Anda di halaman 1dari 22

KERTAS KERJA DISKUSI KELOMPOK

Angkatan 156

Kelompok 3

Topik 1. Diskusikan apakah UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 11 Tahun 2017
diskusi juncto PP No. 17 Tahun 2020 sudah menjamin birokrasi akan lebih
efisien dan efektif bila dikelola oleh ASN yang rekruitmennya dengan
Sistem Merit!

No Nama Peserta Pendapat yang disampaikan

Kelompok 3a

1 Etik A.Md Ya, sudah menjamin.


Dengan adanya UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No.
11 Tahun 2017 juncto PP No.17 Tahun 2020 yang
didalamnya mengatur tentang managemen ASN
yang diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Dengan sistem merit, perekruitan ASN dilakukan
secara obyektifitas dalam keseluruhan semua
proses. Sistem perekruitan ASN dilakukan dengan
sistem CAT (computer-assisted testing) berbasis
komputer, dimana pelamar bisa langsung melihat
skor setelah selesai mengerjakan langsung
ditempat pelamar mengerjakan soal. Perekruitan
ASN juga dilakukan secara
terbuka,transparan,efektif dan efisien, dimana
saat pengerjaan sampai selesai mengerjakan
masyarakat luas juga bisa melihat hasilnya secara
online dan aktual. Intervensi dan preferensi
personal dapat dikurangi bahkan dapat
dihilangkan dengan sistem ini, sehingga
mendapatkan calon PNS yang berkualitas.
Obyektifitas dilaksanakan pada semua tahapan
dalam pengelolaan SDM baik dalam rekruitmen,
pengangkatan, penempatan, dan promosi. Dan
didasarkan pada kemampuan dan kualifikasi
seseorang dalam atau untuk melaksanakan
pekerjaan dan tidak berdasarkan pertimbangan
subyektif seperti afiliasi politik, etnis, dan gender.
Sehingga dapat menghasilkan ASN yang
kompeten, profesional dan akuntabel.

2 Jarot Sri Wardana A.Md Menurut saya ya, karena adanya UU No.5 Tahun
2014 dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto PP No 17
tahun 2020 yang didalamnya berisi tentang
manajemen ASN, penerimaan ASN dengan
menerapkan sistem merit yaitu dimana calon yang
lulus seleksi benar-benar didasarkan prestasi,
kompetensi, keahlian maupun pengalaman calon
sehingga berorientasi pada talenta terbaik, seleksi
dan promosi berdasarkan kompetisi yang terbuka
adil dengan menyusun perencanaan SDM
aparatur yang berkelanjutan sehingga diharapkan
bisa menghasilkan birokrasi yang lebih efektif dan
efisien.

3 Vivi Astrya A.Md Ya sudah menjamin,


Dengan adanya UU No. 5 tahun 2014 dan PP No.
11 tahun 2017 juncto PP No 17 tahun 2020 yang
didalamnya mengatur Manajemen ASN yang
diselenggarakan dengan sistem Merit menurut
saya sudah menjamin birokrasi lebih efektif dan
efisien.
Karena Sistem Merit menggambarkan
diterapkannya obyektifitas pada semua tahapan
dalam pengelolaan SDM (rekruitmen,
pengangkatan,penempatan dan promosi) . Tidak
berdasarkan afiliasai politik,etnis dan gender,
melainkan lebih mempertimbangkan kemampuan
dan kualifikasi sesorang dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Sehingga dari sistem Merit diharapakan dapat
menghasilkan ASN yang
Profesional,berkompeten dan berkarakter Nilai-
nilai dasar ASN yang akan pada akhirnya dapat
menjamin terselenggarakannya birokarasi yang
efektif dan efisien.

