Anda di halaman 1dari 34

TUGAS MATA KULIAH : PENGANTAR ARSITEKTUR

DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH : 1. Ir. PILIPUS JERAMAN, MT


2. DR. REGINALDO CH. LAKE, ST, MT

KOMENTAR (APRESIASI) TERHADAP KARYA ARSITEKTUR

DISUSUN OLEH:
ELISABETH GRACELA KOFI (22122110)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR - FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
ringkasan materi tentang ”Unsur Dan Hukum/Kaidah
Perancangan Arsitektur” pada mata kuliah Pengantar
Arsitektur. Ringkasan ini dibuat sebagai syarat untuk lanjut ke
tugas yang berikutnya yaitu tentang mengomentari gambar
yang sudah di aisitensi oleh dosen terkait.
Adapun tujuan lain dari penulisan makalah ini yaitu sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semster (UAS)
pada mata kuliah Pengantar Arsitektur memenuhi tugas dari
dosen pengampu mata. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan PENULIS.
Penulis menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam proses
meringkas. Penulis mau berterima kasih kepada Bapak Dosen
yang sudah memberikan arahan dalam mengerjakan tugas ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Kupang, 10 November 2022

PENULIS

KATA PENGANTAR.........................................................1
DAFTAR ISI....................................................................2
1. UNSUR - UNSUR PERANCANGAN
1.1. TITIK.....................................................................3
1.2. GARIS....................................................................4
1.3. BIDANG..................................................................9
1.4. MASA/RUANG........................................................10
1.5. TEKSTUR..............................................................11
1.6. WARNA.................................................................12
1.7. CAHAYA................................................................16
2. PRINSIP - PRINSIP PERANCANGAN
2.1. KETERPADUAN (UNITY).........................................18
2.2. KESEIMBANGAN (BALANCE)...................................21
2.3. PROPORSI (PROPORTION).....................................24
2.4. SKALA (SCALE)......................................................25
2.5. IRAMA (RHYTHM)..................................................27
2.6. KOMPOSISI (KOMPOSITION).................................29
2.7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)..........29
3. PENUTUP
3.1. KESIMPULAN.........................................................31
DAFTAR PUSTAKA...............................................................31
suatu ruangan, dan lain – lain) diperlukan kesatuan antara
garis, bidang, tekstur, dan warna agar gambar tersebut
tampak sama dengan objek aslinya. Namun, sesungguhnya

1. UNSUR – UNSUR PERANCANGAN objek dan ruangan itu hanya ilusi yang tergambar pada

Apabila kita menggambar suatu objak trimatra atau tiga sebuah bidang gambar yang datar. Konvensilah yang membuat

dimensi maupun objek perspektif (pemandangan alam, interior kita dapat menerima gambar tersebut. Ini disebabkan karena
di dalam bidang gambar tersebut, garis, bidang, tekstur, dan untuk memperlihatkan kekuatan pengaruhnya. Suatu tegangan
warna merupakan sesuatu yang komplit. visual tercipta di antara titik dan bidangnya.
Contoh penggunaan elemen titik dalam arsitektur
1.1. TITIK
misalnya adalah ketika kita ingin menunjukkan letak bangunan
Titik adalah sesuatu yang menunjukan entitas, kedudukan dan
dalam koordinat peta, digunakan elemen titik. Contoh lain
posisi. Titik juga menjadi awal dan akhir sebuah garis serta
yaitu untuk menunjukkan letak kolom dalam sebuah grid
unsur pembentuk sebuah garis. Titik tidak memiliki dimensi,
bangunan, maka akan digunakan titik, dimana dalam hal ini
tidak bisa diukur panjang, lebar dan tingginya. Titik dapat
kita dapat memperoleh informasi letak atau posisi kolom
menunjukan letak sesuatu, menyatakan keberadaan sesuatu
tersebut dalam grid struktur yang kita buat.
dll.

Sebagai unsur utama di dalam perbendaharaan bentuk, maka


sebuah titik dapat digunakan untuk menandai :

1. Kedua ujung sebuah garis


2. Persilangan antara dua garis
3. Pertemuan garis-garis di ujung sebuah bidang atau ruang
4. Titik pusat sebuah daerah

Walaupun secara teoritis sebuah titik tidak memiliki wujud


ataupun bentuk, tetapi titik itu dapat dirasakan keberadaannya 1.2. GARIS
bila diletakkan di dalam suatu bidang visual. Tepat di tengah Garis adalah unsur rupa yang paling utama. Ini disebabkan
lingkungannya, sebuah titik terlihat stabil dan diam, apabila kita ingin menggambar atau mendesain, elemen
mengorganisir unsur-unsur di sekeIiIingnya dan mendominasi pertama yang muncul adalah garis.
bidang tersebut.
Berikut pendapat para ahli mengenai makna dari garis, yakni :
Apabila titik tersebut dipindahkan dari pusatnya, maka bidang
tersebut menjadi Iebih agresif dan mulai saling berlomba  Hubungan antara 2 titik secara lurus.
 Kumpulan titik – titik yang berderet lurus. Batang dan ranting pohon kering bagaikan garis – garis zig zag
 Suatu titik yang diproses menjadi sesuatu yang mempunyai yang bebas tidak beraturan (Gambar 1).
panjang, kedudukan, dan arah. Outline dari batu ini menunjukan aris bentuk alam yang tidak
beraturan (Gambar 2).
Gambar yang menunjukan tarikan “garis” atau “bentuk” garis
yang begitu bebas, tidak terikat pada kaidah “bentuk”.

2. Garis Jadian-Geometris
Yaitu garis yang terbentuk melalui suatu proses dan alat.
Apabila kedua ujungnya ditautkan, akan tercipta raut yang
secara geometris membentuk sebuah bidang.

Bentuk garis terdiri dari tiga macam, yaitu garis organis, garis
jadian-geometris, dan garis batas.

1. Garis Organis
Disebut demikian karena bentuk garis tersebut mengadopsi
Semenjak zaman Yunani, hanya ada tiga bentuk dasar utama
bentuk – bentuk garis yang terdapat di alam. Garis – garis
geometri, yaitu bujur sangkar (1), segitiga sama sisi (2), dan
organis memiliki bentuk yang lebih bebas.
lingkaran (3).
3. Garis Batas
Yaris yang terbentuk karena ada dua bidang atau permukaan
yang warna atau nada warnanya berbeda atau pertemuan dua
permukaan yang berbeda kedudukannya.
Pertemuan antara masing – masing bidang warna tampak
sebagai garis batas.
Ketiga bentuk garis tersebut dapat digolongkan lagi menjadi
3. Garis sebagai kaligrafi, yaitu keidahan garis yang
empat bentuk, yaitu garis outline, garis kontur, garis kaligrafi,
berbasis pada huruf Arab. Pengertian keindahan ini
dan garis ekspresif.
berkembang pada huruf – huruf latin, cina, dan lain – lain.
1. Garis sebagai outline, yaitu siluet atau garis pinggir
gambar bayangan dari sebuah benda atau manusia.

4. Garis ekspresif, yaitu garis yang seolah – olah


dicoretkan secara spontan yang mempunyai kesan
gerak dan arah yang dinamis.
2. Garis sebagai kontur, yaitu garis yang menghubungkan
titik – titik yang mempunyai ketinggian yang sama pada
suatu area landscape.
Dalam prosesnya garis dapat berubah ubah bentukmy asecara
bertahap, yang disebut gradasi bentuk.

Berikut adalah contoh untuk garis lurus yang berubah menjadi


lengkung.

Di dalam perancangan atau desain, garis dapat berpengaruh


Lukisan dengan judul “Le Zoo” oleh Mria Helena Da Silva. terhadap suasana batin manusia sejalan dengan unsur rupa
Susunan garis dalam lukisan terasa penuh denga kesan gerak lainnya (misalnya warn adan bidang). Hal ini dapat
dan irama yang dinamis yang ditampilkan dengan posisi tegak, menyimbolkan ungkapan emosi manusia yang telah dialaminya
rebah, miring kiri, dan miring kanan, panjang, pendek, dan di alam. Dengan penyesuaian terhadap warna maka simbol
menyatu. ekspresi garis adalah sebagai berikut.

 Garis tegak membengkok, memberi sugesti sedih, lesuh,


Garis juga memiliki karakter yakni, garis lurus, lengkung, dan
dan duka.
zig – zag.

 Olakan olakan ke atas (upward swirls), memberi sugesti


aspirasi kekuatan spiritual dan semangat yang menyala,
hasrat yang keras dan berkoar koar.
 Air terjun, memberi sugesti gaya berat, penurunan
berirama.

 Horizontal berirama,
ketenangan yang menyenangkan.

 Lengkung lengkung yang memusat, memberi sugesti


perluasan ke atas, gerakan yang mengembang,
kegembiraan.
 Pancaran ke atas memberi sugesti pertumbuhan,
spontanitas, idealisme.

 Perspektif yang melenyap, memberi sugesti adanya jarak,  Garis horizontal memberi sugesti ketenangan, serta respons
kejauhan, kerinduan. pada hal yang tak bergerak.

 Perspektif yang membalik, mengesankan keluasan yang tak


terbatas, pelebaran ruang yang tak terhalang, kebebasan
 Garis vertical memberi sugesti stabilitas, kuat dan simple,
mutlak.
mewah.
 Kubah - kubah yang membulat memberi sugesti kuat,
kekukuhan.

 Garis spiral, memberi sugesti kelahiran (genesis), generation


forces

 Diagonal - diagonal memiliki sugesti ketidakstabilan atau


sedang bergerak.

 Gelembung – gelembung yang mengembang memberi


sugesti kegembiraan yang ringan, jiwa yang baik.

 Piramida memberi sugesti stabil, kuat, megah, masif.

 Diagonal yang saling membentuk memberi sugesti konflik,


peperangan, kebencian, kebingungan.
 Lengkung – lengkung gothic, memberi sugesti spiritual up
lift kepercayaan dan harapan religius.

 Garis zigzag memberi sugesti kegairahan jagged animation


(sugesti gerak kilat atau listrik).

 Bengkokkan yang berirama, memberi sugesti lemah,


gemulai, dan keriangan.
 Garis – garis yang memancar (radiation lines) memberi bidang bulatan dan bidang segitiga. Masing – masing
sugesti pemusatan, peletupan, letusan yang tiba – tiba. mempunyai karakteristik yang berbeda khususnya yang
berkaitan dengan hubungan antara titik singgung dan garis
bidang terhadap bidang yang lainnya. Untuk menghasilakn
hubungan yang logis dan serasi antara hubungan beberapa
bidang tersebut. Semenjak penglihatan kita tentang raut dari
bidang didistorsikan oleh perspektif maka kita dapat melihat
1.3. BIDANG
raut yang sesungguhnya dari bidang bila kita memandangnya
Beberapa garis berbeda arah dan saling berpotongan akan
secara frontal (tepat dari depan). Bidang juga dapat berubah
membentuk bidang atau pola pattern. Bidang bersifat dua
tampilannya secara bergradasi. Lihatlah skema dibawah ini.
dimensi atau bermatra dua, karena tidak memiliki kedalaman
(deph). Namun, bidang memiliki ukuran atau luasan.

 Bidang yang berdekatan seperti 1 dan 2 adalah mirip.


KARAKTERISTIK BIDANG  Bidang yang berhadapan seperti 1 dan 6 adalah kontras.

Beberapa pengembangan bentuk bidang dari bidang dasar


antara lain : bidang bujur sangkar, bidang persegi panjang,
 Bidang bujur menjadi bidang lambung (bidang samping
kiri) dan bidang lambung (bidang samping kanan).

Seluruh bidang bergabung membentuk kubus. Perhatikan


kubus di bawah ini.

Tiap arah dapat dibuat bidang papar yang terdiri atas 3


bentuk, yakni :

 Bidang Lintang (vertical plane), bidang tegak yang sejajar


dengan dada manusia.
 Bidang Jelar (horizontal plane), bidang yang
1. Bidang muka 4. Bidang telapak
kedudukannya mendatar.
2. Bidang pungkur 5. Bidang lambung kiri
 Bidang Bujur (tranverse plane), bidang yang memanjang
3. Bidang telapak 6. Bidang lambung kanan
ke belakang.

