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktek Mandiri Dokter, dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEBIJAKAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI PUSKESMAS NAGASWIDAK Kesatu : Kebijakan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas sebagaimana tercamtum dalam lampiran Keputusan ini Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya dibebankan kepada Anggaran Puskesmas. Kedua : Keputusan ini Ketiga Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal_ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di: Palembang Pada Tanggal : 21 Januari 2023 Kepala Puskesmas Nagaswidak Kiki Ayu Marlina @ Dipindai dengan CamScanner Lampiran _: Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Nomor 445/303/PKM-NGSISKII/2023 Tanggal 21 Januari 2023 Tentang KEBIJAKAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN, DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI PUSKESMAS NAGASWIDAK KEBIJAKAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI PUSKESMAS NAGASWIDAK A. KEBIJAKAN ORGANISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS 1. Kepala Puskesmas membentuk Tim PPI Puskesmas sesuai dengan SK Kepala Puskesmas yang mempunyai tugas, fungsi, dan kewenangan yang jelas sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 2. Tim PPI merupakan unit kerja non structural langsung dibawah Kepala Puskesmas, yang disusun dari ketua, sekretaris, dan anggota 3. Anggota Tim PPI terdiri dari dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, petugas laboratorium, petugas farmasi, dan ahli sanitasi 4, Tim PPI dalam menyusun regulasi, wajib mengacu Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan. 5. Semua unit kerja di Puskesmas harus melaksanakan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). 6. Tim PPI mengadakan rapat per semester untuk mengevaluasi hasil surveillance, kinerja tim dan menentukan tindak lanjut. 7. Tim PPI harus melaporkan hasil rapat ke Kepala Puskesmas, Manajemen Mutu, dan semua staf. 8. Tim PPI harus mengevaluasi kembali tindak lanjut yang telah dilakukan. Puskesmas mengalokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi yang dimasukkan dalam anggaran PPI. B. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI PUSKESMAS NAGASWIDAK 1, Pelaksanaan Kewaspadaan Isolasi Pendidikan dan Pelatinan Karyawan ‘Surveilans Monitoring Kebersihan Tangan & Penggunaan APD Sosialisasi ke pasien dan karyawan enon @ Dipindai dengan CamScanner c. KEBIJAKAN UMUM KEWASPADAAN ISOLASI 4. Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk mengurangi resiko infeksi penyakit menular pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak diketahui 2. Dalam memberikan pelayanann kesehatan di puskesmas setiap petugas harus menerapkan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari dua lapis yaitu kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi 3. Kewaspadaan standar harus diterapkan secara rutin dalam pelayanan di puskesmas yang meliputi: kebersihan tangan, penggunadaan Alat Pelindung Diri (APD), pemprosesan peralatan perawatan pasien, pengendalian lingkungan, penatalaksanaa linen, pengolahan limbah, perlindungan kesehatan karyawan, penempatan pasien, hygiene respirasi (etika batuk), dan praktek penyuntikan yang aman. Pelaksanaan kewaspadaan stadar ditujukan kepada semua pasien. 4, Kewaspadaan berdasarkantransmisi diterapkan sebagai tambahan kewaspadaan standar pada kasus-kasus yang mempunyai resiko penularan memalui kontak, droplet, udara (airborne), common vehicle (makanan, air, obat, alat, peralatan), vector (Ialat,nyamuk, ikus). 