4 Siswanto Bayu Hartono, Untuk menjamin birokrasi yang lebih efektif dan
A.Md efisien berdasarkan UU no 5 Tahun 2014 dan PP
No. 17 Tahun 2020 sebagai perubahan atas PP
No. 11 Tahun 2017 adalah sudah jelas lebih efektif
dan efisien sebagai contoh penerapan sistem
merit pada saat rekruitmen asn. perlu diketahui
kembali sistem merit adalah kebijakan yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja secara adil dan wajar, dengan
menggunakan sistem CAT (Computer Assisted
Test) adalah bagian keadilan dalam sistem merit
serta perubahan reformasi birokrsi yang lebih baik.
5 Lia Husnul Khotimah, UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
A.Md Gz Negara dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto PP No.
17 Tahun 2020 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil yang mana proses rekruitmennya
dengan sistem merit sudah menjamin birokrasi
menjadi lebih efisien dan efektif, karena mulai dari
proses rekruitmen sampai pemberhentian dan
penyelesaian sengketa telah diatur dalam UU dan
PP tersebut.
Sistem Merit merupakan kebijakan dan
Manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan
wajar dengan tanpa membedakan latar belakang.
Penerapan sistem merit dalam manajemen ASN
dapat membangun ASN yang mempunyai
integritas, profesional, dan netral serta bebas dari
intervensi politik, juga bebas dari KKN sehingga
mampu menyelenggarakan pelayanan publik
yang berkualitas bagi masyarakat.

Kesimpulan hasil diskusi kelompok 3a

Hubungan antara birokrasi dan sistem merit yaitu sistem merit melahirkan
pegawai birokrasi yang bekerja atas dasar kemampuan yang dimilikinya, sehingga
apabila sistem merit berjalan dengan baik diharapkan birokrasi juga menjadi efektif
dan efisien

Kelompok 3b

1 Pritti Kusumawati A.Md Ya, sudah menjamin. Dengan diberlakukannya


perekruitmen menggunakan sistem merit
tentunya akan menjamin birokrasi menjadi lebih
efisien dan efektif karena ASN yang mengelola
birokrasi mempunyai keahlian yang
berkompeten dibidangnya. Adanya sistem merit
ini membuka peluang bagi siapa saja untuk bisa
mengikuti seleksi perekruitmen ASN dimana
dalam proses seleksi maupun pengangkatan
dilakukan secara objektif dan transparan
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membeda-bedakan latar belakang politik, ras,
warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin,
status pernikahan, umur atau kondisi kecacatan.
Selain itu, adanya sistem merit ini juga akan
meminimalisir adanya okum-oknum yang
melakukan tindakan KKN (Korupsi, Kolusi,
Nepotisme) sehingga diharapkan dapat
menghasilkan ASN yang professional dalam
artian berkompeten dibidangnya, berintegritas,
berinovasi dengan tetap mengedepankan kode
perilaku, nilai dasar dan kode etik ASN.

2 Iis Nur Ziadatul Fatonah Ya sudah menjamin birokrasi akan menjadi lebih
A.Md efisien dan efektif karena UU No. 5 Tahun 2014
dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto PP No. 17
Tahun 2020 didalamnya mengatur manajeman
ASN yang diselenggarakan berdasarkan sistem
merit yaitu kebijakan manajeman ASN yang
berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan kinerja
secara adil dan wajar tanpa membedakan latar
belakang politik, ras warna kulit, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur atau kondisi
kecacatan.
6 point penting dari sistem merit :
1. Pengorganisasian perencanaan ASN
berdasarkan fungsi organisasi melalui analisis
jabatan, beban kerja, audit kepegawaian yang
sesuai dengan arahan kebijakan nasional.
2. Rekrutmen ASN secara obyektifitas dalam
keseluruhan prosesnya berorientasi pada
talenta terbaik berbasis jabatan dan sertifikasi.
Sistem perekrutan ASN dilakukan dengan
sistem CAT (computer-assisted testing)
berbasis komputer, secara online, terbuka,
transparan, efektif, efisien, aktual.
3. Pengembangan kapasitas dalam mengarungi
kesenjangan kompetensi dengan cara
pelatihan 20 jam/tahun bagi tiap PNS.
4. Penilaian kinerja dengan membentuk tim
penilai kinerja.
5. Promosi dan rotasi menuju PNS yang dinamis
dengan cara tallen mapping (melalui
assesement), career plainning (open
recrutment).
6. Mengapresiasi secara layak dengan
perubahan sistem pensiun dan sistem
kompensasi yang memadai.
Yang paling mendasar dari penerapan sistem
merit adalah konsep pengembangan PNS yang
berintegritas, beretika, berpikir srategis,
berkolaborasi, berkeputusan tegas, berinovasi dan
bekerja secara tuntas dan maksimal.

