Hakikat Filsafat Pendidikan
Hakikat Filsafat Pendidikan
Disusun oleh:
Kunti Dewi Hambawani
NIM S842308005
A. Latar Belakang
Ketiga ranah filsafat tersebut adalah penting dalam pemahaman akan alam
semesta, pengetahuan, dan nilai-nilai. Dalam pandangan dunia yang kompleks
ini, terdapat beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi pemahaman
tentang ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Kali ini permasalahan-
permasalahan yang melatarbelakangi ketiga bidang itu akan dikupas lebih
mendalam dengan analisis yang matang.
1
realitas dan pluralisme, Bagaimana kita dapat menyatukan pandangan tradisi
tauhid dengan realitas pluralistik yang kompleks di dunia ini?
Aksiologi, memahami nilai dan etika. "Apakah nilai-nilai itu objektif atau
subjektif? Apakah ada problematika terkait moralitas? Bagaimana kita
menentukan apa yang benar dan salah dalam konteks moralitas yang kompleks
dan beragam? Bagaimana kita dapat mengevaluasi ketika nilai-nilai kita tidak
konsisten dengan tindakan yang kita ambil dalam kehidupan sehari-hari?
Bagaimana nilai-nilai berperan dalam perubahan sosial dan apakah kita dapat
mengukur kualitas dari suatu perubahan yang terjadi?
2
BAB II
Pembahasan
Apakah hakikat keberadaan terdiri dari fakta objektif atau isyarat subyektif?
Bagaimana kita dapat memahami realitas di tengah beragam perspektif yang berbeda?
Ontologi, epistemologi, dan aksiologi adalah tiga konsep mendasar dalam filsafat
yang mengupas mengenai apa yang ada (ontologi), lalu bagaimana kita mengetahui
mengenai apa yang ada (epistemologi), dan apa yang seharusnya kita dapat lakukan
(aksiologi). Paparan kali ini akan membicarakan ketiga konsep tersebut serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, ilmu pengetahuan, dan etika.
A. Ontologi
3
yang bergerak? Apakah perilaku semua organisme telah ditentukan atau apakah ada
organisme, misalnya manusia, yang mempunyai ukuran kebebasan?
Apa yang disampaikan Kneller ini menarik sekali untuk dikaji secara metafisik,
artinya apa yang dipertanyakan memang sangat rasional. Dapat dicerna secara akal
untuk mencari jawabnya, hanya saja semuanya tergantung dari sudut pandang dari
masing-masing manusia itu sendiri. ukuran itu pun berdasarkan atas patokan yang
ditetapkan dengan rasio masing-masing untuk ukuran kebenaran itu seperti apa.
4
B. Epistemologi
Yang menarik pada kajian epistemologi ini menurut Kant dalam Khairul Umam
(2022: 193) dalam proses menemukan kebenarannya dengan paradigma filsafat kritis,
paradigma kritis menawarkan kerja berpikir tanpa henti layaknya fungsi akal yang
tiada henti untuk mencari dan menemukan jawaban hingga tak mampu lagi untuk
menjawabnya.
5
Berdasarkan pendapat Kant di atas maka implementasi epistemologi dalam
ilmu pengetahuan dapat dicermati ketika melakukan sebuah pengumpulan data yaitu
melalui observasi langsung. Selanjutnya dibangun teori sebagai bentuk pembuktian
atas fakta atau bukti yang ditemukan. Apabila ada teori yang tidak terbukti, dengan
sendirinya akan ditolak. Secara bijak pun harus meminta maaf kepada masyarakat
atas klaim teori yang ternyata salah. ini harus dilakukan agar hal yang salah atau
keliru tidak diterapkan dalam kehidupan agar tidak terjadi hal yang tidak baik atau hal
yang tidak pas (tidak pantas). Kemudian dilakukan uji hipotesis yang tentunya
dengan menggunakan metoda ilmiah agar akurat, valid, dan reliabel.
C. Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang membahas teori-teori nilai dan berusaha
menggambarkan apa yang dinamakan dengan kebaikan dan perilaku yang baik.
Bagian aksiologi adalah etika dan estetika. Etika memfokuskan pada kajian filsafati
tentang nilai-nilai akhlak (sikap) dan tindakan. Estetika berkaitan dengan kajian nilai-
nilai keindahan dan seni (Rukiyati, 2015: 32). Sebagai misal untuk nilai moral ini
adalah saat berjalan melewati orang tua atau orang yang lebih tua, maka kita akan
sedikit membungkukkan badan dan mengulas senyum. Lalu, menjaga etika makan
untuk tidak bersuara atau menimbuklan bunyi “kecap” dari mulut. Adanya reward
dan keyakinan kesepakatan antara murid dan guru jika murid melakukan kekeliruan.
Istilah axiologi sangat kurang familiar dipakai di kalangan filosof pada zaman
sekarang. Sebagai gantinya, para ahli berbicara tentang teori nilai dan tentang
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam konteks ini terkait dengan hakikat nilai.
Bidang aksilogi yang mengupas nilai sebuah seni (kesenian) disebut estetika.
berkenaan dengan hakikat baik dan buruk, benar dan salah disebut etika atau filsafat
6
moral (Fadhil, 2015: 13). Pendapat ini hampir mirip dengan apa yang disampaikan
oleh Rukayati di atas.
Penerapan dalam etika, aksiologi memegang peran penting dalam etika karena
etika membahas pertanyaan tentang bagaimana kita seharusnya berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Penerapan aksiologi dalam kehidupan terkait dengan etika
adalah kebajikan dan moralitas berhubungan dengan nilai-nilai murni seperti kasih
sayang, kedermawanan, integritas, dan kejujuran. Terkait dengan keperibadian dan
tanggung jawab, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga harkat dan
martabat manusia lain dan wajib melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai
warga negara.
Objek dari etika adalah laku atau tindakan manusia. tindakan itu dilakukan
secara sadar dan bebas. Sementara, objek formal etika adalah kebaikan dan
keburukan atau bermoral dan tidak bermoral (immoral) dari tingkah laku tersebut
(Rohana, 2021: 61). Ini mengandung makna bahwa etika mengajarkan kita untuk
tidak melakukan kekerasan atau perbuatan merusak, dan menyakiti. Mengajarkan
untuk merawat lingkungan agar tercipta perdamaian di dunia. Selain itu contoh
penerapan aksiologi dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kita memberikan
sumbangan atau bantuan makanan atau pakaian bagi orang-orang yang
membutuhkan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ketiga konsep filsafat ini sangat penting bagi kita untuk memahami hakikat
keberadaan, proses pengetahuan, dan nilai-nilai moral. Ketiganya sangat terjalin erat.
Kemudian, implikasi dalam kehidupan sehari-harinya adalah ketika kita memahami
tiga konsep ini dengan aksi atau tindakan. Kita dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari, seperti dalam pengambilan keputusan, memilah-milah
informasi, dan bertindak dalam tugas-tugas sosial. Implikasinya dalam ilmu
pengetahuan adalah ketiga konsep ini juga sangat penting dalam ilmu pengetahuan,
seperti dalam pengumpulan data, pembangunan teori, dan pengujian hipotesis.
B. Saran
Ketiga cabang ini ontologi, epistemologi, dan aksiologi adalah holistik artinya
ketiganya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiganya sangat ketergantungan,
apabila salah satu tidak dapat diimplikasikan secara tepat maka akan terjadi
ketimpangan, ketidakcocokan atau ketidakselarasan dalam kehidupan manusia.
Bukankan ini senyatanya ada di dunia nyata? Sebagian pendahulu mengatakan ini
adalah suratan yang sudah tertulis dalam ketetapan Tuhan. Atau memang keangkuhan
manusia itu sendiri? Oleh karenanya, ebagai makhluk ciptaannya kita harus mampu
mengendalikan diri sehingga keterjalinan ketiga cabang ilmu tersebut dapat padu,
saling berkaitan satu sama lain.
8
Daftar Pustaka
https://an-nur.ac.id/hakikat-filsafat-ilmu/
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/131864/mod_resource/content/2/M1
.1%20PENGANTAR%20FILSAFAT%20DAN%20ETIKA.pdf
https://www.tahuinformasi.com/2022/09/pengertian-filsafat-dari-segi-etimologi-dan-
terminologi-ada-pendapat-dari-jujun-suriasumantri.html?m=1
https://anyflip.com/ethql/fvfz
Fadhil Lubis, Nur A. 2015. Pengantar Filsafat Ilmu. Medan: Perdana Publishing.