Anda di halaman 1dari 6

NOTULEN LINSEK FEBRUARI 2023

Survey kepuasan pasien semester II (juli-desember 2022) yang dilakukan oleh tim
survey kepuasan pasien UPT. Puskesmas Wagir didapatkan hasil sebanyak 80,4%
yang diambil dari 839 responden ( laki-laki sebanyak 225 responden dan perempuan
614 responden) dari 13 ruang pelayanan yang ada di puskesmas wagir. Berdasarkan
hasil survey dari nilai terendah 0,33 di waktu penyelesaian pelayanan sedangkan dari
unsur sarana dan prasarana mendapatkan nilai tertinggi sebesar 0,38

Dari hasil kesimpulan di atas puskesmas wagir harus meningkatkan beberapa unsur
pelayanan dengan cara mempersiapkan rencana tindak lanjut sebagai berikut

1. Puskesmas wagir akan meriview ulang pendistribusian ketenagaan karena


keterbatasan tenaga sesuai kompetensi yang di butuhkan

2. Puskesmas wagir melakukan riview komitmen untuk membangun budaya kerja


yang lebih baik

3. Puskesmas wagir akan melakukan sosialisasi kepada setiap karyawan untuk


menguasai daftar alur pelayanan pemeriksaan maupun alur koordinasi

Guna untuk meningkatkan mutu puskesmas, puskesmas wagir memiliki aplikasi INM
atau indikator nasional mutu yang diisi setiap bulannya yang dapat langsung di pantau
oleh kemenkes. Aplikasi in mini dapat di akses melalui
www.mutufasyankes.kemkes.go.id.

Makna INM ini adalah Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan bertujuan untuk
mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan dalam kebersihan tangan, sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhannya agar dapat menjamin
keselamatan pasien dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan. Sementara itu, indikator Kepatuhan Penggunaan APD bertujuan untuk
mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan dalam menggunakan APD guna
menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan cara mengurangi risiko
infeksi Sedangkan, indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien bertujuan untuk
meningkatkan kepatuhan pemberi layanan kesehatan dalam melaksanakan identifikasi
pasien pada proses pelayanan. Indikator pertama dan kedua bisa dikaitkan dengan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Sedangkan, indikator ketiga dan juga indikator
kedua bisa dikaitkan dengan Keselamatan. Adapun target dari masing-masing indikator
di atas secara berturut-turut adalah 85%, untuk kepatuhan cuci tangan, 100% untuk
kepatuhan penggunaan APD, 100% untuk kepatuhan identifikasi pasien, 90% untuk
keberhasilan pengobatan pasien TB 100% k ibu hamil yang mendapatkan pelayan ANC
sesuai standar dan 76,61 untuk kepuasan masyarakat.

Untuk kepuasan pasien, hendaknya melakukan survei terlebih dahulu sesuai dengan
Permenpan RB No. 14 Tahun 2017. Setelah data ditabulasi dalam aplikasi excel, dinput
ke dalam aplikasi INM.
NOTULEN LINSEK MEI 2023

Berdasarkan linsek februari 2023 penjelasan tentang aplikasi indikator nasional mutu
maka didapatkan capaian sebagai berikut:

1. KKT (Kepatuhan Kebersihan Tangan) sudah tercapai dengan hasil pada bulan
januari tercapai 99,17%, februari tercapai 97,81%, maret tercapai 99,23%, dan tercapai
April 99,16%

2. Kepatuhan penggunaan APD (Alat Pelindung diri) sudah tercapai pada bulan januari
hingga bulan April sudah mencapai 100%

3. Kepatuhan identifikasi pasien sudah tercapai pada bulan januari hingga bulan April
sudah mencapai 100%

4. Keberhasilan pengobatan TB SO sudah tercapai pada bulan januari hingga bulan


April sudah mencapai 100%

5. ANC sesuai standart belum tercapai januari sebesar 65%, februari 67,86%, maret
55%, dan bulan April 27,27%

6. Kepuasan pasien dilakukan pada bulan desember dan bulan juni, pada bulan
desember sudah tercapai dan didapatkan hasil sebesar 80,4%

Dari paparan pencapaian indicator mutu dari bulan januari hingga bulan April yang
belum tercapai adalah pemeriksaan ibu hamil atau anc sesuai standart dikarenakan
capaian ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standrt kurang dari target
di karenakan metode penilaian tahun 2023 ini berubah menjadi lebih detail yaitu
penilaian ANC sesuai standart dari k4 menjadi k6, di nilai stadart jika ibu hamil
melakukan laboratorium di trimester 1 dan setiap kunjungan wajib di berikan pelayanan
sesuai 10 T

Rencana Tindak lanjut yang akan dilakukan puskesmas agar pemeriksaan ibu hamil
sesuai standart dapat tercapai yaitu
1. Melakukan pendataan ibu hamil oleh bidan desa secara berkala.
2. Melaksanakan KIE anc sesuai standar kepada setiap ibu hamil dipelayanan
dalam gedung maupun luar gedung yaitu ibu hamil minimal melakukan
kunjungan 6 kali selama masa kehamilan dan melaksanakan pemeriksaan Lab
lengkap pada Trimester 1.
3. Melakukan koordinasi terhadap jejaring dan jaringan untuk melaksanakan KIE
kepada ibu hamil AGAR DAPAT melakukan pemeriksaan ANC sesuai standar
yaitu melakukan kunjungan minimal 6 kali dalam masa kehamilan DAN
MELAKSANAKAN pemeriksaan lab LENGKAP pada trimester 1
4. Melaksanakan ANC TANGKAS mobile sesuai jadwal
5. Menjaring ibu hamil yang belum ANC standar pada kegiatan kelas ibu hamil.
6. Melaksanakan jemput bola ke rumah ibu hamil yang belum ANC standar. 7.
Pemberdayaan kader masyarakat dalam pelaksanaan capaian ANC standar 8.
Melibatkan kader untuk pendataan ibu hamil, TOMA, TOGA, PEMDES, PKK
untuk menggerakkan ibu hamil agar melaksanakan ANC Terpadu di Trimester
1 di desa maupun di Puskesmas.