3 Faiz Ero Wardana A.Ma Ya sudah menjamin. Dengan adanya UU No. 5


PKB Tahun 2014 dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto
PP No. 17 Tahun 2020. Sistem merit merupakan
kebijakan dan managemen yang berdasarkan
pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara
adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal
usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur atau
kondisi kecacatan. Dengan rekruitmen ASN
menggunakan sistem merit, nantinya ASN dapat
mengelola tugasnya dengan efisien dan efektif
karena sesuai dengan bidang serta
kompetensinya tanpa adanya diskriminasi.

4 Defin Merlinesia A.Md UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 11 Tahun 2017
juncto PP No.17 Tahun 2020 mengatur tentang
managemen ASN berdasarkan Sistem Merit.
Sistem Merit adalah managemen ASN
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan
kinerja secara adil dan wajar tanpa membedakan
latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal
usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur atau
kondisi kecacatan.
Sistem Merit ini misalnya proses seleksi dan
promosi pekerja dimana pertimbangan utamanya
adalah kompetensi dan kinerja. Yang namanya
faktor orang dalam yaitu koneksi atau hubungan
politik tidak dapat mempengaruhi karir ASN. Karir
ASN tergantung pada penilaian kinerjanya
sehingga menjunjung prinsip keadilan.
Dimulai dari perekrutan ASN saja saat ini
terkomputerisasi yaitu Sistem CAT (computer-
assisted testing) yaitu model assessment atau
penilaian dimana peserta rekrutmen menjawab
pertanyaan dengan menggunakan komputer dan
sifatnya transparan dan real time bisa langsung
mengetahui berapa score yang diperoleh selain itu
juga dapat dipantau secara online dari seluruh
wilayah Indonesia.
Maka menurut saya birokrasi yang dijalankan oleh
ASN dari sistem Merit ini akan cenderung
menjalankannya secara efektif dan efisien karena
perekrutan saja secara transparan, dan kualifikasi
pendidikan atau kemampuan sesuai tugas
pekerjaanya. ASN dengan Sistem Merit dapat
menjalankan tugas lebih baik daripada ASN yang
menggunakan orang dalam bahkan kualifikasi
pendidikannya saja bisa sangat jauh dari tuntutan.

5 Yanuarsi Listyaningrum Ya sudah sesuai, UU No. 5 Th 2014 dan PP No.


A.Md 11 Th 2017 juncto PP No. 17 Th 2020 yang
mengatur tentang manajemen ASN
diselenggarakan dengan sistem merit, tentunya
bisa menjamin birokrasi lebih efektif dan efisien,
karena sistem merit dapat didefinisikan sebagai
kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi kompetensi dan
kinerja yang diberlakukan secara adil dan wajar
tanpa diskriminasi, dengan tujuan untuk
memastikan jabatan di birokrasi pemerintah
diduduki oleh orang-orang yang profesional,
kompeten dan melaksanakan tugas berdasarkan
nilai dasar, kode etik, dan kode perilaku ASN.

Kesimpulan hasil diskusi kelompok 3b

Sistem merit dapat menjamin birokrasi lebih efiktif dan efisien karena menjunjung
prinsip transparansi dan keadilan sehingga dapat dipastikan jabatan di birokrasi
pemerintahan diduduki oleh orang-orang yang profesional, kompeten dan
melaksanakan tugas berdasarkan nilai-nilai dasar, kode etik dan kode perilaku ASN.
KERTAS KERJA DISKUSI KELOMPOK

Angkatan 156

Kelompok 3

Topik 2. Di dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


diskusi (ASN) dinyatakan bahwa ASN (PNS) memiliki hak dalam
pengembangan kompetensinya (mengikuti pelatihan) sedikitnya
20 JP/tahun. Diskusikan bentuk-bentuk pengembangan
kompetensi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah!

No Nama Peserta Pendapat yang disampaikan

Kelompok 3a

1 Etik A.Md Bentuk-bentuk pengembangan kompetensi yang


dapat dilakukan oleh pemerintah menurut UU
NO 5 Tahun 2014 tentang ASN antara lain
melalui :
a. Jalur Pendidikan
Jenis Pengembangan Kompetensi ini
dilakukan melalui jalur pemberian tugas
belajar pada jenjang pendidikan formal
tertentu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
b. Pelatihan
Jenis Pengembangan Kompetensi ini
terdiri atas:
1) Pelatihan Klasikal
Jenis pelatihan ini merupakan proses
pembelajaran tatap
muka di dalam kelas dengan mengacu
kurikulum dan
dilaksanakan melalui jalur :
a) pelatihan
kepemimpinan/struktural/manajerial;
b) pelatihan untuk tujuan tertentu di
tingkat nasional;
c) pelatihan teknis;
d) pelatihan fungsional;
e) pelatihan terkait kompetensi sosial
kultural;
f) seminar atau konferensi;
g) workshop atau lokakarya;
h) sarasehan;
i) kursus;
j) penataran;
k) bimbingan teknis;
l) sosialisasi; dan
m) jalur lain yang memenuhi ketentuan
pelatihan klasikal.
2) Pelatihan Nonklasikal
Jenis pelatihan ini merupakan proses
praktik kerja dan/atau
pembelajaran di luar kelas dan
dilaksanakan melalui jalur:
a) pertukaran PNS dengan pegawai
swasta;
b) magang/praktik kerja;
c) benchmarking atau study visit;
d) pelatihan jarak jauh;
e) coaching;
f) mentoring;
g) detasering;
h) penugasan terkait program prioritas;
i) e-learning;
j) belajar mandiri/self development;
k) team building; dan
l) jalur lain yang memenuhi ketentuan
pelatihan non klasikal
Dengan pengembangan kompetensi tersebut
diharapkan mampu meningkatkan kompetensi
ASN

2 Jarot Sri Wardana A.Md Bentuk-bentuk pengembangan kompetensi yang


dapat dilakukan oleh Pemerintah dan diikuti oleh
ASN (PNS) dalam mengembangkan kompetensi
ASN antara lain pelatihan teknis, pelatihan
manajerial, seminar, konferensi, sarasehan,
workshop, lokakarya, bimtek, kursus.

3 Vivi Astrya A.Md Bentuk-bentuk pengembangan kompetensi yang


dapat dilakukan pemerintah dan dapat diikuti
ASN antara lain
1. Pendidikan (Misal : Ijin Tugas Belajar bagi
ASN untuk peningkatan kompetensi dan
jabatan)
2. Pelatihan (Misal : Pelatihan dari Balai
Pelatihan Provinsi)
3. Seminar (Mendelegasikan ASN mengikuti
seminar untuk perbaharuan dan
perkembangan informasi untuk
diimplementasikan di Instansi)

4 Siswanto Bayu Hartono, Bentuk pengembangan kompetensi pada UU no


A.Md 5 Tahun 2014 antara lain pendidikan dan
pelatihan, seminar, kursus, dan penataran
menurut saya perlu pengembangan kompetensi
yang lain dalam bentuk On the Job training
sehingga asn dapat terjun langsung pada bidang
kompetensi yang ingin dikembangkan

5 Lia Husnul Khotimah, Salah satu hak yang dimiliki oleh PNS yaitu
A.Md Gz pengembangan kompetensi. Pengembangan
kompetensi ini merupakan upaya untuk
meningkatkan karakteristik dan kemampuan
kerja Aparatur Sipil Negara (PNS) melalui
pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan
bidangnya maupun kegiatan lain yang mampu
meningkatkan kemampuan PNS. Bentuk-bentuk
pengembangan kompetensi yang dapat
dilakukan oleh pemerintah yaitu:
a. Pendidikan dan Pelatihan
Pengembangan kompetensi dapat dilakukan
dengan melanjutkan pendidikan formal ke
jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, pelatihan
sesuai bidang juga dapat digunakan untuk
mengembangkan kompentensi PNS.
b. Seminar atau Webinar
Seminar atau webinar merupakan kegiatan
untuk bertujuan untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan terbaru.
Kegiatan seminar dilakukan secara tatap
muka/klasikal, sedangkan webinar dilakukan
secara daring.
c. Inovasi
Melalui inovasi kemampuan PNS dalam
berfikir kritis, kreatif, dan inovatif akan
meningkat. Pengembangan kompetensi
melalui inovasi ini juga bermanfaat untuk
memunculkan ide-ide baru dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Kesimpulan hasil diskusi kelompok 3a

Bentuk pengembangan kompetensi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah menurut


UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) antara lain melalui
pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus dan penataran, Non Klasikal ( e- learning,
pelatihan jarak jauh, magang. Dengan pengembangan kompetensi melalui
pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan bidangnya diharapkan, mampu untuk
meningkat kompetensi ASN.

Kelompok 3b

1 Pritti Kusumawati A.Md Bentuk-bentuk pengembangan kompetensi


yang dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan
UU No. 5 Tahun 2014 diantaranya kompetensi
teknis berupa diklat teknis dan diklat fungsional,
dimana kompetensi ini diukur dari tingkat dan
spesialisasi pendidikan,pelatihan teknis
fungsional, dan pengalaman bekerja secara
teknis. Yang selanjutnya yaitu kompetensi
manajerial dimana dalam kompetensi ini diukur
dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural
atau manajemen dan pengalaman
kepemimpinan misalnya pendidikan dan
pelatihan kepemimpinan (Diklatpim).
Kompetensi berikutnya yaitu kompetensi sosial
kultural yang diukur dari pengalaman kerja
yang berkaitan dengan masyarakat majemuk
dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga
memiliki wawasan kebangsaan misalnya uji
kompetensi, diklat pengembangan nilai-nilai
agama, budaya dan wawasan kebangsaan.
Bentuk pengembangan kompetensi lainnya
dapat berupa pelatihan klasikal diantaranya
seminar/konferensi, workshop atau lokakarya,
kursus, penataran, bimbingan teknis, maupun
sosialisasi. Adapun untuk pelatihan non klasikal
berupa coaching, mentoring, dan e-learning.

2 Iis Nur Ziadatul Fatonah Bentuk pengembangan kompetensi untuk


A.Md mendukung hasil penilaian kinerja dan penilaian
kompetensi PNS :
A. Pengembangan kompetensi klasikal (berupa
pembelajaran kelas) :
1. Pelatihan struktural kepemimpinan,
managerial, teknis, fungsional, dan pelatihan
sosial kultural.
2. Kegiatan sejenis seminar/ konferensi/
sarasehan, workshop, atau lokakarya.
3. Kegiatan terfokus lain seperti kursus,
penataran, bimbingan tehnis dan sosialisasi..
B. Pengembangan kompetensi non klasikal
(pembelajaran praktik kerja/ luar kelas) :
1. Coaching, mentoring, e-learning.
2. Pelatihan jarak jauh dan detasering
(secondment).
3. Pembelajaran alam terbuka (outbond) dan
kegiatan patok banding (benchmarking).
4. Pertukaran antara PNS dengan pegawai
swasta/ BUMN/ BUMD.
5. Kegiatan belajar lain seperti belajar mandiri,
komunitas belajar, bimbingan ditempat kerja
dan magang/ praktik kerja.

3 Faiz Ero Wardana A.Ma Jenis bentuk pengembangan kompetensi yang


PKB dapat dilakukan oleh Pemerintah menurut UU
No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN) antara lain melalui pendidikan dan
pelatihan, seminar, kursus dan penataran.
Bentuk diklat tersebut dapat menyesuaikan
dengan perkembangan teknologi yang semakin
maju saat ini. Pengembangan kompetensi dapat
berupa :

1. kompetensi teknis, contoh dari


pengembangan kompetensi teknis sesuai
bidang penguji kendaraan bermotor
adalah diklat teknis kenaikan jenjang
penguji kendaraan bermotor.
2. kompetensi manajerial.
kompetensi sosial kultural.

4 Defin Merlinesia A.Md Dalam menunjang peningkatan kualitas dan


mutu ASN. Saya memberikan pendapat berbagai
bentuk dan contoh pengembangan kompetensi
untuk ASN dari sisi Kompetensi Teknis.
Contohnya pada ASN jabatan
pelaksana/terampil perekam medis (bidang
kesehatan) harus dari tingkat pendidikan D3
rekam medis dan informasi kesehatan yang
terakreditasi minimal B. Nantinya untuk
pengembangan kompetensi diberikan diklat
misalnya in house training mengenai persiapan
akreditasi fasilitas kesehatan sehingga dalam
bidang rekam medis bisa lebih matang
mempersiapkan akreditasi karena wawasan
tentang akreditasi berkembang seiring
berjalannya waktu.
Selain itu perekam medis juga harus update
ilmunya secara mandiri dengan memilih dan
mengikuti seminar atai pelatihan di luar instansi
dalam waktu lima tahun harus memenuhi 25
SKP.

