PERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA
BALAI PEMASYARAKATAN KELAS Il BANDA ACEH
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM ACEH
DENGAN
KEPOLISIAN RESOR KOTA BANDA ACEH
KEJAKSAAN NEGERI BANDA ACEH
PENGADILAN NEGERI/PHITIPIKOR BANDA ACEH KELAS IA
MAHKAMAH SYAR'IYAH BANDA ACEH KELAS IA
MAJELIS ADAT ACEH KOTA BANDA ACEH
SATPOL PP DAN WH KOTA BANDA ACEH.
NOMOR: W1.PAS.24,HM.05.02-510
NOMOR: MOU/O1/II12022
NOMOR: Print-527/L.1.10/Cp-2/03/2022
NOMOR: W1.U1/1317/HM.01.1/112022
NOMOR: W1-A1/690/HM.01.1/3/2022
: 430/53/MAAI2022
001/NK.742/11/2022
TENTANG
PENERAPAN KEADILAN RESTORATIF
BAGI TERSANGKA/TERDAKWA DEWASA,
Pada hari ini Jum’at tanggal Empat Bulan Maret Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua, bertempat
i Banda Aceh, yang bertandatangan dibawah ini4. Baharuddin, S.H
2. Kombes Pol. Joko
Krisdiyanto, $.1.K
3. Edi Ermawan, S.H.,M.H
4, R. Hendral, S.H., MH
5. DR. Muslim, S.H., M.A,
6. Tak. H. Zainun Muhammad
Selaku Kepala Balai Pemasyarakatan Kelas II
Banda Aceh Kantor Wilayah Kementerian Hukum.
dan HAM Aceh, berkedudukan di Jalan Jalan
Laksamana Malahayati No. 06, Desa Baet
Kecamatan Baitussalam Kota Banda Aceh, dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama, Balai
Pemasyarakatan Kelas Il Banda Aceh selanjutnya
disebut sebagai PIHAK |;
‘Selaku Kepala Kepolisian Resor Kota Banda Aceh,
berkedudukan di Jalan Cut Meutia No. 25 Kp. Baru
Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh, dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Kepolisian
Resor Kota Banda Aceh, yang selanjutnya disebut
sebagai PIHAK Il;
Selaku Kepala Kejaksaan Negeri Banda Aceh,
berkedudukan di Jalan Cut Meutia No. 18 Kp. Baru
Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh, dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Kejaksaan
Negeri Banda Aceh, yang selanjutnya disebut
sebagai PIHAK Il;
selaku Ketua Pengadilan Negeri/PHI/TIPIKOR
Banda Aceh, berkedudukan di Jalan Cut Meutia No.
23 Kp. Baru Kecamatan Baiturrahman Kota Banda
‘Aceh, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Pengadilan Negeri Banda Aceh, yang selanjutnya
disebut sebagai PIHAK IV;
selaku Ketua Mahkamah Syariah Banda Aceh,
berkedudukan di Jl, RSUD Meuraxa, Mibo, Kec.
Banda Raya, Kota Banda Aceh, dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Mahkamah Syariah
Banda Aceh, yang selanjutnya disebut sebagai
PIHAK V;
Selaku Ketua Majelis Adat Aceh Kota Banda Aceh,
berkedudukan di Jin. Mulia No. 7 Neusu Aceh Kota
Banda Aceh, dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Majelis Adat Aceh Kota Banda Aceh, yangselanjutnya disebut sebagai PIHAK IV;
7. Ardiansyah, S.STP.,M.Si___:_ selaku Kepala Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh,
berkedudukan di JI. Tgk. Abu Lam U No.7, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh, dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Satpol PP dan WH
Kota Banda Aceh, yang selanjutnya disebut sebagai
PIHAK VIL.
Selanjutnya PIHAK 1, PIHAK Il, PIHAK Ill, PIHAK IV, PIHAK V, PIHAK VI dan PIHAK VIL
secara bersama-sama_disebut PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Bahwa PIHAK | adalah Unit Kerja di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang
berwenang dalam melaksanakan tugas dan fungsi penelitian kemasyarakatan,
pendampingan, pembimbingan dan pengawasan.
. Bahwa PIHAK Il adalah Unit kerja di Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
berwenang dan bertanggungjawab melaksanakan penyidikan,
¢, bahwa PIHAK Ill adalah Unit kerja di Kejaksaan Agung Republik Indonesia yang
berwenang dan bertanggungjawab melaksanakan penuntutan
d._bahwa PIHAK IV adalah Unit kerja di Mahkamah Agung Republik Indonesia yang
berwenang dan bertanggungjawab melaksanakan pemeriksaan dan mengadil di tingkat
Pengadilan.
¢. bahwa PIHAK V adalah Unit kerja di Mahkamah Agung Republik Indonesia yang
berwenang dan bertanggungjawab melaksanakan pemeriksaan di tingkat Pengadilan.
{, bahwa PIHAK VI adalah Unit kerja di Pemerintah Kota Banda Aceh yang berwenang
dan bertanggungjawab melaksanakan peradilan adat
g. bahwa PIHAK VII adalah Unit kerja di Pemerintah Kota Banda Aceh yang berwenang
dan bertanggungjawab melaksanakan penyidikan,
Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981
Nomor 76, Tambahan Lembara Negara Republik indonesia Nomor 3209);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan
Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita;
3. _Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3614);10.
"
12,
13,
14,
15,
16.
17.
18,
19,
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2002 Nomor 2,
‘Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 4168);
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2004 Tentang Kejaksaan
Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67,
Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 4401);
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam RumahTangga (KDRT);
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan
International Convenant on Civil and Political Rights (Konvenan Internasional tentang
Hak-hak Sipil dan Politik):
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua
‘tas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah
Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 3, Tambahan
Indonesia Nomor 4958);
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Lembaran Negara Repu!
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
Peraturan-Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 3283);
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi
dan Bantuan Kepada Saksi dan Korban;
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan
Warga Binaan Pemasyarakatan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor14 Tahun 2005 Tentang Kepaniteraan
Mahkamah Agung Republik Indonesia;
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2010 Tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik indonesia,
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia;
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 tentang
Penyidikan Tindak Pidana:
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Mengadili Perkara
Perempuan Berhadapan Dengan Hukum:20. Peraturan Kejaksaan Republik indonesia Nomor 15 Tahun 2020 tentang Penghentian
Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif;
21. Surat Edaran Kepala Kepolisian Republik indonesia Nomor: SE/8/VII/2018 tentang
Penerapan Keadilan Restoratif (Restoralif Justice) Dalam Penyelesaian Perkara
Pidana.
22, Nota Kesepakatan Bersama Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Jaksa Agung Republik Indonesia,
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 131/KMA/SKB/X/2012, Nomor
M.HH-07,HM.03.02 Tahun 2012, Nomor B/39/K/2012 tanggal 17 Oktober 2012 tentang
Peleksanaan Penerapan Penyesuaian Batasan Tindak Pidena Ringan dan Jumlah
Denda, Acara Pemeriksaan Cepat Serta Penerapan Keadilan Restoratif (Restoratit
Justice).
PARA PIHAK scpakat untuk melakukan kerjasama penerapan keadilan restoratif bagi
tersangka/terdakwa dewasa, dengan ketentuan sebagai berikut,
Pasal 1
KETENTUAN UMUM.
1. Keadilan Restoratif (Restorative Justice) adalah penyelesaian perkara tindak pidana
dengan melibatkan pelaku, Korban, keluarga pelaku/Korban, dan pihak lain yang terkait
untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan pemulihan
Kembali pada keadaan semula, dan bukan pembalasan.
2. Peradilan adalah kewenangan suatu lembaga untuk menyelesaikan perkara untuk dan
atas nama hukum demi tegaknya hukum dan keadilan
3. Penelitian Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Litmas adalah kegiatan
Pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara
sistematis dan obyektif dalam rangka penilaian untuk kepentingan pelayanan tahanan,
pembinaan narapidana, dan pembimbingan klien.
4. Pembimbing Kemasyarakatan adalah pejabat fungsional penegak hukum yang
melaksanakan penelitian _kemasyarakatan, pembimbingan, pengawasan dan
pendampingan terhadap Klien di dalam dan di luar proses peradilan pidana.
5. Pembimbingan adalah pemberian tuntutan untuk meningkatkan kualitas, ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan
jasmani dan rohani Klien Pemasyarakatan.
6. Kelompok Masyarakat Peduli Pemasyarakatan yang selanjutnya disingkat Pokmas
Lipas adalah kumpulan Mitra kerja pemasyarakatan yang memiliki kepedulian tinggi dankesediaan berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemasyarakatan, dalam rangka
membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya,
menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana
sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan
dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan
bertanggungjawab.
7. Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan
bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana
8. Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di sidang
pengadilan,
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(1) Maksud Perjanjian Kerjasama ini adalah sebagai pedoman bagi PARA PIHAK dalam
pelaksanaan penerapan keadilan restoratif;
(2) Tujuan Perjanjian Kerjasama ini adalah untuk penata laksanaan penerapan keadilan
restoratif
Pasal 3
RUANG LINGKUP-
Ruang lingkup Perjanjian Kerjasama ini meliputi pelaksanaan keadilan restoratif di tingkat
penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di pengadilan sampai pada proses pembimbingan dan
pengawasan.
Pasal 4
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
(1) PIHAK | mempunyai tugas dan tanggung jawab
@ Melaksanakan Litmas tersangka atau terdakwa dewasa atas permintaan dari
PIHAK Il, PIHAK Il, PIHAK IV, PIHAK V, PIHAK VI atau PIHAK VII;
b. Menyediakan anggota Pokmas untuk mempermudah pelaksanaan keadilan
restoratif yang dilaksanakan oleh pihak ke Il, II IV, V, VI dan VII;
. melaksanakan pendampingan bagi tersangka atau terdakwa dewasa di tingkat
Penyidikan, penuntutan atau pemeriksaan di pengadilan berdasarkan keadilan
restoratif;4
melaksanakan pembimbingan dan pengawasan terhadap tersangka atau
terdakwa dewasa yang mendapatkan putusan pidana alternatif berdasarkan
keadilan restoratif.
(2) PIHAK Il mempunyai tugas dan tanggung jawab :
a.
b.
Menyampaikan permintaan Litmas untuk tersangka dewasa kepada PIHAK |;
Mengundang Pembimbing Kemasyarakatan untuk memberikan bantuan dalam
proses penyelesaian perkara berdasarkan keadilan restoratif;
Mempertimbangkan hasil Litmas tersangka dewasa dalam menerapkan keadilan
restoratif;
Mengirimkan surat penghentian pe
kan tersangka yang diselesaikan
perkaranya berdasarkan keadilan restoratif kepada PIHAK |;
mengirimkan surat pemberitahuan kepada PIHAK | dalam hal upaya keadilan
restoratif tidak berhasil.
(2) PIHAK Ill mempunyai tugas dan tanggung jawab
a
mengundang pembimbing kemasyarakatan untuk memberikan bantuan dalam
proses penyelesaian perkara berdasarkan keadilan restoratif
mempertimbangkan hasil Litmas tersangka dewasa dalam menerapkan keadilan
restoratif:
mengirimkan surat penghentian penuntutan tersangka yang diselesaikan
erkaranya berdasarkan keadilan restoratif kepada PIHAK I dan PIHAK IV;
mengirimkan surat pemberitahuan kepada PIHAK | dalam hal upaya keadilan
restoratif tidak berhasil
(4) PIHAK IV mempunyai tugas dan tanggung jawab :
a.
mengundang pembimbing kemasyarakatan untuk membantu dalam proses
enyelesaian perkara berdasarkan keadilan restoratif;
mengirimkan salinan putusan pengadilan yang perkaranya diputus berdasarkan
keadilan restoratif kepada PIHAK I;
mengirimkan surat pemberitahuan kepada PIHAK | dalam hal upaya keadilan
restoratif tidak berhasil
(5) PIHAK V mempunyai tugas dan tanggung jawab :
a.
mengundang pembimbing kemasyarakatan untuk membantu dalam proses
penyelesaian perkara berdasarkan keadilan restoratif;mengirimkan salinan putusan pengadilan yang perkaranya diputus berdasarkan
keadilan restoratif kepada PIHAK I;
mengirimkan surat pemberitahuan kepada PIHAK | dalam hal upaya keadilan
restoratif tidak berhasil
(6) PIHAK VI mempunyai tugas dan tanggung jawab :
a.
mengundang pembimbing kemasyarakatan untuk membantu dalam proses
penyelesaian perkara berdasarkan keadilan restoratif;
mengirimkan salinan perjanjian perdamaian yang perkaranya dilaksanakan
berdasarken keadilan restoratif kepada PIHAK I;
mengirimkan surat pemberitahuan kepada PIHAK | dalam hal upaya keadilan
restoratif tidak berhasil,
(2) PIHAK VII mempunyai tugas dan tanggung jawab
)
a.
b.