5. Penyelenggaraan kewaspadaan isolasi di Puskesmas Nagaswidak selengkapnya diatur dalam pedoman dan prosedur, sesuai kebijakan kepala puskesmas. D. KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEWASPADAAN STANDAR 4. Kebersihan Tangan a. Semua karyawan puskesmas, pasien, dan pengunjung harus menjaga kebersihan tangan dengan melakukan cuci tangan menggunakan air bersih dan sabun atau handrub menggunakan cairan antiseptic berbasis alcohol. b. Kebersihan tangan dilakukan pada § keadaan yaitu : Sebelum kontak dengan pasien, Sebelum melakukan tindakan aseptik, Sesudah terkena cairan tubuh pasien, Sesudah kontek dengan pasien dan Sesudah kontak dengan lingkungan pasien. . Bila tangan tampak kotor, maka cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir, Bila tangan tampak tidak kotor, makan cuci tangan dengan handrub cairan antiseptic berbasis alkohol. d. Cuci tangan dengan sabun dilakukan selama 40-60detik. . Cuci tanagn dengan handrub cairan antiseptic berbasis alcohol dilakukan selama 20-30 detik. £. Tim PPI melakukan evaluasi kepatuhan kebersihan tangan melalui survey terhadap seluruh petugas puskesmas setiap bulan 9. Apabila hasil suvey kepatuhan kebersihan tangan dari unit kerja belum memenuhi standar dilakukan sosialisasi/training ulang kebersihan tangan pada unit tersebut. @ Dipindai dengan CamScanner 2, Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) ‘8. Alat Pelindur Diri (APD) adalah alat yang berfungsi sebagai pelindung barrier untuk melindungi dari mikoorganisme yang ada dan petugas kesehatan b. Semua petugas yang melakukan kontak dengan pasien yang beresiko menularkan penyakit infeksius wajib memakai APD sesuai dengan prosedur yang benar. cc. Semua petugas yang melakukan tindakan septik aseptic harus memakai APD sesuai dengan prosedur yang benar. 4d. Jenis-jenis APD yaitu : sarung tangan, masker, alat pelindung mata (gogless plastic bening), pelindung wajah, topi, gaun pelindung, apron, pelindung kaki (sepatu boot karet atau sepatu Kult tertutup). fe. Pemakaian APD hendaknya sesuai dengan indikasi pemakaian {Untuk APD disposable setelah dipakai dibuang ditempat sampah infeksius yang telah disediakan, sedangkan APD yang akan dipakai Kembali, diiakukan penetalaksanaan sesuai dengan prosedur. 3, Pengelolaan Limbah ‘a. Puskesmas berkewajiban menurunkan resiko infeksi salah satunya dengan cara pengelolaan limbah yang tepat. b. Pengelolaan limbah dapat dilakukan mulai dari indentifkasi, pemisahan, labeling, packing, penyimpanan, pengangkutan dan penanganan sesuai jenis limba. 4, Pengendalian lingkungan ‘a. Pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas Kesehatan lainnya merupakan salah satu upaya pencegahan pengendalian infeksi di puskesmas Nagaswidak. b. Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat diminimalkan dengan melakukan pembersihan lingkungan, disinfeksi_permukaan lingkungan yang terkontaminesi dengan darah atau cairan tubuh pasien, melakukan pemeliharaan peralatan medik dengan tepat, mempertahankan mutu air bersin, mempertahankan ventilasi udara yang baik 5. Perlindungan Kesehatan Karyawan a, Karyawan Puskesmas Nagaswidak diwajibkan menerapkan prinsip-prinsip PPI yaitu kewaspadaan standar dan kewaspadaan berbasis trasmisi sesuei dengan indikasi dalam melaksanakan tugas sehar-hari b. Karyawan Puskesmas Nagaswidak terutama karyawan medis dan pramedis bethak mendapatkan vaksinasi hepatitis B secara bertahap. c. Karyawan yang terpajan infeksi harus melakukan prosedur pasca pajanan, kemudian tim PPI meninjaklanjutin dan mengevaluasi. @ Dipindai dengan CamScanner d. Karyawan Puskesmas Nagaswidak yang merawat pasien menular melalui dara harus mendapatkan pelatihan mengenei cara penularan dan penyebaran, tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang sesuai prosedur bila terpajan. Karyawan yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberi penjelasan umum mengenai penyakit tersebut 6. Praktek Menyuntik yang Aman a. Semua petugas medis dan paramedis Puskesmas Nagaswidak wajib melakukan praktik menyuntik yang aman sesuai dengan prosedur. b. praktik menyuntik menggunakan jarum yang steril, sekali pakai, pada tiap ‘suntikan untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi. . Bila menggunakan vial muntidose, sebaiknya tetap digunakan sekali pakai karena jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial multidose dapat menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai pasien lain. 7. Hygiene Respirasi (etika batuk) a. Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya. b. Semua pasien, pengunjung, dan petugas kesehatan harus dianjurkan untuk selalu mematuhi Etika batuk dan kebersihan pernapasan untuk mencegah ‘sekresi peapasan. . Etika batuk dilakukan dengan cara saat batuk atau bersin: tutup hidung dan mulut dengan tissu/sapu tangan atau lengan dalam baju pada saat mengalami batuk maupun bersin, segera buang tisu yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah, lakukan kebersihan tangan. 8, Pemprosesan Peralatan Perawatan Pasien a. Pemprosesan Peralatan Perawatan Pasien yang dianjurkan untuk mengurangi penularan penyakit dari instrument yang kotor, sarung tangan bedah, dan barang-barang habis pekai lainnya adalah (precleaning/prabilas), pencucian dan pembilasan, sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT). b. Precleaningfprabilas: Proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan dan mengurangi tapi tidak menghilangkan jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi. Proses ini adalah dengan melakukan perendaman yang memakai detergen atau larutan ‘enzymatic sampai seluruh permukaan alat terendam. . Pembersihan: Proses yang secara fisik membuang semua kotoran, darah atau cairan tubuh lainnya dari benda mati maupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau menangani objek tersebut. Proses ini adalah terdiri dari mencuci ‘sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan air atau enzymatic, membilas dengan air bersih dan mengeringkan. @ Dipindai dengan CamScanner . Desinfeksi Tingkat Tinggi (OTT). Proses menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali beberapa endospora bakteri dari objek,. Dengan merebus, menguapkan atau memakai desinfektan kimiawi ©. Steriisasi: Proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, virus, fungi dan parasite) termaksud endospora bakteri dari benda mati dengan ap tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimiawi, atau radiasi {. Seluruh pemprosesan peralatan perawatan pasien dilakukan sesuai standar 9. Penatalaksanaan Linen ‘a. Semua linen yang sudah digunakan harus dimasukkan ke dalam kantonghwadah yang tidak rusak saat diangkut b. Puskesmas berusaha mencegah terjadinya kontaminasi pada pakaian dan lingkungan. 40. Penempatan Pasien a. Pasien dengan penyakit menular melalui udara / airbone melalui kontak harus diruang terpisah dengan pasien yang non infeksi b. Pasien infeksius harus menggunakan masker. E, KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMIS! 1, Kewaspadaan Transmisi Kontak a. Penempatan Pasien ‘Tempatkan pasien di ruang yang terpisah. Dengan menempatkan pasien dengan jarak minimal 1 meter. Agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain. b. Transport Pasien Batasi gerak, transport pasien hanya kalau perlu saja. Bila diperlukan pasien keluar ruangan perlu kewaspadaan agar risiko minimal transmisi ke pasien lain atau lingkungan. cc. Penggunaan APD petugas 1. Petugas memakai sarung tangan sekali pakai saat memberikan perawatan langsung kepada pengguna layanan. Lepaskan sarung tangan tanpa menyentuh area yang terkontaminasi, buang sebagai limbah infeksius. 2. Petugas memakai celemek plastik sekali pakai saat memberikan perawatan langsung kepada pengguna layanan. Lepaskan sarung tangan tanpa menyentuh area yang terkontaminasi, buang sebagai limbah infeksius d. Pengelolaan peralatan perawatan pasien Bila memungkinkan peralatan nonkritikal dipakai untuk 1 pasien. Bersihkan dan disinfeksi sebelum dipakai untuk pasien lain. @ Dipindai dengan CamScanner 2. Kewaspadaan Transmisi Droplot &. Penempatan Pasion Pasion dengan penularan molalui dropiot ditempatkan diruangan terpisah, Dengan menempatkan pasien dengan jarak minimal 1 moter b. Transport Pasien Batasi gerak dan transportasi untuk batasi droplet dari pasien dengan mengenakan masker pada pasion dan manerapkan hygiene respirasi dan etika batuk. ¢. Penggunaan APD potugas Masker dipakai bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap pasien saat kontak erat. Masker molindungi hidung dan mulut, dipakai saat memasuki ruang rawat pasion dengan infeksi saluran napas, 4, Pengelolaan peralatan perawatan pasion Tidak perlu penangan udara secara