5 Yanuarsi Listyaningrum 1. Bentuk-bentuk pengembangan kompetensi


A.Md ASN sesuai UU No. 5 Th 2014
Pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus,
penataran, pelatihan non klasikal
-Pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) meliputi:
a. Diklat Prajabatan yang menjadi salah satu
syarat pengangkatan CPNS ke PNS,
b. Diklat dalam jabatan yang meliputi: Diklat
kepemimpinan, Diklat fungsional, Diklat
teknis,
c. Latihan pra jabatan dan latihan dalam
jabatan
- Seminar yang merupakan pertemuan
ilmiah untuk meningkatkan kompetensi
terkait peningkatan kinerja yang diberikan
oleh pakar mengenai satu permasalahan
di bidang tertentu.
- Kursus yang merupakan kegiatan
pembelajaran terkait suatu pengetahuan
atau ketrampilan dalam waktu singkat
- Penataran yang merupakan kegiatan
pembelajaran untuk meningkatkan
pengetahuan dan karakter PNS dalam
rangka peningkatan kinerja
- Pelatihan non klasikal yang meliputi
coaching, mentoring, e-learning, pelatihan
jarak jauh detasering, pembelajaran
terbuka, belajar mandiri.

Kesimpulan hasil diskusi kelompok 3b

Bentuk-bentuk pengembangan kompetensi yang dibutuhkan ASN sesuai dengan


UU No. 5 Tahun 2014 mengacu pada kompetensi teknis, kompetensi manajerial,
dan kompetensi social kultural adalah pendidikan dan pelatihan yang berupa diklat
prajabatan, diklat kepemimpinan, diklat fungsional, diklat teknis. Selain itu, seminar,
kursus, penataran dan pelatihan non klasikal yang meliputi coaching, mentoring dan
e-learning
KERTAS KERJA DISKUSI KELOMPOK

Angkatan 156

Kelompok 3

Topik 3. Pengembangan kompetensi ASN dihadapkan dengan perubahan


diskusi global dan pandemi Covid-19 yang mendunia, diskusikan
tambahan kompetensi apa yang dibutuhkan ASN dengan
menggunakan Pelayanan Publik Digital dalam perubahan global
dan pandemi Covid-19!

No Nama Peserta Pendapat yang disampaikan

Kelompok 3a

1 Etik A.Md Kompetensi tambahan yang dibutuhkan ASN


dengan menggunakan Pelayanan Publik Digital
dalam perubahan global dan pandemi Covid-19
antara lain dengan:
1. Merubah Mindset, berpikir bahwa pelayanan
publik tidak harus bertemu langsung secara
fisik melainkan bisa dilakukan dengan
sistem online diikuti dengan perilaku yang
sopan dan mementingkan pelayanan publik.
2. Mampu menguasai teknologi informasi dan
memanfaatkan teknologi secara bijak
3. Pelayanan Publik dengan sistem daring
4. Peningkatan literasi digital dengan mengikuti
zoom meet, workkshop maupun seminar
Penguasaan bahasa-bahasa yang ada dalam
teknologi informasi
2 Jarot Sri Wardana A.Md Komunikasi publik, sosialisasi kepada
masyarakat akan perubahan pelayanan publik
secara global, pengenalan era digital kepada
masyarakat, dan peningkatan kemampuan IT
dari aparat untuk menyambut kebiasaan baru.

3 Vivi Astrya A.Md Kompetensi yang dibutuhkan ASN dengan


menggunakan Pelayanan Publik Digital dalam
perubahan global dan pandemi Covid-19, antara
lain :
1. Penguasaan terhadap perkembangan dan
pemanfaatan teknologi informasi digital yang
dapat menunjang pelayanan.
2. Tetap menjaga dan meningkatan etika
dalam pelayanan digital (misal penyampaian
informasi melalui Aplikasi Whatsapp atau
email).

4 Siswanto Bayu Hartono, Perubahan global dalam pandemi Covid-19


A.Md memaksa kita untuk menyesuaikan diri dengan
kebiasaan baru, tambahan kompetensi yang
dibutuhkan ASN dalam Pelayanan Publik Digital
adalah kemampuan dalam komputasi, IT dan skill
dalam pengelolaan Internet

5 Lia Husnul Khotimah, Pandemi Covid-19 dan perubahan global yang


A.Md Gz ada di Indonesia mengharuskan ASN untuk
dapat melakukan pelayanan publik melalui
tegnologi digital. Oleh karena itu, ASN perlu
mendapatkan tambahan kompetensi agar dapat
beradaptasi dengan dunia digital. Kompetensi
tambahan yang dibutuhkan antara lain:
1. Kemampuan menguasai IT
2. Kemampuan menyelesaikan masalah
dengan cepat
3. Kemampuan publik speaking
4. Kemampuan melakukan pelayanan
dengan menggunakan aplikasi

Kesimpulan hasil diskusi kelompok 3a

Perubahan global dalam pandemi Covid-19 menuntut kita untuk menyesuaikan diri
dengan kebiasaan baru, tambahan kompetensi agar dapat beradaptasi dengan
dunia digital adalah kemampuan dibidang IT dan pemanfaatan teknologi informasi
secara bijak

Kelompok 3b

1 Pritti Kusumawati A.Md Kompetensi yang dibutuhkan ASN untuk


mengikuti perubahan global dimasa pandemi
Covid-19 ini adalah Transformasi digital
dengan diikuti perubahan mindset yang tidak
hanya mengubah layanan publik menjadi serba
online/digital tetapi juga diikuti dengan
perubahan perilaku, Selain itu juga bisa berupa
kompetensi dengan pemanfaatan teknologi
seperti seminar atau workshop melalui aplikasi
zoom, google meet maupun yotube sehingga
dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru
yang serba digital dalam mendukung pekerjaan
secara efektif dan efisien.

2 Iis Nur Ziadatul Fatonah Tambahan kompetensi yang dibutuhkan ASN


A.Md dengan menggunakan pelayanan publik digital
dalam perubahan global dan pandemi Covid-19
antara lain :
1. Meningkatkan literasi digitalnya dalam
mewujudkan digitalisasi pemerintah melalui
pemanfaatan kecerdasan buatan dengan
bersikap lebih terbuka dan mau belajar
tentang tehnologi informasi tetapi tetap
menjaga etika dalam pelayanan digital.
2. Pelatihan peningkatan SDM di bidang digital
melalui dari IT security, IT Strategy,
database oracle, enterprise architecture,
hingga business intelligent and data
analysis.

3 Faiz Ero Wardana A.Ma Dalam menghadapi perubahan global serta


PKB pandemi covid-19 seperti saat ini, kompetensi
yang dibutuhkan ASN guna menunjang
pelaksanaan tugas dikaitkan dengan teknologi
informasi dan pelayanan digital adalah sebagai
berikut :

1. Penguasaan teknologi digital.


2. Pemanfaatan jaringan internet.
3. Pemanfaatan website serta media sosial
guna menunjang pelaksanaan
pelayanan.

4 Defin Merlinesia A.Md Pada era pandemi covid 19 ini, contohnya pada
ASN jabatan pelaksana/terampil perekam medis
memerlukan kompetensi tambahan terkait
Pelayanan Publik Digital yaitu :
1. Penguasaan media komunikasi seperti
whatsapp sebagai sarana untuk pendaftaran
pasien misalnya untuk mengirimkan foto
KTP dan persyaratan lainnya.
2. Penguasaan skill komunikasi digital
maksudnya bagaimana perekam medis
melayani pendaftaran melalui media
komunikasi dengan menjaga etika publik
misalnya menjunjung sopan santun dan
keramahan dalam menghubungi keluarga
pasien dan membalas chat keluarga pasien
yang bertanya mengenai informasi.

5 Yanuarsi Listyaningrum Penyederhanaan birokrasi pemerintah menjadi


A.Md momentum yang tepat untuk mendukung upaya
peningkatan kompetensi dan keahlian ASN,
terutama dalam pemahaman dan penguasaan
teknologi informasi. Terlebih dalam era pandemi
Covid-19 saat ini, ASN semakin dituntut
meningkatkan literasi digitalnya dalam
mewujudkan digitalisasi pemerintahan. Dengan
penguatan dan pemanfaatan tekhnologi
informasi dalam rangka pelaksanaan
transformasi penyelenggaraan pemerintahan,
salah satunya adalah reformasi pelayanan yang
semula dilakukan secara tatap muka
bertransformasi menjadi layanan online.

Kesimpulan hasil diskusi kelompok 3b

Tambahan kompetensi yang dibutuhkan ASN dalam menghadapi perubahan


global di masa pandemi Covid-19 guna menunjang pelaksanaan tugas dikaitkan
dengan teknologi informasi dan pelayanan digital antara lain penguasaan teknologi
digital, pemanfaatan jaringan internet, pemanfaatan website dan media sosial. Salah
satunya adalah reformasi pelayanan yang semula dilakukan secara tatap muka
bertransformasi menjadi layanan online.

Anda mungkin juga menyukai