Dengan mengandakan bidang a, b, dan c tersebut akan


didapatkan bidang bidang baru sebagai berikut : 1.4. MASA/RUANG
Ruang adalah konsep yang telah menjadi perhatian banyak
 Bidang lintang menjadi bidang muka dan bidang pungkur
filsuf dan ilmuwan sepanjang sejarah manusia. Istilah ini
(belakang).
digunakan secara berbeda dalam berbagai bidang kajian,
 Bidang jelar menjadi bidang sutuh (top plane, bidang
seperti filsafat, matematika, astronomi, psikologi, dll, sehingga
atas/bidang atap) dan bidang telapak (sisi bawah sebuah
sulit untuk memberikan suatu definisi universal yang jelas dan
benda).
tidak kontroversial tanpa memandang konteks yang sesuai.
Terdapat pula ketidaksepahaman mengenai apakah ruang itu yang berfokus pada lokasi dan distribusi keruangan, serta cara
sendiri dapat diukur atau merupakan baSgian dari sistem orang mengatur dan mengelola ruang yang ditinggali.
pengukuran. Ilmu sendiri menganggap bahwa ruang adalah
suatu satuan fundamental, yaitu suatu satuan yang tak dapat
didefinisikan oleh satuan lain.

Definisi ruang biasanya lebih bersifat spasial saja, sementara


kenyataannya ruang tersebut terintegrasi secara erat dengan
sekelompok manusia dengan segala kegiatannya dalam kurun
waktu tertentu, dalam kajian arsitektur lingkungan dan
perilaku, istilah seting cenderung lebih banyak digunakan.
Istilah seting lebih memberikan penekanan pada unsur
kegiatan manusia yang tidak tampak jelas pada istilah ruang.
1.5. TEKSTUR
Dalam Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa Tekstur adalah titik – titik kasar yang atau halus yang tidak
Keruangan (1981), Nursid Sumaatmadja menjabarkan definisi teratur pada suatu permukaan. Titik – titik ini dapat berbeda
ruang. Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara dalam ukuran, warna, bentuk atau sifat dan karakternya.
keseluruhan maupun hanya sebagian yang digunakan makhluk Seperti misalnya ukuran besar kecil, warna terang gelap,
hidup untuk tinggal. Ruang juga dapat diartikan sebagai bentuk bulat, persegi atau tidak beraturan sama sekali dan lain
wadah dari semua aktivitas manusia, hewan, tumbuhan yang – lain. Suatu tekstur yang susunannya agak teratur, maka
ada di permukaan bumi. Ruang tidak hanya sebatas udara dapat disebut sebagai corak (PATTERN). Teksur menurut
yang bersentuhan dengan permukaan bumi. Tapi juga lapisan bentuknya dibagi menjadi 2, yaitu :
atmosfer terbawah yang memengaruhi permukaan bumi.
1. Tekstur Primer
Ruang juga mencakup perairan yang terdapat di permukaan
Yaitu tekstur yang terdapat pada bahana yang hanya dapat
bumi yaitu laut, sungai, danau, ataupun yang ada di bawah
dilihat dari jarak dekat.
permukaan bumi (air tanah) sampai ke kedalaman tertentu.
2. Tekstur Sekunder
Dikutip dari Education Standards, konsep ruang adalah konsep
Yaitu tekstur yang dibuat dalam skala tertentu untuk Fungsi tekstur adalah memberikan kesan pada persepsi
memberikan kesan visual yang proposional dari jarak jauh. manusia melalui penglihatan visual, seperti misalnya pada
suatu bidang rata yang mempunyai perbedaan warna, maka
SEBAGAI CONTOH warn ayang gelap terlihat sebagai bayangan warna yang
Sebidang dinding terdiri dari unit - unit beton cetak yang terang sehingga timbul kesan seolah olah bidang tersebut
mempunyai corak tekstur. tidak rata.
Unit – unit beton cetak ini disusun sehingga membentuk suatu
1.6. WARNA
pola, pada sambungan unit – unit tersebut digunakan bahan
Warna dalam arsiekur digunakan untuk menekankan atau
yang lain seperti misalnya logam. Bila dinding dilihat dari
memperjelas karakter suatu objek, memberikan aksen pada
dekat, maka akan terlihat suatu corak tekstur dari unit – unit
bentuk dan bahannya.
beton cetak itu sendiri, sedangkan juka dilihat dari jarak jauh
akan terlihat tekstur yang baru yaitu sambungan – sambungan ASPEK DALAM WARNA :

unit beton cetak yang mempunyai corak tersendiri. (gambar 1. Warna ditinjau dari aspek fisika
1). Hal itu dapat menghindarkan kesan monoton pada dinding
Cahaya matahari melalui sebuah prisma akan terurai sehingga
bangunan yang mempunyai bidang luas bila diihat dari jarak
menjadi sebuah spectrum cahaya yang masing – masing
jauh.
mempunyai kekuatan gelombang yang sampai pada mata kita
Perbedaan tekstur lantai dapat digunakan untuk menunjukkan
sehingga kita melihat warna.
arah sirkulasi dan dapat membedakan antara ruang gerak dan
ruang statis. (gambar 2). 2. Warna ditinjau dari aspek fisiologi atau fal
Didalam aspek ini yang diperhatikan adalah efek rangsangan
cahaya pada mekanisme mata.
TEORI WARNA :
Dalam teori warna antara lain kita mengenal adanya dua
macam system yang umunya digunakan dalam pelaksanaan
menyusun warna, yaitu :
1. Prang color system
2. Munsell color system
Menurut teori Prang secara psikologi warna dapat dibagi
menjadi tiga dimensi yaitu :
1. Hue, semacam temperament mengenal panas/dinginnya
warna.

Selanjutnya Prang juga membagi adanya kelas warna :


1. Primary, merupakan warna utama atau pokok yaitu :
Merah, kuning, biru.

2. Value, Mengenal gelap terangnya warna.

3. Intensity, mengenai cerah dan redupnya warna.


2. Binary (Secondary)
Yaitu warna kedua dan yang terjadi dari golongan antara dua
warna primary, warna tersebut ialah :
merah + biru = violet
merah + kuning = oranye
biru + kuning = hijau
Sedangkan jika menurut Munsell, satu warn aditentukan tiga
komponen yaitu :
1. Hue, menyatakan kualitas warna atau intensitas panjang
gelombang.
2. Value, kesan kemudahan warna.
3. Chroma, penyimpangan terhadap warna putih atau
kejenuhan warna.
Selain itu juga mengenal adanya pencampuran antara warna
murni dengan warna kutub yang disebut dengan :
3. Warna antara atau intermediary
1. Tint
Warna ini adalah warn acampuran dari warna primary dan
Yaitu warna murni dicampur dengan warna putih sehingga
binary, misalnya merah dicampur hijau menjadi merah hijau.
terjadi warna murni.
4. Tertiary (warna ketiga)
2. Shade
Merupakan warna – warna campuran dari dua warna binary,
Yaitu warn amurni dicampur dengan warna hitam sehingga
misalnya violet dicampur dengan hijau dan sebagainya.
terjadi warn atua.
3. Tone
Yaitu warn amurni dicampur dengan warn abu – abu
(percampuran warn aputih dan hitam) sehingga terjadi warna
tanggung.

5. Quanternary
Ialah warna campuran dari dua warna tertiary. Misalnya
semacam hijau violet dicampur dengan oranye hijau, oranye
violet dicampur dengan oranye hijau, hijau oranye dicampur
dengan violet oranye.
Yaitu hanya satu warna sebagai pokok komposisi yang
menghasilakn nada – nada warna, bayangan, dan variasi dari
warna tersebut.

2. Analogus (berurut)
Menggunakan dua warna yang letaknya di dalam lingkaran
HUBUNGAN ANTAR WARNA warna yang berurut dan sama sifatnya.

Komposisi warn atau susunan warna dapat dilakukan dengan


berbagai cara. Yang umum dikenal adalah yang berpokok pada
tiga warna pokok, tetapi ada juga yang berdasarkan empat
warna pokok.

Selain itu, berdasarkan warna – warna pokok tersebut


komposisi warna juga dapat bersifat sebagai berikut :
B. Keselarasan yang tidak berhubungan, artinya
A. Keselarasan yang berhubungan, artinya warna – warna warna – warna tampak selaras/harmonis dan warna – warna
harmonis yang diambil dari warna – warna yang tersebut adalah yang sederajat antara lain :
berhubungan yaitu : 1. Komplementer
1. Monochromatic (satu warna) Yaitu jika yang digunakan sebagai warna pokok adalah dua
warna yang berhadapan posisinya dengan warna primary
yang sifatnya berlawanan. Bilamana kedua warna tersebut Selain memperhatikan sifat dari komposisi/susunan beberapa
berhadapan langsung disebut Direct Complementary, warna tadi ada beberapa prinsip pada susunan warna yang
sedangkan jika letaknya membentuk sudut maka disebut Split harus diperhatikan yaitu :
Complementary.
1. Harmoni, suatu keselarasan warna yang monochromatic
yang diciptakan disekitar hue.
Direct Complementary
2. Kontras, mempunyai susunan warna dari variasi value dan
intensity tertentu.
3. Aksen, warna merupakan variasi susunan warna yang ada.

1.7. CAHAYA
Cahaya merupakan energi yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Baik untuk menerangi ruangan maupun
menjadi sumber keberlangsungan hidup, seperti tanaman yang
Split Complementary
membutuhkan cahaya matahari untuk membuat makanan.
cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat
merambat dalam ruang hampa. Ia berbentuk partikel halus
yang memancar ke semua arah dari sumbernya. Dalam dunia
arsitektur, pencahayaan merupakan hal yang sangat penting.
cahaya yang berasal dari sumber alami ataupun buatan
memerankan fungsi masing-masing dalam bangunan. Berikut
adalah Peran Cahaya Dalam Arsitektur
2. Polychromatic
1. Penerangan umum
Yaitu komposisi yang membutuhkan lebih banyak warna dari
apa yang telah disebut diatas. Biasanya kesan dari komposisi
ini adalah sangat ramai.
2. Penerangan obyek spesifik
Sesuai dengan namanya, fungsi penerangan objek spesifik
adalah untuk menerangi area-area tertentu, atau obyek yang
dianggap menarik.

3. Penerangan ambient
Fungsi penerangan ambient adalah untuk menciptakan
suasana danmood pada ruangan dan untuk mempercantik
ruangan. Fungsi penerangan ambient bisa sekaligus berfungsi
Peran umum cahaya adalah sebagai penerangan umum, yang sebagai penerangan umum.
berfungsi untuk menerangi ruangan sehingga manusia dapat 4. Pembentuk batas ruang
melakukan kegiatan. Cahaya juga dapat membentuk batas ruang yang imajiner.
Walaupun sama-sama berada di ruangan yang sama,
manusia lebih merasa terlindungi ketika berada di tempat
yang terkena cahaya.
Ruang yang terang dapat menjadi pertanda ruang memiliki seperti terpisah pisah tanpa hubungan yang berarti, bahkan
sifat lebih publik dan ramah. Sementara bagian ruang yang bertantangan, hamper tidak dapat disebut sebagai suatu karya
lebih gelap biasanya memiliki kesan lebih privat. seni.
Contohnya bisa dilihat pada restoran, dimana tempat
memesan makanan lebih terang dan tempat duduk/seating
biasanya cahayanya lebih redup.
5. Pemberi sensasi proporsi ruangan -
Dalam dunia arsitektur, cahaya juga mempengaruhi
sensasi seseorang terhadap proporsi ruangan. Dengan Subordinasi
Ruangan terasa lebih kecil jika pencahayaan dalam ruangan jarang sekali ada bangunan yang dapat diorganisir sehingga
minim, dan sebaliknya jika pencahayaannya mempunyai bentuk sederhana seperti bentuk geometris.
maksimal,ruangan bisa terasa lebih besar dari sebelumnya. Biasanya bentuk bangunan lebih rumit. Walaupun demikian,
6. Sumber energi keterpaduan harus tetap ada. Kalau bangunannya terdiri dari
Satu-satunya sumber cahaya yang bisa dimanfaatkan sebagai beberapa unsur, bagaimana cara memaukannya? Jawabannya
sumber energi adalah cahaya matahari. Salah satu adalah dengan subordinasi yaitu mengecilkan unsur – unsur
pemanfaatan cahaya matahari sebagai sumber energi adalah minor untuk menonjolkan unsur yang lebih penting (lihat
melalui panel surya. Panas yang diterima panel surya akan gambar 3.2.). Pada gambar 3.2. Kottwijk stasion radio di
diolah menjadi energi listrik, sehingga listrik tersebut dapat Negeri belanda, kita lihat bagaimana arsiteknya berusaha
digunakan untuk menghasilkan energi lain seperti lampu dan mengurangi kesan berat dan masif dari bangunan sayap
penghangat air. dengan menggunakan jendela sudut untuk memutuskan garis
2. PRINSIP – PRINSIP PERANCANGAN luarya. Perhatikan garis – garis jendela, dinding teras di bawah
2.1. KETERPADUAN (UNITY) dan atas, garis horizontal yang menuju ke pintu bawah,
Asas penting dalam semua karya seni menuntut adanya semuanya bertujuan untuk menonjolkan menara. Perhatikan
keterpaduan. Suatu karya seni yang sedemikian tidak dinding teras atas dan bawah yang dimiringkan menuju ke
sistematis dan rumit sehingga semua bagiannya kelihatan
garis berat di tengah. Terhadap menarah inilah semua unsur
disubordinasikan.

 Dengan perbedaan tinggi

Ada beberapa macam subordinasi :


 Dengan mengorientasikan semua unsur minor kepada unsur
utama (lihat gambar 3.3.) contoh coloseum di Roma, yang Dengan cara ini, yang lebih penting ditonjolkan dengan
unsur utamanya adalah denahnya yang berbentuk oval. bentuk yang lebih utuh, ukuran yang lebih besar atau bentuk
yang lebih tinggi. Unsur – unsur yang kurang penting dibuat
sedemikian rupa sehingga membantu penonjolan unsur yang
labih penting. Maka terjadilah suatu perpaduan yang harmonis
tanpa pertentangan.
- Dengan Dominasi

 Dengan perbedaan ukuran besarnya, (lihat gambar 3.4.) Dominasi adalah kebalikan dari subordinasi. Jika subordinasi
subordinasi yang kurang nyata. berarti mengecilkan unsur - unsur yang kalah penting dari
unsur - unsur yang lebih penting, maka dominasi ialah
membersarkan
atau menonjolkan unsur – unsur yang lebih yang lebih besar
atau lebih penting.

Jika ada suatu bagian bangunan yang paling penting dan di


sisinya ada beberapa unsur bangunan yang kurang penting,
maka bangunan yang paling penting ini harus cukup besar
atau cukup tinggi atau cukup menonjol sehingga dapat
menguasai unsur – unsur lain yang lebih penting. Jika
 Dengan bentuk yang menarik. Kita telah mengetahui bahwa
kuasanya tidakk cukup memadai,maka terjadi pemberontakan
bentuk yang tinggi lebih menarik dari pada yang pendek.
atau tantangan dan keterpaduan tidak tecapai. Besar kecilnya
Bentuk lengkung juga lebih menarik dari pada yang lurus.
“kuasa” merupakan besar kecilnya daya ikat untuk mengikat
unsur – unsur lain menjadi satu.
Dominasi dapat dilakukan dengan :
 Pembingkaian. Pembingkaian dapat dilakukan dengan aksen
kecil berbentuk vertical. Pembingkaian menghentikan mata
pada kedua sisi bingkai dan mengarahkannya ke ruang
pusat yang terletak diantara kedua sisi bingkai. Tiang
pintu, pohon vertical, atau pilar dapat berfungsi sebagai  Dengan menambah unsur – unsur di sisinya yang mirip

bingkai bentuknya dan berukuran lebih kecil. Pada gambar

Pembingkaian selain dapat menunjukkan benda yang dibawah kita lihat bahwa subordinasi dan dominasi dapat

dibingkai, juga dapat menguasai unsur – unsur di menghasilkan keterpaduan yang sama.

sekelilingnya, seperti pintu pada gambar dibawah.


Pembingkaian pintu menguasai seluruh tembok.
 Dengan bentuk – bentuk harmonis. Bentuk – bentuk yang
sama lebih mudah di susun menjadi suatu keterpaduan
yang serasi. Pada gambar di bawah, bentuk jendela yang
sama dengan jaraknya satu sama lain memberikan kesan
keterpaduan yang kuat. Keserasian dalam bentuk dan Masalah keterpaduan memang soal yang memusingkan.
ukuran dapat diterapkan sampai ke detail terkecil pada Perencanaan pada masa sekarang yang menekankan segi
suatu bangunan. fungsional seringkali menghasilkan rencana multifungsi yang
amat rumit. Terjadi banyak unsur dengan ukuran yang kira –
kira sama. Kecendrungan menentukan ukuran jendela
berdasarkan jumlah penerangan yang diperlukan oleh setiap
ruang interior menimbulkan ukuran jendela yang banyak
ragamnya. Juga irama jarak penempatan jendela kadang –
kadang menimbulkan masalah.

Adalah tugas arsitek untuk menyusun komposisi dan mengatur


bangunannya sehingga semua kesulitan tersebut teratasi. Agar
setiap bagian bangunan mempunyai hubungan benuk tertentu
dengan bagian – bagian lain agar pengaruhnya terasa sebagai
satu keterpaduan.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa setiap desain memiliki


bentuk yang bermacam-macam. Namun, bagaimana caranya
agar dapat terlihat harmonis saat disatukan menjadi sebuah
produk desain arsitektur? Saat itulah dibutuhkan prinsip
keterpaduan.

Keterpaduan dalam desain arsitektur merupakan keterpaduan


dari beberapa unsur menjadi satu kesatuan yang utuh dan
serasi. Dalam hal ini, seluruh unsur saling menunjang dan 2.2. KESEIMBANGAN (BALANCE)
membentuk satu kesatuan yang lengkap, tidak berlebihan, dan Keseimbangan ialah suatu nilai pada setiap objek yang daya
juga tidak kurang. tarik visualnya dikedua sisi pusat keseimbangan atau pusat

Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan penerapan daya Tarik adalah seimbang. Ada 2 bentuk keseimbangan yaitu

tema desain. bentuk keseimbangan simetris dan bentuk keseimbangan


asimetris.
Misalnya, Anda memiliki berbagai jenis kursi yang berbeda di
sebuah ruangan. Untuk menerapkan prinsip kesatuan, maka Bentuk Keseimbangan Simetris

dibutuhkan pemberian elemen khusus dengan tema seragam. Keuntungannya, lebih mudah mengaturnya, pusat
Misalnya dengan memberi bantal kursi yang warnanya sama. keseimbangannya selalu di tengah. Kerugiannya, bentuknya

Dengan begitu, komposisi dari beberapa kursi tadi dapat statis dan sederhana, jumlah massa maksimum 3, kalau lebih

terlihat lebih harmonis. bisa kacau. Lebih baik membuat massa yang panjang dari
pada membuat banyak massa dalam keseimbangan simetris.
Bentuk simetris cocok untuk bangunan dengan fungsi yang
sama tetapi terbagi dua. Misalnya tempat permandian umum
untuk pria dan wanita yang harus dipisah. Pada satu bentuk
massa, pusat keseimbangan dari tampak muka biasanya ditonjolkan, karena mata lenih sukar mencari pusat
diutamakan. Tetapi tampak samping biasanya tidak simetris. keseimbangan dibandingkan dengan bentuk simetris.
Disini keseimbagannya lebih dinamis membuat orang terus
Jadi, penekanan yang kuat pada pusat keseimbangan
bergerak ke depan. Biasanya kalau tampak depan simetris
merupakan prinsip pertama dalam keseimbangan informal.
maka tampak belakang juga simetris.
Prinsip kedua ialah prinsip ungkitan. Keseimbangan
Tetapi selain pusat keseimbangan di tampak muka, diperlukan menunjukkan adanya sumbu yang jelas terasa. Keseimbangan
juga pusat keseimbangan bagi pandangan perspektif, terutama dari dua arah dari masa – masa yang berhadapan,
untuk bangunan yang terletak di lapangan luas dan terbuka. menimbulkan sumbu berupa garis.
Pusat keseimbangan perspektif ini dapat ditempatkan pada
titik berat massa bangunan.

Bentuk Keseimbangan Asimetris

Keseimbangan ini lebih rumit, tetapi lebih penting untuk zaman


sekarang. Kita tahu bahwa arsitektur zaman sekarang lebih
mementingan segi fungsi. Perencanaan fungsional sering
menghasilkan rencana asimetris. Para arsitek zaman sekarang
hanya membuat bentuk simetris kalau persyaratan atau
permasalahannya, tampaknya atau batasan lain memaksakan
1. Keseimbangan Formal
bentuk simetris monumental. Walaupun demikian,
Adalah keseimbangan antara dua pihak yang berlawanan, dari
keseimbangan dalam asimetris tetap dituntut sama kuatnya
satu atau lebih unsur yang identik atau unsur yang hampir
seperti dalam bentuk simetris.
sama. Keseimbangan formal kebanyakan bersifat simetris
Dapat dikatakan bahwa keseimbangan formal terjadi kalau ada
Keseimbangan formal dapat dibentuk melalui empat model
daya Tarik keindahan yang sama pada setiap sisi pusat
yang merupakan komposisi dari bentuk dan irama. Komposisi
keseimbangan meskipun bentuknya tidak sama. Dalam bentuk
tersebut bertujuan mencapai keutuhan atau kesatuan di dalam
informal atau asimetris, pusat keseimbangan harus lebih
keseimbangan formal. Berikut ini penjelasan dari keempat
model teersebut dengan menggunakan diagram.
MODEL 1 : Terdiri atas satu bentuk yang berulang, keutuhan
dihasilkan oleh perulangan.

Taj Mahal dilihat dari depan. Aplikasi keseimbangan formal


MODEL 2 : Terdiri atas bentuk kontras, tercapai keutuhan
model 3.
karena salah satu bentuk dominan pada kedua belah pihak
MODEL 4 : Terdiri dari bentuk kontras (berlawanan).
dan (diperkuat oleh) perulangan.
Walaupun seimbang, tidak tercapai keutuhan karena tidak
adanya faktor dominan pada salah satu bentuk.

MODEL 3 : Terdiri dari bentuk kontras. Tercapainya keutuhan


karena salah satu bentuknya dominan yang di tengah.
2. Keseimbangan Informal
Adalah keseimbangan antara dua atau lebih unsur yang tidak
sama (kontras) pada sebuah komposisi. Keseimbangan
informal pasti bersifat asimetris. Kesan yang dihasilkan adalah
dinamis.
Keseimbangan informal dapat dibentuk oleh tiga alterfnatif
model komposisi. Berikut ini penjelasan masing – masing
model bserta diagramnya.
MODEL 1 : Keseimbangan dari variasi bentuk. Terjadi 2.3. PROPORSI (PROPORTION)
ekutuhan karena ada salah satu unsur yang dominan. Dapat Proporsi adalah hubungan antara suatu objek tunggal atau
dikatakan juga, keutuhan terjadi karena salah satu varian susunan kimposisi yang menyangkut perbandingan antara
bentuk tersebut dominan dalam ukuran. tinggi dan lebarnya atau ukjran dari salah satu bagian dari
bagian keseluruhan.

MODEL 2 : Terdiri dari bentuk kontras. Terjadi keutuhan


unsurnya kontars, tetapi salah satunya lebih kuat.

Biasanya perancang mempunyai beberapa piihan dalam


menentukan proporsi suatu hal, diantaraanya :
MODEL 3 : Terdiri dari bentuk kontras yang diulang. Terjadi
 Berdasarkan sifat materialnya.
keutuhan karena adanya dominan pada salah satu bentuk
 Berdasarkan elemen – elemen bangunan bereaksi terhadap
yang diperkuat oleh perulangan.
gaya – gaya.
 Berdasarkan bagaimana sesuatu itu dibuat.

SISTEM PROPORSI

Suatu sistem rasio membentuk suatu hubungan visual yang


konsisten antara bagian – bagian bangunan seperti halnya
3. Keseimbangan Radial
antara komponen – komponen bangunan dan bangunan
Di dalam keseimbangan ini, susunan dari semua bentuk atau
secara menyeluruh.
unsur desain memusat pada satu titik pusat.
Sistem tersebut dapat memberikan kesan penataan atau
meningkatkan kontinuitas serangkaian ruang – ruang. Selain
itu dapat membangun hubungan antara unsur – unsur
eksterior dan interior dari suatu bangunan.

2.4. SKALA (SCALE)


Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara
elemen bangunan ataum ruang dengan suatu elemen tertentu
yang ukurannya sesuai bagi manusia. Ada 2 macam skala yaitu
skala manusia dan skala generic.
 Skala perkotaan
Pada lingkungan perkotaan terdapat beberapa macam skala : Merupakan skala ruang yang dikaitkan dengan kota serta

 Skala intim lingkungan manusianya, sehingga manusia merasa memiliki

Merupakan skala ruang yang kecil sehingga memberikan rasa atau kerasan pada lingkungan tersebut.

perlindungan bagi manusia yang berada di dalamnya. Plasa kota merupakan suatu contoh yang jelas. Ukuran Plasa

Pengertian kecil bukan berarti dikecilkan hingga menjadi kerdil. sebaiknya minimum sama dengan bangunan utama dari plasa

Sebagai contoh, sebuah taman pada bangunan rumah tinggal tersebut, sedangkan maksimum sebaiknya dua kali bangunan

cenderung untuk membentuk ruang intim. utama. Plasa yang besar dan dikelilingi oleh bangunan kecil

Pada ruang intim ini hampir seluruh detail elemen perkerasan menjadi tidak sesuai skalanya, demikian pula halnya bila

atau tanaman akan terlihat jelas. Bentuk, tekstur, warna, dan sebuah objek menara tinggi di antara rumah- rumah kecil.

aroma perlu menjadi pertimbangan perancangan dalam


menerapkan skala ruang kecil. Biasanya untuk skala ruang
kecil keintiman akan timbul karena gerak manusia sangat
terbatas.
 Skala menakutkan
Pada skala ini objek bangunan mempunyai ketinggian yang
berada jauh di atas skala ukuran manusia. Hal ini akan terasa
bila kita berjalan di antara bangunan tinggi dengan jarak antar
bangunan yang berdekatan.

 Skala monumental
Merupakan skala ruang yang besar dengan suatu objek yang
mempunyai nilai tertentu sehingga manusia akan merasakan
keagungan dari ruang tersebut. Manusia akan terangkat
perasaan spiritualnya dan terkesan pada keagungan yang
dirasakannya. Tugu Monumen Nasional merupakan suatu
contoh yang jelas pada penggunaan skala monumental.

Skala dalam hubungannya dengan peta :

 Skala angka
Dalam hal ini perbandingan jarak pada peta dengan jarak
sebenarnya dinyatakan dalam bentuk angka atau pecahan
yang sederhana.
Contoh : 1 : 50.000
1 cm di peta = 50.000 di medan
2.5. IRAMA (RHYTHM)
Irama dalam seni visual adalah “pengulangan ciri secara
sistematis dari unsur – unsur yang mempunyai hubungan yang
dikenal”. Dalam asrsitektur yang dimaksud dengan
pengulangan ialah pengulangan unsur – unsur dalam
perancangan bangunan, seperti bentuk garis - garis lurus,
lengkung, bentuk massif, perbedaan warna, kolom-kolom,
volume interior, masa, dan garis, jarak unsur – unsur yang
sama atau mirip, jenis – jenis pembukaan.

Penentuan irama juga dapat diperoleh melalui 4 (empat) cara,


di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Pengulangan, yang dapat berupa garis, tekstur (misal:


kasar, halus, kayu, batu), bentuk (misal: jendela, pintu,
 Skala inch kolom), dan warna

Jenis skala ini sering dipakai terutama dalam peta topografi 2. Gradasi/perubahan bertahap, yang dapat berupa dimensi,

dari Amerika atau negara – negara lain yang menggunakan warna, dan bentuk

satuan panjang yang bukan metric. 3. Oposisi, yang dapat berupa pertemuan garis pada sudut

1 Inch : 4 mile 1 Inch di peta = 4 mile di medan. siku-siku. Misalnya dalam daun pintu, lemari, dan dinding

1 cm : 5 km 1 cm di peta = 5 km di medan. 4. Transisi, yang dapat berupa perubahan pada garis-garis


lengkung

 Skala grafik 5. Radial, yaitu irama yang beradiasi pada sumbu sentral

Skala ini ditunjukan oleh garis lurus yang diagi dalam bagian –
bagian yang sama dimana tiap bagian menunjukkan kesatuan
panjang yang sama.
Contoh penerapan irama dalam desain arsitektur ini adalah 2. Irama Progresif
bangunan The Roman Colosseum. Bangunan yang cukup Ini lebih rumit. Tidak ada bentuk atau jarak yang sama yang
terkenal dan bersejarah di Roma, Italia ini memiliki irama yang diulang. Semuanya berubah, tetapi perubahan yang teratur,
cukup indah dan unik dalam arsitektur. Bangunan yang sedemikian sehingga bentuk yang satu mirip denan bentuk
dirancang untuk menampung 50.000 orang penonton yang lain.
pertunjukan gladiator ini berbentuk lengkungan struktur arch
berulang. Meskipun terbilang desain yang klasik, desain arsitek
The Roman Colosseum tak lekang oleh waktu.