khusus karena mikroba tidak bergerak jarak jauh, 3. Kewaspadaan Transmisi Udara (Airbone) ‘a. Penempatan Pasien Tempatkan pasien di ruang yang terpisah yang mempunyai ; ventilasi tekanan negative, jika tidak memungkinkan dapat menggunakan ventilasi tekanan mekanik atau ventilasi natural dan pintu harus selalu tertutup. b. Transport Pasien Batasi gerak, transport pasien hanya kalau perlu saja. Bila perlu untuk Pemeriksaan pasien dapat diberi masker bedah untuk cegah menyebarnya droplet nucler. cc. Penggunaan APD petugas 1. Gunakan masker bedah atau masker N95 (respiratorik) dan yakinkan Penggunaannya tertutup rapat (fit test) serta lepaskan tanpa menyentuh area yang terkontaminasi setelah keluar dari kamar perawatan. 2. Bila melakukan tindakan dengan kemungkinan timbul aerosol maka APD. yang digunakan adalah masker, goggle, gaun dan sarung tangan. F. KEBIJAKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KARYAWAN DALAM RANGKA PPI 1, Semua pegawai Puskesmas Nagaswidak wajib mengikuti pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi tingkat dasar (bagi yang belum pean pelatihan) secara bertahap yang diselenggarakan oleh Tim PPI. 2. Tim PPI harus mengembangkan program PPI yang mengikutsertakan seluruh karyawan Puskesmas, pasien dan keluarga, serta pengunjung lainnya. 3, Tim PPI harus memberikan pendidikan tentang PPI kepada karyawan Puskesmas, pasien dan keluarga, serta pengunjung lainnya, @ Dipindai dengan CamScanner @, KEDWUAKAN PENERAPAN BUNDLES HAls DAN PPL PADA PENGGUHAAN PERALATAN KESEHATAN LAINNYA 1 Bundles HAls — Infekal waluran komih (1K), Catheter Urinary T Infection (CAUTI), PLABSI, IDO, 2. PPI pada ponggunaan poralatan kosohatan fainnya seperti ponggunaan slat bantu pornapanan, terap! inhalas, can porawatan tke H. KEBIJAKAN PELAKSANAAN SURVEILANS 1 Tim PPL monyusun dan monorapkan program —komprohonsif untuk mongurangi resiko dari infoksi torkait polayanan Kesehatan pada pasion, tonaga polayanan Kesehatan dan pengunjung. Torintegras! dengan program poningkalan muty dan kosolamatan pasion yaitu indikator muty yang bethubungan dengan masalah infoksi, dalam hal ini pomantauan KIPI 2. Surveillance HAls merupakan sual Kegiatan pengumpulan data yang sistematis, analisis dan intorpronsi yang torus menurus dari data HAls yang penting untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas yang didesiminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang ‘memerlukan, 3, Surveillance dilakukan oleh tim PPI 4. Laporan hasil surveillance dibuat setiap bulan dan tahunan yang dibuat oleh Tim PPI yag diserahkan kepada kepala puskesmas, 5. Hasil surveillance disosialisasikan kepada seluruh karyawan melalui rapat, kemudian evaluasi bersama untuk mendapatkan solusi dan tindak lanjut 6. Apabila terjadi infeksi yang tinggi dilakukan analisa dan tindak lanjut. |. KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN DAN ALAT UNTUK PPI 1. Tim PPI mengusulkan kepada Kepala Puskesmas tentang pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi yang ‘menggunakan 2. Pengadaan bahan dan alat tersebut dilaksanakan oleh unit farmasi. J. KEBIJAKAN PEMELIHARAAN FISIK DAN SARANA TERKAIT PPI 1, Tim PPI memberikan masukan kepada Kepala Puskesmas yang menyangkut kontruksi bangunan, renovasi ruangan, cara pemprosesan alat, penyimpanan lat dan linen sesuai dengan prinsip PPI. 2. Untuk pemeliharaan fisik dan sarana bekerjasama dengan penanggung jawab pemeliharaan sarana dan prasarana puskesmas. 3, Tim PPI Puskesmas harus melakukan pemeriksaan kualitas udara secara berkala untuk mengurangi resiko infeksi selama pembangunanlrenovasi. @ Dipindai dengan CamScanner kK. KEBIJAKAN KESEHATAN KARYAWAN Karyawan Puskesmas Nagaswidak diwajibkan menerapkan prinsip-prinsip 1. PPI yaitu kewaspadaan standar dan kewaspadaan berbasis transmisi sesuai dengan indikasi dalam melaksanakan tuganya sehari-hari. 2. Karyawan yang terpajan infeksi harus melakukan prosedur paska pajanan, kemudian Tim PPI menindaklanjuti dan mengevaluasi. Kepala, /Puskesmas Nagaswidak, é. \ Kiki Ayu Martina @ Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai