Anda di halaman 1dari 42

UNIVERSITAS TIDAR

PA N C A S ILA D A L A M

KAJIAN

S EJA RA H
Hendra Hermawan, S.Pd., M.Pd
PA N C A SIL A
KAJIAN SEJARAH
LAMBANG NEGARA
Pancasila Dalam Sejarah

Agama Budha Kerajaan Majapahit Lima Iarangan


5 Dasar Moral Buku Setasoma Dan Keropak (pantangan, wewaler,
Kebaikan Negara kertagama (Empu pamali)
Tantular) Matem artinya membunuh;
Tidak boleh melakukan kekerasan; Malang artinya mencuri;
Tidak boleh mencuri; Madon artinya berzina;
Tidak boleh berjiwa dengki; Madat artinya menghisap
Tidak boleh berbohong; candu;
Tidak boleh mabuk minuman keras. Main artinya berjudi.
Pengertian Pancasila
• Pancasila dalam Pembukaan ini sebagai dasar negara, oleh karena itu istilah
“Pancasila” artinya “Lima-Dasar “, yang dimaksud ialah: “Satu dasar negara yang
tardiri atas lima unsur yang menjadi satu kesatuan Dasar filsafat Negara Republik
Indonesia” yang isinya sebagaimana tertera dalam alinea keempat bagian akhir
Pembukaan UUD 1945.

Oleh karena itu, salah satu alasan kenapa dinamakan Pancasila, karena “nama
Pancasila” sudah populer dikalangan bangsa Indonesia, sehingga mudah diterima
dan diingat.
LAMBANG NEGARA INDONESIA
SIMBOL PANCASILA
Sila Pertama (Bintang)

• Bintang melambangkan sebuah cahaya, seperti cahaya yang


dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia. Lambang bintang juga
diartikan sebagai sebuah cahaya untuk menerangi Dasar Negara yang lima
(Pembukaan UUD ‘45 alinea 4), Sifat Negara yang lima (pembukaan UUD
’45 alinea 2), dan tujuan negara yang lima (Pembukaan UUD ’46 alinea 4).
Sedangkan latar berwarna hitam menunjukkan warna alam dan
mengandung arti bahwa berkat rahmat Allah adalah sumber dari
segalanya.
Sila Kedua (Rantai)
• Rantai melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang
berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk
lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan
yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling
berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan
perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga
menjadi kuat seperti sebuah rantai.
Sila Ketiga (Pohon Beringin)

• Pohon beringin melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan


Indonesia. Pohon beringin melambangkan pohon besar yang bisa
digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh
dibawahnya. Hal ini mewakili Negara Indonesia yang menjadi
tempat berteduh semua rakyat Indonesia. Pohon beringin juga
memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini
mewakili keragaman suku bangsa yang menyatu di Indonesia.
Sila Keempat (Kepala Banteng)

• Kepala banteng melambangkan sila keempat Pancasila,


yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.
Kepala banteng melambangkan tenaga rakyat serta
hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya
musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul
untuk mendiskusikan sesuatu.
Sila Kelima (Padi Dan Kapas)
• Padi dan kapas melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas
dapat mewakili sila kelima, karena padi dan kapas merupakan
kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang,
sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Hal itu sesuai
dengan tujuan utama dari sila kelima.
BEBERAPA PERATURAN TENTANG LAMBANG NEGARA
NKRI

• UUD TAHUN 1945


• PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 1951
TENTANG LAMBANG NEGARA
• PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958
TENTANG PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA
• UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG
BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN
PA N C A SIL A
KAJIAN SEJARAH PRA
KEMERDEKAAN DAN
PASCA KEMERDEKAAN
Pancasila d a l a m Kajian Sejarah P r a
Kemerdekaan

SIDANG BPUPKI PIAGAM JAKARTA SIDANG PPKI


29 Mei - 1 Juni 1945 22 Juni 1945 18 Agustus 1945
Rumusan Pancasila

MUH. YAMIN SOEPOMO SOEKARNO


29 Mei 1945 31 Mei 1945 1 Juni 1945
\
•Sidang BPUPKI pertama
•(29 Mei-1 Juni 1945)

•Sidang BPUPKI kedua


•(10-17 Juli 1945)
Piagam Jakarta, 22 Juni 1945

•“…. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban


menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya menurut dasar Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia
dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”.
•Piagam Jakarta, 22 Juni 1945
•Setuju pencoretan 7 kata
syar’i – … dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya –
dengan syarat diganti dengan
Yang Maha Esa dan diletakan
sebagai sila pertama
Sidang PPKI
18 Agustus 1945
Sidang PPKI, 18 Agustus 1945