3. Irama terbuka dan tertutup


Irama terbuka ialah pengulangan bentuk yang sama dengan
Irama dipakai untuk menghilangkan kesan monoton atau jarak yang sama tanpa menentukan suatu permulaan atau
menghilangkan kesan yang sama dan majemukan. Ada pula pengakhiran.
hal – hal yang membentuk irama, yakni : Sedangkan irama tertutup ialah pengulangan bentuk yang
sama dengan jarak yang sama dan dengan pemberian awalan
1. Penulangan
serta akhiran.
Penulangan tetap dan pasti
Penulangan dengan perubahan
4. Klimaks Adapun tujuan penerapan prinsip komposisi dalam desain
Irama yang panjang disamping memerlukan pembukaan dan arsitektur adalah untuk membawa seseorang/pengunjung ke
penutupan juga memerlukan klimaks. Dalam irama interior, tempat yang dituju. Untuk itu, pengaturan komposisi harus
klimaks sering merupakan akhir dari perjalanan. diatur sesuai alur dan fungsinya.

2.6. KOMPOSISI (KOMPOSITION) Contoh penerapan komposisi dalam desain arsitektur yang
Komposisi adalah susunan unsur – unsur rupa yang paling sederhana adalah saat Anda mendesain rumah tinggal.
memancarkan kesan – kesan kesatupaduan, irama dan Umumnya, setiap ruang pada rumah tinggal terbagi ke dalam
keseimbangan dalam suatu karya yang terasa utuh, jelas dan tiga fungsi, yaitu public, private, dan service.
memikat.
Zona public biasanya difungsikan untuk dapat digunakan oleh
pengunjung/orang luar, seperti ruang tamu dan teras.
Sementara zona private adalah area yang difungsikan untuk
keluarga ini, seperti kamar tidur. Dan terakhir zona service
adalah area yang difungsikan untuk kegiatan yang bersifat
perawatan rumah seperti dapur maupun gudang

2.7. PENEKANAN ATAU AKSENTUASI (EMPHASIS)


Penekanan adalah area atau obyek yang menarik perhatian
lebih dominan dari unsur lain. Karya yang memiliki fokus
utama cenderung akan menarik perhatian pemirsa, dengan
paduan unsur lain seperti irama penekanan akan memancing
Komposisi dalam desain arsitektur merupakan penataan
apresiator untuk memperhatikan seluruh unsur karya. Dalam
elemen secara keseluruhan agar alur menjadi lebih nyaman.
karya seni, diperlukan beberapa bagian yang kehadirannya
Komposisi yang baik memiliki perpindahan yang baik tanpa
dimunculkan dengan sangat kuat melebihi yang lainnya. Hal tersebut
perubahan mendadak.
bertujuan untuk menambah daya tarik dalam suatu karya seni.
Penguatan pada bagian tertentu inilah yang biasa kita sebut
aksentuasi. Penjelasan mengenai aksentuasi dijelaskan oleh Contoh aksentuasi melalui ukuran.
Dharsono 2004: 64 sebagai berikut: Desain yang baik Diantara beberapa bidang lingkaran kecil dan sedang,
mempunyai titik berat untuk menarik perhatian atau bisa Terdapat satu lingkaran yang sangat besar
disebut juga point of interest. Ada berbagai cara untuk
menarik perhatian kepada titik berat tersebut, salah satunya
dengan cara melakukan perulangan ukuran serta kontras
antara tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif.
Susunan nenerapa unsur visual atau penggunaan ruang dan
cahaya bisa menghasilkan titik perhatian pada fokus tertentu.
Dengan demikian pengulangan unsur desain dan pengulangan
warna bisa memberi penekanan pada unsur tersebut. Dalam
hal ini, aksentuasi bisa juga dicapai dengan kontras dan
dengan susunan. 28 Jadi aksentuasi adalah penekanan bagian
tertentu pada suatu karya seni baik itu garis, warna, bentuk,
atau tekstur untuk menghasilkan beban visual yang utama
atau point of interest. Selain itu, aksentuasi juga bisa didapat
dengan kontras dan juga susunan elemen-elemen.
2.8. KONTRAS DAN/LARAS 3.1. KESIMPULAN
Apabila kita menggambar suatu objek tiga dimensi amupun
Kontras terjadi sepanjang waktu, meskipun kehadirannya
objek seperti pemandangan alam, interior sebah bangunan dll,
mungkin terabaikan diabaikan. Ada kontras ketika suatu
tentunya memerlukan unsur – unsur dalam perancangan.
bentuk dikelilingi oleh ruang kosong. Sebagian kontras juga
Terdapat beberapa unsur – unsur dasar atau pokok, yakni :
muncul ketika garis lurus bertemu dengan kurva. Ada juga
kontras yang muncul ketika satu bentuk jauh lebih besar Titik, garis, bidang, massa/ruang, tekstur, warna, dan cahaya.
daripada yang lain. Kita mengalami banyak macam asas Hukum atau kaidah ( prinsip – prinsip) perancangan Arsitektur.
kontras dalam kehidupan sehari-hari. Siang kontras dengan Selain unsur – unsur perancangan perlu diperhatikan pula
malam, kursi tua kontras dengan sofa modern, dan hokum/kaidah atau prinsip – prinsip perancangan arsitektur,
sebagainya. yaitu:
Kontras dapat memiliki beberapa level seperti ringan atau Kesatuan, irama/ritme, aksen, keseimbangan, skala, proporsi,
berat, jelas atau kabur, sederhana atau rumit. Bentuk A dan komposisi. Semua usur tersebut sangat diperlukan dalam
mungkin tampak kontras dengan bentuk B, tetapi ketika menggambar atau mengomentari sebuah bangunan tentunya
bentuk C hadir, bisa jadi bentuk A dan B tidak lagi kontras. unsur – unsur tersebut sangat diperlukan. Saya sebagai
Kontras sangat bergantung pada konteks disekitarnya juga. penulis merasa baha asih banyak sekali kekurangan dari
tulisan ini, says sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifak membangun demi keberlangsunagan masa
perkuliahan saya di Program Studi Arsitektur.

DAFTAR PUSTAKA
3. PENUTUP
Arsitur Studio (2022) “Titik, Garis, Bidang, Ruang Dalam
Arsitektur”
Bahan Ajar oleh Ir. Pilipus Jeraman, MT (2022 – 2023)

Eticon, (01 April 2020) “Prinsip Desain Dalam Arsitektur”

IlmuGeografi, ( 22 Januari 2018) “Skala”

Anda mungkin juga menyukai