Menyampaikan permintaan Litmas untuk tersangka dewasa kepada PIHAK |;
Mengundang Pembimbing Kemasyarakatan untuk memberikan bantuan dalam
proses penyelesaian perkara berdasarkan keadilan restoratf
Mempertimbangken hasil Litmas tersangka dewasa dalam menerapkan keadilan
restoratif
Mengirimkan surat penghentian penyidikan tersangka yang diselesaikan
perkaranya berdasarkan keadilan restoratif kepada PIHAK |;
mengirimkan surat pemberitahuan kepada PIHAK | dalam hal upaya keadilan
restoratif tidak berhasil
PARA PIHAK mempunyai tugas dan tanggung jawab merancang dan
menyelenggarakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka
pelaksanaan keadilan restoratif bagi tersangka atau terdakwa dewasa
Pasal 5
PEMBIAYAAN
Pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini
dibebankan kepada PARA PIHAK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.Pasal 6
MONITORING DAN EVALUASI
PARA PIHAK melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Perjanjian Kerjasama
ini secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan atau sesuai kebutuhan
yang disepakati PARA PIHAK
Pasal 7
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Apabila terjadi perbedaan pendapat atau kesalahpahaman dalam perjanjian kerja sama ini,
PARA PIHAK sepakat menyelesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat
Pasal 8
JANGKA WAKTU
(1) Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, terhitung mula
tanggal Perjanjian Kerja Sama ini ditandatangani dan dapat diperpanjang atau diakhiri
dengan persetujuan PARA PIHAK;
(2) Dalam hal salah satu PIHAK berkeinginan untuk mengakhiri Perjanjian Kerjasama ini
sebelum berakhimnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka PIHAK
tersebut wajib memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelumnya:
(3) Pengakhiran Perjanjian Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
mempengaruhi hak dan kewajiban masing-masing PIHAK yang harus diselesaikan
terlebih dahulu sebagai akibat pelaksanaan sebelum berakhimya Perjanjian Kerjasama
ini.
Pasal 9
LAIN LAIN
(1) Perjanjian Kerjasama ini dapat berakhir atau batal dengan sendirinya apabila terjaci
a. Perubahan ketentuan perundang-undangan dan/atau perubahan_ kebijakan
pemerintah yang tidak memungkinkan berlangsungnya Perjanjian Kerjasama ini:
b. Keadaan kahar (force majeure) antara lain berupa bencana alam dan keadaan
keamenan yang tidak mengijinkan.(2) Pihak yang terkena keadaan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, walib
memberitahukan kepada Pihak lainnya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah terjadi
erubahan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau perubahan kebijakan
pemerintah,
(3) Hathal yang belum diatur atau belum cukup diatur datam Perjanjian Kerja Sama ini
‘akan diatur berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan secara tertulis
dalam bentuk adendum yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja
Sama ini
Pasal 10
ANTI SUAP DAN ANTI KORUPSI
PARA PIHAK menyatakan bahwa PARA PIHAK mengetahui seluruh peraturan perundang-
undangan anti-suap dan korupsi (" Peraturan mengenai Anti Suap dan Anti Korupsi") dalam
setiap transaksi bisnis dan kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan Perjanjian
Kerjasama jini, dan tidak akan melakukan tindakan apapun yang mungkin melanggar
Peraturan mengenai Anti Suap dan Anti Korupsi
Pasal 11
PENUTUP
Perjanjian Kerja Sama ini dibuat rangkap 7 (tujuh) asli pada kertas bermeterai cukup,
masing-masing tertulis sama, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan setiap pihak
mendapatkan satu rangkap asii
Demikian Perjanjian Kerjasama ini dibuat dengan semangat kerjasama yang baik, untuk
dipatuhi dan dilaksanakan oleh PARA PIHAK.
PIHAK I PIHAK Il
Kepala Balai Pemasyarakatan Kepala Kepolisian
J Kelas.lI Banda Aceh
|e
* Mere
‘TEMPER
weraa612300"
‘Baharuddin, SHPIHAK It PIHAK IV
:Negeri/PHUTIPIKOR
PIHAK V PIHAK VI
ja Mahkamah Syariah Ketua Majelis Adat Aceh
PIHAK Vil
»P dan WH