Kak - Bias 2023 Viks
Kak - Bias 2023 Viks
A. Pendahuluan
Upaya pembinaan anak usia sekolah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia
dalam bidang kesehatan salah satunya yaitu melalui Usaha Kesehatan Anak Sekolah (UKS).
Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi
belajar anak sekolah melalui perilaku hidup bersih dan sehat, menciptakan lingkungan yang
sehat serta meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah. Hal ini memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.
B. Latar Belakang
Tetanus neonatorum, Difteri dan Campak masih merupakan masalah kesehatan di
Indonesia, sebagaimana data tahun 2006 menunjukkan bahwa proporsi penyebab kematian
bayi di Indonesia adalah 28% karena tetanus neonatorum, 30.000 anak setiap tahunnya
meninggal karena Campak serta 1401 kasus difteri tahun 2008-2011.
Attack rate tetanus neonatorum pada bayi dari ibu yang tidak mendapatkan imunisasi
tetanus sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup dan case fatality rate antara 30% sampai 90%.
Kekebalan terhadap penyakit ini hanya diperoleh melalui imunisasi tetanus minimal dua
dosis. Perlindungan jangka panjang diperoleh jika mendapatkan imunisasi tetanus sebanyak 5
dosis (status T5). Untuk mempercepat eliminasi tetanus neonatorum kurang dari 1/1000
kelahiran hidup di tingkat Kabupaten/Kota dalam 1 tahun sesuai ketentuan WHO, diperlukan
upaya pencapaian status T5 bagi semua WUS. Pemberian imunisasi DT dan Td pada anak
sekolah dasar atau sederajat merupakan rangkaian upaya mencapai status T5 bagi setiap
individu.
1
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat infeksius. Tanpa
imunisasi, penyakit ini akan menyerang hampir setiap anak. Komplikasi campak seperti
radang paru (pneumonia), berak–berak (diare), radang telinga (otitis media), dan radang otak
(ensefalitis) terutama pada anak dengan gizi buruk dapat menimbulkan cacat dan kematian.
Indonesia merupakan salah satu negara berpenduduk terbesar di dunia dengan cakupan
imunisasi yang masih di bawah 80%, sehingga Indonesia menjadi negara yang sangat rawan
terhadap penyakit campak, seperti yang ditunjukkan oleh data tahun 2006 bahwa angka
kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian. Kondisi ini menempatkan
Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara prioritas yang diidentifikasi oleh WHO dan
UNICEF untuk melaksanakan akselerasi dan menjaga kesinambungan dari reduksi campak.
Pada tahun 2011-2013, Indonesia tercatat sebagai negara kedua dengan kasus difteri
terbanyak di dunia. Berdasarkan data surveilans, pada tahun 2010 dan 2012 terjadi
peningkatan jumlah kasus difteri yang terjadi di beberapa provinsi di Indonesia yang perlu
disikapi secara cepat dan tepat. Untuk memutus rantai penularan penyakit difteri dilakukan
upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi pada bayi dan dilanjutkan dengan imunisasi
pada anak sekolah dasar kelas 1, 2 dan 5. Pelaksanaan kegiatan BIAS ini dilakukan secara
aman melalui prosedur safe injection yang benar.
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
Memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak terhadap penyakit Campak, Difteri,
dan Tetanus termasuk tetanus neonatorum.
2. Tujuan Khusus
- Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit Campak seumur hidup.
- Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit difteri selama 10 tahun.
- Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit tetanus selama 25 tahun.
D. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor
a. Lintas Program
2
b. Lintas Sektor
1. Persiapan
a. Pendataan sasaran
Pendataan dilakukan setiap awal tahun dengan mendata jumlah siswa yang akan
diimunisasi di kelas 1,2 dan 5 sehingga dapat diketahui jumlah logistik dan vaksin
yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan
b. Koordinasi
Dilaksanakan suatu pertemuan koordinasi dan kesepakatan dalam persiapan kegiatan
dalam pelaksanaan BIAS. Pertemuan koordinasi dilaksanakan dalam rangka
3
sosialisasi dan kesepakatan jadwal pelaksanaan. Penyebaran informasi melalui surat
pemberitahuan satu minggu sebelum pelaksanaan BIAS.
c. Persiapan logistik
- Vaksin.
Jenis vaksin yang perlu disiapkan adalah vaksin Campak dan Rubella (MR), DT,
Td dan vaksin HPV, distribusi dan penggunaannya diatur oleh puskesmas.
- Alat suntik.
Alat suntik yang diperlukan adalah ADS 0,5 ml dan pengoplos vaksin Campak
adalah ADS 5ml
- Safety Box
Adalah kotak tempat pembuangan limbah medis tajam dengan tujuan untuk
keamanan bagi petugas.
Kartu TT/Td seumur hidup adalah alat untuk merekam status imunisasi DPT/HB,
DT/Td dan TT/Td, dipakai untuk membantu petugas dalam menentukan apakah
pemegang kartu memerlukan suntikan dan kapan suntikan tersebut dapat
diberikan.Setiap siswa mendapat kartu TT/Td
2. Pelaksanaan
a. Jadwal Pelaksanaan
Melakukan sosialisasi jadwal pelaksanaan yang telah dikoordinasikan dan disepakati
bersama dengan UPT PAUD dan DIKDAS serta Sekolah Dasar terkait pada tim
pelaksana BIAS. Pelaksanaan BIAS dilaksanakan oleh TIM BIAS ( Jurim , Bidan,
Perawat).
b. Menyiapkan vaksin dan logistik lainnya
Menyiapkan vaksin dan logistiknya sesuai jumlah sasaran, Untuk menjaga vaksin
agar tetap poten, vaksin yang belum dipakai harus disimpan dalam lemari es di
puskesmas atau puskesmas pembantu dengan suhu antara 20 - 80
Untuk membawa vaksin dan pelarut harus memakai vaccine carrier yang berisi 4
buah cool pack / kotak dingin cair.
c. Penyuntikan
- Pastikan bahwa vaksin masih dalam kondisi yang baik (belum kadaluarsa,
VVM A atau B)
4
- Untuk memperlancar penyuntikan serta membantu petugas, sebaiknya anak
memegang kartu TT/Td masing-masing dan duduk menurut nomor urut dalam
register imunisasi, anak dipanggil satu persatu untuk dilayani.
- Pemberian imunisasi dilakukan pada anak bila ada tanda ( ) pada buku
register.
- Tempat penyuntikan adalah lengan atas, sedikit dibawah insertio M.deltoid.
- Bersihkan tempat penyuntikan terlebih dahulu cukup dengan kapas dan air
matang.
- Dosis yang diperlukan untuk vaksin Campak, DT, TT/Td maupun HPV adalah
0,5 ml.
- Vaksin disuntikkan secara intramuskular untuk vaksin DT, Td, HPV dan
secara subkutan untuk vaksin Campak dan Rubella (MR) setelah terlebih
dahulu dilakukan aspirasi untuk memastikan gelembung udara tidak masuk ke
pembuluh darah.
- Untuk mencegah terjadinya abses dingin, vaksin dalam vial yang belum
dibuka agar dihangatkan dengan cara menggenggamnya dan dikocok kuat agar
merata.
- Siapkan Kartu Vaksin untuk siswa yang mendapatkan Imunisasi HPV
- Buang jarum dan semprit ke dalam kotak pembuangan (safety box).
- Sisa vaksin yang telah dibuka tidak dapat disimpan lagi, sedang sisa vaksin
dari lapangan dalam botol yang belum dibuka masih dapat disimpan kembali
di dalam lemari es untuk segera dipakai pada pelayanan berikutnya.
3. Monitoring
Kelanjutan kegiatan BIAS yaitu dengan Sweeping/pelacakan bagi murid yang belum
mendapatkan imunisasi saat pelaksanaan dikarenakan sakit,tidak masuk atau karena
sebab lainya.
Kegiatan lainya adalah yaitu kerjasama dengan guru dan orang tua murid untuk pelaporan
KIPI/Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.
4. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan secara rutin setiap kali setelah melakukan kegiatan yang kemudian
hasilnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan setelah pelaksanaan BIAS yang terakhir
G. Sasaran
5
Sasaran Bias adalah anak sekolah dasar kelas 1 kelas 2 dan kelas 5 yang sehat dan layak
diimunisasi
H. Jadwal Pelaksanaan
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Ambalawi
6
Siti Syafiah, S. Kep
Nip. 197301011993 02 2006