Sedangkan untuk pengaduan dari masyarakat mulai bulan januari hingga April di
dapatkan hasil sebagai berikut:

1. Kamis, 18 Januari 2023 terdapat pengaduan secara langsung dengan kronologi


kejadian Warga Mendalanwangi mengalami KLL pada hari Minggu, 15 Januari
2023 saat hendak bekerja kelompok bersama temannya. KLL terjadi di jalan raya
sitirejo (pasar baru) sekitar pukul 11.00 WIB dengan keadaan yang cukup parah.
Warga meminta tolong kepada puskesmas UGD (karena mobil desa sedang
dalam perbaikan dan tidak dapat digunakan) untuk menjemput pasien ke RS /
melakukan pertolongan pertama. akan tetapi ditolak dan prosedur yang
ditawarkan begitu panjang. warga merasa bahwa puskesmas wagir kurang
memiliki jiwa kemanusiaan. akhirnya pasien diantar oleh relawan wagir. Apakah
ambulans tidak dapat digunakan dalam keadaan darurat? apakah prosedur
panjang tidak dapat dilewati jika dalam keadaan darurat?
Konfirmasi unit terkait: UGD Tidak menolak, UGD telah menjelaskan prosedur
dan warga memilih berangkat sendiri. warga sempat menelfon PSC. Akan tetapi
saat PSC datang pasien sudah diantar oleh mobilrelawan.

Tindak Lanjut: Sosialisasi prosedur rujukan berjenjang, penggunaan ambulans


dan PSC pada kegiatan linsek (Rabu, 21Maret 2023) oleh Kepala Puskesmas
(drg. Prima Puspitorini)

2. Selasa 21 Februari 2023 terdapat pengaduan secara langsung dengan kronologi


sebagai berikut mohon untuk pendaftaran bisa lebih ditingkatkan (agar tidak
lama) Konfirmasi unit terkait : Pasien menunggu lama di ruang anak karena RM
belum diantarkan. Petugas kesehatan di ruang anak membantu mengambil RM.
Tindak Lanjut : RTL telah dibahas pada rapat UKP dan apabila sedang ada
pasien banyak dan salah satu petugas sedang longgar maka dapat membantu
pada pendaftaran dan atau skrining. KIE kepada pasien mengenai waktu tunggu
telah dilakukan oleh petugas kesehatan di pelayanan anak
3. Jumat 24 Maret 2023 didapatkan pengaduan dari whattsapp dengan kronologi
kejadian: Pasien datang ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan anak. Pasien datang pukul 07.00 dan baru pulang pukul 11.00.
Pasien menunggu di pelayanan obat hampir 1 jam lebih, konfirmasi unit terkait :
Waktu tunggu pelayanan obat atas nama an. Khasan Al Faiq berdasarkan waktu
yang ditarik di e-pus adalah 25 menit. 6menit antrian, 11 menit pendaftaran, 11
menit pelayanan dan 25 menit pelayanan obat. Tindak lanjut dalam kasus
tersebut Melakukan konfirmasi kepada pasien mengenai keluhan. Melakukan
review SOP dan menegur petugas berkaitan pada Sabtu, 25 Maret 2023
4. Senin, 10 April 2023 didapatkan pengaduan melalui whattsapp dengan kronologi
Pasien datang ke UGD dengan keluhan gejala DBD. Pasien pelapor merupakan
pasien BPJS. saat pasien datang ke UGD pada bed penanaganan tidak terdapat
cover bed dan juga bantal. kondisi meja terlihat kotor. Tidak disediakan sendok
dan gelas. sedangkan saat pasien lain yang baru datang disediakan bed yang
tertata rapi dan juga lengkap. Apakah ada perbedaan perlakuan antara Pasien
BPJS dan juga pasien umum? Dengan konfirmasi unit terkait Cover bed belum
dilakukan, petugas telah memberikan amanah kepada mahasiswa praktik untuk
melakukan cover bed setiap kali ada pasien baru. Bantal memang sengaja tidak
dipasang secara langsung disemua bed karena sering kali hilang dan atau
dibawa pasien pulang ke rumah. Pada saat itu petugas telah membawakan
bantal untuk pasien akan tetapi pasien menolak dan memilih untuk
menggunakan bantal pribadi. Kebetulan pasien lain mendapatkan bed yang
lengkap dengan bantal. sehingga, pada dasarnya kami tidak pernah memberikan
perlakuan yang berbeda kepada pasien umum dan atau pasien BPJS. Dan
melakukan tindak lanjut Bantal telah diberi nama atau identitas instansi dan telah
dipasang di semua bed pada tanggal 12 April 2023.

Anda mungkin juga menyukai