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
Masa Perumusan

1. Pancasila sebuah kontrak sosial/kompromi politik #kalangan


nasionalis#
2. Pancasila lebih dari sekedar kontrak sosial, Tapi sebagai
filsafat sosial, weltanschaung (word view) suatu masyarakat
yang terbentuk dari pengalaman bersama dalam batas dan
kondisi lingkungan tertentu yang menghasilkan sistem
sosiokultural, khususnya nilai-nilai yang bersifat spesifik #Ir.
Soekarno#
Masa Percobaan Demokrasi 1949-1959

Perubahan bentuk Negara Kesatuan menjadi Negara Republik


Indonesia Serikat, sesuai kesepakatan Konferensi Meja Bundar, di
Den Haag Belanda
Konstitusi RIS
• “Maka dengan ini kami menyusun kemerdekaan kami
itu dalam suatu Piagam negara yang berbentuk
republik-federasi, berdasarkan pengakuan ke-
Tuhanan Yang Maha Esa, peri kemanusiaan,
kebangsaan, kerakyatan dan keadilan sosial untuk
mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan,
perdamaian dan kemerdekaan dalam masyarakat
negara-hukum Indonesia merdeka yang berdaulat
sempurna”.
• Alinea 3 Pembukaan Konstitusi RIS
UUDS 1950

• “Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami


itu dalam suatu piagam negara yang berbentuk
republik-kesatuan, berdasarkan pengakuan ke-
Tuhanan Yang Maha Esa, Peri Kemanusiaan,
Kebangsaan, Kerakyatan dan keadilan sosial untuk
mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan,
perdamaian dan kemerdekaan dalam masyarakat
negara-hukum Indonesia merdeka yang berdaulat
sempurna”

• Alinea 4 Mukadimah UUDS 1950


Masa Percobaan Demokrasi 1949-1959
DEKRIT PRESIDEN
5 Juli 1959
Isi Dekrit Presiden
1. Pembubaran konstituante.
• 2. Tidak berlakukannya UUDS 1950 dan berlakunya kembali
UUD 1945.
• 3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS)
(DPR, Utusan
• 17 Agustus 1959, Presiden
mengeluarkan Manifesto
Politik
• “Demi revolusi yang
berkesinambungan
dikobarkan kembali
semangat revolusi, keadilan
sosial serta melengkapi
kembali lembaga dan
organisasi negara”
Awal 1960, Manifesto politik digandengkan dengan USDEK (UUD 1945, sosialisme ala Indonesia,
Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia)
Mistifikasi dan Ideologisasi Pancasila di Era Soeharto

 Masa awal berkuasa (1966-an),


Pancasila adalah sebagai dasar
negara dalam satu rangkaian
integratif dengan UUD 1945
 Doktrin melaksanakan Pancasila
secara murni dan konsekuen
• Tahun 1980-an, Pancasila
ditekankan kembali
sebagai dasar negara, juga
mendapat penekanan
ideologis, Pancasila
sebagai ideologi negara –
Pancasila bersifat kaku
dan mutlak
pemaknaannya – .
Orde Reformasi
• Dalam peringatan hari lahir Pancasila, 1 Juni 2006 di UI
1. Pancasila sebagai kontrak sosial
2. Pancasila sebagai ideologi kebangsaan – ciri identitas kultural bangsa, nilai-
nilainya jadi perekat sosial
3. Pancasila sebagai visi bangsa dan negara – cita-cita/harapan yang diraih,
bukan kondisi faktual sekarang
4. Pancasila sebagai konsepsi politik/ideologi negara yang berlaku di ruang
publik/domain publik
Kesepakatan Pancasila dalam era reformasi

1. Tetap menjadikan Pancasila sebagai dasar kehidupan kenegaraan dan


kebangsaan
2. Tidak menjadikan Pancasila sebagai doktrin komprehensif yang mengatasi
atau menolak ideologi lain
3. Tidak menjadikan Pancasila sebagai kebenaran tunggal, mono interpretasi,
dan justifikasi otoritarianisme negara
Kesepakatan Pancasila dalam era reformasi
4. Meletakan Pancasila sebagai dasar negara;
5. Memahami Pancasila sebagai pandangan dunia (wordview) atau visi masa depan
masyarakat Indonesia. – nilai yang dikandung Pancasila memang hidup dalam
masyarakat Indonesia;
6. Meletakan Pancasila sebagai visi bangsa, sebagai konsekuensi Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup masyarakat Indonesia. Keduanya mengadung
visi tetang masa depan yang dicita-citakan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai